You are on page 1of 232

Standar Kurikulum Pelatihan

di Rumah Sakit

r Kurikulum Pelatiha

PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN


BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2018
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia


nomor 38 tahun 2014 dijelaskan bahwa pelayanan
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat
maupun sakit. Dengan berkembangnya ilmu dan
tekhnologi saat ini, perawat sebagai pemberi
pelayanan kepada masyarakat baik di rumah sakit
maupun di pelayanan kesehatan lainnya, seorang
perawat dituntut untuk selalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dengan cara
pelatihan. Saat ini tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan sangat tinggi, karena
masyarakat semakin kritis terhadap setiap
pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang


diperlukan untuk bekerja di unit intensif tidaklah
mudah. Proses seleksi yang baik, pendidikan formal
maupun informal dalam bentuk pelatihan haruslah
dilakukan dengan cara berkesinambungan dan
terintegrasi. Perawat ruang intensif menjadi orang
yang bekerja digaris depan mempunyai tantangan
dalam merawat pasien kritis, dituntut untuk mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 1
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
mampu mengambil keputusan segera dan tepat,
mampu melakukan evaluasi dan mampu
berkoordinasi dengan tim kesehatan lain.

Berdasarkan alasan tersebut, penting bagi perawat


yang bekerja di ruang intensif dibekali tentang
asuhan keperawatan yang terstandar untuk
digunakan di ruang intensif, baik melalui pendidikan
maupun pelatihan. Hal tersebut sejalan dengan
Undang-undang nomor 44 tahun 2009 pasal 3 yang
menyatakan bahwa rumah sakit bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia. Dalam rangka meningkatkan
kemampuan terkait pelayanan perawat ICU dalam
pemberian pelayanan kesehatan.

Kurikulum ini disebut kurikulum pelatihan pelayanan


keperawatan intensif dirumah sakit agar kurikulum
ini dapat digunakan dan didapatkan oleh perawat –
perawat yang tidak hanya bekerja diruang ICU,
seperti perawat yang bekerja diruang HCU/
Intermediate atau bahkan perawat yang bekerja
pada ruang perawatan /average care yang jika
perawat step down dari ruang ICU memiliki
pengetahuan/ kompetensi yang sama dengan
perawat ICU ini sangat berdampak bagi percepatan
proses penyembuhan pasien karena kemungkinan
readmisi pasien ke ICU akan berkurang. Namun
penyusunan standar kurikulum ini sudah melewati
proses pembahasan Bersama dengan beberapa
instansi rumah sakit dan HIPERCI yang terlibat
dalam substansi keperawatan ICU. Adapun
pelatihan keperawatan intensif saat ini kurikulumnya
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 2
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
telah distandarisasi oleh Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian
Kesehatan yang akan digunakan sebagai acuan
nasional bagi penyelenggara pelatihan pelayanan
keperawatan intensif di Rumah Sakit.

Selain itu unit intensif merupakan satu unit


pelayanan yang memiliki kategori berbeda dari unit
pelayanan umum dimana kondisi sakit pasien yang
kritis, tindakan yang harus dilakukan secara tepat,
cepat dan kontinuitas, alat-alat bantu monitor yang
lengkap dan canggih sehingga dalam melakukan
pelayanan kesehatan khususnya keperawatan pada
pasien-pasien di ruang intensif memerlukan sumber
daya manusia yang berkualitas baik dari segi
kognitif, keterampilan maupun analisa terhadap
masalah yang timbul pada pasiennya. Dan ini
menjadi dasar pentingnya peningkatan kualitas
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan,
khususnya perawat yang bekerja di unit intensif.

B. Filosofi

Pelatihan Pelayanan Keperawatan Intensif di


Rumah Sakit ini diselenggarakan dengan
memperhatikan:

1. Prinsip andragogi, yaitu bahwa selama


pelatihan peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya
mengenai keperawatan intensif

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 3
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat,
sejauh berada didalam konteks pelatihan.
c. Diberikan apresiasi atas pendapat yang baik
dan positif yang diutarakan oleh peserta.

2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta


berhak untuk:
a. Mendapatkan paket bahan belajar.
b. Mendapatkan pelatih/fasilitator professional
yang dapat memfasilitasi dengan berbagai
metode, melakukan umpan balik, dan
menguasai materi yang disampaikan dalam
pelatihan.
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang
dimiliki individu, baik secara visual, auditorial
maupun kinestetik (gerak).
d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan
balik secara terbuka.
e. Melakukan evaluasi (terhadap pelatih atau
fasilitator dan penyelenggara) dan dievaluasi
tingkat pemahaman dan kemampuannya
dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan intensif.

3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan


peserta untuk:
a. Mengembangkan keterampilan langkah demi
langkah dalam memperoleh kompetensi yang
diharapkan dalam pelatihan.
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan
berhasil mendapatkan kompetensi yang
diharapkan pada akhir pelatihan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 4
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
4. Learning by doing yang memungkinkan
peserta untuk:
a. Berkesempatan menerapkan hasil
pembelajaran materi pelatihan pada simulasi
lapangan di ruang Intensif serta mengambil
manfaat dari simulasi tersebut.
b. Berkesempatan melakukan eksperimentasi
dari materi pelatihan dengan menggunakan
metode pembelajaran antara lain ceramah,
tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok,
latihan-latihan, baik secara individu maupun
kelompok.
c. Melakukan pengulangan atau perbaikan yang
dirasa perlu.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 5
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI

A. Peran

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan


sebagai perawat pemberi pelayanan keperawatan
intensif di rumah sakit.

B. Fungsi

Dalam melaksanakan perannya peserta mempunyai


fungsi yaitu memberikan pelayanan keperawatan
intensif di rumah sakit.

C. Kompetensi

Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta memiliki


kompetensi sebagai berikut:
1. Melakukan perawatan dasar pada pasien di area
intensif
2. Melakukan bantuan hidup lanjut (BHL)
3. Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE)
4. Membuat rencana asuhan keperawatan intensif
5. Melakukan pencegahan dan pengendalian
infeksi di area intensif
6. Melakukan tatalaksana pasien dengan
gangguan sistem respirasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 6
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
7. Melakukan monitoring hemodinamik invasif dan
non invasif
8. Melakukan asuhan keperawatan dengan
gangguan keseimbangan asam basa
9. Melakukan asuhan keperawatan dengan
gangguan cairan dan elektrolit
10. Melakukan asuhan keperawatan nutrisi pasien
kritis
11. Melakukan asuhan keperawatan nyeri pada
pasien kritis
12. Melakukan asuhan keperawatan dengan sepsis
13. Melakukan interpretasi pemeriksaan penunjang
di ruang intensif
14. Melakukan pengelolaan pasien dengan
kegawatan jantung
15. Melakukan pengelolaan obat-obat pasien kritis
16. Melakukan asuhan keperawatan dengan
gangguan sistem saraf di ruang intensif
17. Melakukan asuhan keperawatan dengan pasca
bedah
18. Melakukan transportasi pasien kritis
19. Melakukan pengelolaan dying care

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 7
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB III TUJUAN
PELATIHAN

A. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu


memberikan pelayanan keperawatan intensif di
Rumah Sakit sesuai kewenangannya.

B. Tujuan Khusus

Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta


mampu:
1. Melakukan perawatan dasar pada pasien di area
intensif
2. Melakukan bantuan hidup lanjut (BHL)
3. Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE)
4. Membuat rencana asuhan keperawatan intensif
5. Melakukan pencegahan dan pengendalian
infeksi di area intensif
6. Melakukan tatalaksana pasien dengan
gangguan sistem respirasi
7. Melakukan monitoring hemodinamik invasif dan
non invasif
8. Melakukan asuhan keperawatan dengan
gangguan keseimbangan asam basa
9. Melakukan asuhan keperawatan dengan
gangguan cairan dan elektrolit
10. Melakukan asuhan keperawatan nutrisi pasien
kritis
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 8
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
11. Melakukan asuhan keperawatan nyeri pada
pasien kritis
12. Melakukan asuhan keperawatan dengan sepsis
13. Melakukan interpretasi pemeriksaan penunjang
di ruang intensif
14. Melakukan pengelolaan pasien dengan
kegawatan jantung
15. Melakukan pengelolaan obat-obat pasien kritis
16. Melakukan asuhan keperawatan dengan
gangguan sistem saraf di ruang intensif
17. Melakukan asuhan keperawatan dengan pasca
bedah
18. Melakukan transportasi pasien kritis
19. Melakukan pengelolaan dying care

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 9
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM

Waktu
No Materi PL/
T P OL JML
A Materi Dasar
1. Kebijakan Standar Pelayanan
2 0 0 2
Intensif
2. Aspek Etik Legal Keperawatan
2 0 0 2
Intensif
3. Berpikir Kritis 1 1 0 2
Sub Total 5 1 0 6
B Materi Inti
1. Perawatan Dasar Pada Pasien
di Area Intensif 4 30 14 48
2. Bantuan Hidup Lanjut (BHL) 8 16 0 24
3. Komunikasi, Informasi dan
2 4 0 6
Edukasi (KIE)
4. Rencana Asuhan Keperawatan
2 4 0 6
Intensif
5. Pencegahan dan Pengendalian
3 4 3 10
Infeksi di Area Intensif
6. Tatalaksana Pasien Dengan
17 108 93 218
Gangguan Sistem Respirasi
7. Monitoring Hemodinamik Invasif
dan Non Invasif 4 8 14 26
8. Asuhan Keperawatan
Gangguan Keseimbangan 3 8 0 11
Asam Basa
9. Asuhan Keperawatan dengan
Gangguan Cairan dan Elektrolit 4 8 7 19
10. Asuhan Keperawatan Nutrisi
Pasien Kritis 2 4 7 13

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 10
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
11. Asuhan Keperawatan Nyeri
4 8 7 19
Pada Pasien Kritis
12. Asuhan Keperawatan Pasien
dengan Sepsis 2 2 0 4
13. Interpretasi Pemeriksaan 4 28 14 46
Penunjang di Ruang Intensif
14. Pengelolaan Pasien dengan
4 6 14 24
Kegawatan Jantung
15. Pengelolaan Obat-Obat Pasien
4 10 14 28
Kritis
16. Asuhan Keperawatan dengan
Gangguan Sistem Syaraf di 4 6 0 10
Ruang Intensif
17. Asuhan Keperawatan Pasien
dengan Pasca Bedah 4 9 14 27
18. Transportasi Pasien Kritis 3 8 14 25
19. Pengelolaan Dying Care 2 4 14 20
Sub Total 80 275 229 584
C Materi Penunjang
1. Membangun Komitmen Belajar
(BLC) 0 3 0 3
2. Anti Korupsi 2 1 0 3
3. Rencana Tindak Lanjut 0 2 0 2
Sub Total 2 6 0 8
TOTAL 87 282 229 598

Ket:
 T=Teori, P=Penugasan, PL/OL=Praktik lapangan/
Observasi Lapangan
 Untuk T dan P, 1 JPL@ 45 menit. Untuk PL 1 JPL @ 60
menit.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 11
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB V
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

Nomor : MD.1
Materi : Kebijakan Standar Pelayanan Intensif
Waktu : 2 Jpl (T= 2; P=0; PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami
kebijakan standar pelayanan intensif

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep standar 1. Konsep Standar  CTJ  Bahan  Kemenkes, 2008,


pelayanan intensif pelayanan intensif tayang sistem pemberian
a. SDM  Modul pelayanan
b. Disain ruang  Laptop keperawatan ICU
c. Peralatan  LCD dirumah sakit
 ATK  Kemenkes, 2012,
2. Menjelaskan aturan 2. Aturan pemerintah Direktorat bina
pemerintah tentang tentang pelayanan pelayanan penunjang
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 12
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
pelayanan intensif intensif medik dan sarana
kesehatan.
3. Menjelaskan indikasi pasien 3. Indikasi pasien masuk
masuk dan keluar pelayanan dan keluar pelayanan
intensif intensif

4. Menjelaskan monitoring dan 4. Monitoring dan evaluasi


evaluasi pelayanan intensif pelayanan intensif

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 13
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MD.2
Materi : Aspek Etik Legal Keperawatan Intensif
Waktu : 2 Jpl (T= 2; P=0; PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami aspek
etik legal keperawatan intensif

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan etika 1. Etika keperawatan di area  CTJ  Bahan  Kemenkes, 2008


keperawatan di area intensif intensif tayang Sistem pemberian
a. Pengertian etika, nilai  Modul pelayanan
dan norma  Laptop keperawatan di
keperawatan  LCD rumah sakit Code of
b. Prinsip etik  ATK conduct.
c. Kode etik keperawatan  Ta’adi. 2010. Hukum
kesehatan pengantar
2. Menjelaskan isu etik dalam 2. Issue etik dalam asuhan menuju perawat
asuhan keperawatan intensif keperawatan intensif professional.EGC.
a. Dilema etik Jakarta
b. Penyelesaian masalah

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 14
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
etik

3. Menjelaskan aspek legal 3. Aspek legal dalam


dalam keperawatan keperawatan
a. Pengertian hukum
dalam praktek
keperawatan intensif
b. Masalah-masalah
hukum dalam
keperawatan
c. Perlindungan hukum

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 15
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MD.3
Materi : Berpikir Kritis
Waktu : 2 Jpl (T= 1; P=1; PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami berpikir
kritis dalam area perawatan intensif

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep berpikir 1. Konsep berpikir kritis  CTJ  Bahan  Critical care handbook,
kritis a. Pengertian berpikir kritis  Studi tayang Lippincott williams and
b. Faktor yang kasus  Modul wilkins, 2016
mempengaruhi berpikir  Laptop  Martin, C. (2002). The
kritis  LCD theory of critical
c. Sikap dalam berpikir  ATK thinking of nursing.
kritis  Lembar Nursing education
d. Proses berpikir kritis kasus perspectives,23(5),
 Panduan 243-247
2. Menjelaskan berpikir kritis 2. Berpikir kritis dalam studi
dalam keperawatan keperawatan kasus

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 16
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.1
Materi : Perawatan Dasar Pada Pasien di Area Intensif
Waktu : 48 Jpl (T= 4; P=30; OL=14)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
perawatan dasar pada pasien di area intensif.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Melakukan personal hygiene 1. Personal hygiene  CTJ  Bahan  Berney, S., Haines,
a. Pasien terpasang multi  Simulasi tayang K., & Denehy, L
assist device  OL  Modul (2012).
b. Pasien dengan MRSA  Laptop Physiotherapy in
 LCD critical care in
2. Melakukan ambulasi 2. Ambulasi  ATK Australia.
a. Pengkajian ambulasi  Panthom Cardiopulmonary
b. Pasien terpasang multi  CVC physical therapy
assist device  NGT journal, 23(1),19
c. Range of Motion  ETT  Feider, L.L, Mitchell,
 TT P., & Bridges, E.
 Lembar (2010). Oral care

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 17
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Melakukan perawatan tubing 3. Perawatan tubing Checklist practices for orally
a. Perawatan kateter  Panduan intubated critically ill
nasogastrik simulasi adults. American
b. Perawatan ETT/TT  Panduan journal of critical care.
c. Perawatan vena OL  Shuman, E.K., &
sentral/ swanganz Chenoweth, C.E
d. Perawatan kateter urine (2010). Recognition
e. Perawatan drain and prevention of
healthcare-
associated urinary
tract infections in the
intensif care unit.
Critical care
medicine, 38, S373-
S379.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 18
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.2
Materi : Bantuan Hidup Lanjut (BHL)
Waktu : 24 Jpl (T= 8; P=16; PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan Bantuan
Hidup Lanjut (BHL).

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep BHL 1. Konsep BHL  CTJ  Bahan  Karo, Santoso, dkk.
a. Pengertian  Simulasi tayang (2009) Buku
b. Tujuan  Modul panduan kursus
c. Indikasi  Laptop bantuan hidup lanjut
d. Tim medis reaksi  LCD ACLS (Advanced
cepat  ATK Cardiac Life Support)
e. Peran perawat dalam  Panthom Indonesia. Jakarta:
BHL  OPA/ PERKI 2008
NPA
2. Melakukan BHL 2. BHL  LMA
a. Komponen BHL  ETT
 Patensi jalan nafas  Defibrila

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 19
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
 Ventilasi adekuat tor
 Akses intra vena/jalur  Infus Kit
alternatif untuk  Troli
induksi obat. emergen
 Intepretasi EKG cy
 Sirkulasi spontan  Emergen
b. Persiapan alat cy bag
 Oropharingeal airway  Oksigen
(OPA)/ tabung
Nasoparingeal airway fortable
(NPA)  Catheter
 Resusitation bag dan suction
sungkup muka  Suction
 Endotracheal tube pump
(ET) dengan  Laringo
laringoscopy, scope
laryngeal mask air  Lembar
way, atau supraglotik checklist
airway device  Panduan
lainnya. simulasi
 Defibrilator
 Monitor
 Medika mentosa

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 20
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Algoritme BHL
 Cek kesadaran
 Panggil bantuan
 Posisikan pasien di
lingkungan yang
aman
 Resusitasi jantung
paru

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 21
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.3
Materi : Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
Waktu : 6 Jpl (T= 2; P=4; PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Melakukan komunikasi 1. Komunikasi efektif  CTJ  Bahan  Kementrian


efektif a. Pengertian komunikasi  Bermain tayang Kesehatan, (2010).
b. Komponen komunikasi peran  Modul Standar pelayanan
c. Unsur-unsur  Laptop keperawatan ICU.
komunikasi  LCD Direktorat Bina
d. Faktor penghambat  ATK Pelayanan
dalam komunikasi  Form Keperawatan Dirjen
edukasi
 Skenario Bina Pelayanan
2. Memberikan informasi 2. a.
Informasi
General consent Medik Kementrian
Kesehatan Republik
bermain
b. Informed consent Indonesia
peran

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 22
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Melakukan edukasi 3. Edukasi  Potter, P.A and Perry,
a. Tujuan edukasi A.G. Stockert, P., &
b. Komponen edukasi Hall, A. (2016)
c. Dokumentasi edukasi Fundamental Nursing
terintegrasi E-Book. Elsevier
Health Sciences

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 23
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.4
Materi : Rencana Asuhan Keperawatan Intensif
Waktu : 6 Jpl (T= 2; P=4; PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu membuat rencana
asuhan keperawatan intensif

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Melakukan pengkajian 1. Pengkajian keperawatan  CTJ  Bahan  Kementrian Kesehatan,


keperawatan di intensif di intensif  Latihan tayang (2010). Standar
a. Prearrival kasus  Modul pelayanan
b. Quick assessment  Laptop keperawatan ICU.
c. Comprehensive  LCD Direktorat Bina
assessment  ATK Pelayanan
d. Ongoing assesment  ICU Keperawatan Dirjen
Flow Bina Pelayanan Medik
2. Membuat diagnosa 2. Diagnosa keperawatan di sheet Kementrian Kesehatan
keperawatan di intensif intensif  Form Republik Indonesia
a. Tahapan diagnosa pengkaji  Koizier-Erbs, A.B.,
 Analisa dan sintesa an Shirlee, S., & Geralyn,

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 24
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
 Rumusan masalah  F (2016). Fundamental
Keperawatan of nursing consepts,
b. Diagnosa yang umum  process and practice
ditemukan di ruang  Potter, P.A and Perry,
intensif A.G. Stockert, P., &
Hall, A. (2016)
3. Membuat rencana tindakan 3. Rencana tindakan Fundamental Nursing
keperawatan keperawatan E-Book. Elsevier
a. Observasi/ monitoring Health Sciences
b. Mandiri
c. Edukasi
d. Kolaborasi

4. Membuat evaluasi 4. Evaluasi


a. Formatif
b. Sumatif

5. Membuat dokumentasi 5. Pendokumentasian


a. Pengertian
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Metode
e. Cara pelaporan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 25
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.5
Materi : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Area Intensif
Waktu : 10 Jpl (T= 3; P=4; OL=3)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
pencegahan dan pengendalian infeksi di area intensif

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep 1. Konsep Health Care  CTJ  Bahan  Departemen


Health Care Associated Associated Infection  Simulasi tayang Kesehatan RI. (2008).
Infection (HAIs) (HAIs)  OL  Modul Pedoman pencegahan
a. Definisi  Laptop dan pengendalian
b. Dampak  LCD infeksi di rumah sakit
c. Resiko infeksi yang  ATK dan fasilitas pelayanan
terjadi di ruang intensif  Form kesehatan lainnya.
d. Sumber-sumber surveilans Jakarta: Departemen
infeksi  Checklist Kesehatan RI
bundle  Indonesia, D.K.R.
2. Melakukan pencegahan 2. Pencegahan infeksi di  Panduan (2010). Petunjuk
infeksi di area intensif area intensif simulasi praktis surveilans

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 26
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
a. Strategi  Panduan infeksi rumah sakit.
 Engineering control PL/OL Jakarta: Departemen
 Administrative Kesehatan RI
control  Peraturan Menteri
 Penerapan Kesehatan RI No 27
kewaspadaan isolasi Tahun 2017 Tentang
 Surveillance pedoman pencegahan
b. Upaya menurunkan dan pengendalian
angka infeksi pada infeksi di fasilitas
prosedur aseptic pelayanan kesehatan
 Bundle HAP
 Bundle VAP
 Bundle IAD
 Bundle IDO
 Bundle ISK
 Decubitus

3. Melakukan pengendalian
infeksi di area intensif 3. Pengendalian infeksi di
area intensif
a. Kebeersihan
lingkungan
b. Pengendalian anti
microbial

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 27
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.6
Materi : Tatalaksana Pasien dengan Gangguan Sistem Respirasi
Waktu : 218 Jpl (T= 17; P=108; PL=93)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
tatalaksana pasien dengan gangguan sistem respirasi

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Melakukan pengkajian 1. Pengkajian sistem  CTJ  Bahan  Kelly HW.


