You are on page 1of 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GAGAL GINJAL

Kelompok : 4 ( empat )

Asma'ul Husna ( 2107401001 )

Wilda Akhyani ( 2107401014 )

Putri Rizki ( 2107401011 )

Muhammad Khairul Rijal ( 2107401005 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah praktik keperawatan
keluarga ini yang berjudul " ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GAGAL GINJAL ” dengan tepat waktu.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menyusun
makalah ini.

Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

a) Tujuan Umum

b) Tujuan Khusus

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

A. Defenisi Ginjal

B. Anatomi Dan Fisiologi Ginjal

c. Defenisi Gagal Ginjal Akut


a. Defenisi

b. Etiologi Gagal Ginjal Akut

c. Pathofisiologi Gagal Ginjal Akut

d. Manufestasi Klinis

e. Pemeriksaan Diagnostik

f. Penatalaksanaan
g. Komplikasi Gagal Ginjal Akut

h. Pemeriksaan Penunjang

i. Konsep Kelebihan Volume Cairan

3.1 Proses Keperawatan

1. Pengkajian

2. Diagnosis Keperawatan

3. Intervensi Keperawatan

4. Implementasi Keperawatan

5. Evaluasi

4.1 Perencanaan NCP

BAB III : PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Daftar Pustaka

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. apabila hanya 10% dari ginjal yg
berfungsi, pasien dikatakan telah sampai pada penyakit ginjal end-stage renal
disease (ESRD) atau penyakit ginjal tahap akhir . Awitan Gagal ginjal mungkin akut
, yaitu berkembang sangat cepat dalam beberapa jam atau dalam beberapa hari.
Gagal ginjal dapat juga kronik , yaitu terjadi perlahan dan berkembang perlahan,
mungkin dalam beberapa tahun.

Gagal ginjal akut ( acute renal failure, ARF ) Adalah Suatu kondisi saat ginjal tiba-
tiba tidak dapat menyaring limbah dari darah. Gagal ginjal akut berkembang pesat
selama beberapa jam atau hari dan dapat berakibat fatal. Kondisi ini paling umum
terjadi pada mereka yang sakit kritis dan sudah dirawat di rumah sakit.

Chronic kidney disease (CKD) alias penyakit ginjal kronis, merupakan kondisi di
mana terjadi penurunan fungsi ginjal secara signifikan selama beberapa waktu
(lebih dari 3 bulan), sehingga CKD juga sering dianggap sebagai gagal ginjal kronis .

1.2 TUJUAN

a. Tujuan Umum

Tujuan umum makalah ini yaitu Untuk membuat mahasiswa mengetahui dan
memahami Asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal

b. Tujuan Khusus

Secara khusus makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :

1. Untuk Mengetahui Cara Melakukan pengkajian pada pasien dengan gagal ginjal

2. Untuk Mengetahui Cara Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan


gagal ginjal

3. Untuk Mengetahui Cara Menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan


gagal ginjal

4. Untuk Mengetahui Cara Melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan


gagal ginjal
5. Untuk Mengetahui Cara Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gagal
ginjal.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar


A. Defenisi Ginjal

Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring
dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga
keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium,natrium, dan kalium)
dalam darah. Ginjal juga memproduksi bentuk aktifdari vitamin D yang mengatur
penyerapan kalsium dan fosfor darimakanan sehingga membuat tulang menjadi
kuat. Selain itu ginjal memproduksi hormone eritropoietin yang merangsang
sumsum tulanguntuk memproduksi sel darah merah, serta renin yang berfungsi
mengatur volume darah dan tekanan darah.

B. Anatomi Dan Fisiologi Ginjal

• Anatomi Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi yang berperan penting dalammempertahankan


keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi
cairantubuh/ekstraselular. Ginjal merupakan dua buah organ berbentuk seperti
kacang polong, berwarna merah kebiruan.Ginjal terletak pada dinding posterior
abdomen, terutama di daerahlumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang,
dibungkus oleh lapisan lemakyang tebal di belakang peritoneum atau di luar
rongga peritoneum. Ketinggianginjal dapat diperkirakan dari belakang di mulai
dari ketinggian vertebra torakalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan
sedikit lebih rendah dariginjal kiri karena letak hati yang menduduki ruang lebih
banyak di sebelahkanan. Masing-masing ginjal memiliki panjang 11,25 cm, lebar
5-7 cm dan tebal2,5 cm. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita
dewasa 115-155gram. Ginjal ditutupi oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat, apabila
kapsul dibukaterlihat permukaan ginjal yang licin dengan warna merah tua.Ginjal
terdiri dari beberapa bagian, yaitu antara lain:

1.Bagian dalam (interna) medulla

Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jumlahnyaantara 8-16 buah
yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkanapeksnya menghadap ke sinus
renalis. Mengandung bagian tubulus yanglurus, ansa henle, vasa rekta dan duktus
koligens terminal.

2.Bagian luar (eksternal) korteks

Subtansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula.


