You are on page 1of 22

2019

Antologi puisi

Diskusi
Selilit

Diskusi Selilit
DAFTAR ISI

RINDU YANG BAJINGAN

ALL-MASIH

DEFINISI

PEREMPUAN DAN HUJAN MALAM MINGGU

PUISI PERPISAHAN

AKU JATUH CINTA

ALIF LAM MIM

GADIS ITU, TANI

NIRMALA

GADIS PUISI

AKU TAK BISA TIDUR

KALA ITU DI BANDARA

MENIKMATI PATAH HATI

DIKSI FAVORIT

SECARIK AAMIIN

SEBUAH SABDA

SETAN ITU BERNAMA : RINDU

ILUSI

RENJANA TEMARAM

RAPUH

SEWINDU

KAU YANG PERNAH RIUH

INERSIA YANG TAK PERNAH LELAH


TRANSIT

JAKARTA OH JAKARTA

LURUH

PELIK

PERSIMPANGAN DUA NESTAPA

BIFURKASI SEMESTA

MEMBIKIN NGILU

BUCIN, PENYAKIT TAK SADARKAN DIRI

GALAU YANG IKHLAS

DARI KEJAUHAN

KOPI DAN SEHIMPUN KECEMASAN

ADUH

STRANGER YANG MERINDU

KATA YANG SEDERHANA


SINOPSIS

Menulis puisi adalah bentuk tumpah ruah naluri kita yang lain. Walaupun menguras
energi dan intuisi, namun berpuisi adalah menghasilkan kepuasan tersendiri. Dengan
adanya buku diskusi selilit ini, mudah-mudahhan isinya bisa diterima atau menginspirasi
para pembaca. Saya namakan diskusi selilit karena pada dasarnya jiwa manusia, tak bisa
lepas atau mengalami sebuah siklus yang tiada henti antara dua permasalahan yang
ekstrim yang ada dalam dirinya, yaitu menghadapi pemberontakan antara ‘suka dengan
seseorang’ dan ‘menyimpan kangen dengan seseorang’ yang tak bertepi, yang tak habis-
habis. Keduanya dibuat menjadi rumit, oleh naluri dan logika manusia sendiri. Tapi
memang, jatuh cinta bukan sebatas bilang ‘ik hou van je’, mengutarakan rindu juga tidak
sebatas bilang ‘ik mis je’. Keduanya rumit, melekat, lalu dibuat selilit.

Dan sebenarnya bukan soal di terima atau tidak, tapi soal keberanianmu yang sebenarnya
sudah nyata. Itu sudah hebat, yang penting dia tahu bahwa kita merindu, yang penting dia
tahu, kalau kita menyukainya. Tapi mungkin bagi beberapa orang, hal itu tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Tahap keberanian mereka mungkin ada berbagai macam
tingkat atau variasinya. Tak apa, semoga dengan hadirnya buku diskusi selilit, bisa
mendefinisikan perasaan cinta dan rindumu yang sebenarnya. Selamat membaca!

i|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
RINDU YANG BAJINGAN

Aku duduk sendiri

Di antara batu-batu pualam yang menjulang tinggi dan sunyi

Di antara hilir angin yang riuh kesana kemari

Dan di antara kehampaan yang tak bertepi

Dengan seulas puisi menyayat hati

Pekat, sekat, dan teringat

Sajak-sajak yang ku cumbu pada malam jumat

Melihat senyum dan jemarimu yang begitu melekat

Meriuhkan rindu yang gaduh dan menyengat

Gawat, ruangmu kembali menyekat

Aku mencari-cari dalam gelap

Namun berbalik tak ingin berharap

Suaramu yang pergi semakin senyap

Kini riuh kembali, mendekap tubuhku dalam lekat

Aku memberontak

Namun tak ada daya untuk bergerak

Aku di rundung sesak

Di penghujung ragu

Rinduku tetap mengebu

Kepada dirimu yang tak pernah tertuju

1|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
Dari diriku yang munafik dan malu-malu

2|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
ALL-MASIH

Kau menyisihkan diriku di dalam kepasrahan yang lapang

Kau menyisihkan kenangan yang tumpah berserakan

Bersama secangkir air matamu yang kau seduh

Kau menangis pilu tersedu-sedu

Aku masih berdiri

Di tempat yang pernah kau jajaki

Aku masih di sini

Menemui kesunyian, menemui perpisahan yang berlalu-lalang

Tanyakan pada hatimu,

Apakah letupan kenanganku masih mengebu?

