You are on page 1of 37

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

SIKLUS PRODUKSI
DAN SIKLUS SDM/PENGGAJIAN
TRANSAKSI
SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS
SDM/PENGGAJIAN

Siklus produksi adalah siklus transaksi yang


berhubungan dengan kegiatan produksi, mulai dari
perencanaan produksi, anggaran produksi,
pelaksanaan produksi, sampai dengan pelaporan
kegiatan produksi.
Siklus SDM adalah siklus transaksi yang
berhubungan dengan SDM, mulai dari rekrutmen,
pelatihan, penggajian, pemberian bonus dan
penghargaan, pemberian sanksi, sampai dengan
pemberhentian karyawan, baik karena pensiun atau
karena sebab lain.
ARUS AKTIVITAS PRODUKSI

Marketing dan
Penjualan
Perencanaan dan
Penjadwalan
Anggaran
Produksi Produksi
Desain/Reka-
yasa Produk Pengolahan data
biaya produksi:
• Bahan Baku
Laporan: • Tenaga Kerja Pelaksanaan
Langsung Produksi
• Persed. PDP • BOP
• Persed PJ.
• Kos Penj. Wajarkah?
ILUSTRASI ARUS DATA SIKLUS PRODUKSI

Persediaan Biaya Produk


Bahan Baku Bahan Baku Dalam Proses

Biaya Biaya Persediaan


Gaji & Upah TK Langsung Produk Jadi

Biaya Biaya Kos


Produksi Lain Overhead Penjualan

Tujuan audit adalah menguji kewajaran


Persediaan Produk Dalam Proses, Persediaan
Produk Jadi, dan Kos Penjualan
PEMBUKUAN AKTIVITAS PRODUKSI
1. Mencatat penggunaan bahan baku
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
Persediaan Bahan Baku XXXX
2. Mencatat penggunaan biaya tenaga kerja langsung
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
Biaya Gaji dan Upah XXXX
3. Mencatat pembebanan biaya overhead pabrik
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
BOP Dibebankan XXXX
4. Mencatat penyelesaian produk
Persediaan Produk Jadi XXXX
Persediaan Produk Dalam Proses XXXX
5. Mencatat kos penjualan
Kos Penjualan XXXX
Persediaan Produk Jadi XXXX
TUJUAN AUDIT
• Menguji kewajaran asersi manajemen
tentang transaksi dan saldo rekening
siklus produksi dan SDM/Penggajian.
• Kategori asersi manajemen terdiri dari:
– Eksistensi dan terjadinya
– Kelengkapan
– Hak dan Kewajiban
– Penilaian atau alokasi
– Penyajian dan pengungkapan.
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI

• Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.


• Pengujian asersi Eksistensi dan Terjadinya:
1. Membuktikan bahwa persediaan tersebut
benar-benar ada dan transaksinya benar-
benar terjadi, misalnya dengan melakukan
penghitungan fisik persediaan, serta
memeriksa dokumen perencanaan
produksi, anggaran produksi, serta bukti-
bukti pengeluaran biaya produksi.
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
• Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
• Pengujian asersi Kelengkapan:
2. Membuktikan bahwa seluruh produk
jadi telah masuk ke dalam
persediaan produk jadi, misalnya
dengan cara memeriksa laporan
biaya produksi serta memeriksa
kemungkinan adanya produk jadi
yang belum dimasukkan ke dalam
gudang sehingga tidak masuk dalam
perhitungan persediaan produk jadi.
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
• Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
• Pengujian asersi Hak dan Kewajiban:
3. Membuktikan bahwa produk jadi adalah
milik perusahaan, bukan produk pesanan
dari perusahaan lain (bukan barang komisi
untuk kasus persediaan barang dagangan),
misalnya dengan cara wawancara dengan
pejabat yang bertanggungjawab serta
memeriksa dokumen-dokumen komitmen
produksi/barang komisi.
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
• Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
• Pengujian asersi Penilaian dan Alokasi:
4. Memeriksa ketepatan perhitungan kos
produksi serta alokasi kos produksi ke
dalam persediaan produk jadi dan
persediaan produk dalam proses,
misalnya dengan cara secara sampling
memeriksa bukti-bukti penggunaan bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, serta
BOP, kemudian melakukan pemeriksaan
ketepatan perhitungan biaya produksi
dalam laporan produksi.
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
• Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
• Pengujian asersi Penyajian dan
Pengungkapan:
5. Mereview ketepatan klasifikasi
persediaan dalam neraca, misalnya
persediaan bahan baku, persediaan
produk dalam proses, serta persediaan
produk jadi, termasuk pengungkapan
yang diperlukan.
RISIKO SIKLUS PRODUKSI
Untuk menjamin ketelitian audit, auditor harus
memahami dan mencermati berbagai risiko
siklus produksi, antara lain adalah:

1. Volume produksi yang tinggi membuat potensi


salah saji menjadi tinggi.
2. Kompleksitas proses penentuan kos produksi,
terutama masalah pembebanan atau alokasi
biaya produksi tidak langsung (biaya overhead
prabrik).
3. Jika perusahaan memproduksi berbagai jenis
produk, penentuan kos produksi akan menjadi
semakin komplek.
RISIKO SIKLUS PRODUKSI
4. Jika produk jadi/bahan baku disimpan dalam berbagai
gudang, pengendalian fisik persediaan menjadi
semakin komplek.
5. Persediaan produk jadi/bahan baku kemungkinan cepat
rusak dan cepat usang,
6. Persediaan produk jadi kemungkinan dijual dengan
garansi, tidak ada jaminan bahwa produk yang telah
dijual tidak dikembalikan lagi oleh pembeli.
7. Produk dibuat dalam jumlah terlampau banyak atau
terlampau sedikit.
8. Kontrol kualitas tidak ketat.
9. Kos produksi tidak akurat.
10. Penurunan nilai produk karena usang/rusak tidak
teridentifikasi.
MATERIALITAS
• Materialitas adalah tingkat salah saji yang
berpengaruh besar terhadap persepsi dan
reaksi keputusan pengguna laporan keuangan.
• Angka materialias ditentukan berdasarkan
tingkat risiko dari masing-masing objek audit,
semakin tinggi tingkat risiko akan semakin
rendah toleransi terhdap salah saji (angka
materialitasnya semakin kecil).
• Angka materialitas sangat penting untuk
dijadikan sebagai pedoman bagi auditor dalam
mensikapi salah saji yang ditemukannya.
PENGENDALIAN INTEREN, MATERIALITAS,
BUKTI AUDIT, DAN RISIKO AUDIT

SISTEM
PENGENDALIAN MATERIALITAS/ BUKTI
INTEREN RISIKO AUDIT AUDIT

EFEKTIF RELATIF BESAR RELATIF SEDIKIT

TIDAK EFEKTIF RELATIF KECIL RELATIF BANYAK

Pengertian risiko audit adalah kesediaan/keberanian auditor


untuk mengambil risiko (acceptable audit risk). Pada saat
sistem pengendalian interen efektif, auditor berani mengambil
risiko yang lebih besar, untuk memberikan pendapat atas
kewajaran saldo rekening, auditor hanya membutuhkan bukti
audit dalam jumlah relatif sedikit.
SISTEM PENGENDALIAN INTEREN
Untuk menjamin ketelitian dan kecermatan audit,
auditor harus memahami sistem pengendalian
interen dan tingkat efektifitasnya, dengan cara
mencermati efektifitas elemen-elemen
pengendalian interen untuk siklus produksi serta
siklus SDM/Penggajian, yang terdiri dari:

1. Lingkungan pengendalian
2. Aktivitas pengendalian.
3. Kepedulian terhadap risiko.
4. Sistem informasi dan komunikasi
5. Monitoring
DOKUMEN TRANSAKSI DAN AKUNTANSI
Auditor harus memahami dokumen transaksi dan dokumen
akuntansi yang berlaku di perusahaan, karena dua hal
tersebut yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan.