Substansia ini tepat di bawah tunika fibrosa, melengkungsepanjang basis piramid
yang berdekatan dengan sinus renalis, dan bagiandalam di antara piramid
dinamakan kolumna renalis. Mengandungglomerulus, tubulus proksimal dan
distal yang berkelok-kelok dan duktuskoligens.Struktur halus ginjal terdiri atas
banyak nefron yang merupakan satuanfungsional ginjal. Kedua ginjal bersama-
sama mengandung kira-kira 2.400.000nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin
sendiri. Karena itu fungsi dari satunefron dapat menerangkan fungsi dari ginjal.
Nefron terdiri dari bagian-bagian berikut:

1.Glomerulus

Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak didalam
kapsul Bowman dan menerima darah arteriolaferen dan meneruskan darah ke
sistem vena melalui arteriol eferen. Glomerulus berdiameter 200μm,mempunyai
dua lapisan Bowman dan mempunyai dua lapisan selular yangmemisahkan darah
dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsulaBowman

2.Tubulus proksimal konvulta

Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula Bowman dengan


panjang 15 mm dan diameter 55μm.
3.Gelung henle (ansa henle).

Bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis, selanjutnya kesegmen


tebal panjangnya 12 mm, total panjang ansa henle 2-14 mm.

4.Tubulus distal konvulta

Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok danletaknya jauh dari
kapsula Bowman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal darimasing-masing nefron
bermuara ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm.

5.Duktus koligen medula

Ini saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara halus dari
ekskresi natrium urine terjadi di sini. Duktus ini memiliki kemampuan
mereabsorbsi dan mensekresi kalsium.

• Fisiologi Ginjal

1.Fungsi ginjal secara keseluruhan di bagi dalam dua golongan yaitu :

a.Fungsi ekskresi

1)Mengekskresi sisa metabolisme protein, yaitu ureum, kalium, fosfat,sulfat


anorganik, dan asam urat.

2)Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.


3)Menjaga keseimbangan asam dan basa.

b.Fungsi Endokrin

1) Partisipasi dalam eritropoesis. Menghasilkan eritropoetin yang berperandalam


pembentukan sel darah merah.

2) Menghasilan renin yang berperan penting dalam pengaturan tekanandarah.

3)Merubah vitamin D menjadi metabolit yang aktif yang membantu penyerapan


kalsium.

4) Memproduksi hormon prostaglandin, yang mempengaruhi pengaturangaram


dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler.

C. DEFENISI GAGAL GINJAL AKUT


A. Defenisi

Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untukmempertahankan


volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaannormal. Gagal ginjal dibagi
menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal kronikdan gagal ginjal akut. (Price &
Welson, 2006)

Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Apabila hanya 10% dari ginjal yang
berfungsi, pasien dikatakan sudah sampai pada penyakit ginjal end-stage renal
disease (ESRD) atau penyakit ginjal tahap akhir. Awitan gagal ginjal mungkin akut,
yaitu berkembang sangat cepat dalam beberapa jam atau dalam beberapa hari.
Gagal ginjal dapat juga kronik, yaitu terjadi perlahan dan berkembang perlahan,
mungkin dalam beberapa tahun.

Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana ginjal tidak lagi mensekresi produk-
produk limbah metabolisme. Biasanya karena hiperfusi ginjal sindrom ini biasa
berakibat azotemia (uremia), yaitu akumulasi produk limbah nitrogen dalam
darah dan oliguria dimana haluaran urine kurang dari 400 ml/24 jam.

Gagal ginjal akut (acute renal failure) adalah sekumpulan gejala yang
mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. Gagal Ginjal Akut (GGA)adalah
suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu
beberapahari atau beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria sehingga
mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis
tubuh.

Gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam
membersihkan darah dari bahan-bahan racun, yang menyebabkan penimbunan
limbah metabolik didalam darah (misalnya urea). Gagal ginjal akut merupakan
suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara
mendadak dengan akibat terjadinya peningkatan hasil metabolik (Ayu,2010).

Gagal ginjal akut merupakan suatu keadaan dimana ginjal mengalami gangguan
dalam melaksanakan fungsi-fungsi vital (Bonez,2011).

Gagal Ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuannya untukmempertahankan


volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal. Gagal ginjal dibagi
menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut. (Price &
Welson, 2006)

Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang
menyerang traktus urinarius.Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni
gagal ginjalakut (acute renal failure = ARF) dan gagal ginjal kronik (chronic
renalfailure = CRF).

Pada gagal ginjal akut yaitu terjadi penurunan fungsi ginjalsecara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil
pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen
dalam darah yang meningkat.
Sedangkan pada gagal ginjal kronis yaitu penurunan fungsi ginjal terjadi secara
perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung terus selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai ginjal tidak dapat berfungsisama
sekali (end stage renal disease). Gagal ginjal kronis dibagi menjadilima stadium
berdasarkan laju penyaringan (filtrasi) glomerulus(Glomerular Filtration Rate =
GFR) yang dapat dilihat pada tabel di bawahini. GFR normal adalah 90 - 120
mL/min/1.73 m2

Stadiu GFR (ml/menit/1.73m2) Deskripsi


m

1 Lebih dari 90 Kerusakan minimal pada ginjal, filtrasi


masihnormal atau sedikit meningkat

2 60-89 Fungsi ginjal sedikit menurun

3 30-59 Penurunan fungsi ginjal yang sedang

4 15-29 Penurunan fungsi ginjal yang berat

5 Kurang dari 15 Gagal ginjal stadium akhir (End Stage


Renal Disease)

B. Etiologi Gagal Ginjal Akut

etiologi gagal ginjal akut dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan


patogenesisnya yakni :
A. Prerenal

1. Hipovolemia

Perdarahan ,Dehidrasi ,Muntah, diare, dan diaforesis ,Pengisapan lambung


Diabetes melitus dan diabetes insipidus • Luka bakar dan drainase luka , Sirosis ,
Pemakaian diuretik yang tidak sesuai , Peritonitis.
2. Penurunan curah jantung

Gagal jantung kongestif , Infark miokard , Tamponade jantung , Disritmia .

