Professional Documents
Culture Documents
Klmpok 4
Klmpok 4
GAGAL GINJAL
Kelompok : 4 ( empat )
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah praktik keperawatan
keluarga ini yang berjudul " ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GAGAL GINJAL ” dengan tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menyusun
makalah ini.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
A. Defenisi Ginjal
d. Manufestasi Klinis
e. Pemeriksaan Diagnostik
f. Penatalaksanaan
g. Komplikasi Gagal Ginjal Akut
h. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengkajian
2. Diagnosis Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
5.1 Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
Gagal ginjal akut ( acute renal failure, ARF ) Adalah Suatu kondisi saat ginjal tiba-
tiba tidak dapat menyaring limbah dari darah. Gagal ginjal akut berkembang pesat
selama beberapa jam atau hari dan dapat berakibat fatal. Kondisi ini paling umum
terjadi pada mereka yang sakit kritis dan sudah dirawat di rumah sakit.
Chronic kidney disease (CKD) alias penyakit ginjal kronis, merupakan kondisi di
mana terjadi penurunan fungsi ginjal secara signifikan selama beberapa waktu
(lebih dari 3 bulan), sehingga CKD juga sering dianggap sebagai gagal ginjal kronis .
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini yaitu Untuk membuat mahasiswa mengetahui dan
memahami Asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal
b. Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Cara Melakukan pengkajian pada pasien dengan gagal ginjal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring
dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga
keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium,natrium, dan kalium)
dalam darah. Ginjal juga memproduksi bentuk aktifdari vitamin D yang mengatur
penyerapan kalsium dan fosfor darimakanan sehingga membuat tulang menjadi
kuat. Selain itu ginjal memproduksi hormone eritropoietin yang merangsang
sumsum tulanguntuk memproduksi sel darah merah, serta renin yang berfungsi
mengatur volume darah dan tekanan darah.
• Anatomi Ginjal
Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jumlahnyaantara 8-16 buah
yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkanapeksnya menghadap ke sinus
renalis. Mengandung bagian tubulus yanglurus, ansa henle, vasa rekta dan duktus
koligens terminal.
1.Glomerulus
Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak didalam
kapsul Bowman dan menerima darah arteriolaferen dan meneruskan darah ke
sistem vena melalui arteriol eferen. Glomerulus berdiameter 200μm,mempunyai
dua lapisan Bowman dan mempunyai dua lapisan selular yangmemisahkan darah
dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsulaBowman
Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok danletaknya jauh dari
kapsula Bowman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal darimasing-masing nefron
bermuara ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm.
Ini saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara halus dari
ekskresi natrium urine terjadi di sini. Duktus ini memiliki kemampuan
mereabsorbsi dan mensekresi kalsium.
• Fisiologi Ginjal
a.Fungsi ekskresi
b.Fungsi Endokrin
Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Apabila hanya 10% dari ginjal yang
berfungsi, pasien dikatakan sudah sampai pada penyakit ginjal end-stage renal
disease (ESRD) atau penyakit ginjal tahap akhir. Awitan gagal ginjal mungkin akut,
yaitu berkembang sangat cepat dalam beberapa jam atau dalam beberapa hari.
Gagal ginjal dapat juga kronik, yaitu terjadi perlahan dan berkembang perlahan,
mungkin dalam beberapa tahun.
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana ginjal tidak lagi mensekresi produk-
produk limbah metabolisme. Biasanya karena hiperfusi ginjal sindrom ini biasa
berakibat azotemia (uremia), yaitu akumulasi produk limbah nitrogen dalam
darah dan oliguria dimana haluaran urine kurang dari 400 ml/24 jam.
Gagal ginjal akut (acute renal failure) adalah sekumpulan gejala yang
mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. Gagal Ginjal Akut (GGA)adalah
suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu
beberapahari atau beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria sehingga
mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis
tubuh.
Gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam
membersihkan darah dari bahan-bahan racun, yang menyebabkan penimbunan
limbah metabolik didalam darah (misalnya urea). Gagal ginjal akut merupakan
suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara
mendadak dengan akibat terjadinya peningkatan hasil metabolik (Ayu,2010).
Gagal ginjal akut merupakan suatu keadaan dimana ginjal mengalami gangguan
dalam melaksanakan fungsi-fungsi vital (Bonez,2011).
Secara umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang
menyerang traktus urinarius.Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni
gagal ginjalakut (acute renal failure = ARF) dan gagal ginjal kronik (chronic
renalfailure = CRF).
Pada gagal ginjal akut yaitu terjadi penurunan fungsi ginjalsecara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil
pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen
dalam darah yang meningkat.
Sedangkan pada gagal ginjal kronis yaitu penurunan fungsi ginjal terjadi secara
perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung terus selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai ginjal tidak dapat berfungsisama
sekali (end stage renal disease). Gagal ginjal kronis dibagi menjadilima stadium
berdasarkan laju penyaringan (filtrasi) glomerulus(Glomerular Filtration Rate =
GFR) yang dapat dilihat pada tabel di bawahini. GFR normal adalah 90 - 120
mL/min/1.73 m2
1. Hipovolemia
3. Vasodilatasi sistemik
1. Kerusakan nefron/tubula
2. Perubahan vaskular
3. Nefrotoksin
Ginjal berperan penting dalam regulasi tekanan darah berkat efeknya pada
keseimbangan natrium, suatu penentu utama tekanan darah. Konsentrasi natrium
didalam tubuh dalam menilai tekanan darah. Melalui kerja dua sensor, baik kadar
natrium yang rendah atau tekanan perfusi yang rendah berfungsi sebagai
stimulasi untuk pelepasan renin. Renin yaitu suatu protease yang meningkatkan
tekanan darah dengan memicu vasokonstriksi secara langsung dan dengan
merangsang sekresi aldosteron sehingga terjadi retensi natrium dan air. Semua
efek ini menambah cairan ekstrasel utuh kehilangan fungsi ginjal normal akibat
dari penurunan jumlah nefroen yang berfungsi dengan tepat. Bila jumlah nefron
berkurang sampai jumlah yang tidak adekuat untuk mempertahankan
keseimbangan homeostatis,terjadi akibat gangguan fisiologis. Gagal ginjal
melakukan fungsi metaboliknya dan untuk membersihkan toksin dari darah selain
itu gagal ginjal akut disebabkan dengan berbagai macam keadaan seperti
gangguan pada pulmoner yaitu nafas dangkal, kussmaul, dan batuk dengan
sputum. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa. Gangguan
pada kardiovaskuler seperti hipertensi, nyeri dada, gangguan irama jantung dan
edema. Edema merupakan tanda dan gejala yang umum pada kelebihan volume
cairan.Edema merujuk kepada penimbunan cairan di jaringan subkutis dan
menandakan ketidak seimbangan gaya-gaya starling (kenaikan tekanan
intravaskuler atau penurunan tekanan intravaskuler) yang menyebabkan cairan
merembes ke dalam ruang interstisial. Edema akan terjadi pada keadaan
hipoproteinemia dan gagal ginjal yang parah (Tambanyong jan 2013).
1)Kardiovaskuler
Pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi (akibat retensi cairandan natrium
dari aktivasi system rennin-angiotensin-aldosteron)
b. Edema periorbital
f. Nyeri dada dan sesak napas akibat perikarditis (akibat iritasi padalapisan
pericardial oleh toksin uremik), efusi pericardial, penyakit jantung koroner
akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat
penimbunan cairan dan hipertensi
2) Dermatologi/integument :
h. Napas dangkal
3) Gastrointestinal :
4) Neurologi :
b. Konfusi
c. Disorientasi
f. Perubahan perilaku
5) Muskuloskleletal
a. Kram otot
c. Fraktur tulang
d. Foot drop
6) Reproduksi :
a. Atrofi testikuler
7) Hematologi :
Defisiensi besi, asam folat, dan lain-lain, akibat nafsu makanyang berkurang
8) Endokrin :
9) Sistem lain :
E. Pemeriksaan Diagnostik
Gagal ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh karena
itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalahuntuk menjaga keseimbangan
kimiawi normal dan mencegah komplikasisehingga perbaikan jaringan ginjal dan
pemeliharaan fungsi ginjal dapatterjadi.
