You are on page 1of 31

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA


MENGGUNAKAN METODE HIRADC PADA PEKERJA
DI PROYEK LUXURY RESIDENCE SAVYAVASA PT.
TAISEI-CSEC TAHUN 2023

DISUSUN OLEH:

M FADHIEL REYFASHA
NIM : 2019-21-021

PROGRAM STUDI STRATA SATU


FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN
KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2024
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI...................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................vi

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................2

1.5 Ruang Lingkup Masalah..........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4

2.1 Penelitian yang Relevan..........................................................................................4

2.2 Landasan Teori........................................................................................................6

2.2.4 Kecelakaan Kerja............................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................16

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................16

3.1.1 Tempat............................................................................................................16

3.1.2 Waktu Penelitian............................................................................................16

3.2 Desain Penelitian...................................................................................................17

3.3 Metode Pengumpulan Data...................................................................................18

3.3.1 Tahap 1...........................................................................................................18

3.3.2 Tahap 2...........................................................................................................19

3.3.3 Tahap 3...........................................................................................................20

3.4 Metode Analisis Data............................................................................................21


DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................23

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Qualitative Measures of Consequences or Impact.........................................15


Tabel 2. 2 Qualitative Measure of Likelihood.................................................................15
Tabel 2. 3 Qualitative Risk Analysis Matriks Level of Risk...........................................15
Tabel 2. 4 Matriks Propobabilitas dan Dampak..............................................................16
Tabel 2. 5 Penilaian Tingkat Risiko................................................................................16

Tabel 3. 1 format observasi dan survey potensi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi
.........................................................................................................................................25
Tabel 3. 2 format wawancara pengendalian risiko..........................................................25
Tabel 3. 3 format wawancara penanggulangan risiko kecelakaan kerja.........................26
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Tampak Atas Lokasi Proyek Luxury Residance Savyava..........................22


Gambar 3. 2 flow Chart Penelitian..................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Luxury residence savyavasa merupakan proyek yang mengusung konsep sebagai
kawasan hunian mewah dengan pemandangan alam dan kehidupan yang modern
(Residence Luxury), dengan rencana pembangunan sebanyak 3 tower dengan masing-
masing tower sebanyak 41 lantai. Untuk pembangunan Residence Luxury Savyavasa ini,
PT.JSI Group & Swire Properties yang merupakan owner proyek, menyerahkan
pengerjaan pembangunan luxury residence savyavasa kepada PT.Taisei-Pulauintan &
CSCEC yang telah ditetapkan melalui proses tender sebagai kontraktor utama.
Proyek Luxury Residence Savyavasa yang dilaksanakan oleh PT. Taesei-CSCEC
merupakan proyek konstruksi yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja.
Risiko kecelakaan kerja dapat terjadi pada berbagai tahap pekerjaan, seperti penggalian,
pemasangan beton, pemasangan pipa, pemasangan kabel listrik, dan sebagainya. Oleh
karena itu, diperlukan analisis manajemen resiko untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan mengelola risiko tersebut agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja.
Definisi manajemen risiko secara umum yaitu tahapan dalam melakukan
identifikasi, pengukuran, dan pemastian risiko juga pengembangan strategi dalam
mengelola risiko. Terkait hal ini, terdapat keterlibatan proses, metode juga teknik dalam
manajemen resiko sehingga bisa memberikan bantuan bagi manager proyek dalam
memaksimalkan kemungkinan juga konsekuensi atas kegiatan yang menguntungkan
serta menurunkan kemungkinan maupun konsekuensi dari kegiatan yang merugikan.
Pada manajemen risiko, yang dimaksud sebagai proyek yaitu ilmu dan seni dalam
melakukan identifikasi, analisis, dan pemberian respon risiko ketika berlangsunya
proyek dan memberikan jaminan atas pencapaian tujuan proyek. Kecelakaan kerja yaitu
peristiwa tak terduga, tidak dikehendaki yang bisa menimbulkan kerugian untuk pekerja
berupa cidera, kesakitan dan kematian serta kerugian biaya dan waktu bagi perusahaan.
Metode Hiradc (Hazard Identification Risk Assesment and Determining
Control) merupakan salah satu metode yang bisa dipakai dalam melakukan analisis
manajemen resiko. Metode ini melibatkan langkah-langkah seperti mengidentifikasi
bahaya (hazard), menilai risiko (risk assessment), mengendalikan risiko (risk control),
dan sebagainya. Dalam konteks proyek konstruksi, penggunaan metode HIRADC dapat
membantu para pekerja dalam melakukan identifikasi potensi bahaya yang bisa
mengakibatkan kecelakaan kerja, serta memberikan prosedur yang bisa diikuti terkait
upaya meminimalisir risiko kerja.
Dalam proposal ini, terdapat bahasan terkait langkah-langkah untuk melakukan
analisis manajemen resiko menggunakan metode HIRADC, termasuk pengumpulan
data, pengidentifikasian bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, maupun rencana
tindak lanjut dalam mengelola risiko yang telah diidentifikasi. Selain itu, juga akan
dijelaskan mengenai manfaat dan kontribusi dari analisis manajemen resiko kecelakaan
kerja menggunakan metode HIRADC bagi keberlangsungan proyek dan keselamatan
para pekerja.

