You are on page 1of 7

PENGARUH EDUKASI KESEHATAN TERHADAP

TINGKAT KECEMASAN TINDAKAN


KATETERISASI JANTUNG DI RUMAH SAKIT
OMNI PULOMAS JAKARTA TIMUR

The Effect of Health Education on Anxiety Level of


Heart Catheterization in Omni Hospital, East Jakarta
Elverinawati Sinaga1, Sondang Manurung 2, Zuriyati 3, Agung
Setiyadi 4
1,2,3,4
Program Studi Keperawatan, Universitas Binawan, Jakarta,
Indonesia

ABSTRAK
Cateterisasi jantung merupakan salah satu tindakan untuk
melihat adanya penyumbatan atau penyemtian pembuluh
darah jantung. Saran yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah lebih professional agar perawat dapat melakukan
tindakan mandiri keperawatan dalam memberikan edukasi
kepada pasien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
cateterisasi jantung. Menanti saat prosedur dilakukan bisa
menjadi sumber utama stres dan kecemasan. Perawat harus
melaksanakan intervensi yang tepat untuk mengatasi
kecemasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian edukasi kesehatan terhadap tingkat
kecemasan pasien tindakan kateterisasi Jantung di poliklinik
kardiovaskuler di Rumah Sakit Omni Pulomas Jakarta
Timur. Penelitian ini menggunakan desain Quasy
Eksperimen dengan rancangan Pretest-Postest dengan
jumlah sampel sebanyak 26 responden. Instrument yang
Article info
digunakan adalah instrument baku dari Hamilton Anxiety
Rating Scale. Analisis data univariat pre edukasi dengan
Received : February 2, 2022 standar deviasi 3.80 dan post edukasi standar deviasi 3,361.
Accepted : February 7, 2022 Sedangkan Analisa bivariat tentang rata-rata kecemasan pre
Published : April 10, 2022 dan post edukasi dengan menggunakan uji paired sample t
test diperoleh tingkat kecemasan pre dan post pada tingkat
Corresponding author kecemasan dengan nilai signifikan 0.000 atau <0,05 yang
berarti H1 diterima yaitu ada pengaruh edukasi kesehatan
Sondang Manurung Program terhadap tingkat kecemasan tindakan kateterisasi jantung.
Studi Keperawatan, Universitas
Binawan, Jakarta, Indonesia Kata Kunci: Edukasi Kesehatan; Kateterisasi Jantung;
Email: sondang@binawan.ac.id Kecemasan

Website
https://journal.binawan.ac.id/JN ABSTRACT
MS/ Cardiac catheterization is one of the measures to see the

1 | Journal of Nursing and Midwifery Sciences, Volume 1, Issue 1, April 2022


blockage or placement of heart arteries. Suggestions
expected in this study are more professional so that nurses
can perform independent nursing actions in providing
education to patients before and after cardiac cateterization.
Waiting the procedure can be the main source of stressful
and anxiety. The nurse has to do the right intervention to
resolve the anxious patient. This research aim to know the
influence of health education with patient anxiety level who
do catheterization procedure in cardiovascular polyclinic in
Omni Hospital Pulomas East Jakarta. This research used
Quasy Experiment with Pretest-Postest draft with 26
responders as sample. This instrument used standard
instrument from Hamilton Anxiety Rating Scale. Analysis of
pre-educational univariate data with a standard deviation of
3.80 and post-education standard deviation of 3.361. While
the bivariate analysis of the average pre and post anxiety
education using paired sample t test obtained pre and post
anxiety levels on anxiety levels with a significant value of
0,000 or <0.05, which means H1 is accepted, there is the
influence of health education on the level of anxiety actions
cardiac catheterization.

