You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

DIODA: KARAKTERISTIK DAN APLIKASI

DISUSUN OLEH:
ATTAYA NASWA SHABILLA
562020122005
KELOMPOK 7

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dioda adalah salah satu komponen dasar dalam elektronika yang memiliki
peran kunci dalam mengatur arus listrik. Dioda adalah sebuah jenis komponen
semikonduktor yang mengizinkan aliran arus listrik hanya ke satu arah, sementara
memblokir arus ke arah sebaliknya. Dalam perkembangan teknologi dan aplikasi
elektronik, pemahaman yang mendalam tentang dioda sangatlah penting.
Pada awalnya, dioda ditemukan pada tahun 1873 oleh ahli fisika asal Jerman
bernama Ferdinand Braun. Namun, penggunaan dioda sebagai komponen praktis
dalam berbagai aplikasi elektronik baru berkembang dalam beberapa dekade
terakhir. Dioda saat ini memiliki beragam jenis, termasuk dioda penyearah (rectifier
diodes), dioda Zener, dioda Schottky, dan lainnya. Setiap jenis dioda memiliki
karakteristik dan aplikasi khusus yang penting dalam teknologi modern.
Penggunaan dioda sangat luas, mulai dari pengisian baterai, pemasok daya
dalam perangkat elektronik, hingga pengaturan sumber cahaya dalam teknologi
LED (Light Emitting Diode). Dioda juga digunakan dalam berbagai alat elektronik,
seperti radio, televisi, komputer, dan perangkat telekomunikasi.
Dalam era digital dan teknologi informasi saat ini, pemahaman tentang dioda
menjadi semakin relevan. Dioda digunakan dalam sirkuit penyimpanan daya
(power supply), sirkuit pengamanan (protection circuit) dan dalam banyak aplikasi
lainnya. Selain itu, dioda juga menjadi dasar bagi berbagai konsep dan prinsip
dalam rekayasa elektronik yang lebih kompleks.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dioda?
2. Bagaimana penggunaan dioda dalam rangkaian penyearah?

C. Tujuan
1. Memahami karakteristik dioda
2. Memahami penggunaan dioda dalam rangkaian penyearah
BAB II
LANDASAN TEORI

Dioda merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan


semikonduktor. Sebuah dioda terdiri dari daerah positif (p) dan negatif (n). Pada
daerah positif terdapat hole-hole sedangkan pada daerah negatif terdapat elektron-
elektron. Jika dioda dihubungkan dengan sumber tegangan, terjadi dua
kemungkinan: pertama dirangkai panjar maju (forward bias), kedua dirangkai
panjar mundur (reverse bias).
Disebut forward bias jika kutup positif catu daya ke 𝑝 dan negatif ke 𝑛,
perhatikan gambar di bawah:

Gambar 1. Rangkaian panjar maju dioksida

Pada rangkaian ini dioda bersifat seperti saklar karena arusus yang dialirkan
linier dengan besarnya tegangan sumber.
Sedangkan rangkaian panjar mundur terjadi jika kutub positif catu daya
dihubungkan ke n dan kutub negatif dihubungkan ke p. Pada rangkaian ini dioda
bersifat seperti saklar pada kondisi terbuka. Perhatikan rangkaian dioda di bawah:

Gambar 2. Rangkaian panjar mundur dioda


Walaupun demikian akan tetap ada arus minoritas yang dilewatkan. Hal ini
disebabkan oleh energy termal. Seperti pada dioda silicon mengalirkan arus 5 nA
pada suhu 25 ℃ dan akan mengalirkan arus 10 nA pada suhu 35 ℃. Oleh karena
itu pada peralatan semikonduktor digunakan dioda germanium karena arus
bocornya lebih kecil daripada dioda silicon. Namun jika pada rangkaian panjar
mundur tegangan sumbernya terus ditambah maka pada suatu titik arus akan
dialirkan, arus ini besar seperti halnya dengan panjar maju. Tegangan pada saat arus
ini mulai dialirkan disebut sebagai tegangan breakdown. Biasanya tegangan
breakdown dioda adalah 50 V. Kenapa pada tegangan breakdown arus yang
dialirkan besar? Karena kecepatan elektron bebas (dihasilkan dari energy termal)
yang makin tinggi, elektron memiliki kecepatan makin besar jika tegangan makin
besar. Elektron ini bisa menabrak elektron valensi sehingga elektron valensi
terlepas. Maka akan diperoleh 2 elektron bebas. Begitu proses berikutnya sampai
semua elektron valensi terlepas (menghasilkan banyak elektron bebas). Maka
dengan demikian elektron bebas menyebabkan penghantaran arus listriknya besar.