Maaf jika aku sering berlabuh

Dalam hatimu sebagai kepiluan yang tak jemu

3|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
PUISI PERPISAHAN

Dari pergimu,

Kakiku keras kepala dan membatu

Kau telah mengikat hingga kau menjadi pekat

Namun sekarang, kau telah pulang ke tempat yang kau semat

Ada yang menanggung duka,

hingga lupa seperti apa rupa suka

Ada yang mengaku tak apa,

namun sebetulnya menyematkan luka

Kepada seluruh sapa yang sempat hadir,

semoga tak sia-sia

Kepada bahagia yang sering menyapa,

semoga tidak menjadi gundah duka lara

Kepada seluruh rasa yang pernah ada,

semoga bisa dikendalikan oleh sanubari dan logika yang saling menyapa

Dari aku,

Yang siap mengaku dengan perpisahan,

Padahal sebetulnya tidak

4|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
AKU JATUH CINTA

Aku jatuh cinta, pada seseorang yang tidak pada tempatnya

Aku jatuh cinta, pada rasa yang diam-diam menyerta

Aku jatuh cinta, pada kekhawatiran yang seharusnya tidak lagi di pikirkan

Aku jatuh cinta, pada namamu yang masih ku simpan diam-diam

Aku jatuh cinta, pada seulas senyummu yang tetap terkenang

Aku jatuh cinta, pada jarakmu walau kita tak pernah lagi bertemu

Aku jatuh cinta, pada sajak-sajak senandikamu walau bukan untukku

Aku jatuh cinta, pada nada bicaramu yang tenang dan meriuhkan semestaku

Aku jatuh cinta, pada kekalutan wangimu yang menyeruak menggemakan rindu

Aku jatuh cinta, pada gelangmu yang kau pakaikan dipergelangan tanganku

Aku jatuh cinta, walau engkau tak menghiraukan apa-apa

Aku jatuh cinta, walau engkau hanya sekedar singgah

Aku jatuh cinta, pada wajah lelahmu yang menepi di hadapanku

Aku jatuh cinta, pada cerita wanitamu yang kau karang dengan indah

Aku jatuh cinta, saat kau membutuhkanku kesepian

Aku jatuh cinta, pada genggaman tanganmu yang erat padaku

Aku jatuh cinta, pada penghujung malam yang teringatmu dalam temaram

Aku jatuh cinta, pada kesepian-kesepian yang engkau ciptakan

Aku jatuh cinta, pada kesalahan yang belum bisa dilupakan

Aku jatuh cinta, pada seperangkat doa yang menghadirkan namamu bertegur sapa

5|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
Aku jatuh cinta, padamu yang takkan pernah bisa untuk ku tuju