3. Vasodilatasi sistemik

Sepsis , Asidosis , Anafilaksis

4. Hipotensi dan hipoperfusi

Gagal jantung , Syok .


B. Intrarenal (Intrinsik)

1. Kerusakan nefron/tubula

Nekrosis tubular akut , Glomerulonefritis

2. Perubahan vaskular

Koagulopati , Hipertensi malignan Stenosis

3. Nefrotoksin

Antibiotik (gentamisin, tobramisin, neomisin, kanamisin, dan vankomisin) ,


Kimiawi (karbon tetraklorida dan timbal) , Logam berat (arsenik dan merkuri)
Nefritis interstisial akibat-obat (tetrasiklin, furosemid, tiasid, dan sulfanomid)
C. Postrenal

1. Obstruksi ureter dan leher kandung kemih

Kalkuli , Neoplasma , Hiperplasia prostat

C. Pathofisiologi gagal ginjal akut

Ginjal berperan penting dalam regulasi tekanan darah berkat efeknya pada
keseimbangan natrium, suatu penentu utama tekanan darah. Konsentrasi natrium
didalam tubuh dalam menilai tekanan darah. Melalui kerja dua sensor, baik kadar
natrium yang rendah atau tekanan perfusi yang rendah berfungsi sebagai
stimulasi untuk pelepasan renin. Renin yaitu suatu protease yang meningkatkan
tekanan darah dengan memicu vasokonstriksi secara langsung dan dengan
merangsang sekresi aldosteron sehingga terjadi retensi natrium dan air. Semua
efek ini menambah cairan ekstrasel utuh kehilangan fungsi ginjal normal akibat
dari penurunan jumlah nefroen yang berfungsi dengan tepat. Bila jumlah nefron
berkurang sampai jumlah yang tidak adekuat untuk mempertahankan
keseimbangan homeostatis,terjadi akibat gangguan fisiologis. Gagal ginjal
melakukan fungsi metaboliknya dan untuk membersihkan toksin dari darah selain
itu gagal ginjal akut disebabkan dengan berbagai macam keadaan seperti
gangguan pada pulmoner yaitu nafas dangkal, kussmaul, dan batuk dengan
sputum. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa. Gangguan
pada kardiovaskuler seperti hipertensi, nyeri dada, gangguan irama jantung dan
edema. Edema merupakan tanda dan gejala yang umum pada kelebihan volume
cairan.Edema merujuk kepada penimbunan cairan di jaringan subkutis dan
menandakan ketidak seimbangan gaya-gaya starling (kenaikan tekanan
intravaskuler atau penurunan tekanan intravaskuler) yang menyebabkan cairan
merembes ke dalam ruang interstisial. Edema akan terjadi pada keadaan
hipoproteinemia dan gagal ginjal yang parah (Tambanyong jan 2013).

• web of caution gagal ginjal akut


2.1 gambar pohon masalah gagal ginjal(Tambayong, jan 2013)
D. Manifestasi Klinis
Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakanginjal,
kondisi lain yang mendasari, dan usia pasien.

1)Kardiovaskuler

Pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi (akibat retensi cairandan natrium
dari aktivasi system rennin-angiotensin-aldosteron)

a. Pitting edema (kaki, tangan, sakrum)

b. Edema periorbital

c. Gagal jantung kongestif

d. Edema pulmoner (akibat cairan berlebih)

e. Pembesaran vena leher

f. Nyeri dada dan sesak napas akibat perikarditis (akibat iritasi padalapisan
pericardial oleh toksin uremik), efusi pericardial, penyakit jantung koroner
akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat
penimbunan cairan dan hipertensi

g. Gangguan irama jantung akibat aterosklerosis, gangguanelektrolit dan


kalsifikasi metastatic.

2) Dermatologi/integument :

a. Rasa gatal yang parah (pruritis) dengan ekskoriasis akibat


toksinuremik dan pengendapan kalsium di pori-pori kulit

b. Warna kulit abu-abu mengkilat akibat anemia dan kekuning-kuningan


akibat penimbunan urokrom

c. Kulit kering, bersisik

d. Ekimosis akibat gangguan hematologis

e. Kuku tipis dan rapuh


f. Rambut tipis dan kasarButiran uremic/urea frost (suatu penumpukan
Kristal urea di kulit,saat ini jarang terjadi akibat penanganan yang dini
dan agresif pada penyakit ginjal tahap akhir).

g. Sputum kental dan liat

h. Napas dangkal

3) Gastrointestinal :

a. Foetor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada airliur


diubah oleh bakteri di mulut menjadi ammonia sehingganapas
berbau ammonia. Akibat lain adalah timbulnya stomatitisdan
parotitis

b. Ulserasi dan perdarahan pada mulut

c. Anoreksia, mual, muntah yang berhubungan dengan


gangguanmetabolism di dalam usus, terbentuknya zat-zat toksik
akibatmetabolism bakteri usus seperti ammonia dan metil
guanidine,serta sembabnya mukosa usus

d. Cegukan (hiccup) sebabnya yang pasti belum diketahui

e. Konstipasi dan diare

f. Perdarahan dari saluran GI (gastritis erosive, ulkus peptic, dancolitis


uremik )

4) Neurologi :

a. Ensefalopati metabolic. Kelemahan dan keletihan, tidak biastidur,


gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklonus, kejang

b. Konfusi

c. Disorientasi

d. Kelemahan pada tungkai


e. Rasa panas pada telapak kaki

f. Perubahan perilaku

g. Burning feet syndrome. Rasa kesemutan dan seperti


terbakar,terutama di telapak kaki.