Keywords: Anxiety; Cardiac Catheterization; Health


Education

Indonesia tahun 2014 menunjukan PJK


PENDAHULUAN merupakan penyebab kematian tertinggi
Data World Health Organization kedua setelah stroke, yaitu sebesar 12,9%
(WHO) tahun 2015 menunjukkan bahwa dari seluruh penyebab kematian tertinggi di
70% kematian di dunia disebabkan olehp Indonesia. Prevelensi penyakit jantung
penyakit tidak menular (39,5 Juta dari 56,4 koroner berdasarkan diagnosis dokter yang
kematian). Dari seluruh kematian akibat dilakukan sebesar 0.5% sedangkan
penyakit tidak menular (PTM) tersebut, 45% berdasarkan diagnosis dokter atau gejala
disebabkan oleh penyakit jantung dan sebesar 1,5%. Hasil Riskesdas ini
pembuluh darah, yaitu 17,7 juta kematian menunjukan penyakit jantung koroner
(WHO, 2015). berada pada posisi ketujuh tertinggi
Berdasarkan Riskesdas 2018 penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia
prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) (Riskesdas, 2018).
nasional sebesar 1,5%. Data tertinggi yaitu Penyakit jantung koroner (PJK) adalah
di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) gangguan fungsi jantung akibat otot jantung
dan terendah di provisi Riau (0,3%) kekurangan darah karena adanya
sedangkan prevalensi PJK nasional penyempitan pembuluh darah koroner.
berdasarkan Riskesdas 2018 tertinggi di Secara klinis ditandai dengan nyeri dada
Provinsi Kalimatan Utara (2,7%) dan atau rasa tidak nyaman didada atau dada
terendah diprovinsi NTT (0,7%) dan DKI terasa tertekan berat ketika sedang mendaki
menempati urutan ke 5 dari 34 provinsi di atau kerja berat ataupun berjalan terburu
Indonesia (Riskesdas, 2018). Di Indonesia buru pada saat berjalan jauh (Kemenkes,
Sample Registration System (SRS) di 2018). Penyebab PJK diawali dari

2 | Journal of Nursing and Midwifery Sciences, Volume 1, Issue 1, April 2022


Aterosklerosis (pengerasan arteri) yang Pelaksanaan PCI (Percutaneous
terjadi ketika zat lemak yang terdiri dari coronary intervention) di Kanada meningkat
“lipoprotein” (produk dari protein dan 36% dari tahun 2001 (Heart & Stroke
lemak), kolesterol dan produk limbah sel Foundation, 2013). Di Indonesia, khususnya
lainnya dalam darah menumpuk dinding di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
bagian dalam arteri. Hal tersebut sejalan Jakarta, telah melakukan tindakan
dengan penelitian Iskandar (2017) yang kateterisasi jantung 650 tindakan pada tahun
menyatakan bahwa kadar kolesterol dan 2006 dan 1125 tindakan pada tahun 2007.
treigliserida yang tertinggi dapat menjadi Data dari Rumah Sakit Pusat Jantung dan
penyebab utama PJK (Iskandar, 2017). Hal Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita,
ini akan berdampak buruk sehingga rata-rata hampir sekitar 15-20 pasien
menyebabkan penyempitan atau bahkan dirawat tiap harinya dan sekitar 350-400
penyumbatan pembuluh darah. Aliran darah yang berobat ke poliklinik. Pasien yang
terputus, membuat otot jantung tidak bisa dilakukan pemeriksaan kateterisasi sekitar
mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi 25-26 pasien perhari.
yang cukup, yang mengakibatkan Sebelum menjalani katerisasi jantung,
kekurangan kekurangan oksigen dan bahan kecemasan merupakan gangguan alam
nekrosis pada otot jantung (kematian akibat perasaan (afektif) yang ditandai dengan
pembusukan), jantung bisa berhenti perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang
berdetak dan menyebabkan kematian. Salah mendalam dan berkelanjutan, tidak
satu upaya dalam mengurangi resiko mengalami gangguan dalam menilai realitas,
kematian dari penyempitan pembuluh darah kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat
adalah katerisasi jantung. terganggu tetapi masih dalam batas-batas
Saat ini, kateterisasi jantung normal (Hawari, 2016). Kecemasan dapat
merupakan teknik intervensi dan diagnose berespon pada system kardiovaskuler antara
hemodinamik yang paling banyak lain gangguan hemodinamik seperti
digunakan di seluruh dunia dan palpitasi, jantung berdebar debar,
menyumbang sekitar 6000 prosedur per satu peningkatan pada tekanan darah, penurunan
juta penduduk per tahun di negara-negara tekanan darah penurunan denyut nadi dan
Barat. pingsan.
Tingkat komplikasi dan restenosis Padahal kondisi hemodinamika yang
rendah. Kateterisasi jantung adalah stabil menjadi salah satu persiapan pasien
penyisipan kateter sampai aorta dan sebelum dilakukan tindakan PCI karena
ventrikel kiri dengan menusuk arteri keadaan hemodinamika yang tidak stabil
brakialis atau femoralis. Gambar arteri akibat kecemasan tentu akan mengganggu
koroner ditunjukkan dengan cara kelancaran proses PCI yang akan dilakukan
menyuntikkan kontras melalui kateter. (Aziz, 2011). Kateterisasi jantung pada
Prosedur ini digunakan untuk penilaian umumnya merupakan prosedur elektif
diagnostik untuk mengkonfirmasi atau dimana pasien dengan penyakit jantung
menentukan tingkat keparahan kardiopati, simtomatik mengikuti sebuah aturan dimana
meskipun menjadi ujian pilihan untuk pasien memerlukan perawatan di rumah
mendiagnosis dan mengobati penyakit sakit, menanti saat prosedur dilakukan bisa
koroner, tetap menimbulkan risiko potensial, menjadi sumber utama stres dan kecemasan.
seperti aritmia, emboli, perubahan Perasaan ini berhubungan langsung dengan
neurologis, perubahan vasovagal, selain sifat prosedur invasif dan ketidakpastian
komplikasi iskemik, alergi dan vaskular yang berkaitan dengan diagnosis (Buzzato,
(Buzzato, 2010). 2010).

