You are on page 1of 133

KEBIJAKAN PEMIMPIN PONDOK PESANTREN DALAM

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL (STUDI KASUS


PADA MADRASAH ALIYAH DI PONDOK PESANTREN
ANNUR KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN
AJARAN 2019)

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember


untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Menejemen Pendidikan Islam

Oleh :

Muh. Muzammil
NIM : 084 143 052

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)


PROGRAM STUDI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
JANUARI 2021

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


b.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jembe
ain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jemb
MOTTO

        

           

    


Artinya : Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena
kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah
orang-orang fasik. (QS.Ali Imron. Ayat 110)1

1
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang : PT Karya Toha
Putra,2002).

iv

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan :

Teruntuk Aba dan Ummi tercinta yang tak kenal lelah mencucurkan air mata
demi kesuksesan ku, tak pernah lelah untuk berdo’a dan berjuang demi keberhasilanku,
memberikan kasih sayang dalam keadaan apapun dan selalu menyemangati diriku untuk
menjadi orang yang sukses dan bisa membanggakan dan mengangkat derajat orang tua,
terimakasih banyak untuk kedua orang tuaku, semoga Allah selalu mengabulkan Doa-Doa
Panjenengan. Dan terimakasih juga untuk kedua orang tuaku yang selalu berkorban untukku
sejak aku lahir kedunia sampai aku dewasa.

Teruntuk adikku Hefni yang sama sama berjuang menuntut ilmu dan sama sama
mencari pengalaman hidup, semoga adikku menjadi orang yang sukse dan patuh kepada
orang tua dan semoga suatu saat nanti adikku menjadi orang yang luar biasa. Dan
terimakasih banyal untuk semangatnya.

Teruntuk para dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan mengajariku
banyak hal, terimakasih saya haturkan semoga ilmu yang diberikan oleh panjenengan semua
bermanfaat bagi saya baik di dunia maupun di akhirat, wa bil khusus dosen pembimbing Dr.
Ali Hasan Siswanto, M.Fil.I yang selalu sabar membimbingku hingga aku dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Semoa Allah selalu me-Ridhoi setiap langkah panjenengan
dan semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepada panjenengan.
Teruntuk Raden Rizal selaku pengasuh Pondok Pesantren an-nur, terimakasih
saya haturkan atas segala bimbingan serta informasi-informasi terkait dengan penelitian
yang peneliti tulis.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan alam beserta isinya, sang pencipta dan

penguasa seisi alam semesta, yang mana berkat taufiq, hidayah, beserta inyah-

Nya, kami akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kebijakan

Pemimpin Pondok Pesantren Dalam Pengembangan Pendidikan Formal (Studi

Kasus Pada Madrasah Aliyah Di Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten

Banyuwangi Tahun Ajaran 2019)”

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada sang

sevolusioner dunia Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan

kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni adanya addinul Islam.

Berusaha semaksimal mungkin, penulis mengupayakan menyajikan yang

terbaik, sehingga terwujud penyusunan skripsi ini tidak lain di maksudkan untuk

memenuhi sebagai persyaratan kelulusan guna memperoleh gelar sarjana S1 di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK), Jurusan Kependidikan Islam, Prodi Manajemen Pendidikan

Islam.

Setelah melalui beberapa tahapan rintangan dalam sistematika penulisan

skripsi ini, tiada kata yang pantas untuk disampaikan selain uangkapan rasa

syukur yang tiada tara kepada-Nya.keberhasilan dan kesuksesan ini penulis perleh

karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis menyadari dan

menyampaikan terimakasih sedalam-dalamya kepada:

vi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. Selaku Rektor IAIN Jember

yang telah memfasilitasi kami selama proses kegiatan belajar mengajar di

lembaga yang di pimpinnya.

2. Ibu Dra. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah mengesahkan secara resmi tema

penelitian ini sehingga penyusunan skripsi berjalan dengan lancar.

3. Bapak Nuruddin, M,Pd.I. selaku Ketua Program Studi Manajemen

Pendidikan Islam IAIN Jember yang telah memotifasi kepada peneliti

dalam proses mengerjakan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

4. Bapak Dr. Ali Hasan Siswanto, M.Fil.I. selaku dosen pembimbing skripsi

yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan di tengah-tengah kesib

ukannya meluangkan waktu memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Raden/ Kiyai Rizal. S.Pd selaku pengasuh pondok pesantren Annur

kalibaru banyuwangi yang telah memberikan izin kepada kami untuk

melakukan penelitian di MA Anuur kalibaru banyuwangi.

6. Mohamad isbat, S.Hum selaku kepala sekolah MA Annur kalibaru

banyuwangi, yang telah meluangkan waktunya untuk meberikan

informasi serta pengarahan dalam penyusun skripsi ini.

7. Untuk semua pihak yang telah memberikan semangat sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

Penulis menyadari bahawasannya skripsi ini masih dari kesempurnaan. Oleh

karna itu penulis penusih mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaanya skripsi ini.

vii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Akhirnya tidak ada yang penulisharapkan kecuali ridho Allah SWT. Smoga

karya tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.....

Jember, 12 Desember, 2020

Muh. Muzammil
NIM: 084143052

viii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


ABSTRAK
Muh Muzammil, 2019: Kebijakan Pemimpin Pondok Pesantren Dalam Pengembangan
Pendidikan Formal (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah Di Pondok Pesantren Annur Kalibaru
Kabupaten Banyuwangi Tahun Ajaran 2019).
.
Kepemimpinan yayasan memiliki peran yang cukup besar dalam pembagian tugas-tugas
yang terkait dengan kelangsungan pendidikan pesantren. Ketentuan yang menyangkut kebijakan-
kebijakan pendidikan merupakan konsensus semua pihak. Pengambilan kebijakan yayasan
dilaksankan secara terbuka, demokratis dan bersifat rasional-ilmiah yang melibatkan dan
mengakomodir seluruh ide dan gagasan stikholder pesantren, Sehingga kebijakan yang diambil
dapat di terima oleh semua pihak baik internal pesantren maupun pihak diluar pesantren. Fokus
penelitian ini adalah 1) Bagaimana pemimpin dalam menyusun agenda pengembangan
pendidikan formal di madrasah aliyah an-nur tahun pelajaran 2019? 2) Bagaimana formulasi
kebijakan pemimpin dalam pengembangan pendidikan formal di madrasah aliyah an-nur tahun
pelajaran 2019? 3) Bagaimana adopsi kebijakan pemimpin dalam pengembangan pendidikan
formal di madrasah aliyah an-nur tahun pelajaran 2019? 4) Bagaimana evaluasi pemimpin dalam
pengembangan pendidikan formal di madrasah aliyah an-nur tahun pelajaran 2019?
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang
bertujuan untuk deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam penentuan subyek
data penelitian ini menggunakan Purposive sampling, adapun teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah
Data Reduction (reduksi data), Data Display (penyajian data), Conclusion / verification
(kesimpulan).Keabsahan data menggunakan Triangulasi sumber dan tekhnik.
Hasil penelitian ini yaitu, 1) Bagaimana pemimpin dalam menyusun agenda pengembangan
pendidikan formal di madrasah aliyah Annur diantaranya : Penyusunan agenda kebijakan,
perumusan masalah, biasanya melakukan pengamatan lingkungan bisa dengan cara internal, dan
biasanya juga inisiatif kiyai sendiri dan terutama masukan atau permintaan dari lembaga sendiri
2). Bagaimana formulasi kebijakan pemimpin dalam pengembangan pendidikan formal di
madrasah aliyah an-nur: Formulasi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan
formal di Madrasah Aliyah Annur lebih menekankan kepada pengembangan pendidikan formal,
seperti: dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan formal 3) Bagaimana adopsi kebijakan
pemimpin dalam pengembangan pendidikan formal di madrasah aliyah an-nur dengan cara
mencari permasalahan yang ada, lalu di selesaikan dengan cara musyawarah atau rapat besar. 4)
Bagaimana evaluasi pemimpin dalam pengembangan pendidikan formal di madrasah aliyah
Annur disimpulkan bahwasanya evaluasi kebijakan kiyai dalam pengemabangan pendidikan di
pondok pesantren diukur dari semakin banyaknya antusiasme masyarakat yang mempercayakan
putra putrinya untuk belajar di pondok pesantren Annur serta melakukan evaluasi terhadap sudah
tepatkah pelaksanaan dari kebijakan tersebut dan konsekuensinya adalah jika kebijakan efektif
mengatasi permasalahan dan dianggap baik maka dipertahankan sedangkan jika dianggap tidak
efektif dilakukan perumusan kebijakan baru yang lebih baik.

ix

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

PRTSETUJUAN BIMBINGAN ..........................................................................ii

PENGESAHAN ....................................................................................................iii

MOTTO ................................................................................................................iv

PERSEMBAHAN .................................................................................................v

KATA PENGANTAR ..........................................................................................vi

ABSTRAK ............................................................................................................ix

DAFTAR ISI .........................................................................................................x

LAMPIRAN .........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

B. Fokus Penelitian ............................................................................................6

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................7

1. Manfaat Teoritis .......................................................................................7

2. Manfaat Praktis .........................................................................................8

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


E. Definisi Istilah ...............................................................................................8

F. Sistematika Pembahasan ..............................................................................10

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ..................................................................12

A. Penelitian Terdahulu ....................................................................................12

B. Kajian Teori .................................................................................................16

1. Kajian Teori Tentang Pemimpin .............................................................16

a. Pengertian Kebijakan Pemimpin ........................................................16

b. Pengambilan Keputusan Pesantren ....................................................19

c. Tahap-Tahap Pengambilan Kebijakan ...............................................22

2. Kajian Teori Tentang Pengembangan .....................................................31

a. Pengertian Pengembangan .................................................................31

3. Kajian Teori Tentang Pendidikan Formal ...............................................32

a. Pengertian Pendidikan .......................................................................32

b. Dasar Pendidikan ................................................................................33

c. Tujuan Pendidikan ..............................................................................34

d. Pendidikan Formal Di Pesantren ........................................................35

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................41

A. Pendekatan Penelitian ..................................................................................41

B. Lokasi Penelitian .........................................................................................42

C. Subyek Penelitian ........................................................................................43

D. Teknik Penelitian .........................................................................................43

E. Analisis Data ................................................................................................47

F. Keabsahan Data ...........................................................................................50

xi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


G. Tahap-Tahap Penelitian ...............................................................................52

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA ...................................54

A. Gambar Obyek Penelitian ............................................................................54

B. Penyajian Dan Analisis Data .......................................................................64

C. Pembahasan Temuan....................................................................................83

BAB V PENUTUP ...............................................................................................89

A. Kesimpulan ..................................................................................................89

B. Saran-Saran ..................................................................................................93

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................95

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................103

xii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian.... 14

Terdahulu dan Sekarang

Tabel 4.1 Tabel Tenaga Pendidik dan Tenaga....... 57

Kependidikan MA Annur

Tabel 4.2 Kepemilikan dan Luas Tanah................. 58

Tabel 4.3 Penggunaan Tanah.................................. 59

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Pembelajaran........ 59

Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Pendukung............ 61

Tabel 4.6 Kondisi Siswa Ma Annur........................... 64

Tabel 4.7 hasil temuan penelitian.............................. 78

xiii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

Gambar 2.1 Tahap-Tahap Pengambilan Kebijakan............ 23

Gambar 3.1 Analisis Data................................................... 48

Gambar 3.2 Struktur Ma Annur.......................................... 63

Gambar 4.1 Pengangkatan Wakil Ma Annur.................... . 73

xiii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang masih

survive hari ini. Hal ini berbeda dengan lembaga pendidikan tradisional Islam di

kawasan dunia muslim lainnya, dimana akibat gelombang pembaharuan dan

modernisasi yang semakin kencang telah menimbulkan perubahan-perubahan yang

membawanya keluar dari eksistensi lembaga-lembaga tradisional.

Kemampuan pesantren untuk tetap bertahan karena karakter eksistensinya,

yang dalam bahasa disebut sebagai lembaga yang tidak hanya identik dengan

makna ke-Islaman tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia

(indigenous).1 Penyelenggaran pesantren berbentuk asrama yang merupakan

komunitas tersendiri di bawah pimpinan kyai di bantu beberapa Ustadz yang hidup

bersama di tengah para santri, dengan bagunan masjid sebagai pusat kegiatan

peribadaan, keagamaan dan sekaligus tempat belajar mengajar, serta pondok-

pondok sebagai tempat tinggal para santri. Mereka hidup bersama-sama antara

kyai, ustad, santri serta pengasuh lainnya, sebagai suatu keluarga besar.2 Dalam

sebuah Pesantren kyai merupakan elemen yang paling esensial.

Kyai menguasai dan mengendalikan seluruh sektor kehidupan pesantren.

Keberadaan seorang kyai dalam lingkungan pesantren laksana jantung bagi

1
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Proses Perjalan (Jakarta: Paramadina, 1997), 3.
2
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai Sistem
Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), 6.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


2

kehidupan manusia.3 Ustad, pengurus pondok dan santrinya hanya dapat

melakukan suatu tindakan di luar kebiasaan setelah mendapat restu dari kyai.

Beliau berhak menjatuhkan hukuman bagi santri-santrinya yang melanggar

ketentuan-ketentuan titahnya menurut kaidah-kaidah normatif yang mentradisi di

kalangan pesantren. Intensitas kyai memperlihatkan peran yang sentralistik dan

otoriter disebabkan karena kyailah perintis, prndiri, pengelola, pengasuh,

pemimpin dan bahkan pemilik tunggal sebuah pesantren. Secara kultural

kedudukan ini sama dengan kedudukan bangsawan feodal yang biasa dikenal

dengan nama kanjeng di pulau jawa. Kyai di anggap memiliki sesuati yang tidak di

miliki orang lain disekitarnya. Oleh karenanya hampir setiap kyai yang ternama

beredar lagenda tentang keampuhannya yang secara umum bersifat magis.

Sebagai salah satu unsur dominan dalam kehidupan sebuah pesantren, kyai

mengatur irama perkembangan dan kelangsungan kehidupan pesantren dengan

keahlian, kedalaman ilmu, karismatik dan keterampilannya.4 Segala bentuk

kebijakan penyelenggaraan kependidikan, baik menyangkut format kelembagaan

berikut penjengjangannya, kurikulum yang dipakai acuan, metode pengajaran dan

pendidikan yang diterapkannya, keterlibatan dalam aktivitas-aktivitas di luar

maupun sistem pendidikan yang diikuti wewenangan mutlak kyai. Berkaitan

dengan penentuan kebijakan (policy) pendidikan, pengajaran lebih lebih

menyangkut aspek menejerial. Pihak lain hanyalah sebagai pelengkap, 5maka wajar

3
Yasmadi, Modernisasi Pesantren :Kritik Nurcholis Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional
(Jakarta : Ciputat Press, 2002), 63.
4
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia, Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996), 49.
5
Mujamil Qomar, Pesanren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institus (Jakarta :
Erlangga, 2004), 32.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


3

pertumbuhan dan perkembangan suatu pesantren semata-mata bergantung kepada

kemampuan kepemimpinan pribadi kyai.

Pesantren dengan pelembangaan yayasan berarti mendorong untuk menjadi

organisasi impersonal. Pembagian wewenang dalam tata laksana kepengurusan di

atur secara fungsional, sehingga akhirnya semua harus diwadahi dan digerakkan

menurut tata aturan manajemen modern. Pesantren dengan status kelembagaan

merupakan lembaga tertinggi yang menjadi badan hukum dan induk dari unit-unit

pendidikan yang ada di dalamnya. Setiap unit kegiatan ditangani oleh penanggung

jawab masing-masing, dimana setiap penanggung jawab tersebut secara hirarkis

beranggung jawab kepada unit yang lebih tinggi. Setiap unit diberi semacam

otonomi untuk menyelenggarakan rumah tangga sendiri. kepemimpinan yayasan

dengan struktur organisasinya merupakan kepemimpinan kolektif dengan tugas

dan wewenang masing-masing badan dalam struktur yayasan.

Kepemimpinan yayasan memiliki peran yang cukup besar dalam

pembagian tugas-tugas yang terkait dengan kelangsungan pendidikan pesantren.

Ketentuan yang menyangkut kebijakan-kebijakan pendidikan merupakan

konsensus semua pihak. Pengambilan kebijakan yayasan dilaksankan secara

terbuka, demokratis dan bersifat rasional-ilmiah yang melibatkan dan

mengakomodir seluruh ide dan gagasan stikholder pesantren, Sehingga kebijakan

yang diambil dapat di terima oleh semua pihak baik internal pesantren maupun

pihak diluar pesantren.

Munculnya kepemimpinan yayasan pesantren ini juga menimbulkan

beberapa persoalan, diantranya adalah apakah kepemimpinan yayasan telah benar-

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


4

benar demokratis dan terbuka apakah dalam proses pengambilan kebijakan,

kepemimpinan di pesantren sudah melibatkan seluruh komponen yayasan dan

apakah dalam menginplementasikan kebijakannya, kepemimpinan pesantren sudah

mempersiapkan perangkat implementasi kebijakan dengan baik pertanyaan-

pertanyaan tersebut muncul berjalan seiring dengan perkembangan zaman dewasa

ini.

Dalam proses pengambilan kebijakan pesantren, kyai yang menduduki

posisi penentu kebijakan, khususnya dalam kebijakan pengembangan pendidikan

formal. Kebijakan tersebut juga senantiasa melibatkan dewan-dewan yang ada. Hal

ini dilakukan agar kebijakan yang diambil benar-benar berkualitas. Disisi lain,

keterlibatan stikholders yayasan dalam pengambilan kebijakan menjadikan mereka

merasa memiliki dan ikut bertangung jawab terhadap implementasinya.

Adapun pengembangan sekolah merupakan proses pengembangan sebuah

rencana untuk meningkatkan kinerja sebuah sekolah secaran berkesinambungan. 6

Perbedaan pokok rencana pengembangan dengan rencana lainnya terletak pada

tujuan. Kaitannya dengan penelitian ini, pengembangan pendidikan formal di

pondok pesantren Annur Kalibaru dilakukan bertujuan untuk meningkatkan

kualitas mutu pendidikan. Salah satu unit pendidikan formal yang berada di bawah

naungan pondok pesantren Annur kalibaru adalah MA Annur .

Dalam penelitian ini, pendidikan formal yang dimaksud oleh peneliti

adalah yang sesuai dengan Undang-undang no 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat (11) dan

ayat (13). Dengan kata lain, pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis,

6
Siswanto, Pengantar Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), 70.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


5

bertingkat/berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan

yang setaraf dengannya : termasuk dalamnya ialah kegiatan studi yang beriorentasi

akademis dan umum, prograam spesialis dan latihan profrsional yang dilaksankan

dalam waktu yang terus menerus. Pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang

terdiri atas pendidikan dasar pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.7

Kaitannya dengan penjelasan di atas, pendidikan formal yang di maksud dalam

penelitian ini adalah MA Annur Kalibaru.

Pendidikan jalur formal merupakan bagian dari pendidikan nasional yang

yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan

fitrahnya, yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha

Esa, berakhlaq mulia, demokratis, menjungjung tinggi hak asasi manusia,

menguasai ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani

dan rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat,

memiliki kepribadian yang mantap, mandiri dan kreatif, serta memiliki tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang mampu mewujudkan kehidupan

bangsa yang cerdas dan berdaya saing saing di era global.

Dari uraian di atas, peneliti tertari untuk mengadakan penelitian di pondok

Pesantren Annur Kalibaru dengan judul : Kebijakan Pemimpin Pondok Pesantren

Dalam Pengembangan Pendidikan Formal (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah

Di Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi Tahun Ajaran

2019).

7
Aida Mj, Ilmu Pendidikan (Semarang : Putra Sanjaya, 2005), 67.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


6

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik dan

operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.8 Perumusan masalah

dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian, bagian ini

mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya oleh

peneliti.