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian yaitu :
1. Apa saja potensi bahaya atau risiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi di
proyek Luxury Residence Savyavasa PT. Taesei-CSCEC?
2. Apa saja pengendalian risiko yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko
kecelakaan kerja di proyek Luxury Residence Savyavasa PT. Taesei-CSCEC?
3. Apa saja penanggulangan risiko kecelakaan kerja yang dilakukan oleh pihak
Health safety and Environtment di proyek Luxury Residence Savyavasa PT.
Taesei-CSCEC?

I.3 Tujuan Penelitian


Menurut rumusan permasalahan yang telah dipaparkan, maka penelitian ini
memiliki tujuan yaitu:
1. Mengetahui, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko kecelakaan kerja yang
mungkin terjadi di lokasi proyek Luxury Residence Savyavasa.
2. Mengetahui risiko ekstrem yang dapat terjadi di lokasi proyek Luxury Residence
Savyavasa menggunakan metode HIRADC.
3. Memberikan solusi yang efektif dalam mengurangi risiko kecelakaan kerja dan
meningkatkan keselamatan kerja di lokasi proyek Luxury Residence Savyavasa.
I.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pada penelitian ini yaitu :
1. Merencanakan tindakan lanjut untuk mengelola risiko yang telah diidentifikasi
di proyek Luxury Residence Savyavasa PT. Taesei-CSCEC.
2. Menganalisis manfaat dan kontribusi dari analisis manajemen risiko kecelakaan
kerja menggunakan metode HIRADC bagi keberlangsungan proyek dan
keselamatan para pekerja di proyek Luxury Residence Savyavasa PT. Taesei-
CSCEC.
3. Memberikan rekomendasi kepada manajemen proyek dan para pekerja di proyek
Luxury Residence Savyavasa PT. Taesei-CSCEC mengenai langkah-langkah
yang dapat diambil dalam meminimalisir risiko kecelakaan kerja.

I.5 Ruang Lingkup Masalah


Menurut rumusan permasalahan yang telah dipaparkan, maka penulis menentukan
batasan penelitian ini yaitu :
1. Proyek Luxury Residence Savyavasa PT. Taesei-CSCEC di mana analisis
manajemen risiko kecelakaan kerja akan dilakukan.
2. Potensi bahaya atau risiko kecelakaan kerja dengan kemungkinan terjadi pada
proyek tersebut, seperti kecelakaan karena penggunaan alat berat, jatuh dari
ketinggian, tersetrum listrik, dan lain sebagainya.
3. Metode HIRADC yang digunakan untuk mengidentifikasi, menilai, dan
mengendalikan risiko kecelakaan kerja di proyek Luxury Residence Savyavasa
PT. Taesei-CSCEC.
4. Pengendalian risiko yang bisa dijalankan, seperti pemakaian peralatan pelindung
diri (APD), pemeriksaan rutin pada alat berat, dan lain sebagainya.
5. Tindakan lanjut untuk mengelola risiko, seperti pelatihan dan pendidikan
keselamatan kerja untuk para pekerja dan peninjauan ulang sistem manajemen
risiko secara berkala.
6. Analisis manfaat dan kontribusi dari analisis manajemen risiko kecelakaan kerja
menggunakan metode HIRADC dalam keberlangsungan proyek dan
keselamatan para pekerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada BAB I telah dijabarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
ruang lingkup penelitian dan manfaat penelitian dengan studi kasus mengenai Rrisiko
kecelakaan kerja dengan menggunakan metode HIRADC. Dalam penelitian dibutuhkan
studi literatur yang berisikan data maupun referensi terkait topik yang ditinjau, sehingga
di BAB II dijabarkan hasil penelitian yang memiliki relevansi terhadap penelitian juga
landasan teori yang diperoleh melalui sejumlah sumber kepustakaan.