Aku jatuh cinta, namun enggan memilikimu seutuhnya

Aku jatuh cinta, padamu di penghujung ragu

Aku jatuh cinta, pada rindumu yang seringkali bertegur sapa

Aku jatuh cinta, walau kau tak pernah tau atau pura-pura tak tahu

Aku jatuh cinta, walau akhirnya harus menanggung duka

Aku jatuh cinta, walau akhirnya harus dihimpun lara

Aku jatuh cinta, walau akhirnya aku yang harus mengalah

Aku jatuh cinta, padamu yang saat ini masih menggema

Aku jatuh cinta, sebab aku tak tahu mengapa

Aku jatuh cinta, karena aku tak tahu mengapa

6|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
NIRMALA

Rembulan di matamu

Lembayung di bibirmu

Semburat di pipimu

Sani di wajahmu

Semua menjadi satu kombinasi yang sempurna dalam imajiku

Secangkir kopi hangat disisimu

Lewat barisan tiap-tiap bait di hadapmu

Kau berbicara lewat senandikamu yang merdu

Menggoreskan tiap-tiap katamu yang biru

Menjadi purnama dalam malammu yang syahdu

Kau begitu senang membiru

Aku yang berkecamuk dengan kelabu

Kita menjadi satu kombinasi yang menyelaras

Namun hanya mampu saling membisu

Dalam penghujung malam

Lewat sepertiga malam

Aku menyematkan keelokkanmu dengan merdu

Dalam doaku yang diam-diam

Semoga tak menjadi temaramnya pilu

7|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
AKU TAK BISA TIDUR

Malam tampaknya mulai temaram

Tapi di luar lunar tetap anggun bersinar

Mata sudah saatnya untuk terpejam

Tapi suara-Mu masih samar terdengar

Engkau terkenang dalam remang

Engkau terkekang dalam rumpun ingatan

Membuatku di landa rindu kepayang

Tak berdaya selain membayang

Aku tak bisa tidur,

Sebab, aku merindu.

8|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
MENIKMATI PATAH HATI

Malam itu,

Ku buka ponselku

Ternyata ada fitur baru bahwa status online bukan berarti membalas pesan

Ku pantengi nama dia dalam-dalam

Lama-lama dadaku jadi sesak dan tercekat lebam

Aku coba untuk tak mengindahkan

Selang beberapa detik

Ku tatap lagi whatsappku pelan-pelan

Mataku langsung cekatan

Ada notif baru di status, lalu muncullah salah satu nama dia yang tertera di layar

Entah kenapa, hatiku jadi dag dig dug tak karuan

Entah ini kejutan atau peringatan

Jariku berkompromi dengan mata

Ia langsung menekan nama si Dia dengan cekat

Gambarnya sedang berputar-putar

Membuatku malah makin gemetar

Saat lampu kamar dimatikan

Ku lihat statusnya ada seorang perempuan

Cantik, tapi membuatku iri dan tak terima kenyataan

9|D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
Air mata mulai membentuk sungai deras tiada henti

Bantal-bantal ilerku menjadi saksi

Selimut bau ilerku pun menjadi tissue patah hati

Ku tetap memandangi ponsel sampai layarnya mati

Ragaku seolah ikut mati

Aku berseri-seri dalam ringkih

Menikmati indahnya patah hati

10 | D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
ILUSI

Cahaya lunar yang mulai sirnanya malam itu

Tetap tenang dan cantik saat ditatap

Seperti wajahmu di antara redupnya malam

Tetap indah dan nyaman saat ku tatap

Rasa yang telah muncul adanya

Hanya terpendam bagai lintasan ilusi

Rinduku yang hadir begitu pekat

Hanya menghampa kosong tak berdaya

Semuanya melekat

Namun aku tak ada daya

Sudahlah,

Mengagumimu adalah keindahan yang tak bertepi

Mencintaimu adalah kesudahan yang tak berhenti

Memilikimu hanya sebuah ilusi

11 | D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
INERSIA YANG TAK PERNAH LELAH

Aku ingin lelah mengingatmu

Di antara kursi-kursi gereja yang berjejer rapih

Namun kau selalu hadir

Di setiap sela-sela doaku tanpa ku suruh

Di setiap nafas yang ku tarik

Di setiap mata yang ku pejam

Kau tetap ada,

Melekat, pekat, kuat

Terhimpit, terhimpit, menghimpit

Membiarkan aku kelelahan

Dengan hadirmu yang tak berkesudahan

Ini menyiksa,

Kau membiarkanku dihunus lara tanpa ada sisa

Dengan senyummu yang tak pernah sirna

Dengan wajahmu yang menyiksa inersia

Jatuh cinta padamu luar biasa

Menguras tenaga

Menguras jiwa

Menguras hati tiada perih

Menguras lara yang meringkih

Rumit, kau memang kerumitan yang tak bisa ku terka

12 | D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
Kau memang membosankan yang selalu ku inginkan

