You are on page 1of 30

TEORI ABRAHAM MASLOW

Disusun untuk Memenuhi Tugas Falsafah dan Teori Keperawatan


Dosen pengampu :
Puji Rahayu, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun Oleh :
1. Shabrina Dhaifina (20231660009)
2. Muhammad Adam Yulloh (20231660011)
3. Arifah Tara Nadzifah (20231660013)
4. Nur Beti (20231660021)
5. Reva Indayanti (20231660022)
6. Balqis Amara Fahmi (20231660029)
7. Erinda Ibna Murty (20231660033)
8. Nur Rohmah Amalia (20231660036)
9. Biyadillah Ana Rizka (20231660042)
10. Eka Putri Aliyah Prastiowati (20231660044)
11. Aisyah Al Mahiroh (20231660045)

SI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “TEORI
ABRAHAM MASLOW” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Ibu Puji Rahayu, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Penanggung Jawab Mata Ajar
pada mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan atas waktu, perhatian, dan
kesabaran dalam membimbing kami untuk penyusunan makalah ini.

2. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam


menyelesaikan makalah ini. Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa
masih terdapat kekurangan pada makalah kami.

Oleh karena itu, saran dan kritik senantiasa kami harapkan demi perbaikan
makalah kami agar dimasa yang akan datang kami bisa membuat makalah yang lebih
baik pada kesempatan berikutnya. Kami juga berharap bahwa dengan adanya makalah
ini, dapat memberikan pengetahuan, serta evaluasi pengetahuan yang benar.

Surabaya, 13 Desember
2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 8
2.1 Latar belakang teori Abraham Maslow ......................................................... 8
2.2 Pengaplikasian Teori Abraham Maslow ..................................................... 10
2.3 Hirarki Kebutuhan Manusia menurut Maslow dan Hubungannya dengan
Asuhan Keperawatan ......................................................................................... 14
2.4 Kebutuhan fisik dan psikologis pasien ........................................................ 17
2.5 Pendekatan teori Maslow dalam meningkatkan kualitas perawatan pasien 19
2.6 Motivasi dapat mencapai kebutuhan pasien ................................................ 21
2.7 Mengidentifikasi kebutuhan pasien berdasarkan teori Maslow .................. 22
2.8 Keefektifan teori Maslow di Zaman Sekarang ............................................ 24
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 26
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 26
3.2 Saran ............................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abraham Maslow dilahirkan di New York pada tahun 1908 dan meninggal
tahun 1970. Abraham Maslow mengembangkan model hirarki kebutuhan tahun
1950 dan sampai saat ini masih tetap digunakan dalam memahami motivasi
manusia, pelatihan manajemen dan pengembangan pribadi. Abraham Maslow
dianggap sebagai bapak psikologi, humanistik psikologi humanistik yang
menggabungkan aspek-aspek psikologi behavioral dan psikologi psikoanalistik.
Penganut behariosme meyakini bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh
faktor lingkungan eksternal. Sedangkan psikologi psikoanalitik didasarkan pada
gagasan bahwa maanusia dikendalikan oleh kekuatan bawah sadar internal,
Maslow menolak kedua pendapaat mengenai faktor tersebut. Dalam
kehidupanya, Abraham Maslow menjadi pribadi yang berfokus pada
pengembangan kualitas dari seseorang individu menjadi individu yang lebih
positif. Dari tujuan hidupnya itulah yang membuat Abraham Maslow menaruh
perhatian lebih pada kalimat pernyataan yang memiliki jenis seperti “Mengapa
masih sedikit manusia yang memiliki aktualisasi diri padahal kebutuhan tingkat
pertama atau kebutuhan dasar mereka sudah berhasil terpenuhi?”. Padahal
menurut pandangan psikolog humanistik, setiap individu pasti memiliki
keinginan untuk menyadari kelebihan serta potensi yang dapat mereka gunakan
dalam memenuhi tingkat selanjutnya dan mencapai tingkat tertinggi dalam
hirarki kebutuhan Maslow. Teori Maslow menyatakan bahwa manusia
memiliki kemampuan yang unik untuk untuk membuat pilihan dan
melaksanakan pilihan mereka sendiri. Penelitian yang dilakukan dirinya yakin
bahwa orang memiliki kebutuhan tertentu yang tidak berubah dan asli secara
genetis. Kebutuhan-kebutuhan ini sama dalam semua kebudayaan serta bersifat
fisiologis dan psikologis. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku
dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis, dalam bukunya
Motivation and Personality, diterbitkan pada tahun 1954 (edisi kedua 1970)
Maslow memperkenalkan Hierarcy of Needs.

4
Determinan yang penting bagi prestasi individu adalah motivasi, motivasi
dapat mempengaruhi perilaku dan prestasi individu. Motivasi merupakan suatu
kegiatan mendorong seseorang untuk melakukan suatu kekuatan yang
mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Sedangkan motif yang
bersifat potensial dan aktualisasinya dinamakan motivasi, diwujudkan dalam
bentuk perbuatan nyata. Motivasi dapat mempengaruhi prestasi seseorang
dalam melakukan kegiatan tertentu. Motivasi juga digunakan untuk
menunjukan arah perilaku dalam memberikan dukungan terhadap individu yang
merasakan suatu kekurangan bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiologis.
Penerapan teori ini menjadi salah satu alternatif yang menarik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana latar belakang teori Abraham Maslow dapat dicetuskan dan
apa teorinya?
2. Bagaimana teori Abraham Maslow dapat diaplikasikan dalam
keperawatan?
3. Apa saja hirarki kebutuhan manusia menurut maslow dan bagaimana
hirarki tersebut bisa berhubungan dengan penerapan asuhan
keperawatan?
4. Bagaimana kebutuhan fisik dan psikologis dapat terpenuhi melalui
pendekatan asuhan keperawatan yang berbasis teori Abraham
Maslow?
5. Apakah pendekatan berbasis teori maslow dapat meningkatkan
kualitas keperawatan pada pasien?
6. Bagaimana perawat dapat memotivasi pasien untuk mencapai
kebutuhan mereka berdasarkan teori Abraham Maslow?
7. Bagaimana perawat dapat mengidentifikasi jika kebutuhan pasien
belum terpenuhi dan menerapkan tindakan yang sesuai untuk
mememnuhi kebutuhan tersebut berdasarkan teori Maslow?
8. Apakah teori kebutuhan Abraham Maslow masih relevan dan penting
untuk dipelajari di era modern saat ini?

5
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Teori
Abraham Maslow adalah untuk mengetahui kegunaan teori Maslow
dalam asuhan keperawatan yang baik sehingga menimbulkan
kenyamanan pada pasien dalam menjalani perawatan dan
memberikan motivasi kepada perawat dalam memberikan layanan
keperawatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami hal-hal


yang berkaitan dengan Teori Abraham Maslow. Tujuan khusus
penulisan makalah meliputi:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang latar belakang dan teori
Maslow.
2. Mengetahui cara pengaplikasiannya dalam asuhan
keperawatan agar perawat bisa memberikan asuhan
keperawatan yang baik.
3. Mengetahui hirarki atau tingkatan kebutuhan manusia agar
dalam pelayanan keperawatan perawat mampu mengenali
prioritas pasien.
4. Mengetahui kebutuhan psikologis dan fisik pasien sehingga
perawat mampu memberikan keputusan.
5. Dapat memebantu perawat dalam menganalisis kebutuhan
pasien.
6. Teori ini sangat membantu perawat agar mereka mampu
memberikan saran dan motivasi kepada pasien berdasarkan
kebutuhan.
7. Untuk membantu perawat dalam mengambil keputusan
berdasarkan tindakan medis yang tepat.
8. Untuk membuktikan bahwa teori Maslow masih relevan
hingga kini.