II.1 Penelitian yang Relevan


Gilang Prakoso Putra Pamungkas, (2021) dalam skripsinya yaitu
“Manajemen Risiko Bahaya Berbasis HIRADC (Hazard Identification, Risk Assesment
and Determining control) Pada Pekerjaan Bore Pile (Studi Kasus : Proyek Gedung
Sembilan Lantai Universitas Alma Ata Yogyakarta)”. Pesatnya pembangunan
infrastruktur yang terdapat di Indonesia tidak terlepas dari kemungkinan timbulnya
bahaya, terutama pada proyek konstruksi pembangunan dimana memang risiko
kecelakaan juga potensi bahaya memiliki kemungkinan muncul pada setiap lingkungan
kerja. Oleh karena itu, penting untuk memiliki rencana keselamatan kerja berupa
metode Hazard Identification, Risk Assesement, and Detemining Control (HIRADC)
sebelum memulai pekerjaan dalam melakukan identifikasi potensi risiko bahaya dan
melakukan evaluasi potensi risiko bahaya agar dapat mengambil langkah yang tepat.
Penelitian bertujuan menjalankan manajemen risiko keselamatan kerja
konstrukasi pada bidang kerja bore pile mengggunakan metode HIRADC. Hasil temuan
menunjukkan bahwa pengidentifikasian bahaya yaitu pemakaian APD dilakukan secara
benar, sling dicek secara berkala, sertifikasi diberikan pada operator, juga keadaan
tanah. Hasil ini kemudian dikendalikan menurut hasil hirearki dasar pengendalian
sehingga diperoleh tingkat risiko yang menurun dimana awalnya yaitu berada di tingkat
risiko ekstrim sejumlah 8 pekerjaan (26,6%), risiko tinggi sejumlah 2 pekerjaan
(16,6%), risiko sedang sejumlah 2 pekerjaan (16,6%) kemudian menjadi risiko sedang 7
pekerjaan (58,3%), risiko rendah sejumlah 5 pekerjaan (41,7%). Hasil tersebut
menunjukkan penurunan yang cukup banyak sebab jenis pekerjaan pada tingkatan risiko
ekstrem dan tinggi tidak ditemukan.
Mega Raudhatin Jannah, dkk (2017) dalam jurnalnya yaitu “Analisis Risiko
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Melalui Pendekatan HIRADC Dan Metode Job
Safety Analysis Pada Studi Kasus Proyek Pembangunan Menara X Di Jakarta (Risk
Analysis of Occupational and Safety Using HIRADC Approach and Job Safety Analysis
Method in the Case Study of Tower Project X in Jakarta).” Adapun elemen penting
dalam proyek pembangunan yakni pada bidang konstruksi, dimana kegiatan ini
mempunyai tingkat risiko terbilang tinggi, misalnya terkait aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Manajemen risiko dilakukan sebagai upaya pengendalian yang mencakup
penganalisisan risiko maupun rencana dalam mengendalikan risiko. Tujuan penelitian
yakni melihat jenis juga tingkatan risiko di aktivitas konstruksi Proyek Gedung X,
upaya mengendalikan risiko, juga implementasi metode dalam mengendalikan risiko
pada lapangan. Menurut pendekatan HIRADC juga Job Safety Analysis diketahui risiko
apa yang muncul kemudian dilakukan penilaian tingkatan kemungkinanya beserta
dampak yang ditimbulkan. Langkah berikutnya yaitu menilai level risiko yang ada pada
kegiatan konstruksi. Dalam hal ini, digunakan metode JSA apabila pekerjaan memiliki
risiko tinggi.
Dengen memahami metode untuk mengendalikan risiko, kemudian dilakukan
pengamatan implementasinya di lapangan dengan observasi pekerja merupakan tahap
akhir pada penelitian ini. Hasil pengidentifikasian risiko juga penilaian risiko
menggunakan matriks risiko yang melibatkan 5 pekerja untuk diobservasi pada proyek
X yakni pada pekerjaan yang berisiko rendah berupa pada bidang bata ringan juga
dinding pelapis plaster, kemudian pekerjaan yang beresiko sedang yakni pada bidang
dinding partisi gypsum, serta pekerjaan yang berisiko tinggi yakni pada kegiatan
pengerjaan tangga juga memasang kaca. Pada dua bidang kerja yang berisiko tinggi
ditemukan dua kemungkinan pekerjaan yang berisiko ekstrem dari 10 tahap pekerjaan.
Selanjutnya, implementasinya di lapangan dikategorikan “cukup baik” bagi proyek
secara umum dan tergolong “kurang baik” apabila dilihat pada masing-masing pekerja.
Muhammad Fuad,dkk (2015) dalam jurnalnya yaitu “Penerapan K3
(Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Menggunakan Metode HIRADC (Hazard
Identification, Risk Assesment, and Determining Control) Dan JSA (Job Safety
Analysis) Pada Proyek Pembangunan Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus
Polda Kalbar”. K3 termasuk isu yang menjadi perhatian secara global. Masalah utama
yakni perusahaan sering mengesampingkan aturan yang terdapat di K3. Penyebabnya
yaitu kesadaran akan tingkat risiko yang masih kurang dipahami oleh seluruh
departemen perusahaan. Semua proyek tentunya mempunyai potensi risiko, khususnya
risiko yang memberikan ancaman untuk pelaku kerja dalam suatu proyek konstruksi.
Misalnya proyek konstruksi yang terdapat di Baresskrim khusus Polda Kalbar tersebut.
Objek penelitian ini yaitu perencanaan K3 menggunakan metodologi HIRADC.
Tahapan awal penelitian yakni pengidentifikasian bahaya dimana mungkin ditemukan
selama pengerjaan projek desain. Sesudah mengetahui bahaya juga risiko yang bisa
terjadi nantinya, gunanya metode HIRADC untuk melakukan analisis risiko. Metode
HIRADC bertujuan dalam mengurangi risiko kecelakaan ketika bekerja khususnya pada
bidang kerja yang beresiko tinggi. Selanjutnya akan dilakukan upaya pengendalian
dengan menyeluruh seperti pengecekan kecelakaan kerja pada semua jenis proyek dan
bidang kerja.

