You are on page 1of 12

MAKALAH TRANSPOTASI PARAWISATA DAN MATRA

TENTANG
PENGENDALIAN VEKTOR NYAMUK DAN LALAT

OLEH

NAMA : MARGARITA NAINEL


NIM : PO5303330210873
KELAS : 3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI DIII SANITASI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada kita semua, sehingga kami dapat membuat makalah tentang “PENGENDALIAN
VEKTOR DI SARANANA TRANSPORTASI DAN MATRA (NYAMUK, DAN LALAT )
Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan makalah ini. Saran kritik yang sifatnya membangun begitu di harapkan oleh
penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan makalah selanjutnya.

Selasa, 15 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vector Nyamuk Dan Lalat
2.2 Perkembangbiakan Vector Nyamuk Dan
Lalat
2.3 Siklus Hidup Dan Tanda Tanda Keberadaan Vector Nyamuk Dan
Lalat
2.4 Indeks Populasi Vector Nyamuk Dan Lalat
2.5 Penyakit Yang Ditularkan Vector Nyamuk Dan Lalat
2.6 Kegiatan Pengawasan Dan Pengendalian Vector Nyamuk Dan
Lalat
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan , memindahkan atau menjadi sumber
penularan penyakit pada manusia. Vector yang berperan sebagai penular penyakit dikenal
sebagai arthropoda borne diseases atau sering juga disebut vector borne diseases yang
merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis dan menimbulkan bahaya bagi
kesehatan sampai kematian.
Penyakit menular bersumber vector yang masih berjangkit dimasyarakat diantaranya
penyakit yang ditularkan oleh nyamuk , lalat, dan kecoa yang yang umumnya berkembang pada
lingkungan dengan sanitasi yang buruk.penyakit yang ditularkan melalui vector masih menjadi
penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat
menimbulkan gagasan kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas
penyebaran vecto, (permenkes R.I NO. 374, 2010).
Upaya pemberantasan dan pengendalian penyakit menular seringkali mengalami
kesulitan karena banyak factor yang mempengaruhi penyebran penyakit menular tersebut.
Lingkungan hidup didaerah tropis yang lembab dan bersuhu hangat menjadi tempat hidup ideal
bagi serangga yang berkembang biak.selain dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan vector
pembawa penyakit, keberadaan serangga juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa
aman bagi masyarakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
2. Pengertian vector nyamuk dan lalat
3. Bagaimana siklus hidup vector nyamuk dan lalat
4. Bagaimana tanda tanda keberadaan vector nyamuk dan lalat
5. Bagaimana indek populasi vector nyamuk dan lalat
6. Bagaimana penyakit yang ditularkan vector nyamuk dan lalat
7. Bagaimana kegiatan pengawasan dan pengendalian vector nyamuk dan lalat
1.1 TUJUAN
2 Untuk mengetahui pengertian vector nyamuk dan lalat
3 Untuk mengetahui siklus hidup vector dan lalat
4 Untuk mengetahui tanda tanda keberadaan vector nyamuk dan lalat
5 Untuk mengetahui indeks populasi vector nyamuk dan lalat
6 Untuk mengetahui penyakit yang ditularkan vector nyamuk dan lalat
7 Untuk mengetahui kegiatan pengawasan dan pengendalian vector nyamuk dan lalat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nyamuk Dan Lalat

 Nyamuk

Nyamuk merupakan jenis serangga yang termasuk dalam ordo diptera dan family culicidae.
Nyamuk juga merupakan serangga yang sering menganggu kehidupan manusia. Selain itu nyamuk juga
dapat menyebarkan malaria, demam berdarah dengue(DBD) filariasis.

Nyamuk merupakan ektoparasit pengganggu yang merugikan kesehatan manusia, hewan, dan
lingkungan. Hal ini dikarenakan kemampuannya sebagai vector berbagai penyakit. Nyamuk tergolong
serangga yang cukup tua di alam dan telah mengalami proses evolusi serta seleksi alam yang panjang
sehingga menjadikan insekta ini sangat adaptif tinggal bersama manusia. Nyamuk dalam hidupnya
mengalami berbagai fase perkembangan dimulai dari telur, larva, pupa, dan dewasa. Stadium telur,
larva, dan pupa hidup didalam air, sedangkan dewasa hidup diudara.

