Professional Documents
Culture Documents
Psikologi Abnormal Teori Gangguan Mood D
Psikologi Abnormal Teori Gangguan Mood D
Amerika Serikat dan Eropa, diperkirakan 9-26% wanita dan 5-21% pria pernah
Hampir 2/3 individu yang mengalami depresi memikirkan untuk bunuh diri
dan hanya 10-15% yang melakukan percobaan bunuh diri. Mereka yang di bawa
ke rumah sakit karena percobaan bunuh diri akan lebih berhasil bunuh diri
daripada mereka yang belum dirawat di rumah sakit. Hampir semua pasien
suka terbangun dini hari atau sering terbangun di malam hari, ketika mereka
kehilangan nafsu makan dan kehilangan berat badan, tetapi ada juga yang
mengalami penambahan nafsu makan dan kenaikan berat badan, juga tidur
lebih lama dari biasanya. Namun, banyak individu yang tidak menyadari bahwa
mereka menderita depresi dan apa yang dilakukan untuk mengobati gangguan
tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan menjelaskan mengenai
gangguan suasana hati yang terdiri dari gangguan depresi (unipolar) dan
gangguan bipolar.
2
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu gangguan mood;
3. Tujuan
Tujuannya membuat makalah ini adalah agar dapat memberikan
abnormal. Di sini, kami menjelaskan tentang apakah itu gangguan mood, tipe-
makalh ini kami mengupas semua tentang gangguan mood dan kami ringkas
3
4. Pengertian Gangguan Mood
1. Definisi Gangguan Mood Menurut Ahli
setiap harinya. Perasaan itu terkadang sedih, senang, marah, dan lain
hari, atau bahkan, dalam beberapa kasus depresi beberapa bulan. Mood yang
dialami dalam kehidupan manusia ini sedikit banyak akan berpengaruh kuat
Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada dan mewarnai kehidupan
psikologis kita. Perasaan sedih atau depresi bukanlah yang abnormal dalam
konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan. Namun, orang dengan
gangguan mood atau yang sering dikenali sebagai gangguan perasaan biasanya
terlarut dalam suasana perasaannya dalam jangka waktu yang cukup lama
tanggung jawab secara normal. Mereka yang mengalami gangguan mood ini
emosional dengan ketinggian yang membuat pusing dan turunan yang bukan
Pada diri manusia mood ini datang dan pergi, dan ketika itu terjadi
tidak semudah itu umumnya gangguan mood ini terjadi pada semua usia,
mereka.
4
Mood pada seorang anak lebih rentan terhadap pengaruh stressor social
karena banyaknya tekanan yang menimpa dirinya dan cenderung terlarut dalam
kemudian dapat berubah menjadi depresi terutama depresi mayor. Hal ini
terbukti pada suatu penelitian yang menemukan bahwa dalam sekitar empat
dari lima kasus, depresi mayor diawali oleh peristiwa kehidupan yang penuh
tekanan. Orang juga lebih cenderung untuk menjadi depresi bila mereka
Depresi berat yang terjadi dalam jangka waktu yang lama ataupun orang
yang berada di bawah tekanan stress yang berat dan tidak memiliki
pertimbangan yang baik, maka orang tersebut lebih memilih untuk bunuh diri
normal.
5
5. Macam-Macam Gangguan Mood dan Ciri-
Cirinya
Ada beberapa jenis dalam gangguan mood yang terjadi pada manusia ini
terjadi, yaitu :
1. Gangguan Unipolar
Gangguan Depresi
remaja sampai paruh baya. Dimana usia paruh baya ini merupakan
usia puncak dari depresi. Pada setiap orang depresi ini berbeda-
dan berbicara gugup atau bias beralih menjadi periode mania ( mood
gangguan yang dapat dibagi menjadi tiga tahap yang dimulai dari
6
energy yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah lelah dan
menurunnya aktivitas.