II.2 Landasan Teori


II.2.i Manajemen Risiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Aktivitas manajemen risiko yakni aktivitas dalam mengelola risiko
dimana mencakup proses dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasikan risiko
agar bisa menilai dan memprioritaskan risiko yang bisa terjadi. Sistem kontrol
risiko ditujukan dalam memberi kepastian besar risiko yang berada pada ambang
batasan yang wajar (Irmapa, 2020). Fokus manajemen risiko yaitu melakukan
antisipasi terhadap peristiwa yang kemungkinan tidak direncanakan sehingga
kegiatan bisa disesuaikan berdasarkan tujuan. Manajemen risiko diharapkan bisa
meminimalisir ketidakpastian sebagai bagian dari resiko sehingga masih berada
pada tingkatan yang sesuai dengan batasan toleransi (Murray-Webster &
Dalcher, 2019).
Manajemen risiko berrati pengetahuan dimana badan teorinya masih
muda. Hal ini menyebabkan timbulnya berbagai kontradiksi pada definisi
mengenai konsep risiko. Pada satu pihak, definisi risiko ini menggunakan
pengertian yang dipakai pada bidang lainnya sehingga timbul kontraksi. Hal
yang membuat heran juga, banyak penulis teori manajemen risiko dan asuransi
dimana belum memiliki kesepakatan terkait definisi dari risiko. Manajemen
risiko yaitu proses dalam mengelola risiko dimana berkaitan dengan
pengidentifikasian, evakuasi, juga pengendalian risiko yang memberikan
ancaman bagi keberlangsungan usaha maupun kegiatan perusahaan.
2. Tahap-tahap Manajemen Risiko
Tahapan yang dijalankan perusahaan ketika menerapkan manajemen
risiko akan dipaparkan di bawah ini, yaitu:
1) Melakukan identifikasi lebih dulu mengenai risiko yang bisa terjadi pada
berbagai aktivitas di perusahaan;
2) Mengevaluasi terkait setiap risiko yang ada berdasarkan severity (nilai
risiko) juga frekuensi yang ada;
3) Tahap paling akhir yaitu mengendalikan risiko. Pada tahapan
pengedalian risiko terbagi atas 2 yaitu, Pengendalian Fisik (penghilangan
dan peminimalisiran risiko), Pengandalian Finansial (penahanan risiko
dan pentransferan risiko)