Jika dioda diberikan tegangan yang lebih besar dari tegangan breakdown
maka dioda akan rusak. Oleh karena itu sebelum menggunakan dioda, terlebih
dahulu pelajari sifat dioda yang akan dipakai tersebut. Dioda termasuk dalam
komponen tidak linier karena grafik hubungan V dan I tidak membentuk garis linier
seperti halnya dengan resistor.

Namun jika pada rangkaian forward bias diberi tegangan di bawah potensial
barrier (0,7 V untuk dioda silikon) maka arus yang dialirkan sangat kecil. Jika
tegangan 0,7 V akan mengalir arus yang besar. Tegangan pada saat arus mengalir
besar disebut sebagai tegangan lutut (knee) atau tegangan offset. Dioda germanium
mempunyai tegangan offset 0,3 V.

Dioda bisa rusak jika:


1. Diberikan tegangan yang melampaui tegangan breakdownya
2. Jika melampaui maximum power rating (𝑃 = 𝑉𝐼)

Khusus pada poin 2, arus yang mengalir pada dioda juga memiliki batas
maksimum. Sebagai contoh pada dioda 1N4003 memiliki arus dc maksimum 1 A.
Jika diberikan arus melewati 1 A maka akan menyebabkan dioda rusak. Supaya hal
ini tidak terjadi maka diberikan tahanan pembatas arus pada rangkaian dioda,
dengan cara merangkai seri resistor dengan dioda. Perhatikan gambar di bawah:

Gambar 3. Rangkaian pembatas arus

Jika diberikan R seri dengan dioda maka persamaan arus yang mengalir melewati
dioda adalah:
Vs − V
I=
Rs

Persamaan di atas digambar pada grafik karakteristik dioda, garis besar yang
dihasilkan dari persamaan ini disebut sebagai garis beban.
Jika 𝑉 = 0 maka:
Vs
I=
Rs

Kondisi ini disebut sebagai daerah jenuh.


Jika 𝑉 = 2 maka:
V = Vs

Kondisi ini disebut sebagai daerah cutoff.

Pada umumnya, dalam rangkaian forward bias, dioda akan dianggap sebagai
saklar yang diseri dengan baterai 0,7 V. Jika tegangan sumber lebih besar dari 0,7
V maka dioda/saklar menutup maka arus dialirkan dan jika 𝑉𝑠 di bawah 0,7 V maka
saklar/dioda membuka.

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
• Dioda
• Resistor
• Transformator
• Breadboard
• Kabel
2. Bahan
• Catu daya
• Osiloskop
• Multimeter

B. Tatalaksana Percobaan
1. Rangkaian panjar maju (forward bias)
a. Buatlah rangkaian dioda seperti pada gambar di bawah.
Gambar 4. Rangkaian panjar maju
b. Atur sumber tegangan pada skala 0,1 V, catat arus yang mengalir melalui
dioda pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Panjar maju dioda
No V (Volt) I (mA)

c. Ulangi langkah 2 dengan memvariasi tegangan tiap kenaikan 0,1 V sampai


𝑉 = 0,8 𝑉.
d. Buatlah grafik 𝑉𝐷 vs 𝐼𝐷 pada Microsoft Excel. Tentukan:
1) Tegangan lutut (knee)
2) Gambarlah garis beban pada grafik yang sudah dibuat. Tentukan titik
interseksi antara grafik 𝑉𝐷 vs 𝐼𝐷 dengan garis beban. Berapakah besar
arus dan tegangan pada titik tersebut?
2. Rangkaian panjar mundur (reverse bias)
a. Buatlah rangkaian dioda seperti pada gambar di bawah:
Gambar 5. Rangkaian panjar mundur
b. Atur sumber tegangan pada skala 2 V, catat arus yang mengalir melaui
dioda pada table di bawah ini.
Tabel 2. Panjar mundur dioda
No V (Volt) I (mA)