Dari latar belakang diatas, maka dapat diajukan beberapa pokok

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019?

2. Bagaimana Formulasi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019?

3. Bagaimana Adopsi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019?

4. Bagaimana Evaluasi Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan

pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju dalam

melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah

yang telah dirumuskan sebelumnya. Oleh karena itu tujuan dari peneliti ini sebagai

berikut:

8
Institut Agama Islam Negeri Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, (Jember:IAIN Jember
Press, 2018), 44

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


7

1. Untuk Mendeskripsikan Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan

pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019.

2. Untuk Mendeskripsikan Formulasi Kebijakan Pemimpin dalam

pengembangkan pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran

2019.

3. Untuk Mendeskripsikan Adopsi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan

pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019.

4. Untuk mendeskripsikan Evaluasi Pemimpin dalam menyusun agenda

pengembangkan pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran

2019.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan oleh

peneliti setelah melakukan penelitian, kegunaan dapat berupa kegunaan yang

bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan

masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.9

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis-akademis

Secara teoritis, penelitian ihni diharapkan dapat memberikan konstribusi

pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai

tujuan pendidikan nasional atau Pendidikan Agama Islam, terutama dalam

program pengembangan disekolah. Dan juga secara teoritis penelitian ini dapat

9
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 45.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


8

memberikan manfaat bagi peneliti yang akan memfokuskan penelitiannya

dalam bidang pendidikan.

2. Secara praktis-empiris

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman tersendiri bagi peneliti yang

dapat digunakan sebagai bekal untuk meningkatkan pengetahuan sesuai

dengan displin ilmu yang diketahui yaitu dalam bidang pendidikan.

b. IAIN Jember, sebagai tambahan literature dan referensi bagi IAIN Jember

dan mahasiswa yang ingin mengembangkan kajian dalam bidang

Kepemimpinan, khususnya yang berkaitan dengan manajemen pendidikan.

c. Lembaga, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi

pemikiran dan dijadikan sebagai bahan kajian kepala sekolah dalam

pengembangan pendidikan formal di Pondok Pesantren.

d. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menjadi wacana yang akan

memotivasi Pengasuh Pondok Pesantren/ Pemimpin dan sebagai referensi

untuk Pemimpin atau Pengasuh Pondok Pesantren agar lebih tepat dalam

mengambil Kebijakan dalam suatu Permasalahan.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang

menjadi titik perhatian peneliti didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak

terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh

peneliti.10

10
Ibid., 45

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


9

Adapun tujuan lain adalah untuk memudahkan para pembaca dalam

memahami secara komprehensif terhadap maksud kandungan serta alur

pembahasan bai judul karya ilmiah ini, yang terlebih dahulu akan dijabarkan

mengenai beberapa istilah pokok yang terdapat dalam judul ini. Definisi istilah

dalam penelitian ini antara lain, yaitu:

1. Kebijakan pemimpin

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan

dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara

bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan

kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan

dan hukum.

Kebijakan Pemimpin menurut peneliti merupakan keseluruhan proses

dan hasil perumusan masalaha serta langkah-langkah strategis pendidikan yang

telah disepakati bersama , dalam rangka untuk mewujudkan agar tercapainya

tujuan pendidikan dalam suatu lembaga yang dinaunginya.

2. Pengembangan

Pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non

formal yang dilaksanakan secara sadar, terarah, berencana, teratur, dan

bertanggung jawab dalam memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan

mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras,

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta

kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya atas perkara

sendiri menambah, meningkatkan, mengembangkan dirinya, sesama, maupun

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


10

lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi

yang optimal dan pribadi yang mandiri.11

Pengembangan menurut peneliti adalah proses sebuah perubahan dalam

pendidikan untuk menjadi lebih baik dari pada pendidikan yang sebelumnya,

sehingga tercapai tujuan dari sekolah tersebut.

3. Pendidikan Formal
Pendidikan formal di pesantren yang merupakan bagian dari sistem

pendidikan nasional memiliki 3 ciri-ciri utama yang mebedakan dengan sekolah

yang lain yaitu:12

a. Kyai sebagai pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri.

b. Kurikulum pondok pesantren.

c. Sarana peribadahan dan pendidikan seperti masjid, rumah kyai, pondok,

dan madrasah.

F. Sistematika pembahasan

Sistematika pembahasan dimaksudkan untuk memberikan gambaran

umum mengenai susunan skripsi, melalu rencana BAB yang tersusun secara

sistematis dan konsisten pada setiap langkahnya. Rincian rencana penulisan bab

secara garis besar dalam penelitian ini terdiri dari empat bab sebagai berikut:

1. Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, halaman

abstraksi, halaman daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar.

11
Iskandar Wiryokusumo dkk, Kumpulan-kumpulan dalam Pemikiran Pendidikan (Jakarta,
Cv.Rajawali,1982), 93.
12
Abu Ahmadi, Ilmu pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), 162.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


11

Bagian Isi (batang tubuh skripsi) meliputi:

Bab Satu. Bab ini berisi pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang

masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah,

dan sistematika pembahasan.

Bab Dua. Bab ini berisi landasan teori yang terdiri dari: penelitian

terdahulu pengertian penerapan, pengertian kelas unggulan, konsep dasar kelas

unggulan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran kelas

unggulan, penerapan program kelas unggulan dalam meningkatkan

keberhasilan pembelajaran agama Islam.

Bab Tiga. Bab ini berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari:

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik

pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab Empat, Bab ini berisi tentang penyajian data dan analisis yang

terdiri dari: gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, dan

pembahasan temuan.

Bab Lima. Bab ini berisi kesimpulan, saran, dan penutup.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu penting dilakukan untuk mengetahui dimana letak

perbedaan dan persamaan yang akan peneliti angkat dengan penelitian yang sudah

ada sebelumnya, sehingga nantinya tidak terjadi pengulangan dan peniruan

(plagiasi) penulisan karya ilmiah yang sama, dengan mendasarkan pada beberapa

literatur yang berkaitan dengan “kegiatan kesamaptaan ”. Oleh karena itu dibawah

ini ada beberapa kajian skripsi yang ditulis oleh peneliti lain, yaitu:

1. Zeny Rahmawati Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya (2009) “ Pola

Kepemimpinan K.H Maimoen Zubair dalam Mengelola Pengembangan

Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Anwar sarang Rembang Jateng”

dalam skripsi ini di simpulkan bahwa: dalam Kepemimppinannya di Pondok

Pesantren Al-Anwar K.H Maimoen Zubair meneraokan gaya Kepemimpinan

karismatik yang diwarnai dengan kepemimpinan demokratik, akan tetapi gaya

kepemimpinan karismatik lebih mendominasi dari pada kepemimpinan

demokratiknya.13

2. Khaliq Muakrom “ Pola Kepemimpinan Pengasuh dalam Meningkatkan

Kualitas Pendidikan Formal di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan

Sukorejo Kendal 2012” dalam skripsi ini di simpulkan bahwa : dalam

Kepemimppinannya di Pondok Pesantren Darul Amanah menggunakan dua

13
Zeny Rahmawati, Pola Kepemimpinan K.H Maimoen Zubair dalam Mengelola
Pengembangan Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Anwar sarang Rembang
Jateng, (Surabaya, Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,2009).
12

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


13

pola lepemimpinan demokratis dan karismatik. Pola kepemimpinan

demokrastisnya dituangkan dalam pembentukan sebuah kepanitiaan di setiap

pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan meningkatkan kualitas

pendidikan. Dengan karisma seorang pengasuh, menjadi hubungan yang cukup

baik dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.14

3. Ahmad Hafidz, 2013. Mahasiswa STAIN Jember Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan dengan judul penelitian : “ Kepemimpinan Kiai Husni Mubarok

dalam Pengembangan Lembaga di Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin Desa

Karang Pring Tahun Pelajaran 2014/2015”. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa pola kepemimpinan Kyai Husni Mubarok dalam pengembangan

lembaga pendidikan formal di Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin meskipun

tetap berprinsip pada sistem musyawarah, juga masih menyerupai dengan pola

kepemimpinan pesantren, yang mana wewenang penuh ada pada seorang kyai.

Walaupun kepemimpinan ini melibatkan beberapa instansi pendidikan yang ada

pada lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin.

Kepemimpinan kyai Husni Mubarok dalam pengembanan pendidikan jalur Non

Formal di Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin tidak jauh berbeda dengan

Pendidikan jalur Formal dengan otoritas penuh pada pengasuh walaupun disini

ada nuansa kepemimpinan kolegial, dengan tujuan pendidikan yang telah di

terapkan.15

14
Khaliq Muakrom, Pola Kepemimpinan Pengasuh dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Formal di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal 2012 (Sukorejo,
Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,2012).
15
Ahmad Hafidz, Kepemimpinan Kiai Husni Mubarok dalam Pengembangan Lembaga di Pondok
Pesantren Sabilal Muhtadin Desa Karang Pring Tahun Pelajaran 2014/2015, (Jember, Skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,2013).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


14

Ada perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang di lakukan oleh

peneliti sendiri yaitu penelitian yang di lakukan oleh Ahmad Hafidz lebih

menekankan kepada Kyai Husni Mubarok dalam Pengembangan Lembaga

pendidikan di Pondok Pesantren sedangkan peneliti sendiri adalah lebih

menekan pada kebijakan pemimpin dalam pengenbangan pendidikan formal.

Dan persamaan dalam peneliti ini sama-sama meneliti tentang pengembangan,

subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Dan data yang diperoleh

dianalisis dengan menggunakan tekhnik analisa kualitatif deskriptif. Sedangkan

untuk memeriksa keabsahan data itu maka di pakai keabsahan data triangulasi

sumber dan Triangulasi Sumber.

TABEL 1
Penelitian Terdahulu
nonobnnmkcnjdcjuuNO Nama Judul Temuan Persamaan Perbedaan

1 Zeny Pola Jadi dalam a. Sama sama a. Pada


. Rahmawa Kepemimpin mempengaruhi membahas penelitian
ti an K.H bawahan. Kyai tentang terdahulu
Maimoen Maimoen pengembangan membahas
Zubair dalam kepemimpinan b. Menggunakan tentang
Mengelola karismatiknya pendekatan Pengembang
Pengembang lebih kualitatif. an Pesantren
an Lembaga mendominasi c. Jenis penelitian Modern.
Pendidikan di dari pada menggunakan b. Pada
Pondok demokratiknya. kualitatif penelitian
Pesantren Al- deskriptif. saat ini fokus
Anwar d. Tekhnik pada
sarang pengumpulan Pendidikan
Rembang data Formal.
Jateng” menggunakan Lokasi dan
observasi, waktu
interview, dan penelitian.
dokumentasi
2 Khaliq Jadi pemimpin a. sama sama Perbedaan
. Muakrom Pola dalam membahas terletak pada
Kepemimpin mengembangk tentang gaya

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


15

an Pengasuh an pengembanga kepemimpin


dalam pendidikannya n pendidikan an Kyai.
Meningkatka menggunakan formal.
n Kualitas demokrastis
Pendidikan yang di c. pendekatan
Formal di tuangkan kualitatif.
Pondok dalam Jenis
Pesantren pembentukan e. Jenis penelitian
Darul sebuah menggunakan
Amanah kepanitiaan di kualitatif
Kabunan setiap deskriptif.
Sukorejo pelaksanaan d. Tekhnik
Kendal 2012 kegiatan yang pengump
berhubungan ulan data
dengan menggun
meningkatkan akan
kualitas observasi,
pendidikan, interview,
Kyai Faruq dan
dengan dokument
karismatiknya asi
menjadikan
hubungan
yang cukup
baik dengan
lingkungan
dan
masyarakat
sekitar.
3 Ahmad Bahwa pola Dalam Sama sama
. Hafidz Kepemimpin kepemimpinan penelitian meneliti
an Kiai Kyai Husni terdahulu lebih tentang
Husni Mubarok menekankan konsep
Mubarok dalam pada kepemimpin
dalam pengembangan kepemimpinan an,
Pengembang Lembaga Kyai Husni penentuan
an Lembaga pendidikan Mubarok dalam subyek
di Pondok jalur formal pengembanga menggunaka
Pesantren dan non formal Lembaga n purposive
Sabilal di pondok pendidikan. Dan sampling,
Muhtadin pesantren penelitian telhnik
Desa Karang Sabilal terdahulu ini pengumpula
Pring Tahun Muhtadin tetap lebih fokus n data
Pelajaran berprinsip kepada lembaga menggunaka
2014/2015 pada sistem non formal. n observasi,
musyawarah, interview

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


16

juga masih dan


menyerupai dokumentar.
dengan pola
kepemimpinan
pesantren,
yang mana
wewenang
penuh pada
seorang Kyai.
Walaupun
kepemimpinan
ini melibatkan
bebrapa
instansi
pendidikan
yang pada
lembaga
pesantren
Sabilal
Muhtadin.

B. Kajian Teori

1. Kajian Teori Tentang Kebijakan Pemimpin

a. Pengertian Kebijakan Pemimpin

Syafaruddin, dalam buku efektifitas kebijakan pendidikan telah

mendefinisikan kebijakan sebagai berikut:

Kebijakan (policy) secara etimologi (asal kata) diturunkan dari

bahasa Yunani, yaitu “Polis ” yang artinya kota (city). Dapat ditambahkan,

kebijakan mengacu kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan

mengarahkan untuk mengelola kegiatan mereka. Dalam hal ini, kebijakan

berkenaan dengan gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


17

formal yang sama-sama diterima pemerintah atau lembaga sehingga dengan

hal itu mereka berusaha mengejar tujuannya.16

Sedangkan secara istilah, kebijakan merupakan suatu bentuk dasar

rencana dalam melakukan suatu pekerjaan yang dibuat sepenuhnya secara

rasional melalui optimalisasi strategi untuk mencari alternatif terbaik dalam

rangka usaha pencapaian tujuan secara maksimum.17 Kebijakan dianggap

sebagai suatu posisi atau pendirian yang dikembangkan untuk menanggapi

suatu masalah atau isu konflik dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.

Secara ilmiah sebenarnya makna kebijakan bisa lebih luas.

Beberapa ahli memberikan definisi yang berbeda tentang kebijakan. Definisi

tersebut dapat dikategorikan menjadi dua macam.18 Pertama, definisi yang

lebih menekankan pada dampak dari tindakan atas kebijakan. Kedua, lebih

menekankan pada maksud dan tujuan utama sebagai kunci kriteria kebijakan.

Penetapan kebijakan merupakan keputusan dari pimpinan suatu

lembaga untuk menyetujui atau menolaknya. Keputusan yang dibuat

pimpinan tersebut sangat menentukan efektif tidaknya suatu kebijakan,

karena dalam penetapan kebijakan perlu dilakukan identifikasi masalah,

proses pengumpulan masalah sampai kepada penetapan kebijakan sebagai

jawaban atas prmasalahan yang timbul.

Kebijakan seorang pemimpin di pondok pesantren merupakan hak

mutlak pimpinan pesantren, tanpa diganggu gugat oleh siapapun. Demikian

16
Syarifuddin, Efektifitas Kebijakan Pendidikan (Jakarta: Rneka Cipta, 2008), 75.
17
Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Pustaka,
2005), 47.
18
Djoko Widodo, Analisi kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik
(Malang: Bayu Media, 2007, 10.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


18

pula misalnya dalam penyelenggaraan pendidikan di pesantren, kebijakan

tentang penyelenggaraan program wajib belajar 9 tahun di pondok pesantren

salafiyah memantik pro dan kontra. Kenapa? Bagi yang menerima

berpandangan, bahwa dengan penyelenggaraan program ini, peluang

kelanjutan studi dan karir lulusan pondok pesantren akan menyebar,

sehingga cukupan dakwah islam akan semakin meluas. Bagi yang menola

berpandangan, bahwa dengan penyelenggaraan program ini maka orientasi

belajar santri akan terpecah antara tafaqquh fiddin atau yang lain.19

Dalam konteks globalisasi seperti sekarang, model kepemimpinan

pemimpin atau kyai yang arif dan bijaksana sangat di perlukan dilingkungan

pesantren. Kiai harus mampu mengambil kebijakan-kebijakan strategis di

lingkungan pesantrennya. Dengan kearifan dan kebijaksanaanya akan

berimplikasikan pada kebijakan yang diambilnya dalam mengelola

pesantren, baik kurikulum, metode dan ouput yang di hasilkan masing-

masing pesantren.

Kepemimpinan kiai dalam pesantren tidak dapat dilepaskan dari

kebijakan-kebijakan yang diterapkannya. Kepemimpinan strategik dibedakan

dari kepemimpinan biasa/rutin berdasarkan tiga dimensi: waktu, skala isu

dan lingkup tindakan. Jenis kepemimpinan ini lebih berurusan dengan waktu

yang agak lama (longer time) dari pada waktu yang pendek (shorter term).

Isu isu yang digarap berskala nasional atau internasional. Adapun lingkup

19
Soebar,dkk. Manajemen Pesantren (Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2012), 85.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


19

tindakannya adalah lembaga pesantren secara keseluruhan dari pada hanya

satu program khusus. Hasilnya berupa strategi tindakan.20

Strategi-strategi tindakan pengasuh pesantren hendaknya berkaitan

dengan kurikulum pesantren, pendekatan belajar mengajar, strukturdan

perencanaan, pemecahan masalah, pembuatan keputusan dan evaluasi, dan

pendayagunaan berbagai layanan baik secara individual dan institusional.

Hal ini sama sekali tidak harus menghambat kiprah para pemimpin pesantren

dalam kancah sosial kemasyarakatan secara keseluruhan, termasuk dalam

arena politik.

Dalam merumuskan strategi tindakan, pengasuh pesantren

diharapkan dapat melibatkan pihak-pihak lain terkait untuk menyusun

prioritas isu yang ditangani. Walau perlu melibatkan banyak pihak, pertama-

tama tugas ini dapat dipercayakan kepada tim kecil yang kompeten untuk

mempersiapkan rencana untuk tiap-tiap isu strategik.

Dalam konteks pendidikan pesantren, iklim belajar yang kondusif

harus di dukung oleh kinerja kiai, ustad (guru), santri dan wali santri secara

sinergis sesuai kapasitas dan kapabilitasnya masing-masing. Terwujudnya

iklim demikian, jelas menuntut kinerja pengasuh pesantren sedemikian rupa

sehingga dapat mengembangkan kepemimpinan pendidikan dan pendekatan-

pendekatan yang meransang motivasi guru dan santri untuk bekerja secara

bersungguh-sungguh, santri belajar dan guru mengajar.21

20
Sulthon dan Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektig Global, (Yogyakarta:
Leksbang, 2006), 49.
21
Ibid., 50.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


20

b. Pengambilan Keputusan Pesantren

Kepemimpinan seorang kiai di dalam pondok pesantren juga tidak

dapat dilepaskan dari proses pembuatan keputusan pendidikan di pesantren

dapat dirancang sedemikian rupa agar menghasilkan keputusan yang tepat.

Namun, dalam praktik proses tersebut sering menemukan masalah-masalah

yang perlu di tangani oleh para pengambil kebijakan, biasanya pengasuh

pesantren secara komprehensif. Masalah-masalah tersebut antara lain

meliputi : (a) konflik dan ketegangan, (b) partisipasi, (c) batas akhir. (d)

informasi, (e) kesepakatan solusi, dan (f) persoalan administrasi.22

Lembaga pesantren merupakan organisasi di mana sejumlah orang

dengan latar berbeda menginginkan untuk dilibatkan dalam proses

pembuatan keputusan. Melibatkan mereka yang kompeten jelas akan

meningkatkan kualitas pembuatan keputusan, karena konstribusi mereka

dalam memberikan rancangan alternative dan antisipasi timbulnya masalah.