6
1.4 Manfaat
1. Diharapkan mampu untuk mengetahui bagaimana teori Maslow dapat
dicetuskan, yang saat ini berguna dalam dunia keperawatan.
2. Diharapkan dapat berguna untuk perawat dalam meberikan layanan
keperawatan.
3. Membantu perawat mengenali hirarki kebutuhan manusia agar perawat
mampu memperkirakan pelayanan yang akan diberikan berdasarkan
kebutuhan klien.
4. Memberikan pedoman bagi perawat tentang mengenali perasaan pasien
atau emosi psikologisnya dalam memberikan asuhan keperawatan.
5. Dapat meningkatkan kualitas keperawatan pada pasien.
6. Diharapkan perawat dapat membantu pasien atau klien dalam masalah
psikologis dan memberikan dukungan agar pasien dapat pulih dengan
cepat karena memiliki tekad dan semangat untuk sembuh.
7. Membuat pasien atau klien merasa nyaman dengan pola asuhan
keperawatan yang diberikan berdasarkan kebutuhan klien.
8. Diharapkan teori Maslow mampu membantu dalam pelayanan
keperawatan dan dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kondisi yang
ada.

7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar belakang teori Abraham Maslow

Abraham Maslow merupakan seorang ahli psikologi terkemuka pada abad


ke 20, mengajukan teori yang dikenal dengan hirarki kebutuhan manusia. Abraham
Maslow adalah seorang psikolog dan filsuf Amerika yang lahir pada tanggal 1 April
1908 di Brooklyn, New York, AS. Maslow adalah anak tertua dari tujuh
bersaudara. Orang tuanya adalah orang Yahudi yang berimigrasi ke Amerika dari
Rusia. Setelah menemukan minat terhadap dunia psikologi, ia melanjutkan
pendidikan di University of Wisconsin, tempat saya belajar psikologi. Di
universitas ini, Maslow bertemu Harry Harlow, seorang psikolog Amerika yang
terkenal dengan serangkaian eksperimen kontroversial tentang dampak pemisahan
ibu-bayi dan isolasi sosial pada monyet. Pada saat itu, Harlow adalah mentor dan
pembimbing doktoral Maslow. Setelah meraih gelar sarjana (S1), maslow
melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar master (S2) dan doktor (S3) di kampus
yang sama yaitu University of Wisconsin. Maslow memiliki cukup uang untuk
mendukung karirnya, jadi dia memutuskan untuk mengajar di Brooklyn College
pada tahun 1937, di mana dia mengajar hingga tahun 1951.
Selama karir mengajarnya, pemikiran Maslow banyak dipengaruhi oleh seorang
psikolog Gestalt bernama Max Wertheimer dan seorang antropolog bernama Ruth
Benedict.

8
Maslow percaya bahwa mereka adalah orang-orang yang luar biasa dan
tertarik untuk menganalisis dan mencatat perilaku mereka. Oleh karena itu, hasil
analisis tersebut menjadi landasan teori dan penelitiannya tentang potensi manusia.
Penelitian Maslow telah memengaruhi cara kita memandang kesehatan mental. Hal
ini mengalihkan fokus untuk melihat aspek positif dari kesehatan mental, daripada
berfokus pada aspek sifat manusia yang dianggap tidak normal, seperti yang
dilakukan kebanyakan psikolog pada saat itu yang disebabkan oleh cara
berpikirnya.

Sebagai seorang psikolog, Maslow percaya. Mereka mempunyai keinginan


yang melekat untuk menyadari diri mereka sendiri. Namun, untuk mencapai tujuan
akhir ini, beberapa kebutuhan mendasar harus dipenuhi terlebih dahulu. Ini
termasuk kebutuhan akan rasa aman fisiologis, rasa aman, cinta dan kepemilikan,
harga diri dan rasa syukur. Maslow percaya bahwa kebutuhan ini mirip dengan
naluri dan berperan penting dalam memotivasi perilaku untuk melakukan sesuatu.
Psikolog Abraham Maslow merumuskan teori motivasi manusia berdasarkan
gagasan bahwa ada hirarki kebutuhan manusia. Hirarki kebutuhan maslow terdiri
dari 5 tingkat kebutuhan manusia, yang diperingkatkan menurut tingkat kebutuhan
tingkat rendah (biogenik) hingga kebutuhan tingkat tinggi (psikogenik). Teori ini
menyatakan bahwa individu berusaha memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih
rendah sebelum kebutuhan yang lebh tinggi. Tingkat kebutuhan terendah yang tidak
terpuaskan dapat memotivasi perilaku seseorang. Ketika kebutuhan itu terpenuhi
dengan baik, maka individu tersebut akan otomatis langsung menuju tingkatan
selanjutnya.

Jadi seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa inti dari teori maslow adalah
sebuah tingkatan atau susunan. Maslow menjelaskan bahwa manusia harus terlebih
dahulu memenuhi kebutuhan terendahnya sebelum naik ke tingkat kesadaran diri
yang lebih tinggi. Dengan kata lain, Anda tidak dapat memenuhi kebutuhan
tertinggi Anda sampai Anda memenuhi kebutuhan terendah Anda. Misalnya
kebutuhan sandang dan pangan. Pada dasarnya, manusia terlebih dahulu memenuhi
kebutuhannya akan pangan, sandang, dan papan sebelum beralih ke kebutuhan
yang lebih tinggi seperti keselamatan dan kesehatan. Intinya orang biasanya
memprioritaskan kebutuhan pertama sebelum memenuhi kebutuhan ketiga.

9
Abraham Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan ini menjadi lima
tingkatan, yang masing-masing tingkatannya berbeda-beda. Tingkatan kebutuhan
tersebut diawali dengan kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisiologi manusia,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan merasakan rasa aman, kebutuhan merasakan kasih
sayang, kebutuhan mendapatkan pencapaian, dan tingkat paling atas adalah
kebutuhan mengaktualisasikan diri. Hirarki kebutuhan Maslow merupakan teori
psikologi yang membantu memicu munculnya motivasi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seseorang.

2.2 Pengaplikasian Teori Abraham Maslow


Teori Abraham maslow dapat diaplikasikan sesuai dengan prinsip Piramida
yang telah disebutkan sebelumnya yaitu yang memiliki 5 poin berupa Kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai dan mencintai, dan kebutuhan
harga diri. Pengaplikasianya dalam layaanan keperawatan sangat membantu
perawat dalam mengenali kebutuhan pasien dan mampu memberikan pola asuhan
keperawatan yang terbaik, yaitu :

A. Kebutuhan Fisiologis (Physology Needs)

Fisiologi adalah cabang biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan


bekerja secara fisik dan kimia. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah
untuk mempelajari molekul biologis, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan seluruh
organisme yang menjalankan fungsi fisik dan kimia untuk menopang kehidupan.