sistem respirasi respirasi  Simulasi tayang Comparision of inhaled
a. Anatomi dan fisiologi (TPK  Video corticosteroids. Ann
sistem respirasi 1-8)  Modul Pharmacother 1998:
b. Pemeriksaan fisik  Studi  Laptop 32:220
sistem respirasi kasus  LCD  Pauwels R et al. Effect
(TPK 3,  ATK of inhaled formoterol
2. Melakukan pengelolaan 2. Pengelolaan jalan nafas 4, 5, 6)  Set and budesonide on
jalan nafas a. Airway management  PL ventilator exacerbations of
b. Humidifikasi  Sumber asthma. N Engl J Med
c. Suctioning Oksigen 1997: 337:1405
d. Fisioterapi dada  SOP

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 28
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Melakukan tatalaksana 3. Tatalaksana oksigen ventilator
oksigen terapi terapi  Lembar
a. Definisi Checlist
b. Indikasi  Panduan
c. Metode simulais
d. Komplikasi  Panduan
e. Evaluasi Kasus
 Panduan
4. Melakukan tatalaksana 4. Tatalaksana gagal nafas PL
gagal nafas a. Definisi
b. Faktor resiko
c. Etiologi
d. Patofisiologi
e. Tanda dan gejala
f. Pemeriksaan
penunjang
g. Tindakan medik dan
keperawatan

5. Melakukan tatalaksana 5. Tatalaksana ARDS


ARDS a. Definisi
b. Faktor resiko
c. Etiologi
d. Patofisiologi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 29
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
e. Tanda dan gejala
f. Pemeriksaan
penunjang
g. Tindakan medik dan
keperawatan

6. Melakukan tatalaksana 6. Tatalaksana trauma dada


trauma dada (WSD) (WSD)
a. Definisi
b. Faktor resiko
c. Etiologi
d. Patofisiologi
e. Tanda dan gejala
f. Pemeriksaan
penunjang
g. Tindakan medik dan
keperawatan

7. Mengoperasionalkan 7. Operasionalisasi ventilasi


ventilasi mekanik mekanik
a. Konsep ventilasi
mekanik
b. Indikasi pemasangan
ventilasi mekanik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 30
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Siklus bantuan
ventilasi mekanik
 Volume cycle
 Pressure cycle
 Time cycle
 Flow cycle
d. Modus dasar ventilator
e. Setting ventilator
f. Troubleshouting
ventilator
g. Komplikasi

8. Melakukan penyapihan 8. Penyapihan ventilasi


ventilasi mekanik mekanik
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Indikasi
d. Jenis penyapihan
e. Evaluasi proses
penyapihan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 31
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.7
Materi : Monitoring Hemodinamik Invasif dan Non Invasif
Waktu : 26 Jpl (T= 4; P=8; PL=14)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
monitoring hemodinamik invasif dan non invasif

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep 1. Konsep monitoring  CTJ  Bahan  Lippincott manual of


tayang
monitoring hemodinamik hemodinamik non  Simulasi nursing practice:
 Video
non invasif dan invasif invasif dan invasif  PL  Modul Procedures, 2nd Ed
a. Pengertian  Laptop  The ICU book of paul
b. Tujuan  LCD morino
c. Indikasi  ATK
 Penggaris/
2. Melakukan monitoring 2. Monitoring waterpass
hemodinamik non invasif hemodinamik non  Pressure
dan invasif invasif dan invasif monitoring
kit
a. Metode non invasif (terlampir)
dan invasif  Pressure

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 32
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Monitoring bag
hemodinamik non  Monitor
invasif invasif
 Persiapan alat  Kabel
tranducer
 Pemasangan alat  Tiang infus
 Pemantauan dan  Plester
interpretasi hasil  Holder/
c. Monitoring based plate
hemodinamik invasif tranducer
 Persiapan alat  Cairan nacl
 Leveling 0,9% 500
 Zeroing cc
 Heparin
 Pemantauan
 Spuit 3 cc
3. Melakukan trouble shooting  CVC
3. Trouble shooting  Kateter
4. Melakukan Analisa arteri
4. Analisa parameter  Manekin/
parameter hemodinamik hemodinamik panthom
 Panduan
simulasi
 Panduan
PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 33
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.8
Materi : Asuhan Keperawatan Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Waktu : 11 Jpl (T=3; P=8; PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
asuhan keperawatan dengan gangguan keseimbangan asam
basa.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep asam 1. Konsep asam basa  CTJ  Bahan  Chan JCM, Gill JR:
basa a. Pendekatan  Latihan tayang Kidney and electrolyte
konvensional kasus  Video disorders, New York,
b. Pendekatan Modern  Modul 1990. Churchill
 Laptop Livingstone
2. Melakukan interpretasi 2. Interpretasi analisa gas  LCD  Jon Haws: nursing
analisa gas darah darah  ATK assessment: Head to
a. Asidosis  Form toe assessment in
b. Alkalosis pengkajian pictures (Health
 Lembar assessment in nursing)
3. Melakukan asuhan 3. Asuhan keperawatan kasus Kindle Edition
keperawatan pada pasien pada pasien dengan  Panduan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 34
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
dengan gangguan asam gangguan asam basa latihan
basa a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Rencana intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 35
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.9
Materi : Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Cairan dan Elektrolit
Waktu : 19 Jpl (T=4; P=8; PL=7)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
asuhan keperawatan dengan gangguan cairan dan elektrolit.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep cairan 1. Konsep cairan dan  CTJ  Bahan  Lee, J.W. 2010. Fluid
dan elektrolit elektrolit  Latihan tayang and electrolyte
a. Fisiologi cairan dan kasus  Video disturbances in
elektrolit  PL  Modul critically ill patients.
b. Jenis-jenis cairan  Laptop Electrolytes
 LCD & Blood pressure, 8(2),
2. Melakukan pemberian cairan 2. Pemberian cairan dan  ATK 72-81
dan elektrolit elektrolit  Jenis-jenis
 Pemberian cairan cairan
 Metode pemberian (terlampir)
cairan  Jenis
 Terapi cairan elektrolit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 36
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
 Pemberian elektrolit (terlampir)
 Metode pemberian  Tiang
elektrolit infus
 Koreksi elektrolit  Infus set
 Syringe
3. Melakukan asuhan 3. Asuhan keperawatan pump
keperawaan pasien dengan pasien dengan  Infusion
gangguan cairan elektrolit gangguan cairan dan pump
elektrolit  Extension
a. Pengkajian tube
b. Diagnosa  Spuit 5,
c. Rencana intervensi 10, 20, 50
d. Implementasi  Needle 18
e. Evaluasi  Lembar
kasus
 Panduan
latihan
 Panduan
PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 37
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.10
Materi : Asuhan Keperawatan Nutrisi Pasien Kritis
Waktu : 13 Jpl (T=2; P=4; PL=7)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
asuhan keperawatan nutrisi pasien kritis

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep nutrisi 1. Konsep nutrisi pasien  CTJ  Bahan  Higgins PA et.al.
pasien kritis kritis  Latihan tayang Assesing nutritional
a. Kebutuhan nutrisi kasus  Video status in chronically
b. Respon metabolik  PL  Modul critically ill adult
terhadap stress dan  Laptop patients. American
perubahan  LCD journal of critical
metabolisme gizi  ATK care 2006: 15:2
c. Indikasi dan kontra  Jenis-jenis  Olerich MA, Rude
indikasi pemberian RK. Should we
nutrisi
nutrisi (terlampir) supplement
 Tiang magnesium in critical
infus ill patiens? new horiz

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 38
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
2. Melakukan pemberian nutrisi 2. Pemberian nutrisi enteral  Infus set 1994: 2:186-92
enternal dan parenteral dan parenteral  Syringe
a. Metode pemberian pump
nutrisi enternal  Infusion
b. Metode pemberian pump
nutrisi parenteral  Extension
tube
3. Asuhan keperawatan 3. Asuhan keperawatan  Spuit 50
dengan gangguan nutrisi pasien dengan gangguan  Needle 18
pasien kritis nutrisi  NGT
a. Pengkajian  Catheter
b. Diagnosa tip
c. Rencana intervensi  Lembar
d. Implementasi kasus
e. Evaluasi  Panduan
latihan
 Panduan
PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 39
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.11
Materi : Asuhan Keperawatan Nyeri pada Pasien Kritis
Waktu : 19 Jpl (T=4; P=8; PL=7)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
asuhan keperawatan nyeri pada pasien kritis

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep nyeri 1. Konsep nyeri pada pasien  CTJ  Bahan  Koizier-Erbs, A.B.,
pada pasien kritis kritis  Latihan tayang Shirlee, S., &
a. Definisi kasus  Video Geralyn, F (2016).
b. Klasifikasi nyeri  PL  Modul Fundamental of
c. Patofisiologi nyeri  Laptop nursing consepts,
 LCD process and practice
2. Melakukan penilaian nyeri 2. Metode penilaian nyeri  ATK  Potter, P.A and
pada pasien kritis pada pasien kritis  Penggaris Perry, A.G. Stockert,
 Jenis-jenis P., & Hall, A. (2016)
3. Melakukan asuhan 3. Asuhan keperawatan obat- Fundamental
keperawatan nyeri pada nyeri pada pasien kritis obatan Nursing E-Book.
pasien kritis a. Pengkajian nyeri nyeri Elsevier Health

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 40
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Diagnosa keperawatan (terlampir) Sciences
c. Rencana intervensi  Pain scale
(Pain algorithm) chart
d. Implementasi  Form
e. Evaluasi pengkajian
 Lembar
kasus
 Panduan
latihan
 Panduan
PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 41
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.12
Materi : Asuhan Keperawatan Pasien dengan Sepsis
Waktu : 4 Jpl (T=2; P=2; PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
asuhan keperawatan pasien dengan sepsis

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep sepsis 1. Konsep sepsis  CTJ  Bahan  Angus, D.C., & Van der
tayang poll, T. 2013. Severe
a. Definisi  Latihan  Video sepsis and septic shock.
b. Faktor resiko kasus  Modul New England journal of
c. Etiologi  Laptop medicine, 369 (9), 840-
d. Patofisiologi  LCD 851
2. Melakukan asuhan 2. Asuhan keperawatan  ATK  Urden, L.D. Stacy, K.M. &
keperawatan pasien dengan pasien dengan sepsis  Form Lough, M.E. 2014.
sepsis a. Pengkajian pengkajian Critical care nursing E-
b. Diagnosa  Lembar Book diagnosis and
c. Rencana Intervensi kasus management. Elsevier
d. Implementasi  Panduan Health Sciences
latihan
e. Evaluasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 42
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.13
Materi : Interpretasi Pemeriksaan Penunjang di Ruang Intensif
Waktu : 46 Jpl (T=4; P=28; PL=14)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
interpretasi pemeriksaan penunjang di ruang intensif

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Melakukan pemeriksaan 1. Pemeriksaan penunjang  CTJ  Bahan  Asih, N.Y & Effendy
penunjang di ruang intensif di ruang intensif  Simulasi tayang 2010. Keperawatan
a. Perekaman EKG  PL  Video Medical Bedah.
b. Pengambilan sampel  Modul Jakarta: EGC
 AGD  Laptop  Estes, Marry, E.Z.
 Mixed-vein  LCD 2014 Health
 Kultur: sputum,  ATK assessment and
darah  Mesin physical examination.
c. Fasilitasi pemeriksaan EKG New York: Thompson
rontgen  Kertas Delmar Learning
EKG
 Jelly EK

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 43
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
2. Melakukan interpretasi hasil 2. Interpretasi hasil  Panthom
pemeriksaan penunjang di pemeriksaan penunjang  Spuit 3, 5,
ruang intensif di ruang intensif 10
a. Pembacaan hasil  Bactec/
b. Pelaporan hasil tabung
media
 Heparin
 Kapas
alcohol
 APD
lengkap
(terlampir)
 Lembar
kasus
 Checklist
simulasi
 Panduan
simulasi
 Panduan
PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 44
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.14
Materi : Pengelolaan Pasien dengan Kegawatan Jantung
Waktu : 24 Jpl (T=4; P=6; PL=14)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
pengelolaan pasien dengan kegawatan jantung

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep 1. Konsep kegawatan  CTJ  Bahan  Irianto, LR, dkk.


kegawatan jantung tayang
jantung  Latihan 2009. Buku Ajar
 Video
a. Pengertian kasus  Modul kardiologi, Jakarta:
b. Jenis-jenis kegawatan  PL  Laptop FKUI
jantung  LCD  Lilly LS. 2011.
 ATK Pathophysiology of
2. Melakukan Identifikasi 2. Identifikasi pasien  Gambar heart disease.
pasien dengan kegawatan dengan kegawatan EKG: Philadelphia: Lippicott
jantung jantung normal, Williams wilkins
SKA, dan
3. Melakukan asuhan 3. Asuhan keperawatan lethal
keperawatan pasien dengan  Hasil
pasien dengan pemeriksa

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 45
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
kegawatan jantung kegawatan jantung an laborato
a. Pengkajian rium: enzim
b. Diagnosa jantung,
c. Rencana intervensi AGD,
elektrolit
d. Implementasi  Hasil
e. Evaluasi pemeriksa
an
Echocardio
grafi
 Hasil
pemeriksa
an rontgen
thorax
 Stetoskop
 Lembar
kasus
 Panduan
latihan
 Panduan PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 46
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.15
Materi : Pengelolaan Obat-Obatan Pasien Kritis
Waktu : 28 Jpl (T=4; P=10; PL=14)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
pengelolaan obat-obatan pasien kritis

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan pengertian 1. Pengertian terapi titrasi  CTJ  Bahan  Richard Hatchett


terapi titrasi dan jenis obat- dan Jenis obat-obatan di  Latihan tayang david R Thompson
obatan di ruang intensif ruang intensif kasus  Video 2010. Cardiac
a. Pengertian terapi titrasi  PL  Modul Nursing A
b. Jenis obat-obatan di  Laptop Comprehensive
ruang intensif  LCD guide. Churchill
 ATK livingstone
2. Melakukan penghitungan 2. Penghitungan dosis obat-  Flow  Susan L Wood, etc.
dosis obat-obatan titrasi obatan titrasi sheet cardiac nursing.
 Kalkula Lippincort
3. Melakukan pemberian obat- 3. Pemberian obat-obatan tor
obatan titrasi titrasi  Syringe

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 47
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
4. Melakukan pemantauan 4. Pemantauan terapi titrasi pump
terapi titrasi  Extension
tube
5. Melakukan dookumentasi 5. Dokumentasi terapi  Spuit
terapi semua
ukuran
 Needle
18
 Jenis2
obat
titrase
 Nacl
0,9% 250
cc
 Dextrose
5%
 Alkohol
swab
 Lembar
kasus
 Panduan
latihan
 Panduan
PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 48
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.16
Materi : Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Syaraf di Ruang Intensif
Waktu : 10 Jpl (T=4; P=6; PL=0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
asuhan keperawatan dengan gangguan sistem syaraf di ruang
intensif.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep 1. Konsep gangguan sistem  CTJ  Bahan  Bulechek. G.M. at all.
gangguan sistem syaraf syaraf  Latihan tayang 2013. Nursing
a. Pengertian kasus  Video interventions
b. Jenis-jenis gangguan  Modul classification. Gth ed.
system syaraf  Laptop St. Louis: Elsevier
 LCD  Herdman. T.H 2014.
2. Melakukan identifikasi pasien 2. Identifikasi pasien Nursing diagnosis
 ATK
dengan gangguan sistem dengan gangguan sistem definition and
 Lembar
syaraf syaraf kasus classification. oxford
 Panduan
3. Asuhan keperawatan pasien 3. Asuhan keperawatan latihan
dengan gangguan system pasien dengan gangguan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 49
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
syaraf system syaraf
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Rencana intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 50
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.17
Materi : Asuhan Keperawatan Pasien dengan Pasca Bedah
Waktu : 27 Jpl (T=4; P=9; PL=14)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan asuhan
keperawatan pasien dengan pasca bedah

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Melakukan identifikasi 1. Identifikasi pasien pasca  CTJ  Bahan  Brunner & Suddart’s:
pasien pasca bedah masuk bedah masuk ICU  Simulasi tayang Textbook of medical
ICU  PL  Video surgical nursing 13 th
 Modul 2013 lippicort
2. Melakukan asuhan 2. Asuhan keperawatan  Laptop Philadelphia unites
keperawatan pasien pasca pasien pasca bedah  LCD state
bedah a. Pengkajian  ATK  Brown, Helen Edwars,
b. Diagnosa  Dressing Lesley Seaton et all:
c. Rencana intervensi kit medical surgical
d. Implementasi  Kassa nursing: assessment
 Perdarahan  Cairan management clinical
 Perawatan luka Nacl 0,9%/ problem Ed4th Mosby

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 51
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
 Komplikasi desinfek 2016
e. Evaluasi tan
 Plester
 Bengkok
 Sarung
tangan
bersih dan
steril
 Lembar
pengkajian
anestesi
 Form
pembedah
an
 Checklist
simulasi
 Lembar
kasus
 Panduan
simulasi
 Panduan
PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 52
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.18
Materi : Transportasi Pasien Kritis
Waktu : 25 Jpl (T=3; P=8; PL=14)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
transportasi pasien kritis

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Melakukan transportasi pasien 1. Transportasi pasien kritis  CTJ  Bahan  Guidelines for
kritis a. Pengertian  Simulasi tayang transport of critically
b. Tujuan  PL  Video III Patients anzca
c. Prinsip utama  Modul 2015
d. Aspek penting dalam  Laptop  Valentin, Andreas
transportasi kritis  LCD 2016. Safe transport
e. Perlengkapan alat  ATK of critically III
transportasi patients. ICU
 Emergen
f. Kualifikasi SDM cy bag management &
g. Teknik Transportasi practice journal
 Portable
pasien
ventilator
 Portable

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 53
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
monitor
 Portable
oksigen
 Pulse
oksimetri
 Brancard
 Lembar
kasus
 Panduan
simulasi
 Panduan
PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 54
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MI.19
Materi : Pengelolaan Dying Care
Waktu : 20 Jpl (T=2; P=4; PL=14)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
pengelolaan dying care

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep 1. Konsep dying care  CTJ  Bahan  Higgs. C. 2010. The
dying care a. Pengertian  Bermain tayang Pallaiative care
b. Tujuan peran  Video handbook: advice on
c. Etika dalam perawatan  PL  Modul clinical management
pasien dying  Laptop 7th ed. Sanford:
d. Fase berduka  LCD Hierographics, Ltd
e. Dukungan bagi  ATK  Kircher & callanan
keluarga  Panthom 2003, near death
 Bad experiences and
2. Melakukan asuhan 2. Asuhan keperawatan  Lembar death awareness in
keperawatan dying dying care kasus the terminally
care a. Pengkajian  Skenario

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 55
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Diagnosa bermain
c. Rencana intervensi peran
d. Implementasi  Panduan
 Edukasi keluarga PL
 Dukungan spiritual
 Making
rekomendation
 After death

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 56
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MP.1
Materi : Membangun Komitmen Belajar (Building Learning Commitment/BLC)
Waktu : 3 Jpl (T= 0, P= 3, PL= 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menciptakan
suasana belajar yang kondusif

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Mengenal sesama peserta, 1. Proses perkenalan  Permainan  Papan dan  Lembaga Administrasi
pelatih dan penyelenggara. sesama peserta, pelatih  Diskusi kertas Negara, 2003,
dan penyelenggara. kelompok flipchart Building Learning
 Spidol Commitment, Jakarta.
2. Melakukan pencairan (ice 2. Proses pencairan (ice  Alat bantu  Pusdiklat SDM
breaking) diantara peserta. breaking) di antara permainan Kesehatan, 2007,
peserta. Modul TPPK, Jakarta.

3. Mengidentifikasi harapan, 3. Harapan, kekhawatiran


kekhawatiran dan komitmen dan komitmen terhadap
terhadap proses selama proses selama
pelatihan. pelatihan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 57
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
4. Membuat kesepakatan nilai, 4. Nilai, norma dan kontrol
norma dan kontrol kolektif. kolektif.

5. Membuat kesepakatan 5. Kesepakatan organisasi


organisasi dalam kelas. kelas.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 58
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MP.2
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 2 jpl (T= 0, P= 2, PL= 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun rencana
tindak lanjut setelah mengikuti pelatihan

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep 1. Konsep rencana tindak  CTJ  Papan  Kemenkes RI


rencana tindak lanjut lanjut  Diskusi  kertas Pusdiklat Aparatur
a. Pengertian kelom flipchart Rencana Tindak
b. Manfaat pok  Spidol Lanjut
c. Azas-azas  Presen  Formulir
tasi RTL
2. Menjelaskan karakteristik 2. Karakteristik rencana
rencana tindak lanjut tindak lanjut

3. Menyusun rencana tindak 3. Rencana tindak lanjut


lanjut

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 59
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Nomor : MP.3
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 3 Jpl (T= 2, P= 1, PL= 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat menciptakan budaya
anti korupsi.
.
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan
Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini:

1. Menjelaskan pengertian 1. Pengertian korupsi  CTJ  Papan  Kepala Biro Hukum


korupsi  Diskusi  kertas dan Organisasi
kelompok flipchart  Sekretariat Jenderal
2. Menjelaskan Budaya anti 2. Budaya anti korupsi  Presentasi  Spidol Kementerian
korupsi Kesehatan

3. Menjelaskan unsur korupsi 3. Unsur korupsi

4. Menjelaskan factor-faktor 4. Faktor–faktor terjadinya


terjadinya korupsi korupsi

5. Menjelaskan Jenis-jenis 5. Jenis-jenis korupsi


korupsi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 60
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
6. Menjelaskan pengertian 6. Pengertian Gratifikasi
Gratifikasi

7. Menjelaskan jenis – jenis 7. Jenis – jenis gratifikasi


gratifikasi

8. Menjelaskan ancaman 8. Ancaman hukum


hukum penerima suap penerima suap

9. Menjelaskan tugas instansi 9. Tugas instansi dalam


dalam gratifikasi gratifikasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 61
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB VI
DIAGRAM ALUR PROSES PEMBELAJAR
PreTest

Pembukaan

Building Learning Commitment (BLC)


Metode: Games, Disko
Pengetahuan dan Keterampilan
Wawasan
1. Perawatan dasar pada pasien di area intensif
1. Kebijakan 2. Bantuan hidup lanjut
E Standar
V 3. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan 4. Rencana asuhan keperawatan intensif
A Intensif
L 5. Pencegahan dan pengendalian infeksi di area intensif
2. Aspek Etik 6. Tatalaksana pasien dengan gangguan sistem respirasi
U Legal
A 7. Monitoring hemodinamik non invasif dan invasif
keperawatan 8. Asuhan keperawatan dengan gangguan keseimbangan
S Intensif
I asam basa
3. Berpikir
9. Asuhan keperawatan dengan gangguan cairan dan elektrolit
Kritis
10. Asuhan keperawatan nutrisi pasien kritis
4. Anti Korupsi
11. Asuhan keperawatan nyeri pada pasen kritis
12. Asuhan keperawatan dengan sepsis
Metode:
13. Interpretasi pemeriksaan penunjang di ruang intensif
 CTJ,
14. Pengelolaan pasien dengan kegawatan jantung
15. Pengelolaan obat-obat pasien kritis
16. Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem saraf di
ruang intensif
17. Asuhan keperawatan dengan pasca bedah
18. Transportasi pasien kritis
19. Pengelolaan dying care

Metode:
 CTJ  Studi kasus
 Simulasi  Bermain Peran
 Latihan

Praktek/Observasi Lapangan

Post test, dan Rencana Tindak Lanjut


PENUTUPAN
Evaluasi penyelenggaraan (RTL)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 62
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Alur proses pelatihan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:

A. Pretest
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pretest
terhadap peserta. Pre test bertujuan untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan
dan kemampuan peserta dalam melakukan
pelayanan keperawatan intensif di rumah sakit.

