Professional Documents
Culture Documents
Muh. Muzammil - 084 143 052
Muh. Muzammil - 084 143 052
SKRIPSI
Oleh :
Muh. Muzammil
NIM : 084 143 052
1
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahannya Departemen Agama RI (Semarang : PT Karya Toha
Putra,2002).
iv
Teruntuk Aba dan Ummi tercinta yang tak kenal lelah mencucurkan air mata
demi kesuksesan ku, tak pernah lelah untuk berdo’a dan berjuang demi keberhasilanku,
memberikan kasih sayang dalam keadaan apapun dan selalu menyemangati diriku untuk
menjadi orang yang sukses dan bisa membanggakan dan mengangkat derajat orang tua,
terimakasih banyak untuk kedua orang tuaku, semoga Allah selalu mengabulkan Doa-Doa
Panjenengan. Dan terimakasih juga untuk kedua orang tuaku yang selalu berkorban untukku
sejak aku lahir kedunia sampai aku dewasa.
Teruntuk adikku Hefni yang sama sama berjuang menuntut ilmu dan sama sama
mencari pengalaman hidup, semoga adikku menjadi orang yang sukse dan patuh kepada
orang tua dan semoga suatu saat nanti adikku menjadi orang yang luar biasa. Dan
terimakasih banyal untuk semangatnya.
Teruntuk para dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan mengajariku
banyak hal, terimakasih saya haturkan semoga ilmu yang diberikan oleh panjenengan semua
bermanfaat bagi saya baik di dunia maupun di akhirat, wa bil khusus dosen pembimbing Dr.
Ali Hasan Siswanto, M.Fil.I yang selalu sabar membimbingku hingga aku dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Semoa Allah selalu me-Ridhoi setiap langkah panjenengan
dan semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepada panjenengan.
Teruntuk Raden Rizal selaku pengasuh Pondok Pesantren an-nur, terimakasih
saya haturkan atas segala bimbingan serta informasi-informasi terkait dengan penelitian
yang peneliti tulis.
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan alam beserta isinya, sang pencipta dan
penguasa seisi alam semesta, yang mana berkat taufiq, hidayah, beserta inyah-
sevolusioner dunia Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni adanya addinul Islam.
terbaik, sehingga terwujud penyusunan skripsi ini tidak lain di maksudkan untuk
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Islam.
skripsi ini, tiada kata yang pantas untuk disampaikan selain uangkapan rasa
syukur yang tiada tara kepada-Nya.keberhasilan dan kesuksesan ini penulis perleh
karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis menyadari dan
vi
2. Ibu Dra. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah mengesahkan secara resmi tema
4. Bapak Dr. Ali Hasan Siswanto, M.Fil.I. selaku dosen pembimbing skripsi
karna itu penulis penusih mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
vii
karya tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.....
Muh. Muzammil
NIM: 084143052
viii
ix
PENGESAHAN ....................................................................................................iii
MOTTO ................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN .................................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................ix
LAMPIRAN .........................................................................................................xii
xi
C. Pembahasan Temuan....................................................................................83
A. Kesimpulan ..................................................................................................89
B. Saran-Saran ..................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................95
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................103
xii
No Uraian Hal
Kependidikan MA Annur
xiii
No Uraian Hal
xiii
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
survive hari ini. Hal ini berbeda dengan lembaga pendidikan tradisional Islam di
yang dalam bahasa disebut sebagai lembaga yang tidak hanya identik dengan
komunitas tersendiri di bawah pimpinan kyai di bantu beberapa Ustadz yang hidup
bersama di tengah para santri, dengan bagunan masjid sebagai pusat kegiatan
pondok sebagai tempat tinggal para santri. Mereka hidup bersama-sama antara
kyai, ustad, santri serta pengasuh lainnya, sebagai suatu keluarga besar.2 Dalam
1
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren : Sebuah Proses Perjalan (Jakarta: Paramadina, 1997), 3.
2
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai Sistem
Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), 6.
melakukan suatu tindakan di luar kebiasaan setelah mendapat restu dari kyai.
kedudukan ini sama dengan kedudukan bangsawan feodal yang biasa dikenal
dengan nama kanjeng di pulau jawa. Kyai di anggap memiliki sesuati yang tidak di
miliki orang lain disekitarnya. Oleh karenanya hampir setiap kyai yang ternama
Sebagai salah satu unsur dominan dalam kehidupan sebuah pesantren, kyai
menyangkut aspek menejerial. Pihak lain hanyalah sebagai pelengkap, 5maka wajar
3
Yasmadi, Modernisasi Pesantren :Kritik Nurcholis Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional
(Jakarta : Ciputat Press, 2002), 63.
4
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia, Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996), 49.
5
Mujamil Qomar, Pesanren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institus (Jakarta :
Erlangga, 2004), 32.
atur secara fungsional, sehingga akhirnya semua harus diwadahi dan digerakkan
merupakan lembaga tertinggi yang menjadi badan hukum dan induk dari unit-unit
pendidikan yang ada di dalamnya. Setiap unit kegiatan ditangani oleh penanggung
beranggung jawab kepada unit yang lebih tinggi. Setiap unit diberi semacam
yang diambil dapat di terima oleh semua pihak baik internal pesantren maupun
ini.
formal. Kebijakan tersebut juga senantiasa melibatkan dewan-dewan yang ada. Hal
ini dilakukan agar kebijakan yang diambil benar-benar berkualitas. Disisi lain,
kualitas mutu pendidikan. Salah satu unit pendidikan formal yang berada di bawah
adalah yang sesuai dengan Undang-undang no 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat (11) dan
ayat (13). Dengan kata lain, pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis,
6
Siswanto, Pengantar Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), 70.
yang setaraf dengannya : termasuk dalamnya ialah kegiatan studi yang beriorentasi
akademis dan umum, prograam spesialis dan latihan profrsional yang dilaksankan
dalam waktu yang terus menerus. Pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
fitrahnya, yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha
memiliki kepribadian yang mantap, mandiri dan kreatif, serta memiliki tanggung
2019).