Menurut Abraham Maslow, kebutuhan fisiologis sangatlah mendasar sehingga


kebutuhan yang paling kuat dan jelas dari semua kebutuhan adalah untuk
menopang kehidupan secara fisik. Artinya, kebutuhan makan, minum, sandang,
seks, tidur, dan oksigen. Manusia menekan kebutuhannya sendiri demi memenuhi
kebutuhan fisiologis (dasarnya). Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan untuk
mempertahankan hidup atau kelangsungan hidup. Kebutuhan fisiologis, biologis,
atau fisik ini harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan lainnya dapat
dipenuhi. Jenis kebutuhan fisiologis yang dikembangkan oleh Harish pada tahun
1973 adalah kebutuhan udara/oksigen, kebutuhan cairan atau elektrolit, kebutuhan
nutrisi, kebutuhan ekskresi, kebutuhan istirahat dan tidur, dan kebutuhan sandang.
pengondisian fisik. suhu tubuh, kebersihan diri, kebutuhan makan dan minum,

10
kebutuhan melakukan aktivitas dan aktivitas, kebutuhan eksplorasi dan manipulasi,
kebutuhan seksual, kebutuhan perlindungan.

Sebagai contoh:

1. Pengeluaran zat sisa, di mana seseorang harus mengeluarkan zat-zat sisa


yang sudah tidak terpakai oleh tubuh. Karena jika tidak di keluarkan akan
mengakibatkan penyakit/pembentukan penyakit.
2. Oksigen (O2) merupakan salah satu kebutuhan vital untuk kehidupan kita.
Dengan mengkonsumsi oksigen yang cukup akan membuat organ tubuh
berfungsi dengan optimal. Jika tubuh menyerap oksigen dengan kandungan
yang rendah dapat menyebabkan kemungkinan tubuh mengidap penyakit
kronis. Sel-sel tubuh yang kekurangan oksigen juga dapat menyebabkan
perasaan kurang nyaman, takut atau sakit. Menguap adalah salah satu sinyal
tubuh kekurangan oksigen selain karena mengantuk.
B. Kebutuhan rasa aman (Savety Needs)

Kebutuhan akan rasa aman merupakan keadaan yang memberikan rasa aman
pada seseorang dan dikaitkan dengan keyakinan bahwa seseorang hidup bebas dari
ancaman atau bahaya. Kebutuhan akan rasa aman ini biasanya terpuaskan pada
orang yang sehat dan normal. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan
yang sangat kuat akan ketertiban dan stabilitas serta menghindari hal-hal yang
asing atau tidak terduga bagi mereka. Berbeda dengan orang yang merasa aman,
mereka cenderung santai tanpa merasa cemas berlebihan.

Jenis kebutuhan rasa aman yang dikembangkan oleh Khalishah (1973) terdiri atas:
kebebasan dari bahaya akibat sakit, kebebasan dari rasa takut, kebebasan dari
bahaya kimia, kebebasan dari bahaya fisik, dan psikologis Kebebasan dari bahaya
fisik Kebebasan dari ancaman, suhu bebas bahaya, bahaya fisik dan listrik,
lingkungan tertib dan terkendali, lingkungan hidup stabil.

Sebagai contoh :

1. Seseorang membangun rumah untuk melindungi diri dari hujan panas


memenuhi kepuasan untuk dirinya

11
2. Saat indonesia di jajah kita melawan penjajah tersebut dan akhirnya
merdeka karena saat terjajah kita tidak merasa aman.
C. Kebutuhan dicintai dan mencintai (belonging and love needs)

Kebutuhan untuk dicintai, untuk mencintai, untuk dimiliki – kebutuhan untuk


memberi dan menerima perasaan cinta dan kepemilikan. Kebutuhan untuk dicintai,
dicintai, dan dimiliki yang dikembangkan oleh Kalish pada tahun 1973 adalah :

1. Memberikan dan menerima kasih sayang


2. Membutuhkan teman hidup dan bergaul
3. Membutuhkan hubungan interpersonal. restu dari orang lain, membutuhkan
perlakuan yang halus/hubungan yang hangat
4. Membutuhkan kebersamaaan/persahabatan/keakraban
5. Membutuhkan pergaulan yang intim/bersatu dengan yang dicintai
D. Kebutuhan harga diri (esteem needs)

Harga diri mengacu pada perasaan, perilaku, dan keyakinan bahwa individu
mempunyai hak untuk memutuskan apa yang mereka inginkan dalam bidang
tertentu dalam kehidupan mereka dan mengambil tindakan pilihan yang membuat
mereka menjadi orang yang lebih baik dalam berbagai bidang kehidupan mereka
mempunyai hak untuk mengambil suatu sikap. Membuat Anda merasa lebih
percaya diri.

Maslow (1970) mengidentifikasi dua jenis kebutuhan harga diri yaitu:

1. Keinginan untuk pencapai, kompetensi dan menguasai kegiatan-kegiatan


professional dan pribadi
2. Keinginan untuk beribawa, status, merasa penting dan pengakuan.

Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan
penghargaan yakni :

1. Harga diri
Merupakan evaluasi terhadap hasil yang dicapai melalui analisis dan
sejauh mana memenuhi cita-cita seseorang. Orang yang sukses secara
konsisten cenderung memiliki harga diri yang tinggi, dan ketika mengalami
kegagalan, harga dirinya cenderung rendah. Harga diri berasal dari diri kita

12
sendiri dan orang lain. Harga diri mencakup keinginan untuk percaya diri,
kompetensi, penguasaan, berhemat, prestasi, kemandirian, dan kebebasan.
Kebutuhan harga diri meliputi:
a. Menghargai diri sendiri
b. Menghargai orang lain
c. Dihargai orang lain
d. Kebebasan yang mandiri
e. Preshies
f. Di kenal dan di aktualisasi
g. Penghargaan
2. Penghargaan dari orang lain

Rasa hormat dari orang lain Meliputi ketenaran, pengakuan, penerimaan,


perhatian, status, gengsi, dan penghargaan. Menghargai orang lain memang
diperlukan dalam hidup. Karena dengan rasa syukur ini, masyarakat menjadi
lebih kreatif, mandiri, percaya diri, dan lebih produktif. Kebutuhan
penghargaan dari orang lain meliputi :

a. Kekuatan
b. Pencapaian
c. Rasa cukup
d. Kompetisi
e. Rasa percaya diri
f. kemerdekaan

Sebagai contoh :

a. Seorang pemahat di puji oleh pelanggannya maka iya akan lebih semangat
dalam membuat produksi karyanya dalam jumlah maupun model.
b. Seorang guru yang mengajar, mengabdi bertahun-tahun dan mendapatkan
pengangkatan pegawai negeri oleh pemerintah
E. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs)