B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan
pelatihan secara resmi. Proses pembukaan
pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengarahan sekaligus pembukaan.
3. Penyematan tanda peserta.
4. Perkenalan peserta secara singkat.
5. Pembacaan doa.

C. Building Learning Commitment atau BLC


(Membangun Komitmen Belajar)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan
peserta dalam mengikuti proses pelatihan.
Kegiatannya antara lain:
1. Penjelasan oleh pelatih/instruktur tentang tujuan
pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan
dalam materi BLC.
2. Perkenalan antara peserta dengan para
fasilitator dan dengan panitia penyelenggara
pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama
peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 63
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
permainan, dimana seluruh peserta terlibat
secara aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekhawatiran dan
komitmen masing-masing peserta selama
pelatihan.
4. Kesepakatan antara para pelatih/instruktur,
penyelenggara pelatihan dan peserta dalam
berinteraksi selama pelatihan berlangsung,
meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan
kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.

D. Pemberian wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan
memberikan materi sebagai dasar pengetahuan
atau wawasan yang sebaiknya diketahui peserta
dalam pelatihan ini. Materi tersebut yaitu:
1. Kebijakan Standar Pelayanan Intensif
2. Aspek Etik Legal keperawatan Intensif
3. Berpikir Kritis
4. Anti Korupsi

E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan


Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan
dari proses pelatihan mengarah pada kompetensi
yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian
materi dilakukan dengan menggunakan berbagai
metode yang melibatkan semua peserta untuk
berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi
tersebut, yaitu simulasi, studi kasus, bermain
peran, dan praktek/observasi lapangan.

Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi :


1. Perawatan dasar pada pasien di area intensif

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 64
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
2. Bantuan hidup lanjut
3. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
4. Rencana asuhan keperawatan intensif
5. Pencegahan dan pengendalian infeksi di area
intensif
6. Tatalaksana pasien dengan gangguan sistem
respirasi
7. Monitoring hemodinamik non invasif dan invasif
8. Asuhan keperawatan dengan gangguan
keseimbangan asam basa
9. Asuhan keperawatan dengan gangguan cairan
dan elektrolit
10. Asuhan keperawatan nutrisi pasien
kritis
11. Asuhan keperawatan nyeri pada pasen
kritis
12. Asuhan keperawatan dengan
sepsis
13. Interpretasi pemeriksaan penunjang di
ruang intensif
14. Pengelolaan pasien dengan kegawatan
jantung
15. Pengelolaan obat-obat pasien
kritis
16. Asuhan keperawatan dengan gangguan
sistem saraf di ruang intensif
17. Asuhan keperawatan dengan pasca
bedah
18. Transportasi pasien
kritis
19. Pengelolaan dying
care

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 65
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai,
pelatih melakukan kegiatan refleksi dimana pada
kegiatan ini pelatih bertugas untuk menyamakan
persepsi tentang materi yang sebelumnya diterima
sebagai bahan evaluasi untuk proses
pembelajaran berikutnya.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 66
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
F. Praktek/ Observasi Lapangan
Setelah mendapatkan materi, proses dilanjutkan
dengan praktik atau observasi lapangan ke tempat
kerja sesunggugnya (ruang intensif rumah sakit)
yaitu dengan mempraktekkan langsung
kompetensi-kompetensi yang telah diperoleh
diruang kelas langsung kepada pasien dengan
bimbingan dari intruktur yang telah ditetapkan.

G. Evaluasi
 Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi
terhadap proses pembelajaran tiap hari (refleksi)
dan terhadap pelatih
 Evaluasi tiap hari (refleksi) dilakukan dengan
cara mereview kegiatan proses pembelajaran
yang sudah berlangsung, sebagai umpan balik
untuk menyempurnakan proses pembelajaran
selanjutnya.
 Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan oleh
peserta pada saat pelatih telah mengakhiri
materi yang disampaikannya. Evaluasi dilakukan
dengan menggunakan form evaluasi terhadap
pelatih.

H. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Masing-masing peserta menyusun rencana tindak
lanjut berupa rencana kerja yang dapat
dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan.

I. Post-test dan evaluasi penyelenggaraan


Post-tes dilakukan untuk mengetahui pengetahuan
peserta setelah mendapat materi selama
pelatihan. Selain post-tes, dilakukan evaluasi
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 67
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
kompetensi yaitu penilaian terhadap kemampuan
yang telah didapat peserta melalui penugasan-
penugasan. Setelah itu dilakukan evaluasi
terhadap penyelenggaraan pelatihan yang
dilakukan setelah semua materi disampaikan dan
sebelum penutupan. Tujuan evaluasi
penyelenggaraan adalah mendapatkan masukan
dari peserta tentang penyelenggaraan pelatihan
yang akan digunakan untuk menyempurnakan
penyelenggaraan pelatihan berikutnya.

J. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua
rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat
yang berwenang dengan susunan acara sebagai
berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
b. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta.
c. Pembagian sertifikat.
d. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
e. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang
berwenang.
f. Pembacaan doa.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 68
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB VII
PESERTA DAN PELATIH

A. Peserta

1. Kriteria peserta
a. Pendidikan minimal D-III Keperawatan
b. Memiliki STR aktif
c. Perawat bekerja yang akan ditempatkan di
ruang intensif rumah sakit (minimal PK II)

2. Jumlah peserta
Peserta dalam satu kelas maksimal berjumlah
25 orang dengan perbandingan instruktur:
peserta yaitu: 1:5

B. Pelatih dan Instruktur

1. Kriteria Pelatih
a. Pendidikan minimal S1
b. Khusus untuk materi inti: pendidikan minimal
D3 keperawatan dengan pengalaman kerja
minimal 5 tahun diruang ICU, dan memiliki
Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat dan
NIRA yang masih aktif.
c. Menguasai substansi/ materi yang akan
disampaikan
d. Telah mengikuti pelatihan kediklatan yaitu:
TPPK/ TOT Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit/ Widyaswara Dasar.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 69
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
e. Memahami kurikulum pelatihan Pelayanan
Keperawatan Intensif di Rumah Sakit,
terutama GBPP materi yang akan
disampaikan

2. Kriteria Instruktur
a. Pendidikan minimal D-III Keperawatan
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
Perawat yang masih aktif
b. Pengalaman kerja minimal 3 tahun di
pelayann kreperawatan ruang intensif.
c. Menguasai langkah-langkah yang sudah
ditetapkan dalam panduan penugasan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 70
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB VIII
PENYELENGGARA
DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

A. Penyelenggara

Pelatihan Pelayanan Keperawatan Intensif di


Rumah Sakit yang sudah terakreditasi,
diselenggarakan oleh Institusi Pelatihan Bidang
kesehatan yang terakreditasi (BBPK/Bapelkes)/
Instansi lain dengan pengampuan dari Institusi
Pelatihan Bidang Kesehatan yang terakreditasi
(BBPK/Bapelkes), dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Memiliki tenaga pengendali pelatihan/ Master
of Training (MoT) yang telah mengikuti
pelatihan Pengendali Pelatihan.
2. Minimal memiliki 1 (satu) orang panitia
penyelenggara yang telah mengikuti pelatihan
Training Officer Course (TOC).

B. Tempat Penyelenggaraan

Pelatihan Pelayanan Keperawatan Intensif di


Rumah Sakit yang sudah terakreditasi,
diselenggarakan di Institusi Pelatihan Bidang
kesehatan yang terakreditasi (BBPK/Bapelkes)/
Instansi lain yang memiliki prasarana dan sarana/
fasilitas sesuai dengan kebutuhan pelatihan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 70
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB IX EVALUASI
PELATIHAN

Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi:

A. Evaluasi Terhadap Peserta

Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:


1. Penjajagan awal melalui pre test.
2. Penjajagan akhir melalui post test untuk
mengetahui peningkatan pengetahuan dan
kompetensi peserta terhadap materi yang telah
diterima.
3. Uji keterampilan menggunakan daftar tilik

B. Evaluasi Terhadap Pelatih

Evaluasi terhadap pelatih ini dimaksudkan untuk


mengetahui seberapa jauh penilaian yang
menggambarkan tingkat kepuasan peserta
terhadap kemampuan pelatih dalam
menyampaikan pengetahuan dan atau ketrampilan
kepada peserta, meliputi:
1. Penguasaan materi
2. Ketepatan waktu
3. Sistematika penyajian
4. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan
5. Empati, gaya dan sikap terhadap peserta
6. Penggunaan bahasa dan volume suara
7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta
8. Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 71
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
9. Memberikan kesempatan tanya jawab
10. Kemampuan
menyajikan
11. Kerapihan
berpakaian
12. Kerjasama antar Tim
pelatih

C. Evaluasi Terhadap Penyelenggara Pelatihan

Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap


pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi adalah
pelaksanaan administrasi dan akademis, yang
meliputi:
a. Tujuan pelatihan
b. Relevansi program pelatihan dengan tugas
c. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas
peserta di tempat kerja
d. Manfaat pelatihan bagi peserta/instansi
e. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan
f. Pelayanan 72ecretariat terhadap peserta
g. Pelayanan akomodasi
h. Pelayanan konsumsi
i. Pelayanan perpustakaan
j. Pelayanan komunikasi dan informasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 72
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
BAB X
SERTIFIKAT PELATIHAN

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap


peserta yang telah mengikuti pelatihan selama 598 Jpl
efektif dengan angka kredit 6 (enam), akan diberikan
sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan RI, dan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang dan oleh panitia penyelenggara, dengan
ketentuan:
 Kehadiran 100 %
 Nilai hasil post test minimal 80
 Nilai hasil uji keterampilan minimal 80
 Nilai akhir adalah:
hasil postest + uji keterampilan
2

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 73
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Lampiran. 1

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 74
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Dasar 3
Berpikir Kritis

PANDUAN STUDI KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti studi kasus ini peserta mampu
berfikir kritis dalam asuhan keperawatan sesuai
dengan kasus pasien diruang Intensif.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 8 kelompok
dengan masing-masing peserta 3-4 orang.
2. Pelatih memberikan panduan studi kasus serta
lembar kasus yang telah disediakan kepada
masing-masing kelompok.
3. Pelatih memberikan kesempatan kepada seluruh
kelompok untuk melakukan studi kasus sesuai
dengan panduan dan lembar kasus yang diterima,
meliputi cara berpikir ritis dalam keperawatan
selama 15 menit.
4. Pelatih memberikan kesempatan untuk satu atau
dua kelompok untuk mempresentasikan hasil studi
kasus yang sudah dikerjakan.
5. Pelatih memberikan kesempatan pada kelompok
lain untuk menanggapi dan memberi masukan
terhadap hasil presentasi kelompok
6. Pelatih memberi klarifikasi dan masukan terhadap
hasil presentasi kelompok.

Waktu: 1 Jpl x 45 Menit = 45 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 75
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Dasar 3
Berpikir Kritis

LEMBAR KASUS

Kasus 1

Ny. A, 47 Tahun dengan diagnosa medis Aspirasi


Pneumonia, RR 32 x/mnt, Keringat dingin, TD 90/60
mmHg, Pola Nafas Spontan kanul. Dinding dada
tampak retraksi otot-otot intercostal. Sebagai perawat
ICU yang berpikir kritis, lakukan analisa saudara
terkait kondisi Pasien tersebut, serta rencana asuhan
keperawatan yang harus dilakukan.

Kasus 2

Tn. R, 68 Tahun masuk ICU sudah terintubasi, TD


80/40 mmHg, suhu Febris 39°C, chest x-ray terlihat
gambaran paru bilateral bercak putih, Pasien
terdiagnosa ARDS. Sebagai perawat ICU yang
berpikir kritis, tindakan keperawatan apa yang harus
dilakukan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 76
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti. 1
Perawatan Dasar Pada Pasien di Area Intensif

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi, peserta mampu
melakukan perawatan dasar Pasien di area intensif.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
yang terdiri dari 5 peserta dalam 1 kelompok.
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih bersama instruktur menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk kegiatan simulasi skill station.
4. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk melakukan simulasi @ 250
menit (+ 5 Jpl)/ orang, meliputi:
a. Personal hygiene
 Pasien terpasang multi assist device
 Pasen dengan MRSA
b. Ambulasi
 Pengkajian ambulasi
 Pasien terpasang multi assist device
 Range of Motion
c. Perawatan tubing
 Perawatan kateter nasogastrik
 Perawatan ETT/ TT
 Perawatan vena sentral/ swanganz
 Perawatan kateter urin

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 77
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
5. Pelatih bersama Instruktur melakukan penilaian
terhadap simulasi yang dilakukan oleh peserta
didalam kelompoknya masing-masing dengan
menggunakan cek list yang sudah disiapkan.
6. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta yang
dinilai kurang kompeten untuk mengulang simulasi
sesuai dengan waktu yang masih tersedia
7. Pelatih memberikan klarifikasi dan merangkum
hasil seluruh proses simulasi yang telah dilakukan
peserta.

Waktu: 30 jpl x 45 menit = 1350 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 78
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti. 1
Perawatan Dasar Pada Pasien di Area Intensif

CEK LIST PERSONAL HYGIENE


Penilaian
Keterampilan Kerja () (X)
I II

PERSIAPAN KELENGKAPAN ALAT


 2 Buah Baskom Mandi Bersisi Air Hangat
 1 Buah Pakaian Pengganti
 1 Buah Alat Sprei
 1 Buah Perlak
 1 Buah Stik Laken
 1 Buah Sarung Bantal
 1 Buah Selimut
 1 Buah Handuk
 2 Buah Washlap
 1 Buah Tempat Pakaian Kotor
 1 Buah Sabun
 1 Buah Pampers
 Underpad (sesuai kebutuhan)
 Minyak
 1 pasang Sarung tangan

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Siapkan Peralatan
4. Perhatikan Privacy pasien (pasang sampiran/
gordyn)
5. Atur posisi pasien
6. Lepaskan pakaian pasien dan letakkan dalam
tempat pakaian kotor
7. Letakkan handuk disamping kepala pasien

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 79
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
8. Basuh wajah pasien dan usap mata dengan
menggunakan ujung washlap dari dalam keluar
9. Membersihkan ekstremitas atas:
 Buka lengan pasien yang terjauh (terjauh dari
anda).
 Letakkan handuk mandi di bawah lengan.
 Basuh dari ujung jari kearah axial dengan
menggunakan sabun.
 Bilas dengan air bersih.
 Lalu keringkan dengan handuk.
 Kemudian lakukan pada lengan sebaliknya
10. Membersihkan dada dan perut:
 Letakkan handuk mandi pada bagian dada
dan perut pasien. Lalu bersihkan dada pasien
dengan sabun dan dibersihkan dengan air
bersih.
 Kemudian lanjutkan dengan bagian perut
pasien. Setelah itu keringkan dengan handuk
 Tutupi dada dan perut dengan menggunakan
handuk mandi
11. Membersihkan ekstremitas bawah:
 Tekuk kaki pasien (ekstremitas terjauh)
 Letakkan handuk dibawah kaki
 Bersihkan kaki pasien mulai dari ujung jari
sampai dengan pangkal paha dengan
menggunakan sabun
 Bersihkan dengan menggunakan air bersih
 Keringkan dengan handuk
 Lakukan pada ekstremitas yang lainnya
12. Membersihkan genital:
 Letakkan handuk pada bokong pasien
 Bersihkan daerah genital, jika pasien sadar
minta pasien untuk membersihkan sendiri
 Keringkan dengan handuk bersih
13. Membersihkan punggung:
 Miringkan pasien kearah perawat (perhatikan
agar ETT atau selang ventilator tidak tertekuk
atau terlepas/disconnect)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 80
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
 Bersihkan punggung pasien dengan
menggunakan sabun.
 Lalu bilas dengan air bersih
 Keringkan dengan menggunakan handuk
bersih
14. Lakukan massage pada punggung dan anggota
tubuh pasien dengan menggunakan minyak atau
lotion.
15. Ganti alat sprei pasien:
 Dengan posisi miring dan tetap
memperhatikan kepatenan jalan nafas
 Gulung sprei, perlak, stik laken dan underpad
kearah pasien
 Lap kasur pasien
 Pasang sprei, perlak, stik laken dan underpad
 Miringkan pasien kearah yang berlawanan
 Angkat sprei, perlak, stik laken kotor dan
masukkan kedalam tempat pakaian kotor
 Tarik sprei, perlak dan stik laken yang baru
dipasang dan rapikan
 Pastikan sprei telah terpasang dengan rapi
 Kembalikan pasien ke posisi semula dan tetap
memperhatikan kepatenan jalan nafas atau
ventilator
16. Pakaikan pakaian bersih pada pasien
17. Pastikan semua alat-alat yang terlepas atau
dilepas telah terpasang kembali
18. Rapikan pakaian dan alat tenun kotor
19. Buka gordyn/sampiran
20. Cuci tangan
21. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien

Keterangan:
 (v): Jika Memenuhi
 (x): Jika Tidak memenuhi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 81
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 2
Bantuan Hidup Lanjut (BHL

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu
melakukan Bantuan Hidup Lanjut (BHL).

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
yang terdiri dari 5 peserta dalam 1 kelompok.
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
insttruktur (1:5)
3. Pelatih Bersama instruktur menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk kegiatan simulasi skill station.
4. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk melakukan simulasi @ 120
menit (+ 2,5 Jpl)/ orang, meliputi:
a. Persiapan Alat
 Oropharingeal airway (OPA) / Nasoparingeal
airway (NPA)
 Resusitation bag dan sungkup muka
 Endotracheal tube (ET) dengan
laringoscopy, laryngeal mask air way, atau
supraglotik airway device lainnya.
 Defibrilator
 Monitor
 Medika mentosa
b. Algoritme BHL
 Cek kesadaran
 Panggil bantuan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 82
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
 Posisikan pasien di lingkungan yang aman
 Resusitasi jantung paru
5. Pelatih bersama Instruktur melakukan penilaian
terhadap simulasi yang dilakukan oleh peserta
didalam kelompoknya masing-masing dengan
menggunakan cek list yang sudah disiapkan.
6. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta yang
dinilai kurang kompeten untuk mengulang simulasi
sesuai dengan waktu yang masih tersedia.
7. Pelatih memberikan klarifikasi dan merangkum
hasil seluruh proses simulasi yang telah dilakukan
peserta.

Waktu: 16 Jpl x 45 menit = 720 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 83
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 3
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

SKENARIO BERMAIN PERAN

Tujuan:
Setelah bermain peran ini peserta mampu melakukan
KIE yang efektif terhadap pasien dan keluarga pasien.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
yang terdiri dari 5 peserta dalam 1 kelompok.
2. Pelatih memberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk membagi anggotanya berperan
sesuai dengan skenario yang akan dimainkan,
meliputi:
 1 orang menjadi pasien
 1 orang menjadi perawat intensif
 3 orang menjadi keluarga pasien
3. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk memainkan peran tentang cara
melakukan komunikasi efektif dan memberikan
informasi kepada pasien dan keluarga sesuai
dengan teori yang telah didapatkan @ 30 menit/
orang.
4. Pelatih dibantu Instruktur melakukan penilaian
terhadap bermain peran yang dilakukan oleh
peserta didalam kelompoknya masing-masing.
5. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta yang
dinilai kurang kompeten untuk mengulang kegiatan
bermain peran yang dilakukan sesuai dengan
waktu yang masih tersedia.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 84
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
6. Pelatih memberikan klarifikasi dan merangkum
hasil seluruh proses kegiatan bermain peran yang
telah dilakukan peserta.

Waktu: 4 Jpl x 45 menit = 180 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 85
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 4:
Rencana Asuhan Keperawatan Intensif

PANDUAN LATIHAN KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan kasus ini peserta mampu
membuat rencana asuhan keperawatan intensif.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
yang terdiri dari 5 peserta dalam 1 kelompok.
2. Pelatih membagikan panduan latihan dan lembar
kasus serta peralatan yang dibutuhkan untuk
kegiatan latihan (icu flow sheet dan form
pengkajian) yang telah disiapkan kepada masing-
masing kelompok.
3. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
melakukan latihan membuat rencana asuhan
keperawatan intensif sesuai dengan lembar kasus
yang telah dibagikan @ 20 menit/ kelompok, mulai
dari:
a. Melakukan pengkajian keperawatan di intensif
b. Membuat diagnosa keperawatan di intensif
c. Membuat rencana tindakan keperawatan
d. Membuat evaluasi
e. Membuat dokumentasi keperawatan intensif
4. Pelatih memberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil latihan
kasus tiap kelompok @ 10 menit/kelompok.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 86
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
5. Kelompok lain diminta untuk memperhatikan dan
memberi masukan terkait hasil latihan kasus
kelompok yang sedang presentasi.
6. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan
kepada setiap kelompok.

