You are on page 1of 25

BUKU LOG MAHASISWA

2A. Problem Priority (Identifikasi Masalah)


Semester IV

INTER-PROFESSIONAL EDUCATION 2

“Problem Priority and Intervention”

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR – BALI
2018
INTER-PROFESSIONAL EDUCATION
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

IDENTITAS MAHASISWA

Kelompok : 01
Nama : Dina Monika

NIM : 1602551001

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Semester : IV

Alamat Rumah : JL. dr goris gg tehnik no.1

No. Telephone : 087750004618

Dosen Pembimbing :
Putu Ayu Indrayathi, SE, MPH
No. Telephone : 081339570537
Desa Binaan : Dusun padang sambian, desa padang sambian
Kontak Person : I wayan sukadana
No. Telephone : 081999957114/0853333805021
Tanda tangan :
PETUNJUK UMUM

1. Buku LOG ini dipergunakan untuk merekam proses pembelajaran


dan komunikasi, berkaitan dengan latar belakang sosial budaya
keluarga angkat (KA) dan merekam berbagai informasi untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan timbul-
nya gangguan kesehatan pada masyarakat terutama pada keluarga
angkat (KA). Data dan informasi yang perlu direkam mencakup:
bagaimana proses komunikasi dilakukan, sistem kekerabatan
(sistem sosial) keluarga, persepsi atau nilai kepercayaan keluarga
terkait dengan kesehatan, sikap keluarga dalam menghadapi
gangguan kesehatan, pengalaman keluarga dalam pengobatan dan
persepsi keluarga tetang “sakit” itu sendiri.
2. Buku ini harus diisi setiap saat habis kunjungan dan setelah selesai
diskusi kelompok
3. Setiap kegiatan individu maupun kelompok mengacu kepada tujuan
yang tercantum dalam pedoman PBL
4. Setiap saat setelah selesaI diskusi kelompok, buku LOG ini harus
diserahkan pada dosen pembimbing untuk dilakukan evaluasi dan
kemudian diminta kembali sebelum kunjungan ke keluarga
angkat /masyarakat berikutnnya
5. Mahasiswa yang tidak melakukan kunjungan sesuai jadwal karena
sesuatu hal, dapat menggantinya dengan hari lain, atas ijin dan
kesepakatan dengan keluarga angkat/masyarakat yang dikunjungi
6. Dalam buku ini mencatat, merekam hal-hal yang inti saja dari hasil
wawancara dengan keluarga angkat maupun masyarakat dari
daerah binaan.
GAMBARAN PROFIL DESA BINAAN
(Diambil dari Semester III, yang sudah disempurnakan)

A. GAMBARAN PROFIL DESA TEMPAT PELAKSANAAN PROGRAM IPE

Desa tempat pelaksanaan program IPE dari kelompok 1 adalah lingkungan


padang sambian, Desa Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat, Kabupaten Kota
Denpasar, Provinsi Bali. Dengan batas – batas wilayah adalah adalah sebagai berikut: di
sebelah utara adalah desa pakraman sempidi, di sebelah timur adalah desa pakraman
Denpasar dan desa pakraman ubung, di sebelah selatan adalah desa adalah desa pakraman
Kerobokan dan disebelah barat adalah desa adat Kerobokan, dan desa adat padangluwih.
Desa padang sambian memiliki jumlah penduduk sebesar 35.666 jiwa, dimana
desa padang sambian ini tersebar dalam beberapa banjar yaitu: banjar tegal buah dalem,
banjar merta buana, banjar buana kutu, banjar buana desa, banjar buana agung, banjar
balun, banjar anyar, banjar padang sambian, banjar minggir, banjar pagutan, banjar batu
paras, banjar batukandik, banjar tegal linggah, banjar gunug sari.