Aktualisasi diri adalah pengetahuan tentang diri sendiri berdasarkan observasi


mandiri, termasuk pengetahuan sebelumnya tentang diri sendiri dan emosi

13
seseorang. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk bertindak sesuai
dengan bakat yang dimiliki, keinginan untuk berinisiatif, mengemukakan gagasan,
berkembang dan berubah, berjuang untuk mencapai tujuan masa depan. Kebutuhan
yang terealisasi ini disebut juga kebutuhan yang terealisasi. Jenis kebutuhan
aktualisasi diri yang dikembangkan Kalish pada tahun 1973 terdiri atas:

1. Kebutuhan pengenalan diri sendiri/peningkatan prestasi belajar


2. Kebutuhan penerima diri sendiri atau kemampuan mengatasi maslah
3. Kebutuhan pernyataan diri sendiri atau sadar akan potensinya
(cenderung kepada pembaruan)
4. Kebutuhan hubungan interpersonal yang mendalam
5. Kebutuhan pemenuhan diri sendiri/ menyukai hal-hal yang kompleks
dari pada yang sederhana
6. Kebutuhan pengembangan diri sendiri secara maksimum/ ekspresi diri/
peningkatan kreatifitas.

Sebagai contoh :

• Saat kita mengetahui bahwa minggu depan akan ada ulangan maka kita
akan belajar lebih agar mendapatkan kepuasan dalam ujian dan
mendapatkan nilai baik.

2.3 Hirarki Kebutuhan Manusia menurut Maslow dan Hubungannya dengan


Asuhan Keperawatan
Abraham Maslow seorang psikologis klinis memperkenalkan teori
kebutuhan berjenjang yang dikenal sebagai Teori Maslow atau Hierarki Kebuthan
Manusia yang mengemukakan lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat
kepentingannya. Manusia berusaha memenuhi kebutuhan dari tingkatan yang
paling rendah yakni kebutuhan fisiologis, kemudian akan naik tingkat setelah
kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi, begitu seterusnya hingga sampai pada
kebutuhan paling tinggi yakni aktualisasi diri (Sumarwan, 2011).

14
Hierarki kebutuhan manusia menurut maslow terdiri dari lima tingkatan yaitu:

1. Kebutuhan Dasar atau Fisiologi


Kebutuhan yang dianggap sebagai titik awal teori motivasi adalah dorongan
fisiologis dan kebutuhan fisiologis ini merupakan kebutuhan yang paling
kuat (Maslow dalam terjemahan Fawaid&Maufur, 2017:72). Umumnya
kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik yakni usaha menjaga
keseimbangan unsur-unsur fisik seperti makan, minum, gula, garam,
protein, serta kebutuhan istirahat dan seks.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman muncul dengan alami jika kebutuhan
fisiologisnya telah terpenuhi. Jika kebutuhan fisiologis sudah relatif
terpenuhi maka kemudian munculah kebutuhan baru yang dapat
dikategorikan sebagai kebutuhan akan rasa aman. Merupakan kebutuhan
tingkat kedua setelah kebutuhan dasar. Ini merupakan kebutuhan
perlindungan bagi fisik manusia. Kebutuhan ini dapat meliputi keamanan,
stabilitas, ketergantungan, perlindungan; kebebasan dari rasa takut, cemas,
dan kekacauan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, dan batasan;
kekuatan pelindung dan lain sebagainya (Maslow dalam terjemahan Fawaid
& Maufur, 2017:74).
3. Kebutuhan Sosial
Pada tingkatan ke tiga ini meliputi rasa cinta, kasih sayang dan juga
kepemilikan akan sesuatu. Kebutuhan ini akan muncul jika kebutuhan
fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi dengan baik. Manusia memiliki
rasa cinta dan kasih sayang yang digambarkan dengan pola serta tingkah
laku saling mengerti dan mengasihi terhadap sesama. Kebutuhan rasa cinta

15
ini sangat diperlukan guna membangkitkan gairah hidup manusia itu sendiri
dan rasa cinta membuat seseorang ingin memiliki ataupun dimiliki.
Kebutuhan rasa cinta ini melibatkan pemberian dan penerimaan kasih
sayang. Ketika kebutuhan ini tidak cukup terpuaskan maka seseorang akan
merasa sangat kehilangan kerabat, pasangan, keluarga, atau anak-anak.
Kebutuhan berdasarkan rasa memiliki dan dimiliki agar dapat diterima oleh
orang - orang sekelilingnya atau lingkungannya. Kebutuhan tersebut
berdasarkan kepada perlunya manusia berhubungan satu dengan yang
lainnya.
4. Kebutuhan penghargaan (harga diri)
Kebutuhan harga diri ini akan muncul setelah ke tiga kebutuhan sebelumnya
terpenuhi. Seperti seseorang yang hidup dalam masyarakat memiliki
kebutuhan atau keinginan akan evaluasi yang stabil dan tegas akan diri
mereka sendiri, harga diri dan penghargaan diri, dan pengakuan orang lain.
Harga diri dianggap penting karena saat ketika seseorang memiliki harga
diri maka orang lain akan menghargainya sebagai pribadi yang patut
dihargai. Terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan diri maka dapat
melahirkan perasaan percaya diri, nilai, kekuatan, kemampuan, dan
kecakapan, perasaan berguna dan diperlukan di dunia ini. Akan tetapi,
kegagalan untuk memenuhi kebutuhan ini dapat melahirkan perasaan
rendah diri, lemah dan tak berdaya, canggung, lemah, pasif, tidak mampu
mengatasi tuntutan hidup dan rendah diri dalam bergaul (Maslow dalam
terjemahan Fawaid & Maufur, 2017:79). Kebutuhan harga diri merupakan
kebutuhan untuk mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya.
Manusia berusaha mencapai prestis, reputasi dan status yang lebih baik.
Manusia memiliki ego yang kuat untuk bisa mencapai prestasi yang lenbih
baik untuk dirinya maupun lebih baik dari orang lain.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Merupakan kebutuhan yang berlandaskan akan keinginan dari seorang
individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai
dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Seorang individu perlu
mengekspresikan dirinya dalam suatu aktivitas untuk membuktikan dirinya

16
bahwa ia mampu melakukan hal tersebut. Aktualisasi diri juga merupakan
kebutuhan berkembang atau pemenuhan kebutuhan bertingkat ketika
kebutuhankebutuhan sebelumnya yang lebih rendah telah terpenuhi.
Kebutuhan puncak dari potensi diri yang telah dimiliki. Aktualisasi diri
adalah keinginan manusia untuk memperoleh kepuasan dengan diri sendiri,
untuk menyadari semua potensi diri, untuk menjadi apa saja yang dia dapat
melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai
puncak prestasi potensinya (Alwisol, 2014:206). Orang yang bisa
mengaktualisasikan dirinya dapat mempertahankan harga diri mereka,
bahkan ketika mereka dimaki, ditolak dan diremehkan orang lain. Manusia
akan berusaha memenuhi kebutuhan yang paling atas ketika kebutuhan-
kebutuhan di bawahnya relatif terpenuhi dan terpuaskan.