c. Ulangi langkah 2 dengan memvariasi tegangan tiap kenaikan 2 V sampai


𝑉 = 20 𝑉.
d. Buatlah grafik 𝑉𝐷 vs 𝐼𝐷 pada Microsoft Excel. Tentukan:
• Apakah sudah terjadi tegangan breakdown?
Jawab: YA / TIDAK
Sebutkan alasan anda.

3. Penyearah gelombang setengah (half-wafe rectification)


a. Buatlah rangkaian seperti pada gambar di bawah.
Gambar 6. Rangkaian penyearah gelombang setengah
b. Amati bentuk gelombang sebelum dan setelah dipasang dioda pada
rangkaian di atas dengan menggunakan osiloskop.
c. Nilai tegangan setelah dipasang dioda adalah:
Vmak
Vac =
π
d. Bandingkan tegangan puncak sebelum dan setelah dipasang dioda pada
table di bawah.
Tabel 3. Perbandingan 𝑉𝑚𝑎𝑘 sebelum dan sesudah dipasang dioda
𝑉 tanpa dioda 𝑉 dengan dioda

Sebutkan dan jelaskan kesimpulan yang diperoleh.

4. Penyearah gelombang penuh tipe jembatan (bridge rectifier)


a. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah.

Gambar 7. Rangkaian penyearah penuh tipe jembatan


b. Amati bentuk sinyal output menggunakan osiloskop.
c. Apakah yang anda simpulkan?
d. Apa perbedannya dengan penyearah gelombang setengah? Jelaskan!
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Rangkaian panjar maju (forward bias)
Hasil percobaan
No V (Volt) I (mA) R (𝛀)
1 0 0
2 0,2 0
3 0,4 0
4 0,6 0,17
5 0,8 0,40
6 1,0 0,67 682 Ω
7 1,2 0,89
8 1,4 1,20
9 1,6 1,50
10 1,8 1,69
11 2,0 1,96

Grafik
Tabel Percobaan Forward Bias
2,5

2
I (mA)

1,5

0,5

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2
V (Volt)

2. Rangkaian panjar mundur (reverse bias)


Hasil percobaan
No V (Volt) I (mA) R (𝛀)
1 1,22 0
2 2,27 0
3 3,88 0
4 4,02 0
682 Ω
5 5,21 0
6 6,02 0
7 7,35 0
8 8,15 0
9 9,38 0
10 10,02 0
11 11,02 0

Grafik

Tabel Percobaan Reverse Bias


1
0,8
I (mA)

0,6
0,4
0,2
0
1,22 2,27 3,88 4,02 5,21 6,02 7,35 8,15 9,38 10,02 11,02
V (Volt)

3. Penyearah gelombang setengah (half-wafe rectification)


Hasil percobaan
𝑉 tanpa dioda 𝑉 dengan dioda

B. Pembahasan
Pada percobaan pertama menggunakan rangkaian panjar maju (forward bias)
yang berarti terminal positif dari sumber tegangan (V) terhubung ke anoda dioda
dan terminal negatif terhubung ke katoda dioda. Dalam kondisi ini, dioda harus
mengizinkan aliran arus listrik. Tegangan yang diberikan bertahap dari 0 sampai 2
volt, dengan tiap kenaikan sebesar 0,2 volt dan resistor yang digunakan sebesar 682
ohm. Tabel hasil percobaan menunjukkan bahwa ketika tegangan (V) dinaikkan
dari 0 hingga 2 volt, arus (I) mengalir melalui dioda dan meningkat secara
signifikan. Hal ini sesuai dengan karakteristik dioda yang hanya memungkinkan
arus mengalir dalam satu arah. Grafik percobaan forward bias menunjukkan bahwa
aliran arus meningkat secara eksponensial dengan peningkatan tegangan hingga
mencapai tegangan ambang (forward voltage threshold) dioda, di mana dioda mulai
menghantarkan dengan sempurna.

