You are on page 1of 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Nadia Nur Ro’isul Haakim

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042729366

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4331/Uang dan Perbankan

Kode/Nama UPBJJ : 74/Malang

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Prinsip 5C
a. Character (Watak/Kepribadian)
"Character" atau watak dari para calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan
yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit. Bank sebagai pemberi kredit harus yakin
bahwa calon peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu memegang
teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi utang-utangnya pada waktu yang telah
ditetapkan. Calon peminjam tidak boleh berpredikat: penjudi, pencuri, pemabuk, pemakai
narkoba atau penipu. Pendek kata calon peminjam haruslah mempunyai reputasi yang baik.
Dalam praktiknya untuk sampai kepada pengetahuan bahwa calon peminjam tersebut mempunyai
watak yang baik dan memenuhi syarat sebagai peminjam, tidaklah semudah yang diduga,
terutama untuk peminjam/nasabah debitur yang baru pertama kalinya.
b. Capacity (kemampuan)
Fihak bank harus mengetahui dengan pasti sampai dimana kemampuan menjalankan
usaha calon peminjam. Kemampuan ini sangat penting artinya mengingat bahwa kemampuan
inilah yang menentukan besar kecilnya pendapatan atau penghasilan suatu perusahaan di masa
yang akan datang. Andaikata suatu perusahaan dijalankan oleh orang-orang yang mampu dan
kompeten maka penghasilan perusahaan tersebut diharapkan akan meningkat sehingga
pembayaran kredit pun akan terjamin. Seandainya sebaliknya yaitu calon peminjam tidak mampu
menjalankan usaha dengan baik sehingga penghasilannya menurun, betapapun wataknya atau
katakanlah maksud baiknya untuk membayar cukup menggebu-gebu, tetap saja pembayaran
kredit tidak akan terlaksana karena ketiadaan dana.
c. Capital (Modal)
Azas capital atau modal ini menyangkut banyak dan struktur modal yang telah dimiliki
oleh calon peminjam. Jumlah capital yang dimiliki ini penting untuk diketahui oleh bank untuk
menilai tingkat debt to equity ratio (DER) yang selanjutnya berkaitan dengan tingkat rentabilitas
dan solvabilitas serta jangka waktu pembayaran kembali kredit yang akan diterima. Yang
dimaksud dengan struktur permodalan disini ialah ke"likuid"an modal yang telah ada, misalnya
apakah seluruhnya dalam bentuk uang tunai dan harta lain yang mudah diuangkan (dicairkan)
ataukah sebagian dalam bentuk benda-benda yang sukar diuangkan, misalnya bangunan pabrik
dan sebagainya.
d. Condition of economy (kondisi perekonomian)
Azas kondisi dan situasi ekonomi perlu pula diperhatikan dalam pertimbangan pemberian
kredit terutama dalam hubungannya dengan sektor usaha calon peminjam. Bank harus
mengetahui keadaan ekonomi pada saat tersebut yang berpengaruh dan berkaitan langsung
dengan usaha calon debitur dan calon prospeknya di masa mendatang. Sebagai contoh adakah
peraturan pemerintah yang menghambat atau mendukung marketing (pemasaran) produknya,
misalnya larangan atau dorongan ekspor. Contoh lain yang berkaitan dengan mode, apakah
perusahaan calon peminjam dapat menyesuaikan produk-produknya dengan selera konsumen (up
to date) atau telah ketinggalan jaman (out of mode).)
e. Collateral (Jaminan atau Agunan)
Collateral, jaminan atau agunan yaitu harta benda milik debitur atau fihak ke-3 yang
diikat sebagai agunan andaikata terjadi ketidakmampuan debitur tersebut untuk menyelesaikan
utangnya sesuai dengan perjanjian kredit.
Dalam hal ini jaminan tersebut mempunyai 2 fungsi yaitu, pertama untuk pembayaran
utang seandainya debitur tidak mampu membayar dengan jalan menguangkan/menjual jaminan
tersebut. Sedangkan fungsi kedua, sebagai akibat dari fungsi pertama ialah merupakan salah satu
faktor penentu jumlah kredit yang dapat diberikan. Dalam hal ini, biasanya bank tidak akan
memberikan kredit lebih besar dari jumlah nilai jaminan yang diberikan tersebut, kecuali dalam
hal khusus dan atau program-program kredit khusus.