Tidur terganggu,
Depresi ringan
Depresi sedang
7
Depresi mayor
8
• Setiap hari (atau hampir setiap hari) mengalami
hari.
tiap hari.
setiap hari.
9
sekurangnya satu tahun. Pada anak-anak dan remaja, mood
keputusan,
10
6. Gangguan Perubahan Mood Bipolar)
A. Gangguan Bipolar
ada perubahan mental antara mania dan depresi secara full brown. Gangguan
bipolar merupakan suatu psikosis afektif, ada gangguan emosi, baik akibat
keadaaan ini mengandung unsure fanatic dan religious (Jacoby, 2009: 27).
Gangguan bipolar ini sendiri dibagi menjadi dua, yaitu gangguan bipolar I
dan gangguan bipolar II. Gangguan bipolar I ini terjadi pada seseorang yang
mengalami perubahan mood antara rasa girang dan depresi dengan diselingi
periode antara berupa mood yang normal. Sedangkan, gangguan bipolar II ini
diasosiasikan dengan suatu bentuk maniak yang lebih ringan. Pada gangguan
mayor dan paling tidak satu episode hipomanik (Nevid, 2003: 237).
Episode manic
dalam beberapa hari. Selama satu episode manic ornag tersebut mengalami
euphoria, atau optimism yang tidak biasa. Orang yang mengalami episode
manic ini akan memperolok orang lain dengan memberikan lelucon yang
menjadi argumentative, dan terkadang bertindak afektif. Tak hanya itu orang
11
meningkat, mulai berkisar dari self-confidance yang ekstreem hingga delusi
fisik dan mental dalam berbagai derajat keparahan. Dalam episode manic
terdapat tipe hipomania dimana pada gangguan ini derajat gangguan yang
lebih ringan dari mania. Tipe hipomania ini dapat ditandai dengan adanya afek
atau waham.
B. Gangguan Siklotimik
Gangguan siklotimik ini berasal dari kata Yunani kyklos “lingkaran” dan
thymos “spirit”. Jadi dapat diartikan bahwa siklotimik ini merupakan spirit
deskripsi yang tepat dari siklotimik karena gangguan ini melibtatkan suatu
pola melingkar yang kronis dari gangguan mood yang ditandai oleh perubahan
mood ringan paling tidak selama 2 tahun (1 tahun untuk anak-anak dan
remaja) (Nevid, 2003: 239). Pada gangguan siklotimik anak dan remaja
diperlukan periode satu tahun adanya sejumlah pergeseran mood. Dan pada
suasana perasaan senang dan depresi yang bersifat kronis yang tidak sampai
pada tingkat keparahan seperti episode manic atau depresi berat. Pada para
12
mengalami gejala-gejala keadaan depresi ringan dan umumnya disebut sebagai
Gangguan Mood
a. Stres dan Gangguan Mood
mayor (Greenberger dkk., 2000; Kendler, thornton, & Gardner, 2000; Monroe
dkk., 2001). Kejadian traumatis yang penuh dengan tekanan dapat memainkan
peran penting dalam siklus gangguan bipolar, meski mungkin tidak dalam onset
gangguan tersebut ( Hammen & Gitlin, 1997; miklowitz & Alloy, 1999).
kejadian hidup yang penuh tekanan bila mereka memiliki diatesis dalam bentuk
13
keluarga ataupun gangguan mental atau alkoholisme orang tua (Hammen,
b. Teori Psikodinamika
mewakili kemarahan yang diarahkan ke dalam diri sendiri dan bukan terhadap
orang-orang yang dikasihi. Rasa marah dapat diarahkan kepada self setelah
yang normal, adalah proses yang sehat karena dengan berduka seseorang
yang hilang karena kematian, perceraian, atau alasan lainnya. Namun, rasa
duka yang patologis tidak mendukung perpisahan yang sehat. Malahan, hal ini
Rasa duka yang patologis cenderung terjadi pada orang yang memiliki
mental dari objek itu. Mereka kemudian menyatukan ornag lain tersebut k
dalam self.
berubah-ubah dari kepribadian individu antyara ego dan superego. Dalam fase
14
kesalahan-kesalahan dan membanjiri individu dengan bersalah dan
menandai fase manik. Ekshibisi ego yang berlebian nantinya akan memicu
depresi.