7
Aida Mj, Ilmu Pendidikan (Semarang : Putra Sanjaya, 2005), 67.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik dan
dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian, bagian ini
peneliti.
C. Tujuan Penelitian
yang telah dirumuskan sebelumnya. Oleh karena itu tujuan dari peneliti ini sebagai
berikut:
8
Institut Agama Islam Negeri Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, (Jember:IAIN Jember
Press, 2018), 44
2019.
2019.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan oleh
bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan
1. Secara teoritis-akademis
program pengembangan disekolah. Dan juga secara teoritis penelitian ini dapat
9
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 45.
2. Secara praktis-empiris
b. IAIN Jember, sebagai tambahan literature dan referensi bagi IAIN Jember
d. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menjadi wacana yang akan
untuk Pemimpin atau Pengasuh Pondok Pesantren agar lebih tepat dalam
E. Definisi Istilah
menjadi titik perhatian peneliti didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak
terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh
peneliti.10
10
Ibid., 45
pembahasan bai judul karya ilmiah ini, yang terlebih dahulu akan dijabarkan
mengenai beberapa istilah pokok yang terdapat dalam judul ini. Definisi istilah
1. Kebijakan pemimpin
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dan hukum.
2. Pengembangan
pendidikan untuk menjadi lebih baik dari pada pendidikan yang sebelumnya,
3. Pendidikan Formal
Pendidikan formal di pesantren yang merupakan bagian dari sistem
dan madrasah.
F. Sistematika pembahasan
umum mengenai susunan skripsi, melalu rencana BAB yang tersusun secara
sistematis dan konsisten pada setiap langkahnya. Rincian rencana penulisan bab
secara garis besar dalam penelitian ini terdiri dari empat bab sebagai berikut:
1. Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman
11
Iskandar Wiryokusumo dkk, Kumpulan-kumpulan dalam Pemikiran Pendidikan (Jakarta,
Cv.Rajawali,1982), 93.
12
Abu Ahmadi, Ilmu pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), 162.
Bab Satu. Bab ini berisi pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang
Bab Dua. Bab ini berisi landasan teori yang terdiri dari: penelitian
Bab Tiga. Bab ini berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari:
Bab Empat, Bab ini berisi tentang penyajian data dan analisis yang
terdiri dari: gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, dan
pembahasan temuan.
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian terdahulu
perbedaan dan persamaan yang akan peneliti angkat dengan penelitian yang sudah
(plagiasi) penulisan karya ilmiah yang sama, dengan mendasarkan pada beberapa
literatur yang berkaitan dengan “kegiatan kesamaptaan ”. Oleh karena itu dibawah
ini ada beberapa kajian skripsi yang ditulis oleh peneliti lain, yaitu:
demokratiknya.13
13
Zeny Rahmawati, Pola Kepemimpinan K.H Maimoen Zubair dalam Mengelola
Pengembangan Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Anwar sarang Rembang
Jateng, (Surabaya, Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,2009).
12
3. Ahmad Hafidz, 2013. Mahasiswa STAIN Jember Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
tetap berprinsip pada sistem musyawarah, juga masih menyerupai dengan pola
kepemimpinan pesantren, yang mana wewenang penuh ada pada seorang kyai.
Pendidikan jalur Formal dengan otoritas penuh pada pengasuh walaupun disini
terapkan.15
14
Khaliq Muakrom, Pola Kepemimpinan Pengasuh dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Formal di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal 2012 (Sukorejo,
Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,2012).
15
Ahmad Hafidz, Kepemimpinan Kiai Husni Mubarok dalam Pengembangan Lembaga di Pondok
Pesantren Sabilal Muhtadin Desa Karang Pring Tahun Pelajaran 2014/2015, (Jember, Skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,2013).
Ada perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang di lakukan oleh
peneliti sendiri yaitu penelitian yang di lakukan oleh Ahmad Hafidz lebih
untuk memeriksa keabsahan data itu maka di pakai keabsahan data triangulasi
TABEL 1
Penelitian Terdahulu
nonobnnmkcnjdcjuuNO Nama Judul Temuan Persamaan Perbedaan
B. Kajian Teori
bahasa Yunani, yaitu “Polis ” yang artinya kota (city). Dapat ditambahkan,
suatu masalah atau isu konflik dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.
lebih menekankan pada dampak dari tindakan atas kebijakan. Kedua, lebih
menekankan pada maksud dan tujuan utama sebagai kunci kriteria kebijakan.
16
Syarifuddin, Efektifitas Kebijakan Pendidikan (Jakarta: Rneka Cipta, 2008), 75.
17
Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Pustaka,
2005), 47.
