Professional Documents
Culture Documents
Hamid Nasrullah - Revolusi Industri 4.0 Dan Konsep Society 5.0
Hamid Nasrullah - Revolusi Industri 4.0 Dan Konsep Society 5.0
Abstrak
Munculnya Revolusi Industri 4.0 dan visi Society 5.0 membawa perubahan signifikan dalam
keterampilan yang dibutuhkan dalam angkatan kerja. Transformasi ini menyebabkan kesenjangan
dalam hal keterampilan yang dibutuhkan oleh individu dan keterampilan yang tersedia di pasar tenaga
kerja. Era Industri 4.0 menekankan kemampuan teknis tingkat lanjut seperti kecerdasan buatan,
robotika, dan analisis data. Sebaliknya, Society 5.0 menekankan integrasi teknologi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga memerlukan perpaduan keterampilan teknis,
berpusat pada manusia, dan adaptif. Kesenjangan dalam keahlian ini menimbulkan berbagai
tantangan, termasuk kesenjangan sosial dan ekonomi, kebutuhan akan pembelajaran seumur hidup,
dan tantangan bagi dunia usaha dalam memperoleh dan mempertahankan talenta yang sesuai dengan
perkembangan teknologi. Untuk mengatasi kesenjangan ini memerlukan upaya kolaboratif antara
pemerintah, lembaga pendidikan, industri, dan masyarakat. Perubahan transformatif dalam
pendidikan kejuruan, akses inklusif terhadap kesempatan belajar, dan pendefinisian ulang kurikulum
yang mengintegrasikan keahlian teknis dengan keterampilan manusia merupakan hal yang sangat
penting. Integrasi keterampilan multidimensi, fokus pada kemampuan beradaptasi, dan pentingnya
akses inklusif terhadap pendidikan dan pelatihan akan mengurangi kesenjangan dan membuka
potensi kemajuan masyarakat dan ekonomi di era Industri 4.0 dan Society 5.0. Pendekatan kolaboratif
dan strategis ini sangat penting untuk mencapai angkatan kerja yang siap menghadapi tantangan dan
peluang yang ditimbulkan oleh paradigma transformatif ini.
A. Pendahuluan
Kesenjangan keterampilan kerja pada era Revolusi Industri 4.0 dan konsep Society 5.0 menjadi
perhatian utama karena perubahan cepat dalam teknologi, ekonomi, dan masyarakat. Perkembangan
teknologi seperti kecerdasan buatan, robotika, otomatisasi, dan IoT memerlukan keterampilan teknis
yang canggih. Integrasi teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan memerlukan pemahaman
mendalam tentang berbagai teknologi dan cara menggabungkannya. Kemampuan dalam analisis data,
pengolahan informasi digital, dan pemahaman algoritma menjadi keterampilan kritis. Keterampilan
digital tidak hanya diterapkan dalam konteks bisnis tetapi juga untuk memecahkan masalah kompleks
dalam masyarakat. Selain keterampilan teknis, kemampuan berkolaborasi, komunikasi, dan
kreativitas semakin penting.
Keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan empati dibutuhkan untuk berkontribusi pada
masyarakat yang berfokus pada kesejahteraan. Pekerja perlu memiliki kemampuan untuk terus belajar
dan menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi. Konsep ini menekankan pendekatan sepanjang
hayat terhadap pembelajaran untuk memastikan keberlanjutan peningkatan keterampilan.
Lingkungan kerja yang dinamis membutuhkan kemampuan adaptasi yang cepat terhadap perubahan
teknologi dan tuntutan pekerjaan. Adaptasi juga diperlukan untuk berkontribusi pada solusi bagi
tantangan sosial yang kompleks. Pemahaman tentang ekosistem bisnis dan perusahaan menjadi
penting, termasuk integrasi rantai pasokan yang semakin kompleks.
Pemahaman ekosistem masyarakat yang lebih luas, termasuk interaksi antara sektor swasta,
pemerintah, dan masyarakat sipil. Pekerja perlu menemukan keseimbangan antara penggunaan
teknologi dan kemampuan manusiawi. Konsep ini menekankan pentingnya menggabungkan
teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan untuk mencapai kesejahteraan sosial. Untuk menutup
kesenjangan keterampilan ini, pendidikan, pelatihan kejuruan dan pengembangan keterampilan
seumur hidup sangatlah penting. Selain itu, kolaborasi antara lembaga pendidikan, industri, dan
pemerintah diperlukan untuk memastikan bahwa program pendidikan dan pelatihan mencerminkan
kebutuhan nyata pasar tenaga kerja dan masyarakat.
Society 5.0 adalah sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis
teknologi. Pada era ini, masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan
permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan
berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Peserta didik diharapkan dapat memiliki
kecakapan hidup abad 21 yang dikenal dengan istilah 4C, yakni creativity, critical thinking,
communication, dan collaboration. Oleh karena itu ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik di
era society 5.0, antara lain: Internet of things pada dunia Pendidikan (IoT), Virtual/Augmented reality
dalam dunia pendidikan, dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk mengetahui serta
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik.