Greenberg, 1987). Menurut model ini, orang yang mudah terkena depresi
c. Teori Humanistik
Menurut teori humanistik, orang yang menjadi depresi saat tidak dapat
mengisi keberadaan mereka dengan makna dan tidak dapat membuat pilihan-
d. Teori Belajar
15
Kurangnya reinforcement untuk usaha seseorang dapat menurunkan
2. Teori interaksi, interaksi antara orang yang depresi dengan orang lain
e. Teori Kognitif
dengan adopsi dari cara berpikir yang bias atau terdistorsi secara negatif di
mencapai kebahagiaan.
dan kehilangan.
sebagai tidak ada harapan dan meyakini bahwa dirinya tidak punya
kekuatan untuk mengubah hal-hal menjadi lebih baik. Harapan prang ini
16
8. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Gangguan
Mood
Dilihat dari beberapa sudut pandang, ada beberapa hal ynag menyebabkan
adalah :
1. Faktor Biologi
Dalam kaitannya dengan gangguan mood adalah dalam studi keluarga, para
memiliki gangguan suasana perasaan secara konsisten dua sampai tiga kali
lebih tinggi fibanding anggota keluarga kelompok control yang tidak memiliki
gangguan perasaan. Namun, perlu diketahui bahwa jika salah satu di antara
untuk memiliki gangguan bipolar yang sangat tipis atau sama sekali tidak ada.
b. Sistem Neurotransmiter
rendah dalam etiologi gangguan suasana perasaan. Hal ini dikarenakan, fungsi
17
Dalam hipotesis “permisif” penelitian ini mengatakan bahwa ketika tingkat
Gangguan mood yang dialami oleh seseorang ini umumnya dapat dilihat
dari pertambahan jam tidur yang semakin meningkat. Dan dalam beberapa
tahun telah diketahui bahwa gangguan tidur merupakan salah satu pertanda
bagi kebanyakan gangguan perasaan. Hal ini terjadi karena, pada orang-orang
yang mengalami depresi hanya ada waktu yang lebih pendek secara signifikan
sepelum repid eye movement (REM) sleep dimulai. REM sleep atau non-REM
sleep. Pada saat seseorang tetidur, mereka akan melalui beberapa subtahapan
tidur yang secara progresif menjadi lebih nyenyak, di mana pada saat itu
setelah 90 menit seseorang mulai mengalami REM sleep, di mana otak terjaga
dan kita mulai bermimpi. Mata akan bergerak maju-mundur dengan cepatdi
balik kelopak mata, sehingga dinamai dengan repid eye movement sleep. Dan
ketika semakin larut, maka banyaknya REM sleep akan semakain bertambah.
gelombang-lambat mereka.
Selain memasuki periode REM sleep yang jumlah yang jauh lebih cepat,
orang dengan depresi ini akan mengalami aktvitas REM yang lebih intens. Tak
hanya itu, tahapan tidur yang paling nyenyak hanya berlangsung pendek atau
bahkan tidak terjadi sama sekali. Karena ada beberapa karakteristik tidur
hanya terjadi pada saat seseorang sedang mengalami depresi dan tidak
18
d. Aktivitas Gelombang Otak
Ada beberapa indicator yang dapat dilihat dari aktivitas gelombang otak
peneliti bahwa para penderita depresi menunjukkan aktivasi lebih besar pada
anterior sebelah kanan (dan lebih kecil pada aktivasi sebelah kiri) disbanding
2. Faktor Psikologis
sakit fisik, masalah dalam pernikahan dan hubungan, kesulitan ekonomi, dan
atau kambuhnya sebuah gangguan mood, terutama depresi mayor. Dan pada
orang-orang dengan depresi mayor ini sering kali kurang memiliki keterampilan
19
b. Learned Helplessness
bahwa mereka tidak memiliki kontrol atas stress dalam kehidupannya (baik
secara negative pada tiga hal, yaitu dirinya sendiri, dunian terdekatnya, dan
bertahannya dperesi. Faktor yang paling menonjol antara lain adalah hubungan
a. Hubungan Perkawinan
b. Perbedaan Gender
karena peran jenis yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan di masyarakat.