Namun harus diingat bahwa hadirnya orang-orang dengan maksud dan

tujuan berbeda akan mudah menimbulkan konflik dan ketengangan (conflict

and stress) di pesantren. Oleh karena itu mempertimbangkan siapa yang

dilibatkan dalam dan dengan cara apa pembuatan keputusan dilangsungkan

merupakan hal yang vital.

Sebagai pengambil kebijakan, pengasuh pesantren harus

bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa keputusan yang baik telah

dihasilkan melalui proses yang baik pula. Untuk mereka perlu menyeleksi

22
Ibid., 56.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


21

siapa-siapa yang dilibatkan dalam kegiatan dan cara cara apa yang paling

baik untuk menghasilakn keputusan terbaik.

Maka alangkah baiknya jika pengambil jika pengambil kebijakan

menjelaskan lebih dahulu kepada mereka yang dilibatkan kapasitas mereka

dalam proses keputusan tersebut sehingga dapat berpartisipasi sebaik

mungkin.

Penyelenggara pendidikan pesantren banyak berkenaan dengan

manusia dari berbagai latar usia, budaya, motivasi dan kemampuan berbeda.

Hal itu mengakibatkan para pengasuh pesantren menghadapi keterbatasan

dalam menyampaikan pesan-pesan dan gagasan kepada semua lapisan secara

efektif. Para pengasuh sulit memprediksi apakah para guru dan santri telah

melaksanakan program pendidikan pesantren secara baik, karena mereka

sering bekerja dengan ketidaksempurnaan informasi dan ketidakpastian.

Dalam keadaan demikian, pengasuh pesantren hendaknya berupaya

menggali dan mengelola informasi sebanyak mungkin berdasarkan

pengalaman dan observasinya secara proaktif.23

Pembuatan keputusan dapat dipandang sebagai tolak ukur utama

dari kinerja seorang pemimpin pesantren. Karena semua hasil keputusan

akan menjadi acuan berpikir, bersikap dan berbuat komunitas pesantren.

Oleh karena itu, kiai sebagai figure sentral pesantren perlu menggali prinsip,

konsep dan tekhnik pembuatan keputusan pendidikan yang terus

berkembang. Dalam sistem pendidikan formal, menurut Hoy dan Miskel,

23
Ibid., 57.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


22

pembuatan keputusan merupakan tanggung jawab utama bagi semua

administrator.24

Karena kepemimpinan pesantren itu bersifat unik, berbeda dengan

pembuatan keputusan dalam lembaga pendidikan formal yang cendrung

rasional-ilmiah, maka tekhnik pembuatan keputusan di dalamnya lebih lebih

bersifat emosional-subyektif. Para kiai tidak akan tergesa-gesa dalam

mengambil keputusan terhadap suatu masalah. Mereka tidak hanya

mempertimbangkan secara nalar, namun diikuti oleh gerakan hati nuraninya

yang paling dalam, tawassul kepada gurunya, dan tidak lupa menyandarkan

secara vertikal munajat untuk beristikhoroh kepada Allah SWT. Gaya

pengambilan keputusan ini lebih mendasarkan kepada budaya khas pesantren

dan masih melekat dalam gaya kepemimpinan kiai pesantren di tanah air.

c. Tahap-Tahap Pengambilan Kebijakan

Dalam proses kebijakan ini, banyak konsep yang ditawarkan oleh

ahli. Anderson dalam Djoko Widodo mengemukakan lima langkah dalam

proses kebijakan, yaitu agenda setting, policy formulation, policy adaption,

policy implementation, dan policy assessment/evaluation.

24
Ibid., 51.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


23

William N.Dunn menggambarkan proses kebijakan sebagai berikut:

Rumusan Masalah
Penyusunan agenda

Forecasting Formulasi kebijakan

Rekomendasi Kebijakan Adopsi kebijakan

Monioring Kebijakan Implementasi Kebijakan

Evaluasi Kebijakan Penilain Kebijakan

Gambar. 1

Tahap-Tahap Pengambilan Kebijakan

1) Penyusunan Agenda

Perumusan masalah merupakan tahapan yang bersifat krusial.

Tahapan ini didahului oleh identifikasi masalah. Identifikasi masalah

berarti langkah untuk memahami permasalahan. Langkah ini dilakukan

dengan memetakan situasi masalah, yaitu melakukan percermatan dan

mengenali (scanning) setiap perubahan yang terjadi, baik lungkungan

internal maupun eksternal. Pada tahapan ini yang menjadi fokus

pencarian terhadap akar masalah. Pada tahap ini tentunya ada berbagai

masalah yang saling berkompetisi, akhirnya hanya ada beberapa

masalah penting saja yang masuk dalam tahap selanjutnya, yaitu

membuat masalah tersebut menjadi masalah kebijakan (policy problem).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


24

Tahapan ini disebut juga dengan penyusunan agenda (agenda setting).

Penyusunan agenda kebijakan ini diawali dari suatu masalah yang muncul

di masyarakat. Masalah ini dapat diungkap oleh seseorang sebagai masalah

pribadi (private problem), kemudian berkembang menjadi masalah umum

(public problem) selanjutnya masalah tersebut menjadi isu kebijakan

(policy issue). Dalam tahapan isu ini terdapat perbedaan pendapat di

kalangan anggota suatu organisasi, tentang persepsi, mengenai sifat

masalah, dan solusi suatu masalah. Sehingga menurut Dunn, isu kebijakan

merupakan hasil perdebatan tentang definisi, klasifikasi, ekspalnasi dan

evaluasi masalah.25

Perumusan masalah diawali dengan adanya situasi masalah,

situasi yang menimbulkan rasa tidak puas dan terasa ada yang salah.

Kemudian diadakan pencarian masalah, selanjutnya lahir meta masalah,

yakni masalah yang belum tertata dengan rapi. Dari meta masalah

dilakukan pendefinisian masalah, apakah masalah sosial, ekonomi,

pendidikan, selanjutnya akan lahir masalah subtantif. Kemudian

dilakukan spesifikasi masalah dan menjadi masalah formal, yakni

masalah yang telah dirumuskan secara spesifik dan jelas.

Pada perumusan masalah ini, pembuat kebijakan (policy maker)

perlu meminta bantuan Stakeholder untuk memberi informasi dan

nasehat yang berhubungan dengan masalah yang bersangkutan. Oleh

karena itu, kegiatan awal proses perumusan masalah kebijakn adalah

25
William Dunn, Pengantar Analisi Kebijakan, ter. Arrangement with prentice hall ( Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1999), 97.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


25

dengan penyusunan agenda.penyusunan agenda digunakan untuk

menggambarkan suatu isu yang dinilai oleh public perlu diambil suatu

tindakan. Setelah ditemukan masalah formal, maka langkah selanjutnya

adalah mencari solusi yang berupa kebijakan apa yang perlu diambil.

Mustofadidjaja dalam Joko mengemukakan, ada tujuh langkah dalam

melakukan analisis untuk menentukan kebijakan. Pertama, pengkajian

persoalan, yaitu memahami dan menemukan hakikat permasalahan yang

dihadapi sebuah lembaga. Tahap ini, menghendaki perlunya dirumuskan

masalah yang sebenarnyadihadapi oleh lembaga secara tegas dan jelas.

Kedua, penetapan tujuan dan sasaran kebijakan, tujuan dan sasaran

kebijakan detetapkan agar dapat dijadikan dasar pikiran dalam

merumuskan alternatif intervensi, berhasil atau gagal. Ketiga,

penyusunan model. Yakni membuwat bentuk hubungan klausal antara

masalah yang dihadapi lembaga dan dirumuskan secara sederhana.

Perlunya dilakukan penyusunan model ini dimaksudkan untuk

memudahkan analisis sekaligus memilih alternatif kebijakan yang

dipilih. Keempat, perumusan alternatif kebijakan. Alternatif kebijakan

ini merupakan alat atau cara yang dapat digunakan untuk mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Tahapan perumusan alternatif

kebijakan ini diawali dengan penjelasan kerangka logika berkaitan

dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul dalam

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


26

mengintervensi masalah lembaga, baik kemungkinan yang positif atau

yang negatif.26

Setelah berhasil mengidentifikasi alternatif intervensi,

selanjutnya kelima adalah memilih dan menetapkan alternatif kebijakan

yang paling memberi peluang untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran

terhadap masalah yang dihadapi lembaga. Keenam, penilaian alternatif

kebijakan. Alternatif kebijakan yang dipilih kemudian dinilai. Penilaian

ini dapat menggunakan satu diantara kriteria, yaitu: tehnical feasibiliti

(seberapa efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran), economical and

financial feasibility (berapa besar biaya yang diperlukan dan berapa

besar keuntungan yang diperoleh), political viability (seberapa jauh

dampak politik), dan administratif operability (berapa besar

kemungkinan dilakasanakan). Setelah diketahui alternatif kebijakan

yang memperoleh score terbesar, maka langkah ketujuh adalah

merumuskan rekomendasi alternatif kebijakan. Tahapan ini adalah

tahapan penetapan dan pengesahan terhadapa alternatif kebijakan agar

memiliki kekuatan hukum. Selanjutnya kebijakan yang telah ditetapkan

delaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten agar kebijakan

trsebut benar-benar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan oleh sebuah lembaga.

26
Djoko Widodo, Analisi kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik
(Malang: Bayu Media, 2007), 71-75.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


27

2) Formulasi kebijakan

Formulasi kebijakan atau forecasting adalah kegiatan untuk

menentukan informasi factual tentang situasi dimasa depan atas dasar

informasi yang ada sekarang. Peramalan dapat menguji masa depan

yang plausible, potensial, dan secara normative bernilai mengestimasi

akibat dari kebijakan yang ada atau yang diusulkan, mengenali kendala-

kendala yang mungkin akan terjadi dalam pencapaian tujuan, dan

mengestimasi kelayakan dari berbagai pilihan.27

Tujuan dari forecasting sendiri adalah memberikan informasi

mengenai kebijakan di masa depan dan konsekuensinya, melakukan

control dan inytervensi kebijakan guna memengaruhi perubahan

sehingga akan mengurangi resiko yang lebih besar.28

Karft & furlog dalam Muchlis menyatakan pengetian formulasi

kebijakan sebagai desain dan penyusunan rancangan tujuan kebijakan

serta strategi untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut. Aktifitas

tersebut tentu sangat berkaitan dengan rumusan masalah kebijakan,

yakni, pertama, perancangan perumusan kebijakan, namun

peerancangan kebijakan akan dapat berbeda dari rumusan masalah

kebijakan, sejalan dinamika yang berlangsung di dalam dan di luar

komunitas kebijakan. Kedua, formulasi kebijakan sekaligus juga

menyangkut strategi pencapaian tujuan kegiatan. Dengan aktifitas

27
William N.Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik,, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2000, cet. ke-IV), 27.
28
Subarsono, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Apliasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), 37.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


28

tersebut, termuat penegasan bahwa dalam setiap alternative kebijakan,

sejak awal perlu dirumuskan langkah-langkah yang semestinya

dilakukan apabila alternative tersebut dipilih sebagai kebijakan.29

3) Adopsi Kebijakan

Tahap ini juga sering disebut juga dengan tahap legitiminasi

kebijakan (policy legitimation) yaitu kebijakan yang telah mendapatkan

legitimasi. Masalah yang telah dijadikan sebagai fokus pembahasan

memperoleh solusi pemecahan berupa kebijakan yang nantinya akan

diimplementasikan. Dalam proses pemilihan alternative kebijakan

membutuhkan perhatian yang cermat agar policy maker tidak terjebak pada

pilihan yang hanya untuk kepentingan pribadi tertentu.30

Dalam penentuan kebijakan yang akan diambil oleh policy maker,

bisa menggunakan metode dari beberapa metode yang ada. Sehingga,

alternative yang diputuskan dapat dan sesuai dengan pelaksana dari sebuah

kebijakan.31 Diantaranya: Metode Perbandingan, Metode memuaskan,

Lexicographic Ordering Method, Non-Dominated Alternatives Method.

4) Implementasi Kebijakan

implementasi kebijakan sesungguhya tidak hanya menyangkut

perilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk

melaksanakan progam dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok

sasaran (target group) melainkan menyangkut pada jaringan kekuatan-

kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung

29
Muchlis Hamdi, Kebijakan Publik…, 77-79.
30
Ibid., 65.
31
Ibid., 66-71.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


29

dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada

akhimya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan (intended)

maupun yang tidak diharapkan (unmiended/negalive effect). Dengan

demikian implementasi kebijakan dimaksudkan untuk memahami apa yang

terjadi setelah sesuatu program dirumuskan serta apa yang timbul dari

program kebijakan itu. Disampin itu implementasi kebijakan tidak hanya

terkait dengan persolan administratif, melainkan juga mengkaji faktor-

faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses implementasi

kebijakan.

Sementara itu, pelaksanaan kebijakan merupakan suatu proses

usaha untuk mewujudkan suatu kebijakan yang masih bersifat abstrak

kedalam realita nyata. Pelaksanaan kebijakan merupakan suatu kegiatan

untuk menimbulkan hasil (outputs), dampak (out comes), dan manfaat

(benefit), serta dampak (impacts) yang dapat dinikmati oleh kelompok

sasaran (target groups).32 menurut Darwin dalam Joko setidaknya ada

empat hal penting yang perlu dipersiapkan dalam proses implementasi yaitu

pendayagunaan sumber, perlibatan orang atau sekelompok dalam

implementasi, interpretasi, manajemen program, dan penyediaan layanan

dan manfaat pada publik.32

Untuk menganalisis bagaiamana proses implementasi kebijakan itu

berlangsung maka dapat dilihat dari beberapa model implementasi

kebijakan. Pandangan mengenai model (teori) implementsi kebijakan

banyak kita temukan dalam berbagai literatur, Parsons membagi garis besar

32
Djoko Widodo, Analisi kebijakan Publik, 99.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


30

model implementasi kebijakan menjadi empat, vaitu: I) The Analysis of

failure (model analisis kegagalan), 2) Model Rasional ( top down) untuk

mengidentiflkasi faktor-faktor mana yang membuat implementasi sukses,

3) Model pendekatan Buttom up kritikan terhadap model top down dalam

kaitanya dengan faktor-faktor lain dan interaksi organisasi, 4) Teori-teori

hasil sintesis (Hibrid teories).33

5) Evaluasi Kebijakan

Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu

kebijakan dapat dilakukan jika kebijakan sudah berjalan cukup waktu dan

tidak ada batasan waktu yang pasti kapan sebuah kebijakan harus

dievaluasi. Kalau eevaluasi dilakukan terlalu dini maka belum bisa melihat

dampak dan out-come dari sebuah kebijakan.34 Pada tahap pengawasan

memberi informasi obyektif mcngenai tingkat pencapaian pelaksanaan

kebijakan dalam jangka waktu tertentu informasi mengenai kekeliruan atau

penimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan , serta rekomendasi mengenai

tindak lanjut hasil pengawasan. Sedangkan evaluasi pada tahap

pertanggung jawaban harus dapat memberikan dan analisis obyektif

mengenai perkembangan pelaksanaan perubahan atau penyesuaian yang

telah dilakukan.

Setelah evaluasi dilakukan maka tujuan kebijakan berikutnya adalah

memberi rekomendasi kebijakan berupa keputusan tentang masa depan dari

kebijakan tersebut. Sedangkan alternatif rekomendasi kebijakan antara lain,

33
Waine Parsons, Public Policy, Pengantar Teori dan Praktek Analisis Kebijakan, ter tri Wibowo
Budi Santoso (Jakarta:Kencan Persada Media Group, 2006), 463-472.
34
Subarsono, Analisis…,119.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


31

kebijakan perlu diteruskan atau dihentikan, kebijakan perlu diteruskan

namun perlu diperbaiki, baik prosedur maupun penerapannya, perlu

menambah atau mengembangkan strategi dan teknik progran-program

khusus, perlu menerapkan kebijakan tersebut di tempat lain, perlu menolak

atau menerima teori atau pendekatan kebijakan dan Iain-lain.35

2. Kajian Teori Tentang pengembangan

a. Pengertian Pengembangan

Pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non

formal yang dilaksanakan secara sadar, terarah, berencana, teratur, dan

bertanggung jawab dalam memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing,

dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan

selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta

kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya atas perkara

sendiri menambah, meningkatkan, mengembangkan dirinya, sesama,

maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan

kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.36

Pengembangan pendidikan selalu menjadi topik yang selalu

hangat dibicarakan dari masa ke masa. Isu ini juga muncul takkala orang

membicarakan tentang hal-hal berkaitan dengan pendidikan. Dalam

pengembangan pendidikan, secara umum dapat diberikan dua buah model

pengembangan yang baru yaitu : pertama “Top-down model” yaitu

pengembangan pendidikan yang di ciptakan oleh pihak tertentu sebagai

35
Ibid., 120-122.
36
Iskandar Wiryokusumo dkk, Kumpulan-kumpulan dalam Pemikiran Pendidikan (Jakarta,
Cv.Rajawali,1982), 93.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


32

pimpinan atau atasan yang diterapkan kepada bawahannya; seperti halnya

pengembangan pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan

Nasioanal selama ini. Kedua “Bottom-up Model” yaitu model

pengembangan yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan

dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan

mutu pendidikan.

3. Kajian Teori Tentang Pendidikan Formal

a. Pengertian Pendidikan

Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan

adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan

potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-

nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.37

Terdapat beberapa ciri atau unsur umum dalam pendidikan yang

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang

kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk

kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, maupun sebagai warga

negara atau warga masyarakat.

2) Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha yang

disengaja dan terencana untuk memilih isi (bahan materi), strategi

kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai.

37
Indar Djumberansyah, Filsafat PendidikanAbditama (Surabaya, 1994), 16.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


33

3) Kegiatan tersebut dapat diberikan dilingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat berupa pendidikan jalur sekolah (formal), dan pendidikan

jalur luar sekolah (informal dan non formal).

b. Dasar Pendidikan

Yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah dasar tempat

berpijak atau sandaran dari pada dilakukannya suatu perbuatan. Dengan

demikian, yang dijadikan landasan atau sandaran suatu perbuatan itu sudah

ada dan mempunyai kekuatan hukum. Oleh karnanya tidaklah dapat

dibenarkan pertanggung jawaban suatu tindakan atau usaha yang berpijak

pada landasan yang dicari-cari alasannya untuk kepentingan diri maupun

golongan.38

Adapun dasar pendidikan itu sendiri dapat ditinjau dari beberapa segi,

diantaranya:

1) Dasar dari segi yuridis atau hukum adalah dasar-dasar pelaksanaan agama

yang berasal dari peraturan perundang-undang, baik langsung maupun

tidak langsung yang mana hal ini dapat dijadikan pegangan dalam

pelaksanaan pendidikan baik dilembaga formal maupun non formal.

2) Dasar relijius yaitu dasar yang berdasarkan dari ajaran agama Islam yang

tertera dalam ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits menurut ajaran agama Islam

bahwa pelaksaan pendidikan adalah wajib.

3) Dasar sosial pesikologi yaitu manusia membutuhkan suatu pegangan

hidup yaitu agama, dan pada kenyataanya agama tidak dapat dipisahkan

38
Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, jakarta, 1991, hal. 190.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


34

dari kehidupan bangsa indonesia. Dan pada hakikatnya masyarakat

merasa aman, tenang, dan tentram hatinya apabila bisa mendekatkan

dirinya kepada Tuhannya.39

c. Tujuan Pendidikan

Sebagai mana yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto dalam bukunya

Langeveld yan berjudul Beknopte Theoretische Paedagodiek, yang

mengutarakan macam-macam tujuan pendidikan sebagai berikut:

1) Tujuan umum

Tujuan umum disebut juga tujuan sempurna, tujuan akhir atau

tujuan bulat. Tujuan umum ialah tujuan di dalam pendidikan yang

seahrusnya menjadi tujuan orang tua atau lain-lain pendidik, yang telah

ditetapkan oleh pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan yang

terdapat pada pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-

syarat serta alat-alat untuk mencapai tujuan umum tersebut.