Dokumen transaksi:
1. Perencanaan 5. Bukti pembayaran gaji,
produksi. baik untuk tenaga kerja
2. Anggaran produksi. langsung dan tenaga
3. Bukti permintaan kerja tak langsung.
bahan baku dan 6. Bukti-bukti biaya
bahan pembantu. produksi tidak
4. Data jam kerja. langsung.
5. Data tingkat 7. Bukti penyerahan
penyelesaian produk. produk (move ticket).
DOKUMEN TRANSAKSI DAN AKUNTANSI

Dokumen akuntansi:
1. Anggaran produksi dan data biaya standard.
2. Register biaya bahan baku dan bahan
pembantu.
3. Daftar biaya tenaga kerja (dan alokasi biaya
tenaga kerja).
4. Daftar biaya overhead pabrik.
5. Buku pembantu persediaan.
6. Laporan produksi.
FUNGSI-FUNGSI TRANSAKSI
1. Fungsi rekayasa produk.
2. Fungsi perencanaan, penjadwalan dan
penganggaran produksi.
3. Fungsi produksi.
4. Fungsi pencatatan dan perhitungan kos
produksi.
5. Fungsi pengamanan dan penilaian persediaan.

Perhatikan dan antisipasi berbagai macam risiko


dalam pelaksanaan masing-masing fungsi
transaksi, masukkan dalam agenda pokok
perhatian audit.
ARUS PEMBUKUAN SIKLUS PRODUKSI

Transaksi siklus Atau


produksi: Bukti
• Rekayasa produk. Transaksi
• Perencanaan,
penjadwalan, dan
Jurnal/register
anggaran.
• Pengeluaran biaya
Buku Buku
produksi, baik biaya Besar Pembantu
langsung maupun
biaya tidak langsung. Laporan Laporan
Keuangan Manajerial

Pengujian substantif adalah pengujian atas kewajaran


saldo-saldo rekening dalam laporan keuangan.
AKTIVITAS PENGGAJIAN

KEBUTUHAN
SDM TRAINING DAN
REKRUTMEN
ORIENTASI
KEBIJAKAN
SDM & GAJI

EVALUASI
DISTRIBUSI PENCATATAN
BIAYA GAJI GAJI

GAJI/BONUS/
PEMBAYARAN POTONGAN/
WAJARKAH? GAJI SANKSI
AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN
Rekening siklus penggajian:
• Biaya Gaji (mencakup gaji pokok,
komisi, tunjangan, dan bonus).
• Biaya Gaji Langsung.
• Biaya Gaji Tidak Langsung (BOP).
• Utang Gaji
• Utang Potongan Gaji (potongan gaji
yang belum disetor ke yang berhak).
• Utang PPh. 21
• Rekening bank untuk gaji.
TUJUAN AUDIT DAN RISIKO

• Tujuan audit atas gaji adalah menguji


kewajaran asersi atas saldo-saldo
rekening yang berhubungan dengan
penggajian.
• Risiko. Risiko salah saji atas gaji relatif
kecil mengingat jumlah gaji dapat dengan
mudah dibandingkan dengan periode
sebelumnya, namun demikian masalah
risiko penggajian tetap perlu diwaspadai.
RISIKO PENGGAJIAN
• Kesalahan perhitungan upah lembur.
• Kesalahan perhitungan potongan gaji, baik
potongan pajak maupun potongan yang lain.
• Kesalahan penyetoran potongan atas gaji,
terutama pajak, sehingga menimbulkan
denda pajak.
• Kesalahan penggunaan tarif gaji.
• Pembayaran gaji fiktif, karena kontrol yang
lemah atas pembayaran gaji untuk jumlah
karyawan yang cukup besar.
DOKUMEN TRANSAKSI PENGGAJIAN