Waktu: 4 JPL x 45 Menit = 180 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 87
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 5
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Area
Intensif

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu
melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi di
area intensif.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang dan 1
instruktur setiap kelompok.
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih dan instruktur membagikan panduan, dan
form surveillance kepada setiap peserta dalam
kelompok.
4. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk melakukan simulasi @ 30
menit/ orang, meliputi:
a. Pencegahan infeksi di area infeksi
 Engineering control
 Administrative control
 Penerapan kewaspadaan isolasi
 Surveillance
b. Upaya menurunkan angka infeksi pada
prosedur aseptic
 Bundle HAP
 Bundle VAP
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 88
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
 Bundle IAD
 Bundle IDO
 Bundle ISK
 Decubitus
c. Pengendalian infeksi di area intensif
 Kebersihan lingkungan
 Pengendalian anti microbial
5. Pelatih dan instruktur melakukan evaluasi/
penilaian terhadap kegiatan simulasi setiap
peserta dalam kelompok dengan menggunakan
checklist.
6. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada setiap peserta dalam kelompok untuk
mengulang simulasi bagi peserta yang dinilai
kurang kopeten sesuai dengan waktu yang masih
tersedia.
7. Pelatih memberikan klarifikasi dan merangkum
hasil seluruh proses simulasi yang telah dilakukan
peserta.

Waktu: 4 Jpl x 45 menit = 180 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 89
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 6
Tatalaksana Pasien dengan Gangguan Sistem
Respirasi
Pokok Bahasan (PB): PB 1 sd 8

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu
melakukan tatalaksana pasien dengan gangguan
sistem respirasi.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang dan 1
instruktur setiap kelompok.
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan
simulasi kepada setiap peserta didalam masing-
masing kelompok.
4. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk melakukan simulasi @ 100
menit (+ 2 Jpl)/ orang, meliputi:
a. Pengkajian
 Pemeriksaan fisik sistem respirasi
b. Pengelolaan jalan naafas
 Airway management
 Humidifikasi
 Suctioning
 Fisioterapi dada
c. Tatalaksana oksigen terapi
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 90
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
d. Tatalaksana gagal nafas
e. Tatalaksana ARDS
f. Tatalaksana trauma dada (WSD)
g. Operasionalissasi ventilasi mekanik
h. Penyapihan ventilasi mekanik
5. Pelatih dan instruktur melakukan evaluasi/
penilaian terhadap kegiatan simulasi setiap
peserta dalam kelompok dengan menggunakan
checklist.
6. Pelatih dan Instruktur memberikan kesempatan
kepada setiap peserta dalam kelompok untuk
mengulang simulasi bagi peserta yang dinilai
kurang kopeten sesuai dengan waktu yang masih
tersedia.
7. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses simulasi yang telah dilakukan
peserta.

Waktu: 54 JPL x 45 Menit = 2.430 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 91
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 6
Tatalaksana Pasien dengan Gangguan Sistem
Respirasi
Pokok Bahasan (PB): PB 3 sd 6

PANDUAN STUDI KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti studi kasus ini peserta mampu
melakukan tatalaksana pasien dengan gangguan sistem
respirasi.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok @ 5
(lima) orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi
oleh 1 (satu) orang instruktur.
2. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan studi
kasus dan lembar kasus yang telah disediakan kepada
setiap kelompok.
3. Pelatih memberi kesempatan kepada setiap kelompok
untuk melakukan studi kasus selama 500 menit (+ 11
Jpl) sesuai dengan kasus yang diterima.
4. Pelatih memberi kesempatan kepada setiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil studi kasus yang
dilakukan oleh setiap kelompok
5. Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok lain
untuk mengamati dan memberi masukan hasil
presentasi kelompok
6. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan seluruh
hasil presentasi proses studi kasus yang telah
dilakukan peserta.

Waktu: 54 Jpl x 45 menit = 2.430 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 92
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 7
Monitoring Hemodinamik Invasif dan Non Invasif

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu
melakukan monitoring hemodinamik invasif dan non
invasif.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima)
kelompok @ 5 orang/ kelompok. Setiap kelompok
didampingi oleh 1 (satu) orang instruktur.
2. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan
simulasi kepada setiap peserta didalam masing-
masing kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk melakukan simulasi @ 70
menit/ orang, meliputi:
a. Monitoring hemodinamik non invasif dan invasif
 Metode non invasif dan invasif
 Monitoring hemodinamik non invasif
 Persiapan alat
 Pemasangan alat
 Pemantauan dan interpretasi hasil
 Monitoring hemodinamik invasif
 Persiapan alat
 Leveling
 Zeroing
 Pemantauan
b. Trouble shooting

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 93
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Analisa parameter hemodinamik
8. Pelatih dan Instruktur melakukan evaluasi/
penilaian terhadap kegiatan simulasi setiap
peserta dalam kelompok dengan menggunakan
checklist.
9. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada setiap peserta dalam kelompok untuk
mengulang simulasi bagi peserta yang dinilai
kurang kopeten sesuai dengan waktu yang masih
tersedia.
10. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses simulasi yang telah dilakukan
peserta.

Waktu: 8 Jpl x 45 menit = 360 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 94
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 8
Asuhan Keperawatan Gangguan Keseimbangan
Asam Basa

PANDUAN LATIHAN KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan kasus ini peserta mampu
melakukan asuhan keperawatan gangguan
keseimbangan asam basa

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang.
2. Pelatih membagikan panduan latihan dan lembar
kasus serta form pengkajian kepada masing-
masing kelompok.
3. Pelatih memberikan kesempatan kepada seluruh
kelompok untuk melakukan latihan @ 60 menit
sesuai dengan lembar kasus yang dibagikan,
meliputi:
a. Interpretasi analisa gas darah
 Asidosis
 Alkalosis
b. Asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan asam basa
 Pengkajian
 Diagnosa
 Rencana intervensi
 Implementasi
 Evaluasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 95
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
4. Pelatih memberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil latihan
kasus @ 30 menit/ kelompok
5. Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok
lain utk menanggapi dan memberi masukan.
6. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan
terhadap hasil presentasi kelompok sesuai dengan
waktu yang masih tersisa.

Waktu: 8 JPL x 45 Menit = 360 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 96
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 9
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Cairan
Dan Elektrolit

PANDUAN LATIHAN KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan kasus ini peserta mampu
melakukan asuhan keperawatan dengan gangguan
cairan dan elektrolit

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang dan 1
instruktur setiap kelompok.
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih Bersama instruktur menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk latihan kasus
4. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan
latihan serta lembar kasus kepada setiap
kelompok.
5. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
melakukan latihan sesuai dengan lembar kasus
yang dibagikan @ 60 menit/ kelompok, meliputi:
a. Pemberian cairan dan elektrolit
a. Pemberian cairan
 Metode pemberian cairan
 Terapi cairan
b. Pemberian elektrolit
 Metode pemberian elektrolit
 Koreksi elektrolit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 97
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
cairan dan elektrolit
c. Pengkajian
d. Diagnosa
e. Rencana intervensi
f. Implementasi
g. Evaluasi
11. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil
latihan @ 30 menit/ kelompok
12. Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi dan memberi masukan
terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang
presentasi.
13. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses latihan kasus yang telah dilakukan
peserta sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu: 8 Jpl x 45 menit = 360 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 98
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 10
Asuhan Keperawatan Nutrisi Pasien Kritis

PANDUAN LATIHAN KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan kasus ini peserta mampu
melakukan asuhan keperawatan nutrisi pasien kritis.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang dan 1
instruktur setiap kelompok.
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih Bersama instruktur menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk latihan kasus
4. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan
latihan serta lembar kasus kepada setiap
kelompok.
5. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
melakukan latihan kasus @ 60 menit/ kelompok,
meliputi:
a. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
 Metode pemberian nutrisi enternal
 Metode pemberian nutrisi parenteral
b. Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
nutrisi
 Pengkajian
 Diagnosa
 Rencana intervensi
 Implementasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 99
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
 Evaluasi
6. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil
latihan berdasarkan kasus yang diberikan @ 20
menit/ kelompok
7. Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi dan memberi masukan
terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang
presentasi.
8. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses latihan kasus yang telah dilakukan
peserta sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu: 4 Jpl x 45 menit = 180 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 100
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 11
Asuhan Keperawatan Nyeri pada Pasien Kritis

PANDUAN LATIHAN KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan kasus ini peserta mampu
melakukan asuhan keperawatan nyeri pada pasien
kritis.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang dan 1
instruktur setiap kelompok.
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih Bersama instruktur menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk latihan kasus
4. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan
latihan serta lembar kasus kepada setiap
kelompok.
5. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
melakukan latihan kasus @ 100 menit/ kelompok,
meliputi:
a. Metode penilaian nyeri pada pasien kritis
b. Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
nutrisi
 Pengkajian
 Diagnosa
 Rencana intervensi
 Implementasi
 Evaluasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 101
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
6. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil
latihan berdasarkan kasus yang diberikan @ 45
menit/ kelompok
7. Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi dan memberi masukan
terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang
presentasi.
8. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses latihan kasus yang telah dilakukan
peserta sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu: 8 Jpl x 45 menit = 360 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 102
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 12
Asuhan Keperawatan Nyeri Pasien dengan Sepsis

PANDUAN LATIHAN KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan kasus ini peserta mampu
melakukan asuhan keperawatan pasien dengan
sepsis.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang dan 1
instruktur setiap kelompok.
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih Bersama instruktur menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk latihan kasus
4. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan
latihan serta lembar kasus kepada setiap
kelompok.
5. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
melakukan latihan kasus @ 25 menit/ kelompok,
meliputi:
h. Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
nutrisi
 Pengkajian
 Diagnosa
 Rencana intervensi
 Implementasi
 Evaluasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 103
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
6. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil
latihan berdasarkan kasus yang diberikan @ 10
menit/ kelompok
7. Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi dan memberi masukan
terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang
presentasi.
8. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses latihan kasus yang telah dilakukan
peserta sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu: 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 104
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 13
Interpretasi Pemeriksaan Penunjang di Ruang
Intensif

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu
melakukan interpretasi pemeriksaan penunjang di
ruang intensif

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang dan 1
instruktur setiap kelompok.
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih dan instruktur menyiapkan alat untuk
kebutuhan kegiatan simulasi
4. Pelatih dan Instruktur membagikan lembar kasus
dan panduan simulasi kepada setiap peserta
didalam masing-masing kelompok.
5. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk melakukan simulasi @ 200
menit/ orang, meliputi:
a. Pemeriksaan penunjang di ruang intensif
 Perekaman EKG
 Pengambilan sampel
 AGD
 Mixed-vein
 Kultur: sputum, darah
 Fasilitasi pemeriksaan rontgen

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 105
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Interpretasi hasil pemeriksaan penunjang di
ruang intensif
 Pembacaan hasil
 Pelaporan hasil
6. Pelatih dan Instruktur melakukan evaluasi/
penilaian terhadap kegiatan simulasi setiap
peserta dalam kelompok dengan menggunakan
checklist.
7. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada setiap peserta dalam kelompok untuk
mengulang simulasi bagi peserta yang dinilai
kurang kopeten sesuai dengan waktu yang masih
tersedia.
8. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses simulasi yang telah dilakukan
peserta.

Waktu: 28 Jpl x 45 menit = 1260 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 106
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 14
Pengelolaan Pasien dengan Kegawatan Jantung

PANDUAN LATIHAN KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan kasus ini peserta mampu
melakukan pengelolaan pasien dengan kegawatan
jantung

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih Bersama instruktur menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk latihan kasus
4. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan
latihan serta lembar kasus kepada setiap
kelompok.
5. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
melakukan latihan kasus @ 70 menit/ kelompok,
meliputi:
a. Identifikasi pasien dengan kegawatan jantung
b. Asuhan keperawatan pasien dengan
kegawatan jantung
 Pengkajian
 Diagnosa
 Rencana intervensi
 Implementasi
 Evaluasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 107
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
6. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil
latihan berdasarkan kasus yang diberikan @ 30
menit/ kelompok
7. Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi dan memberi masukan
terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang
presentasi.
8. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses latihan kasus yang telah dilakukan
peserta sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu: 6 Jpl x 45 menit = 270 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 108
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 15
Pengelolaan Obat-Obatan Pasien Kritis

PANDUAN LATIHAN KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan kasus ini peserta mampu
melakukan pengelolaan obat-obatan pasien kritis

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih Bersama instruktur menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk latihan kasus
4. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan
latihan serta lembar kasus kepada setiap
kelompok.
5. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
melakukan latihan kasus @ 100 menit/ kelompok,
meliputi:
a. Penghitungan dosis obat-obatan titrasi
b. Pemberian obat-obatan titrasi
c. Pemantauan terapi titrasi
d. Dokumentasi terapi
6. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil
latihan berdasarkan kasus yang diberikan @ 60
menit/ kelompok
7. Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi dan memberi masukan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 109
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang
presentasi.
8. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses latihan kasus yang telah dilakukan
peserta sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu: 10 Jpl x 45 menit = 450 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 110
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 16
Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Syaraf di Ruang Intensif

PANDUAN LATIHAN KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan kasus ini peserta mampu
melakukan asuhan keperawatan dengan gangguan
sistem syaraf di ruang intensif.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan
latihan serta lembar kasus kepada setiap
kelompok.
4. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
melakukan latihan kasus @ 100 menit/ kelompok,
meliputi:
a. Identifikasi pasien dengan gangguan sistem
syaraf
b. Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
system syaraf
 Pengkajian
 Diagnosa
 Rencana intervensi
 Implementasi
 Evaluasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 111
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
5. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil
latihan berdasarkan kasus yang diberikan @ 25
menit/ kelompok
6. Pelatih memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi dan memberi masukan
terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang
presentasi.
7. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses latihan kasus yang telah dilakukan
peserta sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu: 6 Jpl x 45 menit = 270 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 112
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 17
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Pasca Bedah

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu
melakukan asuhan keperawatan pasien dengan
pasca bedah

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih dan instruktur menyiapkan alat untuk
kebutuhan kegiatan simulasi
4. Pelatih dan Instruktur membagikan lembar kasus
dan panduan simulasi kepada setiap peserta
didalam masing-masing kelompok.
5. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk melakukan simulasi @ 60
menit/ orang, meliputi:
a. Identifikasi pasien pasca bedah masuk ICU
b. Asuhan keperawatan pasien pasca bedah
 Pengkajian
 Diagnosa
 Rencana intervensi
 Implementasi
 Perdarahan
 Perawatan luka
 Komplikasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 113
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
 Evaluasi
6. Pelatih dan Instruktur melakukan evaluasi/
penilaian terhadap kegiatan simulasi setiap
peserta dalam kelompok dengan menggunakan
checklist.
7. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada setiap peserta dalam kelompok untuk
mengulang simulasi bagi peserta yang dinilai
kurang kopeten sesuai dengan waktu yang masih
tersedia.
8. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses simulasi yang telah dilakukan
peserta.

Waktu: 9 Jpl x 45 menit = 405 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 114
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 18
Transportasi Pasien Kritis

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu
melakukan transportasi pasien kritis

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
dengan masing-masing peserta 5 orang
2. Setiap kelompok diinstrukturin oleh 1 orang
instruktur (1:5)
3. Pelatih dan instruktur menyiapkan alat untuk
kebutuhan kegiatan simulasi
4. Pelatih dan Instruktur membagikan lembar kasus
dan panduan simulasi kepada setiap peserta
didalam masing-masing kelompok.
5. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk melakukan simulasi
transportasi pasien kritis @ 60 menit/ orang
6. Pelatih dan Instruktur melakukan evaluasi/
penilaian terhadap kegiatan simulasi setiap
peserta dalam kelompok dengan menggunakan
checklist.
7. Pelatih dan instruktur memberikan kesempatan
kepada setiap peserta dalam kelompok untuk
mengulang simulasi bagi peserta yang dinilai
kurang kopeten sesuai dengan waktu yang masih
tersedia.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 115
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
8. Pelatih memberikan klarifikasi dan masukan hasil
seluruh proses simulasi yang telah dilakukan
peserta.

Waktu: 8 Jpl x 45 menit = 360 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 116
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Inti 19
Pengelolaan Dying Care

SKENARIO BERMAIN PERAN

Tujuan:
Setelah bermain peran ini peserta mampu melakukan
pengelolaan dying care.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok
yang terdiri dari 5 peserta dalam 1 kelompok.
2. Pelatih memberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk membagi anggotanya berperan
sesuai dengan skenario yang akan dimainkan,
meliputi:
 1 orang menjadi pasien
 1 orang menjadi perawat intensif
 3 orang menjadi keluarga pasien
3. Setiap peserta dalam kelompok diberikan
kesempatan untuk memainkan peran tentang cara
melakukan komunikasi efektif dan memberikan
informasi kepada pasien dan keluarga sesuai
dengan teori yang telah didapatkan @ 30 menit/
orang.
4. Pelatih dibantu Instruktur melakukan penilaian
terhadap bermain peran yang dilakukan oleh
peserta didalam kelompoknya masing-masing.
5. Pelatih memberi kesempatan kepada peserta yang
dinilai kurang kompeten untuk mengulang kegiatan
bermain peran yang dilakukan sesuai dengan
waktu yang masih tersedia.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 117
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
6. Pelatih memberikan klarifikasi dan merangkum
hasil seluruh proses kegiatan bermain peran yang
telah dilakukan peserta.

Waktu: 4 Jpl x 45 menit = 180 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 118
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Materi Penunjang 2
Rencana Tindak Lanjut (RTL)

PETUNJUK LATIHAN

Tujuan:
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu
menyusun RTL setelah mengikuti pelatihan.

Petunjuk:
1. Setiap peserta mendapatkan form RTL.
2. Setiap peserta menyusun rencana kegiatan yang
akan dilakukannya setelah mengikuti Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif di Rumah Sakit di
setiap unit kerjanya masing-masing.
3. Beberapa peserta menyajikan RTL-nya dan
mendapatkan tanggapan atau masukan dari
peserta.

Waktu: 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 119
Standard Kurikulum Pelatihan Pelayanan
Keperawatan Intensif di Rumah Sakit
Form RTL

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Tempat Dana PJ


1.
2.
3.
dst

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 120
Lampiran ….

JADWAL PELATIHAN PELAYANAN


KEPERAWATAN INTENSIF dI RUMAH
SAKIT

WAKTU MATERI JPL PELATIH

Hari ke-1
T P
Hari/ Tanggal
07.00-08.00 Registrasi
08.00-08.30 Pretest
08.30-09.00 Pembukaan
09.00-09.15 Istirahat
Membangun
Komitmen Belajar
09.15-11.30 3
(Building Learning
Commitment/ BLC)
Kebijakan Standar
11.30-13.00 2
Pelayanan Intensif
13.00-14.00 ISHOMA
Aspek Etik Legal
14.00-15.30 2
Keperawatan Intensif
15.30-17.00 Berfikir Kritis 1 1
Hari ke-2
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Perawatan Dasar
07.30-10.30 Pada Pasien di Area 4
Intensif
10.30-10.45 Istirahat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 121
Perawatan Dasar
10.45-12.15 Pada Pasien di Area 2
Intensif (lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Perawatan Dasar
13.15-16.15 Pada Pasien di Area 4
Intensif (lanjutan)
16.15-16.30 Istirahat
Perawatan Dasar
16.30-18.45 Pada Pasien di Area 3
Intensif (lanjutan)
Hari ke-3
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Perawatan Dasar
07.30-09.45 Pada Pasien di Area 3
Intensif (lanjutan)
09.45-10.00 Istirahat
Perawatan Dasar
10.00-12.15 Pada Pasien di Area 3
Intensif (lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Perawatan Dasar
13.15-15.30 Pada Pasien di Area 3
Intensif (lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat
Perawatan Dasar
15.45-18.00 Pada Pasien di Area 3
Intensif (lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 122
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Hari ke-4
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Perawatan Dasar Pada
07.30-09.45 Pasien di Area intensif 3
(lanjutan)
09.45-10.00 Istirahat
Perawatan Dasar Pada
10.00-12.15 Pasien di Area Intensif 3
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Perawatan Dasar Pada
13.15-15.30 Pasien di Area Intensif 3
(lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat
Bantuan Hidup lanjut
15.45-18.45 4
(BHL)
Hari ke-5
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Bantuan Hidup lanjut
07.30-10.30 4
(BHL) (lanjutan)
10.30-10.15 Istirahat
Bantuan Hidup lanjut
10.15-12.30 3
(BHL) (lanjutan)
12.30-13.30 ISHOMA
Bantuan Hidup lanjut
13.30-15.45 (BHL) (lanjutan) 3

15.45-16.00 Istirahat
Bantuan Hidup lanjut
16.00-18.00 (BHL) (lanjutan) 3

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 123
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Hari ke-6
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Bantuan Hidup lanjut
07.30-10.30 (BHL) (lanjutan) 4

10.30-10.15 Istirahat
Bantuan Hidup lanjut
10.15-12.30 (BHL) (lanjutan) 3

12.30-13.30 ISHOMA
Komunikasi, Informasi
13.30-15.00 2
dan Edukasi (KIE)
15.00-15.15 Istirahat
Komunikasi, Informasi
15.15-18.15 dan Edukasi (KIE) 4
(lanjutan)
Hari ke-7
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Rencana Asuhan
07.30-09.00 2
Keperawatan
09.00-09.15 Istirahat
Rencana Asuhan
09.15-12.15 4
Keperawatan (lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Pencegahan dan
13.15-15.30 pengendalian infeksi di 3
area intensif
15.30-15.45 Istirahat
Pencegahan dan
15.45-18.45 pengendalian infeksi di 4
area intensif (lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 124
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Hari ke-8
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
07.30-09.45 Dengan Gangguan 3
Sistem Respirasi
09.45-10.00 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.00-12.15 3
sistem respirasi
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-15.30 3
sistem respirasi
(lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
15.45-18.45 4
sistem respirasi
(lanjutan)
Hari ke-9
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
07.30-10.30 4
sistem respirasi
(lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.45-12.15 2
sistem respirasi
(lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 125
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-15.30 3
sistem respirasi
(lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
15.45-18.45 4
sistem respirasi
(lanjutan)
Hari ke-10
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
07.30-10.30 4
sistem respirasi
(lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.45-12.15 2
sistem respirasi
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-15.30 3
sistem respirasi
(lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
15.45-18.45 4
sistem respirasi
(lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 126
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit

Hari ke-11
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
07.30-10.30 4
sistem respirasi
(lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.45-12.15 2
system respirasi
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-15.30 3
sistem respirasi
(lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
15.45-18.45 4
sistem respirasi
(lanjutan)
Hari ke-12
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
07.30-10.30 4
sistem respirasi
(lanjutan)

10.30-10.45 Istirahat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 127
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.45-12.15 2
sistem respirasi
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-15.30 3
sistem respirasi
(lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
15.45-18.45 4
sistem respirasi
(lanjutan)
Hari ke-13
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
07.30-10.30 4
sistem respirasi
(lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.45-12.15 2
sistem respirasi
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-15.30 3
sistem respirasi
(lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 128
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
15.45-18.45 4
sistem respirasi
(lanjutan)
Hari ke-14
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
07.30-10.30 4
sistem respirasi
(lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.45-12.15 2
sistem respirasi
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-15.30 3
sistem respirasi
(lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
15.45-18.45 4
sistem respirasi
(lanjutan)
Hari ke-15
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
07.30-10.30 4
sistem respirasi
(lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 129
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
10.30-10.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.45-12.15 2
sistem respirasi
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-15.30 3
sistem respirasi
(lanjutan)
15.30-15.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
15.45-18.45 4
sistem respirasi
(lanjutan)
Hari ke-16
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
07.30-10.30 4
sistem respirasi
(lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.45-12.15 2
sistem respirasi
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-15.30 3
sistem respirasi
(lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 130
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
15.30-15.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
15.45-18.45 4
sistem respirasi
(lanjutan)
Hari ke-17
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
07.30-10.30 4
sistem respirasi
(lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
10.45-12.15 2
sistem respirasi
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Tatalaksana Pasien
dengan gangguan
13.15-14.45 2
sistem respirasi
(lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat
Monitoring
15.00-18.00 Hemodinamik Invasif 4
dan Non Infasif
Hari ke-18
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Monitoring
Hemodinamik Invasif
07.30-10.30 4
dan Non Infasif
(lanjutan)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 131
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
10.30-10.45 Istirahat
Monitoring
Hemodinamik Invasif
10.45-12.15 2
dan Non Infasif
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Monitoring
Hemodinamik Invasif
13.15-14.45 2
dan Non Infasif
(lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat
Asuhan Keperawatan
Gangguan
15.00-17.15 3
Keseimbangan Asam
Basa
Hari ke-19
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Asuhan Keperawatan
Gangguan
07.30-10.30 4
Keseimbangan Asam
Basa (lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
Asuhan Keperawatan
Gangguan
10.45-12.15 2
Keseimbangan Asam
Basa (lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Asuhan Keperawatan
Gangguan
13.15-14.45 2
Keseimbangan Asam
Basa (lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 132
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Asuhan Keperawatan
15.00-18.00 Dengan Gangguan 4
Cairan Dan Elektrolit
Hari ke-20
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan
07.30-10.30 4
Cairan Dan Elektrolit
(lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan
10.45-12.15 2
Cairan Dan Elektrolit
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan
13.15-14.45 2
Cairan Dan Elektrolit
(lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat
Asuhan Keperawatan
15.00-16.30 2
Nutrisi Pasien Kritis
Asuhan Keperawatan
16.30-18.00 Nutrisi Pasien Kritis 2
(lanjutan)
Hari ke-21
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Asuhan Keperawatan
07.30-09.00 Nutrisi Pasien Kritis 2
(lanjutan)
09.00-09.15 Istirahat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 133
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Asuhan Keperawatan
09.15-12.15 Nyeri Pada Pasien 4
Kritis
12.15-13.15 ISHOMA
Asuhan Keperawatan
13.15-14.45 Nyeri Pada Pasien 2
Kritis (lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat
Asuhan Keperawatan
15.00-18.00 Nyeri Pada Pasien 4
Kritis (lanjutan)
Hari ke-22
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Asuhan Keperawatan
07.30-09.00 Nyeri Pada Pasien 2
Kritis (lanjutan)
09.00-09.15 Istirahat
Asuhan Keperawatan
09.15-10.45 2
Pasien Dengan Sepsis
Asuhan Keperawatan
10.45-12.15 Pasien Dengan Sepsis 2
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Interpretasi
Pemeriksaan
13.15-14.45 2
Penunjang Di Ruang
Intensif
14.45-15.00 Istirahat
Interpretasi
Pemeriksaan
15.00-16.30 2
Penunjang Di Ruang
Intensif (Lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 134
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Interpretasi
Pemeriksaan
16.30-18.45 3
Penunjang Di Ruang
Intensif (lanjutan)
Hari ke-23
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Interpretasi
Pemeriksaan
07.30-09.00 2
Penunjang Di Ruang
Intensif (lanjutan)
09.00-09.15 Istirahat
Interpretasi
Pemeriksaan
09.15-12.15 4
Penunjang Di Ruang
Intensif (lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Interpretasi
Pemeriksaan
13.15-14.45 2
Penunjang Di Ruang
Intensif (lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat
Interpretasi
Pemeriksaan
15.00-18.45 5
Penunjang Di Ruang
Intensif (lanjutan)
Hari ke-24
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Interpretasi
Pemeriksaan
07.30-09.00 2
Penunjang Di Ruang
Intensif (lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 135
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
09.00-09.15 Istirahat
Interpretasi
Pemeriksaan
09.15-12.15 4
Penunjang Di Ruang
Intensif (lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Interpretasi
Pemeriksaan
13.15-14.45 2
Penunjang Di Ruang
Intensif (lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat
Interpretasi
Pemeriksaan
15.00-18.00 4
Penunjang Di Ruang
Intensif (lanjutan)
Hari ke-25
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Pengelolaan Pasien
07.30-09.00 Dengan Kegawatan 2
Jantung
09.00-09.15 Istirahat
Pengelolaan Pasien
09.15-10.45 Dengan Kegawatan 2
Jantung (lanjutan)
Pengelolaan Pasien
10.45-12.15 Dengan Kegawatan 2
Jantung (lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Pengelolaan Pasien
13.15-14.45 Dengan Kegawatan 2
Jantung (lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 136
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Pengelolaan Pasien
15.00-16.30 Dengan Kegawatan 2
Jantung (lanjutan)
Pengelolaan Obat-
16.30-18.00 2
Obat Pasien Kritis
Hari ke-26
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Pengelolaan Obat-
07.30-09.00 Obat Pasien Kritis 2
(Lanjutan)
09.00-09.15 Istirahat
Pengelolaan Obat-
09.15-12.15 Obat Pasien Kritis 4
(Lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Pengelolaan Obat-
13.15-14.45 Obat Pasien Kritis 2
(lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat
Pengelolaan Obat-
15.00-18.00 Obat Pasien Kritis 4
(lanjutan)
Hari ke-27
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan
07.30-10.30 4
Sistem Syaraf Di
Ruang Intensif
10.30-10.45 Istirahat
Asuhan Keperawatan
10.45-12.15 2
Dengan Gangguan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 137
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
System Syaraf Di
Ruang Intensif
(lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan
13.15-14.45 System Syaraf Di 2
Ruang Intensif
(lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat
Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan
15.00-16.30 System Syaraf Di 2
Ruang Intensif
(lanjutan)
Asuhan Keperawatan
16.30-18.00 Pasien Dengan Pasca 2
Bedah
Hari ke-28
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Asuhan keperawatan
07.30-09.00 pasien dengan pasca 2
bedah (lanjutan)
09.00-09.15 Istirahat
Asuhan Keperawatan
09.15-12.15 Pasien Dengan Pasca 4
Bedah (lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Asuhan Keperawatan
13.15-14.45 Pasien Dengan Pasca 2
Bedah (lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 138
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Asuhan Keperawatan
15.00-17.15 Pasien Dengan Pasca 3
Bedah (lanjutan)
Hari ke-29
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Transportasi Pasien
07.30-09.45 3
Kritis
09.45-10.00 Istirahat
Transportasi Pasien
10.00-12.15 3
Kritis (lanjutan)
12.15-13.15 ISHOMA
Transportasi Pasien
13.15-14.45 2
Kritis (lanjutan)
14.45-15.00 Istirahat
Transportasi Pasien
15.00-17.15 3
Kritis (lanjutan)
Pengelolaan Dying
17.15-18.45 2
Care
Hari ke-30
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Pengelolaan Dying
07.30-10.30 4
Care (lanjutan)
10.30-10.45 Istirahat
10.45-12.15 Anti Korupsi 2
12.15-13.00 Anti Korupsi (lanjutan) 1
13.00-14.00 ISHOMA

14.00- Persiapan Praktek Lapangan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 139
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Hari ke-31
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 1

Hari ke-32
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 1 (lanjutan)

Hari ke-33
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-12.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 5
14.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6

Hari ke-34
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-35
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-36
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 140
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Hari ke-37
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-38
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-39
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-40
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-41
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-42
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 141
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Hari ke-43
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-44
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-45
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-46
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 6 (lanjutan)

Hari ke-47
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 7

Hari ke-48
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 7 (lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 142
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Hari ke-49
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 9

Hari ke-50
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 10

Hari ke-52
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 11

Hari ke-53
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 13

Hari ke-54
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 13 (lanjutan)

Hari ke-55
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 14

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 143
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Hari ke-56
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 14 (lanjutan)

Hari ke-57
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 15

Hari ke-58
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 15 (lanjutan)

Hari ke-59
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 17

Hari ke-60
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 17 (lanjutan)

Hari ke-61
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 18

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 144
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Hari ke-62
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 18 (lanjutan)

Hari ke-63
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 19

Hari ke-64
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
09.00-16.00 Praktek Lapangan: Materi Inti. 19 (lanjutan)

Hari ke-65
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
Rencana Tindak Lanjut
07.30-09.00 2
(RTL)
Evaluasi
09.00-10.00
penyelenggaraan
10.00-10.15 Istirahat
10.15-11.30 Penutupan
Penyelesaian
11.30-
Administrasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 145
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit

Lampiran. 3

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 146
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
SOAL
PRE dan POST Test

Petunjuk:
1. Jawablah soal-soal di bawah ini pada lembar
jawaban yang telah disediakan.
2. Tuliskan nama Saudara pada lembar jawaban.
3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang
dianggap benar.
4. Pilih jawaban yang menurut Saudara paling tepat
5. Untuk setiap soal hanya ada satu pilihan jawaban.
6. Apabila ada pilihan jawaban yang dianggap belum
tepat, berilah tanda bulatan (○) pada jawaban
yang sudah diberi tanda silang dan silahkan
memilih jawaban lain yang dianggap benar.

MATERI DASAR. 1
KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN INTENSIF

Soal:
1. Pelayanan perawat intensif harus memberikan
pelayanan yang mengacu pada standar:
a. Keperawatan kritikal
b. Tidak berkomitmen pada kode etik
keperawatan
c. Hanya menggunakan intervensi dependen
dalam mengelola pasien
d. Keperwatan nonkritikal

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 147
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
2. Dibawah ini merupakan staff yang bekerja di unit
perawatan intensif adalah …
a. Dokter dan perawat
b. Bidan dan dokter
c. Kelompok dokter, perawat dan tenaga
penunjang
d. Dokter, Ahli gizi dan pekerja sosial

3. Perawat ICU harus memiliki kompetensi dan


memiliki karakteristik sbb, kecuali:
a. Mengelola pasien mengacu pada standar
keperawatan intensif dengan konsisten
b. Menghormati sesame sejawat dan tim lainnya
c. Menerapkan keterampilan komunikasi secara
efektif
d. Berfikir ke belakang

4. Untuk dapat memberikan pelayanan sesuai


dengan kompleksitas pasien di ICU, dibutuhkan
perawat yang memiliki kompetensi dasar
minimal kompetensi klinis ICU. Yang merupakan
kompetensi dasar minimal adalah …
a. Melakukan fisioterapi dada
b. Mengelola pasien yang menggunakan
ventilasi mekanik
c. Melakukan pengelolaan pengukuran tekanan
intra kranial
d. Mempersiapkan pemasangan kateter arteri

5. Yang merupakan prosedur dalam pelayanan di


ICU adalah …
a. Intensive Care
b. Critical Care

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 148
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Noncritical Care
d. Intensive care Unit

6. Dalam penilaian obyektif untuk menentukan


prioritas pasien sakit kritis, tidak stabil yang
memerlukan terapi bantuan ventilasi, infus obat-
obat vasoaktif kontinyu. Dalam kriteria penilaian
berikut adalah penentuan prioritas penilaian
kriteria?
a. Pasien prioritas 1
b. Pasien prioritas 2
c. Pasien prioritas 3
d. Pengecualian

7. Pasien dengan keganasan metastatik disertai


penyulit infeksi, pericardial, temponade, atau
sumbatan jalan napas, atau pasien menderita
penyakit jantung atau paru terminal disertai
komplikasi penyakit akut berat adalah contoh
kriteria prioritas …
a. Pasien prioritas 1
b. Pasien prioritas 2
c. Pasien prioritas 3
d. Pengecualian

8. Untuk mendapatkan output pelayanan yang


terbaik, maka diperlukan monitoring dan
evaluasi terkait pelayanan diruang intensif. Yang
dimaksud dengan evaluasi adalah …
a. Mengontrol kinerja staf dan pegawai
b. Aktifitas untuk melihat keberhasilan dari suatu
kegiatan pemberian asuhan yang dapat
dijadikan indikator dalam penjaminan mutu

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 149
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Salah satu cara menilai perencanaan yang
telah dilakukan
d. Aktifitas untuk menjamin keberhasilan dari
suatu pemberian asuhan yang dapat dijadikan
indicator dalam penjaminan mutu

9. Beberapa indikator dari pngendalian mutu


pelayanan keperawatan yaitu :
a. Tingkat keamanan-kenyamanan-kecemasan-
kepuasan-kemandirian dan peningkatan
pengetahuan pasien
b. Tingkat keamanan-keutamaan-kepedulian-
keikutsertaan dan peningkatan pemahaman
pasien
c. Tingkat kemandirian-kepuasan pasien-
kerjasama-prioritas dan peningkatan
pengetahuan pasien
d. Tingkat keamanan-kenyamanan-kecemasan-
kepuasan-kemandirian dan peningkatan
pengetahuan pasien

10. Setiap ICU hendaknya membuat peraturan dan


prosedur-prosedur masuk dan keluar, standard
perawatan pasien, dan kriteri outcome yang
spesifik. Kelengkapan-kelengkapan ini
hendaknya dibuat tim multidisipliner. Dibawah ini
merupakan tim multidisipliner yaitu:
a. Dokter
b. Direktur Rumah Sakit
c. Dokter, perawat dan administrator Rumah
Sakit
d. Dokter dan Direktur Rumah Sakit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 150
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MD 1
1. A
2. C
3. D
4. A
5. B
6. A
7. C
8. B
9. A
10. C

MATERI DASAR. 2
ASPEK ETIK LEGAL KEPERAWATAN INTENSIF

Soal:
1. Peraturan atau norma yang dapat digunakan
sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk
yang merupakan suatu kewajiban dan tanggung
jawab moral adalah pengertian dari ...
a. Etika
b. Etik
c. Moral
d. Etiket

2. Perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang


merupakan “standar prilaku” dan “nilai-nilai”
yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi
anggota masyarakat dimana ia tinggal adalah
pengertian dari …
a. Nilai

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 151
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Moral
c. Etika
d. Etiket

3. Pedoman resmi untuk tindakan profesional.


Artinya, diikuti orang-orang dalam profesi dan
harus diterima sebagai nilai pribadi bagi anggota
professional adalah pengertian dari
a. Etika
b. Etiket
c. Kode etiket
d. Kode etik

4. Dibawah ini merupakan prinsip etika


keperawatan dalam memberikan layanan
keperawatan kepada individu,
kelompok/kelompok dan masyarakat yaitu:
a. Otonomi-beneficience-justice-maleficence-
nonveracity
b. Otonomi-nonbeneficience-justice-veracity-
fidelity
c. Otonomi-beneficience-justice-nonmaleficence-
veracity-fidelity
d. Otonomi-beneficience-nonjustice-
nonmaleficence-veracity-fidelity

5. Tujuan dari kode etik keperawatan adalah …


a. Upaya agar para perawat dalam menjalankan
tugas dan fungsinya dapat menghargai dan
menghormati martabat manusia
b. Mengukur perilaku moral dalam keperawatan
c. Kerangka berpikir bagi para perawat utnuk
mengambil keputusan tanggung jawab

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 152
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
kepada masyarakat, anggota tim kesehatan,
dan kepada profesi yang lain
d. Meningkatkan pengertian pesertas didik
tentang hubungan antar profesi kesehatan
kain dan mengerti akan peran dan fungsi
anggota tim kesehatan tersebut

6. Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit


dimana tidak ada alternatif yang memuaskan
atau situasi dimana alternatif yang memuaskan
atau tidak memuaskan sebanding. Yang
merupakan dilema etik dalam keperawatan
adalah kecuali...
a. Agama/ kepercayaan
b. Hubungan perawat dengan dokter
c. Hubungan antara teman sejawat
d. Pengambilan keputusan

7. Prinsip yang berhubungan dengan kemampuan


seseorang untuk mengatakan kebenaran.
mengatakan yang sebenarnya kepada pasien
tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya salama menjalani
perawatan adalah penyelesaian dilema etik
keperawatan dalah hal...
a. Otonomi
b. Kejujuran
c. Kerahasiaan
d. Keadilan

8. Dalam mengidentifikasi kewajiban perawat


langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut kecuali…

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 153
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
a. Menghindarkan klien dari ancaman kematian
b. Melaksanakan prinsip-prinsip kode etik
keperawatan
c. Mengahargai veracity pasien
d. Menghargai otonomi pasien

9. Ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan


kewajiban baik dari tenaga kesehatan dalam
melaksanakan upaya kesehatan maupun dari
individu dan masyarakat yang menerima upaya
kesehatan tersebut dalam segala aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
organisasi dan sarana merupakan pengertian
dari …
a. Hukum
b. Hukum kesehatan
c. Kesehatan
d. Hak dan Kewajiban pasien

10. Dibawah ini merupakan peraturan pemerintah


tentang perlindungan hokum kesehatan yaitu….
a. UU No. 20 tahun 1992 tentang kesehatan
b. UU No. 21 tahun 1992 tentang kesehatan
c. UU No. 22 tahun 1992 tentang kesehatan
d. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

Kunci Jawaban MD 2
1. A
2. B
3. D
4. C
5. A
6. C

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 154
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
7. B
8. C
9. B
10. D

MATERI DASAR. 3
BERPIKIR KRITIS

Soal:
1. Proses intelektual yang dengan aktif dan
terampil mengkonseptualisasi, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari
pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran,
atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan
tindakan. Berikut merupakan pengertian dari …
a. Berpikir kritis
b. Berpikir keras
c. Critical feeling
d. Kontekstual berpikir

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir kritis


adalah sebagai berikut:
a. Kondisi fisik-motivasi-kecemasan-kebiasaan-
konsistensi-pengalaman
b. Kondisi fisik-pengalaman-kecemasan-
keseriusan-konsistensi-pengalaman
c. Kondisi psikis-motivasi-kecemasan-
kebiasaan-konsistensi-pengalaman
d. Kondisi fisik-motivasi-klarifikasi-kecemasan-
kebiasaan-konsistensi-pengalaman

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 155
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Dalam berfikir kritis seseorang harus memiliki
sikap sebagai berikut kecuali:
a. Intellectual humanity
b. Intellectual courage
c. Intellectual emphaty
d. Intellectual sympathy

4. Sistem klasifikasi yang telah dikembangkan


dalam keperawatan adalah …
a. Nursing Intellectual Classification (NIC)
b. Nursing Intervention Calssification
(NIC) c. Nursing Input Classification (NIC)
d. Nursing Intervention Outcome (NIO)

5. Berikut merupakan jenis data yaitu:


a. Data objektif dan data subjektif
b. Data fokus dan data subjektif
c. Data objektif dan data rekam medic
d. Data status pasien dan data rekam medik

6. Dalam label diagnosis penurunan, defisiensi,


keterlambatan, efektif, kerusakan dan
penigkatan merupakan contoh dari …
a. Faktor terkait
b. Intervensi keperawatan
c. Descriptor
d. Karakteristic diagnostic

7. Kegiatan implementasi dilakukan oleh perawat.


Ada dua jenis Tindakan atau Implementasi
keperawatan yaitu:
a. Standing Order dan Protokol
b. Stunting Order dan Protokol

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 156
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Standing Order dan
Outcomes d. Standing Order
dan Incomes
8. Dibawah ini merupakan implementasi
keperawatan yaitu …
a. Menilai kembali klien, mengkaji dan merevisi
rencana perawatan yang ada serta
pengorganisasian sumber daya dan
pemberian perawatan
b. Langkah proses keperawatan yang mengukur
respons klien terhadap tindakan keperawatan
dan kemajuan klien dalam mencapai sasaran
c. Dokumentasi Pelaksanaan tindakan
keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat
d. Melibatkan pengukuran Kualitas Perawatan

9. Langkah proses keperawatan yang mengukur


respons klien terhadap tindakan keperawatan
dan kemajuan klien dalam mencapai sasaran
merupakan komponen dari …
a. Implementasi
b. Intervensi keperawatan
c. Outcomes keperawatan
d. Label diagnosis

10. Salah satu sumber yang berguna dalam memilih


hasil yang dapat di obsevasi pada status,
perilaku dan persepsi adalah …
a. Input classification
b. Output classification
c. Intervention classification
d. Outcomes classification