2) Tujuan-tujuan tak sempurna

Yang dimaksud dengan tujuan tak sempurna atau tak lengkap ini

ialah tujuan yang mengenai dari segi kepribadian manusia yang tentunya

hendak dicapai dengan pendidikan itu. Yaitu segi yang berhubungan

dengan nilai-nilai hidup yang tentunya seperti keindahan kesusilaan,

keagamaan, kemasyarakatan dll.

39
Zuhairini et.al, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Ramadhani, Solo, 1983, 31.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


35

3) Tujuan-tujuan sementara

Tujuan sementara ini merupakan tempat-tempat perhentian

sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum. Untuk mencapai

tujuan-tujuan sementara itu di dalam praktek harus mengingat dan

memperhatikan jalannya perkembangan pada anak. Untuk itu diperlukan

yang namanya pesikologi perkembangan.

4) Tujuan-tujuan perantara

Tujuan ini ditentukan tergantung pada tujuan-tujuan sementara.

5) Tujuan insidental

Tujuan ini hanya sebagai kejadian-kejadian yang merupakan saat-

saat yang terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum.40

Dengan memperhatikan tujuan-tujuan di atas dan hubungan satu

sama lain, dapat mempermudah usaha kita hendak mengerti pekerjaan

pendidikan, dan memungkinkan kita meninjau apa yang di anjurkan oleh

aliran-aliran modern atau aliran-aliran kuno dalam pendidikan. Sedangkan

tujuan umum itu bermuara dalam pandangan hidup yang mendukung sebagai

batu dasarannya.

d. Pendidikan Formal di Pesantren

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pusat penyebaran

agama Islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan

kedatangan agama Islam di Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa

pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang tertua di

40
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: CV. Remaja Karya, 1988),
24-28.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


36

Indonesia telah menunjukan kemampuanya dalam mencetak kader-kader

ulama dan turut berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Indonesia. Pesantren, jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang

pernah muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan

dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang indegenous.

Sebagai pendidikan pada umumnya, pendidikan Islam bergerak dalam

spektrum yang cukup luas. Khususnya di pesantren. Pendidikan Islam tidak

saja merupakan sebuah proses aktivitas, melainkan juga sekaligus

mempresentasikan sebuah istitusi yang terlalu berlangsung dalam babakan

yang sangat panjang. Karena itu, dari sisi teoritis, pendidikan islam memiliki

bangunan konseptual yang cendrung mapan namun tetep terbuka terhadap

setiap inovasi ilmiah.

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pusat penyebaran

agama Islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan

kedatangan agama Islam di indonesia. Sebagaimana di ketahui bahwa

pondok pesantren sebagai pendidikan Islam yang tertua di idndonesia telah

menun jukkan kemampuannya dalam mencetak kader-kader ulama dan turut

berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pesantren,

jika di sandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul di

Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan di anggap

sebagai produk budaya indonesia yang indegenous.

Pondok pesantren dewasa ini merupakan lembaga gabungan antara

sistem pondok pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


37

agama Islam, Serta menyelenggarakan pendidikan formal berbentuk

madrasah dan bahkan sekolah umum dalam berbagai tingkatan dan aneka

kejuruan menurut kebutuhan masyarakat masing-masing. Sistem pendidikan

ini membawa keuntungan, antara lain: pengasuh mampu melakukan

pemantauan secara leluasa hampir setiap saat terdapat perilaku santri, baik

yang terkait dengan upaya pengembangan intelektualnya maupun

kepribadiannya. Keuntungan kedua adalah adanya proses pembelajaran

dengan frekuensi yang tinggi dapat memperkokoh pengetahuan yang

diterimanya. Keuntungan ketiga adalah adanya proses pembiasaan akibat

interaksinya setiap saat baik sesama santri, santri dengan ustadz maupun

santri dengan kiai. Keuntungan lainnya adalah adanya integrasi antara proses

pembelajaran dengan kehidupan kesehariannya.41

Sedangkan pendidikan formal sendiri adalah pendidikan yang

berlangsung secara teratur, di atur dengan peraturan-peraturan yang ketat

seperti lamanya belajar, waktu belajar, tingakatan, umur pendidik, sertifikat

dan lain sebagainya di sekolah. Sistem pendidikan formal di pesantren

mengalami perkembangan pesat dari metode pembelajaran yang bersifat

tradisional, hingga pendidikan yang modern.

Dalam perkembangannya pondok pesantren di samping

mempertahankan sistem ke tradisionalannya, juga mengelola dan

mengembangkan sistem pendidikan madrasah. Pengembangan ini

dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di masyarakat,

41
Hadori, Pengembangan sistem pendidikan pondok pesantren dalam mencetak santri profesional (
Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 22.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


38

serta untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang semakin

maju dalam bidang pendidikan. Perubahan itu bisa bersifat memperbaharui

atau bisa juga upaya untuk menyempurnakan sistem lama yang sudah tidak

sesuai lagi dengan tuntutan masyarakat.

Pendidikan formal di pesantren yang merupakan bagian dari sistem

pendidikan nasional memiliki 3 ciri-ciri utama yang membedakan dengan

sekolah yang lain yaitu:42

1) Kyai sebagai pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri.

2) Kurikulum pondok pesantren.

3) Sarana peribadahan dan pendidikan seperti masjid, rumah kyai,

pondok, dan madrasah.

Perubahan dalam sistem pendidikan adalah mengubah dari sistem

tradisional (sorogan, bandongan atau wetonan), menjadi sistem modern yaitu

mulai dimasukkan sistem madrasah pada pondok pesantren dengan berbagai

jenjang pendidikan mulai tingkat Ibtidaiyah (SD), Tsanawiyah (SLTP),

Aliyah (SMU) sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi.43

Dalam menjalankanya, pendidikan formal dipesantren pondok

pesantren juga berprinsip pada:

(1). Theocentric. Sistem pesantren mendasarkan filsafat pendidikannya

pada filsafat theocentric yaitu pandangan menyatakan bahwa semua

kejadian berasal, berproses dan kembali pada kebenaran Tuhan.

42
Abu Ahmadi, Ilmu pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), 162.
43
Dawam Rahardjo dkk, Pesantren danpembaharuan (Jakarta: LP3ES, 1983), 89.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


39

(2). Sukarela dan mengabdi, penyelenggaraan pesantren dilaksanakan

secara sukarela dan mengabdi kepada sesama dalam rangka mengabdi

kepada Tuhan.

(3). Kearifan, pesantren menekankan pentingnya kearifan dalam

menyelenggarakan pendidikan pesantren dan dalam tingkah laku

sehari-hari kearifan dimaksud disini adalah bersikap dan berprilaku

sabar, rendah hati, program patuh pada ketentuan hukum agama,

mampu mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain dan

mendatangkan manfaat bagi kepentingan bersama.

(4). Kesederhanaan, pesantren menekankan pentingnya penampilan

sederhana sebagai salah satu nilai luhur pesantren dan menjadi

pedoman perilaku sehari-hari bagi seluruh warga pesantren,

kesederhanaan yang dimaksud disini adalah kemampuan bersikap dan

berfikir wajar, proposional dan tidak tinggi hati.

(5). Kolektivitas, pesantren menekankan pentingnya kolektivitas atau

kebersamaan lebih tinggi dari pada individualisme.

Sistem pendidikan formal yang diselenggarakan di pondok pesantren

modern/salafi mempunyai kurikulum pendidikan yang berbeda dari

pendidikan nasional pada umumnya, karena memadukan kurikulum sistem

pendidikan nasional dan Departemem Agama RI. Selain itu kurikulum

khusus yang dibuat oleh pondok pesantren seperti pengajaran kitab kuning

dalam sistem madrasah merupakan ciri khusus sistem dan proses pendidikan

di dalam pesantren. Melalui proses pendidikan di dalam pesantren ini,

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


40

diharapkan terwujudnya pribadi-pribadi Islami yang tidak hanya memiliki

kecerdasan secara intelektual semata, namun pribadi yang juga memiliki

akhlak mulia, beriman, kreatif dan inovatif. Sehingga nantinya dapat

menyebarkan Islam kepada keluarga, lingkungan masyarakat dan seluruh

umat manusia.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk endapatkan

data, tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan cara ilmiah, data ilmiah, tujuan dan

kegunaan.44

A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Disebut kualitatif karena

penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain

sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah.45 Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah

karena penemuan. Sehingga data yang didapat lebih nyata, karena berkembang

dengan apa adanya, dan peneliti ini juga bersifat menghasilkan penemuan yang

berupa teori. Sehingga nantinya hasil penelitian ini dapat diterapkan di tempat

lain, manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat

penelitian.

Dan menggunakan jenis penelitian deskripif. penelitian deskripif adalah

penelitin yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah

aktual sebagai mana adanya pada saat penelitian berlangsung.46

44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Rineka Cipta, 2008), 2.
45
Lexy J.Moeleong, Metode Penelitian Kualitatf, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2010), 6.
46
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi Dan Karya Ilmiah, (Jakarta :
Prenandamedia Group,2014), 3-35.

41

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


42

Data yang termasuk dalam data kualitatif adalah:

1. Sejarah berdirinya sekolah.

2. Tujuan dan visi-misi sekolah.

3. Gedung sekolah dan fasilitasnya .

4. Struktur guru atau pegawai Sekolah.

5. Struktur organisasi Sekolah.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian ini akan

dilakukan.47Adapun lokasi penelitian ini di Madrasah Aliyah Annur Kalibaru

Banyuwangi. Dengan alasan karena data tersebut diperoleh dari Madrasah Aliyah

Annur Kalibaru Banyuwangi dengan kajian utamanya adalah Kebijakan

Pemimpin Pondok Pesantren Dalam Pengembangan Pendidikan Formal (Studi

Kasus Pada Madrasah Aliyah Di Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten

Banyuwangi.

Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut karena ada beberapa

pertimbangan atas dasar kemenarikan, keunikan sesuai dengan topik dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Ma Annur merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengalami

perkembangan cukup baik di badingkan dengan pendidikan sekiar. Baik dari

segi perkembangan bangunan maupun dari segi mutu pendidikanna sendiri.

47
Ibid., 46.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


43

2. Ma Annur merupakan lembaga pendidikan yang memenuhi kriteria hal-hal

yang peeliti inginkan dalam penelitian tentang kepemimpinan dalam fugsinya

sebagai pengambil kebijakan dan mengimplementasikannya.

Bukti bahwasanya mutu pendidikan di MA Annur membaik atau

berkembang salah satunya yakni dari sarana dan prasarana diantaranya :

1. Gedung sekolah yang awalnya sistem gantian. Karena kurang memadai

fasilitas yang tersedia di MA Annur, akhirnya lembaga memutuskan pagi

dilakukan aktivitas proses belajar mengajar oleh para siswi dan malamnya di

lakukan oleh para siswa. Tapi semakin lama fasilitas yang kurang memadai

akhirnya terpenuhi dan bisa melaksanakan proses belajar mengajar pada pagi

hari.

2. Ujian berbasis nasional awalnya dengan sistem mengikui sekolahan lain.

Akhirnya ijazah yang dimiliki para alumni tidak murni dari MA Annur. Tetapi

lama kelamaan dengan perkembangan tekhnoligi ang cukup pesat dan mutu

pendidikan yang mulai membaik akhirnya MA Annur bisa mengadakan ujian

sendiri.

C. Subyek Penelitian

Dalam menentukan sumber data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan “purposive sampling”

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang peneliti harapkan, atau mungkin orang tersebut seorang

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


44

penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi

social yang diteliti.48

Dalam penelitian ini informan atau subyek penelitian yang terlibat dan

mengetahui permasalahan yang diteliti diantaranya:

1. Pengasuh Pondok Pesantren Annur Kalibaru

2. Kepala Sekolah Madrasah Annur Kalibaru.

3. Para Tenaga pendidik Annur Kalibaru.

4. Masyarakat sekitar pondok pesantren Annur.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan hal yang sangat substantif dalam penelitian. Maka

dalam pengumpulan ata tentu tidak hanya mempertimbangkan tingkat

efisiensinya, namun juga lebih dari itu harus dipertimbangkan mengenai

kesesuaian tekhnik yang digunakan dalam menggali dan mengumpulkan data

tersebut. Hal inii dikaitan dengan tingkat validitas dan relevansinya dengan

obyek penelitian. Tekhnik yang digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yaitu:

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Basrowi dan Suwandi

mengemukakan bahwa “Observasi digunakan apabila penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan bila responden yang

diamati tidak terlalu besar.”49

48
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2010), 219.
49
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 94.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


45

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat

dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Observasi berperan serta (participant observation), dalam observasi ini

peneliti terlibat aktif dalam kegiatan sehari-hari orang yang akan diteliti.

Sambil meneliti, peneliti ikut melakukan kagiatan dan merasakan suka

duka sumber data.

b. Observasi non partisipan, dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dan

hanya sebagai pengamat independen.

c. Observasi tidak terstruktur, adalah observasi yang dilakukan secara

sistematik, karena peneliti telah mengetahui aspek-aspek yang relevan

dengan masalah dan tujuan penelitian.

Dalam peneltian ini peneliti menggunakan jenis penelitian observasi

non partisipan yaitu peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati,

yaitu di Pondok Pesantren An-nur Kalibaru Kabupaten banyuwangi.

Melalui metode observasi, data yang diperoleh peneliti adalah:

a. Letak geografis Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten

Banyuwangi.

b. Lingkungan Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

c. Kegiatan proses belajar mengajar di Pondok Pesantren An-nur Kalibaru

Kabupaten Banyuwangi.

2. Wawancara (interview)

a. Wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara

terperinci sehingga menyerupai check-list. Wawancara terstruktur

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


46

digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data, bila peneliti telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.50

b. Wawancara tidak tertruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti

tidak menggunkan wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.51

Berdasarkan jenis wawancara di atas, maka peneliti menggunakan

wawancara terstruktur. Data yang diperoleh dari peneliti adalah:

1) Wawancara kepada Pengasuh Pondok Pesantren Annur Kalibaru.

2) Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Annur Kalibaru.

3) Wawancara kepada Tenaga pendidik Madrasah Aliyah Annur Kalibaru.

Tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk

mendapakan informasi mengenai Kebijakan Pemimpin Pondok Pesantren

Dalam Pengembangan Pendidikan Formal.

Melalui wawancara peneliti dapat memperoleh data-data yang

berhubungan dengan Kebijakan Pemimpin Pondok Pesantren Dalam

Pengembangan Pendidikan Formal yakni yang berhubungan dengan data

penyusunan agenda, formulasi, adopsi dan evaluasi yang digunakan oleh

MA Annur.

3. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah

50
Sugiyono, Metode Penelitian, 233.
51
Ibid., 233.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


47

yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan

berdasarkan perkiraan.52

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peneliti

mencari data atau dokumen mengenai Kebijakan Pemimpin Pondok Pesantren

Dalam Pengembangan Pendidikan Formal.

Melalui metode ini, maka data yang ingin diperoleh peneliti adalah:

a. Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Annur Kalibaru Kabupaten

Banyuwangi.

b. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

c. Struktur organisasi Madrasah Aliyah Annur Kalibaru Kabupaten

Banyuwangi.

d. Data siswa Madrasah Aliyah Annur.

e. Denah lokasi Madrasah Aliyah Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

f. Foto-foto kegiatan penelitian.

g. Dokumen lain yang relevan dari berbagai sumber yang diakui validitasnya

dalam memperkuat analisis objek pembahasan.

E. Analisis Data

Analisis data yang di gunakan peneliti ini merujuk Miles and Huberman

bahwa ada empat tahapan yakni : pengumpulan data, kondensasi data, penyajian

data, penarikan atau verifikasi kesimpulan. Sebagai mana dalam gambar berikut

ini :

52
Basrowi dan Suwandi, memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 94.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


48

Pengumpulan Penyajian data


data

Kondensasi Kesimpulan-kesimpulan
data penarikan/ verifikasi

Gambar. 2

Analisis Data

Langkahp-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Pengumpulan Data

Pada peneliian kualiaif pengumpulan data dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya (Triangulasi).53

Menggunakan tekhnik observasi, wawancara terstuktur dan

dokumenter agar mendapakan data yang dibutuhkan. Data-data yang sudah

terkumpulkan dicatat dalam bentuk catatan lapangan berbentuk deskriptif

terhadap apa yang dilihat oleh peneliti.

2. Kondensasi Data

Kondensi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan , mengabtraksikan dan mengubah catatan lapangan,

transkip wawancara, dokumen dan materi (temuan) empirik lainnya. Kondensi

(pengembunan) data berarti mengubah data yang sebelumyna menguap

53
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2018), 131.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


49

menjadi lebih padat (air) letak perbedaan antara reduksi dan kondensi terleak

pada penyederhanaan data. Reduksi cenderung memilah kemudian memilih,

sedangkan kondensi menyesuaikan seluruh data yang dijaring tanpa harus

memilah (mengulangi data).54

Kondensi data merupakan proses peneleksian, pemfokusan,

penyederhanaan secara langsung terhadap data yang telah dihasilkan peneliti,

sehingga sesuai dengan fokus penelitian, unuk lebih memperjelas proses

kondensi data sebagai berikut :

a. Selecting

Menurut Milles and Huberman, penelitian harus bertindak selekif,

yaitu menentukan dimensi-dimensi mana yang lebih pentweing, hubungan-

hubungan mana yang lebih bermakna, dan sebagai konsekuwensiyna,

informasi apa yang dapat dikumpulkan data dianalisis informasi-informasi

yang berhubungan dengan kebijakan pemimpin dalam pengembangan

pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur. Yang dikumpulkan pada

tahap ini. Peneliti mengumpulkan seluruh informasi tersebu untuk

memperkuat penelitian.

b. Focusing

Miles dan huberman menynatakan bahwa memfokuskan data

merupakan bentuk prap-analisis. Pada tahap ini merupakan kelanjutan dari

tahap seleksi data. Seleksi data penelitian hanya membatasi data yang

berdasarkan fokus penelitian.

54
Matthew B, Milles, dkk, Qualitaive data analisiss A Methods Sourcebook (Amerika: sage
publicaions, 2014), 31.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


50

c. Abstracting

Absraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses,

dan pernytaaan-pernytaaan yang perlu dijaga sehingga tetap berada

didalamnya. Pada tahap ini, data yang telah berkumpul dievaluasi,

khususnya yang berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika data

menunjukkan tentang kebijakan pemimpin dalam pengembangan

pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur. Sudah dirasakan baik dan

cukup, data tersebut digunakan unuk menjawab fokus penelitian.

d. Simplifing dan transforming

Data dalam penelitian selanjutnya disederhakan dan di

transformasikan dalam berbagai cara, yakni melalui seleksi yang ketat,

melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan data dalam satu pola

yang lebih luas, dan sebagainya.

3. Penyajian Data

Pada peneliian kualiaif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya, yang paling

sering digunakan unuk menyajikan data dalam peneliian kualiaif adalah

dengan tekhnis yang bersifat naratif.

4. Penarikan atau verifikasi Kesimpulan

Langkah keempat dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada taha pengumpulan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


51

data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat kembali

ke lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Menarik kesimpulan melalui analisis yang sudah dilakukan terhadap

masalah yang sedang diamai dengan menggunakan pola pikir indukif sesuai

dengan penelitian kualiaif yaitu pengembalian kesimpulan dari faka yang

bersifat khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum.

F. Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang di

hasilkan dapat di percaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk

memeriksa keabsahan data, maka peneliti menggunakan tekhnik triangulasi.

Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Ada tiga macam triangulasi yakni triangulasi

sumber, triangulasi tekhnik dan triangulasi waktu.55

Dalam penelitian ini, uji keabsahan data yang di gunakan adalah

triangulasi sumber yakni untuk menguji kreadibilitas data yang di lakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dan

juga triangulasi tekhnik yakni untuk menguji kredibilitas data di lakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda.56

55
Sugiyono, Metode Penelitian, 273-274.
56
Sugiono, Metode Penelitian, 274.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


52

G. Tahap-Tahap Penelitian

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi tiga tahap yaitu:57

1. Tahap Pra-lapangan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Menyusun rancangan penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk

mendapatkan data atau informasi yang nantinya dapat di pergunakan untuk

menetapkan beberapa hal sebagai berikut: latar belakang, fokus penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode pengumpulan data.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Sebelum memasuki penelitian, seorang peneliti harus terlebih

dahulu memilih lapangan penelitian. Lapangan penelitian yang di pilih oleh

peneliti adalah MA Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

c. Mengurus Surat Perizinan

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengurus perizinan

terlebih dahulu yakni meminta surat permohona kepada pihak kampus.

Setelah meminta surat perizinan, peneliti menyerahkan kepada pengasuh

Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi untuk

mengetahui apakah di izinkan mengadakan penelitian atau tidak.

57
Moeleong, Metode Penelitian, 127-148

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


53

d. Menilai lapangan

Setelah diizinkan meneliti, peneliti mulai menilai seluk beluk

lapangan untuk lebih mengetahui latar baik-buruk objek penelitian. Hal ini

di lakukan agar mempermudah peneliti dalam menggali data.

e. Memilih dan memanfaat informan

Pada tahap ini peneliti mulai memilih informan untuk mendapatkan

informasi yang lebih dari informan yang di ambil dalam penelitian ini

adalah Pengasuh Pndok Pesantren dan Tenaga Pendidik baik guru maupun

ustadz.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Setelah semua selesai mulai dari rancangan penelitian hingga

memilih informan maka peneliti menyiapkan perlengkapan penelitian

sebelum terjun ke lapangan.

g. Memahami etika penelitian

Dalam menghadapi persoalan etika, peneliti harus mempersiapkan

diri baik secara fisik, psikologis, maupun mental. Misalnya harus

memahami peraturan, norma, nilai sosial, masyarakat, dan harus bersikap

sopan, terbuka, jujur, bersahabat, simpatik, dan empatik, objektif dalam

menyikapi konflik, tidak pandang bulu, berlaku adil.

h. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini peneliti mulai megadakan kunjungan langsung ke

lokasi penelitian, namun di samping itu peneliti sudah mempersiapkan diri,

fisik maupun mental.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


54

i. Tahap Analis Data

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses penelitian. Pada

tahap ini peneliti mengumpulkan data dari observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Yang kemudian dianalisi datanya. Untuk d buat laporan

skripsi yang disusuaikan dengan pedoman penulisan karya ilmiah IAIN

Jember.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Obyek Penelitian

Pada bagian ini akan dideskripsikan gambaran obyek penelitian secara

umum dengan tujuan untuk mengetahui keadaan dan kondisi obyek yang diteliti.

Adapun yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini ialah MA Annur

Kalibaru. Berikut pembahasan mengenai MA Annur Kalibaru:

1. Sejarah Singkat Berdirinya MA Annur Kalibaru

Madrasah Aliyah Annur berdiri sejak tanggal 16 juli 2007 dibawah

binaah Madrasah Aliyah Genteng. Pendirian MA Annur merupakan upaya

serius dalam rangka membangun sumber daya insani oelah Pengelola Pondok

Pesantren Annur Kalibaru, KH. Hasbullah Muhammad, Lc. Melalui proses

berfikir dan memohon hidayah kepada Allah, akhirnya Madrasah Aliah Annur

Klibaru bisa dilahirkan.

Mengingat Madrasah Aliyah Annur Kalibaru berdiri ditengah-tengah

Pondok Pesantren, maka kegiatan pembelajaran dilakukan di beberapa gedung

madrasah yang sudah dimiliki oleh Pondok Pesantren, walaupun dengan

fasilitas yang minim pelaksanaan KBM bisa di realisasikan pada pagi hari

sesuai dengan anjuran MAN Genteng selaku pembina Madrasah Aliyah Annur

Kalibaru dan ittu merupakan bagian dari komitmen untuk menjalankan proses

pembelajaran yang representatif.

Tahun pelajaran 2007/2008 merupakan tahun pelajaran pertama yang

dijalani MA Annur Kalibaru. Sebagai tahun pertama beroprasi tentu saja

55

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


56

masih banyak kekurangannya. Namun melalui upaya yang terus-menerus dan

besungguh-sungguh berbagai macam kendala alhamdulilah dapat teratasi,

selebihna diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.

Dalam rangka mengoptimakan kegiatan pembelajaran, pihak Yayasan

Pondok Pesantren Annur Kalibaru menunjuk Saudara Sarwito, S.Pd. Yang

kesehariannya sebagai Wakil Kepala Sekolah SMP 2 Kalibaru, untuk menjadi

Kepala Madrasah Aliyah Annur Kalibaru yang pertama di madrasah ini, hal

ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dapat bejalan dengan lancar,

mengingat tahun pertama merupakan tahun yang menentukan pekembangan

ke depan.

Jumlah siswa baru pada tahun pelajaran 2017/218 ini sebanyak 39

anak, terdiri dari atas 29 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Hal ini

merupakan awal yang baik bagi madrasah karena tanpa promosi yang gencar

jumlah siswa sudah lumayan cukup banya untuk ukuran madrasah yang baru

berdir, seiring berjalannya waktu pada tahun pelajaran 2017/2018 total jumlah

siswa Madrasah Aliyah Annur Kalibaru berjumlah 232 siswa.

Beberapa dewan pendidik yang ikut mengabdi di Madrasah Aliyah

Annur berasal dari para guru yang berdomisili di Kalibaru. Mereka

berlatarbelakangkan tenaga pendidik dari SMA Negri, SMK Negri, dan

beberapa dari guru SMP Negri Kalibaru. Semua guru berlatar belakang

pendidikan Strata satu (S1) sesuan dengan bidang masing-masing.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


57

2. Profile MA Annur Kalibaru

Data Umum Madrasah

Nama Madrasah : MA Annur Kalibaru

Alamat : Jl. Suwadi No. 05 Kalibaru Wetan

Kalibaru-Banyuwangi

Kode Pos : 68467

NSM/NPSN : 131235100031/20579396

Status Madrasah : Swasta

No. SK Ijin Operasional : KW.14.4/4/PP.00.6/1337/2011

No. SK Akreditasi Terakhir : 300/BAP-SM/SK/XI/2019

Status Akreditasi : A1
Waktu Belajar : Pagi dan Siang

Jurusan/Program : IPA, IPS, Bahasa, Keagamaan

Kategori Madrasah : Madrasah Akademik

NPWP : 31. 532. 711. 4-627. 000

Nomor Telepon : 0333-897939

Alamat Website Madrasah : http://maannurkalibaru.wordpress

Alamat E-mail : annurkalibaru@yahoo.com

3. Visi dan Misi MA Annur Kalibaru

Adapun Visi dan Misi MA Annur Kalibaru,58 diantaranya:

a. Visi MA Annur Kalibaru

Menjadi Lembaga Yang Menghasilkan Lulusan Yang Beriman, Berilmu

dan Beramal Shaleh Serta Mampu Bersaing Dalam Bidang Iptek.


58
Dokumen Visi dan Misi MA Annur Kalibaru.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


58

b. Misi MA Annur Kalibaru

1) Menumbuhkembangkan Sikap, Prilaku Dan Amaliah Di Madrasah.

2) Menumbuhkembangkan Semangat Keunggulan Secara Intensif dan

Daya Saing Yang Sehat Dalam Prestasi Akademik Dan Non

Akademik.

3) Melaksanakan Bimbingan Dan Pembelajaran Sehingga Siswa Dapat

Berkembang Secara Optimal Sesuai Dengan Potensi Yang Dimiliki.

4) Menumbuhkembangkan Semangat Belajar.

5) Mengembangkan Life Skill Dalam Setiap Aktifitas Pembelajaran.

6) Menciptakan Lingkungan Madrasah Yang Sehat, Bersih Dan Indah.

7) Menjadikan Madrasah Yang Mendapat Kepercayaan Masyarakat.

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan di MA Annur Kalibaru

Di MA Annur Kalibaru, memiliki pendidik dan tenaga kependidikan

yang profesional dalam melaksanakan tugasnya. Adapun daftar pendidik dan

tenaga kependidikan di MA Annur Kalibaru,59 sebagai berikut:

Tabel 2
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikandi MA Annur Kalibaru

Jumlah Guru/Staf Keterangan

Tenaga Pendidik/Guru 20 Org

Pustakawan 1

Laborat -

Staf Tata Usaha 2

59
Dokumen data pendidik dan tenaga kependidikan di MA Annur Kalibaru.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


59

5. Sarana dan Prasarana MA Annur Kalibar

Dalam proses pembelajaran perlu juga diperhatikan yang namanya

sarana dan prasarana yang memadai dalam proses pembelajaran agar selama

proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Mengenai sarana dan

prasarana di Madrasah Aliyah Annur bisa atau dapat dikatakan sudah

memadai. Berkaitan dengan hal ini lebih jelasnya akan dijelaskan mengenai

sarana dan prasarana MA Annur Kalibaru Tahun Pelajaran 2018/2019,60

sebagai berikut:

Tabel 3
Kepemilikan Tanah atau Luas Tanah

Luas Tanah (m2) Menurut Status


No. Status Kepemilikan
Sertifikat

Bersertifikat Belum Sertifikat Total

1. Hak Milik Sendiri 3.690 3.690

2. Wakaf

3. Hak Guna
Bangunan
4. Sewa/Kontrak

5. Pinjam/Menumpang

60
Dokumen sarana dan prasarana MA Annur Kalibaru.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


60

Tabel 4
Penggunaan Tanah

Status Status
Penggunaa Luas Tanah Menurut
N Kepemili Penggu
n
o.
Tanah Status Sertifikat (m2) kan naan
1) 2)
Belum
Bersertifi
Sertifi Total
kat
kat

1. Bangunan 3.690 3.690 1


Lapangan
2. 30 30 1
Olahraga
3. Halaman 12 12 1

4. Kebun/Tam
an
Belum
5. 3.270 3.270 1
Digunakan

1). Status Kepemilikan: 1: Milik Sendiri

2: Bukan Milik Sendiri

2). Status Penggunaan: 1: Hanya Digunakan Sendiri

2: Digunakan Bersama Lembaga

Tabel 5
Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran

Jumla Status
No Jumlah Sarpras h Ideal Kepemilika
Jenis Sarpras
. Menurut Kondisi Sarpra n
s 1)
Rusa
Baik
k
1. Kursi Siswa 80 31 150 1
1
2. Meja Siswa 80 31 150

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


61

3. Loker Siswa
Kursi Guru di 1
4. 6
Ruang Kelas
Meja Guru di 1
5. 6
Ruang Kelas
1
6. Papan Tulis 6
Lemari di Ruang
7. 6
Kelas
Komputer/Laptop
8.
di Lab. Komputer
9. Alat Peraga PAI

10. Alat Peraga Fisika


Alat Peraga
11.
Biologi
12. Alat Peraga Kimia
1
13. Bola Sepak 1 2 3
1
14. Bola Voli 1 2 3

15. Bola Basket


Meja Pingpong 1
16. 1 3
(Tenis Meja)
Lapangan
17.
Sepakbola/Futsal
Lapangan
18.
Bulutangkis
19. Lapangan Basket
Lapangan Bola
20. 1
Voli

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


62

Tabel 6
Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya

Jumlah Sarpras Status


No. Jenis Sarpras Menurut Kondisi Kepemilika
Baik Rusak n 1)
Laptop (di luar yang ada di
1. 3 1
Lab. Komputer)
Komputer (di luar yang ada
2. 1 1
di Lab. Komputer)
1
3. Printer 1 2
1
4. Televisi 2 1

5. Mesin Fotocopy
6. Mesin Fax
7. Mesin Scanner 1 1
8. LCD Proyektor 2 1
1
9. Layar (Screen) 2

10. Meja Guru & Pegawai 6 1


11. Kursi Guru & Pegawai 6 1
1
12. Lemari Arsip 2

13. Kotak Obat (P3K)

14. Brankas

15. Pengeras Suara


Washtafel (Tempat Cuci
16.
Tangan)
Kendaraan Operasional
17.
(Motor)
Kendaraan Operasional
18.
(Mobil)
19. Mobil Ambulance

20. AC (Pendingin Ruangan)

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


63

6. Struktur MA Annur Kalibaru

Sebagaimana lazimnya suatu lembaga pendidikan, maka Madrasah

Aliyah Annur juga memiliki struktur kepengurusan. Hal ini dijadikan sebagai

penunjang proses pelaksanaan belajar mengajar di Annur. Dalam hal ini

kekuasaan tertinggi sekaligus penanggung jawab adalah berada ditangan

pengasuh. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan digambarkan struktur

kepengurusan MA Annur Kalibaru mencantumkan struktur guru,61 sebagai

berikut:

61
Dokumen struktur guru SMP Annur Kalibaru.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


64

KETUA YAYASAN
RKH. MAULANA ISKHAQ, S.E

KOMITE KEPALA MADRASAH

H.M. HARIYONO MOHAMMAD ISBAT, S.Hum.

KA. TATA USAHA

AHMAD AFAN EFENDI,

S.Pd.

PELAKSANA

M. FIQIH ALZI
RAMADHANI

KURIKULUM KESISWAAN HUMAS SARPRAS

AGUS SUPRIYADI, S.Pd. Ahmad Nurdin, S.P M. TANZILUL FURQAN, S. Hi FATHOR ROSI

PEMBINA OSIS PA PEMBINA OSIS PI

Mohammad Son Haji, S.Pd Yuli Agustiningsih, S.Hi.

WALI KELAS GURU MATA PELAJARAN

SISWA

KET :

: Garis Koordinasi

Gambar. 3
Struktur Madrasah Aliyah (MA) Annur Kalibaru Banyuwangi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


65

7. Data Jumlah Siswa MA Annur Kalibaru

Tabel 7
Kondisi Siswa MA Annur Kalibaru

Uraian Siswa & Tingkat Tingkat Tingkat


No.
Rombel 10 11 12
Lk. Pr. Lk. Pr. Lk. Pr.
Jumlah Siswa Awal
1. 24 45 15 26 15 23
TP 2018/2019
Jumlah Siswa Pindah
2.
Masuk
Jumlah Siswa Pindah
3.
Keluar
Jumlah Siswa Drop-
4.
out Keluar
Jumlah Siswa Drop-
5.
out Kembali
Jumlah Siswa Akhir
6. 24 45 15 26 15 23
TP 2018/2019
Jumlah Siswa Naik
7.
Tingkat
8. Jumlah Siswa Lulus
9. Jumlah Rombel

B. Penyajian dan Analisis Data

Penyajian data merupakan bagian data yang memuat tentang uraian data

dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang

diuraikan seperti pada bab III, diantaranya menggunakan metode observasi,

interview dan dokumentasi sebagai alat untuk meraih data sebanyak mungkin

terhadap berbagai hal yang berkaitan dan mendukung untuk mengeksplorasi dan

mengumpulkan data. Uraian ini terdiri atas deskripsi data yang disajikan dengan

topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Hasil analisis data

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


66

merupakan temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk pola, tema,

kecendrungan dan motif yang muncul dari data.

Penyajian data dari penelitian ini membahas dan fokus kepada Kebijakan

Pemimpin Pondok Pesantren Dalam Pengembangan Pendidikan Formal (Studi

Kasus Pada Madrasah Aliyah Di Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten

Banyuwangi Tahun Ajaran 2019). Untuk mendapatkan data yang berkualitas dan

intensifikasi secara berurutan maka akan dijelaskan data tentang:

1. Menyusun Agenda dalam Pengembangkan Pendidikan Formal di

Madrasah Aliyah Annur

Istilah kebijakan dapat dimaknai sebagai suatu tindakan yang mengarah

pada tujuan yang diusulkan oleh sesorang, kelompok, atau pemerintah dalam

lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu

seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan

sasaran yang diinginkan. Oleh karena itu, dalam suatu lembaga yang ada

didalam pesantren kebijakan pemimpin senantiasa harus berpedoman terahadap

visi dan misi lembaga. Jadi kebijakan merupakan suatu kegiatan yang terarah.

Dalam proses kebijakan ini, banyak konsep yang ditawarkan oleh ahli.

Anderson dalam Djoko Widodo mengemukakan lima langkah dalam proses

kebijakan, yaitu agenda setting, policy formulation, policy adaption, policy

implementation, dan policy assessment/evaluation.62

62
Djoko Widodo, Analisis Kebijakan …,10.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


67

Berdasarkan paparan data pada bab sebelumnya ditemukan bahwa

dalam penyusunan agenda pengambilan kebijakan di pondok MA Annur

melakukan banyak hal diantaranya yaitu dengan menampung aspirasi atau

masukan dari kepala lembaga pendidikan formal, elemen masyarakat serta

pengasuh pondok pesantren. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

William Dunn yaitu). Penyusunan agenda kebijakan ini diawali dari suatu

masalah yang muncul di masyarakat. Masalah ini dapat diungkap oleh

seseorang sebagai masalah pribadi (private problem), kemudian berkembang

menjadi masalah umum (public problem) selanjutnya masalah tersebut menjadi

isu kebijakan (policy issue). Dalam tahapan isu ini terdapat perbedaan pendapat

di kalangan anggota suatu organisasi, tentang persepsi, mengenai sifat masalah,

dan solusi suatu masalah.63

Setelah ditemukan masalah formal, maka langkah selanjutnya adalah

mencari solusi yang berupa kebijakan apa yang perlu diambil. Mustofadidjaja

dalam Joko mengemukakan, ada tujuh langkah dalam melakukan analisis untuk

menentukan kebijakan. Pertama, pengkajian persoalan, yaitu memahami dan

menemukan hakikat permasalahan yang dihadapi sebuah lembaga. Tahap ini,

menghendaki perlunya dirumuskan masalah yang sebenarnya dihadapi oleh

lembaga secara tegas dan jelas. Kedua, penetapan tujuan dan sasaran kebijakan,

tujuan dan sasaran kebijakan detetapkan agar dapat dijadikan dasar pikiran

dalam merumuskan alternatif intervensi, berhasil atau gagal. Ketiga,

penyusunan model. Yakni membuwat bentuk hubungan klausal antara masalah

63
William Dunn, Pengantar Analisi Kebijakan , ter. Arrangement with prentice hall ( Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1999), 97.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


68

yang dihadapi lembaga dan dirumuskan secara sederhana. Perlunya dilakukan

penyusunan model ini dimaksudkan untuk memudahkan analisis sekaligus

memilih alternatif kebijakan yang dipilih. Keempat, perumusan alternatif

kebijakan. Alternatif kebijakan ini merupakan alat atau cara yang dapat

digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Tahapan

perumusan alternatif kebijakan ini diawali dengan penjelasan kerangka logika

berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul dalam

mengintervensi masalah lembaga, baik kemungkinan yang positif atau yang

negatif.64

Berikut di bawah ini adalah hasil wawancara yang disampaikan oleh

Ketua Yayasan, bahwa beliau menyampaikan:

Penyusunan agenda kebijakan, perumusan masalah, biasanya melakukan


pengamatan lingkungan bisa dengan cara internal, dan biasanya juga
inisiatif kiyai sendiri dan terutama masukan atau permintaan dari
lembaga sendiri. untuk pengamatan lingkungan itu, misalkan kita lagi
keluar atau dapat info lembaga pendidikan bagus yang nantinya dalam
hal ini dijadikan bahan acuan untuk dimusyawarahkan di forum
musyawarah (rapat) yang dalam hal ini demi kemjuan MA Annur
kedepannya.65

Informasi itu didukung oleh hasil wawancara dengan Ustad Khoirul

Anwar, sebagai Pengawas Pondok Pesantren:

Kalau mengenai kebijakan kiyai dalam pengembangan pendidikan


formal yang saya ketahui ya diawali dari paguyuban, kami dari lembaga
mengusulkan tapi tidak hanya di situ saja jikakalau sekiranya hal itu
sangat penting dan mendesak, ya lembaga setiap saat bisa minta
pendapat dari pengasuh langsung akan tetapi saya yakin kiyai punya

64
Djoko Widodo, Analisis..,.71-75.
65
Wawancara dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Annur, 06 Januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


69

pertimbangan sendiri terkait hal itu artinya selain permintaan atau usulan
dari kami, saya yakin kiyai punya inisiatif sendiri.66
Berikut di bawah ini adalah hasil wawancara yang disampaikan oleh

Bapak Isbat selaku Kepala Sekolah, bahwa:

Kebijakan yang dilakukan disini sesuai dengan kebutuhan, jadi dalam


prosesnya biasanya bisa melalui pengamatan, bisa juga pengelola
lembaga misalnya kepala sekolah mengusulkan apa kebutuhanya atau
bisa juga inisiatif dari kiyai sendiri. Hal tersebut juga didukung dengan
hasil wawancara Kebijakan kiyai dalam pengembangan pendidikan
formal, kalau mengenai pendidikan formal dalam pesantren tentunya
tidak seluwes seperti mengelola pesantren. karena banyak singgunganya.
Jadi biasanya kami sebagai pengelola yayasan banyak pertimbangan
terkait kebijakan tersebut, misalnya kita melihat tuntutan, kebutuhan
masyarakat, usulan atau masukan dari lembaga atau bisa juga keinginan
kiyai sendiri.67
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

dapat disimpulkan bahwasanya penyusunan agenda yang diawali dengan

melakukan pengamatan lingkungan, masukan dari ketuan lembaga atau inisiatif

dari dari kiyai sendiri. Pokok permasalahan akan terlebih dahulu di

musyawarohkan dalam lingkup lembaga, selanjutnya diteruskan dalam rapat

besar atau bisa langsung pada ketua yayasan dan pengasuh. Hal inilah yang

yang menjadikan pengembangan pendidikan formal di pondok pesantren

Annur. Setelah itu dilanjutkan dengan pencarian solusi atau pemecahan dalam

permasalah tersebut.68

Dapat dianalisis wawancara bahwa agenda penyusunan di MA Annur ini

di awali dengan adanya permasalahan yang ada di dalam maupun di sekitar

66
Wawancara dengan Pengawas Pondok Pesantren Annur, 07 Januari 2020.
67
Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Annur, 08 Januari 2020.
68
Observasi, jember, 07 januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


70

lingkungan. Setelah itu di adakan musyawaroh bersama untuk mencari jalan

keluar atau mencari solusi.