5) Muskuloskleletal

a. Kram otot

b. Kekuatan otot hilang

c. Fraktur tulang

d. Foot drop

e. Restless leg syndrome. Pasien merasa pegal pada kakinyasehingga


selalu digerakkan

f. Miopati. Kelemahan dan hipertrofi otot-otot terutama otot-


ototekstremitas proksimal.

6) Reproduksi :

a. Atrofi testikuler

b. Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki


akibat produksi testosterone dan spermatogenesis yangmenurun.
Sebab lain juga dihubungkan dengan metabolic tertentu(seng,
hormone paratiroid). Pada wanita timbul gangguanmenstruasi,
gangguan ovulasi sampai amenore

7) Hematologi :

a. Anemia, dapat disebabkan berbagai factor antara lain :

 Berkurangnya produksi eritropoetin, sehingga rangsanganeritropoesis


pada sumsum tulang menurun
 Hemolisis, akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalamsuasana uremia
toksik

 Defisiensi besi, asam folat, dan lain-lain, akibat nafsu makanyang berkurang

 Perdarahan, paling sering pada saluran cerna dan kulit

 Fibrosis sumsum tulang akibat hiperparatiroidisme sekunder

b. Gangguan perfusi trombosit dan trombositopenia.Mengakibatkan


perdarahan akibat agregasi dan adhesi trombosityang berkurang
serta menurunnya factor trombosit III dan ADP(adenosine difosfat)

c. Gangguan fungsi leukosit. Fagositosis dan kemotaksis


berkurang,fungsi limfosit menurun sehingga imunitas juga menurun

8) Endokrin :

a. Gangguan metabolism glukosa, resistensi insulin dan


gangguansekresi insulin. Pada gagal ginjal yang lanjut
(klirenskreatinin<15 mL/menit), terjadi penurunan klirens
metabolicinsulin menyebabkan waktu paruh hormone aktif
memanjang.Keadaan ini dapat menyebabkan kebutuhan obat
penurunglukosa darah akan berkurang

b. Gangguan metabolisme lemak

c. Gangguan metabolisme vitamin D

9) Sistem lain :

a.Tulang: osteodistrofi renal, yaitu osteomalasia, osteitis fibrosa,osteosklerosis,


dan kalsifikasi metastatic

b. Asidosis metabolic akibat penimbunan asam organic sebagai


hasilmetabolismElektrolit: hiperfosfatemia, hiperkalemia, hipokalsemia
Menurut (M. Nurs Salam 2006)
a. Pasien tampak sangat menderita dan mual muntah, diare
b. Kulit dan membaran mukosa kering akibat dehidrasi dan nafas mungkin berbau
urine (fetouremik).
c. Manifestasi system saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang).
d. Perubahan pengeluaran produksi urine sedikit, dapat mengandung darah.
e. Anoreksia (disebabkan oleh akumulasi produk sisa nitrogen).
f. Sakit dan nyeri pada tulang dan sendi (karena kehilangan kalsium dari tulang)
g. Kelelahan akibat anemia
h. Hipertensi, peningkatan BB dan edema

E. Pemeriksaan Diagnostik

1.Elektrokardiogram (EKG), Perubahan yang terjadi berhubungandengan


ketidakseimbangan elektrolit dan gagal jantung.

2.Kajian foto toraks dan abdomen, Perubahan yang terjadi berhubungandengan


retensi cairan.

3.Osmolalitas serum, Lebih dari 285 mOsm/kg

4.Pelogram Retrograd, Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter

5.Ultrasonografi Ginjal, Untuk menentukan ukuran ginjal dan adanyamasa, kista,


obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas

6.Endoskopi Ginjal, Nefroskopi, Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,


hematuria dan pengangkatan tumor selektif

7.Arteriogram Ginjal, Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasiekstravaskular


F. Penatalaksanaan

Gagal ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh karena
itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalahuntuk menjaga keseimbangan
kimiawi normal dan mencegah komplikasisehingga perbaikan jaringan ginjal dan
pemeliharaan fungsi ginjal dapatterjadi.

1.Dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akutyang


serius, seperti hyperkalemia, pericarditis dan kejang.

2.Penanganan hyperkalemia keseimbangan cairan dan elektrolitmerupkan


masalah utama pada gagal ginjal akut; hyperkalemiamerupakan kondisi yang
paling mengancam jiwa pada gangguan ini.

3.Mempertahankan keseimbangan cairan. Penatalaksanaankeseimbangan cairan


didasarkan pad berat badan harian, pengukurantekanan vena sentral, konsentrasi
urin dan serum, cairan yang hilang,tekanan darah, dan status klinis pasien.

4.Pertimbangan nutrisional. Diet protein dibatasi sampai 1g/kg selamafase


oligurik untuk menurunkan pemecahan protein dan mencegahakumulasi produk
akhir toksik

5.Cairan IV dan diuretic. Aliran darah ke ginjal yang adekuat pada banyak pasien
dapat dipertahankan melalui cairan IV dan medikasi.

6.Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis beratterjadi, gas
darah arteri harus dipantau; tindakan ventilasi yang tepatharus dilakukan jika
terjadi masalah pernafasan

G. Komplikasi Gagal ginjal akut

1. Edema paru-paru

Edema paru-paru berlangsung akibat berlangsungnya penimbunan cairan


Serosaatau serosanguinosa yang terlalu berlebih didalam area interstisial
Sertaalveolus paru-paru. perihal ini timbul dikarenakan ginjal tidak bisa
Mensekresiurine serta garam didalam jumlah cukup. kerapkali edema paru-
parumengakibatkan kematian.