Dalam asuhan keperawatan, konsep ini digunakan untuk memahami


kebutuhan klien secara holistik. Perawat dapat membantu memenuhi kebutuhan
fisiologis melalui pemberian perawatan medis, kebutuhan keamanan dengan
memberikan lingkungan yang aman, kebutuhan sosial dengan memberikan
dukungan emosional, kebutuhan penghargaan dengan memberikan perhatian dan
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri dengan mendorong klien untuk
mencapai potensi terbaiknya dalam pemulihan.

2.4 Kebutuhan fisik dan psikologis pasien


Abraham Maslow adalah seorang pionir dalam psikologi humanistik dan
konsep-konsep yang di ajukanya masih relevan hingga saat ini. Beliau mengakui
bahwa manusia memiliki dorongan untuk mencapai potensi penuh mereka dan teori
hirarki kebutuhan merupakan bukti nyata dari pemikiran inovatifnya. Maslow
memainkan peran yang sentral dalam mengaktualisasikan pandanganya bahwa
manusia memiliki dorongan alami untuk mencapai potensi maksimal mereka.
Beliau menekankan bahwa pentingnya pertumbuhan pribadi dan perkembangan
individu dalam menjalani kehidupan mereka, seperti jika seorang manusia itu telah
memenuhi kebutuhan dasar fisiknya maka akan otomatis naik ke tingkat yang lebih
tinggi. Hal ini didorong dari dalam dirinya yaitu secara psikologis, gagasan bahwa
manusia bukan hanya makhluk yang ditentukan oleh dorongan biologis saja, tetapi
juga memiliki aspirasi untuk mengembangkan kemampuan kreatif dan

17
intelektualnya sehingga saat ini telah mengubah paradigma dalam dunia psikologi.
Kebutuhan fisik dan psikologi pasien sangat berperan penting dalam memberikan
asuhan keperawatan yang terbaik. Kebutuhan fisik seperti hal-hal yang ada pada
kondisi tubuh manusia yang berhubungan dengan daya tahan tubuh, kekuatan yang
berperan besar dalam menjalankan aktivitas dengan baik. Akan lebih berbahaya jika
kondisi fisik kita mengalami luka seperti lemas, pusing, menagalami kecelakaan
yang mengakibatkan kehilangan banyak darah akibatnya nyawa akan menjadi
taruhanya. Dari hal itu perawat mampu memberikan pertolongan agar kebutuhan
pasien atau klien dapat terpenuhi dengan baik. Salah satu kebutuhan fisik yang
harus dipenuhi seperti memperoleh makananan yang cukup, istirahat yang cukup,
perawatan pengobatan yang diberikan dan lain-lain. Sedangkan untuk kebutuhan
psikologisnya lebih kepada emosi yang dimiliki pasien atau klien, dimana kita
mampu memberikan dukungan secara emosional kepada pasien atau klien dalam
menjalani asuhan keperawatan agar mereka memiliki semangat untuk bisa sembuh.
Karena kondisi emosional pasien sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan,
jika pasien atau klien tersebut merasa hampir putus asa dan mulai ingin menyerah
karena kondisinya yang sudah lama dirumah sakit tapi tak kunjung sembuh maka
kita mampu memberikanya dorongan agar mau berusaha untuk sembuh. Karena
seperti kata orang bahwa jika fikiran kita positif maka hasilnya akan positif, tetapi
jika kita berfikir negatif maka hasilnya juga mengecewakan. Contoh kebutuhan
psikologis adalah merasa tenang dan aman dalam tindakan keperawatan yang
diberikan, memberikan apresiasi kepada pasien jika melakukan suatu hal yang
positif sehingga dapat meningkatkan semangat dan motivasi dalam dirinya, karena
mendapatkan pujian juga merupakan kebutuhan setiap orang.

Kepuasan berada pada tingkat sedang terutama dalam hal kemampuan perawat
memenuhi kebutuhan aktifitas/mobilisasi dan istirahat/tidur (pemenuhan kebutuhan
fisik), memberikan perhatian dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien
(pemenuhan kebutuhan psikologis). Kepuasan rendah terhadap pemenuhan
kebutuhan fisik disebabkan oleh kurangnya kemampuan/keterampilan perawat
dalam memenuhi kebutuhan eliminasi dan personal hygiene pasien. Terdapat
hubungan yang kuat antara kepuasan tentang pemenuhan kebutuhan psikologis

18
terutama kemampuan perawat dalam memberikan perhatian dan penyuluhan
kepada pasien baik langsung maupun tidak langsung terhadap minat pasien.

2.5 Pendekatan teori Maslow dalam meningkatkan kualitas perawatan


pasien
Pasien Covid-19 kritis memiliki karakteristik disfungsi satu atau lebih
sistem tubuh, penurunan kesadaran, menggunakan alat bantu pernapasan sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan berpengaruh terhadap
kurang maksimalnya proses penyembuhan. Penjelasan tersebut menjadi dasar
bahwa pasien Covid-19 kritis membutuhkan perawatan intens. Menggali
pengetahuan perawat dianggap penting mengingat pengetahuan merupakan aspek
yang menentukan pemberian asuhan keperawatan terlaksana secara optimal. Tujuan
penelitian ini mengetahui kebutuhan perawatan pasien Covid-19 di ruang Intensive
Care Unit didasarkan pada Teori Abraham Maslow.

Pada rumusan masalah ini mengambil dari bukti penelitian dan analisis yang
konkrit dari suatu peristiwa yang terjadi di RS Universitas Sebelas Maret pada
bulan April – Juni 2022. Disini peneliti menggunakan teknik snowball sampling
pelaksanaannya dimana sampel diperoleh secara bergulir lewat satu informan guna
memperoleh informan berikutnya. Sampel yang digunakan adalah 3 perawat yang
dipilih sesuai kriteria dan inklusi. Alat pengumpulan data yaitu pedoman
wawancara, data demografi informan, alat perekam, dan alat tulis.

1. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada pasien Covid-19 di ruang Intensive


Care Unit (ICU). Didapatkan tema memberikan pemenuhan oksigenasi
sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan pedoman penatalaksanaan
oksigenasi. Tema ini terdiri dari empat kategori yaitu tindakan mandiri
perawat melalui memberikan dukungan ventilasi, melakukan manajemen
ventilasi mekanik, memberikan pengaturan posisi, dan berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapi farmakologi.
2. Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit pada pasien Covid-19 di ruang
Intensive Care Unit (ICU). Tema ini mengatur kebutuhan cairan dan
elektrolit sesuai dengan kebutuhan metabolisme tubuh pasien. Tema ini
terdiri dari empat kategori yaitu tindkan mandiri perawat dengan
memberikan manajemen cairan, melakukan pemantauan cairan,