B. GAMBARAN PROFIL DUSUN TEMPAT PELAKSANAAN


PROGRAM IPE

Dusun padang sambian merupakan salah satu dusun yang termasuk ke dalam
wilayah desa padang sambian Bersama dengan dusun lainnya. Seara geografi dusun ini
berada di jalan kebo iwa. Kepala dusunnya bernama Bapak I wayan sukadana
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada lingkungan padang sambian,
masyarakat memiliki pekerjaan dan penghasilan yang bervariasi, rata-rata penduduk desa
padang sambian berprofesi sebagai pedagang, pegawai negeri sipil, peternak, ibu Rumah
tangga, dan sebagainya. Secara keseluruhan msyarakat padang sambian hidup harmonis
dan memiliki penghasilan dan digolongkan ke dalam masyarakat dengan perekonomian
kelas menengah.
Beralih pada keadaan kesehatan dari warga tersebut, dapat dikatakan bahwa
keadaan kesehatannya cukup baik. Rata-rata penyakit yang dialami oleh warga adalah
demam, batuk dan pilek. Selain itu warga tersebut juga sudah sadar dan mengerti tentang
pentingnya kesehatan dan melakukan pengobatan di Puskesmas, klinik, maupun praktik
dokter terdekat.
DISKUSI KELOMPOK I
Hari – Tanggal Diskusi : 16 maret 2018

GAMBARAN PERMASALAHAN UMUM DESA BINAAN


Melakukan review kegiatan di Semester III, merencanakan skala prioritas
yang dapat dilakukan secara interprofesional. (Gambarkan permasalahan
keluarga/desa binaan dari sudut pandang masing-masing profesi.
Diskusikan skala prioritas kemungkinan penanganan dari sejumlah
permasalahan yang ada secara kolaborasi, pilih masalah yang paling
mungkin dapat dipecahkan/ditangani/ atau di intervensi secara kolaborasi
pada tingkat individu/masyarakat / desa)

Ada berbagai permasalahan yang ditemukan di masyarakat seperti penyakit yang


menyerang masyarakat dan terkait perilaku hidup bersih sehat. Jenis penyakit yang
dialami oleh masyarakat di lingkungan Padangsambian memiliki tingkat keparahan dan
durasi yang berbeda. Dari hasil survey didapatkan data penyakit yang dialami masyarakat
dalam kurun waktu tiga bulan terakhir adalah flu, demam, gigi berlubang, batu ginjal.
Flu adalah sekumpulan gejala akibat virus yang sering dialami oleh seseorang saat
kelelahan serta dapat pula dipicu oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti
cuaca dingin, pergantian musim serta polusi udara sehingga mudah ditularkan karena
virus ini dapat menyebar melalui udara yang dihirup. Gejala yang sering dialami dapat
berupa radang tenggorokan, pilek, batuk, bersin-bersin, sakit kepala, maupun rasa tidak
nyaman diseluruh tubuh Penyakit selanjutnya adalah demam. Beberapa masyarakat juga
sering mengalami demam, demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada diatas angka
37.50C. Selain itu terdapat juga masyarakat yang mengalami masalah dengan gigi, yaitu
gigi berlubang. Gigi berlubang merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan rusaknya
lapisan pada gigi, yaitu email dan dentin. Dari hasil survey kami juga mendapatkan
masyarakat yang menderita penyakit diabetes. Diabetes merupakan gangguan
metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah yang diakibatkan oleh
berkurang produksi insulin (hormon yang berfungsi mengatur kadar gula dalam darah),
aktifitas insulin yang berkurang, ataupun keduanya (Goldenberg dan Punthakee, 2013).
Batu Ginjal merupakan Batu-batu urine dalam piala ginjal. Lebih sering lagi terdapat di
kandung kencing. Sebab utama dalam pembentukan endapan-endapan batu urine adalah
urine mengandung terlalu banyak garam atau karena garam-garam yang tidak larut atau
larutnya hanya sedikit.) Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan
penurunan fungsional yang seringkali disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak.
Demensia adalah kumpulan penyakit dengan gejala-gejala yang mana mengakibatkan
perubahan pada pasien dalam cara berpikir dan berinteraksi dengan orang lain.
Ada beberapa masalah yang terkait dengan perilaku hidup bersih dari masyarakat.
Beberapa permasalahan tersebut diantara lain kurangnya kesadaran masyarakat untuk
melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan gigi setiap enam bulan sekali, kurangnya
pemeriksaan kanker cervic dini serta sedikitnya keluarga yang memiliki BPJS.
Permasalahan tersebut, setelah didiskusikan menghasilkan pertimbangan sebagai berikut.
Pertama yaitu pemeriksaan kesehatan dan gigi setiap enam bulan sekali adalah
masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan dan gigi pada saat mengalami sakit
sehingga tidak terjadi apa-apa maka masyarakat tidak akan melaksanakan pemeriksaan
kesehatan.