Hal tersebut diatas diperkuat oleh observasi peneliti maupun dokumentasi

yang peneliti lakukan, bahwa di pondok pesantren Annur penyusunan agenda

kebijakan kiyai dalam pengembangan pendidikan formal di MA Annur dimulai

dengan pengamatan lingkungan, masukan dari pimpinan lembaga serta inisiatif

kiyai sendiri. Pokok permasalahan akan terlebih dahulu di musyawarohkan

dalam lingkup lembaga, selanjutnya diteruskan dalam rapat besar atau bisa

langsung pada ketua yayasan dan pengasuh. Hal inilah yang yang menjadikan

pengembangan pendidikan formal di pondok pesantren Annur berbeda dengan

pesantren lain.69

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di pondok

MA Annur bahwasanya proses penyusunan agenda yang dilakukan di MA

Annur melalui beberapa tahap diantaranya adalah :

a. Dengan melalukan pengamatan lingkungan disekitar.

b. Masukan atau saran dari pimpinan lembaga MA Annur serta inisiaif dari kiai

(pengasuh pondok).

c. Selanjutnya, masukan serta saran yang telah diterima baik dari pimpinan

lembaga maupun dari kiyai itu sendiri diteruskan dengan acara musyawarah

dalam rapat besar untuk diambil jalan keluarnya.

69
Observasi, jember, 07 januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


71

2. Formulasi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur

Selanjutnya dalam proses kebijakan setelah penyusunan agenda adalah

formulasi. Formulasi kebijakan atau forecasting sebagaimana dijelaskan dibab

sebelumnya merupakan kegiatan untuk menentukan informasi factual tentang

situasi dimasa depan atas dasar informasi yang ada sekarang. Peramalan dapat

menguji masa depan yang plausible, potensial, dan secara normative bernilai

mengestimasi akibat dari kebijakan yang ada atau yang diusulkan, mengenali

kendala-kendala yang mungkin akan terjadi dalam pencapaian tujuan, dan

mengestimasi kelayakan dari berbagai pilihan.

Hal ini bisa difahami bahwa formulasi merupakan peramalan atau

penginderaan jarak jauh guna menyikapi temuan dalam penyusunan agenda.

Sehingga di dalam formulasi ini di bahas hal-hal yang akan dilakukan dalam

pengembangan pendidikan formal di pesantren misalnya memprioritaskan

sesuatu yang dirasa saat ini penting dan genting untuk dilaksanakan.

Adapun perumusan masalah yang dilakukan oleh policy maker tidak

lepas dari masalah-masalah yang muncul terkait upaya pengembangan MA

Annur. Dalam penentuan kebijakan, pada yayasan yang berpola kolektif, dalam

pengambilan kebijakan sudah demokratis. Banyak pihak yang dilibatkan

terutama bagi pelaku kebijakan.

Berikut di bawah ini adalah hasil wawancara yang disampaikan oleh

Ketua Yayasan, bahwa:

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


72

Kyai/masyayikh itu bisa mencetuskan langsung kebijakanya. Tapi tidak


bisa mutlak. Karena kepemimpinan di sini sudah kolektif. Beda dengan
jaman Kyai Hasbullah, Semuanya ada pada kyai. Kalau di prosentase
mungkin Cuma 30% saja kebijakan yang dilakukan oleh pengasuh.
Semuanya itu dilakukan dengan musyawaroh. Jadi kalau sekarang ini
bisa dikatakan sudah demokratis banget, semua steakholder dilibatkan
dalam pengambilan kebijakan. Tapi disisi lain, pasti ada beberapa
kebijakan yang disana memang harus di lakukan oleh pengasuh, dengan
melihat kejadian yang ada dilapangan.70
Informasi itu didukung oleh hasil wawancara dengan Ustad Khoirul

Anwar, Pengawas Pondok Pesantren:

Ada beberapa kebijakan yang terkait dengan pengembangan madrasah


yang langsung diputuskan oleh pengasuh tanpa melibatkan musyawarah
terlebih dahulu dengan para dewan guru. Seperti mewajibkan semua
siswa untuk nyantri di pesantren. Karena di khawatirkan siswa yang dari
luar pondok itu membawa dampak negative biagi siswa yang dari dalam
pondok (santri/siswa). Dan bagi kita itu kebijakan yang sangat bagus
agar imu duniawi dah akhirat bisa seimbang. Akhirnya sampai sekarang
tetap kita lakukan dan menjadi Kebijakan tetap bagi MA Annur.71

Formulasi kebijakan menunjukkan pada pemberian alternative kebijakan

dari beberapa masalah yang dimunculkan. Sehingga, dalam perumusan

alternative kebijakan perlu adanya kriteria dan pijakan apa yang seharusnya

dipakai untuk menyelesaikan masalah yang dimunculkan. Perumusan

alternative kebijakan adalah hasil dari forecasting mengenai kondisi yang perlu

atau dapat diwujudkan berkaitan dengan pemecahan masalah kebijakan.

Berikut di bawah ini adalah hasil wawancara yang disampaikan oleh

Bapak Isbat selaku Kepala Sekolah, bahwa:

Masalah yang ada dilembaga kita banyak sekali, dari awal tadi sudah
saya sampaikan bahwa kita tidak bisa secara mutlak memutuskan.
Semua ada prosedurnya. Kalau tiba-tiba mengambil keputusan tanpa
70
Wawancara dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Annur, 06 Januari 2020.
71
Wawancara dengan Pengawas Pondok Pesantren Annur, 07 Januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


73

musyawarah, pasti akan ditanya oleh atasan. Jadi masalah kita


sampaikan secara bersama, baru beliau-beliau memberikan saran,
alternatif dan masukan terkait masalah yang ada. Tentunya alternative
itu disesuaikan dengan kemampuan lembaga kita. Terlebih pada
pengembangan pendidikan formal. Ini kan sangat komplek. Mutu,
sarana, guru dan banyak lagi. Alternatif-alternatif itu semuanya saya
yakin demi kemajuan lembaga. Kalau urusanya pengembangan mutu
kita bebrapa kali diberi alternatif dengan pembukaan jurusan baru.
Soalnyadulu itu hanya ada satu jurusan (IPS) Akhirnya kita buka jurusan
IPA dan Bahasa. Itu juga kebijakan dari atasan dan sesuai dengan visi
misi lembaga serta kita mampu melaksanakanya karena didukung
dengan adanya penambahan lokal kelas, terlebih lembaga ini berada di
pondok.72
Berikut di bawah ini adalah hasil wawancara yang disampaikan oleh

Kepala Sekolah Terkait dengan peningkatan mutu menjelaskan bahwa:

Peningkatan mutu sendiri menjadi penting karena bisa menjadi sarana


dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif menjadi
bagian dari lembaga kita bisa jadi wali santri maka dari itu
pengembanagan mutu menjadi penting, saat ini peningkatan mutunya
dari kurikulum, sarana prasarana dan Sumber Daya Manusia baik tenaga
pendidikan maupun kependidikan semuanya tersebut demi kualitas
peserta didik kita yang lebih baik.73
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

dapat disimpulkan bahwasanya formulasi kebijakan kiyai dalam pengembangan

pendidikan formal di pondok pesantren Annur Kalibaru Banyuwangi lebih

menekankan kepada peningkatan mutu pendidikan itu sendiri. yakni dengan

cara meningkakan kemampuan guru di Annur, meningkakan sarana dan

prasarana yang ada di sekolah. Dll.74

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

formulasi kebijakan kiyai dalam pengembangan pendidikan formal di

pondok pesantren Annur Kalibaru Banyuwangi berorientasi pada hal-hal

72
Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Annur, 08 Januari 2020.
74
Observasi, jember, 06 januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


74

penting yakni terkait dengan peningkatan mutu pendidikan melalui

pengembangan kurikulum, sarana prasarana serta peningkatan Sumber Daya

Manusia (SDM) baik pendidik ataupun tenaga kependidikan.

Hal tersebut diatas diperkuat oleh observasi peneliti maupun

dokumentasi yang peneliti lakukan, bahwasana formulasi Kebijakan Pemimpin

dalam pengembangkan pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur lebih

menekankan kepada pengembangan pendidikan formal, seperti: dengan cara

meningkatkan kualitas pendidikan formal. 75

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di pondok

MA Annur bahwasanya formulasi kebijakan yang dilakukan di MA Annur

diantaranya adalah : lebih menekankan kepada peningkatan mutu pendidikan di

MA Annur. yakni dengan cara meningkakan kemampuan guru di Annur,

meningkakan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

75
Observasi, jember, 06 januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


75

Gambar. 4
pengangkatan wakil kepala madrasah Annur Kalibaru
guna meningkakan mutu kurikulum madrasah.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


76

3. Adopsi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan formal di

Madrasah Aliyah Annur

Kemudian setelah melalui penyusunan agenda dan formulasi kebijakan

maka tahapan selanjutnya, kebijakan yang dilakukan oleh kiyai dalam

pengembangan pendidikan formal adalah melakukan adopsi kebijakan. Adopsi

kebijakan dalam hal ini sebagaimana di jelaskan di bab sebelumnya yang

merupakan rekomendasi dari sekian banyak alternatif yang ditawarkan, pada

akhirnya akan diadopsi satu alternatif pemecahan yang disepakati untuk

digunakan sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Tahap ini sering disebut

juga dengan tahap legitimasi kebijakan (policy legitimation) yaitu kebijakan

yang telah mendapatkan legitimasi. Masalah yang telah dijadikan sebagai fokus

pembahasan memperoleh solusi pemecahan berupa kebijakan yang nantinya

akan diimplementasikan. Dalam proses pemilihan alternatif kebijakan

membutuhkan perhatian yang cermat agar policy maker tidak terjebak pada

pilihan yang hanya untuk kepentingan pribadi tertentu.

Dalam prosesnya adopsi kebijakan yang dilakukan di pondok pesantren

Annur kalibaru dalam rangka pengembangan pendidikan formal adalah lebih

menekanlan kepada kiyai dengan cara melakukan identifikasi masalah yang

berasal dari usulan atau masukan lembaga yang sesuai dengan prioritas lembaga

terkait dengan pengembangan sekolah formal.

Berikut di bawah ini adalah hasil wawancara yang disampaikan oleh

Ketua Yayasan, bahwa:

MA Annur, kira-kira hanya 50% dalam mengambil kebijakan yang


langsung. Untuk keseluruhan, biasanya lembaga terlebih dulu yang

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


77

sowan/datang kepada pengasuh. jadi, ketua lembaga membawa beberapa


masalah yang menjadi kendala atau keinginan yang diinginkan untuk
kemajuan lembaganya. untuk masalah yang ada, itu diberikan solusi
yang cocok. Tetapi nanti solusi-solusi itu ya dirembukan lagi. Baru nanti
di setujui mana yang mampu dan yang bisa mengatasi masalah tersebut,
untuk masalah-masalah yang lain di kesampingkan tapi tidak ditinggal
yang nantinya masalah ini juga diselesaikan apabila masalah yang lebih
dulu dipilih sudah selesai.76

Selain itu diperkuat oleh hasil wawancara dengan Pengawas Pondok

Pesantren Annur Kalibaru, bahwa:

Kalau ada masalah terkait madrasah, kita selalu lapor ke yayasan dan
pengasuh. Terlebih jika lembaga pengin meningkatkan mutu madrasah.
Nanti mana yang disetujui ya kita manut aja. Yang jelas hal itu demi
kemajuan lembaga.77

Hal itu juga diperkuat dari pernyataan Kepala Sekolah, yang juga

menyampaikan bahwa:

Untuk permasalahan-permasalahan yang ada memang kita selalu


membicarakan kepada pengasuh baik dalam pengembangan pendidikan
maupun permasalah yang lain. Seperti, mengadakan penambahan
ekstrakurikuler. Tetapi pengasuh tidak serta merta menggunakan solusi
dari pemikiran beliau, karna solusi solusi tersebut masih di rembukkan
lagi dengan yang lain. pengesahan itu nanti dilakukan ketika rapat besar.
Yang biasanya dihadiri oleh penanggung jawab lembaga masing-
masing.78

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

dapat disimpulkan bahwasanya adopsi yang digunakan di Annur ini tidak hanya

dominan kepada kiyai saja, lembaga juga berperoses karna yang menjalankan

dan yang lebih tau semuaanya. Tujuan datang kepada kiyai, agar nantinya

lembaga dapat menyampaikan usulan dan saran-saran kepada kiyai untuk saling

76
Wawancara dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Annur, 06 Januari 2020.
77
Wawancara dengan pengawas Pondok Pesantren Annur, 07 Januari 2020.
78
Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Annur, 08 Januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


78

melengkapi dan saling memberikan mana yang terbaik untuk permasalahan

yang sedang di hadapi.79

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

dapat disimpulkan bahwasanya adopsi kebijakan yang digunakan bisa berasal

dari masukan atau usulan dari pengurus lembaga pendidikan formal yang

berada dalam naungan yayasan, hasil musyawarah dari para kiyai atau

masyayikh baik dalam forum paguyuban atau forum lain mana kala

membutuhkan kebijakan yang penyikapanya mendesak, Legitimasi dari

alternative masalah yang ada dipilih dalam rapat besar dengan penentu

kebijakan di ketua yayasan.

Hal tersebut diatas diperkuat oleh observasi peneliti maupun

dokumentasi yang peneliti lakukan, bahwasanya adopsi kebijakan yang

digunakan berasal dari permasalahan yang ada, lalu di selesaikan dengan cara

musyawarah atau rapat besar.80

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di pondok

MA Annur bahwasanya Adopsi Kebijakan yang dilakukan di MA Annur

diantaranya adalah :

a. adopsi yang digunakan di Annur ini tidak hanya dominan kepada kiyai saja,

lembaga pendidikan juga berperoses karna yang menjalankan dan yang lebih

tau semuaanya adalah lembaga.

b. Selanjunya, tujuan datang kepada kiyai, agar nantinya lembaga dapat

menyampaikan usulan dan saran-saran kepada kiyai untuk saling melengkapi

79
Observasi, jember, 08 januari 2020.
80
Observasi, jember, 08 januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


79

dan saling memberikan mana yang terbaik untuk permasalahan yang sedang

di hadapi agar menemukan jalan keluar ang epa unuk permasalah ang sedang

dihadapi oleh lembaga.

4. Evaluasi Pemimpin dalam Menyusun Agenda Pengembangkan Pendidikan

Formal di Madrasah Aliyah Annur

Evaluasi kebijakan sebagaimana dijelaskan pada sub bab sebelumnya

bahwa Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan.

Dalam evaluasi tentunya diukur seberapa ajauh kebijakan tersebut teralisasi hal

ini tentunya akan menghasilkan rekomendasi untuk kebijakan kedepanya.

Evaluasi menjadi penting dalam semua tatana kehidupan tak terkecuali

dalam pondok pesantren sekalipun karena evaluasi kebijakan merupakan usaha-

usaha untuk memonitor hasil-hasil dari penyusunan agenda serta dalam rangka

mengukur sejauh mana efektifitas kebijakan serta mengambil langkah-langkah

perbaikan jika diperlukan.

Berikut di bawah ini adalah hasil wawancara yang disampaikan oleh

Ketua Yayasan mengenai evaluasi kebijakan, bahwa:

Untuk evaluasi kiyai mengenai kebijakan yang telah dilaksanakan ada


beberapa langkah yang kita terapkan. Petama melalui rapat bersama
pengurus lembaga ini dilakukan tiga bulan sekali. Kedua melalui
laporan kinerja. misalnya: tenaga pendidik ini tidak produktif atau tidak
bertangung jawab terhadap amanah yang kita berikan. Misalnya: jarang
masuk, banyak tugas tidak dikerjakan dsb.81

81
Wawancara dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Annur, 06 Januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


80

Selain itu diperkuat oleh hasil wawancara dengan Pengawas Pondok

Pesantren Annur Kalibaru mengenai evaluasi kebijakan, bahwa:

Kalau evaluasi itu pasti ada. Hanya saja mengenai evaluasinya itu
tergantung kebijakannya mengenai tentang apa, misalnya: kalau
mengenai akademik kita lihat laporan hasil belajar dan evaluasi kinerja
guru. kalau menyangkut sarana prasarana biasanya kita langsung terjun
langsung ke lapangan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan kebijakan
yang di terapkan. Kalau dalam rapat itu pasti, karena nanti semua akan
memaparkan hasil laporanya, untuk mengetahui sejauh mana
terealisasinya, dan apakah kendala masih efektif untuk dipertahankan
atau dicarikan kebijakan alternative sebagai solusinya.82

Hal itu juga diperkuat dari pernyataan Kepala Sekolah, yang juga

menyampaikan bahwa:

Sejauh ini Evaluasi yang dilakukan dengan cara rapat bersama dengan
melibatkan seluruh pengurus yayasan, tetapi juga dengan cara melalui
kunjungan lapangan serta laporan kinerja dewan guru. dari situ nanti
tindak lanjutnya seperti apa dan di musyawarahkan dalam rapat dengan
yayasan. Kalau dampaknya baik kita lanjutkan, kalau buruk nanti
dikoreksi oleh komite dan yayasan selanjutnya akan di beri alternative
kebijakan yang lain.83

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

dapat disimpulkan bahwasanya tergantung dengan kebijakan apa yang akan di

evaluasi. Tetapi sejauh ini evaluasi yang sering dilakukan di Annur ini adalah

rapat bersama.84

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilapangan

dapat disimpulkan bahwasanya Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut

dapat diketahu bahwa evaluasi kebijakan yang dilakukan di MA Annur dalam

82
Wawancara dengan pengawas Pondok Pesantren Annur, 07 Januari 2020.
83
Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Annur, 08 Januari 2020.
84
Observasi, jember, 07 januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


81

pengembangan pendidikan formal di pondok pesantren yaitu melalui rapat

bersama pengurus yayasan, laporan kerja dan melalaui observasi.