19
memberikan terapi intravena dan berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi dan farmakologi.
3. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada pasien Covid-19 di ruang Intensive
Care Unit (ICU). Tema ini didapatkan untuk pemberian nutrisi yang
menunjang metabolik pasien. Dalam tema ini terdapat dua kategori yaitu
memberikan nutrisi jalur enternal dan melakukan manajemen gangguan
makan.
4. Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi pada pasien Covid-19 di ruang Intensive
Care Unit (ICU). Didapatkan tema memberikan dukungan perawatan
eliminasi melalui tindakan mandiri perawat. Tema tersebut terdiri dari dua
kategori diantaranya tindakan mandiri perawat dengan memberikan
dukungan perawatan diri BAB/BAK dan mengobservasi keadaan
pencernaan pasien.
5. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur pada pasien Covid-19 di ruang
Intensive Care Unit (ICU). Didapatkan tema memaksimalkan kualitas tidur
pasien. Tema tersebut terdiri dari kategori melakukan modifikasi
lingkungan dan berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi dan
farmakologi.
6. Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas dan Latihan pada pasien Covid-19 di ruang
Intensive Care Unit (ICU). Didapatkan tema ini untuk melakukan intervensi
terapeutik yang berpotensi mencegah gangguan fungsional serta ICU-AW.
Tema tersebut terdiri dari dua kategori yaitu pengaturan posisi dan
melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.
7. Pemenuhan Kebutuhan Thermoregulasi pada pasien Covid-19 di ruang
Intensive Care Unit (ICU). Didapatkan tema melakukan intervensi yang
mengahambat shivering dan meminimalisir dampak metabolik. Tema
tersebut terdiri dari dua kategori diantaranya manajemen demam dan
kolaborasi dalam pemberian terapi farmakologi.
8. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman pada pasien Covid-19 di
ruang Intensive Care Unit (ICU). Didapatkan tema mengurangi ancaman
terhadap keamanan pasien. Tema tersebut terdiri dari tiga kategori yaitu,

20
manajemen keadaan dan kenyamanan pasien, manajemen keamanan
lingkungan dan meminimalkan resiko.
9. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Cinta dan Kasih Sayang pada pasien Covid-19
di ruang Intensive Care Unit (ICU). Didapatkan tema meningkatkan
mekanisme koping pada pasien. Tema tersebut terdiri dari tiga kategori
diantaranya caring, peningkatan dukungan keluarga dan kerjasama
perlibatan keluarga.
10. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri pada pasien Covid-19 di ruang Intensive
Care Unit (ICU). Didapatkan tema perawat membantu pasien dalam
memperoleh kembali harga diri positif. Tema tersebut terdiri dari tiga
kategori diantaranya dengan menjaga privasi, memberikan penguatan
positif dan menghargai pasien.
11. Pemenuhan Aktualisasi diri pada pasien Covid-19 di ruang Intensive Care
Unit (ICU). Didapatkan tema melakukan serta memfasilitasi mekanisme
koping berupa dukungan emosional. Tema tersebut terdiri dari dua kategori
diantaranya, komunikasi terapeutik dan peningkatan koping keluarga.

Menurut hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemenuhan


kebutuhan perawatan pasien Covid-19 di ruang Intensive Care Unit dilakukan
sesuai dengan pedoman penatalaksanaan pasien Covid-19 dan penerapan teori
Abraham Maslow pada pemenuhan dasar kebutuhan manusia. Didapatkan berbagai
perbaharuan yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan pasien guna memberikan
asuhan keperawatan yang maksimal dan memperpendek masa perawatan pasien
diruang Intensive Care Unit.

2.6 Motivasi dapat mencapai kebutuhan pasien


Motivasi dan dukungan dalam perawatan pasien merujuk pada merujuk
pada dorongan internal perawat untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan
yang terbaik tentang bagaimana cara seorang perawat dalam membantu pasien
untuk mencapai tujuan terkait dengan kondisi kesehatan mereka serta mendorong
mereka untuk melakukan perawatan mandiri agar pasien bertanggung jawab atas
kesehatan mereka.

21
Dalam kondisi ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi dukungan perawat
dalam memberikan motivasi kepada pasien seperti Penurunan kesehatan pasien
sehingga dapat menjadi faktor penghambat bagi seorang perawat dalam
memberikan motivasi kepada pasien,keterampilan komunikasi yang kurang baik
seorang perawat sehingga dapat mempengaruhi kemampuan perawat dalam
memberikan motivasi kepada pasien yang menyebabkan pasien merasa tidak
nyaman dan sering merasa cemas atas kondisinya dan motivasi kepuasaan kerja
perawat juga dapat memengaruhi kemampuan perawat dalam memberikan motivasi
kepada pasien. Oleh karena itu dalam konteks ini motivasi dan dukungan kepada
pasien dapat dilakukn melalui beberapa cara guna untuk mecapi kebutuhan
psiklogisnya menurut teori Maslow adalah seperti,

1. Seorang perawat dapat menggunakan keterampilan komunikasi yang baik.


2. Seorang perawat memberikan perhatian penuh kepada pasienagar kondisi
pasien merasa jauh lebih baik.
3. Seorang perawat mendengarkan keluh kesah pasien untuk memahami
bagaimana perasaan dan kebutuhan pasien.
4. Seorang perawat memberikan dukungan emosional dengan cara
memberikan dorongan dan pujian agar membantu pasien jauh lebih dekat
dengan perawat.
5. Seorang perawat memberikan informasi yang akurat dan jelas tentang
bagaimna kondisi pasien yang sebenarnya dan memberikan perawatan yang
sesuai untuk membantu pasien memahami situasinya.
6. Seorang perawat menjalin hubungan yang erat dengan pasien dan keluarga
agar pasien tidak merasa canggung untuk mengungkapkan kondisinya dan
jauh lebih terbuka antara perawat, pasien, dan keluarga.

2.7 Mengidentifikasi kebutuhan pasien berdasarkan teori Maslow


Perawat dapat mengidentifikasi kebutuhan pasien yang belum terpenuhi
dengan memperhatikan tingkatan hierarki kebutuhan Maslow dari kebutuhan fisik
seperti makanan dan minuman hingga kebutuhan psikologis seperti rasa aman dan
pengakuan. Perawat juga dapat mengidentifikasi kebutuhan pasien yang belum
terpenuhi dengan melakukan observasi fisik dan psikologis klien secara mendalam
dan berkomunikasi secara aktif untuk memahami pengalaman dan keinginannya.

22
Memantau tanda-tanda vital, ekspresi wajah dan tingkat kenyamanan dapat
membantu perawat memahami kebutuhan yang mungkin tidak terpenuhi.
Melibatkan klien dalam percakapan tentang preferensi, ketakutan, atau
kekhawatiran mereka juga dapat memberikan informasi berharga kepada perawat
untuk memberikan perawatan yang lebih holistik. Selain itu, melibatkan keluarga
atau pendukung pasien juga dapat memberikan informasi tambahan mengenai
kebutuhan yang mungkin belum terpenuhi.

Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) dapat digunakan


untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan
perawatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada
kebutuhan lainnya. Oleh karana itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum
kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar manusia seperti makan ,air, keamanan dan
cinta merupakan hal yang penting bagi manusia. Dalam melakukan tindakan
perawat bisa berkolaborasi dengan tim medis lain bertujuan supaya hasil
pemenuhan kebutuhan klien lebih maksimal dan memuaskan. Abraham Maslow
(1968) mengembangkan hierarki kebutuhan dasar manusia, yang digunakan untuk
menentukan urutan pentingnya kebutuhan seorang klien, kebutuhan tertentu bisa
lebih penting dibandingkan kebutuhan dasar lainnya. Hierarki Maslow didasarkan
pada teori bahwa sesuatu dianggap sebagai kebutuhan dasar jika:

1. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dapat menimbulkan penyakit.