Kau memang sirna lunar yang takkan pernah hilang

Kau menghasilkan luka yang tak pernah berkesudahan

Mencintaimu, adalah kelelahan yang selalu menjadi favoritku

13 | D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
TRANSIT

Sebelum aku menjadi tempat pelarian rahasiamu

Kau merinduku di dalam sudut ruangmu yang sunyi

Sendiri di jerat kesenyapan di sudut sepi

Memeluk rasa di dalam ringkih tak bertepi

Membiarkan dirimu dibasahi rindu denganku

Merayakan pertemuan ini bertalu-talu

Kasihmu yang berjatuhan

Kau merindukanku sebagai tempat persinggahan

Yang kau datangi sebagai tempat pulang

Yang kau sudahi sebagai tempat berkesudahan

Aku tersenyum sendiri

Memahami rangkaian persinggahan

Yang berlalu-lalang datang membawa kesepian

Yang pergi dan pulang tanpa sebuah kepastian

Aku akan menjadi seonggok transitmu yang tak pernah berkesudahan

Walaupun jiwa ini di hunus lebam yang tak berkesudahan

14 | D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
MEMBIKIN NGILU

Perihal cinta,

Bukan persoalan biasa

Perihal cinta,

Kita juga tak ada daya

Perihal rindu,

Itu juga bukan masalah yang biasa

Perihal rindu,

Itu juga memekik kalbu

Kacau, dua-duanya membikin ngilu

Lebih ngilu daripada menggigit es batu dengan gigimu.

15 | D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
DARI KEJAUHAN

Dalam kekalutan angan yang paling pekat

Harapanku untukmu terus berjalan

Mencintaimu dari kejauhan begitu mesra

Mendoakanmu dalam sepertiga malam lebih indah

Bukan berarti aku kehilangan arah karena tak cekatan

Bukan berarti aku kehilangan keberanian untuk menyampaikan

Belum waktunya,

Biarlah rindu ini masih bertalu

Sesekali ada yang mendekatimu

Tetapi cintaku lebih mengebu

Walau engkau tak pernah tahu

Walau di suatu saat kau menolakku

Sudahlah,

Merindukanmu dalam doa lebih menenangkan

Mencintaimu dari kejauhan lebih meriuhkan

Saat engkau tahu,

Semoga aku tidak gelagapan

16 | D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
KATA YANG SEDERHANA

Kata tidak berbicara

Kata tidak melihat

Kata tidak mendengar

Kata hanya sebuah kata

Namun kata adalah nalurimu yang lain

Sebagian jiwamu yang lain

Sebagian ringkihmu yang lain

Sebagian tangismu yang lain

Sebagian pemberontakanmu yang lain

Seluruh pelampiasanmu yang tak lain

Kata begitu berharga

Kita harus belajar dari sebuah kata

Hadir menerimamu apa adanya

Sebagai pelampiasan yang berulang kali kau sematkan

Sebagai bahagia yang tak bisa kau sampaikan

Sebagai ringkihmu yang tak berkesudahan

Kata tak bisa apa-apa,

Selain menerimamu apa adanya

17 | D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h
TENTANG PENULIS

‘Diskusi Selilit’ dengan nama pena dari Azhar Azizah yang sekaligus
menjadi buku pertama baginya. Lahir di Jakarta pada tanggal 9 Juli
2000. Penulis merupakan mahasiswi UIN Jakarta tahun 2018, jurusan
Studi Agama-agama. Kecintaannya pada puisi adalah otodidak yang
terinspirasi dari tulisan Aan Mansyur dan Jokpin. Puisi otodidak
pertamanya adalah “Malangnya Mars” yang bisa di lihat di wattpadnya
@azharaaz dengan judul #100JejakRindu. Jika ingin melihat
kesehariannya, bisa dilihat melalui akun instagramnya yaitu
@azhararzs dan @diskusi.selilit

18 | D i s k u s i S e l i l i t - A z h a r A z i z a h

You might also like