II.2.ii HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, And Determining Control)


HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, And Determining
Control) termasuk program K3 yang tersusun atas rangkaian aktivitas dalam
melihat potensi berbahaya juga risiko dan memberi upaya dalam
mengendalikannya secara tepat dan disesuaikan pada tingkatan risiko bahaya.
Menurut peraturan Menteri Nomor 21/PRT/M/2019 pasal 3 disebutkan
bahwasanya “Setiap pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaran jasa
konstruksi harus menerapkan SMKK”. Dalam hal ini, upaya untuk
mengidentifikasi risiko, menilai risiko juga mengendalikan risiko menjadi syarat
penting pada implementasi SMKK. HIRADC memuat tiga tahap yakni
identifikasi bahaya (Hazard Identification), penilaian risiko (Risk Assesment) dan
pengendalian risiko (determining control).
1. Identifikasi Risiko (Risk Identification)
Identifikasi risiko yaitu tahap awal dalam pengidentifikasian risiko.
Pengidentifikasian risiko dijalankan melalui proses sistematis juga komprehensif
yang disusun secara baik dan meliputi semua risiko yang masih ada pada kontrol
organisasi ataupun tidak. Pengidentifikasian bahaya bertujuan dalam mengetahui
potensi bahaya yang bisa muncul pada bahan, peralatan, dan sistem tertentu
(Department of Occupational Safety and Health). (AS/NZS 4360, 1999)
Berdasarkan OHSAS 18001, ada sejumlah persyaratan mengenai prosedur juga
aspek yang harus dipertimbangkan pada pengidentifikasian baya, yakni:
a. Aktivitas rutin maupun tidak
b. Aktivitas seluruh pekerja dengan akses memasuki tempat kerja

c. Tingkah laku, kemampuan juga berbagai faktor manusia lain.


d. Bahaya yang muncul secara eksternal namun bisa berdampak untuk K3 yang
termasuk kendali organisasi pada tempat bekerja.
e. Bahaya yang muncul akibat aktivitas di bawah kendali organisasi pada tempat
kerja
f. Sarana, prasarana, alat, material dan infrastruktur yang terdapat pada tempat
kerja
g. Perubahan pada organisasi tempat kerja
h. Modifikasi sistem manajemen K3, misalnya modifikasi dengan sifat sementara.
i. Kewajibanseluruhperaturanyangberkaitandenganpenilaianrisikosertapenerapan
pengendalian yang dibutuhkan
j. Desain area pekerjaan, proses, alat, prosedur operasional, instalasi, juga
organisasi.

3. Penilaian Risiko (Risk Assesment)


Berdasarkan AS/NZS 4360:1999, penganalisisan risiko bertujuan melakukan
pemisahan risiko kecil yang bisa ditolerir pada risiko utama juga dalam
memberikan ketersediaan data untuk melakukan evaluasi penialian risiko.
Penganalisisan risiko dilaksanakan berdasarkan pertimbangan melalui
konsekuensi bahaya, sumber risiko, juga potensi teridentifikasi konsekuensi
yang dimaksud. Dalam menilai risiko dilaksanakan sesuai AS/NZS 4360 tahun
1999.
2. Identifikasi Risiko (Risk Identification)
Identifikasi risiko yaitu tahap awal dalam pengidentifikasian risiko.
Pengidentifikasian risiko dijalankan melalui proses sistematis juga komprehensif
yang disusun secara baik dan meliputi semua risiko yang masih ada pada kontrol
organisasi ataupun tidak. Pengidentifikasian bahaya bertujuan dalam mengetahui
potensi bahaya yang bisa muncul pada bahan, peralatan, dan sistem tertentu
(Department of Occupational Safety and Health). (AS/NZS 4360, 1999)
Berdasarkan OHSAS 18001, ada sejumlah persyaratan mengenai prosedur juga
aspek yang harus dipertimbangkan pada pengidentifikasian baya, yakni:
k. Aktivitas rutin maupun tidak
l. Aktivitas seluruh pekerja dengan akses memasuki tempat kerja

m. Tingkah laku, kemampuan juga berbagai faktor manusia lain.


n. Bahaya yang muncul secara eksternal namun bisa berdampak untuk K3 yang
termasuk kendali organisasi pada tempat bekerja.
o. Bahaya yang muncul akibat aktivitas di bawah kendali organisasi pada tempat
kerja
p. Sarana, prasarana, alat, material dan infrastruktur yang terdapat pada tempat
kerja
q. Perubahan pada organisasi tempat kerja
r. Modifikasi sistem manajemen K3, misalnya modifikasi dengan sifat sementara.
s. Kewajibanseluruhperaturanyangberkaitandenganpenilaianrisikosertapenerapan
pengendalian yang dibutuhkan
t. Desain area pekerjaan, proses, alat, prosedur operasional, instalasi, juga
organisasi.