Pada percobaan kedua menggunakan rangkaian panjar mundur (reverse bias)


dimana terminal positif sumber tegangan terhubung ke katoda dioda dan terminal
negatif terhubung ke anoda dioda. Dalam kondisi ini, dioda harus memblokir arus.
Resistor yang digunakan tetap sama yaitu 682 ohm dan tegangan yang diberikan
mulai dari 1 V hingga 11 V. Hasil percobaan menunjukkan bahwa, terlepas dari
peningkatan tegangan (V), arus (I) tetap pada nilai nol. Ini menunjukkan bahwa
dioda berperilaku sebagai pemblokir arus dalam kondisi reverse bias. Grafik
percobaan rangkaian panjar mundur menunjukkan bahwa tidak ada arus yang
mengalir melalui dioda dalam rentang tegangan yang diuji.

Percobaan ketiga menggunakan penyearah gelombang setengah (half-wafe


rectification) kita membandingkan tegangan pada beban (V dengan dioda) saat
dioda dipasang dan ketika dioda dilepas (V tanpa dioda). Hal ini digunakan untuk
mengilustrasikan bagaimana dioda dapat digunakan untuk mengubah gelombang
AC menjadi gelombang DC setengah (half-wave rectification). Tegangan
maksimum saat dioda dipasang adalah 22,6 V sedangkan tegangan maksimum
ketika dioda dilepas adalah 12,6 V. Ketika dioda terpasang, dioda hanya
mengizinkan setengah dari gelombang AC untuk melewati, menghasilkan
gelombang DC setengah gelombang. Ketika dioda dilepas, tegangan AC tidak
diubah. Dalam kondisi penyearah setengah gelombang, kita dapat melihat bahwa
dioda berfungsi sebagai switch yang mengizinkan aliran arus hanya selama satu
siklus gelombang AC positif.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan ini, kita dapat mengambil kesimpulan mendalam


tentang sifat-sifat dioda dan peranannya dalam dunia elektronika. Dioda merupakan
salah satu komponen dasar elektronika dimana memiliki sifat yang sangat khusus
dalam mengatur aliran arus listrik. Pada kondisi forward bias, dioda berperan
sebagai penghantar listrik sehingga arus listrik dapat mengalir hanya dalam satu
arah. Hasil percobaan menunjukkan bahwa arus dioda meningkat secara
eksponensial dengan meningkatnya tegangan dan mencapai ambang batas tegangan
dioda. Dalam prakteknya, dioda bertindak sebagai saklar yang membuka dan
menutup dan hanya memungkinkan arus mengalir ketika tegangan mencukupi. Di
sisi lain, dalam mode reverse bias, dioda bertindak sebagai penghambat arus yang
secara efektif menghentikan aliran arus bahkan ketika tegangan dinaikkan. Hal ini
juga memperkenalkan penggunaan dioda dalam penyearah gelombang dan
menggambarkan bagaimana dioda dapat mengubah gelombang arus AC (bolak-
balik) menjadi gelombang arus DC, baik setengah gelombang atau gelombang
penuh, tergantung pada konfigurasi rangkaian. Kesimpulan ini menekankan
pentingnya pemahaman mendalam tentang karakteristik dioda dalam berbagai
aplikasi elektronik, mulai dari rangkaian listrik hingga penyearah gelombang, yang
merupakan landasan penting bagi perkembangan teknik dan teknologi elektronik.
LAPORAN SEMENTARA
DAFTAR PUSTAKA
Kholfihim, I. (2016). Laporan Praktikum Karakter Dioda. Retrieved from
slideshare.net:
https://www.slideshare.net/IlhamKholfihimMarpau/laporan-praktikum-
karakteristik-dioda
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1. (n.d.). Retrieved from studocu.com:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/elektronika-
dasar/laporan-praktikum-elektronika-dasar-1/28683529
Pauzan, M. (2019). Modul Praktikum Elektronika Dasar. Indramayu.

You might also like