B. Permasalahan
Ketimpangan kualifikasi profesi di era revolusi industri 4.0 dan konsep masyarakat 5.0 dapat
menimbulkan sejumlah permasalahan yang berdampak pada banyak aspek masyarakat dan
perekonomian. Jika pekerja tidak memiliki keterampilan untuk beradaptasi dengan teknologi baru,
mereka mungkin menghadapi risiko pengangguran atau mengambil pekerjaan yang tidak sesuai
keterampilan mereka. Kesenjangan keterampilan dapat menyebabkan masyarakat memiliki sumber
daya manusia yang kurang optimal sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara potensi sumber
daya manusia dan kebutuhan masyarakat. Jika sebagian orang tidak dapat mengakses pelatihan atau
pendidikan yang diperlukan, kesenjangan ekonomi dan sosial dapat semakin meningkat.
Konsep ini menekankan inklusi sosial dan ekonomi, dan kesenjangan keterampilan dapat
menghambat pencapaian masyarakat yang berorientasi pada kesejahteraan. Tidak semua orang
memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk
mengembangkan keterampilan baru. Ketimpangan akses dapat menghalangi masyarakat mencapai
tujuan kesejahteraan yang diinginkan dalam konsep Society 5.0. Dunia usaha mungkin kesulitan
mencari pekerja dengan keterampilan yang diperlukan, sehingga menghambat kemampuan
menerapkan teknologi teknologi baru. Bisnis dan industri membutuhkan pekerja dengan keterampilan
yang tidak hanya bersifat teknis tetapi juga berkontribusi terhadap tujuan sosial dan lingkungan.
Generasi tua mungkin kesulitan beradaptasi dengan perubahan teknologi, sedangkan generasi
muda lebih akrab dengan teknologi. Perbedaan generasi dalam keterampilan dan pemahaman
teknologi dapat menghambat realisasi visi yang menekankan integrasi teknologi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pekerja mungkin merasa tidak yakin akan masa depan pekerjaannya akibat
perkembangan otomasi dan teknologi. Orang yang tidak memiliki keterampilan yang tepat mungkin
merasa tidak yakin dan tidak siap menghadapi tantangan kompleks dalam masyarakat yang
berorientasi pada kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya bersama dari
pemerintah, lembaga pendidikan, industri dan masyarakat untuk mengembangkan strategi pendidikan
dan pelatihan yang berkeadilan yang meningkatkan akses dan kebijakan untuk mendukung
pengembangan keterampilan seumur hidup bagi seluruh lapisan masyarakat.
C. Pembahasan
Keterampilan kerja yang dibutuhkan pada era Revolusi Industri 4.0 mencakup kombinasi antara
keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan kemampuan beradaptasi disajikan pada Gambar
1.
D. Simpulan
Kesenjangan keterampilan kerja dalam era Revolusi Industri 4.0 dan konsep Society 5.0
menyoroti perbedaan antara keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja dengan keterampilan
yang dimiliki oleh individu. Di era Revolusi Industri 4.0, keterampilan teknis tinggi seperti
kecerdasan buatan, analisis data, dan pemrograman sangat penting. Sementara itu, Society 5.0
menekankan keterampilan manusiawi, sosial, dan inovasi untuk mengintegrasikan teknologi demi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesenjangan ini menimbulkan tantangan berupa
ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki individu dengan kebutuhan pasar kerja. Hal ini
dapat menyebabkan pengangguran, ketidaksetaraan ekonomi, dan kesenjangan sosial. Solusinya
melibatkan transformasi dalam pendidikan vokasional, inklusivitas akses terhadap pelatihan, dan
pengembangan kurikulum yang memadukan keterampilan teknis dan manusiawi. Untuk mengatasi
kesenjangan ini, diperlukan kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, industri, dan
masyarakat. Integrasi keterampilan teknis dan humanis menjadi penting untuk menciptakan
lingkungan kerja yang adaptif dan terhubung dengan visi sosial yang berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Achmad Tahar, P. B. (2022). Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Era
Revolusi Industri 4.0 Menuju Era Society 5.0. Jurnal Pendidikan Tambusai, 12380-12394.
Abdul Majir, I. N. (2021). PENGARUH E-COMMERCE ERA INDUSTRI 4.0 DAN KESIAPAN
MENYAMBUT REVOLUSI SOCIETY 5.0. Jurnal Sebatik, 530-536.
Lina, N. U. (2021). Domain Keterampilan Siswa SMA Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 520-536.
Mary Doyle-Kent, B. W. (2022). The development of a novel educational model to successfully
upskill technical workers for Industry 5.0: Ireland a case study . IFAC PapersOnLine, 425–
430.
Oluwaseun Kolade a, A. O. (2022). Employment 5.0: The work of the future and the future of work.
Technology in Society, 1-15.