Hal tersebut diatas diperkuat oleh observasi peneliti maupun

dokumentasi yang peneliti lakukan,bahwasanya evaluasi kebijakan kiyai dalam

pengemabangan pendidikan di pondok dilihat dari kebijakan apa yang akan di

evaluasi oleh lembaga dan di disesuaikan dengan kebutuhannya.85

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di pondok

MA Annur bahwasanya evaluasi Kebijakan yang dilakukan di MA Annur

diantaranya adalah :

a. Rapat bersama.

b. laporan kerja.

c. melalaui observasi

untuk penggunaan evaluasi yang dilakukan di MA Annur disesuaikan

dengan kebutuhan atau keperluan yang akan dihadapi. Misalnya jika

permasalah yang sedang dihadapi lebih cocok menggunakan rapat bersama,

maka diputuskan untuk evaluasi yang akan digunakan ialah rapat bersama.

85
Observasi, jember, 07 januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


82

Tabel 8
Hasil Temuan Penelitian

NO Fokus Penelitian Hasil Temuan


1. Bagaimana Pemimpin Temuan yang berkaitan dengan fokus
dalam menyusun agenda pertama yaitu kebijakan kyai dalam
pengembangkan penyusunan agenda pengembangan
pendidikan formal di pendidikan formal di MA Annur meliputi
Madrasah Aliyah Annur proses penyusunan agenda yaitu dengan
tahun pelajaran 2019? melakukan pengamatan lingkungan
pesantren.
Adanya situasi masalah, situasi yang
menimbulkan rasa tidak puas dan terasa
ada yang salah. Kemudian diadakan
pencarian masalah, selanjutnya lahir meta
masalah, yaitu masalah yang belum
tertata dengan rapi. Dari meta masalah
dilakukan pendefinisian masalah, apakah
masalah sosial, ekonomi, pendidikan,
selanjutnya akan lahir masalah subtantif.
Kemudian dilakukan spesifikasi masalah
dan menjadi masalah formal, yakni
masalah yang telah dirumuskan secara
spesifik dan jelas. Pada perumusan
masalah ini, pembuat kebijakan (policy
maker) perlu meminta bantuan
Stakeholder untuk memberi informasi
dan nasehat yang berhubungan dengan
masalah yang bersangkutan.
Perumusan masalah dalam pengambilan
kebijakan lebih ditekankan pada
pengembangan lembaga yang ada. Hal
tersebut dilakukan sesuai tuntutan
perkembangan pendidikan sekarang.

2. Bagaimana Formulasi Formulasi kebijakan kyai dalam


Kebijakan Pemimpin pengembangan pendidikan formal di MA
dalam pengembangkan Annur yakni perumusan masalah yang
pendidikan formal di dilakukan oleh policy maker tidak lepas
Madrasah Aliyah Annur dari masalah-masalah yang muncul

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


83

tahun pelajaran 2019? terkait upaya pengembangan MA Annur.


Dalam penentuan kebijakan, pada
yayasan yang berpola kolektif, dalam
pengambilan kebijakan sudah
demokratis. Banyak pihak yang
dilibatkan terutama bagi pelaku
kebijakan. Pengembangan yang berkaitan
dengan daya saing dengan lembaga
pendidikan lain terutama dalam mengenai
kualitas peserta didik.
3. Bagaimana Adopsi Adopsi kebijakan kyai dalam
Kebijakan Pemimpin pengembangan pendidikan formal di MA
dalam pengembangkan Annur yaitu prosesnya dalam rangka
pendidikan formal di pengembangan pendidikan formal adalah
Madrasah Aliyah Annur lebih menekankan atau memberi
tahun pelajaran 2019? perhatian lebih kepada lembaga-lembaga
di yayasan pondok pesantren Annur
untuk bergerak secara aktif, berfikir
kreatif memaksimalkan kerja di lembaga
masing-masing. kiyai melakukan
identifikasi masalah yang berasal dari
usulan atau masukan lembaga yang
sesuai dengan prioritas lembaga terkait
dengan pengembangan sekolah formal.
Beberapa masalah yang sudah dipilih
maka akan mendapatkan pengesahan dari
lembaga tertinggi. Untuk pengesahan
kebijakan dari permasalahan yang
diutamakan, legitimasinya terletak pada
kiai/pengasuh pondok.

4. Bagaimana Evaluasi Evaluasi kebijakan kyai dalam


Pemimpin dalam pengembangan pendidikan formal di MA
menyusun agenda Annur yaitu evaluasi kebijakan yang
pengembangkan dilakukan di pondok pesantren Annur
pendidikan formal di dalam pengembangan pendidikan formal
Madrasah Aliyah Annur di pondok pesantren yaitu melalui rapat
tahun pelajaran 2019? bersama dengan pengurus yayasan,
laporan kerja dan melalaui observasi.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


84

C. PEMBAHASAN TEMUAN

Berdasarkan hasil penelitian melalui melalui metode observasi,

wawancara dan dokumentasi yang telah dianalasis dengan menyesuaikan antara

teori dengan fenomena yang terjadi dilapangan. Maka dapat dijelaskan lebih lanjut

hasil penelitian yang sesuai dengan sistematika uraian pembahasan. Berdasarkan

pada pokok perumusan masalah dan sesuai dengan kondisi objektif di lapangan

yaitu mengenai “Kebijakan Pemimpin Pondok Pesantren Dalam Pengembangan

Pendidikan Formal (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah Di Pondok Pesantren

Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi Tahun Ajaran 2019).

1. Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan pendidikan formal di

Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019

Kebijakan kyai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan

formal di MA Annur meliputi proses penyusunan agenda yaitu dengan

melakukan pengamatan lingkungan pesantren.

Temuan-temuan tersebut kemudian didialogkan dengan teori yang

dikembangkan oleh Djoko widodo sebagai berikut :

Perumusan masalah diawali dengan adanya situasi masalah, situasi

yang menimbulkan rasa tidak puas dan terasa ada yang salah. Kemudian

diadakan pencarian masalah, selanjutnya lahir meta masalah, yakni masalah

yang belum tertata dengan rapi. Dari meta masalah dilakukan pendefinisian

masalah, apakah masalah sosial, ekonomi, pendidikan, selanjutnya akan lahir

masalah subtantif. Kemudian dilakukan spesifikasi masalah dan menjadi

masalah formal, yakni masalah yang telah dirumuskan secara spesifik dan jelas.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


85

Pada perumusan masalah ini, pembuat kebijakan (policy maker) perlu meminta

bantuan Stakeholder untuk memberi informasi dan nasehat yang berhubungan

dengan masalah yang bersangkutan. Oleh karena itu, kegiatan awal proses

perumusan masalah kebijakn adalah dengan penyusunan agenda.penyusunan

agenda digunakan untuk menggambarkan suatu isu yang dinilai oleh public

perlu diambil suatu tindakan. Setelah ditemukan masalah formal, maka langkah

selanjutnya adalah mencari solusi yang berupa kebijakan apa yang perlu

diambil. Mustofadidjaja dalam Joko mengemukakan, ada tujuh langkah dalam

melakukan analisis untuk menentukan kebijakan. Pertama, pengkajian

persoalan, yaitu memahami dan menemukan hakikat permasalahan yang

dihadapi sebuah lembaga. Tahap ini, menghendaki perlunya dirumuskan

masalah yang sebenarnyadihadapi oleh lembaga secara tegas dan jelas. Kedua,

penetapan tujuan dan sasaran kebijakan, tujuan dan sasaran kebijakan

detetapkan agar dapat dijadikan dasar pikiran dalam merumuskan alternatif

intervensi, berhasil atau gagal. Ketiga, penyusunan model. Yakni membuwat

bentuk hubungan klausal antara masalah yang dihadapi lembaga dan

dirumuskan secara sederhana. Perlunya dilakukan penyusunan model ini

dimaksudkan untuk memudahkan analisis sekaligus memilih alternatif

kebijakan yang dipilih. Keempat, perumusan alternatif kebijakan. Alternatif

kebijakan ini merupakan alat atau cara yang dapat digunakan untuk mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Tahapan perumusan alternatif

kebijakan ini diawali dengan penjelasan kerangka logika berkaitan dengan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


86

kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul dalam mengintervensi masalah

lembaga, baik kemungkinan yang positif atau yang negatif.86

Temuan-temuan tersebut kemudian didiskusikan dengan teori yang di

kembangkan oleh William Dunn, Pengantar Analisi Kebijakan, ter.

Arrangement with prentice hall sebagai berikut :

Perumusan masalah merupakan tahapan yang bersifat krusial. Tahapan

ini didahului oleh identifikasi masalah. Identifikasi masalah berarti langkah

untuk memahami permasalahan. Langkah ini dilakukan dengan memetakan

situasi masalah, yaitu melakukan percermatan dan mengenali (scanning) setiap

perubahan yang terjadi, baik lungkungan internal maupun eksternal. Pada

tahapan ini yang menjadi fokus pencarian terhadap akar masalah. Pada tahap ini

tentunya ada berbagai masalah yang saling berkompetisi, akhirnya hanya ada

beberapa masalah penting saja yang masuk dalam tahap selanjutnya, yaitu

membuat masalah tersebut menjadi masalah kebijakan (policy problem).

Tahapan ini disebut juga dengan penyusunan agenda (agenda setting).

Penyusunan agenda kebijakan ini diawali dari suatu masalah yang muncul di

masyarakat. Masalah ini dapat diungkap oleh seseorang sebagai masalah

pribadi (private problem), kemudian berkembang menjadi masalah umum

(public problem) selanjutnya masalah tersebut menjadi isu kebijakan (policy

issue). Dalam tahapan isu ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan anggota

suatu organisasi, tentang persepsi, mengenai sifat masalah, dan solusi suatu

86
Djoko Widodo, Analisis...,71-75

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


87

masala. Sehingga menurut Dunn, isu kebijakan merupakan hasil perdebatan

tentang definisi, klasifikasi, ekspalnasi dan evaluasi masalah.87

Dari teori diatas sudah jelas bahwasanya dalam Penyusunan agenda

kebijakan di MA Annur didahului dengan mecari permasalahan atau perumusan

masalah, yakni biasanya melakukan pengamatan lingkungan bisa dengan cara

internal.

2. Formulasi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan formal di

Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019

Formulasi kebijakan kyai dalam pengembangan pendidikan formal di

MA Annur yakni terkait dengan perumusan masalah yang dilakukan oleh policy

maker dan tidak lepas dari masalah-masalah yang muncul terkait upaya

pengembangan MA Annur.

Temuan-temuan tersebut kemudian didialogkan dengan teori yang

dikembangkan Muchlis Hamdi sebagai berikut :

Karft&furlog dalam Muchlis menyatakan pengetian formulasi

kebijakan sebagai desain dan penyusunan rancangan tujuan kebijakan serta

strategi untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut. Aktifitas tersebut tentu

sangat berkaitan dengan rumusan masalah kebijakan, yakni, pertama,

perancangan perumusan kebijakan, namun perancangan kebijakan akan dapat

berbeda dari rumusan masalah kebijakan, sejalan dinamika yang berlangsung di

dalam dan di luar komunitas kebijakan. Kedua, formulasi kebijakan sekaligus

juga menyangkut strategi pencapaian tujuan kegiatan. Dengan aktifitas tersebut,

87
William Dunn, Pengantar Analisi Kebijakan , ter. Arrangement with prentice hall ( Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1999), 97.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


88

termuat penegasan bahwa dalam setiap alternative kebijaka, sejak awal perlu

dirumuskan langkah-langkah yang semestinya dilakukan apabila alternative

tersebut dipilih sebagai kebijakan.88

Temuan-temuan tersebut kemudian didiskusikan dengan teori yang di

kembangkan oleh William. N Dunn, sebagai berikut :

Formulasi kebijakan atau forecasting adalah kegiatan untuk

menentukan informasi factual tentang situasi dimasa depan atas dasar informasi

yang ada sekarang. Peramalan dapat menguji masa depan yang plausible,

potensial, dan secara normative bernilai 162 mengestimasi akibat dari kebijakan

yang ada atau yang diusulkan, mengenali kendala-kendala yang mungkin akan

terjadi dalam pencapaian tujuan, dan mengestimasi kelayakan dari berbagai

pilihan.89

Dari teori diatas sudah jelas bahwasanya formulasi kebijakan

pemimpin dalam pengembangan pendidikan formal di MA Annur ini lebih

kepada pencapaian tujuan yang telah di tetapkan oleh lembaga.

3. Adopsi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan formal di

Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019

Adopsi kebijakan kyai dalam pengembangan pendidikan formal di MA

Annur yaitu prosesnya dalam rangka pengembangan pendidikan formal adalah

lebih menekankan atau memberi perhatian lebih kepada lembaga-lembaga di

yayasan pondok pesantren Annur untuk bergerak secara aktif, berfikir kreatif

memaksimalkan kerja di lembaga masing-masing.

88
Muchlis Hamdi, Kebijakan Publik…, 77-79.
89
Wiliam N Dunn, Pengantar Analisis..., 27.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


89

Temuan-temuan tersebut kemudian didialogkan dengan teori yang

dikembangkan Muchlis Hamdi sebagai berikut :

Tahap ini sering disebut juga dengan tahap legitimasi kebijakan

{policy legitimation) yaitu kebijakan yang telah mendapatkan legitimasi.

Masalah yang telah dijadikan sebagai fokus pembahasan memperoleh solusi

pemecahan berupa kebijakan yang nantinya akan diimplementasikan. Dalam

proses pemilihan alternative kebijakan membutuhkan perhatian yang cermat

agar policy maker tidak terjebak pada pilihan yang hanya untuk kepentingan

pribadi tertentu90.

Dari teori diatas sudah jelas bahwasanya pemberian atau pemecahan

masalah yang ada di musyawarahkan terlebih dahulu untuk menemukan solusi

yang tepat dalam menyelesaikan peramsalahan yang ada.

4. Evaluasi Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur tahun pelajaran 2019

Evaluasi kebijakan kyai dalam pengembangan pendidikan formal di

MA Annur yaitu evaluasi kebijakan yang dilakukan di pondok pesantren Annur

dalam pengembangan pendidikan formal di pondok pesantren yaitu melalui

rapat bersama dengan pengurus yayasan, laporan kerja dan melalaui observasi.

Temuan-temuan tersebut kemudian didialogkan dengan teori yang

dikembangkan Subarsono sebagai berikut :

Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan

dapat dilakukan jika kebijakan sudah berjalan cukup waktu dan tidak ada

90
Muchlis Hamdi, Kebijakan Publik…, 65.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


90

batasan waktu yang pasti kapan sebuah kebijakan harus dievaluasi. Kalau

eevaluasi dilakukan terlalu dini maka belum bisa melihat dampak dan out-come

dari sebuah kebijakan.91 Pada tahap pengawasan memberi informasi obyektif

mcngenai tingkat capaian pelaksanaan kebijakan dalam jangka waktu tertentu

informasi mengenai kekeliruan atau penimpangan yang terjadi dalam

pelaksanaan , serta rekomendasi mengenai tindak lanjut hasil pengawasan.

Sedangkan evaluasi pada tahap pertanggungjawaban harus dapat memberikan

dan analisis obyektif mengenai perkembangan pelaksanaan perubahan atau

penyesuaian yang telah dilakukan.

Temuan-temuan tersebut kemudian didiskusikan dengan teori yang di

kembangkan oleh Bardach, sebagai berikut :

Evaluasi memiliki beberapa fungsi utama dalam analisis kebijakan.

Pertama dan yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang valid dan

dapat dipercaya mengenai kriteria kebijakan yaitu, seberapa jauh kebutuhan,

nilai dan kesempatan yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam

hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan dan target tertentu telah

dicapai. Kedua, evaluasi memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik

terhadap nilainilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas

dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. Nilai juga

dikritik dengan menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan target

dalam hubungan dengan masalah yang dituju. Ketiga, evaluasi membari

sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk

91
Subarsono, Analisis…,119

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


91

perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadainya

kinerja kebijakan dapat memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah

kebijakan. Evaluasi dapat juga menyumbang pada definisi alternatif kebijakan

yang baru atau revisi kebijakan dengan menunjukkan bahwa alternatif

kebijakan yang diunggulkan sebelumnya perlu dihapus dan diganti dengan yang

lain.92

Dari teori diatas sudah jelas bahwasanya evaluasi merupakan bagian

penting dalam suatu kebijakan. Tujuannya untuk mengetahui sejauhmana

progrman atau agenda yang di lakukan berjalan sesuai dengan yang di

rencanakan.

92
https://watukarungblog.wordpress.com/2020/01/24/evaluasi-kebijakan. Diakses pada tanggal 23
November 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB V

PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat

tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran.

A. KESIMPULAN

1. Kebijakan Kiai Dalam Penyusunan Agenda Pengembangan Pendidikan

Formal Di Ma Annur Kalibaru Banyuwangi

Kebijakan kiyai dalam penyusunan agenda pengembangan

pendidikan formal di MA Annur dimulai dengan pengamatan lingkungan,

masukan dari pimpinan lembaga serta inisiatif kiyai sendiri. Pokok

permasalahan akan terlebih dahulu di musyawarohkan dalam lingkup

lembaga, selanjutnya diteruskan dalam rapat besar atau bisa langsung pada

ketua yayasan dan pengasuh. Hal inilah yang yang menjadikan

pengembangan pendidikan formal di pondok pesantren panggung berbeda

dengan pesantren lain.

Sedangkan perumusan masalah kebijakan kiyai di pondok pesantren

MA An-nur diperoleh melalaui banyak sumber diantaranya masukan

pengurus lembaga pendidikan formal, pengurus komite, pengurus yayasan

serta dewan Pembina pondok pesantren An-nur Banyuwangi. Rumusan

masalah yang dimunculkan biasanya permasalahan-permasalahan yang

terkait ketrampilan santri, kenakalan, masalah sarana prasarana, sumber daya

pendidik dan tenaga kependidikan, dan kerohanian siswa.

92

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


93

2. Formulasi Kebijakan Dalam Pengembangan Pendidikan Formal Di MA

Annur Kalibaru Banyuwangi

Formulasi kebijakan kiyai dalam pengembangan pendidikan formal

di pondok pesantren panggung dalam hal ini MA Annur berorientasi pada

hal-hal yang mendesak dan penting yakni terkait dengan peningkatan mutu

pendidikan melalui, pengembangan kurikulum, sarana prasarana serta

peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik pendidik dan tenaga

kependidikan.

Formulasi kebijakan kiyai dalm pengembangan pondok pesantren

Annur diantaranya untuk ketrampilan siswa alternatifnya melakukan studi

kenal alam dan lingkungan (skal), menggiatkan kegiatan ekstrakurikuler

diantaranya lukis, pramuka, olahraga. Dalam hal Sumber daya Manusia

pendidik kebijakan alternative yang di tawarkan adalah, memberi

kesempatan ustadzah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi, menyertakan diklat diluar, workshop atau mengundang tutor dari luar.