2. Prinsip 5 P
a. Party (Golongan)
Party, yaitu mencoba menggolongkan calon peminjam ke dalam kelompok tertentu
menurut character, capacity, dan capitalnya dengan jalan penilaian atas ke C tersebut.
b. Purpose (Tujuan)
Purpose ini ialah tujuan penggunaan kredit yang diajukan, tujuan yang sebenarnya (real
purpose) dari kredit tersebut, apakah mempunyai aspek-aspek sosial yang positif dan luas atau
tidak. Bagaimana backward linkage (keterkaitan kehulu) dan forward linkage (keterkaitan ke
hilir). Selanjutnya juga sebagai kreditur bank harus meneliti apakah kreditnya benar-benar
dipergunakan sesuai dengan tujuan semula.
c. Payment (Sumber Pembayaran)
Setelah mengetahui real purpose dari kredit tersebut maka hendaknya diperkirakan dan
dihitung kemungkinan-kemungkinan besarnya pendapatan yang akan dicapai/dihasilkan. Dengan
demikian, bank dapat pula menghitung kemampuan dan kekuatan debitur untuk membayar
kembali kreditnya, sekaligus juga dapat ditentukan cara pembayaran dan jangka waktu
pengembalian kreditnya.
d. Profitability (kemampuan untuk mendapatkan keuntungan)
Profitability disini bukanlah keuntungan yang dicapai oleh debitur semata-mata,
melainkan pula dinilai, dan dihitung keuntungan-keuntungan yang mungkin akan dicapai oleh
bank, andaikata memberikan kredit terhadap debitur tertentu, dibandingkan dengan kalau kepada
debitur lain atau kalau tidak memberi kredit sama sekali. Misalnya, debitur tertentu lebih sering
menggunakan jasa-jasa bank selain kredit, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain.
Sebagai contoh debitur tersebut disamping mengambil kredit, tetapi juga memiliki deposito
berjangka, sering melakukan kiriman-kiriman uang dan sebagainya, itu semua akan memberikan
keuntungan-keuntungan materil dan psikologis tersendiri bagi bank.
e. Protection (Perlindungan)
Proteksi dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap hal-hal yang tidak diduga sebelumnya
maka bank perlu untuk melindungi kredit yang diberikannya antara lain dengan jalan meminta
collateral/jaminan dari debiturnya bahkan mungkin pula baik jaminannya maupun kreditnya
diasuransikan.

3. Prinsip 3 R
a. Return (hasil yang dicapai)
Return, yaitu penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur setelah
dibantu dengan kredit oleh bank. Persoalannya ialah apakah hasil tersebut dapat menutup untuk
pengembalian pinjamannya serta bersamaan dengan itu memungkinkan pula usahanya untuk
berkembang terus atau tidak. Return ini dapat pula diartikan keuntungan yang akan diperoleh
bank apabila memberikan kredit kepada pemohon.
b. Repayment (pembayaran kembali)
Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat
membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment
capacity), dan apakah kredit harus diangsur/dicicil/ atau dilunasi sekaligus di akhir periode.
c. Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung risiko)
Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan
pemohon kredit mampu menanggung risiko kegagalan andaikata terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan. Dalam konsep 5C disebut antara lain bahwa dengan memiliki modal yang kuat,
perusahaan pun biasanya akan lebih kuat pula dalam memenangkan persaingan dengan pihak lain.
Tentunya tanpa menganggap enteng faktor-faktor lainnya. Selain itu, kemampuan menanggung
risiko juga tidak hanya bagi perusahaan tersebut, melainkan juga bagi bank sebagai kreditur,
yaitu dengan cara meminta jaminan/agunan dari debitur tersebut.

You might also like