You are on page 1of 20

e l o m p o k 5

Perilaku Konsumen
Kelompok
5
Alifian Aiman Intan Adelia

Titi Atifah Zahra Maha


Preferensi dan Perluasan
Ekonomi Islam
Preferensi merupakan gambaran keinginan konsumen mengenai barang dan jasa yang akan
dikonsumsi. Teori preferensi dipergunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi
konsumen. Dalam teori ekonomi mikro, konsumen diasumsikan mampu memebedakan
barang mana yang ingin dikonsumsi dan menentukan daftar urutan preferensi barang yang
ada. Dalam membuat daftar urutan preferensi ada tiga asumsi yang dipergunakan yaitu :
1. Komplit, yaitu ketika konsumen dihadapkan pada pilihan beberapa barang, konsumen
dapat memilih barang yang paling komplit dari semua kombinasi yang ada.
2. Transitif, jika konsumen lebih menyukai barang A dari pada B, dan barang B lebih disukai
dari barang C, maka A harus dipilih bukan barang C.
3. Tanpa kepuasan, tidak seorang pun yang merasa puas sepenuhnya walaupun sudah dapat
semua yang diperlukan. Semakin banyak barang yang bisa dikonsumsi, semakin
tinggi tingkat kepuasan konsumen.
Prinsip dan Tingkatan Konsumen

PRINSIP
TINGKATAN
1. Prinsip Keadilan
1. Dauriyat (primer)
2. Prinsip Kebersihan
2. Tausiniyat(sekunder)
3. Prinsip Kesejahteraan
3. Hajiyat(tersier)
4. Prinsip Kemurahan
Hati
5. Prinsip Moralitas
Utility dan Maslahah
Utility adalah suatu ukuran kepuasan/kebahagiaan
yang diperolehkonsumen dari sekelompok barang.
Sedangkan maslahah adalah tujuan konsumsi
untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat. Maka dari itu tujuan konsumsi seorang
muslim bukanlah mencari utility, melainkan
mencari maslahah.
adapun perbedaan antara utility dan maslahah yaitu:
Maslahah relatif lebih objektif karena bertolak dari pemenuhan keinginan. Sementara
utilitas orang mendasarkan pada kriteria yang bersifat subyektif, karenanya dapat berbeda
di antara satu orang dengan orang lain.
Maslahah individual akan relatif konsisten dengan maslahah sosial, sementara utilitas
individu sangat mungkin bersebrangan dengan utilitas sosial
Jika maslahah dijadikan tujuan dari seluruh pelaku ekonomi (produsen, konsumen,
distributor), maka arah pembangunan ekonomi akan menuju pada titik yang sama, tetapi
berbeda dengan utilitas, dimana konsumen mengukurnya dari pemenuhan kebutuhannya
sementara produsen dan distributor dari tingkat keuntungan yang dapat diperolehnya,
sehingga berbeda tujuan dan arah yang ingin dicapainya.
Maslahah merupakan konsep yang lebih terukur dan dapat diperbandingkan sehingga
lebih mudah disusun prioritas dan pentahapan dalam pemenuhannya. Sebaliknya,
tidaklah mudah untuk mengkur tingkat utilitas dan membandingkannya antara satu
orang dengan orang lain, meskipun dalam mengkonsumsi benda ekonomi yang sama
dalam kualitas maupun kuantitasnya
Utility dan Marginal
Tabel fungsi Utilitas makanan (f) dan Pakaian (c)

Keterangan : U = besarnya kepuasan dari seorang konsumen


Xn = jumlah barang yang dikonsumsi
Pada tabel di atas misalnya ada dua barang yaitu makanan (F) dan pakaian (C),
maka utilitas atau kepuasan yang diperoleh oleh konsumen seperti terlihat
pada tabel adalah : jika konsumen mengkonsumsi makanan sebanyak 8 dan
pakaian 3,maka kepuasan yang diperolehnya adalah 24, begitu seterusnya.
1. Pendekatan Nilai Guna( utility Kardinal)
Kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi barang dapat dinyatakan secara kuantitatif,
sehingga konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya. Nilai guna ini dapat
dibedakan antara dua yaitu:
1. Nilai Guna Total (Total Utility = TU). Yaitu Seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
2. Nilai Guna Batas (Marginal Utility = MU). Yaitu perubahan guna total yang diakibatkan
oleh perubahan konsumsi suatu barang sebanyak 1 (satu) unit per satuan waktu tertentu.

