You are on page 1of 13

MAKALAH VALIDASI

BATAS DETEKSI DAN BATAS KUANTITASI

DISUSUN OLEH :
NAMA : NARSI
NIM : F202001043
KELAS : A1 FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi


Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa bantuan-
Nya tentunya saya tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta. kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa'atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehinggan penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas akhir dari mata kuliah VALIDASI dengan judul "BATAS
DETEKSI DAN BATAS KUANTITASI". Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen matakuliah
"Desak Ketut Sutiari, S.Si.,M.Si yang telah memberikan tugas akhir
sebagai syarat mengikuti Ujian Tengah Semester.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Kendari, 4 Desember 2023

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan........................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. BATAS DETEKSI ........................................................................................ 6
a. Definisi Batas Deteksi (limit of detection, LOD) ..................................... 6
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Batas Deteksi ................................... 7
B. BATAS KUANTITASI ................................................................................ 8
a. Definisi Batas Kuantitasi (limit of quantitation,LOQ) ............................. 8
b. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Batas Kuantitasi ............................ 10
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Validasi merupakan bagian dari penjaminan mutu sebagai
upaya untuk memberikan jaminan terhadap khasiat, kualitas, dan
keamanan produk-produk industri farmasi. Parameter validasi
metode analisis dilakukan dengan menentukan harga masing-
masing variabel metode deteksi, antara lain menentukan
kecermatan (accuracy), keseksamaan (precision), selektivitas
(spesifisitas), linearitas dan rentang, batas deteksi (LOD) dan
batas kuantitasi (LOQ).
Sensitivitas, Sensitivitas Analitik, Sensitivitas Fungsional,
Batas Deteksi Bawah, LoB, LoD, dan LoQ adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan konsentrasi terkecil suatu
besaran ukur yang dapat diukur secara andal melalui prosedur
analitis. Seringkali terdapat ketidaksepakatan dalam bidang
laboratorium klinis mengenai terminologi yang paling cocok
untuk menggambarkan parameter ini. Demikian pula, ada
berbagai metode untuk memperkirakannya. Laboratorium klinis
mungkin lemah dalam menangani masalah analitis ini karena,
dalam banyak kasus, kemampuan uji laboratorium untuk
mendeteksi jumlah besaran yang sangat kecil tidak signifikan
secara klinis. Misalnya, tingkat keputusan medis untuk glukosa
dan kolesterol jauh di atas batas analitis yang lebih rendah dari
tes ini sehingga sangat kecil kemungkinannya bahwa tindakan
klinis akan bergantung pada pengukuran analit tersebut pada
konsentrasi rendah. Meskipun demikian, penting untuk
mengkarakterisasi sepenuhnya kinerja analitis dari setiap
pengujian laboratorium klinis untuk memahami kemampuan dan
keterbatasannya, dan untuk memastikan bahwa pengujian
tersebut “sesuai dengan tujuannya.” Selain itu, menentukan batas
pengujian pada konsentrasi rendah berhubungan langsung
dengan rentang dinamisnya, atau rentang pengukuran analitis.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Dari Batas Deteksi?
2. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Batas Deteksi
Dan Batas Kuantitasi?
3. Apa Definisi Dari Batas Kuantitasi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Dari Batas Deteksi.
2. Mengetahui Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Batas Deteksi Dan Batas Kuantitas
3. Mengetahui Definisi Dari Batas Kuantitasi .

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. BATAS DETEKSI
a. Definisi Batas Deteksi (limit of detection, LOD)
Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit
terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun
tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOD merupakan batas uji yang
secara spesifik menyatakan apakah analit di atas atau di bawah
nilai tertentu. Definisi batas deteksi yang paling umum
digunakan dalam kimia analisis adalah bahwa batas deteksi
merupakan kadar analit yang memberikan respon sebesar respon
blangko (yb) ditambah dengan 3 simpangan baku blangko (3Sb)
(Gandjar & Rohman, 2007).
LOD seringkali diekspresikan sebagai suatu konsentrasi
pada rasio signal terhadap derau (signal to noise ratio) yang
biasanya rasionya 2 atau 3 dibanding 1. ICH mengenalkan suatu
konversi metode signal to noise ratio ini, meskipun demikian
ICH juga menggunakan 2 metode pilihan lain untuk menentukan
LOD yakni: metode non instrumental visual dan dengan metode
perhitungan. Metode non instrumental visual digunakan pada
teknik kromatografi lapis tipis dan pada metode titrimetri. LOD
juga dapat dihitung berdasarkan pada standar deviasi (SD) respon
dan kemiringan (slope, S) kurva baku pada level yang mendekati
LOD sesuai dengan rumus, LOD = 3 (SD/S). Standar deviasi
respon dapat ditentukan berdasarkan pada standar deviasi
blanko, pada standar deviasi residual dari garis regresi, atau
standar deviasi intersep y pada garis regresi (Gandjar
& Rohman, 2007).
LOD dihitung dengan persamaan dengan rumus :
𝑺𝑫
LOD = 3 𝒔
Keterangan :
SD = standar Deviasi
S = slope