18
Djoko Widodo, Analisi kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik
(Malang: Bayu Media, 2007, 10.
sehingga cukupan dakwah islam akan semakin meluas. Bagi yang menola
belajar santri akan terpecah antara tafaqquh fiddin atau yang lain.19
pemimpin atau kyai yang arif dan bijaksana sangat di perlukan dilingkungan
masing pesantren.
dan lingkup tindakan. Jenis kepemimpinan ini lebih berurusan dengan waktu
yang agak lama (longer time) dari pada waktu yang pendek (shorter term).
Isu isu yang digarap berskala nasional atau internasional. Adapun lingkup
19
Soebar,dkk. Manajemen Pesantren (Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2012), 85.
Hal ini sama sekali tidak harus menghambat kiprah para pemimpin pesantren
arena politik.
prioritas isu yang ditangani. Walau perlu melibatkan banyak pihak, pertama-
tama tugas ini dapat dipercayakan kepada tim kecil yang kompeten untuk
harus di dukung oleh kinerja kiai, ustad (guru), santri dan wali santri secara
pendekatan yang meransang motivasi guru dan santri untuk bekerja secara
20
Sulthon dan Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektig Global, (Yogyakarta:
Leksbang, 2006), 49.
21
Ibid., 50.
meliputi : (a) konflik dan ketegangan, (b) partisipasi, (c) batas akhir. (d)
dihasilkan melalui proses yang baik pula. Untuk mereka perlu menyeleksi
22
Ibid., 56.
siapa-siapa yang dilibatkan dalam kegiatan dan cara cara apa yang paling
mungkin.
manusia dari berbagai latar usia, budaya, motivasi dan kemampuan berbeda.
efektif. Para pengasuh sulit memprediksi apakah para guru dan santri telah
Oleh karena itu, kiai sebagai figure sentral pesantren perlu menggali prinsip,
23
Ibid., 57.
administrator.24
yang paling dalam, tawassul kepada gurunya, dan tidak lupa menyandarkan
dan masih melekat dalam gaya kepemimpinan kiai pesantren di tanah air.
24
Ibid., 51.
Rumusan Masalah
Penyusunan agenda
Gambar. 1
1) Penyusunan Agenda
pencarian terhadap akar masalah. Pada tahap ini tentunya ada berbagai
Penyusunan agenda kebijakan ini diawali dari suatu masalah yang muncul
masalah, dan solusi suatu masalah. Sehingga menurut Dunn, isu kebijakan
evaluasi masalah.25
situasi yang menimbulkan rasa tidak puas dan terasa ada yang salah.
yakni masalah yang belum tertata dengan rapi. Dari meta masalah
25
William Dunn, Pengantar Analisi Kebijakan, ter. Arrangement with prentice hall ( Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1999), 97.
menggambarkan suatu isu yang dinilai oleh public perlu diambil suatu
adalah mencari solusi yang berupa kebijakan apa yang perlu diambil.
ini merupakan alat atau cara yang dapat digunakan untuk mencapai
yang negatif.26
yang paling memberi peluang untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran
26
Djoko Widodo, Analisi kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik
(Malang: Bayu Media, 2007), 71-75.
2) Formulasi kebijakan
akibat dari kebijakan yang ada atau yang diusulkan, mengenali kendala-
27
William N.Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik,, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2000, cet. ke-IV), 27.
28
Subarsono, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Apliasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), 37.
3) Adopsi Kebijakan
membutuhkan perhatian yang cermat agar policy maker tidak terjebak pada
alternative yang diputuskan dapat dan sesuai dengan pelaksana dari sebuah
4) Implementasi Kebijakan
kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung
29
Muchlis Hamdi, Kebijakan Publik…, 77-79.
30
Ibid., 65.
31
Ibid., 66-71.
dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada
terjadi setelah sesuatu program dirumuskan serta apa yang timbul dari
kebijakan.
empat hal penting yang perlu dipersiapkan dalam proses implementasi yaitu
banyak kita temukan dalam berbagai literatur, Parsons membagi garis besar
32
Djoko Widodo, Analisi kebijakan Publik, 99.
5) Evaluasi Kebijakan
kebijakan dapat dilakukan jika kebijakan sudah berjalan cukup waktu dan
tidak ada batasan waktu yang pasti kapan sebuah kebijakan harus
dievaluasi. Kalau eevaluasi dilakukan terlalu dini maka belum bisa melihat
telah dilakukan.
33
Waine Parsons, Public Policy, Pengantar Teori dan Praktek Analisis Kebijakan, ter tri Wibowo
Budi Santoso (Jakarta:Kencan Persada Media Group, 2006), 463-472.
34
Subarsono, Analisis…,119.
a. Pengertian Pengembangan
hangat dibicarakan dari masa ke masa. Isu ini juga muncul takkala orang
35
Ibid., 120-122.
36
Iskandar Wiryokusumo dkk, Kumpulan-kumpulan dalam Pemikiran Pendidikan (Jakarta,
Cv.Rajawali,1982), 93.
mutu pendidikan.
a. Pengertian Pendidikan
37
Indar Djumberansyah, Filsafat PendidikanAbditama (Surabaya, 1994), 16.
b. Dasar Pendidikan
demikian, yang dijadikan landasan atau sandaran suatu perbuatan itu sudah
golongan.38
Adapun dasar pendidikan itu sendiri dapat ditinjau dari beberapa segi,
diantaranya:
1) Dasar dari segi yuridis atau hukum adalah dasar-dasar pelaksanaan agama
tidak langsung yang mana hal ini dapat dijadikan pegangan dalam
2) Dasar relijius yaitu dasar yang berdasarkan dari ajaran agama Islam yang
tertera dalam ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits menurut ajaran agama Islam
hidup yaitu agama, dan pada kenyataanya agama tidak dapat dipisahkan
38
Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, jakarta, 1991, hal. 190.
c. Tujuan Pendidikan
1) Tujuan umum
seahrusnya menjadi tujuan orang tua atau lain-lain pendidik, yang telah
terdapat pada pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-
Yang dimaksud dengan tujuan tak sempurna atau tak lengkap ini
ialah tujuan yang mengenai dari segi kepribadian manusia yang tentunya
39
Zuhairini et.al, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Ramadhani, Solo, 1983, 31.