20
perempuan sebaliknya diharapkan lebih pasif, lebih sensitive terhadap orang
c. Dukungan Sosial
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Johnson, Winett, dkk (1999)
episode depresif, tetapi tidak pada episode manic. Dari hasil penelitian ini
2006: 303-308).
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani seseorang yang
1. Pengobatan
norepinefferin.
21
MAOIs ini berfungsi untuk memblokir enzim MAO yang memogokkan
D. Lithium
Lithium ini merupakan garam yang dapat ditemukan dalam kandungan air
minum yang kadar jumlahnya sangat kecil hingga tidak memberikan efek
2. Terapi Kognitif-Behavioral
Dalam prosees terapi ini klien diajarkan untuk menelaah secara cermat
cara berfikir mereka saat mereka depresi dan untuk menengarai kesalahan-
kesalahan “depresif” dalam berpikir. Tak hanya itu, klien juga diajarkan bahwa
berbagai masalah dalam hubungan yang sudah ada dan belajar membangun
hubungan-hubungan interpersonal yang penting dan baru. Dalam proses IPT ini
22
mengklasifikasikan dan mendefinisikan sebuah perselisihan interpersonal.
a. Tahap negosiasi
c. Tahap resolusi
ECT adalah penangan yang cukup aman dan efektif untuk depresi berat
anestsesi/ obat bius untuk mengurangi perasaan tidak nyaman dan diberikan
obat perelaks otot untuk mencegah kerusakan tulang akibat konvulsi selama
melalui otak selama kurang dari satu detik. Bentuk penanganan ECT ini
TMS dan ECT ini sama-sama efektif untuk pasien-pasien dengan depresi
2006: 311-318).
23
9. Kehilangan
Kehilangan adalah keadaan duka cita yang berhubungan dengan kematian
a) Perasaan sedih,
b) Insomnia,
Dan jika pada anak-anak umumnya mereka lebih menarik diri dan terlihat
sedih; dan mereka tidak mudah ditarik meskipun aktivitas itu merupakan
Bunuh diri adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Gagasan bunuh diri mungkin juga muncul pada orang yang tidak mengalami
gangguan mental saat mereka berada dalam keadaan depresi atau mengalami
penyakit fisik. Perilaku bunuh diri bukanlah suatu gangguan psikologis, tetapi
24
untuk copping dengan stressor yang mereka hadapi. Dalam kaitannya, bunuh
diri ini terkait dengan suatu jaringan yang kompleks dari beberapa faktor.
Namun, jelas bahwa kebanyakan kasus bunuh diri ini dapat dicegah bila orang
dengan perasaan ingin bunuh diri menerima penanganan untuk gangguan yang
menjadi perilaku bunuh diri. Sangat sering, terdapat masalah kesehatan mental
atau teman, gagal di sekolah, dan bermasalah dengan hukum. Peristiwa yang
meskipun begitu, dan jarang menyebabkan perilaku bunuh diri jika tidak
mendasar yang paling umum adalah depresi dan alkohol dan penyalahgunaan
obat-obatan terlarang.
Remaja dengan depresi mengalami perasaan putus asa dan tidak berdaya
yang buruk adala sebuah faktor umum dalam perilaku bunuh diri.
