Professional Documents
Culture Documents
Makalah BLT Gedangsewu Semi Fiks
Makalah BLT Gedangsewu Semi Fiks
KEBIJAKAN PUBLIK
DOSEN PENGAJAR :
Laily Purnawati, S.IP., M.SI
JUDUL MAKALAH :
PELAKSANAAN PROGRAM BLT DI DESA GEDANGSEWU
DISUSUN OLEH :
RONALD TITO R.H (2061404100056)
WAHYUDI DWI APRISUSTYO (2061404100022)
DENI LISTIANTO PUTRA (2061404100023)
DICKY DWI KURNIAWAN (2061404100049)
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
Jl. Kimangunsarkoro Beji, Jl. Dusun Krajan, Sobontoro, Kec. Boyolangu, Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur 66233
Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah peyang berjudul “ Pelaksanaan Program BLT Di
Desa Gedangsewu Menurut Implementasi Edward “ ini tepat pada waktunya. Tujuan dari
penulisan makala ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Kebijakan Publik.
Selain itu, tugas makalah ini dibuat juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Program
pemrintah kepada masyarakat serta mengetahui kebijakan publik yang ada di desa, bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Laily Purnawati, S.IP., M.SI. selaku dosen
mata kuliah Kebijakan Publik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan selalu kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Cover
Daftar Isi…………………………………………………………………...………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………….……………………1
C. Tujuan ……………………………………………………………………..1
D. Definisi Operasional…………………………………………............……..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………...…….........7
B. Saran……………………………....……………………………..…………8
DAFTAR PUSTAKA…….………………………………………………..……….9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fenomena kemiskinan telah menjadi sebuah hal yang melekat dalam sendi kehidupan negara-
negara berkembang. Tak terkecuali Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang
sebenarnya memiliki banyak sekali potensi sumber daya alam guna memakmurkan dan
mengentaskan negara dan rakyatnya dari kemiskinan. Masih amat banyak rakyat Indonesia yang
tidak dapat keluar dari garis kemiskinan dan tidak dapat mengatasi kemiskinan. Hal tersebut
menjadikan kemiskinan di Indonesia semakin kompleks setiap tahunnya.
Kemiskinan merupakan sebuah masalah yang amat serius yang masih dihadapi oleh beberapa
negara di dunia. Oleh karena hal itu, maka pemerintah membuat kebijakan ataupun program
untuk menanggulangi masalah tersebut. Salah satu dari sekian banyak program tersebut adalah
Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bantuan Langsung Tunai dapat dipahami sebagai pemberian
sejumlah uang (dana tunai) kepada masyarakat miskin setelah pemerintah menaikkan harga BBM
dengan mengurangi subsidi BBM yang kemudian selisih subsidi tersebut diberikan kepada
masyarakat miskin (Selviana, 2016).
Kemiskinan sudah menjadi hal yang biasa bagi banyak negara berkembang di dunia termasuk
Indonesia. Masih banyak penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan, tak terkecuali di
Desa Gedangsewu. Oleh karena itu kami akan mengupas tuntas tentang pelaksanaan dana BLT
yang diselenggarakan di desa gedang sewu menurut Implementasi Edward, supaya kita
megetahui apakah program tersebut sudah dilaksanakan dengan baik atau belum, dikarenakan
seperti yang ada dalam pengertian implmntasi Edward yang menjelaskan bahwa seberapa
baiknya suatu kebijakan kalau tidak dipersiapkan dan direncanakan dengan
baik implementasinya maka apa yang menjadi tujuan kebijakan publik tidak akan terwujud.
1
1.4 Definisi Operasional
Tidak hanya teori atau implementasi edward saja yang dapat digunakan untuk melakukan suatu
observasi atau sebuah penelitian, namun juga terdapat banyak sekali implementasi-implementasi atau
teori-teori dari para ahli yang dapat digunakan sebagai patokan tolak ukur sebuah kebijakan
pemerintahan yang sekarang atau nantinya dapat dilaksanakan dan dipraktikkan disebuah
pemerintahan desa maupun kota, implementasi- implementasi tersebut meliputi :
1. Implementasi Van meter dan Van horn
merupakan tindakan- tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau
kelompok-kelompok pemerintahan atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan
yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.