Tgl Paraf Dosen pembimbing


GAMBARAN DEMOGRAFI KELUARGA ANGKAT YANG DIPILIH UNTUK
DITANGANI SECARA KELOMPOK (Boleh lebih dari satu, tergantung
keputusan dalam diskusi kelompok dengan pembimbing, setelah
mempelajari listing masalah dan bila ada perubahan data dalam keluarga)

Nama Kepala KA : I Gusti Putu Yasa


Tanggal Lahir : 09-01-1969
Umur : 49 th
Pendidikan : Serjana Hukum
Pekerjaan : Karyawan swasta
Kasus Yang Dipilih : Diabetes mellitus

Anggota Keluarga – Keluarga Angkat (Data Terbaru)

No Nama Kelami Umur Pendidikan Hubungan KK


n
1 I Gusti Putu Yasa L 49 th Serjana Kepala
hokum keluarga
2 Ni Ketut Yasni P 37 th SLTA Istri
3 Gusti Agung L 22 th SMK Anak
Satria Sastrawan pertama
4 Gusti Gede L 5 th Belum Anak kedua
Agung Wibawa sekolah
5 Gusti Agung Alit L 3 th Belum Anak ketiga
Saputra sekolah

Tgl : Paraf Pembimbning :


KUNJUNGAN LAPANGAN I
Hari – Tanggal Kunjungan : 30 maret 2018

Melihat kemungkinan skala prioritas yang direncanakan bisa dilakukan-


mampu laksana/doability.

Tuliskan gambaran sosial ekonomi keluarga angkat dengan melakukan


langkah-langkah analisis S W O T. Deskripsikan situasi sosial bagaimana
sistem kekerabatan keluarga angkat (KA) dan partisipasi KA dalam
kegiatan kemasyarakatan yang dapat mendukung kegiatan intervensi.

1. Faktor internal
a. Kekuatan (strength)
Keluarga angkat menerima kehadiran dan tujuan kami dengan baik, serta
bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan
intervensi. Klien memiliki keinginan untuk sembuh, serta memiliki sifat
penurut sehingga mampu mengikuti pengobatan sesuai arahan dokter .Selain
itu, keluarga memiliki hubungan baik dan berkomunikasi dengan baik pada
sesama anggota keluarga.
b. Kelemahan (weakness)
Pendidikan terakhir klien sampai S1 Hukum, sedangkan anak pertama hanya
sampai SMK dan anak kedua, ketiga belum sekolah, dan istri hanya sampai
SLTA. Klien bisa membaca dan kondisinya memungkinkan untuk diberikan
informasi secara langsung oleh kami. kemungkinan ketika kami memberikan
informasi kepada anaknya dan istrinya untuk disampaikan ke ayahnya akan
bisa untuk tersampaikannya, karena Pendidikan anak pertama dan istri yang
sampai di SMK, tetapi jika kami memberikan informasi kepada anak kedua
dan ketiga untuk disampaikan kepada ayahnya mungkin tidak bisa untuk
disampaikan dikarenakan anak kedua ketiga belum sekolah.
2. Faktor eksternal
a. Kesempatan (opportunity)
Warga sekitar/tetangga mendukung kegiatan yang kami lakukan terhadap
keluarga bapak gusti putu yasa. Hubungan keluarga dengan tetangganya juga
baik
b. Ancaman (threats)
Beberapa warga menyalah-artikan dan masih ragu dengan kegiatan yang kami
lakukan.
Gambaran denah rumah keluarga angkat (KA) dan deskripsikan
keadaan sosial – ekonomi keluarga angkat secara umum. Apakah
mungkin dapat mendukung kesuksesan jalannya intervensi

Gambaran keadaan sosial keluarga angkat secara umum kami perhatikan dari perilaku
komunikasi antar anggota keluarga.
Keluarga yang kami angkat tinggal dengan keluarga inti saja, hubungan antara anak
dan orang tua dalam keluarga kecil tersebut juga baik, bahkan tidak ada yang
membuat mereka merasa tertekan di rumah. Rumah yang ditempati saat ini
merupakan rumah permanen, ada jendela di setiap ruangan, pencahayaannya juga
cukup terang, dan ruang tidur mendapat sinar matahari. Berdasarkan keadaan sosial
dan ekonomi keluarga tersebut kemungkinan akan dapat mendukung kesuksesan
jalannya intervensi yang akan kami lakukan.