Stadium larva merupakan stadium penting karena gambaran jumlah akan menunjukan populasi
dewasa, selain itu stadium larva juga mudah diamati dan dikendalikan karena berada ditempat
perindukan(air). Nyamuk aedes aegepty berkembang biak pada daerah yang beriklim tropis termasuk
Indonesia. Data world health organization (WHO) yaitu sejak tahun 1968 hingga tahun 2009 indonesia
sebagai Negara kasus DBD penyakit demam berdarah (DBD) sangat berbahaya bagi manusia karena
dapat menyebabkan kematian . untuk itu di perlu diadakan upaya pengendalian nyamuk aedes aegepty
sebagai vector pembawa penyakit.

 Lalat

lalat merupakan salah satu vector penting dalam penyebaran penyakit pada manusia, dan juga
kehidupan lalat tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Penyakit penyakit yang ditularkan
oleh lalat antara lain disentri, kolera, typus perut, diare dan lainya. Disamping lalat sebagai vector
penyakit, lalat merupakan binatang pengganggu yang sangat menjijikan bagi kebanyakan orang.
Penularan penyakitnya dapat secara mekanik, yaitu penularan orang lain atau dari suatu bahan
tercemar (makanan, minuman, dan air)ke orang sehat dengan perantara menempelnya bagian tubuh
lalat, misalnya lewat proboscis, tungkai, kaki, dan badan lalat. Lalat biasanya hidup pada tempat yang
kurang terjaga kebersihannya.

Tempat tersebut juga dapat digunakan untuk berkembang biak. Tingginya populasi lalat dipakai
sebagai indicator keadaan sanitasi dalam lingkungan masyarakat. Hal ini disebabkan karena tata hidup
lalat senang pada tempat tempat yang tidak memenuhi syarat sanitasi, seperti: tempat basah, kotoran
manusia,kotoran hewan,saluran air kotor, sampah kotoran got (selokan),buah buahan dan sayuran yang
membusuk.keberadaan lalat sangat menganggu berbagai khususnya manusia. Sanitasi lingkungan
sangat penting terhadap kebersihan lingkungan yang menjadi salah satu vector penghambat timbulnya
suatu penyakit akibat vector dan hewan pengganggu.

Lalat juga merupakan serangga jenis arthropoda yang masuk dalam ordo diptera. Beberapa
spesies lalat memepunyai peranan penting dalam masalah kesehatan masyarakat. Serangga ini dapat
menjadi vector mekanik dan biologis dalam penyebaran penyakit. Hal ini karena aktifitas lalat dalam
mencari makandan berkembang biak.

2.2 Perkembangbiakan Nyamuk Dan Lalat


 Nyamuk
Nyamuk memiliki proses daur hidup yang sempurna terbagi kedalam 4 tahap yaitu telur, larva ,
pupa, dan nyamuk dewasa.setelah nyamuk jantan mengawini betina, mereka akan segera
mencari darah untuk menutrisi telur telurnya. Umumnya diperlukan waktu sekitar 3 – 4 hari
setelah menghisdap sampai telur terbentuk.
 Lalat
pada siang hari lalat bergerombol atau berkumpul dan berkembangbiak disekitar
sumber makananya
2.3 Siklus hidup nyamuk dan lalat
 Nyamuk
1. Telur
Nyamuk betina biasanya bertelur dibagian dalam, dinding wadah, yang basah
dengan air, atau atas permukaan air. Sekali bertelur nyamuk betina bisa
mengeluarkan hinggga 100 butir sekaligus. Telur nyamuk akan menempel pada
dinding wadah dengan kuat, seperti lem.
2. Larva
Siklus hidup nyamuk selanjutnya adalah larva. Larva muncul dari telur nyamuk
yang menetes, tetapi hanya setelah permukaan air naik untuk menutupi telur.
Ditahap ini larva biasanya akan hidup dengan memakan mikrooorganisme
didalam air.
3. Pupa
Pupa adalah siklus hidup nyamuk selanjutnya setelah larva. Pupa biasanya akan
berkembang sampai tubuh nyamuk terbang dewasa yang baru terbentuk
muncul dari kulit kepompong dan mewninggalkan air.
4. Nyamuk dewasa
Setelah nyamuk dewasa muncul, nyamuk jantan biasanya akan memakan nectar
dari bunga. Sementara nyamuk betina menghisap darah manusia dan hewan
yang diperlukan untuk menghasilkan telur. Setelah makan nyamuk akan mencari
sumber air untuk bertelur lebih banyak.
 Lalat
Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4(empat) tahapan yaitu mulai dari telur ,
larva, pupa, dan dewasa.
Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna putih dengan ukuran 1 mm
panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120 -130 telur dan menetas
dalam waktu 8 -16 jam. Pada suhu rendajh telur tidak akan menetas ( di bawah
12 -13 derajat celcius ). Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih
kekuningan, panjang 12 -13 mm. akhir dari fase larva ini berpindah tempat dari
yang banyak makanan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya.
Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua. Panjang nya
sama dengan larva dan tidak bergerak. Fase ini berlangsung pada musim panas
3 -7 hari pada temperatur 30 -35 derajat celcius kemudian akan keluar lalat
mudah dan sudah dapat terbang. Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat
dewasa antar 6 -20 hari. Pada kondisi normal lalat betina akan bertelur sampai 5
(lima ) kali. Umur lalat pada umumnyasekitar 2 – 3 minggu ,tetapi kondisi yang
lebih sejuk bisa sampai 3 (bulan). Lalat tidak kuat terbang menantang arah
angin, tetapi sebaliknya lalat mampu terbang jauh mencapai 1 kilometer.