3. Implementasi Grindle
Merupakan proses umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari segi perekonomian sendiri desa gedangsewu merupakan desa yang ekonominya
menengah keatas yang terus berkembang dari tahun ke tahun, namun juga tak menutup kemungkinan
ada warga yang miskin dikarenakan sebuah keadaan seperti warga yang dikategorikan sebagai warga
yang disabilitas mencapai kurang lebih 10 orang, tak hanya itu mayoritas banyak juga penduduk disini
yang menjadi buruh dan juga pegawai bangunan yang mejnadikan desa ini harus atau layak mendapat
bantuan dari pemerintah yang salah satunya yakni yang akan kita bahas selanjutnya Bantuan
Langsung Tunai (BLT).
3
2. Hasil Penelitian Pelaksanaan Program BLT di Desa Gedangsewu
Narasumber : Bapak Miswan (Selaku Kepala Desa Gedangsewu)
Pewawancara : Ronald Tito Renalditya Hartoni (Mahasiswa Universitas Tulungagung)
Hasil Wawancara :
Pada Hari Kamis, 23 Juni 2022, Pukul 12.00-13.00 dan Pukul 20.00-21.00 WIB, saya melakukan
wawancara bersama Bapak Miswan selaku kepala desa gedangsewu mengenai pelaksanaan program
BLT yang ada di desa gedangsewu, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari kesaksian beliau
selaku kepala desa.
Desa Gedangsewu merupakan salah satu desa yang menjalankan sakah satu program bantuan
sosial dari pemerintah yakni adalah program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diadakan sejak
tahun 2020 mulai terlaksana dan sampai hingga sekarang 2022, bantuan BLT sendiri merupakan dana
desa dari pemerintah yang disisihkan sekitar 40% dan diserahkan pertanggungjawabannya atas siapa
yang berhak mendapat bantuan oleh desa sendiri, oleh karena itu desa harus benar-benar mengetahui
situasi dan kondisi dari penduduk dan masyarakat sekitar siapa yang berhak mendapat bantuan
tersebut supaya program tersebut terlaksana dengan tepat sasaran.
Tujuan dari Program BLT sendiri adalah untuk mensejahterakan, membantu, dan mengentaskan
masyarakat miskin atau kurang mampu supaya bisa berusaha dan bangkit kembali guna memperbaiki
perekonomian mereka, akan tetapi ada sedikit nilai minus bukan dari programnya akan tetapi dari
masyarakat yang mengaku miskin supaya mendapat bantuan tersebut, oleh karena itu pemerintah desa
gedang sewu mengadakan rapat desa dari semua rt yang mengusulkan warganya yang ingin
didaftarkan BLT dan melakukan survei supaya warga tersebut benar-benar layak mendapatkannya.
Prosedur untuk mendapatkan dana BLT sesuai dengan petunjuk Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten sekaligus arahan dari surat edaran menteri itu semuanya melalui sebuah proses dimana
diadakannya rapat dari tingkat RT, RW, dan juga lembaga-lembaga desa dilibatkan DPD dan juga
LPM untuk menentukan KPM (Keluarga Penerima Manfaat), jadi usulan dari beberapa badan nanti
akan dimusyawarahkan dan akan disepakati untuk menentukan layak dan tidaknya penerima BLT.
Adapun syarat-syarat khusus bagi warga yang harus dipenuhi supaya mendapat bantuan BLT,
syarat- syarat tersebut meliputi :
1. Calon penerima adalah masyarakat yang masuk dalam pendataan Jorong dan berada di Desa
yang bersangkutan.
2. Calon penerima adalah mereka yang kehilangan mata pencarian di tengah pandemi corona.
3. Calon penerima tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (bansos) lain dari pemerintah
pusat. Ini berarti calon penerima BLT dari Dana Desa tidak menerima Program Keluarga
Harapan (PKH), Kartu Sembako, Paket Sembako, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
hingga Kartu Prakerja.