3) Tujuan-tujuan sementara
4) Tujuan-tujuan perantara
5) Tujuan insidental
saat yang terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum.40
tujuan umum itu bermuara dalam pandangan hidup yang mendukung sebagai
batu dasarannya.
40
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: CV. Remaja Karya, 1988),
24-28.
pernah muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan
yang sangat panjang. Karena itu, dari sisi teoritis, pendidikan islam memiliki
madrasah dan bahkan sekolah umum dalam berbagai tingkatan dan aneka
pemantauan secara leluasa hampir setiap saat terdapat perilaku santri, baik
interaksinya setiap saat baik sesama santri, santri dengan ustadz maupun
santri dengan kiai. Keuntungan lainnya adalah adanya integrasi antara proses
41
Hadori, Pengembangan sistem pendidikan pondok pesantren dalam mencetak santri profesional (
Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 22.
atau bisa juga upaya untuk menyempurnakan sistem lama yang sudah tidak
42
Abu Ahmadi, Ilmu pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), 162.
43
Dawam Rahardjo dkk, Pesantren danpembaharuan (Jakarta: LP3ES, 1983), 89.
kepada Tuhan.
khusus yang dibuat oleh pondok pesantren seperti pengajaran kitab kuning
dalam sistem madrasah merupakan ciri khusus sistem dan proses pendidikan
umat manusia.
METODE PENELITIAN
data, tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan cara ilmiah, data ilmiah, tujuan dan
kegunaan.44
penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain
sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dengan memanfaatkan berbagai
karena penemuan. Sehingga data yang didapat lebih nyata, karena berkembang
dengan apa adanya, dan peneliti ini juga bersifat menghasilkan penemuan yang
berupa teori. Sehingga nantinya hasil penelitian ini dapat diterapkan di tempat
lain, manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat
penelitian.
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Rineka Cipta, 2008), 2.
45
Lexy J.Moeleong, Metode Penelitian Kualitatf, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2010), 6.
46
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi Dan Karya Ilmiah, (Jakarta :
Prenandamedia Group,2014), 3-35.
41
B. Lokasi Penelitian
Banyuwangi. Dengan alasan karena data tersebut diperoleh dari Madrasah Aliyah
Banyuwangi.
47
Ibid., 46.
dilakukan aktivitas proses belajar mengajar oleh para siswi dan malamnya di
lakukan oleh para siswa. Tapi semakin lama fasilitas yang kurang memadai
akhirnya terpenuhi dan bisa melaksanakan proses belajar mengajar pada pagi
hari.
Akhirnya ijazah yang dimiliki para alumni tidak murni dari MA Annur. Tetapi
lama kelamaan dengan perkembangan tekhnoligi ang cukup pesat dan mutu
sendiri.
C. Subyek Penelitian
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang peneliti harapkan, atau mungkin orang tersebut seorang
Dalam penelitian ini informan atau subyek penelitian yang terlibat dan
tersebut. Hal inii dikaitan dengan tingkat validitas dan relevansinya dengan
obyek penelitian. Tekhnik yang digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu:
1. Observasi
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan bila responden yang
48
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2010), 219.
49
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 94.
peneliti terlibat aktif dalam kegiatan sehari-hari orang yang akan diteliti.
b. Observasi non partisipan, dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dan
non partisipan yaitu peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati,
Banyuwangi.
Kabupaten Banyuwangi.
2. Wawancara (interview)
MA Annur.
3. Dokumentasi
50
Sugiyono, Metode Penelitian, 233.
51
Ibid., 233.
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan
berdasarkan perkiraan.52
Melalui metode ini, maka data yang ingin diperoleh peneliti adalah:
Banyuwangi.
Banyuwangi.
g. Dokumen lain yang relevan dari berbagai sumber yang diakui validitasnya
E. Analisis Data
Analisis data yang di gunakan peneliti ini merujuk Miles and Huberman
bahwa ada empat tahapan yakni : pengumpulan data, kondensasi data, penyajian
data, penarikan atau verifikasi kesimpulan. Sebagai mana dalam gambar berikut
ini :
52
Basrowi dan Suwandi, memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 94.
Kondensasi Kesimpulan-kesimpulan
data penarikan/ verifikasi
Gambar. 2
Analisis Data
berikut :
1. Pengumpulan Data
2. Kondensasi Data
53
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2018), 131.
menjadi lebih padat (air) letak perbedaan antara reduksi dan kondensi terleak
a. Selecting
memperkuat penelitian.
b. Focusing
tahap seleksi data. Seleksi data penelitian hanya membatasi data yang
54
Matthew B, Milles, dkk, Qualitaive data analisiss A Methods Sourcebook (Amerika: sage
publicaions, 2014), 31.
c. Abstracting
khususnya yang berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika data
melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan data dalam satu pola
3. Penyajian Data
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya, yang paling
awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat kembali
masalah yang sedang diamai dengan menggunakan pola pikir indukif sesuai
F. Keabsahan Data
berbagai cara, dan berbagai waktu. Ada tiga macam triangulasi yakni triangulasi
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dan
juga triangulasi tekhnik yakni untuk menguji kredibilitas data di lakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda.56
55
Sugiyono, Metode Penelitian, 273-274.