3 | Journal of Nursing and Midwifery Sciences, Volume 1, April 2022


Penelitian yang dilakukan memahami tentang tindakan, dan mampu
Simanjuntak (2014) didapatkan hasil bahwa mengontrol rasa cemas yang timbul.
kecemasan pasien dalam menghadapi Penatalaksanaaan mandiri berdasarkan
tindakan kateterisasi jantung diketahui Nursing Intervention Classification (NIC)
bahwa tingkat kecemasan pasien yang akan dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan
menjalani tindakan kateterisasi jantung lebih pasien antara lain adalah terapi relaksasi,
banyak pada tingkat kecemasan sedang imajinasi terbimbing, peningkatan
sebanyak 55,3 %. Penelitian ini keamanan, terapi musik, konseling dan
menunjukkan adanya cemas pada pasien fasilitasi meditasi. Aktifitas yang dapat
yang akan menjalani tindakan kateterisasi dilakukan dalam pemberian edukasi yaitu
jantung. Gejala yang dirasakan pasien takut dengan menterjemahkan bahasa medis ke
cemas yang tinggi, takut mati, keringat dalam bahasa yang mudah dipahami oleh
dingin, jantung berdebar debar kencang, pasien (Bulechek, 2016).
gelisah, lemas dan badan lunglai Berdasarkan studi pendahuluan yang
(Simanjuntak, 2014). dilakukan oleh peneliti pada tanggal tahun
Kecemasan yang dialami pasien dapat 2018 dan 2019 dengan menggunakan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. metode pemberian kuisioner dan wawancara
Menurut Notoatmodjo (2012), semakin langsung kepada responden didapatkan hasil
tinggi tingkat Pendidikan seseorang maka pada ditahun 2018 terdapat 519 pasien yang
semakin baik pola pikirnya. Ini dapat dilakukan katerisasai jantung, pada bulan
diartikan bahwa semakin tinggi pendidikan Januari sampai Mei 2019 ada 184 pasien
memudahkan sesorang menerima informasi yang menjalani tindakan kateterisasi
yang berhubungan dengan rencana tindakan jantung. Dengan demikian dapat dilihat
katerisasi sehingga meminimalkan respon bahwa jumlah pasien jantung koroner masih
tingkat kecemasan. Kecemasan yang cukup banyak dan mungkin akan meningkat
dialami pasien menjelang pelaksanaan dalam setiap bulannya. Di RS Omni
tindakan katerisasi jantung perlu Pulomas peneliti pernah menemukan bahwa
mendapatkan penanganan serius. beberapa pasien sudah masuk ruang
Kecemasan mendapatkan perhatian khusus perawatan tiba-tiba melakukan pembatalan
dalam keperawatan karena setiap tindakan tindakan setelah dilakukan pengkajian
keperawatan harus dengan cepat pasien mengatakan merasakan cemas dalam
mengefektifkan koping pasin agar dapat menjalani tindakan kateterisasai jantung,
mengurangi stress yang dirasakan sehingga takut meninggal ketika operasi berjalan.
keseimbangan fisiologi dan emosional Akhirnya pasien minta pulang atas
tercapai (Perry dan Potter 2010). permintaan sendiri. Mempertimbangkan
Perawat harus melaksanakan banyaknya terjadi hal tersebut maka sebagai
intervensi yang tepat untuk mengatasi perawat ditekankan untuk memberikan
kecemasan pasien. Berbagai tindakan non edukasi kepada pasien dengan tujuan
farmokologis penatalaksaan mandiri mengurangi kecemasan pasien yang akan
berdasarkan Nursing Intervention menjalani kateterisasi jantung. Berdasarkan
Clasification (NIC) dapat dilakukan untuk data di atas maka peneliti tertarik untuk
mengatasi kecemasan pasien antara lain melakukan penelitian tentang pengaruh
adalah terapi relaksasi, imajinasi terbimbing, pemberian edukasi terhadap tingkat
peningkatan kenyamanan terapi musik, kecemasan pasien katerisasi jantung di
fasilitasi meditasi dan konseling (Bulechek, poliklinik kardiovaskuler Rumah Sakit
2016). Omni Pulomas.
Setelah dilakkan pemberian edukasi
diharapkan pasien mengerti dan dapat METODOLOGI PENELITIAN