Gambaran denah rumah keluarga angkat (KA):

Kamar tidur Dapur

Ruang keluarga
Kran
air
KUNJUNGAN LAPANGAN II
Hari – Tanggal Kunjungan : 6 april 2018

GAMBARAN TINGKAT “SAKIT – SEHAT” KELUARGA ANGKAT DALAM


KAITANNYA DENGAN PENENGANAN MASALAH (INTERVENSI) YANG AKAN
DITEMPUH

1. Deskripsikan faktor risiko potensial yang dimiliki oleh keluarga angkat


(KA) terkait dengan penyakit-penyakit yang DIDERITA (diskusikan
apakah intervensi memungkinkan untuk dilakukan) atau yang
MUNGKIN AKAN DIDERITANYA (diskusikan apakah intervensi
pencegahan dapat dilakukan).
Faktor risiko potensial yang dimiliki oleh keluarga tersebut terkait dengan
penyakit-penyakit yang diderita atau yang mungkin akan dideritanya adalah
makanan yang sering dikonsumsi (fastfood, low fiber, berminyak), Bapak Gung
Alit yang menderita diabetes mellitus memiliki pola hidup bersih dan sehat yang
sudah diterapkan dengan baik, meskipun ada pula yang belum diterapkan
terutama dalam perawatan gigi semua anggota keluarga. Intervensi yang
memungkinkan untuk dilakukan berupa upaya preventif, yaitu mencegah
komplikasi dengan memberikan edukasi tentang apa saja yang harus dilakukan
untuk menjaga pola hidup sehat dan taat dalam menggunakan pengobatan,
dikarenakan jika bapak gung alit tidak menerapkan pola hidup sehat dan bersih
pada rongga mulutnya dapat menyebabkan terbentuknya komplikasi dari diabetes
mellitus pada rongga mulut salah satunya ialah gingivitis. Gingivitis merupakan
inflamasi pada gusi yang mudah untuk disembuhkan, dimana pada jaringan
ginggiva terlihat kemerah-merahan disertai pembengkakan dan bila disikat
dengan sikat gigi akan berdarah. Gingivitis akan menimbulkan terbentuknya
periodontal pocket disertai adanya resorpsi tulang, sehingga gigi goyang
dan akhirnya tanggal. Sedangkan untuk anaknya diberikan edukasi mengenai pola
hidup bersih dan sehat, termasuk tentang pola makan, menjaga keseimbangan
berat badan serta perawatan gigi.

2. Deskripsikan skala prioritas intervensi yang mungkin dapat dilakukan


dengan mempertimbangkan kompetensi S1 (tidak menutup
kemungkinkan hanya sekedar mediator antara keluarga angkat dengan
instansi pemerintah terkait)
Skala prioritas intervensi yang mungkin dapat kami lakukan dengan
mempertimbangkan kompetensi S1 adalah memberikan edukasi kepada ibu agar tetap
melanjutkan pengobatannya sesuai dengan arahan dokter, tetap menjaga pola makan
dan pengobatan alami yang sudah sering dilakukan, serta mengajak beliau menjaga
kebersihan diri, gigi dan mulut. Selain itu, kita juga perlu memberi edukasi kepada
anak-anaknya terkait pola hidup bersih dan sehat. Sehingga , ini dapat mencegah
terjadinya komplikasi dari obesitas ibu tersebut.

3. Deskripsikan lama intervensi dan indikator-indikator keberhasilan


intervensi, serta cara mengukur dan alat ukur yang akan dipergunakan
untuk mengukur keberhasilan intervensi
Kami akan melakukan intervensi mulai dari perencanaannya selama dua semester
dimulai dari semester IV sampai semester V. Indikator keberhasilan intervensi kami,
yaitu mampu mencegah komplikasi obesitas Kadek Dahlia, mencegah terjadinya
hipertensi dan obesitas pada anaknya yang berisiko, serta keluarga angkat dapat
mengetahui dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat). Kami menggunakan
kuesioner yang terdiri dari pre dan post-test sebagai alat ukur keberhasilan intervensi
yang kami lakukan.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


DISKUSI KELOMPOK II
Hari – Tanggal Diskusi : 13 april 2018

Melaporkan hasil kunjungan 1 dan 2; menyerahkan absen diskusi


kelompok, kunjungan 1 dan 2; menentukan lama intervensi, indikator
keberhasilan intervensi, menentukan alat ukur dan cara ukur);
A. Lama intervensi:
Kegiatan kami mulai dari semester IV sampai V (mulai dari perencanaan sampai pada
kegiatan intervensi).
B. Indikator keberhasilan intervensi kami, yaitu:
1) Indikator dalam proses
Berhubungan dengan pelaksanaan intervensi, baik itu jumlah peserta yang terlibat
disini diharapkan semua anggota kelompok terlibat, maupun ketepatan waktu
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan.
2) Indikator hasil
a) Mampu memahami edukasi yang diberikan mengenai obesitas beserta
komplikasinya demi mencegah keparahan penyakit
b) Keluarga angkat dapat mengetahui dan menerapkan pola hidup bersih dan
sehat (PHBS).
C. Alat ukur:
Kuesioner yang terdiri dari pre dan post-test sebagai alat ukur keberhasilan intervensi
yang kami lakukan.