56
Sugiono, Metode Penelitian, 274.
G. Tahap-Tahap Penelitian
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi tiga tahap yaitu:57
1. Tahap Pra-lapangan
57
Moeleong, Metode Penelitian, 127-148
d. Menilai lapangan
lapangan untuk lebih mengetahui latar baik-buruk objek penelitian. Hal ini
informasi yang lebih dari informan yang di ambil dalam penelitian ini
adalah Pengasuh Pndok Pesantren dan Tenaga Pendidik baik guru maupun
ustadz.
Jember.
umum dengan tujuan untuk mengetahui keadaan dan kondisi obyek yang diteliti.
Adapun yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini ialah MA Annur
serius dalam rangka membangun sumber daya insani oelah Pengelola Pondok
berfikir dan memohon hidayah kepada Allah, akhirnya Madrasah Aliah Annur
fasilitas yang minim pelaksanaan KBM bisa di realisasikan pada pagi hari
sesuai dengan anjuran MAN Genteng selaku pembina Madrasah Aliyah Annur
Kalibaru dan ittu merupakan bagian dari komitmen untuk menjalankan proses
55
Kepala Madrasah Aliyah Annur Kalibaru yang pertama di madrasah ini, hal
ke depan.
anak, terdiri dari atas 29 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Hal ini
merupakan awal yang baik bagi madrasah karena tanpa promosi yang gencar
jumlah siswa sudah lumayan cukup banya untuk ukuran madrasah yang baru
berdir, seiring berjalannya waktu pada tahun pelajaran 2017/2018 total jumlah
beberapa dari guru SMP Negri Kalibaru. Semua guru berlatar belakang
Kalibaru-Banyuwangi
NSM/NPSN : 131235100031/20579396
Status Akreditasi : A1
Waktu Belajar : Pagi dan Siang
Akademik.
Tabel 2
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikandi MA Annur Kalibaru
Pustakawan 1
Laborat -
59
Dokumen data pendidik dan tenaga kependidikan di MA Annur Kalibaru.
sarana dan prasarana yang memadai dalam proses pembelajaran agar selama
memadai. Berkaitan dengan hal ini lebih jelasnya akan dijelaskan mengenai
sebagai berikut:
Tabel 3
Kepemilikan Tanah atau Luas Tanah
2. Wakaf
3. Hak Guna
Bangunan
4. Sewa/Kontrak
5. Pinjam/Menumpang
60
Dokumen sarana dan prasarana MA Annur Kalibaru.
Tabel 4
Penggunaan Tanah
Status Status
Penggunaa Luas Tanah Menurut
N Kepemili Penggu
n
o.
Tanah Status Sertifikat (m2) kan naan
1) 2)
Belum
Bersertifi
Sertifi Total
kat
kat
4. Kebun/Tam
an
Belum
5. 3.270 3.270 1
Digunakan
Tabel 5
Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran
Jumla Status
No Jumlah Sarpras h Ideal Kepemilika
Jenis Sarpras
. Menurut Kondisi Sarpra n
s 1)
Rusa
Baik
k
1. Kursi Siswa 80 31 150 1
1
2. Meja Siswa 80 31 150
3. Loker Siswa
Kursi Guru di 1
4. 6
Ruang Kelas
Meja Guru di 1
5. 6
Ruang Kelas
1
6. Papan Tulis 6
Lemari di Ruang
7. 6
Kelas
Komputer/Laptop
8.
di Lab. Komputer
9. Alat Peraga PAI
Tabel 6
Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya
5. Mesin Fotocopy
6. Mesin Fax
7. Mesin Scanner 1 1
8. LCD Proyektor 2 1
1
9. Layar (Screen) 2
14. Brankas
Aliyah Annur juga memiliki struktur kepengurusan. Hal ini dijadikan sebagai
berikut:
61
Dokumen struktur guru SMP Annur Kalibaru.
KETUA YAYASAN
RKH. MAULANA ISKHAQ, S.E
S.Pd.
PELAKSANA
M. FIQIH ALZI
RAMADHANI
AGUS SUPRIYADI, S.Pd. Ahmad Nurdin, S.P M. TANZILUL FURQAN, S. Hi FATHOR ROSI
SISWA
KET :
: Garis Koordinasi
Gambar. 3
Struktur Madrasah Aliyah (MA) Annur Kalibaru Banyuwangi
Tabel 7
Kondisi Siswa MA Annur Kalibaru
Penyajian data merupakan bagian data yang memuat tentang uraian data
dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang
interview dan dokumentasi sebagai alat untuk meraih data sebanyak mungkin
terhadap berbagai hal yang berkaitan dan mendukung untuk mengeksplorasi dan
mengumpulkan data. Uraian ini terdiri atas deskripsi data yang disajikan dengan
Penyajian data dari penelitian ini membahas dan fokus kepada Kebijakan
Banyuwangi Tahun Ajaran 2019). Untuk mendapatkan data yang berkualitas dan
pada tujuan yang diusulkan oleh sesorang, kelompok, atau pemerintah dalam
sasaran yang diinginkan. Oleh karena itu, dalam suatu lembaga yang ada
visi dan misi lembaga. Jadi kebijakan merupakan suatu kegiatan yang terarah.