1. Surat keputusan pengangkatan/ pemberhentian


karyawan.
2. Skema kebijakan penggajian, bonus,
penghargaan, dan bantuan.
3. Data jam kerja/data unit output per karyawan.
4. Data prestasi kerja karyawan.
5. Data skema gaji per karyawan.
6. Data diri per karyawan (untuk kepentingan
penghitungan pajak).
7. Data potongan gaji per karyawan.
8. Bukti pembayaran gaji dan pemotongan pajak.
9. Bukti pembayaran pajak.
DOKUMEN AKUNTANSI PENGGAJIAN

1. Daftar gaji/register gaji.


2. Rekening bank untuk gaji (sistem
imprest).
3. Daftar distribusi/alokasi biaya gaji.
4. Daftar pemotongan pajak.
5. Laporan pembayaran pajak.
6. Rekening-rekening penggajian, seperti:
Biaya Gaji, Utang Gaji, PPh. 21, Utang
Potongan Gaji (potongan gaji yang belum
disetor ke yang berhak).
FUNGSI SDM/PENGGAJIAN
1. Rekrutmen karyawan.
2. Otorisasi perubahan tarif gaji.
3. Penyiapan dan penyediaan jam kerja serta data
dasar penggajian yang lain.
4. Pembuatan daftar gaji dan penyelesaian
potongan atas gaji.
5. Pencatatan biaya gaji.
6. Pembayaran gaji.

Perhatikan dan antisipasi berbagai macam risiko


dalam pelaksanaan masing-masing fungsi
transaksi, masukkan dalam agenda pokok
perhatian audit.
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF PERSEDIAAN
(Bahan Baku, Produk Dalam Proses, Produk Jadi)

Sifat, saat, dan luas pengujian substantif


ditentukan oleh prakiraan risiko pengendalian,
yang disimpulkan dari hasil pemahaman dan
pengujian sistem pengendalian interen atas siklus
produksi.

1. Prosedur pendahuluan. Tujuan prosedur


pendahuluan adalah untuk memastikan
kesiapan data yang akan diuji. Langkah-
langkah prosedur pendahuluan adalah sbb.:
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF PERSEDIAAN
(Bahan Baku, Produk Dalam Proses, Produk Jadi)

a. Mencocokkan saldo awal (persediaan) ke


saldo per audit tahun sebelumnya.
b. Memeriksa dan mencatat kemungkinan
adanya transaksi yang tidak lazim, baik dari
segi jumlah maupun sumbernya.
c. Memeriksa kesesuaian antar data
pembukuan, misalnya antara jurnal, buku
besar dan buku pembantu.
d. Memeriksa kebenaran penjumlahan dan
perhitungan-perhitungan penting yang lain.
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF PERSEDIAAN
(Bahan Baku, Produk Dalam Proses, Produk Jadi)

2. Prosedur analitis. Tujuan prosedur analitis


adalah memprediksi potensi salah saji
karena adanya transaksi/saldo rekening
yang tidak lazim. Prosedur ini dilakukan
dengan cara melakukan berbagai, misalnya:
a. Review trend persediaan dan data industri.
b. Rasio perputaran persediaan.
c. Review hubungan persediaan, pembelian,
produksi, dan penjualan.
d. Membandingkan hasil analisis dengan angka-
angka prediksi yang diharapkan.
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF PERSEDIAAN
(Bahan Baku, Produk Dalam Proses, Produk Jadi)
ILUSTRASI PENGUJIAN DETIL TRANSAKSI

Persediaan
XXX XXX
Secara Secara
sampling: XXX sampling: XXX
vouching & XXX vouching & XXX
tracing XXX
tracing atas XXX
atas bukti bukti peng- XXX
XXX
pendebitan kreditan
XXX XXX
Persediaan. persediaan.
XXX XXX

XXX
Saldo xxx
Pengujian
xxx xxx
saldo
rekening
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF PERSEDIAAN
(Bahan Baku, Produk Dalam Proses, Produk Jadi)

