Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN - PPH - Yermi Ga Rata
LAPORAN - PPH - Yermi Ga Rata
OLEH :
YERMIAS GA RATA
NIM.2123812093
KUPANG
2023
i
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan Praktek pengelolaan hutan ini telah di setujui oleh Dosen Pembimbing
pada Tanggal .....
Menyetujui
Pembimbing PPH
Mengesahkan
Mengetahui Ketua Program Studi
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala berkat dan rahmat-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek
Pengelolaan Hutan (PPH) dengan baik.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis membutuhkan berbagai data dan
informasi yang diperoleh baik dari praktek, literatur-literatur, media masa dan maupun
dari pihak lain. Sebagaimana tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai suatu media
pembelajaran dan pencapaian kompetensi sehingga dalam menyelesaikan laporan ini
tidak lepas dari dukungan pihak-pihak lain.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga tak lupa mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan ini.
Disamping itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini,
masih terdapat banyak kekurangan sehingga saran dan kritik dari para pembaca sangat
penulis butuhkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Yermias Ga Rata
iii
DAFTAR ISI
vi
3.2.4 Bidang Hasil Hutan Non Kayu .............................................. 10
BAB IV ................................................................................................................. 13
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................13
4.1 Bidang Manajemen Hutan .......................................................................... 13
vii
DAFTAR TABEL
Table 1 Daftar Kegiatan PPH Kabupaten Malaka ............................................... 8
Table 2 Inventarisasi PU 1 (9° 29' 0,865" S 125° 2' 42,428" E) ........................15
Table 3 Inventarisasi PU 2 (9° 29' 0,904" S 125° 2' 35,873" E) ........................16
Table 4 Inventarisasi PU 3 (9° 28' 57,611" S 125° 2' 42,409" E) .....................16
Table 5 Inventarisasi PU 4 (9° 28' 57,649" S 125° 2' 35,854" E) ......................17
Table 6 Rekapitulasi Hasil Inventarisasi ...........................................................17
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Perhutanan Sosial, KTH Banteng Barene ................................14
Gambar 2 Peta Kawasan Hutan KPHP Kabupaten Malaka ......................15
Gambar 3 Persemaian KTH Barene ......................................................... 19
Gambar 4 Pemasangan PAL Batas Kawasan Hutan Produksi Terbatas ...20
Gambar 5 Patroli Kawasan Hutan ............................................................ 20
Gambar 6 Industri Penggergajian dan Mebel ........................................... 21
Gambar 7 Kawasan Ekowisata Mangrove ................................................22
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah 9.442 hektar yang terdiri dari Hutan
Lindung seluas 3.862 hektar, Hutan Produksi Terbatas seluas 2.988 hektar dan Hutan
Produksi seluas 2.592 hektar.
1.2 Tujuan
2
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
Wilayah KPH Malaka secara geografis terletak antara 124°40'00" BT- 125° 2'
6,35" BT dan 9°37'30" LS - 9°10'30" LS. Adapun secara administratif kepemerintahan
KPHP Malaka masuk dalam delapan wilayah kecamatan Kabupaten Malaka Provinsi
3
Nusa Tenggara Timur.Sedangkan secara geografis Kabupaten Malaka berbatasan
dengan Kabupaten Belu disebelah utara dan Laut Timor disebelah selatan.Disebelah
barat, Kabupaten Malaka berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara
dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dan disebelah timur berbatasan denganTimor
Leste dan Laut Timor.
2.1.2 Tanah
Jenis tanah yang mendominasi di wilayah KPHP Malaka berdasarkan Peta Jenis
Tanah Tinjau Indonesia (1965) yang dikeluarkan oleh lembaga penelitian Tanah Bogor
adalah kambisol yang terdiri dari Kambisol Eutrik (25,13%) dan Kambisol Ustik
(37,65%). Jenis Tanah Kambisol ini mempunyai tingkat perkembangan belum lanjut.
Horisonisasi dan struktur tanah sudah menampakkan arah yang agak jelas, yaitu
berbentuk gumpal membulat atau gumpal bersudut tetapi lemah. Teksturnya dari
lempung berliat sampai lempung berpasir. Pada pengamatan panampang profil dijumpai
adanya horison penciri, yaitu horison kambik. Pada beberapa satuan lahan ada yang
menunjukkan satu lapisan tanah dengan kandungan bahan organik tinggi atau humic
(dicirikan dengan warna tanah yang gelap/hitam dan berat jenisnya relativ lebih ringan
dibanding dengan tanah mineral umumnya) dan dibeberapa lokasi ditunjang dengan
adanya epipedon mollik. Permeabilitasnya agak lambat sampai sedang. Ketebalan
solumnya bervariasi dari 30 cm sampai 100 cm.