Dalam proses kebijakan ini, banyak konsep yang ditawarkan oleh ahli.
62
Djoko Widodo, Analisis Kebijakan …,10.
pengasuh pondok pesantren. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
William Dunn yaitu). Penyusunan agenda kebijakan ini diawali dari suatu
isu kebijakan (policy issue). Dalam tahapan isu ini terdapat perbedaan pendapat
mencari solusi yang berupa kebijakan apa yang perlu diambil. Mustofadidjaja
dalam Joko mengemukakan, ada tujuh langkah dalam melakukan analisis untuk
lembaga secara tegas dan jelas. Kedua, penetapan tujuan dan sasaran kebijakan,
tujuan dan sasaran kebijakan detetapkan agar dapat dijadikan dasar pikiran
63
William Dunn, Pengantar Analisi Kebijakan , ter. Arrangement with prentice hall ( Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1999), 97.
kebijakan. Alternatif kebijakan ini merupakan alat atau cara yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Tahapan
negatif.64
64
Djoko Widodo, Analisis..,.71-75.
65
Wawancara dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Annur, 06 Januari 2020.
pertimbangan sendiri terkait hal itu artinya selain permintaan atau usulan
dari kami, saya yakin kiyai punya inisiatif sendiri.66
Berikut di bawah ini adalah hasil wawancara yang disampaikan oleh
besar atau bisa langsung pada ketua yayasan dan pengasuh. Hal inilah yang
Annur. Setelah itu dilanjutkan dengan pencarian solusi atau pemecahan dalam
permasalah tersebut.68
66
Wawancara dengan Pengawas Pondok Pesantren Annur, 07 Januari 2020.
67
Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Annur, 08 Januari 2020.
68
Observasi, jember, 07 januari 2020.
dalam lingkup lembaga, selanjutnya diteruskan dalam rapat besar atau bisa
langsung pada ketua yayasan dan pengasuh. Hal inilah yang yang menjadikan
pesantren lain.69
b. Masukan atau saran dari pimpinan lembaga MA Annur serta inisiaif dari kiai
(pengasuh pondok).
c. Selanjutnya, masukan serta saran yang telah diterima baik dari pimpinan
lembaga maupun dari kiyai itu sendiri diteruskan dengan acara musyawarah
69
Observasi, jember, 07 januari 2020.
situasi dimasa depan atas dasar informasi yang ada sekarang. Peramalan dapat
menguji masa depan yang plausible, potensial, dan secara normative bernilai
mengestimasi akibat dari kebijakan yang ada atau yang diusulkan, mengenali
Sehingga di dalam formulasi ini di bahas hal-hal yang akan dilakukan dalam
sesuatu yang dirasa saat ini penting dan genting untuk dilaksanakan.
Annur. Dalam penentuan kebijakan, pada yayasan yang berpola kolektif, dalam
alternative kebijakan perlu adanya kriteria dan pijakan apa yang seharusnya
alternative kebijakan adalah hasil dari forecasting mengenai kondisi yang perlu
Masalah yang ada dilembaga kita banyak sekali, dari awal tadi sudah
saya sampaikan bahwa kita tidak bisa secara mutlak memutuskan.
Semua ada prosedurnya. Kalau tiba-tiba mengambil keputusan tanpa
70
Wawancara dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Annur, 06 Januari 2020.
71
Wawancara dengan Pengawas Pondok Pesantren Annur, 07 Januari 2020.
72
Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Annur, 08 Januari 2020.
74
Observasi, jember, 06 januari 2020.
75
Observasi, jember, 06 januari 2020.
Gambar. 4
pengangkatan wakil kepala madrasah Annur Kalibaru
guna meningkakan mutu kurikulum madrasah.
digunakan sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Tahap ini sering disebut
yang telah mendapatkan legitimasi. Masalah yang telah dijadikan sebagai fokus
membutuhkan perhatian yang cermat agar policy maker tidak terjebak pada
berasal dari usulan atau masukan lembaga yang sesuai dengan prioritas lembaga
Kalau ada masalah terkait madrasah, kita selalu lapor ke yayasan dan
pengasuh. Terlebih jika lembaga pengin meningkatkan mutu madrasah.
Nanti mana yang disetujui ya kita manut aja. Yang jelas hal itu demi
kemajuan lembaga.77
Hal itu juga diperkuat dari pernyataan Kepala Sekolah, yang juga
menyampaikan bahwa:
dapat disimpulkan bahwasanya adopsi yang digunakan di Annur ini tidak hanya
dominan kepada kiyai saja, lembaga juga berperoses karna yang menjalankan
dan yang lebih tau semuaanya. Tujuan datang kepada kiyai, agar nantinya
lembaga dapat menyampaikan usulan dan saran-saran kepada kiyai untuk saling
76
Wawancara dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Annur, 06 Januari 2020.
77
Wawancara dengan pengawas Pondok Pesantren Annur, 07 Januari 2020.
78
Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Annur, 08 Januari 2020.
dari masukan atau usulan dari pengurus lembaga pendidikan formal yang
berada dalam naungan yayasan, hasil musyawarah dari para kiyai atau
masyayikh baik dalam forum paguyuban atau forum lain mana kala
alternative masalah yang ada dipilih dalam rapat besar dengan penentu
digunakan berasal dari permasalahan yang ada, lalu di selesaikan dengan cara
diantaranya adalah :
a. adopsi yang digunakan di Annur ini tidak hanya dominan kepada kiyai saja,
lembaga pendidikan juga berperoses karna yang menjalankan dan yang lebih
79
Observasi, jember, 08 januari 2020.