Catatan hasil diskusi kelompok (dari klarifikasi peran yang dapat


diperoleh, serta catatan-catatan hambatan KOMUNIKASI LINTAS PROFESI
selama proses berlangsung sebagai bahan refleksi).
a. Pembagian tugas/peran:
Dalam pembagian tugas, saya bersama rekan saya mendapatkan peran sebagai tim
penguji pre-test. Hari pertama di semester V, kami akan melakukan tugas sebagai
penguji pre-test beserta evaluasi. Pengujian akan dilaksanakan di rumah keluarga
angkat. Pengujian dilaksanakan dengan lisan (wawancara) atau tulisan (pengisian
kuesioner langsung oleh responden). Setelah pengujian selesai, responden akan
diberikan evaluasi mengenai hasil dari tes yang dilakukan.

b. Catatan hambatan komunikasi lintas profesi:


Sejauh ini masih kurang percaya diri dalam mengemukakan gagasan, dan disiplin
waktu yang kurang baik karena perbedaan jam kuliah
Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :
KUNJUNGAN LAPANGAN III dan IV

Hari – Tanggal Kunjungan : 20 & 27 april 2018


(melakukan uji coba rencana kerja/piloting)

Sebelum kami melakukan kunjungan, kami sempat memberikan edukasi berupa


diabetes dan komplikasi yang muncul akibat diabetes seperti Stroke, Penyakit
kardiovaskular, gingivitis, dan lain sebagainya. Dan untuk kegiatan IPE kedepannya
kami akan melakukan pre test dan post test untuk lebih dalam mengukur tingkat
pengetahuan keluarga mengenai penyakit ini.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


DISKUSI KELOMPOK III
Hari – Tanggal Diskusi : 04 mei 2018

(Membahas hasil kunjungan III dan IV), menyerahkan absen


kunjungan lapangan III dan IV; melaporkan hasil uji coba/pre-test
jika menggunakan metode uji pre-post.

Sebelum kami melakukan kunjungan, kami sempat memberikan edukasi berupa


diabetes dan komplikasi yang muncul akibat diabetes seperti Stroke, Penyakit
kardiovaskular, gingivitis, xerostomia, periodontitis dan lain sebagainya. Dan untuk
kegiatan IPE kedepannya kami akan melakukan pre test dan post test untuk lebih
dalam mengukur tingkat pengetahuan keluarga mengenai penyakit ini.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN
Hari – Tanggal Diskusi :

Membuat laporan akhir beserta naskah untuk presentasi dengan


bimbingan dosen pembimbing (Materi mencakup : Dekripsi masalah yang
dipiih, hasil pre-test, rencana intervensi dan media yang akan digunakan
dalam intervensi)

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


SIMPULAN UMUM DAN REKOMENDASI
(mencakup langkah-langkah intervensi yang akan ditempuh/dilaksanakan
pada semester V, sebaiknya sampai deskripsi What, Where, When, Who
dan How untuk semua intervensi/proyek yang akan dilakukan, yang
mungkin lebih dari satu)

Kami akan melakukan intervensi mulai dari perencanaannya selama dua semester
dimulai dari semester IV sampai semester V. Indikator keberhasilan intervensi kami,
yaitu mampu mencegah komplikasi diabetes bapak gusti putu yasa, mencegah
terjadinya diabetes pada anaknya yang berisiko, serta keluarga angkat dapat
mengetahui dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat). Kami menggunakan
kuesioner yang terdiri dari pre dan post-test sebagai alat ukur keberhasilan intervensi
yang kami lakukan.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :

REFLEKSI TERHADAP KOLABORASI LINTAS PROFESI


(refleksi menceriterakan bagaimana pengalaman yang dirasakan selama
kerjasama mencakup dimensi / aspek-aspek komunikasi, kolaborasi, peran
dan tanggung jawab, manajemen konflik, berbagi ketrampilan dan
pengetahuan, pengambilan keputusan dan respek terhadap teman.
Termasuk perbandingannya dengan semester yang lalu)

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :

REFLEKSI DIRI
Nama Mahasiswa : Dina Monika

NIM : 1602551001

Kelompok : 01

Pembimbing : Putu Ayu Indrayathi, SE, MPH

NO PERNYATAAN REFLEKSI

1 Komunikasi Dengan rekan profesi lain:


Intinya semua masalah diselesaikan dengan mengenal
satu sama lain dan bertemu muka (komunikasi langsung).
Teknologi tetap tidak membantu apabila kesadaran dan
rasa saling memiliki belum tumbuh, sehingga yang perlu
saya perbaiki adalah menciptakan suasana seperti halnya
keluarga, menghargai keputusan bersama, dan
menghargai komentar dari rekan-rekan saya.

Dengan masyarakat:
Masyarakat menerima kedatangan kami dengan baik, dan
mengapresiasi tujuan kami melakukan kunjungan.
Namun, menanyakan masalah yang pribadi seperti stress,
membuat warga tidak nyaman dan takut menyampaikan
yang sebenarnya. Kedepannya, saya perlu memperbaiki
cara bertanya dan membuat warga percaya bahwa saya
tidak akan mencampuri urusan pribadi dan tetap selaras
dengan tujuan program IPE ini.

2 Kolaborasi Pengalaman positif:


Rasa kebersamaan dan kerjasama cukup baik dan
membantu dalam kelancaran tugas.

Pengalaman negatif:
Sejauh ini belum ada, hanya saja disiplin waktu yang
kurang baik.
3 Peran dan tanggungjawab Peran dan tanggungjawab masing-masing profesi tidak
ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Kita
memiliki profesi yang berbeda untuk saling mengisi satu
sama lain, bertukar pikiran, berbagi masalah yang
menimpa masyarakat saat ini terutama masalah
kesehatan, beserta solusinya, agar masalah yang ada
dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien.

4 Manajemen konflik Secara individu masalah dapat saya selesaikan dengan


menenangkan diri terlebih dahulu, berdoa, kemudian
berusaha menemukan solusi sendiri. Dalam kelompok,
maslah lebih dominan diselesaikan dengan komunikasi,
sehingga secara langsung kami dapat saling
menyampaikan argumen terkait masalah dan memilih
solusi yang disetujui bersama.

5 Pengambilan keputusan Keputusan diambil secara musyawarah berkelompok.

6 Berbagi pengetahuan dan Saya sudah berusaha membuka diri dan pikiran untuk
ketrampilan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan. Selain itu
saya memahami jika masing-masing profesi memiliki
pembelajaran yang lebih awal dan lebih mendalam sesuai
kompetensi profesi.

7 Respect Rasa saling menghormati juga sudah saya rasakan dan


terapkan dalam kelompok ini, begitu pula dengan rekan-
rekan yang lain.
EVALUASI

FORM PENILAIAN HASIL PROGRAM

INTER-PROFESSIONAL EDUCATION (IPE-2)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS UDAYANA

IDENTITAS MAHASISWA
Kelompok : 01
Nama : Dina Monika
NIM : 1602551001
Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi
Semester : IV
ASPEK-ASPEK YANG DINILAI : Bobot
Nilai Hasil Sumber
Hasil ujian tertulis : 0.20 Individu
Kinerja mahasiswa : 0.20 Individu
Laporan Buku Log book : 0.10 individu
persentasi Student Project : 0.25 Kelompok
Laporan student project : 0.25 kelompok
Hasil Akhir Dengan Angka : Total Nilai akhir
Hasil Akhir Dengan Huruf : Nilai Dengan Huruf

Mengetahui, Denpasar,

Ketua Dosen Pembimbing

Drs. Supriyadi, MS Putu Ayu Indrayathi, SE, MPH


NIP.19550623 195803 1 002
LEMBAR VERIFIKASI :

Dosen Pembimbing :
Tanggal Verifikasi :
Catatan Dosen Pembimbing :

Menyatakan bahwa mahasiswa yang membuat laporan dalam buku


LOG ini telah *memenuhi / tidak memenuhi persyaratan kelayakan
untuk ujian utama IPE – 2A

Dosen Pembimbing
tanda tangan

*Coret yang tidak perlu

You might also like