Marginal utility pada dasarnya merupakan perubahan dari jumlah kegunaan (MU = ∆U)
Contoh tabel utilitas total dan utilitas marginal
Keterangan :
MU = Marginal Utility
∆U = Perubahan Utility
Ut = Jumlah Utility pada t
Ut-1 = Jumlah kegunaan sebelum t

2. Pendekatan Nilai Guna( utility Ordinal)


Menurut teori ordinal kegunaan tidak dapat dihitung, hanya dapat di
bandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan dan kepandaian seseorang.
Untuk menjelaskan pendapatnya, teori ordinal menggunakan kurva indeferens
(indifference curve).
1. Pendekatan Nilai Guna( utility Ordinal)
Menurut teori ordinal kegunaan tidak dapat dihitung, hanya dapat di
bandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan dan kepandaian
seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, teori ordinal menggunakan
kurva indeferens (indifference curve).
Kurva Indiferens
Kurva indiferens adalah kurva yang menunjukkan kombinasi
beberapa barang yang ingin dikonsumsi oleh seseorang
konsumen yang memberikan tingkat kepuasan yang
sama.Biasanya yang digambarkan adalah tingkat kepuasan
antara dua barang/jasa yang sifatnya sama-sama disukai oleh
konsumen. Kurva indiferens digambarkan dengan bentuk
yang cembung terhadap titik origin (0).
Ciri-ciri kurva indiferens
1. Memiliki kemiringan/slope negative. Hal ini menunjukkan apabila ia ingin
mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi
terhadap barang Y.
2. Cembung kearah titik origin (convex). Kurva yang cembung kearah titik origin
menjelaskan kadar penggantian marginal, yaitu menggambarkan besarnya
pengorbanan atas konsumsi suatu barang untuk menambah konsumsi barang
lainnya dengan tetap mempertahankan tingkat kepuasan yang diperoleh. Dalam
kurva indeferen, semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang maka semakin tinggi
pula kurva indiferennya.
Contoh Cembung kearah titik origin (convex)

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan adanya MRS (Marginal Rate os


Subtitution) yaitu kesediaan konsumen mensubtitusi suatu komoditi dengan
komoditi lain. Konsep dari tingkat subtitusi marginal sebenarnya cukup
sederhana. Dalam gambar tersebut konsumen indiferen antara gabungan A dab B.
Dalam memindahkan A ke B, konsumen memperoleh 1 unit barang X. Untuk tetap
berada dalam kurva indiferens yang sama, ia merelakan 2 unit barang Y. Oleh
karena itu, dalam berpindah dari titik A ke titik B, tingkat subtitusi marginal
antara X dan Y adalah 2.
3. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi
4. Tidak saling berpotongan. Karena setiap kurva indiferen bersifat
konsisten dalam menunjukkan tingkat kepuasan yang berbeda atau tidak
mungkin diperoleh kepuasan yang sama dari kurva yang berbeda.
Budget Line
Budget line adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang
yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Dalam teori ekonomi mikro
batasan anggaran kadang-kadang disebut dengan kendala anggaran (budget constraint),
sedangkan garis yang menunjukkan batas anggaran disebut dengan budget line. Jika
pendapatan konsumen naik maka menyebabkan pergeseran garis anggaran ke kanan
atas, namun jika tidak terjadi perubahan harga barang maka kemiringan garis anggaran
yang baru sejajar dengan garis anggaran sebelumnya. Oleh karena itu dapat diartikan
bahwa kenaikan pendapatan akan menimbulkan pergeseran letak garis anggaran secara
sejajar, begitu juga sebaliknya jikapendapatan turun dan tidak diikuti yang tidak diikuti
dengan penurunan harga barang maka akan menyebabkan pergeseran garis anggaran ke
kiri, sejajar dengan garis anggaran sebelumnya. Selain karena pendapatan, garis Budget
Line juga bisa bergeser ketika harga barang mengalami perubahan.
Persamaan Budget Line :
M = P1X1 + P2X2 +…+ PnXn
Keterangan :
M = Pendapatan Konsumen
P1 = Harga Barang 1 perunit
X1 = Jumlah Barang 1 yang
dikonsumsi