80
Observasi, jember, 08 januari 2020.
dan saling memberikan mana yang terbaik untuk permasalahan yang sedang
di hadapi agar menemukan jalan keluar ang epa unuk permasalah ang sedang
bahwa Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan.
Dalam evaluasi tentunya diukur seberapa ajauh kebijakan tersebut teralisasi hal
usaha untuk memonitor hasil-hasil dari penyusunan agenda serta dalam rangka
81
Wawancara dengan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Annur, 06 Januari 2020.
Kalau evaluasi itu pasti ada. Hanya saja mengenai evaluasinya itu
tergantung kebijakannya mengenai tentang apa, misalnya: kalau
mengenai akademik kita lihat laporan hasil belajar dan evaluasi kinerja
guru. kalau menyangkut sarana prasarana biasanya kita langsung terjun
langsung ke lapangan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan kebijakan
yang di terapkan. Kalau dalam rapat itu pasti, karena nanti semua akan
memaparkan hasil laporanya, untuk mengetahui sejauh mana
terealisasinya, dan apakah kendala masih efektif untuk dipertahankan
atau dicarikan kebijakan alternative sebagai solusinya.82
Hal itu juga diperkuat dari pernyataan Kepala Sekolah, yang juga
menyampaikan bahwa:
Sejauh ini Evaluasi yang dilakukan dengan cara rapat bersama dengan
melibatkan seluruh pengurus yayasan, tetapi juga dengan cara melalui
kunjungan lapangan serta laporan kinerja dewan guru. dari situ nanti
tindak lanjutnya seperti apa dan di musyawarahkan dalam rapat dengan
yayasan. Kalau dampaknya baik kita lanjutkan, kalau buruk nanti
dikoreksi oleh komite dan yayasan selanjutnya akan di beri alternative
kebijakan yang lain.83
evaluasi. Tetapi sejauh ini evaluasi yang sering dilakukan di Annur ini adalah
rapat bersama.84
82
Wawancara dengan pengawas Pondok Pesantren Annur, 07 Januari 2020.
83
Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Annur, 08 Januari 2020.
84
Observasi, jember, 07 januari 2020.
diantaranya adalah :
a. Rapat bersama.
b. laporan kerja.
c. melalaui observasi
maka diputuskan untuk evaluasi yang akan digunakan ialah rapat bersama.
85
Observasi, jember, 07 januari 2020.
Tabel 8
Hasil Temuan Penelitian
C. PEMBAHASAN TEMUAN
teori dengan fenomena yang terjadi dilapangan. Maka dapat dijelaskan lebih lanjut
pada pokok perumusan masalah dan sesuai dengan kondisi objektif di lapangan
yang menimbulkan rasa tidak puas dan terasa ada yang salah. Kemudian
yang belum tertata dengan rapi. Dari meta masalah dilakukan pendefinisian
masalah formal, yakni masalah yang telah dirumuskan secara spesifik dan jelas.
Pada perumusan masalah ini, pembuat kebijakan (policy maker) perlu meminta
dengan masalah yang bersangkutan. Oleh karena itu, kegiatan awal proses
agenda digunakan untuk menggambarkan suatu isu yang dinilai oleh public
perlu diambil suatu tindakan. Setelah ditemukan masalah formal, maka langkah
selanjutnya adalah mencari solusi yang berupa kebijakan apa yang perlu
masalah yang sebenarnyadihadapi oleh lembaga secara tegas dan jelas. Kedua,
kebijakan ini merupakan alat atau cara yang dapat digunakan untuk mencapai
tahapan ini yang menjadi fokus pencarian terhadap akar masalah. Pada tahap ini
tentunya ada berbagai masalah yang saling berkompetisi, akhirnya hanya ada
beberapa masalah penting saja yang masuk dalam tahap selanjutnya, yaitu
Penyusunan agenda kebijakan ini diawali dari suatu masalah yang muncul di
issue). Dalam tahapan isu ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan anggota
suatu organisasi, tentang persepsi, mengenai sifat masalah, dan solusi suatu
86
Djoko Widodo, Analisis...,71-75
internal.
MA Annur yakni terkait dengan perumusan masalah yang dilakukan oleh policy
maker dan tidak lepas dari masalah-masalah yang muncul terkait upaya
pengembangan MA Annur.
87
William Dunn, Pengantar Analisi Kebijakan , ter. Arrangement with prentice hall ( Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1999), 97.
termuat penegasan bahwa dalam setiap alternative kebijaka, sejak awal perlu
menentukan informasi factual tentang situasi dimasa depan atas dasar informasi
yang ada sekarang. Peramalan dapat menguji masa depan yang plausible,
potensial, dan secara normative bernilai 162 mengestimasi akibat dari kebijakan
yang ada atau yang diusulkan, mengenali kendala-kendala yang mungkin akan
pilihan.89
yayasan pondok pesantren Annur untuk bergerak secara aktif, berfikir kreatif
88
Muchlis Hamdi, Kebijakan Publik…, 77-79.