2.Hiperkalemia
Komplikasi ke-2 yaitu hiperkalemia ( kandungan kalium darah yang tinggi) yakni
satu situasi di mana konsentrasi kalium darah kian lebih 5 meq/l darah.
Konsentrasi kalium yang tinggi justru beresiko dari pada situasi sebaliknya
(konsentrasi kalium rendah ). konsentrasi kalium darah yang lebih tinggi dari 5, 5
meq/l bisa merubah system konduksi listrik jantung. jika perihal ini terus
berlanjut, irama jantung jadi tidak normal serta jantungpun berhenti berdenyut.

H. Pemeriksaan Penunjang

Menurut (Tambayong, jan 2013)


1. Kreatinin dan BUN serum keduanya tinggi karena beratnya gagal ginjal.
2. Klirens kreatinin menunjukkan penyakti ginjal tahap akhir bila berkurang s/d
90%.
3. Elektrolik serum menunjukkan peningkatan kalium, fasfor, kalsium, magnesium
dan produk fasfor- kalsium dengan natrium serum rendah.
4. Gas darah arter (GDA) menunjukkan asidosis metabolic (nilai PH,
kaderbikarbonat dan kelebihan basa dibawah rentang normal).
5. HB dan hematokrit dibawah rentang normal.
6. Jumlah sel darah merah dibawah rentang normal.
7. Kadar alkalin fosfat mungkin tinggi bila metabolism tulang dipengaruhi (Engran
Balbarra).

I. Konsep kelebihan volume cairan


• Definisi kelebihan volume cairan

Kelebihan volume cairan adalah Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial.(Keperawatan
Medikal Bedah, 2010).
• Batasan Karateristik
Batasan krateristik pada klien gagal ginjal akut dengan masalah kelebihan
volume cairan akan berakibat antara lain tingkat kecemasan, keseimbangan
elektrolit, eliminasi urine, tanda-tanda vital, berat masa tubuh, Kulit dan
membaran mukosa kering, Perubahan pengeluaran produksi urine sedikit,
anoreksia, Manifestasi system saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot dan
kejang) (M. Nurs Salam 2006).

• Faktor yang berhubungan


Faktor yang berhubungan atau hal-hal yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah kelebihan volume cairan antara lain hipovolemia (misalnya dehidrasi,
hemorasi), obstruksi Saluran kecing : batu, pembekuan darah, tumor, kristal dll.
( Sinto robert,2010).

3.1 Proses Keperawatan


1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama proses perawatan yang akanmembantu


dalam penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,mengidentifikasi
kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskandiagnosa keperawatan.

a. Identitas klien

Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku bangsa,
nama orang tua, pekerjaan orang tua.tas dan koma

b. Keluhan utama

Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dantidur,


tachicard/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.

c. Riwayat Kesehatan

Pasien dan Pengobatan sebelumnyaBerapa lama klien sakit, bagaimana


penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara minum obatnya
apakah teratur atau tidak, apa saja yangdilakukan klien untuk menanggulangi
penyakitnya

d. Aktifitas / istirahat :

D. Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise

E. Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen

F. Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

e. Sirkulasi

 Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri


dada(angina)

 Hipertensi, DUJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting


padakaki, telapak tangan.

 Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia, yang


jarang pada penyakit tahap akhir.

 Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.

 Kecenderungan perdarahan

f. Integritas Ego

 Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak


adakekuatan.

 Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,


perubahankepribadian.

g. Eliminasi

 Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal


ginjal tahaplanjut

 Abdomen kembung, diare, atau konstipasi


 Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah,
coklat,oliguria

h. Makanan / cairan

 Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat


badan(malnutrisi).

 Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
(pernapasan amonia)

 Penggunaan diuretik

 Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)

 Perubahan turgor kulit/kelembaban.

 Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah

i. Neurosensori

 Sakit kepala, penglihatan kabur.

 Kram otot / kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada

telapak kaki, kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.

 Gangguan status mental, contah penurunan lapang


perhatian,ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau,
penurunan tingkat kesadaran, stupor.

 Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.

 Rambut tipis, kuku rapuh dan tipi

j. Nyeri / kenyamanan

 Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki.


 Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah.

k. Pernapasan

 Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental dan


banyak.

 Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.

 Batuk dengan sputum encer (edema paru)

l. Keamanan

 Kulit gatal

 Ada / berulangnya infeksi

 Pruritis

 Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi


peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendahdari
normal.

 Ptekie, area ekimosis pada kulit

 Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi

m. Seksualitas

 Penurunan libido, amenorea, infertilitas

n. Interaksi sosial

 Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu


bekerja,mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

o. Penyuluhan / Pembelajaran

 Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik,nefritis


heredeter, kalkulus urenaria, maliganansi
 Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.

 Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini / berulang

Data Subjektif

Data subjektif harus mencakup informasi mengenai pola berkemih, termasuk


perubahan pola terakhir, peningkatan berat badan (terjadi pada retensi cairan
dan edema), mual dan muntah, riwayat pasien dan keluarga tentang penyakit
ginjal atau trauma ginjal, obat yang pernah dipakai (resep dokter atau yang dibeli
sendiri), pembedahan, anetesia, trauma yang terakhir, kelemah an otot,
perubahan status mental, riwayat hipertensi, kontak dengan nefrotoksin, serta
apakah pernah ada nyeri panggul.