3. Prosedur pengujian detil transaksi. Prosedur


ini merupakan tindak lanjut dari prosedur
sebelumnya, dengan tujuan untuk menguji
validitas transaksi dan pembukuan atas
sampel transaksi yang dipilih. Prosedur ini
mencakup:
a. Vouching sampel debit rekening Persediaan ke
faktur pembelian dan dokumen pendukungnya,,
laporan produksi, dan retur penjualan.
b. Vouching kredit rekening persediaan ke faktur
penjualan dan dokumen pendukungnya.
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF PERSEDIAAN
(Bahan Baku, Produk Dalam Proses, Produk Jadi)

c. Tracing sampel faktur pembelian,


laporan produksi, dan penjualan ke
rekening Persediaan.
d. Menguji ketepatan pisah batas (cut-off)
transaksi pembelian, retur pembelian,
penyelesaian produk, dan penjualan.
• Perhatikan kemungkinan adanya transaksi
pembelian atau penjualan dengan syarat
FOB shipping point atau FOB destination
yang keliru periode pembukuannya.
• Perhatikan kemungkinan adanya produk
selesai yang belum masuk gudang dan
tidak dilaporkan sebagai persediaan.
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF PERSEDIAAN
(Bahan Baku, Produk Dalam Proses, Produk Jadi)
4. Pengujian detil saldo rekening. Tujuan pengujian
adalah untuk sekali lagi memastikan kewajaran
saldo persediaan, mengingat pengujian selalu
dilakukan berdasarkan sampel trasaksi. Cara
pengujian:
a. Lakukan perhitungan fisik persediaan.
b. Tentukan saat dan luas pengujian.
c. Evaluasi kecukupan perencanaan perhitungan
fisik persediaan yang dibuat oleh klien.
d. Perhatikan kemungkinan adanya penurunan
nilai persediaan.
e. Lakukan konfirmasi atas persediaan yang
berada di luar lokasi perusahaan.
f. Lakukan review terhadap prosedur penilaian
persediaan.
PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF PERSEDIAAN
(Bahan Baku, Produk Dalam Proses, Produk Jadi)
5. Review penyajian dan pengungkapan.
a. Periksa ketepatan klasifikasi dan penyajian
persediaan dalam neraca.
b. Periksa kontrak-kontrak penjualan konsinyasi dan
penjaminan persediaan atas suatu utang.
c. Periksa kecukupan pengungkapan.

Pengujian substantif biaya gaji:


1. Bandingkan biaya gaji dan utang gaji dengan tahun
sebelumnya.
2. Hitung rasio biaya gaji terhadap penjualan bersih, bandingkan
dengan rasio tahun sebelumnya.
3. Hitung rasio PPh. 21 atas biaya gaji, bandingkan dengan rasio
tahun sebelumnya.
4. Lakukan pengujian detail transaksi secara sampel.
CONTOH KERTAS KERJA UTANG DAGANG
Indek: PSD-1
PERSEDIAAN PRODUK JADI
(Daftar Utama)

Saldo persediaan per 31/12 06 750.000.000 a


Kos produk selesai tahun 2007 12.000.000.000 b
Kos penjualan tahun 2007 -11.927.500.000 c
Retur penjualan (kos) 2.500.000 d
Kos penjualan setelah retur 11.925.000 e
Saldo persediaan per 31/12/07 825.000.000 f
a. Sesuai dengan saldo per audit tahun 2006.
b. Telah dilakukan pengujian atas kos produksi tahun 2007 (lihat KK: PSD - 2)
c. Telah dilakukan pengujian atas kos penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 3)
d. Telah dilakukan pengujian atas retur penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 4)
e. Sesuai dengan kos penjualan dalam laporan rugi-laba (lihat KK: WTB – Rugi-Laba)
f. Telah dilakukan pengujian saldo, mencakup perhitungan fisik dan penilaian
persediaan dengan metode LCOM, jumlah sesuai dengan saldo persediaan dalam
neraca (lihat KK: PSD – 5 dan WTB – Neraca).
Dibuat oleh: Adam A, 5 Januari 2008
Direview oleh: Agus, 7 Januari 2008
SELESAI

You might also like