89
Wiliam N Dunn, Pengantar Analisis..., 27.
agar policy maker tidak terjebak pada pilihan yang hanya untuk kepentingan
pribadi tertentu90.
rapat bersama dengan pengurus yayasan, laporan kerja dan melalaui observasi.
dapat dilakukan jika kebijakan sudah berjalan cukup waktu dan tidak ada
90
Muchlis Hamdi, Kebijakan Publik…, 65.
batasan waktu yang pasti kapan sebuah kebijakan harus dievaluasi. Kalau
eevaluasi dilakukan terlalu dini maka belum bisa melihat dampak dan out-come
Pertama dan yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang valid dan
nilai dan kesempatan yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam
hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan dan target tertentu telah
terhadap nilainilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas
91
Subarsono, Analisis…,119
kebijakan yang diunggulkan sebelumnya perlu dihapus dan diganti dengan yang
lain.92
rencanakan.
92
https://watukarungblog.wordpress.com/2020/01/24/evaluasi-kebijakan. Diakses pada tanggal 23
November 2020.
PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat
tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran.
A. KESIMPULAN
lembaga, selanjutnya diteruskan dalam rapat besar atau bisa langsung pada
92
hal-hal yang mendesak dan penting yakni terkait dengan peningkatan mutu
kependidikan.
tinggi, menyertakan diklat diluar, workshop atau mengundang tutor dari luar.
yang sudah ada. Adapun untuk kenakalan santri alternative yang ditawarkan
kordinasi dan bimbingan serta mengembalikan santri kepada wali santri atau
kalibaru banyuwangi
yayasan pondok pesantren Annur untuk bergerak secara aktif, berfikir kreatif
kiyai/pengasuh pondok.
yayasan pondok pesantren Annur untuk bergerak secara aktif, berfikir kreatif
sanksi mulai dari teguran, pemanggilan wali santri hingga pengeluaran santri
dalam hal ibadah adalah dengan pengkondisian santri untuk sholat secara
berjamaah di masjid.
kalibaru banyuwangi
MA Annur yaitu melalui rapat bersama pengurus yayasan, laporan kerja dan
melalaui observasi.
pondok pesantren.
kebijakan itu diangap berhasil dan mampu mewujudkan visi misi lembaga
permasalahan tersebut.
dianggap tidak efektif dilakukan perumusan kebijakan baru yang lebih baik.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini antara
lain:
3. Bagi para peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat menjadi acuan
DAFTAR RUJUKAN
.
Bogdan, Robert dan, Sari Knopp. 2001. Qualitative research for education and
introduction to theory and methods.Boston: Allyn dan Bacon Ine, 1982
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Social: Format-Format Kuantitatif
Dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.
Haidari, Amin dan Saha, Ishom El. 2004. Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan
Madrasah Diniyah. Jakarta: Diva Pustaka.
H.A.R. dan Nugroho, Riant. 2012. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarka : Pustaka
Pelajar.
Institut Agama Islam Negeri Jember. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah.
Jember : IAIN Jember Press.
Islamy, M. Irfan. Seri policy Analisis. Malang: Progam Pasca Sarjana Universitas
Brawijaya. Malang.
Komariah, Aan dan Triatna, Cepi. 2005. Visionary Leadership Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Mastuhu. 1997. Kyai Tanpa Pesantren: KH. Ali Yafie dalam Peta Kekuatan Sosial
Islam Indonesia”, dalam Jamal D. Rahman et al. (eds.). Wacana Baru Fiqh
Sosial 70 Tahun KH. Ali Yafie. Bandung: Mizan Bekerjasama dengan Bank
Muamalat Indonesia.
Mastuhu. 1989. Dinamik Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur
Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Suatu kajian Tentang Unsur
dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
Mulkhan, Abdul Munir. 1999. Runtuhnya Mitos Politik Santri. Yogyakarta: Sipres.
Nawawi, Ismail. 2005. Public Policy; Analisis, Strategi, Advokasi, Teori, dan
Praktek. Surabaya: PMN 2009. Lihat juga Edi Suharto. Analisis Kebijakan
Publik; Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial.
Bandung: CV. Alfabeta.
Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Parsons, Waine. 2006. Public Policy, Pengantar Teori dan Praktek Analisis
Kebijakan. ter tri Wibowo Budi Santoso. Jakarta:Kencan Persada Media
Group.
Purwanto M. Ngalim. 1988. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: CV.
Remaja Karya.
Rahmawati Zeny. 2009. Pola Kepemimpinan K.H Maimoen Zubair dalam Mengelola
Pengembangan Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Anwar
sarang Rembang Jateng. Surabaya : Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
Robert Bog dan Sari Knopp Biklen.1982. Qualitative research for education and
introduction to theory and methods. Boston: Allyn dan Bacon Ine.
Sayuti Ali. 2002. Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori dan Praktek.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suprayogo Imam, Tobroni. 2003. Metode Penelitian Sosial Dan Agama. Bandung:
Rosda Karya.
Tamam, Baddrut. 2010. Pesantren Nalar dan Tradisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Penyusun. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press.
Bhakti t.t, Djoko Widodo. 2007. Analisi kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi
Analisis Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media.
Winarno, Budi. 2002. Teori Dan Proses Kebijakan Public. Yogyakarta: Medi
Presindo.
Zahroh, Aminatul. 2014. Total Quality Management: Teori dan Praktik Manajemen
untuk Mendongkrak Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
a. Pengertian
3. Pendidikan Pendidikan
Formal b. Dasar
Pendidikan
c. Tujuan
Pendidikan
d. Pendidikan
Formal di
Pesantren
A. OBSERVASI
B. WAWANCARA
Banyuwangi?
C. DOKUMENTASI
Banyuwangi.
Nim : 084143052
Desa Mulyorejo
Riwayat Pendidikan