Untuk sarana dan prasarana beberapa alternative yang digunakan

antara lain pembangunan sarana dan prasarana, serta optimalisasi sarana

yang sudah ada. Adapun untuk kenakalan santri alternative yang ditawarkan

memberikan kesempatan denagn catatan mau membuat pernyataan untuk

tidak melanggar aturan pondok selanjutnya memangil wali santri untuk

kordinasi dan bimbingan serta mengembalikan santri kepada wali santri atau

orang tua. Beberapam alternative yang ditawarkan untuk kerohaian adalah

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


94

menekankan kedisiplinan santri dalam sholat berjama’ah serta mengadakan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).

3. Adopsi kebijakan dalam pengembangan pendidikan formal di MA Annur

kalibaru banyuwangi

Adopsi kebijakan kyai dalam pengembangan pendidikan formal di

MA Annur yaitu prosesnya adopsi kebijakan yang dilakukan di pondok

pesantren Annur dalam rangka pengembangan pendidikan formal adalah

lebih menekankan atau memberi perhatian lebih kepada lembaga-lembaga di

yayasan pondok pesantren Annur untuk bergerak secara aktif, berfikir kreatif

memaksimalkan iklim kerja di lembaga masing-masing guna mencapai visi

dan misi lembaga.

Kiyai melakukan identifikasi masalah yang berasal dari usulan atau

masukan lembaga yang sesuai dengan prioritas lembaga terkait dengan

pengembangan sekolah formal. beberapa masalah yang sudah dipilih maka

akan mendapatkan pengesahan dari lembaga tertinggi. Untuk pengesahan

kebijakan dari permasalahan yang diutamakan, legitimasinya terletak pada

kiyai/pengasuh pondok.

Prosesnya adopsi kebijakan yang dilakukan di pondok pesantren

Annur dalam rangka pengembangan pendidikan formal adalah lebih

menekankan atau memberi perhatian lebih kepada lembaga-lembaga di

yayasan pondok pesantren Annur untuk bergerak secara aktif, berfikir kreatif

memaksimalkan iklim kerja di lembaga masing-masing guna mencapai visi

dan misi lembaga.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


95

Pengembanagan pendidikan formal di pondok pesantren Annur kiyai

memiliki beberapa kebijakan meliputi kebijakan dalam bidang sarana

prasarana dengan pengadaan gedung baru untuk kegiatan belajar mengajar

dan penambahan asrama, Sumber Daya Manusia (SDM) Pendidik dan

Tenaga Pendidikan melalui peningkatan jenjang pendidikan, memberikan

sanksi mulai dari teguran, pemanggilan wali santri hingga pengeluaran santri

untuk menekan pelanggaran santri terhadap tata tertib. Untuk pembiaasaan

dalam hal ibadah adalah dengan pengkondisian santri untuk sholat secara

berjamaah di masjid.

4. Evaluasi dari dalam pengembangan pendidikan formal di MA Annur

kalibaru banyuwangi

Evaluasi kebijakan kyai dalam pengembangan pendidikan formal di

MA Annur yaitu melalui rapat bersama pengurus yayasan, laporan kerja dan

melalaui observasi.

Evaluasi kebijakan kyai dalam pengembangan pendidikan formal di

Annur kalibaru banyuwangi yaitu evaluasi kebijakan kyai dalam

pengembangan pendidikan formal di pondok pesantren Annur diantaranya

diukur melalaui antusias masyarakat yang mempercayakan putra putrinya di

pondok pesantren.

Mengenai konskwensi dari evaluasi kebijakan di pondok pesantren

Annur terkait pengembanagan pendidikan formal adalah sepanjang

kebijakan itu diangap berhasil dan mampu mewujudkan visi misi lembaga

pendidikan formal maupun pondok pesantren maka kebijakan tersebut akan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


96

dipertahankan sampai dihasilkan kebijakan baru yang lebih baik. Kalaupun

kebijakan itu dianggap gagal maka konskwensinya adalah melakaukan rapat

dengan berbagai decision maker untuk merumuskan kebijakan baru sebagai

alternatif kebijakan yang dianggap kurang efektif menyelasaikan

permasalahan tersebut.

Evaluasi kebijakan kiyai dalam pengembangan pendidikan di pondok

pesantren diukur dari semakin banyaknya antusiasme masyarakat yang

mempercayakan puta putrinya untuk belajar di pondok pesantren serta

melakukan evaluasi terhadap sudah tepatkah pelaksana dari kebijakan

tersebut dan konskwensinya adalah jika kebijakan efektif mengatasi

permasalahan dan dianggap baik maka dipertahankan sedangkan jika

dianggap tidak efektif dilakukan perumusan kebijakan baru yang lebih baik.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini antara

lain:

1. Bagi Kepala Madrasah/Sekolah hendaknya lebih aktif dalam memberi

masukan kepada pengurus yayasan sehingga pengembangan pendidikan

tepat sasaran sesuai yang diharapkan.

2. Bagi pengelola yayasan, pengasuh pondok pesantren lebih apresiatif

terhadap setiap upaya atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan

pendidikan formal di pesantren.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


97

3. Bagi para peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat menjadi acuan

dalam penelitian selanjutnya yang terkait dengan kebijakan kiyai dalam

pengembangan pendidikan di pondok pesantren. Hasil penelitian ini masih

bisa dikembangkan dan diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan

penelitian dengan penelitian yang lebih mendalam, mengambil contoh-

contoh yang baik dan memperbaiki yang kurang baik.

4. Bagi pembaca secara umum, diharapkan penelitian ini dapat memberi

gambaran terkait dengan pengembangan pendidikan formal di pondok

pesantren sehingga bisa ikut berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan

formal di pondok pesantren.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


98

DAFTAR RUJUKAN
.

Ahmadi Abu. 2001. Ilmu pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ahmadi, Rulam. 2005. Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Universitas


Negeri Malang.

Arcaro, Jerome S. 2005. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan


Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Imron. Kepemimpinan Kyai Studi Kasus Di Pondok Pesantren Tebuireng.


Kalimasada Press: Malang.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:


Rineka Cipta.

Azra, Azyumardi. 1997. “Pesantren: Kontinuitas dan Perubahan” Pengantar dalam


Nurcholis Madjid. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Proses Perjalanan. Jakarta:
Paramadina.

Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam: Tradisi Dan Modernisasi


Menuju Milenium Baru.Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Baharuddin dan Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media.

Basri. 2006. “Peran Kepemimpinan Kyai dalam Proses Pembelajaran dan


Pembekalan kecakapan Hidup Santri di Pondok Pesantren Salafi Al fadlu
wal Fadhilah”. Tesis. Yogyakarta: PPs UIN Sunan kalijaga.

Bogdan, Robert dan, Sari Knopp. 2001. Qualitative research for education and
introduction to theory and methods.Boston: Allyn dan Bacon Ine, 1982
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Social: Format-Format Kuantitatif
Dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis


Sekolah Konsep Dasar. Jakarta: Ditjend Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ditjen SLTP.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


99

Dhofier Z, Amakhsyari. 1994. Tradisi Pesantren. Studi Tentang Pandangan Hidup


Kyai. Jakarta : LP3ES.

Djumberansyah Indar. 1994. Filsafat PendidikanAbditama. Surabaya.

Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press. cet. ke-IV.

Dunn, William. 1999. Pengantar Analisi Kebijakan . ter. Arrangement with


prentice hall. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

E. Shobirin Najd. 1985.“Perspektif Kepemimpinan dan Manajemen Pesantren” M.


Dawam Rahardjo. ed. Pergulatan Dunia Pesantren Membangun Dari
Bawah. Jakarta: P3M.

Hadori. 2010. Pengembangan sistem pendidikan pondok pesantren dalam mencetak


santri profesional. Jakarta: Rineka Cipta.

Hafidz Ahmad. 2013. Kepemimpinan Kiai Husni Mubarok dalam Pengembangan


Lembaga di Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin Desa Karang Pring Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jember : Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.

Haidari, Amin dan Saha, Ishom El. 2004. Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan
Madrasah Diniyah. Jakarta: Diva Pustaka.
H.A.R. dan Nugroho, Riant. 2012. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarka : Pustaka
Pelajar.

Hasbullah.1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia. Lintasan Sejarah


Pertumbuhan Dan Perkembangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Husaini Usman. 2006. Manajemen: Teori. Praktik dan Riset Pendidikan.


Jakarta: Bumi Aksara.

Ilyasin, Mukhamad dan Nurhayati, Nanik. 2012. Manajemen Pendidikan Islam.


Malang: Aditya Media Publishing.

Indrafachrudi, Seokarto dkk. 1983. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya:


Usana Offset Printing.

Institut Agama Islam Negeri Jember. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah.
Jember : IAIN Jember Press.

Islamy, M. Irfan. Seri policy Analisis. Malang: Progam Pasca Sarjana Universitas
Brawijaya. Malang.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


100

Khoiri, Moh.2001. Pondok Pesantren Salafiyah, Studi Kasus Pondok Pesantren


Baron Nganjuk Dalam Membangun Semangat Kenabian Santri. Tesis. PPs.
UIN Madang.

Khusnuridlo dan Sulthon.2006. Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektig


Global. Yogyakarta: Leksbang.

Komariah, Aan dan Triatna, Cepi. 2005. Visionary Leadership Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Proses Perjalanan. Jakarta:


Paramadina.

Mantja.W. 2003. Emografi Desain Penelitian kualitatif dan Manajemen pendidikan.


Malang: Winakaka Media.

Mastuhu. 1997. Kyai Tanpa Pesantren: KH. Ali Yafie dalam Peta Kekuatan Sosial
Islam Indonesia”, dalam Jamal D. Rahman et al. (eds.). Wacana Baru Fiqh
Sosial 70 Tahun KH. Ali Yafie. Bandung: Mizan Bekerjasama dengan Bank
Muamalat Indonesia.

Mastuhu. 1989. Dinamik Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur
Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.

Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Suatu kajian Tentang Unsur
dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.

Masyhud, Sulthon dan Moh Khusnurdilo. 2005. Manajemen Pondok Pesantren.


Jakarta: Diva Pustaka.

Mj, Aida. 2005. Ilmu Pendidikan. Semarang : Putra Sanjaya.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Muakrom Khaliq. 2012. Pola Kepemimpinan Pengasuh dalam Meningkatkan


Kualitas Pendidikan Formal di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan
Sukorejo Kendal 2012. Sukorejo : Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.

Mukhroji. 2010. Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam meningkatkan kualitas


sumber daya manusia studi multi kasus di MA Al Ma’arif dan MAN I
Tulungagung. Tesis PPs STAI Diponegoro Tulungagung.

Mulkhan, Abdul Munir. 1999. Runtuhnya Mitos Politik Santri. Yogyakarta: Sipres.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


101

Mulyasa, E. 2013. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi


Aksara.

Mupangat. 2004. Implikasi Kepemimpinan Kyai Terhadap Manajemen Pendidikan


Pesantren “Pesat” Tawangsari Temanggung Jawa Tengah Tahun
2002/2003”. Tesis Yogyakarta: PPs UIN Sunan kalijaga.

Mutohar, Masrokan. 2014. Manajemen Strategik dalam Meningkatkan Mutu


Sekolah. Yogyakarta : Ar Ruzz Media.

Nasir, M. Ridwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok


Pesantren Di Tengah Arus Perubahan ed. M. Adib Abdushomad.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nasir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta Ghalia Indonesia.

Nasution,S. 1996. Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif.Bandung: TARSITO.

Nawawi, Ismail. 2005. Public Policy; Analisis, Strategi, Advokasi, Teori, dan
Praktek. Surabaya: PMN 2009. Lihat juga Edi Suharto. Analisis Kebijakan
Publik; Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial.
Bandung: CV. Alfabeta.

Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Parsons, Waine. 2006. Public Policy, Pengantar Teori dan Praktek Analisis
Kebijakan. ter tri Wibowo Budi Santoso. Jakarta:Kencan Persada Media
Group.

Purwanto M. Ngalim. 1988. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: CV.
Remaja Karya.

Qomar, Mujamil. 2004. Pesantren dari Tarnsformasi Metodologi Menuju


Demokratisasii Institusi. Jakarta: Erlangga.

Rahmawati Zeny. 2009. Pola Kepemimpinan K.H Maimoen Zubair dalam Mengelola
Pengembangan Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Anwar
sarang Rembang Jateng. Surabaya : Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.

Rahardjo Dawam dkk. 1983. Pesantren danpembaharuan. Jakarta: LP3ES.

Ricards, C Jack. 1999. Longman Dictionari of languge teaching and appied


linguistics. Kuala Lumpur : Longman Group.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


102

Robert Bog dan Sari Knopp Biklen.1982. Qualitative research for education and
introduction to theory and methods. Boston: Allyn dan Bacon Ine.

Safitri, Edi. 2005. Kepemimpinan Pesantren: Studi Kepemimpinan di


Pondok Pesantren UII. Tesis. Yogyakarta: PPs UIN Sunan Kalijaga.

Sagian, Sondang P. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT Bina


Aksara.

Sanapiah, Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: dasar-dasar dan aplikasi. Malang: YA


3.

Sayuti Ali. 2002. Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori dan Praktek.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siswanto. 2011. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.


Soebar, dkk. 2012. Manajemen Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Subarsono. 2015. Analisis Kebijakan Publik: Konsep. Teori dan Apliasi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung :


Alfabeta.

Sulistyani, Ambar Teguh. 2008. Kepemimpinan Profesional Pendekatan Leadership


Games. Yogyakarta : Gava Media.

Sulistyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam. Surabaya : Elkaf.

Sumadi Suryasubrata. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suprayogo Imam, Tobroni. 2003. Metode Penelitian Sosial Dan Agama. Bandung:
Rosda Karya.

Suryosubroto, B.2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syamsiyah, Siti Nur. 2005. Kepemimpinan KH.Masykur Dalam Pengembangan


Pesantren Modern. Kajian Tentang Gaya dan Keefektifan Kepemimpinan)
Studi di Pondok Pesantren Modern Baitul Arqom Balung Jember. Tesis.
PPs. UIN Malang.

Tamam, Baddrut. 2010. Pesantren Nalar dan Tradisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


103

Tanzeh, Ahmad dan Suyitno. 2006. Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: Elkaf.


Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.

Tim Penyusun. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press.

Wahab, Sholichin Abdul. 1991. Analisis Kebijakan: dari Formulasi ke Implementasi


Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahid A,bdurrahman. 2011. Bunga Rampai Pesantren. t.tp. CV. Dharma.

Bhakti t.t, Djoko Widodo. 2007. Analisi kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi
Analisis Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media.

Winarno, Budi. 2002. Teori Dan Proses Kebijakan Public. Yogyakarta: Medi
Presindo.

Wiraatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda.

Wiryokusumo, Iskandar dkk. 1982. Kumpulan-Kumpulan Pemikiran dalam


Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.

Yasmadi. 2002. Modernisasi Pesantren : Kritik Nurcholis Madjid Terhadap


Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press.

Zahroh, Aminatul. 2014. Total Quality Management: Teori dan Praktik Manajemen
untuk Mendongkrak Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-je
Lampiran 1: Matrix Penelitian
MATRIK PENELITIAN
Judul Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data Metode Penelitian Rumusan Masalah
Kebijakan Kebijakan 1. Kebijakan 1. Infoman / 1. Pendeakatan 1. Fokus Masalah
Pemimpin Pondok Pemimpin Pemimpin a. Pengertian Responden kualitatif a. Bagaimana Pemimpin dalam
Pesantren dalam Pondok Kebijakan  Ketua Yayasan Deskriptif menyusun agenda pengembangkan
Pengembangan Pesantren Pemimpin Pondok 2. Teknik dan pendidikan formal di Madrasah Aliyah
b. Pengambilan Pesantren . proses Annur tahun pelajaran 2019?
Pendidikan Formal dalam
Keputusan  pengawas pengumpulan b. Bagaimana Formulasi Kebijakan
(Studi Kasus pada Pengembangan data
Pesantren Pondok Pemimpin dalam pengembangkan
Madrasah Aliyan Pendidikan Pesantren. a. Observasi
di Pondok Formal c. Tahap-Tahap pendidikan formal di Madrasah
Pengambilan  Kepala Sekolah b. Wawancara
Aliyah Annur tahun pelajaran
Pesantren Annur MA Annur c. Dokumentasi
Kalibaru Kebijakan : 3. Metode analisa 2019?
Penyusunan 2. Dokumentasi c. Bagaimana Adopsi Kebijakan
Kecamatan data : Analisis
Agenda, Data Deskripsif Pemimpin dalam pengembangkan
Banyuwangi formulasi
Thaun Ajaran 4. Keabsahan Data pendidikan formal di Madrasah
kebijakan, Aliyah Annur tahun pelajaran
2019) Triangulasi
adopsi
sumber dan 2019?
kebijakan dan
evaluasi tekhnik d. Bagaimana Evaluasi Pemimpin
kebijakan. dalam menyusun agenda
pengembangkan pendidikan formal
a. Pengertian di Madrasah Aliyah Annur tahun
2. Pengembangan
Pengembangan pelajaran 2019?

a. Pengertian
3. Pendidikan Pendidikan
Formal b. Dasar
Pendidikan
c. Tujuan
Pendidikan
d. Pendidikan
Formal di
Pesantren

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Lampiran 2 : Pedoman Penelitan

A. OBSERVASI

1. Letak geografis Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

2. Lingkungan Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

B. WAWANCARA

1. Wawancara kepada Pengasuh Pondok

a. Siapa yang mempunya inisiatif mendirikan MA Annur Kalibaru Kabupaten

Banyuwangi?

b. Bagaimana Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

c. Bagaimana Formulasi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

d. Bagaimana Adopsi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

e. Bagaimana Evaluasi Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan

pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

2. Wawancara kepada Kepala Sekolah

a. Bagaimana Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

b. Bagaimana Formulasi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

c. Bagaimana Adopsi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

d. Bagaimana Evaluasi Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan

pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


3. Wawancara kepada Pengawas Pondok Pesantren

a. Bagaimana Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

b. Bagaimana Formulasi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

c. Bagaimana Adopsi Kebijakan Pemimpin dalam pengembangkan pendidikan

formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

d. Bagaimana Evaluasi Pemimpin dalam menyusun agenda pengembangkan

pendidikan formal di Madrasah Aliyah Annur Kabupaten Banyuwangi?

C. DOKUMENTASI

1. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

2. Profile MA Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan di MA Annur Kalibaru Kabupaten

Banyuwangi.

5. Sarana dan Prasarana MA Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

6. Struktur organisasi Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

7. Data jumlah siswa di Pondok Pesantren Annur Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Lampiran 3 : Foto Wawancara dengan Kepala Madrasah Aliyah Annur

Lampiran 4 : Foto dengan dewan guru Madrasah Aliyah Annur

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Lampiran 5: Foto profil, visi dan misi, serta tahun berdirina Madrasah Aliyah
Annur

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Lampiran 6 : Gambar Dokumen Madrasah Aliyah Annur

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Lampiran 7 : Gambar akrediasi Madrasah Aliyah Annur kalibaru

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Lampiran 8 : Gambar Idenias Sekolah MA Annur Kalibaru

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Lampiran 9 : Gambar idenias sekolah MA Annur kalibaru

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Lanjutan lampiran 9 : Gambar idenias sekolah MA Annur kalibaru

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Lampiran 10 : Gambar Salah Satu Penghargaan Prestasi Siswa

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
BIODATA PENULIS

Nama : Muh Muzammil

Nim : 084143052

Tempat/ Tanggal Lahir : Jember, 22 Januari 1994

Alamat : Dsn. Baban Barat

Desa Mulyorejo

Kecamatan Silo Kabupaten Jember

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurasan : Kependidikan Islam

Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

Riwayat Pendidikan

a. SD/MI : SDN Mulyorejo 04


b. SMP/MTS : SMP Annur
c. SMA/SMK/MA : MA Annur
d. STRATA 1 : IAIN Jember

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id

You might also like