Data objektif

Informasi yang diperoleh dari pengumpulan data objektif meliputi jumlah urine
dalam 24 jam; tekanan darah (terutama perubahan postur); status cairan untuk
mengetahui adanya edema perifer, periorbital, atau sakrum; turgor kulit, berat
badan setiap hari; hasil auskultasi paru-paru; halitosis akibat asidosis dan/atau
sekresi amonia; perubahan status mental; frekuensi dan irama nadi atau
takikardia; berat badan; pucat atau ekimosis.

2. Diagnosis Keperawatan

1. Defisit volume cairan b/d fase diurisis dari gagal ginjal akut

2. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d penurunan Ph pada cairan
serebrospinal

3. Resiko tinggi aritmia b.d gangguan konduksi elektrikal skunder dari


hiperkalemia.
4. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan kelebihan
cairan, ketidakseimbangan elektrolit, efek uremik pada otot jantung

5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia,vomitus, nausea.

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, keletihan.

Hasil yang Diharapkan

Menurut Mary Baradero ( 2008 ) , Berikut hasil yang diharapkan pada tahap
oliguria:

1. Pasien mempertahankan volume cairan, elektrolit, dan zat sisa pada tingkat
fungsional.

a. Tidak ada edema perifer dan tidak ada edema paru.

b. Mempertahankan tekanan darah dalam batas antara 140/90 dan 100/60


mmHg

c. Mempertahankan keseimbangan elektrolit:

 Natrium 125-145 mEg/L Kalium 3,0-6,0 mEg/L

 Bikarbonat lebih dari 14 mEq/L

d. Mengendalikan katabolisme protein :

 BUN kurang dari 100 mg/dl Kreatinin kurang dari 12 mg/dl

 Kulit utuh

2 . Pasien mengonsumsi diet yang tinggi kalori, lemak; rendah protein dan kalium

3. Pasien mengatakan rasa lelah berkurang, kegiatan ditingkatkan tanpa rasa


lelah.

4. Pasien tidak mengalami trauma atau infeksi


5. Pasien dapat menggunakan mekanisme koping yang sesuai.

6. Pasien dapat menjelaskan sifat penyakitnya, terapi diet, tanda dan gejala yang
perlu dilaporkan ke dokter, serta perawatan lanjutan.

3. Intervensi Keperawatan

1.Resiko kurangnya volume cairan b/d gagal ginjal akut

Tujuan : dalam waktu 2x24 jam devisit volume cairan dapat teratasi.

kriteria hasil : klien tidak mengeluh pusing, membran mukosa lembap,turgor kulit
normal, TTV dalam batas normal, urine >600 ml/hari

Intervensi Rasional

a. monitor status cairan(turgor kulit A. jumlah dan tipe cairan pengganti


membrane mukosa dan urine ditentukan dari keadaan status
output). cairan

b. Auskultasi TD dan timbang berat B. Hipotensi dapat terjadi pada


badan hipovolemik perubahan berat
badan sebagai parameter dari
terjadinya devisit cairan.
c. kaji warna kulit , suhu , sianosis ,
C. mengetahui adannya pengaruh
nadi perifer, dan diaforesis secara
pertahanan perifer
teratur
D. Program dialisis akan mengganti
d. Program untuk dialisis
fungsi ginjal yang terganggu
e. Pertahan pemberian cairan dalam menjaga keseimbanngan
intravena cairan tubuh

E. jalur yang paten penting untuk


pemberian cairan secara cepat
dan memudahkan perawat untuk
melakukan kontrol intake dan
output cairan

2. Resiko Tinggi Pola Nafas Tidak Efektif B.D Penurunan PH Pada Cairan
Serebrospinal

Tujuan : dalam waktu 1x24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas

Kriteria hasil: klien tidak sesak nafas, RR dalam Batas normal 16-20x/menit

Intervensi Rasional

a. kaji faktor penyebab asidosis a. untuk mengatasi penyebab dasar


metabolik dari asedosis metabolik

b. monitor ketat TTV b. perubahan TTV akan memberikan


dampak pada resiko asidosis yang
c. Istirahatkan klien dengan posisi'
bertambah berat dan berindikasi
fowler
pada intervensi untuk secepatnya
d. ukur intake dan output melakukan koreksi asedosis

e. lingkungan tenang dan batasi c. posisi fowler akan meningkatkan


pengunjung. ekspansi paru optimal

f. berikan cairan ringer laktat d. penurunana curah jantung


secara intravena. mengakibatkan gangguan perfusi
ginjal, retensi natrium dan
penurunan urine output.

e. lingkungan tenang akan


menurunkan stimulasi nyeri, dan
pembatasan kunjungan akan
membantu meningkatkan kondisi
O2 .

f. untuk mempebaiki keadaan


asidosis metabolik

3. resiko tinggi aritmia b.d gangguan konduksi elektrikal skunder dari


hiperkalemia

Tujuan: dalam waktu 1x24 jam tidak terjadi aritmia

Kriteria Hasil: klien tidak gelisah, tidak mengeluh mual muntah, TTV dalam batas
normal. kadar kalium serum dalam batas normal.