4. ika calon penerima memenuhi syarat, tetapi tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan
(NIK) dan Kartu Penduduk (KTP), tetap bisa mendapat bantuan tanpa harus membuat KTP
lebih dulu. Tapi, penerima harus berdomisili di desa tersebut dan menulis alamat lengkapnya.
4
5. Jika penerima sudah terdaftar dan valid maka BLT akan diberikan melalui tunai dan non-
tunai. Non-tunai diberikan melalui transfer ke rekening bank penerima dan tunai boleh
menghubungi aparat desa, bank milik negara atau diambil langsung di kantor pos terdekat.
Bentuk bantuan BLT (Bantuan Langsung Tunai) berupa uang tunai berkisar Rp.300.000 perbulan
selama 1 tahun yang nantinya waktu pencairan akan dihubungi perangkat desa yang memegang
program BLT untuk mengambil dana pencairan di balai desa, masyarakat yang berhak menerima BLT
ialah masyarakat yang benar-benar tidak mampu contohnya jika kepala keluarga mengalami masalah
kesehatan / keterbatasan fisik sehingga tidak mampu menafkahi keluarga tersebut.
Program BLT di desa gedangsewu saat ini masih belum terbagi sacarai merata karena dana nya
terbatas maksud kebutuhan atau masyarakat yang membutuhkan lebih dari dana yang di berikan
pemerintah sehingga beberapa orang masih belum mendapatkan BLT tersebut tetapi hal tersebut
sudah tercover oleh program-program pemerintah yang lain seperti ( PKH, UMKM, BNT), dan
penerima BLT setiap tahunnya bisa bertambah bisa berkurang karena biasanya di pusat sering terjadi
hilangnya data penerima BLT tersebut sehingga setiap tahunnya biasanya penerima BLT sering tidak
terdaftar dan hilang dari penerima BLT.
Program BLT di desa gedangsewu sudah tepat sasaran, karena data yang diambil sudah di survei
oleh seperangkat desa setempat meliputi dari sisi ekonomi nya dari usulan RT RW ke desa lalu ke
pusat oleh seperangkat desa setempat, nah kalau banyak nya penerima BLT tersebut sekitar 113 orang
masyarakat di desa gedangsewu sedangkan masyarakat yang mengajukan BLT belum tentu
mendapatkan bantuan tersebut harus sesuai kebijakan survei dan bagi masyarakat mendapatkan BLT
tersebut sudah sesuai dengan instruksi dari pemerintah pusat dan tiga menteri yang meliputi menteri
dalam negeri, menteri dalam desa menteri keuangan dalam setiap tahunnya.
Bagi masyarakat yang sudah menerima BLT bisa menemimanya lagi apabila masyarakat tersebut
memang benar-benar layak mendapatkannya, akan tetapi masyarakat yang tadinya sudah menerima
BLT dan bisa berkembang dengan baik mungkin akan dipertimbangkan kembali apakah masyarakat
tersebut bisa dikategorikan sebagai KPM atau bukan.
kalau terkait BLT tidak tepat sasaran itupun tidak mungkin karena 95% tepat sasaran dikarena
setiap perangkat seperti RT RW sudah melakukan survei kepada masyarakat itu sendiri. Jadi sudah
pasti masyarakat gedangsewu khususnya dibagian pemerintah desa bekerja keras supaya program
BLT ini dapat terlaksana sebaik mungkin dan pastinya tepat sasaran, dengan prosedur yang sudah
ditetapkan dan juga sistem pemerintahan yang baik maka pemerintah desa gedangsewu dapat
merangkul membina seluruh rakyatnya dengan baik dalam sebuah program bansos kali ini yakni
Bantual Langsung Tunai.
