FTS KOSMETIK

“CLEANSER”

OLEH:

KADEK RIANI
O1A121135
KELAS C

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
RANCANGAN FORMULA FACIAL FOAM UNTUK KULIT WAJAH
BERJERAWAT

1. Jenis Kulit
Jenis kulit yang dimiliki adalah kulit berjerawat. Kulit berjerawat
ditandai dengan adanya benjolan berwarna kuning atau kemerahan pada
kulit wajah, timbul sensasi gatal pada wajah, serta sensasi panas atau
terbakar akibat peradangan, biasanya disebabkan oleh kulit yang
berminyak yang apabila tidak dibersihkan dengan baik sehingga
mengakibatkan penyumbatan pada pori-pori. Selain itu jerawat disebabkan
oleh bakteri Staphylococcus epidermidi.
2. Rancangan Formula

No Bahan Konsentrasi Fungsi

1. Nigella sativa oil 7% Zat aktif
2. SLES (Sodium Lauryl eter 10% Surfaktan
Sulfat)
3. Propilen glikol 8% Humektan
4. Asam stearate 20% Basis
5. TEA 2% Penstabil pH
6. BHT 0,1% Antioksidan
7. Oleum citri 1% Zat tambahan
8. aquadest ad 100 % Pelarut
3. Alasan Pemilihan Bahan
a. Nigella sativa oil
Minyak biji jintan hitam diketahui mengandung bahan yang
memiliki aktivitas farmakologi diantaranya, thymoquinone dan α-
pinen. Thymoquinone merupakan komponen utama dari minyak biji
jintan hitam, memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Pada α-pinen
diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab
jerawat yaitu Staphylococcus epidermidis.
b. SLES (Sodium Lauryl eter Sulfat)
SLES merupakan surfaktan anionik yanng memiliki kelarutan yang
baik dalam air, mudah menimbulkan busa, dan memiliki resiko iritasi
yang rendah dibandingkan dengan SLS, sehingga cocok digunakan
pada wajah berjerawat.
c. Propilen glikol
Propylen glikol dipilih sebagai humektan karena selain dapat
menjaga kadar air pada kulit propilen glikol juga dapat menjaga
kestabilan sediaan, serta mudah bercampur dengan bahan lain dan
cenderung stabil.
d. Asam stearate
Asam starat digunakan sebagai basis sabun karena menghasilkan
busa yang baik sehingga efektif digunakan untuk kulit berjerawat.
e. TEA
TEA dipilih karena mampu mengatur dan menstabilkan pH agar
produk yang dibuat tidak menyebabkan iritasi.
f. BHT
BHT dipilih sebagai antioksidan untuk mencegah terjadinya
oksidasi karena pada formula ini menggunakan minyak atsiri biji jintan
hitam yang dapat mengalami oksidasi.
g. Oleum citri
Oleum citri digunakan sebagai zat tambahan untuk memberikan
warna dan aroma yang menyegarkan.
h. Aquadest
Aquadest digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang aman
digunakan untuk kulit dan tidak menyebabkan toksisitas pada kulit.
4. Pemerian
a. Nigella sativa oil
Minyak atsiri biji jintan hitam diketahui mengandung bahan yang
memiliki aktivitas farmakologi diantaranya, thymoquinone dan α-
pinen.
Jintan hitam (Nigella sativa L) diketahui mempunyai banyak efek
farmakologis seperti anti inflamasi, analgesik, antipiretik, antimikroba,
anthelmintik, antikanker, diuretik, bronkodilator, immunostimulator,
hepatoprotektor, renoprotektor, antidiare, anti diabetes (efek
hipoglikemik),antihipertensi, spasmolitik, dan antioksidan.
b. SLES (Sodium Lauryl eter Sulfat)
Pemerian :berbentuk gel, berwarna transparan hingga kekuningan,
mudah mengental dalam garam, dan menunjukkan kelarutan yang baik
dalam air, dalam konsentrasi tinggi SELS sukar larut dalam air.
c. Propilen glikol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis
tidak berbau, menyerap air pada udara lembab.
Propilen gikol memiliki titik didih 188°C, kerapatan 1,038 g/cm3 pada
suhu 20°C, titik leleh -59°C, dan viskositas 58,1 mPa s pada suhu
20°C. Selain itu, propilen gikol memiliki kelarutan yang miscible
dalam etanol 95%, chloroform, gliserin, dan air; larut dalam eter (1:6);
tidak mudah larut dalam light mineral oil atau fixed oil, tetapi larut
dalam essential oil (Rowe, 2009).
d. Asam stearate
Pemerian : padatan kristal yang keras, berwarna putih atau agak
kuning, agak mengkilap, atau bubuk putih atau putih kekuningan.
Asam stearat memiliki sedikit bau (dengan ambang batas bau 20 ppm)
dan rasa seperti lemak.
e. TEA
Pemerian : cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau
lemah mirip amoniak, higroskopik.
 Kelarutan: mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%
f. BHT
Pemerian : hablur padat, putih dan bau khas lemah.
Kelarutan : tidak larut dalam air dan propilen glikol mudah larut dalam
etanol, mudah larut dalam klorofom dan dalam eter.
g. Oleum citri
Pemerian : cairan kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas, rasa
pedas agak pahit.
Kelarutan : larut dalam 12 bagian volume etanol (90%) P, larutan agak
beropalesensi, dapat bercampur dengan etanol mutlak P.
h. Aquadest
Pemerian: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan: Larut dalam air dan etanol (95 %) P.

5. Prosedur kerja
Prosedur pembuatan facial foam
1. Siapkan alat dan bahan,
2. Panaskan lumpang,
3. Lebur asam stearat sampai mencair lalu gerus pada lumpang panas,
4. Tambahkan SLES yang telah dilarutkan dengan aquadest, lalu digerus
5. Tambahkan Propilen glikol, dan TEA, lalu gerus sampai homogen,
6. Tambahkan minyak biji jintan hitam, gerus dan terakhir
7. Tambahkan oleum citri lalu gerus sampai terbentuk facial foam,
8. Masukkan kedalam kemasan.
6. Brosur Dan Kotak/ Label Kemasan
a. Brosur
b. Label kemasan
c. Kemasan primer
d. Kemasan Sekunder
 REFERENSI

Agistia, N., Novita, G., & Nofriyanti, N. 2023. Formulasi Dan Uji Aktivitas
Antibakteri Facial Foam Minyak Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa
Oil). Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmiah Eksakta , 2 (1), 128-
136.

Ditjen POM, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta; Depkes RI.

Melian, E. 2018. Formulasi kaolin facial wash dengan variasi konsentrasi

sodium laurileter sulfat (sles) dan uji daya bersihnya terhadap
bakteri penyebab jerawat (propionibacterium acnes) (Bachelor's
thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah).

Rowe, Raymond C., Paul J Sheskey and Marian E quinn. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. London: Pharmaceutical
Press.

Shipp, J. J. 1996. Hair-care Products, Dalam Chemistry and Technology of

The Cosmetics and Toiletries Industry Second Edition. London:
Blackie Academic & Professional