5.Cairan IV dan diuretic. Aliran darah ke ginjal yang adekuat pada banyak pasien
dapat dipertahankan melalui cairan IV dan medikasi.
6.Koreksi asidosis dan peningkatan kadar fosfat. Jika asidosis beratterjadi, gas
darah arteri harus dipantau; tindakan ventilasi yang tepatharus dilakukan jika
terjadi masalah pernafasan
1. Edema paru-paru
2.Hiperkalemia
Komplikasi ke-2 yaitu hiperkalemia ( kandungan kalium darah yang tinggi) yakni
satu situasi di mana konsentrasi kalium darah kian lebih 5 meq/l darah.
Konsentrasi kalium yang tinggi justru beresiko dari pada situasi sebaliknya
(konsentrasi kalium rendah ). konsentrasi kalium darah yang lebih tinggi dari 5, 5
meq/l bisa merubah system konduksi listrik jantung. jika perihal ini terus
berlanjut, irama jantung jadi tidak normal serta jantungpun berhenti berdenyut.
H. Pemeriksaan Penunjang
Kelebihan volume cairan adalah Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial.(Keperawatan
Medikal Bedah, 2010).
• Batasan Karateristik
Batasan krateristik pada klien gagal ginjal akut dengan masalah kelebihan
volume cairan akan berakibat antara lain tingkat kecemasan, keseimbangan
elektrolit, eliminasi urine, tanda-tanda vital, berat masa tubuh, Kulit dan
membaran mukosa kering, Perubahan pengeluaran produksi urine sedikit,
anoreksia, Manifestasi system saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot dan
kejang) (M. Nurs Salam 2006).
a. Identitas klien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku bangsa,
nama orang tua, pekerjaan orang tua.tas dan koma
b. Keluhan utama
c. Riwayat Kesehatan
d. Aktifitas / istirahat :
e. Sirkulasi
Kecenderungan perdarahan
f. Integritas Ego
g. Eliminasi
h. Makanan / cairan
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
(pernapasan amonia)
Penggunaan diuretik
i. Neurosensori
j. Nyeri / kenyamanan
k. Pernapasan
l. Keamanan
Kulit gatal
Pruritis
m. Seksualitas
n. Interaksi sosial
o. Penyuluhan / Pembelajaran
Data Subjektif
Data objektif
Informasi yang diperoleh dari pengumpulan data objektif meliputi jumlah urine
dalam 24 jam; tekanan darah (terutama perubahan postur); status cairan untuk
mengetahui adanya edema perifer, periorbital, atau sakrum; turgor kulit, berat
badan setiap hari; hasil auskultasi paru-paru; halitosis akibat asidosis dan/atau
sekresi amonia; perubahan status mental; frekuensi dan irama nadi atau
takikardia; berat badan; pucat atau ekimosis.
2. Diagnosis Keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d fase diurisis dari gagal ginjal akut
2. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d penurunan Ph pada cairan
serebrospinal
Menurut Mary Baradero ( 2008 ) , Berikut hasil yang diharapkan pada tahap
oliguria:
1. Pasien mempertahankan volume cairan, elektrolit, dan zat sisa pada tingkat
fungsional.