4 | Journal of Nursing and Midwifery Sciences, Volume 1, April 2022


Metode penelitian yang digunakan kateterisasi jantung di RS Omni Pulomas Jakarta
pada penelitian ini yaitu PreExperimental Timur
Design. Penelitian ini menggunakan desain Tingkat Mean Min-Max SD
Quasy Eksperimen dengan rancangan kecemasan
Pretest-Postest, perlakuan dilakukan satu Pre-test 44,96 41-54 3,80
kelompok atau one Group yaitu pemberian Post-test 28,42 23-34 3,361
edukasi kesehatan. Pada rancangan ini, Berdasarkan uji univariat didapatkan tingkat
kesimpulan-kesimpulan mengenai efek kecemasan lebih besar terjadi ketika
perbedaan antara program (intervensi) satu sebelum dilakukan pemberian edukasi
dengan lainnya dapat dicapai tanpa kesehatan.
menggunakan kelompok kontrol. Pemberian
pretest dan posttest pada penelitian ini 2. Analisis Uji Bivariat
dimaksudkan untuk mengetahui skala
kecemasan setelah menggunakan edukasi Tabel 2. Uji paired sample t-test tingkat
kesehatan yang dapat dilihat dari hasil kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
kuesioner HARS. Populasi penelitian ini edukasi kesehatan pada pasien yang dilakukan
adalah seluruh pasien yang di Diagnosa PJK kateterisasi jantung di RS Omni Pulomas Jakarta
yang akan melakukan tindakan katerisasi Timur
jantung di RS Omni Pulomas. Katerisasi Tingkat P
Mean T Df
jantung setiap bulannya 50 orang. Dalam kecemasan value
penelitian ini besarnya sampel yang diambil Pre-test 44,96 13,398 25 0,000
Post-test 28,42
dengan menggunakan rumus uji hipotesis
beda rata-rata berpasangan untuk menguji Kriteria pengujian adalah H1 ditolak
perbedaan rata-rata antara sebelum dan jika nilai α >0.05 dan Ho diterima jika nilai
sesudah diberikan intervensi, sehingga α < 0,05 (α = 0,000) maka Ho di 47 tolak
penelitian direncanakan menggunakan 26 dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh
sampel. Dengan pembagian 13 sampel yang signifikan antara antara sebelum dan
kelompok intervensi dan 13 sampel sesudah edukasi kesehatan terhadap tingkat
kelompok kontrol. Pada penelitian yang kecemasan.
telah dilakukan teknik sampling yang
digunakan adalah Non probability sampling PEMBAHASAN
dengan menggunakan metode sampling Setelah pengambilan data dilakukan
incidental. Selain Analisa univariat dengan lembar observasi, selanjutnya
penelitian ini menggunakan Analisa bivariat tahapan pengolahan data. Pengolahan data
yang tujuannya menguraikan perbedaan diambil dari 26 pasien yang di rawat di RS
mean variable skala kecemasan dengan Omni Pulomas Jakarta Timur. Selanjutnya
menilai skala nyeri kecemasan dan sesudah data yang telah diambil dilakukan analisis
intervensi edukasi kesehatan selama 15 dengan menggunakan program software
menit Penelitian ini dilakukan di poliklinik komputer Statistical Product and Service
jantung RS OMNI Pulomas pada bulan Solution (SPSS) IMB Versi 24. Penelitian
Desember 2019 sampai Januari 2020. ini telah dilaksanakan pada bulan
Desember-Januari 2020.
HASIL Distribusi responden berdasarkan jenis
1. Analisis Uji Univariat kelamin menunjukkan sebagian besar
responden dengan dengan jenis kelamin laki
Tabel 1. Distribusi rata rata tingkat kecemasan laki sebanyak 19 orang (73.1%) dan
sebelum dan sesudah diberikan edukasi perempuan sebanyak 7 orang (26.9%),
kesehatan pada pasien yang dilakukan dilihat usia responden dalam penelitian ini