M = P x . X + Py .Y

Kemiringan garis anggaran :


Slope = −𝑃𝑥 −𝑃𝑦
Pilihan Konsumen
Pilihan konsumen untuk mengkonsumsi dua jenis barang yang berbeda akan
dilakukan selama masih dalam batas anggaran dan memberikan kepuasan yang
sama. Konsumen akan memilih konsumsi pada titik dalam budget line yang
terletak pada kurva indeferent tertinggi. Pada tingkat ini konsumen mengalami
“titik optimum” tingkat substitusi marginalnya sama dengan perbandingan harga
dua barang yang bersangkutan.
Pengaruh Harga dan Pendapatan
terhadap pilihan konsumen
Pengaruh perubahan harga suatu barang terhadap konsumsi dapat diuraikan
menjadi dua efek, yaitu efek pendapatan (income effect) dan efek substitusi
(substitution effect). Efek pendapatan yaitu perubahan pada konsumsi yang
muncul saat sebuah harga menggerakkan konsumen ke kurva indeferens yang
lebih tinggi/rendah atau pergerakan dari satu kurva indiferens ke yang lain yang
diakibatkan oleh perubahan dalam pendapatan riil yang disebabkan oleh
perubahan harga, sedangkan Efek substitusi yaitu perubahan pada konsumsi
yang muncul saat sebuah harga menggerakkan konsumen di sepanjang kurva
indeferens ke titik dengan titik substitusi marjinal baru atau pergerakan di
sepanjang kurva indiferens yang diakibatkan perubahan dalam harga relatif
barang, dengan pendapatan sebenarnya konsta
Prinsip Darurat dan Masalah dalam konsumsi
Dalam islam, barang yang halal dan barang yang haram sudah ditetapkan dengan
jelas. Secara logika ekonomi telah dijelaskan bahwa bila konsumen muslim
dihadapkan kepada dua pilihan yaitu barang halal dan barang haram, maka solusi
optimalnya apalah corner solution, yaitu mengalokasikan seluruh pendapatan yang
dimiliki untuk mengkonsumsi barang halal. Corner solution juga merupakan solusi
optimal karena mengkonsumsi barang haram berarti akan menghilangkan dis-
maslahah, sedangkan mengkonsumsi sejumlah barang halal akan meningkatkan
maslahah. Sekarang kita contohkan, jika satu tim ekspedisi pendakian gunung yang
pada saat itu tersesat dan kehabisan bahan makanan. Dan digunung tersebut
binatang yang banyak adalah babi hutan. Maka bagi mereka yang hidup tidak
mempunyai pilihan yang lain, yaitu terus bertahan hidup sambil berharap tim
penyelamat akan dating atau memakan babi hutan tersebut.
Memakan babi adalah haram, namun bila pilihannya antara memakan yang haram atau
akan binasa, maka dalam islam memberikan kelonggaran untuk mengkonsumsi barang
haram sekedarnya untuk bertahan hidup.binasa, maka dalam islam memberikan
kelonggaran untuk mengkonsumsi barang haram sekedarnya untuk bertahan hidup.

You might also like