TUGAS TOPIK1 KOLABORASI
MATA KULIAH PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDI
DAN PEMBELAJARANNYA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
NAMA + Yesi Ike, S.Pd
KELAS :B
JURUSAN sIPS s
DOSEN PENGAMPU :Dr.Neiny Ratmaningsih, M:
Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap Kasus
di Ruang Kelas
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII.
peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda met
untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu
oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah
soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal
yang Anda berikan. Hasilnya, peserta mampu mengerjakan
dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapk
Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik
untuk mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan
pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan
benar.
Kasus!
‘.Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu
mengerjakan soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat
urutan/langkah pengerjaan soal)?
JAWAB : Pada kasus tersebut guru menggunakan teknik scaffolding atau _pemberian
sejumlah bantuan kepada peserta didik pada tahap awal pembelajaran, kemudian
mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan
secara mandiri tanpa bantuan. Pada kasus di atas peserta didik mampu mengeriakan soal
dengan baik pada percobaan kedua tanpa melihat urutan yaitu karena peserta didik telah
memhami konsep dasar cara mencari nilai rata-rata (mean) dengan baik melalui bimbingan
dari guru pada awal pembelajaran yaitu dengan membuat langkah-langkah mencari nilai
rata-rata, sehingga mereka dapat menerapkan konsep tersebut dalam mengerjakan soal
matematika pada percobaan kedua secara mandiri. Hal ini sejalan dengan teori
konstruktivisme sosial Vygotsky yaitu “apa yang dilakukan atau dipelajari anak hari ini
dengan bekerja sama (kelompok) dapat diakukannnya secara mandiri pada masa yang akan
datang”
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang
seperti apa metode di atas dapat diterapkan? Elaborasi
Jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan
JAWAB : Metode di atas dapat diterapkan pada pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik untuk berkolaborasi dengan teman sebaya dalam kelompok-kelompok kecil. Salah satu
pembelajaran yang memungkinkan terciptanya iklim kelas yang interaktif dan kolaboratif
yang dapat diterapkan guru yaitu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi dengan teman sebaya yang lebih
berkompeten melalui arahan dan bimbingan dari guru. Iklim kelas dalam pembelajaran
kooperatif dapat memfasilitasi siswa dalam membangun kualitas berpikir serta membangun
kultur sosialnya dalam pembelajaran berkelompok.
Metode yang lainnya adalah pembelajaran kooperatif, di mana siswa bekerja sama dalam
kelompok untuk mencapai tujuan belajar bersama. Metode ini dapat membantu meningkatkan
keterampilan sosial dan kerja sama siswa, serta mengurangi persaingan yang tidak sehat di
antara mereka itu, terdapat juga metode pembelajaran berbasis masalah, di mana siswa
diberikan masalah atau tantangan yang harus dipecahkan dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Metode ini dapat membantu
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas siswa, serta memperkuat
hubungan antara teori dan praktik dalam pembelajaran teori Belajar.
@ ___Teori konstruktivisme adalah salah satu teori belajar yang menekankan
* “, Pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri
melalui pengalaman dan refleksi. Dalam konteks pembelajaran, guru
dapat menerapkan metode-metode seperti diskusi kelompok atau proyek
kolaboratif untuk membantu siswa membangun pemahaman mereka
sendiri tentang materi pelajaran itu, teori behaviorisme menekankan pada
peran lingkungan eksternal dalam membentuk perilaku individu. Dalam
konteks pembelajaran, guru dapat menerapkan sistem reward dan
punishment untuk memperkuat perilaku positif dan mengurangi perilaku
negatif siswa. Namun, kritik terhadap teori ini adalah bahwa ia tidak
mempertimbangkan faktor internal seperti motivasi dan minat.Kasus Il
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar L/|
peserta iknya belum bisa berhitung dengan lancar. Rina SS]
sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap ,
peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.
4. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan
untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
Jawab : Berdasarkan kasus diatas, Rina sebagai guru SD kelas harus memahami
peserta didik sesuai tahap perkembangannya, dimana dalam kasus ini peserta didik
berada pada tahap perkembangan pra-operasional (2-7 th). Berdasarkan
pemahaman tersebut, maka yang dapat dilakukan oleh Rina adalah membuat atau
menyediakan media ajar dengan menggunakan tanda-tanda, simbol dan benda
sebagai alat praktik atau media berhitung yang menarik bagi siswa sehingga
mempermudah peserta didik dalam memahami konsep berhitung. Konsep-konsep
matematika dasar baik itu menghafal angka (tanggal, nomor telepon, atau nomor
rumah), menghitung, mengelompokkan angka serta memahami sistem penomoran.
Istilah ini disebut diskalkulia (Ketidakmampuan belajar kekacauan dalam
berhitung)
2. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut?
Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan.
JAJAWAB : Menurut Piaget (1954) mengusulkan bahwa terdapat empat tahapan
perkembangan kognitif: sensori motorik, pra-operasional, operasional konkret, dan
formal Operasional. Berdasarkan teori yang berkaitan dengan kasus diatas, teori
yang digunakan adalah teori perkembangan kognitif tahap pra-operasional. Pada
tahapan ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai
hal di luar dirinya. Meskipun kemampuan berpikirnya masih belum mempunyai
sistem yang terorganisasi dengen baik, namun anak sudah mampu memahami
realita di lingkungan dengan menggunakan tanda-tanda dan simbol. Cara berpikir
anak pada tahapan ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis.
Oleh karena itu, mereka belum mampu memahami konsep yang lebih kompleks
seperti misalnya konsep waktu, sebab dan akibat, serta perbandingan.
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri
wilayah Bali. la mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. la hendak
mengajarkan materi teks deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak
‘PD yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa contoh teks
deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang
ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta
didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda. la
memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan Khas di Bali.
4.Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan
Made sudah sesuai? Mengapa demikian?
JAWAB : Pertimbangan dan keputusan Made dalam memberikan contoh teks
deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali sangat tepat dan sesuai. Made
menggunakan prinsip relevansi dengan lingkungan siswa. Prinsip ini mengaitkan
materi pelajaran dengan lingkungan siswa. Pemilihan topik yang dilakukan Made
sangat relevan dengan tempat dimana dia mengajar, yaitu Bali. Hal ini dapat
membantu siswa agar merasa lebih terhubung dengan materi pelajaran karena
mereka dapat merasakan keterkaitan langsung antara apa yang mereka pelajari
dengan lingkungan tempat tinggal sekitar mereka.
2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi
jJawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
JAWAB : Prinsip yang diterapkan oleh Made adalah prinsip relevansi dengan
lingkungan siswa. Prinsip ini sejalan dengan Teori Kontruktivisme yang
dikenalkan oleh Lev Vygotsky. Teori ini menekankan pentingnya konteks sosial
dan lingkungan dalam pembelajaran. Mengaitkan pembelajaran dengan
lingkungan dan budaya peserta dapat membantu siswa agar lebih
memahami materi pelajaran yang disampaikan
Ga o .
|
g
4
e