Intervensi Rasional

a. kaji faktor penyebab dari a. penanganan disesuaikan dengan


keadaan individu dan faktor- faktor penyebab
faktor hiperkalemia
b. makanan yang mengandung
b. beri diet rendah kalium kalium tinggi yang harus dihindari
termasuk kopi, cocoa, teh, buah
yang dikeringkan, kacang yang
dikeringkan, dan roti gandum
utuh.

c. adanya T,perubahan TTV secara


c. memonitor TTV tiap 4 jam
tepat dapat menjadi pencetus
aritmia.

d. memonitor ketat kadar kalium d. upaya untuk mencegah


darah dan EKG hiperkalemia

e. memonitor klien yang terjadi e. untuk mencegah terjadinya


beban kalium berlebihan
hipokalemia
f. untuk tidak memberikan infus
f. memonitor klien yang mendapat
larutan IV yang mengandunng
infus cepat yang mengandung
kallium dengankecepatan tinggi.
kallium
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat

Tujuan: dalam waktu 2x24 ja, Penurunan curah jantung tidak terjadi

dengan kriteria hasil : mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan


darah dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama
dengan waktu pengisian kapiler

Intervensi Rasional

a. Auskultasi bunyi jantung dan a. Untuk mengetahui terjadinya


paru. Adanya takikardia frekuensi penurunan curah jantung
jantung tidak teratur
b. Untuk mengetahui tingi TD akibat
b. Kaji adanya hipertensi beban jantung yang meningkat
karena peningkatan cairan.
Hipertensi dapat terjadi karena
gangguan pada sistem c. Untuk mengetahui sekala nyeri
aldosteron-renin-angiotensin yang dirasakan dan mampu
(disebabkan oleh disfungsi ginjal) memprediksi lokasi dan
tempatnya.
c. Selidiki keluhan nyeri dada,
perhatikan lokasi, rediasi, d. Untuk mengetahui tingkat
beratnya (skala 0-10) aktivitas dan mengetahui
terjadinya anemia
d. Kaji tingkat aktivitas , respon
terhadap aktivitas

Kelelahan dapat menyertai GGK


juga anemia

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia, vomitus, nausea.
Tujuan: Dalam waktu 2x24 jam, Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat

kriteria hasil: Menunjukan BB stabil

Intervensi Rasional

a. Observasi Status klien dan a. Untuk mampu menyeimbangkan


keefektifan diet. kebutuhan nutrisi dalam tubuh

b. Berikan dorongan hygiene oral b. Untuk mendapatkan Higiene oral


yang baik sebelum dan setelah yang tepat, yanng dapat
makan. mencegah bau mulut dan rasa
tidak enak akibat
c. Berikan makanan Rendah garam
mikroorganisme, membantu
mencegah stomatitis

c. Lemak dan protein tidak


digunakan sebagai sumber
protein utama, sehingga tidak
terjadi penumpukan yang
bersifat asam, serta diet rendah
garam memungkinkan retensi air
kedalam intra vaskuler.

d. Berikan makanan dalam porsi d. Untuk Meminimalkan anoreksia,


kecil tetapi sering mual sehubungan dengan status
uremik.
e. Kolaborasi pemberian obat anti
emetic. e. Antiemetik dapat menghilangkan
mual dan muntah dan dapat
meningkatkan pemasukan oral.

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, keletihan.


Tujuan: dalam waktu 2x24 jam Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat
ditoleransi

Kriteria Hasil: klien mampu meningkatkan aktivitas denngan baik

Intervensi Rasional

a. Kaji kebutuhan pasien dalam a. Memberi panduan dalam


beraktifitas dan penuhi penentuan pemberian bantuan
kebutuhan ADL dalam pemenuhan ADL.

b. Kaji tingkat kelelahan. b. Untuk menentukan derajat dan


efek ketidakmampun

c. Karena mempunyai efek


c. Identifikasi factor stess/psikologis
akumulasi ( sepanjang faktor
yang dapat memperberat.
psykologis)yang dapat diturunkan
bila ada masalah dan takut untuk
diketahui.

d. Untuk menghemat energi untuk


d. Ciptakan lingkungan tenang dan
aktifitas perawatan diri yang
periode istirahat tanpa gangguan.
diperlukan
e. Bantu aktifitas perawatan diri
e. Memungkinkan Berlanjutnya
yang diperlukan.
aktifitas yang
f. Kolaborasi pemeriksaan Dibutuhkan ,memberikan rasa
laboratorium darah. aman bagi klien

f. Untuk mengetahui Ketidak


seimbangan Ca, Mg, K, dan Na,
dapat menggangu fungsi
neuromuscular yang memerlukan
peningkatan penggunaan energi
Ht dan Hb yang menurun adalah
menunjukan salah satu indikasi
terjadinya gangguan eritopoetin

4.Implementasi Keperawatan

5. Evaluasi

Evaluasi terhadap intervensi keperawatan yang dilakukan mencakup:

1. Pasien mengalami keseimbangan cairan normal, elektrolit, dan sisa


metabolisme dalam tingkat fungsional.

a. Tidak ada tanda distres pernapasan; tidak ada edema perifer atau edema paru
b. Tekanan darah antara 140/90-100/60

c. Elektrolit serum terkontrol .