2.1.3 Geologi
Secara umum kepulauan Nusa Tenggara terletak pada wilayah Ring Api Pasifik
Seismik yaitu lempeng Indo-Australia,lempeng Pasifik dan lempeng Eurosia, tepatnya
pada busur Sunda- Banda bagian luar atau busur geantiklin yang dimulai dari Timur ke
Barat sebelah Selatan yang tidak bergunung api atau merupakan rona gempa dangkal.
Pulau-pulau yang tersebar di wilayah NTT ini termasuk kedalam tipe pegunungan
kelopak dimana intensitas tektoniknya cukup aktif dengan sesarsungkup yang cukup
4
banyak ditemukan dibagian selatan ,hal ini menyebabkan litologi yang menyusun
daerah ini cukup rumit dan sering mengalami perulangan(Rosidi, Suwitodirdjo dan
Tjokrosapoetro,1974/1975). Berdasarkan hasil analisis spasial diperoleh informasi
bahwa wilayah Kabupaten Malaka berdasarkan Peta Geologi yang dikeluarkan oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, didominasi formasi batuan Marl
batuGamping dan Lempung, yaitu seluas ± 55% dari luas wilayah.
2.1.4 Topografi
2.1.5 Iklim
Kabupaten Malaka memiliki iklim tropis dengan musim hujan yang sangat
pendek (Desember-Maret)dan musim kemarau yang panjang (April-
November).Temperatur diKabupaten Malaka memiliki rata-rata suhu sebesar24-
2.1.6 Aksesibilitas
5
pengelolaan KPHP Malaka hampir sebagian besar sudah tersedia jalan setapak.
2.1.7 Batas-batas
1. Kepala KPH
a. Menyusun perencanaan tata hutan yang meliputi tata batas, inventarisasi hutan,
pembagian blok,pembagian petak dan pemetaan pada areal yang belum dibebani
izin pemanfaatan hutan dan atau izin penggunaan kawasan hutan.
b. Penyusunan rencana pengelolaan hutan jangka pendek dan jangkapanjang
c. Pelaksanaan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal yang
tidak dibebani izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
d. Pelaksanaan rehabilitasi, reklamasi, perlindungan hutan dan konservasi alam
pada areal yang belum dibebani izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
6
hutan.
e. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan dalam
wilayahnya.
f. Pelaksanaan pengawasan,pembinaan dan rekomendasi pemanfaatan danatau
penggunaan kawasan hutan pada areal yang dibebani izin sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g. Pelaksanaan penata usahaan perkantoran lingkungan UPTD.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala KPHL sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Dalam menjalankan tugasnya,Kasubag TU dibantu oleh para staf antara lain staf
keuangan, staf urusan barang dan logistik dan staf administrasi kepegawaian.
7
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
1. Pita meter
2. Roll meter
3. Haga meter
8
4. GPSgarming
5. Tali rafia
6. Alat tulis
7. Buku panduan PPH
8. Kamera
1. Linggis 1. Hidrogel
2. Ember 2. Anakan
3. Camera 3. Air
3.2.2 Silvikultur
3. Karung 3. Asam
4. Terpal 4. Kemiri
9
3.2.4 Bidang Teknologi Hasil Hutan Kayu
7. Mesin bor
8. Mesin amplas
9. Mesin bubut
a. Mengumpulkan data dan mempelajari sejarah, visi, misi, dan tujuan organisasi
perusahaan.
10
b. Mengumpulkan data dan mempelajari system pengelolaan dan perekrutan
tenaga kerja berdasarkan kualifikasi jabatan dalam organisasi perusahaan
(termasuk perekrutan tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap).
3.3.3 Pelaksanaan
1. Inventarisasi Hutan:
11
b. Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang struktur organisasi
kegiatan pengukuran dan pemetaan hutan serta hubungan kerja dalam
organisasi.
12
BAB IV
d. Hak Hutan Adat, yaitu: hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat
hukum adat.
a. Hutan Negara, yaitu: hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak milik
tanah.
b. Hutan Hak, yaitu: hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak milik tanah.
c. Hutan adat, yaitu: hutan yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. Ada
pun tiga fungsi hutan:
13
a. Fungsi konservasi, yaitu: hutan yang mempunyai pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
b. Fungsi lindung, yaitu: kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara
kesuburan tanah.
Pada UPT KPH Malaka hanya terdapat fungsi lindung dan fungsi produksi saja
sedangkan untuk fungsi konservasi hanya berada pada Balai Besar Konservasi Sumber
Daya Alam (BBKSDA).