6
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Batas Deteksi
Beberapa faktor dapat mempengaruhi batas deteksi dalam
lingkup laboratorium. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu
kita perhatikan: (Prima, 2023).
▪ Sensitivitas Instrumen
Instrumen analitik yang memiliki karakteristik
sensitivitasnya sendiri adalah salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kemampuan untuk mendeteksi, mengukur, dan
menganalisis senyawa atau bahan kimia dengan akurasi dan
keandalan tinggi. Sensitivitas instrumen mengacu pada
kemampuan suatu instrumen untuk mendeteksi perubahan kecil
dalam konsentrasi zat target yang kita analisis.
Semakin tinggi sensitivitas instrumen, semakin rendah
konsentrasi zat yang dapat kita deteksi dan ukur dengan akurasi
yang bagus. IDL yang rendah tentunya akan selaras dengan MDL
atau LoD method yang juga rendah.
▪ Pengolahan Data
Cara analisis dan pemrosesan data juga dapat
mempengaruhi limit deteksi. Penggunaan algoritma yang tepat
untuk menghitung sinyal dan mengurangi kebisingan dapat
membantu meningkatkan limit deteksi.Tipe-tipe metode
pengujian seperti kromatografi memerlukan operator dengan
tingkat pemahaman tinggi. Interpretasi yang kita lakukan dalam
analisis kromatografi bisa sangat bervariatif. Termasuk dalam
mementukan batas deteksi dari metode yang terkait.
▪ Metode Analisis
Metode analisis yang kita gunakan juga berpengaruh pada
limit deteksi. Beberapa metode memiliki batas deteksi yang lebih
rendah daripada yang lain karena perbedaan dalam prinsip teknis.
Seperti yang umum kita ketahui, metode uji logam menggunakan
AAS tungku grafit akan menghasilkan batas deteksi yang jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan menggunakan FAAS.
Bahkan jika perbandingannya dalam suatu instrumen yang sama,

7
metode yang berbeda pun akan memiliki karakteristik batas
deteksi yang berbeda, seperti pengujian phosphorus dengan
metode SnCl vs asam askorbat.
▪ Kebersihan Sampel
Kualitas sampel yang kita analisis juga dapat
mempengaruhi limit deteksi. Kontaminasi atau adanya interferen
dalam sampel dapat menyebabkan penurunan limit
deteksi.Pengujian COD dalam matriks air laut memerlukan
penanganan khusus, seperti penambahan merkuri sulfat yang
berlebih. Efek dari berlebihnya komponen pengganggu seperti
klorida dalam air laut akan sangat mempengaruhi performa
metode. Walaupun penambahan merkuri sulfat untuk mengikat
klorida berlebih dalam air laut itu kita lakukan, tetap saja
kemampuan metode akan berubah.
B. BATAS KUANTITASI
a. Definisi Batas Kuantitasi (limit of quantitation,LOQ)
Batas kuantifikasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit
terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan
akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode
yang digunakan. Sebagaimana LOD, LOQ juga diekspresikan
sebagai konsentrasi (dengan akurasi dan presisi juga dilaporkan).
Kadang-kadang rasio signal to noise 10:1 digunakan untuk
menentukan LOQ. Perhitungan LOQ dengan rasio signal to noise
10:1 merupakan aturan umum, meskipun demikian perlu diingat
bahwa LOQ merupakan suatu kompromi antara konsentrasi
dengan presisi dan akurasi yang dipersyaratkan. Jadi, jika
konsentrasi LOQ menurun maka presisi juga menurun. Jika
presisi tinggi dipersyaratkan, maka konsentrasi LOQ yang lebih
tinggi harus dilaporkan (Gandjar & Rohman, 2007).

ICH mengenalkan metode rasio signal to noise ini, meskipun


demikian sebagaimana dalam perhitungan LOD, ICH juga
menggunakan 2 metode pilihan lain untuk menentukan LOQ
yaitu: (1) metode non instrumental visual dan (2) metode
perhitungan. Sekali lagi, metode perhitungan didasarkan pada

8
standar deviasi respon (SD) dan slope (S) kurva baku sesuai
rumus: LOQ = 10 (SD/S). Standar deviasi respon dapat
ditentukan berdasarkan standar deviasi blanko pada standar
deviasi residual garis regresi linier atau dengan standar deviasi
intersep-y pada garis regresi (Gandjar & Rohman, 2007).
LOQ dihitung dengan persamaan dengan rumus :
𝑺𝑫
LOQ = 10 𝒔