2. Apabila kebutuhan tersebut terpenuhi maka dapat mencegah terjadinya
penyakit.
3. Kebutuhan tersebut menunjukkan seseorang dalam keadaan sehat.
4. Rasa kehilangan timbul bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.
5. Memuaskan kebutuhan ini adalah kepuasan.

Perawat memperhatikan kebutuhan fisiologis klien, seperti pemasangan infus.


Perawat juga sadar akan kebutuhan untuk mencintai dan memiliki klien, seperti
membiarkan klien ditemani oleh keluarganya. Kebutuhan fisiologis berada pada
tingkat paling dasar dalam hierarki Maslow, yaitu meliputi:

a. Oksigenasi c. Nutrisi
b. Cairan d. Temperatur

23
e. Eliminasi g. Istirahat
f. Perlindungan h. Seksualitas

2.8 Keefektifan teori Maslow di Zaman Sekarang


Teori kebutuhan Maslow atau yang dikenal dengan Maslow's Hierarchy of
Needs pertama kali dikemukakan oleh psikolog Abraham Maslow pada tahun 1943.
Teori ini mengelompokkan kebutuhan manusia ke dalam lima tingkatan hierarki,
mulai dari kebutuhan dasar hingga kebutuhan lebih tinggi.Hierarki tersebut
mencakup:

1. Kebutuhan fisiologis (makanan, air, tidur, dll.)


2. Kebutuhan keamanan (perlindungan dari bahaya, kestabilan)
3. Kebutuhan sosial (interaksi sosial, kebersamaan)
4. Kebutuhan penghargaan (pengakuan, prestasi, harga diri)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-fulfillment, pencapaian potensi penuh)

Meskipun teori ini telah mendapatkan kritik dan ada pandangan yang menyatakan
bahwa kebutuhan manusia tidak selalu diatur hierarkis seperti yang dijelaskan oleh
Maslow, banyak orang masih melihat relevansi dan nilai dari konsep ini. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa teori kebutuhan Maslow masih penting untuk
dipelajari di era modern:

1. Dasar Psikologis Umum: Meskipun teori ini tidak sepenuhnya mewakili


kompleksitas dan keragaman manusia, konsep-konsep dasarnya, seperti
kebutuhan dasar dan pengembangan pribadi, tetap relevan.
2. Pengaruh pada Manajemen Sumber Daya Manusia: Dalam konteks
organisasi dan manajemen sumber daya manusia, konsep kebutuhan
Maslow masih sering digunakan untuk memahami dan memotivasi
karyawan. Pemenuhan kebutuhan karyawan dapat memengaruhi
produktivitas dan kepuasan kerja.
3. Pemahaman Terhadap Motivasi Individu: Teori ini membantu dalam
memahami motivasi individu. Meskipun ada pendekatan motivasi lainnya,
hierarki kebutuhan Maslow memberikan kerangka kerja yang sederhana
untuk memahami berbagai tingkat kebutuhan yang dapat memotivasi
individu.

24
4. Peran dalam Pengembangan Pribadi: Bagi individu yang mencari
pengembangan pribadi, hierarki kebutuhan Maslow dapat memberikan
pandangan tentang bagaimana memprioritaskan tujuan dan upaya untuk
mencapai aktualisasi diri.
5. Relevansi dalam Konteks Pendidikan: Dalam pendidikan, teori ini dapat
membantu guru dan pendidik memahami kebutuhan siswa dan merancang
lingkungan belajar yang mendukung perkembangan mereka.

Meskipun teori ini tetap berkontribusi pada pemahaman kita tentang motivasi dan
kebutuhan manusia, penting untuk diingat bahwa manusia adalah makhluk yang
kompleks, dan faktor-faktor lain juga berperan dalam memahami perilaku dan
motivasi mereka. Beberapa ahli telah mengajukan model motivasi yang lebih
modern dan kompleks, namun konsep kebutuhan Maslow tetap relevan sebagai
dasar dalam banyak konteks. Jadi teori hirarki kebutuhan Maslow sampai saat ini
masih sangat relevan dan penting untuk di pelajari di era modern, karena teori ini
berbicara mengenai kebutuhan manusia yang tidak pernah berubah dari waktu ke
waktu. Dengan menggunakan teori maslow kita mampu memahami prilaku klien
dan manajemen sumber daya manusianya. Teori ini juga mmembantu kita
memahami bahwa kebutuhan manusia tidak lepas dari konteks sosial dan budaya,
yaitu tentang bagaimana kebutuhan tersebut dipenuhi pada manusia dengan kondisi
dan masyarakat, lingkungan yang berbeda. Teori kebutuhan Maslow juga telah
melewati uji coba terhadap sudut pandang disiplin ilmu seperti psikologi,
antropologi, dan sosiologi. Teori ini juga dinilai sangat memberikan manfaat dan
berguna bagi para praktisi, terutama bidang pendidikan, konseling, dan manajemen.
Karena membantu mereka mengelola kebutuhan dan motivasi manusia dalam
mengambil keputusan yang tepat.

25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abraham Maslow merupakan seorang ahli psikologi terkemuka pada abad
ke 20. Latar belakang dimulainya penemuan teori ini adalah saat ia menemukan
minat terhadap dunia psikologi. Pemikiran Maslow banyak dipengaruhi oleh
seorang psikolog Gestalt bernama Max Wertheimer dan seorang antropolog
bernama Ruth Benedict, sehimhha Maslow percaya dan tertarik untuk menganalisis
dan mencatat perilaku mereka. Hasil analisis tersebut menjadi landasan teori dan
penelitiannya tentang potensi manusia. Mereka mempunyai keinginan yang
melekat untuk menyadari diri mereka sendiri. Psikolog Abraham Maslow
merumuskan teori motivasi manusia berdasarkan gagasan bahwa ada hirarki
kebutuhan manusia. Hirarki kebutuhan maslow terdiri dari 5 tingkat kebutuhan
manusia.

Teori Abraham Maslow juga dapat diaplikasikan dalam kebutuhan sehari-


hari maupun saat praktek keperawatan seperti pada contoh rasa aman seperti pada
saat kita memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang baik sesuai kebutuhan
pasien, selalu mengecek kondisi pasien secara rutin sehingga pasien merasa aman
dan nyaman. Kebutuhan dicintai dan mencintai yaitu dengan sikap kasih sayang
saling membantu sesama, memberikan asuhan keperawatan dengan ikhlas dan
tulus, berkata ramah dan memperhatikan kebutuhan pasien. Selanjutnya kebutuhan
harga diri yaitu dengan kita menghargai pendapat pasien atau klien mengenai
kesehatan. Yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri yaitu dengan melakukan
semua tindakan secara profesional, Kebutuhan penerima diri sendiri atau
kemampuan mengatasi maslah, kebutuhan pernyataan diri sendiri atau sadar akan
potensinya (cenderung kepada pembaruan), kebutuhan hubungan interpersonal
yang mendalam.