5 | Journal of Nursing and Midwifery Sciences, Volume 1, April 2022


menunjukkan sebagian besar responden 1. Dari 26 resonden responden laki laki
berusia 56-65 tahun sebanyak 19 orang sebanyak 19 orang (73,1%), responden
(73.1%) dan berusia 46-55 tahun sebanyak 7 berada di rentang usia 56-65 sebanyak
orang (26.9%), sedangkan distribusi 19 orang (73,1%), berdasarkan
responden berdasarkan pendidikan Pendidikan responden memiliki
menunjukkan sebagian besar responden pendidikan SMA sebanyak 20 orang
dengan pendidikan SMA sebanyak 20 orang (76,9%).
(76.9%), dengan pendidikan perguruan 2. Tingkat kecemasan pasien sebelum
tinggi sebanyak 7 orang (23,3%) dan paling diberikan edukasi kesehatan rata-rata
sedikit dengan pendidikan SMP sebanyak 2 memiliki kecemasan berat sekali
orang (7.7%). dengan nilai mean 44,96.
Pada analisa bivariat teridentifikasi 3. Tingkat kecemasan pasien setelah
tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan edukasi kesehatan rata-rata
diberikan edukasi kesehatan. Analisis memiliki kecemasan berat dengan nilai
pengaruh edukasi kesehatan terhadap tingkat mean 28,42.
kecemasan untuk melakukan analisa pada 4. Berdasarkan analisis bivariat
data yang berdistribusi normal, maka menunjukkan hasil uji paired sample t
variabel dalam penelitian ini menggunakan test dengan nilai signifikan yang
pendekatan statistic parametric yaitu paired diperoleh tingkat kecemasan pre dan
Sample t-test dengan mengambil taraf post pada tingkat kecemasasn dengan
signifikan P < 0,05 (α = 0,000), untuk nilai signifikan 0.000 atau <0,05 yang
mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah berarti H0 diterima.
edukasi kesehatan sebagai berikut ada Yaitu ada pengaruh antara sebelum
pengaruh yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan edukasi kesehatan
dan sesudah edukasi kesehatan terhadap terhadap tingkat kecemasan tindakan
tingkat kecemasan. Kriteria pengujiannyan kateterisasi jantung di RS Omni Pulomas
adalah Hi ditolak jika nilai α >0.05 dan Ho Jakarta Timur.
diterima jika nilai α < 0,05 (α = 0,000) maka
Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya terdapat DAFTAR PUSTAKA
pengaruh yang signifikan antara antara Clift, T.A., Morris, B., Kovacs, M., &
sebelum dan sesudah edukasi kesehatan Rottenberg, J. (2011). Emotion
terhadap tingkat kecemasan. modulated startle in anxiety disorders is
Berdasarkan hasil pengolahan blunted as a function of co-morbid
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa depressive episodes. Psychological
tingkat kecemasan sebelum dan sesudah Medicine, 41, 129-139.
edukasi kesehatan memiliki pengaruh yang Diyono. (2014). Pengaruh Pendidikan
signifikan. Hal ini dibuktikan dengan Kesehatan Pra Bedah Terhadap Tingkat
penurunan tingkat kecemasan kateterisasi Kecemasan Pasien Pra Bedah di RS Dr.
jantung di RS Omni Pulomas Jakarta Timur. Oen Surakarta. Surakarta : Kosala.
Kabo, Peter. (2014). Penyakit Jantung
KESIMPULAN Koroner Penyakit atau Proses
Berdasarkan hasil penelitian dan Alamiah? . Jakarta : Badan Penerbit
pembahasan melalui analisis pengaruh Fakultas Kedokteran Universitas
edukasi kesehatan terhadap tingkat Indonesia.
kecemasan tindakan kateterisasi jantung di Kaplan, H.I., Saddock, B.J., Grabb, J.A.,
RS Omni Pulomas Jakarta Timur dapat (2010). Kaplan-Sadock Sinopsis
disimpulkan sebagai berikut: Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku

6 | Journal of Nursing and Midwifery Sciences, Volume 1, April 2022


Psikiatri Klinis. Tangerang : Bina Rupa Program Reguler dengan Program
Aksara pp.1 Akselerasi. Tesis. Universitas Sumatra
Notoatmodjo S. (2012). Promosi Kesehatan Utara. Sumatra Utara.
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Sulikha U. (2010). Pendidikan Kesehatan.
Rineka Cipta. Jakarta: EGC.
Listiana, Devi. (2019). Faktor-faktor yang Nasution. (2013). Berbagai pendekata
Berhubungan Dengan Tingkat dalam proses belajar mengajar.
Kecemasan Pre Kateterisasi Jantung Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pasien SKA. Bengkulu : CHK Nursing Delewi, R. (2010). Anxiety levels of
Scientific Journal. patients undergoing coronary
Rachmad, H.W. (2009). Kecemasan Pada procedures in the cathetherization
Mahasiswa Saat Menghadapi Ujian laboratory. Diunduh 5 Januari 2018.
Skripsi Ditinjau Dari Kepercayaan Diri.
Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegijapranata. Semarang.
Ratih, A.N. (2012). Hubungan Tingkat
Kecemasan Terhadap Koping Siswa
SMUN 16 Dalam Menghadapi Ujian
Nasional. Skripsi. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Depok.
Risca, Felicia. (2018). Pengaruh Hipnotis
Five Fingers Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Kateterisasi
Jantung di SMC RS Telogorejo
Semarang. Semarang : STIKES
Telogorejo Semarang.
Saragih, F.S. (2010). Pengaruh Penyuluhan
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu
Tentang Makanan Sehat dan Gizi
Seimbang di Desa Merek Raya
Kecamatan Raya Kabupaten
Simalungun Tahun 2010. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara ( USU ).
Shari, W.W. (2014). Emosional Freedom
Techniques dan Tingkat Kecemasan
Pasien yang Akan Menjalani
Percutaneus Coronary Intervention.
Bandung : Fakultas Keperawatan
Universitas Padjajaran.
Stuart, W.G. (2013). Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Edisi 5 revisi.
Jakarta : EGC
Suliswati. (2014). Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC .
Jakarta.
Supriyantini. (2010). Perbedaan Kecemasan
Dalam Menghadapi Ujian Antara Siswa

7 | Journal of Nursing and Midwifery Sciences, Volume 1, April 2022

You might also like