Kulit utuh
2 . Pasien mengonsumsi diet yang tinggi kalori, lemak; rendah protein dan kalium
6. Pasien dapat menjelaskan sifat penyakitnya, terapi diet, tanda dan gejala yang
perlu dilaporkan ke dokter, serta perawatan lanjutan.
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam devisit volume cairan dapat teratasi.
kriteria hasil : klien tidak mengeluh pusing, membran mukosa lembap,turgor kulit
normal, TTV dalam batas normal, urine >600 ml/hari
Intervensi Rasional
2. Resiko Tinggi Pola Nafas Tidak Efektif B.D Penurunan PH Pada Cairan
Serebrospinal
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas
Kriteria hasil: klien tidak sesak nafas, RR dalam Batas normal 16-20x/menit
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil: klien tidak gelisah, tidak mengeluh mual muntah, TTV dalam batas
normal. kadar kalium serum dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Tujuan: dalam waktu 2x24 ja, Penurunan curah jantung tidak terjadi
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
4.Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
a. Tidak ada tanda distres pernapasan; tidak ada edema perifer atau edema paru
b. Tekanan darah antara 140/90-100/60
2. Pasien mengonsumsi diet yang telah dimodifikasi: tinggi karbohidrat dan lemak,
rendah protein dan kalium.
4. Pasien bebas dari trauma, tidak jatuh, tidak terluka, dan tidak ada perdarahan.
7. Dapat menjelaskan proses penyakitnya , diet terapinya , serta tanda dan gejala
yang perlu dilaporkan ke dokter.
Keperawatan
1 Resiko klien tidak mengeluh a. Monitor setatus dalam waktu 2x24 jam
kurangnya pusing, membran cairan(turgor kulit defisit volume cairan dapat
volume cairan mukosa membrane mukosa teratasi
b/d gagal ginjal lembap,turgor kulit dan urine output)
akut normal, TTV dalam
batas normal, urine b. Auskultasi TD dan
>600 ml/hari timbang berat badan
e. Pertahan pemberian
cairan intravena.
2 Resiko Tinggi klien tidak sesak a. kaji faktor penyebab dalam waktu 1x24 jam tidak
Pola Nafas Tidak nafas, RR dalam asidosis metabolik terjadi perubahan pola
Efektif B.D Batas normal 16- nafas
Penurunan PH 20x/menit b. monitor ketat TTV
Pada Cairan c. Istirahatkan klien
Serebrospinal dengan posisi' fowler
e. lingkungan tenang
dan batasi
pengunjung.
3 resiko tinggi klien tidak gelisah, a. kaji faktor penyebab dalam waktu 1x24 jam tidak
aritmia b.d tidak mengeluh mual dari keadaan individu terjadi aritmia
gangguan muntah, TTV dalam dan faktor-faktor
konduksi batas normal. kadar hiperkalemia
elektrikal kalium serum dalam
skunder dari batas normal b. beri diet rendah
hiperkalemia kalium
d. memonitor ketat
kadar kalium darah
dan EKG
f. Kelelahan dapat
menyertai GGK juga
anemia
c. Berikan makanan
Rendah garam
d. Berikan makanan
dalam porsi kecil
tetapi sering
e. Kolaborasi pemberian
obat anti emetic.
6 Intoleransi klien mampu a. Kaji kebutuhan pasien dalam waktu 2x24 jam
aktivitas b.d meningkatkan dalam beraktifitas dan Pasien dapat meningkatkan
kelemahan fisik, aktivitas denngan penuhi kebutuhan aktivitas yang dapat
keletihan baik ADL ditoleransi
c. Identifikasi factor
stess/psikologis yang
dapat memperberat.
d. Ciptakan lingkungan
tenang dan periode
istirahat tanpa
gangguan.
e. Bantu aktifitas
perawatan diri yang
diperlukan.
f. Kolaborasi pemeriksan
laboratorium darah
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
DAFTAR ISI
https://www.academia.edu/37961012/
Asuhan_keperawatan_gagal_ginjal_akut