25
Para remaja berupaya bunuh diri adalah umumnya marah dengan anggota
tindakan orang lain. Misalnya, bunuh diri yang dipublikasikan dengan baik,
seperti pada selebritis, seringkali diikuti oleh bunuh diri atau upaya bunuh diri
yang lain. Bunuh diri bisa mengikat dalam keluarga dengan sifat mudak
26
3. Konsumsi alcohol, Alkohol terlibat dalam sekitar 30% kasus
sosial dan bunuh diri pada remaja, terutama pada pria. Pria
beberapa kasus.
27
atau ketidaknyamanan yang berhubungan dengan kondisinya.
28
C. Diagnosa Gangguan Bunuh Diri
mereka yang telah melakukan perubahan baru-baru ini dalam perilaku. Anak-
anak dan remaja seringkali mempercayai hanya teman sebaya mereka, yang
harus diyakinkan untuk tidak menjaga rahasia yang bisa membuat kematian
tragis pada anak yang bunuh diri. Anak yang terlalu cepat berpikir bunuh diri
seperti ‘saya harap saya tidak pernah dilahirkan’ atau ‘saya ingin tidur dan
ringan, seperti menarik diri dari masyarakat, tinggal kelas, atau terpisah dari
seorang simpatik yang bisa memberikan konseling segera dan bantuan dalam
memperoleh perawatan lebih lanjut. Meskipun hal ini sulit untuk dibuktikan
bahwa pelayanan ini secara nyata mengurangi jumlah kematian dari bunuh diri,
mereka sangat membantu dalam mengarahkan anak dan keluarga untuk sumber
29
D.Pengobatan dan Terapi Gangguan Bunuh Diri
ke rumah. Mereka yang masuk ke dalam resiko tinggi harus dirawat di rumah
sakit sampai sikap bunuh diri sudah tidak ada lagi. Orang dengan resiko tinggi
adalah mereka yang sebelumnya pernah mencoba bunuh diri. Mereka yang
berperilaku agresif atau penyalahgunaan zat, mereka yang mencoba bunuh diri
dengan senjata api atau menelan zat racun, mereka dengan gangguan
depresif berat yang menarik diri dari lingkungan sosial, putus asa, dan tida
ada tenaga, dsb. Mereka yang memiliki ide bunuh diri harus dirawat di rumah
mengawasi anak atau bekerja sama dengan terapi dalam lingkungan rawat
jalan. Dalam situasi tersebut, jasa perlindungan anak harus dilibatkan sebelum
Jika remaja dengan ide bunuh diri melaporkan bahwa mereka tidak lagi
dan terapi keluarga sesuai yang diindikasikan. Jika opname tidak diperlukan,
keluarga dari anak-anak pulang kerumah harus memastikan bahwa senjata api
dibuang dari rumah sama sekali dan bahwa onat-obatan dan benda tajam
dibuang atau benar-benar dikunci. Selain itu, perjanjian follow-up rawat jalan
harus di lakukan sebelum pemulangan, dan nomor telepon yang siap dihubungi
24 jam harus diberikan bagi remaja dan keluarga kalau sewaktu-waktu ide
30
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, gangguan mood adalah
kadang beberapa jam, beberapa hari, atau bahkan, dalam beberapa kasus
depresi beberapa bulan. Mood yang dialami dalam kehidupan manusia ini
mood unipolar dan bipolar, masing-masing dari tipe ini memiliki beberapa jenis.
gangguan siklotimik.
Meski perubahan dalam mood sebagai respons dari naik dan turunnya
parah, atau siklus kegirangan dan depresi yang ekstrem, dapat menjadi
31
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, Gerald C., Neale, John M., danKring, Ann M. 2006, Psikoloogi
Pustaka Pelajar
Kaplan, Harold L., Sadock Benjamin J., Grebb, Jack A, 1997, Sinopsis Psikiatri
Maslim, Rusdi, 2003, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Jakarta: Bagian
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., dan Greene Beverly. 2003, Psikologi
http://antoekpsikologi.blogspot.com/2013/04/makalah-gangguan-mood.html
32