5
3. Analisis Data Hasil Penelitian
Sesuai dengan Judul pada makalah ini kami akan melakukan analisis terhadap data
yang kami peroleh sesuai dengan Teori atau Implementasi menurut Edward yang berisi
tentang “seberapa baiknya suatu kebijakan kalau tidak dipersiapkan dan direncanakan dengan
baik implementasinya maka apa yang menjadi tujuan kebijakan publik tidak akan terwujud.”
Seperti yang kita ketahui desa gedangsewu merupakan desa yang berkembang namun
memiliki kekurangan dibeberapa aspek, sama seperti desa-desa pada umumnya yang memiliki
masyarakat pengangguran dan juga masyarakat yang haus akan harta dan tahta. Itu semua tidak
akan menjadi masalah apabila sebuah pemerintahan memiliki sistem pemerintahan dan pedoman
kuat dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pemerintah supaya masyarakat yang dibinannya
dapat menjadi masyarakat yang berkembang dan juga produktif.
Seperti yang kita ketahui juga Desa Gedangsewu adalah desa yang juga melaksanakan
Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diarahkan langsung dari pemerintah pusat sesuai
surat edaran menteri yang meliputi menteri keuangan, menteri dalam negeri, dan juga menteri
desa, oleh karena itu dengan adanya program, maka harus ada badan penggerak yang
melaksanakan program tersebut, nah apabila badan penggerak program tersebut bekerja dengan
baik sesuai dengan arahan dan fakta dari lapangan maka program tersebut sudah pasti akan
berjalan dengan baik dan lancar.
Bisa dikatakan desa gedangsewu sudah suskes melaksanakan program BLT walau ada banyak
sekali problematika dan hambatan-hambatan yang harus diselesaikan oleh para perangkat desa.
Sudah disebutkan bahwa program BLT di desa gedangsewu 95% tepat sasaran, itu membuktikan
bahwa prosedur dari program tersebut terlaksana dengan baik dan juga masyarakat harus
memenuhi syarat dan ketentuan untuk bisa mendapatkan itu, sehingga tidak ada lagi masyarakat
penerima bantuan yang kesulitan mendapat bantuan.
Itu juga mebuktikan bahwa Kebijakan Publik yang ada di desa gedangsewu sudah cocok
dengan salah satu Teori Implementasi Edward yang mengatakan bahwa sebaik apapun Program
apabila tak direncanakan dengan baik maka program atau kebijakan tersebut tidak akan tercapai
dan desa gedangsewu adalah desa yang sudah membuktikan dengan program kerja (Proker) para
perangkat desa yang baik, sehingga semua program dapat terlaksana.
Tidak hanya itu, desa gedangsewu juga sudah menyiapkan antisipasi untuk program- program
pemerintah pusat bagi masyarakat yang sudah mendapat bantuan lain, apabila ditengah mereka
mendapat bantuan terdapat kendala sehingga bantuan tersebut tidak tersapaikan, maka desa
gedangsewu siap melayani masyarakat yang membutuhkan dengan adanya program BLT
tersebut.
6
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sebaik-baiknya sebuah program atau kebijakan tidak akan terlaksana atau tidak akan
terwujud apabila tidak dilaksanakan tanpa sebuah rencana dan juga kinerja sistem kerja yang
baik, begitu juga sebuah pemerintah desa yang tidak hanya melaksanakan sebuah program
dari pemerintah pusat namun juga memikirkan cara agar desanya bisa berkembang dengan
baik.
Desa Gedangsewu merupakan salah satu desa yang menjalankan sakah satu program bantuan
sosial dari pemerintah yakni adalah program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diadakan sejak
tahun 2020 mulai terlaksana dan sampai hingga sekarang 2022, bantuan BLT sendiri merupakan dana
desa dari pemerintah yang disisihkan sekitar 40% dan diserahkan pertanggungjawabannya atas siapa
yang berhak mendapat bantuan oleh desa sendiri, oleh karena itu desa harus benar-benar mengetahui
situasi dan kondisi dari penduduk dan masyarakat sekitar siapa yang berhak mendapat bantuan
tersebut supaya program tersebut terlaksana dengan tepat sasaran.