Hirarki kebutuhan manusia ada 5 tingkatan yaitu pertama, kebutuhan dasar


atau fisiologi. Kedua, kebutuhan akan rasa aman. Ketiga, kebutuhan sosial.
Keempat, kebutuhan harga diri. Kelima, kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan fisik
dan psikologi dapat terpenuhi melalui teori Maslow dengan pertumbuhan pribadi
dan perkembangan individu dalam menjalani kehidupan mereka, seperti jika

26
seorang manusia itu telah memenuhi kebutuhan dasar fisiknya maka akan otomatis
naik ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini didorong dari dalam dirinya yaitu secara
psikologis, gagasan bahwa manusia bukan hanya makhluk yang ditentukan oleh
dorongan biologis saja, tetapi juga memiliki aspirasi untuk mengembangkan
kemampuan kreatif dan intelektualnya sehingga saat ini telah mengubah paradigma
dalam dunia psikologi.

Pendekatan perawat berbasis teori Maslow dapat meningkatkan kualitas


perawatan pasien seperti pada penelitian pemenuhan kebutuhan perawatan pasien
Covid-19 di ruang Intensive Care Unit dilakukan sesuai dengan pedoman
penatalaksanaan pasien Covid-19 dan penerapan teori Abraham Maslow pada
pemenuhan dasar kebutuhan manusia. Didapatkan berbagai perbaharuan yang
dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan pasien guna memberikan asuhan
keperawatan yang maksimal dan memperpendek masa perawatan pasien diruang
Intensive Care Unit.

Motivasi dan dukungan dalam perawatan pasien merujuk pada merujuk


pada dorongan internal perawat untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan
yang terbaik tentang bagaimana cara seorang perawat dalam membantu pasien
untuk mencapai tujuan terkait dengan kondisi kesehatan mereka serta mendorong
mereka untuk melakukan perawatan mandiri agar pasien bertanggung jawab atas
kesehatan mereka.

Perawat dapat mengidentifikasi kebutuhan pasien yang belum terpenuhi


dengan memperhatikan tingkatan hierarki kebutuhannya dari kebutuhan fisik
seperti makanan dan minuman hingga kebutuhan psikologis seperti rasa aman dan
pengakuan. Perawat juga dapat mengidentifikasi kebutuhan pasien yang belum
terpenuhi dengan melakukan observasi fisik dan psikologis klien secara mendalam
dan berkomunikasi secara aktif untuk memahami pengalaman dan keinginannya.

Teori hirarki kebutuhan Maslow sampai saat ini masih sangat relevan dan
penting untuk di pelajari di era modern, karena teori ini berbicara mengenai
kebutuhan manusia yang tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Dengan
menggunakan teori maslow kita mampu memahami prilaku klien dan manajemen
sumber daya manusianya. Teori ini juga mmembantu kita memahami bahwa

27
kebutuhan manusia tidak lepas dari konteks sosial dan budaya, yaitu tentang
bagaimana kebutuhan tersebut dipenuhi pada manusia dengan kondisi dan
masyarakat, lingkungan yang berbeda.

3.2 Saran
Dengan di tulisnya makalah ini semoga bisa membantu banyak orang
terutama tenaga kesehatan khususnya untuk seorang perawat dalam menjalankan
tugasnya dengan baik. Makalah ini dapat menjadi acuan bagi perawat dalam
memberikan layanan asuhan keperawatan demi kepuasan klien atau pasien. Teori
Abraham Maslow ini dapat dilakukan untuk penelitian tenga kesehatan lainnya
sehingga dapat dikembangkan dan disempurnakan, sehingga teori ini dapat dipakai
seiring berkembangnya zaman.

28
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Zulkarnain, 2020. Teori Maqashid Asy Syathibi dan Kaitannya
dengan Kebutuhan Dasar Manusia menurut Abraham Maslow. Jurnal III.
UIN Alauddin Makassar Vol.I.

Admin, 2023. Hirarki Kebutuhan Maslow. Dikutip dari


https://www.stieykpn.ac.id/read/440/hirarki-kebutuhan-maslow.html.
Diakses pada 13 Desember 2023.

Agustina, 2014. Hubungan Kepuasan Pasien terhadap Minat menggunakan Jasa


Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap. Jurnal Lentera Acitya
Akademi Keperawatan Fatimah. Hal.47.

Aris, 2022. Teori Kebutuhan Maslow: Pengertian, Konsep, dan Pembagiannya.


Dikutip dari https://www.gramedia.com/literasi/teori-kebutuhan-maslow/.
Diakses pada 15 Desember 2023.

Bari Andriyansyah, 2022. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow. Jurnal UM-


Palembang Vol.7 No.1. Hal 10.

Danu Santoso, 2023. Apa itu Teori Maslow dan Bagaimana Hubungannya dengan
Keperawatan. Dikutip dari https://kiriminaja.com/blog/teori-maslow.
Diakses pada 13 Desember 2023.

Diki Cahya, 2022. Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow. Dikutip dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/31/140134369/teori-hierarki-
kebutuhan-abraham-maslow. Diakses pada 13 Desember 2023.

Fauziyah Nur, 2022. Perencanaan Asuhan Keperawatan dalam Menentukan


Prioritas, Tujuan, dan Rencana Tindakan Keperawatan. Hal 2.

Health and Care Education, 2018. Makalah Teori Abraham Maslow. Dikutip dari
http://healthcarebydedik.blogspot.com/2018/12/makalah-teori-abraham-
maslow.html. Diakses pada 13 Desember 2023.

29
Megabintang Kiki, 2022. Kebutuhan Perawatan Pasien Covid-19 Di Ruang
Intensive Unit Care Didasarkan Teori Abraham Maslow. Jurnal Nursing
Study Undergraduate Programs vol.1. Hal 1-9.

Rahman Arif, 2016. Peran dan Motivasi Perawat Kesehatan Jiwa dalam Program
Bebas Pasung: Studi Kasus di Mataram. Jurnal berita Kedokteran
Masyarakat of Community Medicine and Publichealth Vol.32 No.8. Hal
287-294.

Rahmawati Nopi, 2022. Aspek Hirarki Kebutuhan Kajian Teori Psikologi


Humanistik Abraham Maslow. Jurnal Falkultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Surabaya. Hal. 3-5.

Sampoerna Academy, 2022. Penjelasan Mengenai Teori Hirarki Kebutuhan


Maslow. Dikutip dari https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/teori-
kebutuhan-maslow/. Diakses pada 14 Desember 2023.

Taufiqrahman Opik, Hadi, 2016. Aplikasi Konsep Teori Maslow pada Pasien DHF.
Dikutip dari https://id.scribd.com/document/376824109/Aplikasi-Teori-
Maslow-Pada-Pasien-Dhf. Diakses pada 12 Desember 2023.

Yulita Rahmah, 2022. Biografi Abraham Maslow, Pencetus Teori Hirarki


Kebutuhan Manusia. Dikutip dari https://www.zenius.net/blog/biografi-
abraham-maslow. Diakses pada 14 Desember 2023.

30

You might also like