2.4 Tanda tanda keberadaan nyamuk dan lalat


 Nyamuk
Adanya tempat perindukan nyamuk atau habitat nyamuk, diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu habitat air mengalir dan habitat air menggenang. Habitat air mengalir, dapat
beruap saluran air (parit atau selokan) yang mengalir lambat, dan sungai yang alirannya
deras maupun lambat. Pada saluran irigasi biasanya tumbuh tanaman menjalar yang
dapat menahan arus air.
 Lalat
Tempat yang paling disenangi adalah tempat yang basah , kotaoran biantang, tumbuh
tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk secara komulatif (dikandang).
1. Kotoran hewan : tempat perindukan lalat rumah yang paling utama adalah
kotoran hewan yang lembab dan masih baru
2. Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan : disamping lalat suka hinggap juga
berkembang biak pada sampah, sisa makanan, buah buahan yang ada dalam
rumah maupun pasar.
3. Kotoran organik : kotoran organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia,
sampah dan makanan ikan adalah merupakan tempat yang cocok untuk
brkembang biaknya lalat.
4. Air kotor : lalat rumah berkembang biak pada permukaan air kotor yang terbuka
2.5 Iindeks populasi nyamuk dan lalat
 Nyamuk
Jumlah nyamuk yang tertangkap pada paper cup dikali dengan jumlah yang yang mati di
bagi seratus
 Lalat
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 50 tahun 2017 tentang standar baku
mutu ksehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan umtuk vektor dan binatang
pembawa penyakit serta pengendalian, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan indeks
populasi lalat adalah rata rata populasi lalat pada suatu lokasi diukur menggunakan
flygrill dihitung dengan cara melakukan pengamatan selama 30 detik dan pengulangan
sebanyak 10 kali pada setiap titik pengamatan. Dari 10 kali pengamatan diambil 5(lima)
nilai tertinggi, lalau kelima tersebut dirata ratakan. Pengukuran indeks populasi lalat
dapat menggunakan lebih dari satu flygrill.
2.6 Penyakit yang ditularkan nyamuk dan lalat
 nyamuk
Gigitan nyamuk pembawa virus atau parasit tertentu dapat menyebabkan penyakit yaitu :
1. Malaria
Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini ditandai dengan demam
tinggi dan juga kedinginan. Ini biasanya mulai bereaksi pada malam hari.
2. Demam berdarah
Nyamuk pembawa demam berdarah ini umumnya berkembang biak dengan
bebas pada saat suhu udara panas di musim hujan. Setiap ada genangan air
3. Demam chikungunya
Virus menyebabkan penyakit chikungunya ini membuat pengidapnya
mengalami lumpuh yang dikenal dengan mengalami lumpuh yang dikenal
dengan lumpuh layu.
4. Kaki gajah
Penyakit ini sebenarnya disebabkan oleh cacing, tetapi ditularkan melalui gigitan
berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat kronis.
 Lalat
Penyakit penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain : disentri, kholera, typus perut,
diare dan lainnyayang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan buruk.penularan
penyakit ini terjadi secara mekanik, dimana kulit dan tubuh kaki kakinya yang kotor
merupakan tempat menempelnya mikro organisme penyakit yang kemudian lalat
tersebut hinggap pada makanan. Oleh karena demikian besar penyebaran penyakit yang
dapat ditularkan melalui lalat, maka perlu dilakukan pengendalian lalat dengan baik.
Lalat banyak jenisnya tetapi paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat rumah
(musca domestica) lalat hijau (lucilia seritica) lalat biru (calliphora vomituria) dan lalat
latirine (fania canicularis). Dari jenis lalat tersebut yang paling dikenal masyarakat
adalah lalat rumah.
2.7 Kegiatan dan pengawasan pengendalian nyamuk dan lalat
Nyamuk