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 157
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MD 3
1. A
2. A
3. D
4. B
5. A
6. C
7. A
8. A
9. C
10. D

MATERI INTI. 1
PERAWATAN DASAR PADA PASIEN DI AREA
INTENSIF

Soal:
1. Bakteri yang menyebabkan infeksi pada
berbagai bagian tubuh, yang disebabkan oleh
resistensi terhadap antibiotic adalah …
a. Methicillin Resisten Staphylococcus Aureus
(MRSA)
b. Ampicilin Resisten Staphylococcus Aureus
(ARSA)
c. Methicillin Resisten Streptococcus Aureus
(MRSA)
d. Methicillin Resisten Staphylococcus
Bacterium (MRSB)

2. Tujuan mobilisasi dini pada pasien diruangan


intensif adalah …
a. Meningkatkan fungsi system pernafasan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 158
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Meningkatkan fungsi system peredaran darah
c. Meningkatkan efek samping imobilisasi
d. Menurunkan kondisi psikologis pasien

3. Faktor yang menjadi penghambat dalam


melakukan ambulasi diruang intensif adalah
sebagai berikut:
a. Kemampuan setiap individu
b. Hemodinamik pasien yang tidak stabil,
penggunaan multi device
c. Penggunaan alat-alat multitasking
d. Hemodinamil pasien yang naik turun dan tidak
terkontrol

4. Transferring dari tempat tidur ke kursi roda


dengan pendampingan, dari duduk sampai
berdiri menggunakan walker dengan
pendampingan merupakan tahapan mobilisasi

a. Edukasi
b. Perubahan posisi
c. Latihan fisik
d. Latihan transferring

5. Latihan kekuatan dan daya tahan tubuh


misalnya berjalan di tangga dan treadmill
merupakan tahapan mobilisasi …
a. Edukasi
b. Perubahan posisi
c. Latihan fisik
d. Latihan transferring

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 159
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
6. Pasien yang tidak mampu berjalan hanya
difokuskan pada berdiri dengan walker dan
aktivitas prewalking merupakan tahapan
mobilisasi …
a. Program berjalan
b. Latihan fisik
c. Latihan mobilisasi ditempat tidur
d. Latihan transerring

7. Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan


ambulasi adalah …
a. Kursi roda
b. Walkers
c. Walkers dan kursi roda
d. Multi assist device

8. Tujuan latihan rentang gerak adalah …


a. Untuk meningkatkan atau mempertahankan
fleksibilitas dan kekuatan otot
b. Memperlancar fungsi organ dan pernafasan
serta mencegah kekakuan sendi
c. Menurunkan mobilitas sendi dan
memperlancar sirkulasi
d. Mempertahankan fleksibilitas tulang

9. Latihan yang dilakukan oleh pasien dengan


menggunakan kekuatan sendiri, tujuannya untuk
melatih kelenturan dan kekuatan otot dengan
menggunakan otot-ototnya sendiri secara aktif
adalah perawatan …
a. Rentang gerak pasif
b. Rentang gerak aktif
c. Rentang gerak intensif

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 160
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
d. Rentang mobilisasi

10. Tindakan memasukkan selang endotracheal ke


jalan nafas pasien adalah termasuk perawatan:
a. Kateter nasogatric
b. Inkubasi
c. Suction
d. Intubasi

Kunci Jawaban MI 1
1. A
2. A
3. B
4. D
5. C
6. A
7. C
8. A
9. B
10. D

MATERI INTI 2
BANTUAN HIDUP LANJUT (BHL)

Soal:
1. Pemberian asuhan keperawatan dengan
menggutamakan komunikasi tim pengenalan
dan intervensi penanganan segera kegawatan
kardiopulmonal, serangan jantung, disritmia
akut, stroke, dan sindrom koroner akut (ACS)
adalah defenisi dari …
a. TRC

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 161
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. ACS
c. BHL
d. ACLS

2. Berikut merupakan komponen dari BHL yaitu


kecuali:
a. Patensi jalan nafas
b. Interpretasi data dasar
c. Interpretasi EKG
d. Sirkulasi spontan

3. Hilangnya semua denyut yang dapat dipalpasi


sementara terdapat aktivitas elektris jantung
yang tampaknya menghasilkan cardiac output
merupakan kasus keperawatan …
a. BHL
b. PEA
c. ACS
d. TRC

4. Penyebab potensial atau factor pencetus yang


membutuhkan penanganan khusus harus dicari
selama terjadi cardiac arrest. Untuk
memudahkan mengingat, maka dibagi menjadi
4H 4T, yang termasuk 4H yaitu :
a. Hipoksia, hipotensi, hiperglikemi dan
hipertermia
b. Hipoksia, hipovolemi, hiperkalemi dan
hipotermia
c. Hipoksia, hipertensi, hipertermia, hipotensi
d. Hipotermia, hipoksia. hipotensi dan
hipovolemi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 162
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
5. Berapa persenkah ventilasi udara ekspirasi
(pertolongan nafas) efektif namun konsentrasi
oksigen ekspirasi seorang penolong …
a. 15-16%
b. 16-17%
c. 17-18%
d. 18-19%

6. Berikut merupakan langkah pemasangan LMA


yaitu
a. Pilih ukuran LMA-periksa LMA-cek kembang
kempis balon LMA-lumasi LMA-posisikan
jalan nafas
b. Pilih ukuran LMA-cek kembang kempis balon
LMA- periksa LMA-lumasi LMA-posisikan
jalan nafas
c. Posisikan jalan nafas-Pilih ukuran LMA-cek
kembang kempis balon LMA- periksa LMA-
lumasi LMA
d. Cek kembang kempis balon LMA-Posisikan
jalan nafas-Pilih ukuran LMA- periksa LMA-
lumasi LMA

7. Keberhasilan setiap teknik RKP dan peralatan


bergantung pada …
a. Edukasi
b. Komunikasi
c. Edukasi dan pelatihan petugas
d. Pelatihan RKP

8. Sebuah katup yang membatasi jumlah udara


yang masuk ke paru-paru saat dada
mengembang yaitu …

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 163
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
a. ITD
b. RKP
c. LUCAS
d. LDB

9. Penggunaan capnography pada jalan nafas


berfungsi sebagai …
a. Memonitor secara kontinu pemasangan tube
trakeal
b. Kualitas CPR serta pemberian indikasi awal
return of spontaneuous circulation
(RSOC)/kembalinya sirkulasi spontan
c. Memisahkan waktu pemberian obat dari
defibrilasi. Diharapkan agar hal ini
menghasilkan pemberian shock/kejut yang
lebih efisien dan meminimalkan interupsi pada
kompresi dada
d. Untuk memastikan dan memonitor secara
kontinu pemasangan tube trakeal, kualitas
CPR serta pemberian indikasi awal return of
spontaneuous circulation (RSOC)/kembalinya
sirkulasi spontan, kini lebih ditekankan.

10. Persiapan peralatan yang diperlukan dalam


prosedur BHL adalah sebagai berikut kecuali :
a. Oropharingeal airway (OPA)/ nasoparingeal
airway (NPA)
b. Defibrilator
c. Endotracheal tube (ET) dengan laringoscopy,
laryngeal mask air way, atau supraglotik
airway device lainnya.
d. Semua benar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 164
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MI 2
1. C
2. B
3. B
4. B
5. B
6. A
7. C
8. A
9. D
10. D

MATERI INTI. 3
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE)

Soal:
1. Sebuah proses penyampaian pikiran atau
informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran-pikiran atau informasi
merupakan pengertian dari …
a. Komunikasi
b. Konseling
c. Komunikasi efektif
d. Informasi

2. Orang yang melakukan komunikasi dengan


orang lain untuk mengirimkan suatu
pesan/informasi kepada orang lain yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak merupakan
pengertian dari …

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 165
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
a. Komunikasi
b. Komunikator
c. Komunikasi
d. Konseling

3. Dibawah ini merupakan pengertian metode


SBAR yaitu …
a. Metode komunikasi antara petugas kesehatan
saat terjadi pemberi pesan/informasi/instruksi
yang terjadi secara verbal (lisan/telepon)
b. Metode komunikasi antar petugas kesehatan
saat serah terima pasien terdiri atas
komponen Situation, Backgound,
Assessment, dan Recommendation
c. Orang yang melakukan komunikasi dengan
orang lain untuk mengirimkan suatu
pesan/informasi kepada orang lain yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak
d. Proses dimana seorang individu
(komunikator) menyampaikan stimulus
(bisanya dengan lambang kata-kata) untuk
merubah tingkah laku orang lain

4. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan


didalam rumah sakit adalah kecuali :
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Kegiatan pelayanan

5. Komunikasi yang bersifat edukatif asuhan


didalam rumah sakit adalah kecuali :
a. Edukasi tentang obat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 166
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Edukasi tentang apa yang tak perlu dihindari
c. Edukasi tenntang penyakit
d. Edukasi pasien tentang apa yang harus
dilakukan pasien

6. Dibawah ini merupakan unsur-unsur komunikasi


yaitu:
a. Komunikator-media-komunikan-umpan balik
b. Komunikator-isi-media-komunikan
c. Komunikator-isi-komunikan-umpan balik
d. Komunikator-isi-media-komunikan-umpan
balik

7. Komunikasi antara pemberi layanan di rumah


sakit menggunakan teknik SBAR. SBAR
merupakan kerangka acuan dalam pelaporan
kondisi pasien. Teknik SBAR meliputi kecuali:
a. Situation, assessment, planning, evaluasi
b. Situation, background, assessment,
recomendation
c. Situation, assessment, planning,
recommendation
d. Situation, background, assessment, planning,
evaluasi

8. Untuk kesepakatan tertulis, Informed Consent


disertai dengan penandatanganan formulir
Informed Consent yang merupakan pengukuhan
atas apa yang telah disepakati sebelumnya.
Informed Concent yaitu:
a. Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 167
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang dilakukan terhadap pasien
b. Tindakan kedokteran yang dapat berupa
tujuan preventif, diagnostik, terapeutik,
ataupun rehabilitatif
c. Usaha atau kegiatan untuk membantu individu
dan keluarga dalam meningkatkan
kemampuan untuk mencapai kesehatan
secara optimal dan bersedia berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan dalam proses
pelayanan
d. Penjelasan tentang resiko dan komplikasi
tindakan kedokteran

9. Pemberian informasi dan edukasi di rumah sakit


dilaksanakan di dalam gedung dan di luar
gedung. Dibawah ini merupakan contoh
pemberian informasi di dalam gedung yaitu:
a. Instalasi rawat jalan dan rawat inap
b. Sekolah
c. Perumahan
d. Di area tempat parker

10. Pemberian informasi dan edukasi di rumah sakit


dilaksanakan di dalam gedung dan di luar
gedung. Dibawah ini merupakan contoh
pemberian informasi di luar gedung yaitu:
a. Informasi di puskesmas
b. Informasi di sekolah
c. Informasi di rawat inap
d. Informasi rawat jalan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 168
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MI 3
1. C
2. B
3. B
4. D
5. B
6. D
7. B
8. A
9. A
10. B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 169
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
MATERI INTI. 4
RANCANGAN ASUHAN KEPERAWATAN
INTENSIF

Soal:
1. Fokus pengkajian keperawatan berfokus
kepada:
a. Respon pasien
b. Kondisi patologis pasien
c. Kondisi fisiologis pasien
d. Semua benar

2. Kegiatan pengkajian yang dilakukan sebelum


pasien datang atau sejak pasien akan dikirim ke
ruang intensif rumah sakit yang dirujuk adalah
jenis pengkajian:
a. Prearrival assessment
b. Quick assessment
c. Comprehensive assessment
d. Ongoing assessment

3. Dibawah ini merupakan tahapan dalam


mengakkan diagnose keperawatan:
a. Melakukan sintesa terhadap diagnose yang
telah dikumpulkan melalui pengkajian
b. Membuat rumusan masalah keperawatan
atau menegakkan diagnosa sesuai kondisi
pasien saat ini
c. Membuat masalah potensial keperawatan
atau menegakkan diagnosa sesuai kondisi
pasien saat ini

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 170
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
d. Melakukan assesment dan planning terhadap
data yang telah dikumpulkan melalui
pengkajian

4. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada


klien serta membedakan tanggung jawab
perawat dan profesi lainnya adalah serangkaian
tindakan yang dirancang bertujuan untuk …
a. Tujuan klinik
b. Tujuan kriteria
c. Tujuan fungsional
d. Tujuan administrative

5. Merumuskan tujuan dan kriteria hasil yang


SMART merupakan salah satu langkah dalam
membuat rencana tindakan keperawatan.
Apakah kepanjangan dari SMART:
a. Spesifik, measurable, achieviable, realistic
dan time bound
b. Spesiffitas, measurable, achieviable, realistic
dan time bound
c. Spesifik, management, achieviable, realistic
dan time bound
d. Spesifik, measurable, achieviable, realistic
dan timely

6. Evaluasi terhadap perasaan pasien, kecemasan


pasien, serta kemauan pasien dalam melakukan
tindakan dalam upaya meningkatkan
kesehatannya merupakan rencana evaluasi
dengan mengukur:
a. Kognitif
b. Afektif

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 171
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Psikomotor
d. Semua benar

7. Tujuan dilakukanannya renacana dokumentasi


yaitu:
a. Untuk mengakhiri rencana tindakan,
mengetahui apakah tujuan sudah tercapai
atau belum, meneruskan rencana tindakan,
serta mencari penyebab jika tujuan belum
tercapai
b. Menentukan prioritas masalah yang mengacu
pada teori kebutuhan dasar manusia
c. Menetapkan/memilih rencana tindakan yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan
d. Memberikan jaminan kepada masyarakat
tentang lingkup dan mutu pelayanan
keperawatan

8. Seorang perawat yang menanyakan skala nyeri


pasien adalah termasuk ke jenis evaluasi?
a. Evaluasi formatif
b. Evaluasi
c. Evaluasi sumatif
d. Evaluasi keperawatan

9. Manfaat dilakukannya rencana dokumentasi


adalah …
a. Memberikan jaminan kepada masyarakat
tentang lingkup dan mutu pelayanan
keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 172
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Menjamin kelanjutan perawatan dimasa
mendatang sehingga pasien mendapatkan
pelayanan yang tepat
c. Format dokumentasi evaluasi/ perkembangan
pasien dengan menggunakan metode “SOAP”
yang terdiri dari Subjektif (S), Objektif (O),
Analisa (A) dan Plan of care/perencanaan (P)
sesuai dengan keluhan/anamnesa pasien
d. Sebagai bukti sah tindakan yang dilakukan
serta untuk tujuan finansial

10. Pendokumentasian SOAP merupakan metode


pendokumentasian secara
a. Manual
b. Komputerisasi
c. Manual dan komputerisasi
d. Online

Kunci Jawaban MI 4
1. B
2. A
3. B
4. D
5. A
6. B
7. D
8. A
9. C
10. A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 173
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
MATERI INTI. 5
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI
AREA INTENSIF

Soal:
1. Infeksi yang terjadi pada pasien selama proses
perawatan di rumah sakit atau fasilitas
perawatan kesehatan lain yang tidak terjadi atau
inkubasi pada saat admisi ke RS atau layanan
kesehatan adalah defenisi dari …
a. Engineering control
b. ICRA
c. HVAC
d. HAIs

2. Berikut ini merupakan resiko infeksi yang sering


terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu
kecuali:
a. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
b. Infeksi Menular Seksual (IMS)
c. Infeksi Aliran Darah (IAD)
d. Infeksi Daerah Operasi (IDO)

3. Tujuan dilakukannya ICRA adalah …


a. Pembangunan/konstruksi gedung baru
b. Mengluarkan udara yang tercemar
c. Penurunan kinerja sistem fasilitas kesehatan
d. Meminimalkan risiko transmisi patogen udara
dari pasien infeksi

4. Ruang lingkup penilaian kriteria risiko akibat


dampak renovasi atau konstruksi menggunakan
metode ICRA adalah …

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 174
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
a. Menciptakan keselarasan (harmonisasi)
program pelatihan awal dan pelatihan
berkelanjutan bagi petugas kesehatan
b. Identifikasi area di sekitar area kerja dan
menilai dampak potensial Pada Kelas
Kewaspadaan III dan IV, perlu dilakukan
identifikasi daerah sekitar area proyek dan
tingkat risiko lokasi tersebut
c. Mengkaji risiko yang terkait dengan teknologi
baru dan memantau risiko penularan suatu
infeksi dari alat-alat dan produk baru, sebelum
produk tersebut diijinkan untuk digunakan
d. Membuat program pencegahan dan
pengendalian infeksi untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan pasien, petugas
kesehatan dan pengunjung

5. Suatu proses pengumpulan, identifikasi, analisis


serta interpretasi data kesehatan yang penting
pada RS secara dinamis, sistematis, terus-
menerus dan diseminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk
dapat digunakan dalam perencanaan,
penerapan dan evaluasi suatu tindakan
merupakan pengertian dari …
a. Pengolahan data
b. Metode surveilans
c. Surveilans
d. HAP

6. Kebijakan untuk pencegahan HAP adalah


sebagai berikut kecuali :

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 175
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
a. Pertahan kan posisi Head of Bed 30-45º untuk
mencegah aspirasi saat pemberian enteral
feeding
b. Semua petugas kesehatan (dokter, perawat
dll) harus melakukan kebersihan tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan Pasien
dan saat melakukan tindakan suction
c. Gunakan APD saat penghisapan lendir pasien
d. Membersikan tangan setiap akan melakukan
kegiatan terhadap pasien

7. Mengganti selang piggyback dan stopcock harus


dengan interval?
a. Tidak kurang dari 24 jam
b. Tidak kurang dari 48 jam
c. Tidak kurang dari 72 jam
d. Tidak kurang dari 12 jam

8. Kerusakan atau kematian jaringan kulit yang


terjadi akibat gangguan aliran darah setempat
dan iritasi kulit yang menutupi tulang yang
menonjol adalah pengertian dari …
a. Dekubitus
b. Kerusakan lingkungan
c. Pencemaran lingkungan
d. Pengendalian infeksi

9. Dibawah ini merupakan jenis desinfektan yang


digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu
kecuali …
a. Alcohol
b. Senyawa fenol
c. Sodium hipoklorit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 176
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
d. Sodium klorida

10. Penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang


sudah diketahui jenis bakteri penyebab dan
kepekaannya terhadap antibiotik termasuk
pemerian antibiotic pada pasien berupa ?
a. Profilaksis
b. Terapi antibiotic empiric
c. Terapi antibiotic defenitif
d. Semua benar

Kunci Jawaban MI 5 :
1. D
2. B
3. A
4. B
5. C
6. D
7. C
8. A
9. D
10. C

MATERI INTI 6
TATALAKSANA PASIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM RESPIRASI

Soal:
1. Proses menghirup O2 dan mengeluarkan CO2
dari seluruh tubuh merupakan proses dari?
a. Respirasi
b. Respirasi eksternal

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 177
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Respirasi internal
d. Respiratory sisten

2. Proses pengolahan O2 dan produksi CO2 oleh


sel dan pertukaran gas antara sel tersebut dan
cairan perantara yang terlibat dalam proses
tersebut merupakan proses dari?
a. Respirasi
b. Respirasi eksternal
c. Respirasi internal
d. Respiratory sisten

3. Berikut merupakan struktur utama system


pernafasan kecuali:
a. Rongga hidung
b. Faring
c. Laring
d. Rongga Mulut

4. Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien


yang mengalami gangguan siklus O2 dan CO2
antara lain:
a. Panas
b. Batuk
c. Hipertensi
d. Hipotermia

5. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan secara


menyeluruh dari ujung rambut sampai ujung kaki
(head to toe), meliputi:
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 178
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
d. Semua benar

6. Pemeriksaan diagnostik yang memberikan


bayangan pada paru-paru pada bidang yang
berbeda di dalam toraks adalah …
a. Bronkoskopi
b. Tomografi
c. Toraskopi
d. Biopsi

7. Jenis alat yang digunakan untuk menjaga


kelembaban udara pada pasien yang
menggunakan ventilator adalah:
a. HME filters
b. ETT/endotracheal tube
c. OPA
d. Oropharingeal airway

8. Tehnik yang memungkinkan ventilasi mekanis


dan oksigenasi tetap berjalan selama tindakan
suctioning termasuk jenis metode suction?
a. Open suctioning
b. Closed suctioning
c. Deep suction
d. Shallow suction

9. Ukuran tekanan mesin suction pada pasien


dewasa adalah …
a. <120 mmHg
b. >120 mmHg
c. 50-80 mmHg
d. 80-100 mmHg

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 179
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
10. Posisi pasien telentang yang diatur dengan
menyandarkan punggung pasien sejajar seperti
dengan kondisi berdiri adalah pengaturan posisi
?
a. Posisi fowler
b. Posisi supine
c. Posisi SIMS
d. Posisi pronasi

Kunci Jawaban MI 6:
1. B
2. C
3. D
4. B
5. D
6. B
7. A
8. B
9. B
10. B

MATERI INTI 7
MONITORING HEMODINAMIKA NON INVASIF
DAN INVASIF

Soal:
1. Tujuan dilakukannya monitoring hemodinamik
noninvasive dan invasive yaitu:
a. Mendeteksi dini, mengidentifikasi dan dapat
memberikan terapi pada kasus mengancam
jiwa seperti henti jantung dan dukungan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 180
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Penurunan fungsi jantung seperti AMI, CHF,
Cardiomyopati
c. Penurunan produksi urine yang disebabkan
dehidrasi, perdarahan gastro intestinal atau
pembedahan
d. Pada semua pasien syok (anapilaksis,
kardiogenik dll)

2. Tehnik pemantauan hemodinamik dengan cara


tidak melukai klien/memasukkan kateter
inrtavaskuler termasuk ke dalam metode
hemodinamik jenis?
a. Pemantauan hemodinamik non invasif
b. Pemantauan hemodinamik invasif
c. Pemantaua hemodinamik intuitif
d. Pemantauan hemodinamik non intuitif