14
Peta Inventarisasi Hutan
Gambar 2 Peta Kawasan Hutan KPHP Kabupaten Malaka
15
Table 3 Inventarisasi PU 2 (9° 29' 0,904" S 125° 2' 35,873" E)
16
Table 5 Inventarisasi PU 4 (9° 28' 57,649" S 125° 2' 35,854" E)
No PU 1 2 3 4
V pohon/PU 1.584 1.504 1.195 1.197
V rata rata/PU 1.36987
Taksiran V/ha 37.5894
Ragam 0.0413
Standar deviasi 0.20321
Standar eror 0.10161
Inventarisasi hutan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
potensi suatu tegakan hutan. Inventarisasi yang dilakukan di Kesatuan Pengelolaan
Hutan (KPH) Malaka yang terletak di hutan Kateri yang merupakan hutan produksi
dengan luas kawasan 4.560 Ha hanya dilakukan dengan melihat potensi tegakan pohon
dengan membuat 2 jalur dan masing-masing jalur terdiri dari 2 petak ukur dengan jarak
antar jalurnya 20 meter dan jarak antara petak ukur20 meter.
4.2.2 Silvikultur
4.2.3 Persemaian
Persemaian adalah tempat menyemai bahan pertanaman asal biji atau bahan
pertanaman berupa vegetatif untuk mendapatkan bibit, dimana tanaman-tanaman muda
ini dipelihara sampai tumbuh dewasa dan siap ditanam di lapangan.
17
Persemaian di UPT KPH Kab Malaka berdiri sejak tahun 80-an, status
kepemilikannya dulu masih bernaung langsung pada pemerintah setempat. Tetapi
semenjak tahun 2017 persemaian pada UPT KPH Malaka bernaung langsung pada pusat
provinsi. Data persemaian diambil dari kelompok tani hutan Banteng Barene,
kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.
1. Jenis tanaman
Jenis tanaman yang ada pada persemaian di KPHL Malaka adalah Jati (Tectona
Grandis), M ahoni (Swietenia Mahagoni) dan Jati putih (Gmelina arborea).
2. Jenis pupuk
3. Perlakuan benih
5. Pengadaan benih
Benih yang ada di persemaian didapat dengan mencari sendiri dihutan.
6. Harga setiap tanaman yang ada di persemain KPH Malaka antara lain:
a) Harga untuk tanaman yang berkayu adalah Rp 5.000/anakan.
18
Gambar 3 Persemaian KTH Barene
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa selama ini ancaman dalam pengelolaan hutan
di KPHP Malaka masih bersifat teknis dan sebagian besar berasal dari masyarakat
khususnya yang bermukim di dalam dan sekitar kawasan hutan. Selain ancaman
tersebut di atas, perubahan kebijakan juga kadang menjadi ancaman/hambatan KPH
dalam dalam melaksanakan fungsi dan tugas pengelolaan hutan ke depan. Hal ini terjadi
karena kewenangan KPH dalam mengelola kawasan yang menjadi wilayah kelola
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah.
19
Patroli Kawasan Hutan dan Pemasangan PAL Batas Kawasan Hutan Produksi
Terbatas.
20
4.2.5. Teknologi Hasil Hutan
Hasil hutan kayu banyak dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
dari jenis hasil bagi kepentingan manusia dan ekologis. Hutan yang berfungsi produksi
atau hutan produksi adalah kawasan hutan yang ditumbuhi oleh pepohonan yang
diusahakan perkembanganya dan dikhususkan untuk dipungut hasil dan manfaatnya
(kayu).
Teknologi hasil hutan dilakukan di mebeler milik Bapak Benyamin kore dengan
data-data yang diambil sebagai berikut:
2. Hasil olahan kayu berupa alat perabot rumah tangga dan perkantoran dengan
jumlah hasil olahan perminggunya berjumlah 50. Sedangkan untuk
pemasarannya di seluruh Kabupaten Malaka dan bahkan sampai luar kabupaten
jika ada pesanan.
4. Tenaga kerja berjumlah 10 orang berasal dari Kabupaten Malaka dengan gaji
perbulan 4 sampai 5 juta.
21
4.3 Ekowista
“Taman Eden” adalah nama salah satu tempat wisata alam “Mangrove” yang berada
di bibir pantai Motadikin yang berada di wilayah Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka
Tengah.
Kawasan wisata Mangrove ini merupakan tempat wisata yang kurang begitu
dikenal luas oleh khayalak ramai karena kurangnya promosi. Berdasarkan pada
pengamatan di lapangan keadaan sarana dan prasarana yang ada pada area wisata
sangatlah memadai, seperti pondok / gasebo, toilet, tempat parkir dan lain-lain. Menurut
pihak pengelola kawasan wisatan tersebut merupakan milik perseorangan dan bukannya
pemerintah. Sehingga dalam pengelolaannya belum memiliki promosi yang memadai
agar tempat wisata tersebut dikenal luas.
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
23
peralatanya tidak lengkap hal dapat mengakibatkan data yang di ambil tidak sesuai
dengan prosedur yang ada.
24
DAFTAR PUSTAKA
(DKN) Dewan Kehutanan Nasional. 2009. Kajian Mengenai Peraturan Dan Kebijakan
Konservasi Sumberdaya Alam Di Indonesia.
25