* Natrium 125-145 mEq/L

* Kalium 3,0-6,0 mEq/L

* Bikarbonat lebih dari 14 mEq/L

d. Katabolisme protein terkontrol

* BUN kurang dari 100 mg/dl

* Kreatinin kurang dari 12 mg/dl

* Kulit pasien utuh

2. Pasien mengonsumsi diet yang telah dimodifikasi: tinggi karbohidrat dan lemak,
rendah protein dan kalium.

3. Pasien mengatakan energinya bertambah dan istirahat yang cukup.

4. Pasien bebas dari trauma, tidak jatuh, tidak terluka, dan tidak ada perdarahan.

5. Tidak ada infeksi


6. Dapat memakai koping yang efektif

7. Dapat menjelaskan proses penyakitnya , diet terapinya , serta tanda dan gejala
yang perlu dilaporkan ke dokter.

4.1 Perencanaan NCP


No Diagnosa NOC Intervensi / NIC Evaluasi

Keperawatan

1 Resiko klien tidak mengeluh a. Monitor setatus dalam waktu 2x24 jam
kurangnya pusing, membran cairan(turgor kulit defisit volume cairan dapat
volume cairan mukosa membrane mukosa teratasi
b/d gagal ginjal lembap,turgor kulit dan urine output)
akut normal, TTV dalam
batas normal, urine b. Auskultasi TD dan
>600 ml/hari timbang berat badan

c. Kaji warna kulit, suhu,


sianosis, nadi perifer,
dan diaforesis secara
teratur

d. Program untuk dialysis

e. Pertahan pemberian
cairan intravena.

2 Resiko Tinggi klien tidak sesak a. kaji faktor penyebab dalam waktu 1x24 jam tidak
Pola Nafas Tidak nafas, RR dalam asidosis metabolik terjadi perubahan pola
Efektif B.D Batas normal 16- nafas
Penurunan PH 20x/menit b. monitor ketat TTV
Pada Cairan c. Istirahatkan klien
Serebrospinal dengan posisi' fowler

d. ukur intake dan


output

e. lingkungan tenang
dan batasi
pengunjung.

f. berikan cairan ringer


laktat secara
intravena.

3 resiko tinggi klien tidak gelisah, a. kaji faktor penyebab dalam waktu 1x24 jam tidak
aritmia b.d tidak mengeluh mual dari keadaan individu terjadi aritmia
gangguan muntah, TTV dalam dan faktor-faktor
konduksi batas normal. kadar hiperkalemia
elektrikal kalium serum dalam
skunder dari batas normal b. beri diet rendah
hiperkalemia kalium

c. memonitor TTV tiap 4


jam

d. memonitor ketat
kadar kalium darah
dan EKG

e. memonitor klien yang


terjadi hipokalemia

f. memonitor klien yang


mendapat infus cepat
yang mengandung
kallium

4 Penurunan curah mempertahankan a. Auskultasi bunyi dalam waktu 2x24 ja,


jantung b.d curah jantung jantung dan paru. Penurunan curah jantung
beban jantung dengan bukti tekanan Adanya takikardia tidak terjadi
yang meningkat darah dan frekuensi frekuensi jantung
jantung dalam batas tidak teratur
normal, nadi perifer
kuat dan sama b. Kaji adanya hipertensi
dengan waktu c. Hipertensi dapat
pengisian kapiler terjadi karena
gangguan pada sistem
aldosteron-renin-
angiotensin
(disebabkan oleh
disfungsi ginjal)

d. Selidiki keluhan nyeri


dada, perhatikan
lokasi, rediasi,
beratnya (skala 0-10)

e. Kaji tingkat aktivitas ,


respon terhadap
aktivitas

f. Kelelahan dapat
menyertai GGK juga
anemia

5 Perubahan Menunjukkan BB a. Observasi Status klien Dalam waktu 2x24 jam,


nutrisi kurang stabil dan keefektifan diet. Mempertahankan masukan
dari kebutuhan nutrisi yang adekuat
tubuh b.d b. Berikan dorongan
anoreksia, hygiene oral yang baik
vomitus, nausea sebelum dan setelah
makan.

c. Berikan makanan
Rendah garam

d. Berikan makanan
dalam porsi kecil
tetapi sering

e. Kolaborasi pemberian
obat anti emetic.

6 Intoleransi klien mampu a. Kaji kebutuhan pasien dalam waktu 2x24 jam
aktivitas b.d meningkatkan dalam beraktifitas dan Pasien dapat meningkatkan
kelemahan fisik, aktivitas denngan penuhi kebutuhan aktivitas yang dapat
keletihan baik ADL ditoleransi

b. Kaji tingkat kelelahan.

c. Identifikasi factor
stess/psikologis yang
dapat memperberat.

d. Ciptakan lingkungan
tenang dan periode
istirahat tanpa
gangguan.

e. Bantu aktifitas
perawatan diri yang
diperlukan.

f. Kolaborasi pemeriksan
laboratorium darah

BAB III

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :

Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama


untukmenyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah
danmenjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium,
natrium,dan kalium) dalam darah.Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana
ginjal tidak dapat menjalankanfungsinya secara normal. Gagal ginjal dibagi
menjadi dua bagian besaryakni gagal ginjal akut (acute renal failure = ARF)
dan gagal ginjal kronik(chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut
terjadi penurunanfungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari
atau beberapaminggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal
(ureum dankreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang
meningkat.Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal
terjadi secara perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat
berlangsung terusselama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai
ginjal tidak dapat berfungsi sama sekali (end stage renal disease).

DAFTAR ISI

Baradero,Mary,dkk.2005.Klien Gagal Ginjal.Jakarta:Sunter Agung


Podomoro .

Brunner and Suddarth, 1996, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Jilid 2,


EGC,

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


Jakarta: EGC

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman


Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3.
Jakarta: EGC

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis


Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta: EGC

Egran, Barbara.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I.


Jakarta:EGC
Nursalam, Nurs M. 2006.Asuhan Keperawatan pada Pasien dnegan
GangguanSistem Perkemihan.Jakarta: Salemba Medika.

https://www.academia.edu/37961012/
Asuhan_keperawatan_gagal_ginjal_akut

You might also like