3. Teknik leveling dilakukan untuk menyetarakan


level axis phlebostatik dengan posisi tranduser
menggunakan pipa U yang berlokasi di?
a. ICS II
b. ICS III
c. ICS IV
d. ICS V

4. Memastikan keakuratan pressure kabel yang


kita gunakan adalah baik/layak digunakan,
dengan tampilnya angka “Nol” layar bedside
monitor, sehingga angka yang akan keluar pada
bedside monitor sudah sesuai dengan skala
yang sudah kita atur adalah teknik?
a. Leveling
b. Zeroing

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 181
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Skoring
d. Trreway

5. Norma range cardiac output pada tabel


hemodinamik pressure value adalah …
a. 5-6 L/min
b. 6-7 L/min
c. 7-8 L/min
d. 8-9 L/min

6. Normal range stroke volume pada tabel


hemodinamik pressure value adalah …
a. 50-120 ml
b. 50-130 ml
c. 60-120 ml
d. 60-130 ml

7. Pemecahan masalah darah balik ke tubing


letakkan tinggi tranduser pada titik pertemuan
midaxila dengan intercostal ke 4 adalah …
a. Set skala tekanan yang tepat
b. Hubungkan tranduser ke monitor
c. Isi kantong tekanan 300 mmHg
d. Reposisi kateter

8. Penyebab masalah lines tidak dapat di flush


adalah …
a. Kinking pada tubing
b. Udara atau beku pada system
c. Kantong tekanan tidak adekuat
d. Perubahan kondisi pasien

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 182
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
9. Penyebab masalah damping adalah …
a. Tekanan pada pressure bag tidak adekuat
b. Perubahan reference level transduser
c. Udara atau bekua pada sistem
d. Bubble udara

10. Waktu yang tepat untuk melakukan pemantauan


metode invasive adalah …
a. 1 jam sekali
b. 2 jam sekali
c. 3 jam sekali
d. 4 jam sekali

Kunci Jawaban MI 7
1. A
2. B
3. C
4. B
5. A
6. D
7. C
8. A
9. D
10. A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 183
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
MATERI INTI. 8
PENGELOLAAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
KESEIMBANGAN ASAM BASA

Soal:
1. Ion hidrogen atau donor proton. Suatu cairan
disebut asam bila mampu melepaskan atau
menyumbang H+ merupakan defenisi dari ?
a. Asam
b. Basa
c. Asam basa
d. Ion

2. Ion hidrogen atau akseptor proton. Suatu cairan


bersifat basa bila sanggup menerima H+
merupakan defenisi dari ?
a. Asam
b. Basa
c. Asam basa
d. Ion

3. Berikut merupakan jenis gangguan


keseimbangan asam basa kecuali
a. Asidoses respiratorik
b. Alkalosis respiratorik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis metabolic

4. Senyawa kimia yang dibentuk pada saat


karbondioksida bereaksi dengan air adalah …
a. CO2+ H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-
b. NaHCO3
c. H2CO3 ↔ H+ + HCO3-

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 184
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
d. CO2 + H2O

5. Metode pendekatan asam basa dengan metode


stewart diterapkan sejak
a. 1983
b. 1993
c. 1973
d. 1990

6. Fungsi sel di dalam tubuh manusia berlangsung


optimal, bila pH nya dalam batas?
a. 7.30 – 7.40
b. 7.30 – 7.46
c. 7.35 – 7.45
d. 7.30 – 7.45

7. Akibat yang terjadi pada asidosi berat yaitu


kecuali …
a. Gangguan kontraksi otot jantung
b. Hiperventilasi
c. Hiperbilirubin
d. Sesak

8. Akibat alkalosis berat yaitu kecuali …


a. Konstriksi arteri
b. Hipokalemia
c. Hiperglikemia
d. Kontriksi arteri

9. Konsep standard bikarbonat dan standard base


excess (BE) untuk membantu menghitung efek
metabolik terhadap perubahan pH adalah
a. 20 mmHg

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 185
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. 30 mmHg
c. 40 mmHg
d. 50 mmHg

10. Selisih antara kation kuat (Na+, K+, Mg2+, dan


Ca2+) dengan anion kuat (Cl- dan laktat) yang
nilai normalnya adalah 42 mmol/l merupakan
sebutan untuk ?
a. SID
b. SIDe
c. SIG
d. SIDs

Kunci Jawaban MI 8
1. A
2. B
3. C
4. A
5. A
6. C
7. C
8. C
9. C
10. A

MATERI INTI. 9
PENGELOLAAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Soal:
1. Dibawah ini merupakan fungsi cairan dalam
tubuh yaitu …

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 186
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
a. Sebagai sarana untuk metabolisme,
membantu mengeluarkan sisa produk
metabolisme, sarana trasportasi, memelihara
dan mengatur suhu tubuh
b. Trasnportasi oksigen, sel darah putih yang
bereperan dalam mekanisme pertahanan, dan
trombosit yang berperan dalam pembekuan
darah
c. Menyebabkan peningkatn metabolisme tubuh,
konsentrasi darah dan dapat menyebabkan
retensi air dan garam
d. Proses pergerakan molekul melalui pori-pori
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah

2. Masalah yang terjadi akibat ketidakseimbangan


cairan dan elektrolit adalah sebagai berikut:
a. Dehidrasi
b. Hipertensi
c. Hipotermi
d. Syok hipovolemik

3. Penurunan kesadaran, hipernatremi, viscositas


plasma meningkat, sianosis dan otot kaku
merupakan gejala kehilangan cairan?
a. Dehidrasi ringan
b. Dehidrasi sedang
c. Dehidrasi berat
d. Dehidrasi parah

4. Tn A usia 40 tahun mengalami diare dan


muntah-muntah sejak 2 hari yang lalu. Saat ini
dirawat di ruang IGD dan dintakan mengalami
dehidrasi berat. Berat badan pasien saat ini 50

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 187
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
kg, BJ Plasma 1,030. Hitung cairan yang
diperlukan:
a. 1000 ml
b. 2000 ml
c. 3000 ml
d. 4000 ml

5. Penyebab kelebihan cairan tubuh/pengumpulan


cairan berlebihan pada tubuh adalah?
a. Peningkatan tekanan hidrostatik: gagal
jantung kongesif, gagal jantung kiri
b. Peningkatan tekanan hidrostatik: gagal
jantung kongesif, gagal jantung kanan
c. Gangguan hemodinamik dan bermpak tidak
adekuat
d. Peningkatan permeabilitas kapiler

6. Cairan yang komposisinya mirip dengan cairan


ekstrasel adalah …
a. Kristloid
b. Koloid
c. Hipotonik
d. Hipertonik

7. Kadar natrium pada kasus hypernatremia


adalah…
a. Lebih dari 145mEq/L
b. Lebih dari 146mEq/L
c. Lebih dari 147mEq/L
d. Lebih dari 148mEq/L

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 188
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
8. Pemberian larutan hipotonik seperti NaCL 0,3%
atau larutan isotonik seperti D5W merupakan
penanganan kasus keperawatan?
a. Hipernatremia
b. Hiponatremia
c. Hiperkalemia
d. Hipokalemia

9. Keadaan dimana kadar phospat serum < 2,5


mg/dL atau 0,81 mmol/L sering dijumpai pada
pasien sepsis atau pada pasien dengan operasi
jantung terbuka merupakan contoh kasus
keperawata ?
a. Hiperpospatemia
b. Hipopospatemia
c. Hipomagnesia
d. Hipermagnesia

10. Intervensi yang dilakukan pada diagnose


keperawatan kelebihan intake cairan adalah …
a. Monitor tanda vital
b. Catat adanya peningkatan vena jugularis
c. Pertahankan intake dan output
d. Atur waktu pemberian cairan

Kunci Jawaban MI 9
1. A
2. A
3. C
4. A
5. A
6. A
7. A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 189
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
8. A
9. B
10. A

MATERI INTI. 10
PENGELOLAAN NUTRISI PASIEN KRITIS

Soal:
1. Tujuan pemberian nutrisi pada pasien kritis
adalah kecuali:
a. Untuk mempertahankan massa tubuh pada
pasien
b. Meminimalkan resiko malnutrisi; lama rawat
ICU dan RS, resiko kematian
c. Memberikan inisiasi nutrisi yang tepat
d. Menyeimbangkan indeks masa tubuh

2. Kebutuhan cairan dewasa muda berjumlah …


a. 35-40 ml/KgBB/day
b. 37-42 ml/KgBB/day
c. 40-48 ml/KgBB/day
d. 30-40 ml/KgBB/day

3. Kebutuhan cairan untuk lanjut usia berjumlah …


a. 20 ml/KgBB/day
b. 30 ml/KgBB/day
c. 40 ml/KgBB/day
d. 50 ml/KgBB/day

4. Kebutuhan karbohidrat dan lemak berjumlah …


a. Karbohidrat 50% dan lemak 30%
b. Karbohidrat 60% dan lemak 40%

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 190
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Karbohidrat 50% dan lemak 500%
d. Karbohidrat 40% dan lemak 50%

5. Jika pasien mengalami kondisi trauma, sepsis


atau tindakan pembedahan selama masa
perawatan , maka respon stress yang akan
mungkin terjadi adalah …
a. Hipermetabolisme, hiperkatabolisme,
kehilangan masa bebas lemak, hiperglisemia,
atau penimbunan cairan
b. Resting Energy Expenditure (REE), konsumsi
oksigen, dan metabolism karbohidrat
c. Sintesis otot kan menurun, sintesis hati dan
ureagenesis akan meningkat.
d. Normal, tidak mengalami gangguan nutrisi

6. Rute pemberian nutrisi enteral adalah sebagai


berikut:
a. Selang nasogastric-selang nasoduodenal-
selang gastronomi
b. Selang nasogastric tube
c. Selang nasogastric-selang duodenal-selang
gastronomi
d. Selang nasogastric-selang nasoduodenal

7. Manajemen komplikasi infeksi pada pemberian


nutrisi parenteral adalah :
a. Observasi peningkatan suhu tubuh secara
rutin
b. Melakukan pengukuran BMI, BB,
antropometri, nutric score
c. Lakukan pemeriksaan biokimia
d. SGA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 191
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
8. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien maka
dalam waktu?
a. 24 jam
b. 48 jam
c. 24-48 jam
d. 48-72 jam

9. Malnutrisi ringan, agak tidak stabil dengan


beberapa masalah terkait nutrisi atau indikator
yang mempengaruhi status kesehatan
merupakan klasifikasi pemberian nutrisi di
kelas?
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas IV

10. Malnutrisi berat, sangat terganggu, kekurangan


nutrisi yang nyata atau malnutrisi, banyak
masalah terkait nutrisi atau indikator yang
memiliki dampak besar pada status kesehatan,
pasien dianggap tidak stabil secara medis dan
nutrisi merupakan klasifikasi pemberian nutrisi di
kelas ?
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas IV

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 192
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MI 10
1. D
2. A
3. B
4. A
5. A
6. A
7. A
8. C
9. B
10. C

MATERI INTI 11
PENGELOLAAN NYERI PADA PASIEN KRITIS

Soal:
1. Apakah yang dimaksud dengan nyeri …
a. Pengalaman sensorik dan emosional yang
diakibatkan adanya kerusakan jaringan
b. pengalaman motorik yang terjadi secara
emosional
c. Jaringan yang rusak yang mengakibatkan
emosional
d. pengalaman motorik saat yang diakibatkan
kerusakan jaringan

2. Nyeri yang berlangsung selama lebih dari 6


bulan disebut …
a. Nyeri Akut
b. Nyeri Kronik
c. nyeri sensorik
d. nyeri motorik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 193
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Berdasarkan etiologi bila terdapat ciri-ciri terasa
kesemutan dan hipersensitif terhadap sentuhan
maka disebut sebagai nyeri …
a. Nyeri Nosiseptif
b. Nyeri Neuropatik
c. nyeri sensorik
d. nyeri motorik

4. Apakah yang dinilai pada metode provocation ….


a. Kaji lokasi daerah nyeri yang dirasakan
b. Kaji diagnosis penyebab primer dan sekunder
dari nyeri
c. Tentukan jenis nyeri akut/kronis
d. Kaji karakteristik nyeri secara komperhensif

5. Yang bukan merupakan penilaian skala nyeri


(severity scale) adalah ….
a. Skala nyeri CRIES
b. Skala nyeri FLACC
c. Skala nyeri Numerik
d. Skala nyeri Kategori

6. Pada penilaian nyeri menggunakan metode


CRIES jika dia tidak menangis, membutuhkan
oksigen 25%, nadi dan tekanan darah meningkat
< 20%, ekspresi meringis, dan bayi sering
terbangun. maka diberi nilai ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 194
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
7. Pada penilaian nyeri menggunakan metode
FLACC jika tidak ada ekspresi senyum, kaki
tegang, kegiatan meringkuk kaku, tidak
menangis, dan sulit untuk dibuat nyaman. maka
termasuk kedalam kategori nyeri …
a. Tidak ada nyeri
b. Nyeri Ringan
c. Nyeri Sedang
d. Nyeri Berat

8. Yang tidak termasuk kedalam penilaian PQRST


adalah …
a. Provocation
b. Quality
c. Region
d. Scale

9. Penilaian skala nyeri CPOT dibagi menjadi


beberapa penilaian kecuali …
a. Ekspresi wajah
b. Tangisan
c. Gerakan tubuh
d. Ketegangan otot

10. Pada skala nyeri CPOT bila didapatkan skor 4


maka masuk kedalam kategori nyeri …
a. Nyeri ringan
b. Nyeri sedang
c. Nyeri berat
d. Nyeri sangat berat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 195
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MI 11
1. A
2. B
3. B
4. B
5. D
6. D
7. D
8. D
9. B
10. B

MATERI INTI 12
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
SEPSIS

Soal:
1. Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya
sepsis yaitu, kecuali …
a. Escherecia Colli
b. Staphylococcus aureus
c. Mycobakterium tuberculosisis
d. Pseudomonas

2. Hal-hal yang dapat memicu reaksi inflamasi


kecuali ….
a. Jaringan ikat
b. Mikroorganisme
c. Endotoksin
d. Jaringan Nekrotik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 196
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Yang termasuk kedalam penilaian SOFA Score
adalah …
a. Respiratory
b. Pulse
c. Blood
d. Temprature

4. Pemeriksaan penunjang yang di lakukan untuk


mendiagnosa sepsis, kecuali …
a. Asam Laktat
b. C-RP
c. HBsAG
d. Procalcitonin

5. Pencegahan yang bisa dilakukan untuk


menghindari terjadinya sepsis, kecuali …
a. Kontrol Infeksi dengan cara mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak pasien
b. Kontrol gula darah setiap 1 minggu sekali
c. Lakukan pembersihan alat-alat yang
digunakan pada pasien invasive dan non
invasive
d. Cegah terjadinya infeksi pada vena sentral

6. Berikut ini yang termasuk cara memperbaiki


hemodinamik pasien, kecuali …
a. Terapi cairan
b. Vasopresor
c. Terapi inotropik
d. Terapi GDS

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 197
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
7. Untuk mengatasi hipotensi dan mempertahankan
curah jantung serta perfusi jaringan maka perlu
dilakukan …
a. Beri oksigen dengan sistem aliran tinggi
b. Lakukan kultur darah
c. Cek Hb
d. Berikan cairan resusitasi melalui intravena

8. Apakah yang dilakukan pada kondisi disfungsi


miokard bila seseorang didiagnosa sepsis …
a. Pemberian produk darah
b. Terapi inotropik
c. Vasopresor
d. Terapi cairan

9. Cek potensi jalan nafas dan berikan alat bantu


nafas merupakan bagian dari …
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability

10. Pengkajian primer yang dilakukan untuk


memperhatikan warna kulit, akral, cek pengisian
kapiler termasuk kedalam penilaian …
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability

Kunci Jawaban MI 12:


1. C
2. A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 198
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. A
4. C
5. B
6. D
7. D
8. B
9. A
10. C

MATERI INTI. 13
INTERPRETASI PEMERIKSAAN PENUNJANG DI
RUANG INTENSIF

Soal:
1. Tujuan dilakukannya skrining adalah …
a. Menentukan resiko terhadap suatu penyait
dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi
individu beresiko tinggi
b. Mendiagnostik terapi
c. Mengevaluasi terapi
d. Mengidentifikasi untuk tindak lanjut
pemeriksaan

2. Tes darah yang mengukur keasaman, atau pH,


dan kadar oksigen (O2) dan karbon dioksida
(CO2) dari arteri adalah jenis pemeriksaan …
a. ABG
b. AGB
c. BGD
d. AAG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 199
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Berapakah pH pasien jika dalam keadaan
asidosis?
a. >7.45
b. <7.35
c. 7.35
d. >7.35

4. Pemeriksaan yang mencakup oksigenasi


jaringan dan peran pemantauan oksigenasi vena
sentral terus menerus adalah jenis pemeriksaan
?
a. ABG
b. Mixed-vein
c. Kultur
d. EKG

5. Untuk dapat melakukan pemeriksaan dahak


pada pasien batuk dilakukan pemeriksaan untuk
mencari penyebab infeksi, bakteri, dll yaitu
dengan pemeriksaan?
a. Kultur darah
b. Kulturj jaringan
c. Kultur sputum
d. Kultur kulit

6. Pemeriksaan apakah yang harus dilakukan pada


pasien septicemia?
a. Kultur darah
b. Kultur jaringan
c. Kultur sputum
d. Kultur kulit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 200
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
7. Pasien dengan sepsis akan ditandai dengan
gejala sebagai berikut, kecuali :
a. Menggigil
b. Demam
c. Mual
d. Batuk rejan

8. Tes kultur darah untuk mengetahui apakah


pasien memiliki jenis infeksi yang ada dalam
aliran darah dan dapat memengaruhi seluruh
tubuh. Yang disebut infeksi sistemik indikasi
klinis yaitu kecuali:
a. Peradangan di berbagai area tubuh
b. Bekuan darah kkecil terbentuk di pembuluh
darah kecil
c. Peningkatan tekanana darah
d. Pernapasan lebih cepat

9. Tugas perawat ICU pada saat pemeriksaan


radiologi adalah …
a. Melakukan pemeriksaan radiologi secara
mandiri
b. Mendampingi perawat radiologi
c. Memfasilitasi pemeriksaan yang dibutuhkan
pasien
d. Mengantarkan pasien saja

10. Pelaporan hasil pemeriksaan penunjang dapat


dilaporkan segera dalam waktu ?
a. 5 menit
b. 10 menit
c. 15 menit
d. 20 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 201
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MI 13
1. A
2. A
3. B
4. B
5. C
6. A
7. D
8. C
9. C
10. C

MATERI INTI 14
PENGELOLAAN PASIEN DENGAN KEGAWATAN
JANTUNG

Soal:
1. Suatu kondisi terjadinya gangguan fisiologi
secara tiba-tiba disebut dengan …
a. Kegawatan jantung
b. Sindroma koroner akut
c. Serangan jantung
d. Akut heart failure

2. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah terjadinya


kegawatan jantung sindroma koroner akut,
kecuali…
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Hipertensi
d. Herediter

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 202
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Komplikasi sindroma koroner akut yaitu …
a. edema paru akut dan syoik kardiogenik
b. edema paru kronis
c. regurgitasi mitral kronis
d. ventrikel septal defek dan edema paru kronis

4. Etiologi akut heart failure yaitu …


a. Sindroma korener kronis
b. Krisis hipertensi
c. Aritmia kronis
d. Miokarditis kronis yang berat

5. Suatu komplikasi akibat gagal jantung dimana


terjadi penurunan kardiak output respon
terhadap peningkatan katekolamin meningkat
dan oksigen kebutuhan miokard merupakan
termasuk komplikasi …
a. Aritma
b. Angina
c. Syok kardiogenik
d. Gagal ginjal

6. Perubahan implus yang menyebabkan


abnormalitas irama jantung, kecepatan dan
bentuk gelombang listrik jantung disebut …
a. Sindroma koroner akut
b. Akut heart failure
c. Lethal arrhythmia
d. Gagal jantung

7. Gejala ringan yang diala, pada penderita lethal


arrhythmia adalah …
a. Penurunan kardia output

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 203
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Kematian mendadak
c. Dada merasa berdebar cepat
d. Pernafasan cepat

8. Menurut New York Hearth Association (NIHA)


yang termasuk kategori gagal jantung kelas II
yaitu …
a. Ada batasan ringan ketika aktifitas fisik,
berupa tidak nyaman dan membutuhkan
istirahat secara umum aktifitas fisik hanya
berupa keluhan dari gagal jantung
b. Tidak ada batasan terhadap aktifitas fisik
c. Ada pembatasan terhadap aktifitas fisik, yaitu
tidak nyaman dan memerlukan istirahat
secara umum aktifitas ini pemicu gagal
jantung
d. Tanpa aktifitas fisik pasien timbul gagal
jantung

9. Status perfusi akut heart failure ditetapkan


berdasarkan dibawah ini kecuali …
a. Tekanan nadi yang sempit
b. Pulsus alternans
c. Hipotensi simtomatik
d. Curah jantung yang tinggi

10. Suatu keadaan pasien gawat darurat, dimana


secara klinis menggambarkan ketidak adekuatan
curah jantung dengan ditandai penurunan
kesadaran dan hilang denyut nadi disebut
dengan…
a. Pulsless electrical activity
b. Idioventricular

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 204
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
c. Asitole
d. Ventrikel fibrilasi

Kunci Jawaban MI 14
1. A
2. C
3. A
4. B
5. A
6. C
7. C
8. A
9. D
10. A

MATERI INTI 15
PENGELOLAAN OBAT–OBATAN PASIEN KRITIS

Soal:
1. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam
pemberian obat, kecuali …
a. Pastikan jenis obat yang akan digunakan
b. Lakukan perhitungan obat sesuai dengan
dosis obat
c. Pastikan kecepatan aliran obat dosis sesuai
alat yang digunakan
d. Lakukan semua pemberian obat melalui intra
vena

2. Obat yang diberikan atas indikasi cardiac arrest


adalah …
a. Dobutamin

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 205
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. Inotropik
c. Epineprin
d. Nirat

