You are on page 1of 2

Sabar beristiqomah Istiqomah Bersabar (Bekal Hidup)

Lautan terbentang luas beserta badai dan ombak yang senantiasa menghadang pelaut-pelaut
tangguh untuk mencari kejayaan mereka disebrang nan jauh. Bagi mereka semua itu hanyalah
gelombang biasa yang tak bisa menjatuhkan mereka dari tangga mimpi dan cita-cita. Tak mudah
untuk kokoh menapakkan kaki, yang jelas butuh perjuangan, kesabaran, istiqomah, dan doa.
Bagaikan baju zirah besi, yang dibekali alat untuk menyerang dan bertahan. Begitupun hati,
aqidah sebagai baju zirah, sabar dan istiqomah adalah alat untuk menyerang dan bertahan,
keduanya saling melengkapi. Ketika dihujani serangan, tamenglah yang berfungsi, dan ketika
ada kesempatan untuk menyerang, pedang bertanggungjawab untuk melumpuhkan.
Hati manusia adalah bagian yang rapuh jika tanpa perlindungan apapun. Hati adalah bagian jiwa
yang sangat sering menerima serangan dari luar. Iri, dengki, riya, dan penyakit-penyakit lain
yang menebabkan ia mudah terinfeksi, yang akhirnya menjadikan kanker hati (rohani). Itulah
penyakit hati yang sering kita jumpai dan bahkan sering kali kita terjangkit penyakit-penyakit
tersebut.
Itulah, dalam menjalani hidup ini kita butuh banyak bekal, salah satunya adalah sabar dan
istiqomah. Dari mulai belia sampai nanti tua. Sabar dalam menghadapi cobaan dan istiqomah
dalam mengambil hikmah juga pelajaran dari cobaan tersebut. Dan perlu diingat pula bahwa kita
juga harus istiqomah bersabar menghadapi cobaan tersebut, dan sabar beristiqomah untuk
mengambil hikmah dan pelajaran dari ujian dan cobaan yang diberikan Allah kepada kita, karena
Allah senantiasa mendatangkan cobaan dengan solusi. Allah tidak mendatangkan penyakit yang
tidak ada obatnya.
Menanam pohon perlu Istiqomah. Begitu pula dengan menanam kesabaran. Pohon perlu disiram
dipagi dan sore hari, diberi pupuk setiap sebulan sekali, perlu dibersihkan dari hama seminggu
sekali. Pohon adalah kesabaran, sedangkan merawatnya adalah keistiqomahan. Namun yang juga
penting adalah istiqomah perlu kesabaran. Menyiram pohon perlu kesabaran, tidak boleh setiap
jam setiap waktu kita siram dan juga tidak boleh sampai tidak disiram. Perlu istiqomah dalam
membersihkannya dari hama-hama pengganggu, kalau tidak sabar apa yang lantas terjadi? Pohon
itu akan tumbuh dengan tidak sempurna bahkan mati.
Itulah istiqomah, dia juga butuh sabar ada bersamanya. Istiqomah berdiri tegak dengan
kesabaran, namun kesabaran juga perlu istiqoham. Bukan tarik ulur namun saling melenkapi.
Layaknya pena dan buku. Pena tak akan berguna tanpa buku dan buku tak ada arti tanpa pena.
Wahai saudaraku, mari kita belajar bersabar dan beristiqomah. Karena hidup ini bukanlah hanya
sekedar menutup mata lalu terbangun dan pasrah akan keadaan dan tak ingin berjumpa dengan
tantangan. Tantangan itu justru harus kita jemput, untuk menjadi bahan pembelajaran dan bekal
bagi kita dan orang-orang setelah kita.
Jangan memperburuk keadaan hati dengan kecerobohan yang diakibatkan dari banyaknya
rongga-rongga yang belum terisi dengan jiwa sabar dan istiqomah. Selalu ingin berkembang
adalah naluri manusia tangguh yang pasti sudah ada bersamanya sabar dan istiqomah. Tidak usah
terburu-buru, pelajari dan telaah, sabar. Lalu kemudian jalani dengan konsisten, Istiqomah.
Semoga Allah senantiasa meridhoi semua kita yang bersabar dan beristiqomah dalam
menjalankan ibadah kepadanya, dan juga dalam mencari ilmu kehidupan dan dalam mencari
ladang penghidupan. Aamiin Allahumma Aamiin.

You might also like