Pada umumnya yang dilakukan masyarakat untuk cara pengawasan dan pengendalian nyamuk adalah
membesihkan lingkungan dan rumah masing masing setiap hari, terutama terutama tempat
penampungan air sebagai tempat berkembang biaknya nnyamuk aedes aegepty seperti bak mandi,
drum, ban bekas, alas pot bunga, dispenser,tempat minum burung dan lain lain. Melaksanakan kerja
bakti secara teratur (satu minggu sekali)dilingkungan masing masing.

Selain itu juga ada pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M PLUS :


1. Menguras : menguras dan menyikat dinding tempat penamungan air seperti :
bak mandi dan drum
2. Menutup : menutup rapat rapat tempat penampungan air seperti : drum,
tempayan dan lain lain
3. Mengubur :mengubur atau menim barang bekas serta mangumpulkan barang
barang bekas yang dapat menampung air dan dibuang ke tempat pembuangan
sementara (TPS)
4. PLUS cara lain : memakai obat anti nyamuk, memakai kelambu saat tidur,
menghindari kebiasaan menggantung pakian dan memasang kawat kasa.
 Lalat
1. Mengurangi atau menghilangkan tempat perkembangbiakan lalat cara yang
dilakukan adalah dengan kandang ternak, kotoran manusia, sampah basah dan
sampah organik, cara menghindari adanya serta tanah yang mengandung bahan
organik
2. Mengurangi sumber menarik lalat
Dalam kondisi tertentu lalat akan tertarik pada hasi olahan makanan dari bahan
ikan dan tepung tulang, sirop gula, tempat pembuatan susu, air kotor dan bau
yang manis khususnya manga. Untuk mengurangi sumber yang menarik lalat
dapat dicegah dengan melakukan :
a) Kebersihan lingkungan
b) Membuat saluran air limbah
c) Menutup tempat sampah
d) Untuk industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat dipasang dengan alat
pembuang bau (Exhausfan).
3. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran
Cara mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman
yaitu :
a) Membuat konstruksi pembuangan kotoran \ wc yang memenuhi syarat
kesehatan
b) Mencegah kontak lalat dengan tempat sampah
4. Melindungi makanan dan peralatan makan
Untuk melindungi makanan dan peralatan makan yang digunakan dapat
dilakukan dengan cara :
a) Makanan dan peralatan makan yang digunakan harus anti lalat
b) Makanan di simpan di lemari makan
c) Jendela dan tempat tempat terbuka dipasang kawat kasa
d) Pinntu di pasang dengan sistim yang dapat menutup sendiri
e) Pintu masuk di lengkapi dengan gorden anti lalat
f) Memasang stik berperekat anti lalat sebagai perangka
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan , memindahkan atau menjadi
sumber penularan penyakit pada manusia. Vector yang berperan sebagai penular penyakit
dikenal sebagai arthropoda borne diseases atau sering juga disebut vector borne diseases yang
merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis dan menimbulkan bahaya bagi
kesehatan sampai kematian.
Penyakit menular bersumber vector yang masih berjangkit dimasyarakat diantaranya
penyakit yang ditularkan oleh nyamuk , lalat, dan kecoa yang yang umumnya berkembang pada
lingkungan dengan sanitasi yang buruk.penyakit yang ditularkan melalui vector masih menjadi
penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat
menimbulkan gagasan kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas
penyebaran vecto, (permenkes R.I NO. 374, 2010).
3.2 SARAN
1. Menghimbau masyarakat agar melakukan kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk dengan 3M PLUS yaitu menguras, menutup dan mengubur
tempat penampungan air agar terhidar dari tempat perkembang biaknya
vector
2. Menghimbau masyarakat agar mengurangi tempat perkembangbiakan lalat
dengan cara menghindari adanya kandang ternak, kotoran manusia, sampah
basa dan sampah organik
DAFTAR PUSTAKA

https:\\scholar.unand.ac.id
https:\\eprints.umn.ac.id
https:\\eprints.umn.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
https:\\repository.um-surabaya.ac.id
https:\\eprints.poltekkesjogja.ac.id
https:www.halodoc.com\artikel
https:\\www detik.com
https:www.halodoc.com\artikel
bahan ajar tentang sanitasi transpotasi parawisata dan matra hal 242 tentang
pengawasan vector

You might also like