Program BLT di desa gedangsewu sudah tepat sasaran, karena data yang diambil sudah di survei
oleh seperangkat desa setempat meliputi dari sisi ekonomi nya dari usulan RT RW ke desa lalu ke
pusat oleh seperangkat desa setempat, nah kalau banyak nya penerima BLT tersebut sekitar 113 orang
masyarakat di desa gedangsewu sedangkan masyarakat yang mengajukan BLT belum tentu
mendapatkan bantuan tersebut harus sesuai kebijakan survei dan bagi masyarakat mendapatkan BLT
tersebut sudah sesuai dengan instruksi dari pemerintah pusat dan tiga menteri yang meliputi menteri
dalam negeri, menteri dalam desa menteri keuangan dalam setiap tahunnya.
Bisa dikatakan desa gedangsewu sudah suskes melaksanakan program BLT walau ada banyak
sekali problematika dan hambatan-hambatan yang harus diselesaikan oleh para perangkat desa. Sudah
disebutkan bahwa program BLT di desa gedangsewu 95% tepat sasaran, itu membuktikan bahwa
prosedur dari program tersebut terlaksana dengan baik dan juga masyarakat harus memenuhi syarat
dan ketentuan untuk bisa mendapatkan itu, sehingga tidak ada lagi masyarakat penerima bantuan yang
kesulitan mendapat bantuan.
Itu juga mebuktikan bahwa Kebijakan Publik yang ada di desa gedangsewu sudah cocok dengan
salah satu Teori Implementasi Edward yang mengatakan bahwa sebaik apapun Program apabila tak
direncanakan dengan baik maka program atau kebijakan tersebut tidak akan tercapai dan desa
gedangsewu adalah desa yang sudah membuktikan dengan program kerja (Proker) para perangkat
desa yang baik, sehingga semua program dapat terlaksana.
7
2. SARAN
Sudah sepantasnya pemerintah melakukan kewajibannya menjaga kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya, tidak hanya memerintah dan memojokkan warga dengan
melaksanakan kewajiban rakyat untuk membayar pajak dan lain-lain, akan tetapi pemerintah
pun juga harus bertindak bagaimana masyarakat desa dan kota dari pelosok sabang sampai
merauke bisa mendapatkan kehidupan layak sesuai dengan keinginan bangsa.
Dengan melakukan berbagai cara untuk membantu rakyat yang kesusahan yakni
memberi sebuah bantuan sosial entah berupa uang tunai, bahan pangan, beasiswa sekolah,
semua itu sudah benar, hanya tinggal pelaksanaannya yang kadang kurang benar yang
menyebabkan semua program itu sia-sia dan tidak berhasil dilaksanakan, sebagai contoh dari
pemerintah sendiri banyak kasus korupsi bansos, dari masyarakat pun sama, banyak diantara
mereka yang mampu akan tetapi masih mendapat bantuan, sedangkan yang benar-benar
membutuhkan malah tercampakkan.
Oleh karena itu perlu diadakan kebijakan-kebijakan terhadap pemerintah dan juga
publik supaya tidak terjadi seperti itu dan supaya pemerintah dan masyarakat bisa bersinergi
dengan baik, pemerintah dapat memerintah dan mengayomi masyarakat dengan baik, begitu
sebaliknya masyarakat bisa diajak bekerja sama demi memajukan bangsa tercinta.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://sungaiduo.desa.id/kriteria-penerima-blt
http://www.metrojatim.id/2018/10/desa-gedang-sewu-tulungagung.html
http://riset.unisma.ac.id/index.php/rpp/article/view/12418
https://text-id.123dok.com/document/nzw5xx97z-model-implementasi-kebijakan-hogwood-dan-gunn-
model-implementasi-kebijakan-elmore.html
https://media.neliti.com/media/publications/218199-implementasi-kebijakan-perspektif-model
https://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/04/13/implementasi-kebijakan-publik-model-van-meter-
van-horn-the-policy-implementation-process/