3. Tujuan diberikannya obat anti aritmia, kecuali ….


a. Mengembalikan irama denyut jantung normal
b. Mempertahankan denyut jantung stabil
c. Menghalangi implus listrik abnormal yang
dapat mengakibatkan denyut jantung tidak
teratur
d. Mempertahankan hemoglobin normal

4. Dosis pemberian obat anti aritmia kelas 1 yaitu


xylocain intra vena infuse dengan dosis …
a. 2 mg - 5 mg/menit
b. 1 mg – 4 mg/menit
c. 2 mg – 3 mg/menit
d. 1 mg – 3 mg/menit

5. Yang termasuk kedalam obat anti aritmia kelas 1


yaitu….
a. Sodium channel blocker
b. Beta adrenergic blockade
c. Prolonge repolarisasi
d. Calcium channel blicker

6. Yang tidak termasuk jenis obat diuretik adalah …


a. Loop diuretik
b. Thiazide diuretik
c. Xylocain
d. Potassium-sparing diuretik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 206
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
7. Yang termasuk kedalam efek samping dari obat
aminofillin, kecuali…
a. Diare, mual dan muntah
b. Pusing, sakit kepala
c. Arithmia
d. Gagal nafas

8. Pemantauan yang harus dilakukan saat


pemberian obat aminofillin, kecuali …
a. Test fungsi paru
b. Serum teofillin
c. Lakukan pengukuran QT interval
d. Monitor efek samping takikardi

9. Yang tidak termasuk kedalam indikasi obat


diuretik adalah …
a. Gagal jantung
b. Edema paru
c. hipotermi
d. Hipertensi emergensi

10. Prinsip yang harus di terapkan dalam pemberian


obat titrasi, kecuali …
a. Benar obat
b. Benar pasien
c. Benar dosis
d. Benar tempat

Kunci Jawaban MI 15
1. D
2. C
3. D
4. B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 207
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
5. A
6. C
7. D
8. C
9. C
10. D

MATERI INTI 16
PENGELOLAAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM SYARAF DI RUANG INTENSIF

Soal:
1. Cedera akut pada susunan saraf pusat, selaput
otak, saraf kranial termasuk fraktur tulang kepala
dan tengkorak, kerusakan jaringan lunak pada
kepala dan wajah disertai suatu keadaan
perubahan fungsi mental atau fisik akibat
benturan baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala adalah pengertian dari …
a. Stroke
b. Traumatic Brain Injury
c. Myastenia Gravis
d. Gangguan syaraf pusat

2. Yang tidak termasuk manifestasi klinis Traumatic


brain injury adalah …
a. Hilangnya kesadaran krang dari 30 menit
b. Pupil anisokor
c. Terdapat hematom
d. Kesadaran komposmentis

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 208
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Berdasarkan penilaian Glasgow Coma Scale jik
Ada pingsan lebih dari 10 menit, ada keluhan
sakit kepala, muntah, kejang dan amnesia
retrograde. Pada pemeriksaan neurologis
terdapat kelumpuhan saraf dan anggota gerak
maka hasil diatas termasuk kedalam kategori..
a. Cedera kepala ringan
b. Cedera kepala sedang
c. Cedera kepada berat
d. Kritis

4. Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan


untuk menentukan TBI, kecuali …
a. Magnetic Resonance Imaging
b. Cerebral Angiography
c. EKG
d. EEG

5. Yang termasuk faktor resiko stroke hemoragik …


a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Herediter
d. Diabetes militus

6. Yang tidak termasuk faktor resiko stroke


istemik….
a. Kolestrol tinggi
b. Penurunan hematokrit
c. Hipertensi
d. Diabetes mellitus

7. Suatu penyakit yang bermanifestasi sebagai


kelemahan dan kelelahan otot-otot rangka akibat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 209
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
defisiensi reseptor asetilkolin pada sambungan
neuromuscular adalah pengertian dari …
a. Stroke
b. Traumatic Brain Injury
c. Myastenia Gravis
d. Gangguan syaraf pusat

8. Miastenia gravis kelompok IIA memiliki klasifikasi


klinis yaitu …
a. Hanya menyerang otot-otot ocular, disertai
ptosisi
b. Awitan lambat, biasanya pada mata, lambat
laun menyebar ke otot-otot rangka dan bulbar
c. Disartria dan sukar mengunyah lebih nyata
dibandingkan dengan miastenia gravis umum
ringan
d. Terserang otot pernapasan. Penyakit
berkembang maksimal dalam waktu 6 bulan

9. Pemeriksaan penunjang untuk menegakan


diagnose Myastenia Gravis kecuali …
a. EKG
b. Tes neurologis
c. Tes anti kolinestensi
d. X-Ray Thorax

10. Terapi yang diberikan pada pasien Myastenia


Gravis ….
a. Antikolinesterase, steroid, plasmaferesis
b. Azatioprin, diuretik
c. Timektomi, diazepam
d. Steroid, diuretik dan diazepam

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 210
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MI 16
1. B
2. D
3. B
4. C
5. C
6. B
7. C
8. B
9. A
10. A

MATERI INTI 17
PENGELOLAAN PASIEN DENGAN PASCA
BEDAH

Soal:
1. Yang bukan termasuk kedalam komplikasi
mayor…
a. Hipotermia
b. Gangguan hemodinamika
c. Hipertensi
d. Pendarahan

2. Hipotermi, syok, gangguan faal hati, gangguan


faal ginjal, dan hiponatremia merupakan ciri-ciri
komplikasi mayor yaitu …
a. Gangguan gastroinstestinal
b. Gangguan nafas
c. Gangguan kesadaran
d. Emboli paru

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 211
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah
operasi disebut dengan perdarahan …
a. Perdarahan primer
b. Perdarahan reaktif
c. Perdarahan tersier
d. Perdarahan sekunder

4. Perdarahan yang terjadi 7-10 hari setelah


operasi. Disebabkan oleh erosi pembuluh darah
dari infeksi yang menyebar disebut dengan …
a. Perdarahan primer
b. Perdarahan reaktif
c. Perdarahan tersier
d. Perdarahan sekunder

5. Yang tidak termasuk gambaran klinis syok


hemoragik yaitu …
a. Takikardi
b. Pusing
c. Peningkatan output urin
d. Agitasi

6. Luka mendapatkan kembali kekuatan tariknya


ketika serabut kolagen di dalam luka merombak
dan mengatur kembali diri mereka sendiri. Ini
juga selama fase ini bahwa luka devascularises
dan kembali ke keadaan asal pasokan darah,
termasuk kedalam fase …
a. Peradangan
b. Remodeling
c. Inflamasi
d. Proliferatif

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 212
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
7. Urutan 3 fase penyembuhan luka yaitu …
a. Peradangan, remodeling dan proliferatif
b. Peradangan, proliferatif dan remodeling
c. Remodeling, peradangan dan
proliferatif d. Proliferatif, peradangan dan
remodeling

8. Yang bukan termasuk focus pengkajian pasien


pre arrival adalah…
a. Identitas pasien
b. Diagnose
c. Observasi
d. Masalah utama pasien

9. Pengkajian riwayat kesehatan, riwayat social,


psikososial, spiritual termasuk kedalam
pengkajian pasien yaitu …
a. Pre arrival
b. Quick assessment
c. Comprehensive assessment
d. On going assessment

10. Kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap


sistem tubuh pada setiap 1-2 jam pada saat
kritis, selanjutnya sesuai kondisi pasien
termasuk perawatan luka termasuk kedalam
pengkajian pasien yaitu ….
a. Pre arrival
b. Quick assessment
c. Comprehensive assessment
d. On going assessment

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 213
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MI 17
1. C
2. C
3. B
4. D
5. C
6. B
7. B
8. C
9. C
10. D

MATERI INTI 18
TRANSPORTASI PASIEN KRITIS

Soal:
1. Tujuan transportasi kritis yaitu …
a. Memaksimalkan resiko
b. Meminimalkan resiko dan memaksimalkan
keselamatan pasien
c. Meminimalkan keselamatan pasien dan
memaksimalkan resiko
d. Meminimalkan resiko dan meminimalkan
keselamatan pasien

2. Prinsip utama transportasi yaitu…


a. Keadaan penderita diharapkan menjadi lebih
baik
b. Do futher harm
c. Memaksimalkan resiko
d. Meminimalkan keselamatan pasien

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 214
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Yang bukan merupakan aspek transportasi
pasien kritis adalah,…
a. Administrative guidelines
b. Setting & equipment
c. Staffing
d. Semua benar

4. Infiation and response, coordination and


communication, responsibility merupakan bagian
dari aspek transportasi pasien kritis yaitu ….
a. Administrative guidelines
b. Setting & equipment
c. Staffing
d. Handover

5. Serah terima antar petugas selama proses


transportasi menjadi hal yang penting untuk
menjamin kelangsungan tindakan perawatan dan
pengobatan pasien sakit kritis merupakan bagian
dari aspek transportasi pasien kritis yaitu …
a. Administrative guidelines
b. Setting & equipment
c. Staffing
d. Handover

6. Tanggung jawab untuk perawatan pasien selama


transportasi harus diberikan kepada praktisi
medis yang berkualifikasi tepat yaitu …
a. Documentation
b. Responsibility
c. Coordination dan communication
d. Initiation dan response

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 215
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
7. Sistem untuk melaporkan dan mengkaji ulang
kejadian sentinel selama kegiatan transportasi
pasien disebut…
a. Education dan training
b. Clinical effectiveness and research
c. Audit
d. Risk management

8. Yang termasuk alat Respiratory support


equipment adalah …
a. Oxygen, mask, nebulizer
b. Pulse oximeter
c. Vascular cannulae
d. Infusion pumps

9. Yang termasuk alat Circulatory support


equipment adalah…
a. Portable ventilator
b. Oxygen, mask, nebuliser
c. Infusion pumps
d. Emergency surgical airway set

10. Yang tidak termasuk peralatan khusus pasien


yang membutuhkan extra corporeal life support
adalah…
a. Respiratory support equipment
b. Circulatory support equipment
c. Other equipment
d. Operating equipment

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 216
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MI 18
1. B
2. A
3. D
4. A
5. D
6. B
7. D
8. A
9. C
10. D

MATERI INTI 19
PENGELOLAAN DYING CARE

Soal:
1. Proses ketika individu semakin mendekati akhir
hayatnya disebut dengan…
a. Dying
b. Traumatic Brain Injury
c. Myastenia Gravis
d. Gangguan syaraf pusat

2. Tujuan daari dying care, kecuali….


a. Mempertahankan pasien nyaman dan bebas
nyeri
b. Membuat hari-hari akhir pasien sebaik
mungkin untuk pasien maupun keluarga
dengan sedikit mungkin penderitaan
c. Membantu pasien meninggal dengan tersiksa
d. Memberikan kenyamanan bagi keluarga

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 217
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Yang termasuk kedalam respon saat fase
berduka yaitu, kecuali…
a. Penyangkalan
b. Marah
c. Depresi
d. Kesakitan

4. Karakteristik dari respon marah saat berduka,


kecuali…
a. Emosi tidak terkendali
b. Menyalahkan takdir
c. Mengekspresikan kemarahan dan
permusuhan
d. Gelisah dan cemas

5. Karakteristik dari respon depresi saat berduka,


kecuali …
a. Sudah menerima kenyataan.
b. Mengalami proses berkabung karena dulu
ditinggalkan dan sekarang akan kehilangan
nyawa sendiri.
c. Cenderung tidak banyak bicara, sering
menangis.
d. Klien berada pada proses kehilangan segala
hal yang ia cintai.

6. Karakteristik dari respon penyangkalan saat


berduka adalah…
a. Emosi tidak terkendali.
b. Secara tidak langsung pasien ingin
mengatakan bahwa maut menimpa semua
orang kecuali dia
c. Mampu menerima kenyataan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 218
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
d. Mempunyai harapan dan keinginan.

7. Karakteristik dari respon tawar menawar saat


berduka, kecuali…
a. Mempunyai harapan dan keinginan.
b. Cenderung membereskan segala urusan.
c. Apapun yang dilihat atau dirasa akan
menimbulkan keluhan pada diri individu.
d. Terkesan sudah menerima kenyataan.

8. Salah satu metode yang di gunakan untuk


membantu perawat dalam mengkaji psikososial
klien terminal yaitu dengan metode PERSON,
yang tidak termasuk kedalam metode tersebut
adalah …
a. Personal stranghai
b. Organization
c. Emotional reaction
d. Respon to stress

9. Yang termasuk kedalam pengkajian yang perlu


diperhatikan dari faktor predisposisi, kecuali …
a. Riwayat psikososial
b. Tingkat perkembangan
c. Adanya reaksi sedih dan kehilangan
d. Respon terhadap klien

10. Respon angger saat berduka komunikasi yang


bisa dilakukan kecuali….
a. Baraining
b. Acceptance
c. Informing
d. Board opening

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 219
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Kunci Jawaban MI 19
1. A
2. C
3. D
4. D
5. A
6. B
7. C
8. B
9. D
10. D

Soal Tambahan

1. Perawatan mulut pada posien diruang intensif


dilakukan dengan tujuan…
a. Mengurangi kolonisasi bakteri
b. Mencegah terjadinya VAP
c. Memberikan rasa nyaman
d. Membuang plak pada gigi
e. Semua benar

2. Berikut ini yang bukan merupakan cara


pencegahan dan penanganan pasien dengan
MRSA di ruang intensif
a. Mandikan pasien dengan clorhexidine 4%
b. Menjaga kebersihan ruangan dan peralatan
c. Memisahkan pasien MRSA dari pasien lain
d. Mengganti sarung tangan dan baju petugas
setelah kontak dnegan pasien MRSA
e. Batasi akses ke pasien

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 220
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
3. Dampak imobilisasi pada pasien di ruang intensif
antara lain
a. Atelektasis
b. Kontraktur
c. Kelemahan otot
d. Retensi insulin
e. Semua benar

4. Tujuan dari mobilisasi dini terhadap system


pernasafan adalah..
a. Mencegah atelektasis
b. Mencegah kontraktur
c. Mencegah pneumonia
d. A dan B benar
e. A, B, C benar

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum


melakukan mobilisasi pada pasien di ruang
intensif kecuali;
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Tingkat kesadaran
d. Status cairan
e. Semua benar

6. Tujuan akhir dari mobilisasi dini adalah


a. Lama rawat menurun
b. Ketergantungan terhadap ventilator tidak
terjadi
c. Biaya perawatan tidak meningkat
d. Pasien aman selama dalam perawatan
e. Semua benar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 221
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
7. Alat ukur untuk menilai kemampuan pasien ICU
dalam melakukan mobilisasi dapat
menggunakan:
a. Banner Mobility Assessment Tools for Nurse
b. Surgical ICU Optimal Mobility Score (SOMS)
c. Perme ICU Mobility Score.
d. Semua benar
e. Semua salah

8. Pengkajian tingkat 1 pada pasien sebelum


melakukan mobilisasi di ICU dengan Banner
Mobility Assessment Tools for Nurse, meliputi:
a. Pengkajian kognitif pasien
b. Kekuatan motorik untuk mobilisasi
c. Kekuatan mobilisasi untuk berdiri
d. Kemampuan pasien untuk berjalan
e. Semua benar

9. Kemampuan pasien untuk berdiri dengan


seimbang menurut Banner Mobility Assessment
Tools for Nurse termasuk dalam pengkajian:
a. Level 0
b. Level 1
c. Level 2
d. Level 3
e. Level 4

10. Menurut PERME (2009), pasien yang mampu


lepas dari ventilasi mekanik dan mampu
berpartisipasi aktif dalam terapi dan mampu
berjalan secara mandiri termasuk dalam kategori
pasien pada tahap:
a. 1

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 222
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

11. Menurut PERME (2009), tahapan mobilisasi


pasien di ICU adalah…
a. Edukasi-perubahan posisi-berjalan-pindah
tempat
b. Edukasi-perubahan posisi-program berjalan-
pindah tempat
c. Edukasi-perubahan posisi-program berjalan-
terapi fisik-pindah tempat
d. Edukasi-perubahan posisi-program berjalan-
terapi fisik-latihan mobilisasi ditempat tidur
e. Edukasi-perubahan posisi-program berjalan-
terapi fisik-latihan mobilisasi ditempat tidur-
latihan transfering

12. Latihan fisik yang dapat dilakukan pada fase


latihan menurut PERME adalah
a. Latihan ROM aktif
b. ROM pasif
c. Peregangan dan latihan pernafasan
d. Nafas dalam dan batuk efektif
e. Semua benar

13. Tehnik ambulasi yang dapat dilakukan pada


pasie di ICU antara lain:
a. Duduk diatas tempat tidur
b. Duduk ditepi tempat tidur
c. Pindah ke kursi
d. Latihan berdiri

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 223
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
e. Semua benar

14. Gerakan mobilisasi berupa perputaran bagian


telapak kaki ke bagian luar, bergerak
membentuk sudut persendian, disebut..
a. Adduksi
b. Rotasi
c. Eversi
d. Inversi
e. Pronasi

15. Kontraindikasi latihan rentang gerak pada pasien


di ICU, kecuali..
a. Hemodinamik tidak stabil
b. Mengganggu proses penyembuhan
c. Membahayakan pasien
d. Melibatkan banyak petugas
e. Pasien tidak bisa selaras dengan ventilasi
mekanik

16. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam


perawatan ETT antara lain:
a. Kaji tanda vital dan suara paru dan
bandingkan antara paru kanan dan
b. Batasan pipa ETT pada ujung mulut diberi
tanda dan didokumentasikan pada chart ICU
c. Pantau tekanan cuff ETT/TT <30 cm H2O.
d. Lakukan pemindahan posisi ETT setiap 8 jam
untuk mencegah cidera alat medic
e. Semua benar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 224
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
17. Dibawah ini yang benar tentang perawatan vena
sentral meliputi:
a. Pengkajian area penusukan akses vena
sentral
b. Penggantian balutan setiap 7 hari
c. Pertahankan agar tetap kering
d. Lakukan flushing lumen vena sentral dengan
menggunakan 3 cc larutan heparin solution
(100 units heparin/cc)

18. Pengkajian area penusukan vena sentral


meliputi:
a. Adanya kemerahan
b. Nyeri
c. Bengkak
d. Pus

19. Tujuan dari perawatan kateter urin adalah..


a. Menjaga kebersihan kateter
b. Menjaga kepatenan fiksasi kateter
c. Mencegah terjadinya infeksi akibat pemakaian
kateter.
d. Mempertahankan kepatenena aliran urin

20. Tujuan dari pemasangan HME pada pasien


dengan ventilasi mekanik adalah..
a. Menjaga kelembaban udara
b. Mencegah kontaminasi
c. Mencegah barotraumas
d. Memberikan kenyamanan
e. Semua benar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 225
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
21. Pengakajian yang dilakukan sebelum pasien
masuk ke rumah sakit yang akan dirujuk
disebut….
a. Quick assessment
b. Comprehensive assessment
c. Prearrival assessment
d. On going assessment
e. On process assessment

22. On going assessment merupakan…


a. Pengkajian yang dilakukan sebelum pasien
tiba di rumah sakit
b. Pengkajian yang dilakukan saat akan
melakukan rujukan ke rumah sakit lain
c. Pengkajian yang dilakukan sesaat setelah
pasien tiba di IGD rumah sakit
d. Pengkajian yang dilakukan saat pasien tiba di
ruangan intensif
e. Pengkajian berkelanjutan yang dilakukan di
ICU untuk memonitor kondisi pasien

23. Pengakajian lengkap meliputi riwayat kesehatan


lalu, riwayat sosial, riwayat psikososial, spiritual
serta pengkajian fisik dari tiap sistem tubuh
disebut…
a. Quick assessment
b. Comprehensive assessment
c. Prearrival assessment
d. On going assessment
e. On process assessment

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 226
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Lampiran…..

FORM EVALUASI PELATIH

PENILAIAN TERHADAP FASILITATOR / PELATIH


Nama Diklat :
Nama Fasilitator :
Materi :
Hari/Tanggal :
Waktu/Jam :

NILAI
NO KOMPONEN 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9
100
5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5
a. Penguasaan Materi
b. Ketepatan Waktu
c. Sistematika Penyajian
d. Penggunaan Metode,
media dan Alat Bantu
pelatihan
e. Empati, Gaya dan Sikap
terhadap Peserta
f. Penggunaan Bahasa dan
Volume Suara
g. Pemberian Motivasi
Belajar kepada Peserta
h. Pencapaian Tujuan
Pembelajaran Umum
i. Kesempatan Tanya
Jawab
j. Kemampuan Menyajikan
k. Kerapihan Pakaian
l. Kerjasama antar Tim
Pengajar (apabila team
teaching)
Keterangan : 45 – 55 : kurang, 56 – 75 : sedang, 76 – 85 : baik, 86 ke atas sangat baik
Saran :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 227
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit

Lampiran….

FORM EVALUASI PENYELENGGARA PELATIHAN

NILAI
NO KOMPONEN
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Pengalaman belajar
dalam pelatihan ini
2 Rata-rata penggunaan
metode pembelajaran
oleh pengajar
3 Tingkat semangat
belajar saudara
mengikuti program
pelatihan ini
4 Tingkat kepuasan
terhadap
penyelenggaraan
proses belajar mengajar
5 Kenyamanan ruang
belajar
6 Penyediaan alat bantu
pelatihan di dalam kelas
7 Penyediaan dan
pelayanan bahan
belajar (seperti
pengadaan, bahan
diskusi )
8 Penyediaan dan
kebersihan kamar kecil
9 Pelayanan sekretariat
10 Penyediaan pelayanan
akomodasi
11 Penyediaan dan
pelayanan konsumsi

Keterangan : 45 – 55 : kurang, 56 – 75 : sedang, 76 – 85 : baik, 86 ke atas sangat baik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 228
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit
Komentar dan saran terhadap:

1. FASILITATOR:

………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
……

2. PENYELENGGARAAN/PELAYANAN PANITIA:

………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
……

3. PENGENDALI DIKLAT:

…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 229
Standard Kurikulum Pelatihan
Pelayanan Keperawatan Intensif
di Rumah Sakit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2018
Hal: 230

You might also like