Keterangan :
SD = standar Deviasi
S = slope

LoQ adalah konsentrasi terendah di mana analit tidak


hanya dapat dideteksi secara andal tetapi juga memenuhi
beberapa tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk bias
dan ketidaktepatan. “Sensitivitas fungsional” didefinisikan
sebagai konsentrasi yang menghasilkan CV = 20% (atau % CV
lain yang telah ditentukan sebelumnya), dan dengan demikian
merupakan ukuran presisi pengujian pada tingkat analit yang
rendah (tanpa mengatasi bias).Awalnya dikembangkan sebagai
alat diagnostik klinis untuk mengkarakterisasi kinerja uji hormon
perangsang tiroid (TSH) dalam membedakan pasien eutiroid dan
hipertiroid pada konsentrasi TSH rendah. Dapat diperkirakan
bahwa LoD berada di bawah sensitivitas fungsional pengujian
(Hay ID, Bayer MF,2002).
LoQ mungkin setara dengan LoD atau bisa juga pada
konsentrasi yang jauh lebih tinggi (Angka); tidak boleh lebih
rendah dari LoD. LoD memberikan perkiraan bias dan
ketidaktepatan pada konsentrasi analit yang sangat rendah. Jika
bias dan ketidaktepatan yang diamati pada LoD memenuhi
persyaratan kesalahan total analit (yaitu pengujian “sesuai
dengan tujuan”) maka: LoQ=LoD. Jika tujuan analisis tidak
terpenuhi pada LoD, konsentrasi analit yang sedikit lebih tinggi
harus diuji untuk menentukan LoQ.

9
Berikut Tabel Meja yang memberikan ringkasan singkat
tentang fitur LoB, LoD, dan LoQ

Gb. 1 Menurut (Lawson GM,1994 dan Romberg RW, 1990)


b. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Batas Kuantitasi
Batas kuantitas, atau batas kuantifikasi, dalam konteks yang
lebih umum dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
termasuk: (Institut Standar Klinis dan Laboratorium,2004).

▪ Spesifikasi Instrumen
Kemampuan alat ukur atau perangkat untuk
mendeteksi dan mengukur suatu nilai tertentu. Informasi ini
biasanya terdapat dalam spesifikasi teknis yang disediakan
oleh produsen peralatan.
▪ Ketidakpastian Pengukuran
Setiap pengukuran memiliki tingkat ketidakpastian
yang perlu diperhitungkan. Ketidakpastian ini bisa
dipengaruhi oleh ketidakpastian instrumen, kondisi
lingkungan, dan keahlian operator. Metode analisis dan alat
bantu perhitungan ketidakpastian dapat ditemukan di literatur
metrologi.

10
▪ Sifat Materi yang Diukur
Beberapa materi mungkin sulit diukur dengan presisi
tinggi karena sifat fisik atau kimianya. Literatur ilmiah dan
metode standar menyediakan informasi tentang kompleksitas
pengukuran berbagai jenis materi.
▪ Kalibrasi dan Standar Referensi
Kualitas kalibrasi instrumen dan keakuratan standar
referensi yang digunakan dapat memengaruhi batas
kuantifikasi. Panduan kalibrasi dan sertifikat standar referensi
memberikan informasi kritis.
▪ Kemampuan Operator
Keahlian dan pelatihan operator dalam menggunakan
alat ukur serta mengimplementasikan metode analisis dapat
mempengaruhi hasil pengukuran. Manual instrumen dan
panduan metode analisis memberikan panduan untuk
operator.
▪ Kondisi Lingkungan
Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, dan tekanan
dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Informasi tentang
pengaruh kondisi lingkungan biasanya terdapat dalam
petunjuk pengguna atau panduan metode.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Batas deteksi adalah konsentrasi analit terendah yang mungkin
dapat dibedakan secara andal dari LoB dan yang memungkinkan
pendeteksian. Sedangkan batas kuantitasi adalah konsentrasi
terendah di mana analit tidak hanya dapat dideteksi secara andal
tetapi juga memenuhi beberapa tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya untuk bias dan ketidaktepatan. LoQ mungkin setara
dengan LoD atau bisa juga pada konsentrasi yang jauh lebih
tinggi (Angka); tidak boleh lebih rendah dari LoD. LoD
memberikan perkiraan bias dan ketidaktepatan pada konsentrasi
analit yang sangat rendah.

B. Saran
Kritik dan saran pembaca sangat dibutuhkan bagi penulis demi
kelengkapan makalah ini,untuk itu penulis ucapkan banyak
terima kasih .

12
DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hay ID, Bayer MF, Kaplan MM, Klee GG, Larsen PR, Spencer CA.
Penilaian American Thyroid Association terhadap pengukuran
hormon tiroid bebas dan tirotropin saat ini serta pedoman untuk
uji klinis di masa depan. Komite Nomenklatur American Thyroid
Association. Klinik Kimia 1991:37:2002-8.
Institut Standar Klinis dan Laboratorium. Protokol Penentuan Batas
Deteksi dan Batas Kuantitas, Pedoman yang Disetujui. Dokumen
CLSIEP17. Wayne, PA AS: CLSI; 2004.
Lawson GM. Mendefinisikan batas deteksi dan batas kuantisasi
sebagaimana diterapkan pada pengujian penyalahgunaan
narkoba: mengupayakan konsensus. Klinik Kimia 1994;40:
1218-9.
Penjahit SB, Romberg RW. Batasan linearitas dan deteksi
penyalahgunaan beberapa obat. J Anal Toksikol 1990;14:34-8.
Prima Nursyami . 2023 . Limit Deteksi Dalam laboratorium Uji .
pedoman yang disetujui PT. cita Maju Gemilang .

13

You might also like