3. Penilaian Risiko (Risk Assesment)


Berdasarkan AS/NZS 4360:1999, penganalisisan risiko bertujuan
melakukan pemisahan risiko kecil yang bisa ditolerir pada risiko utama juga
dalam memberikan ketersediaan data untuk melakukan evaluasi penialian risiko.
Penganalisisan risiko dilaksanakan berdasarkan pertimbangan melalui
konsekuensi bahaya, sumber risiko, juga potensi teridentifikasi konsekuensi
yang dimaksud. Dalam menilai risiko dilaksanakan sesuai AS/NZS 4360 tahun
1999. Ketika mengukur penilaian risiko digunakan dua parameter yakni
konsekuensi (consequences) dan kemungkinan (likelyhood).

Di bawah ini merupakan skala dalam menilai risiko beserta keterangan :

Tabel 2.2 Pengukuran Kualitatif Konsekuensi dan Dampak

Leve
Deskripsi Detail deskripsi
l
1 Tidak penting Tidak ditemukan cedera, kerugian ekonomi yang minim
Perawatan pertolongan pertama,perawatan di tempat, kerugian
2 Kecil
ekonomi tingkat sedang
Perawatan medis diperlukan,perawatan di tempat dan
3 Sedang
membutuhkan perawatan eksternal, kerugian finansial tinggi
Cedera yang luas, hilangnya jemampuan produksi,membutuhkan
4 Besar
perawatan intensif dari luar,kerugian ekonomi yang tinggi
5 Malapetaka Kematian, kerugian ekonomi yang sangat tinggi
(Sumber: Appendix E1 AS/NZS 4360 (1999)

Tabel 2.3 Pengukuran kualitatif Kemungkinan

Level Deskripsi Description


A Hampir pasti Terjadi pada sebagian besar situasi
B Sering terjadi Kemungkinan terjadi pada sebagian besar situasi
C Dapat terjadi Kemungkinan terjadipada suatu waktu
Kadang-
D Bisa terjadi di suatu waktu
kadang
E Jarang terjadi Bisa terjadi hanya pada situasi luar biasa

(sumber: Appendix E1 AS/NZS 4360 (1999)


Tabel 2.4 Pengukuran Risiko Analisis Matriks

Consequences
Insignificant
Minor Moderate Major Catastrophic
Likelihood (Tidak
(Kecil) (Sedang) (Besar) (Malapetaka)
Penting)

2 3 4 5
1
A (Hampir
H H E E E
Pasti)
B (Sering
M H H E E
terjadi)
C (Dapat
L M H E E
Terjadi)
D (Kadang-
L L M H E
kadang)
E (Jarang
L L M H H
terjadi)

(sumber: Appendix E1 AS/NZS 4360 (1999)

Tabel 2. 5 Matriks Propobabilitas dan Dampak

Consequences (Konsekuensi) S
Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
Likelihood

(Kemungkinan) L (Tidak penting) (Kecil) (Sedang) (Besar) (Malapetaka)

1 2 3 4 5
Almost certain 5 H H E E E
(Hampir pasti)
Likely
4 M H H E E
(Sering terjadi)
Moderate
3 L M H E E
(Dapat terjadi)
Unlikely

2 L L M H E
(Kadang-
kadang)
Rare

1 L L M H H
(Jarang
terjadi)
(Sumber: Ramli 2010)

Tabel 2. 6 Penilaian Tingkat Risiko

TINGKAT RISIKO
E Ekstreme risk (Risiko ekstrim)
H High risk (Risiko tinggi)
M Moderate risk (Risiko sedang)
L Low risk (Risiko rendah)
(Sumber: Ramli 2010)

Menurut aturan AS/NZS 4360:1999 nilai tingkatan risiko diperolah melalui


persamaan beriku yaitu :
Tingkat Risiko (R) = (L) x (S)
Dengan:
R = Risk Rating (tingkat risiko)
L = Likelyhood (kemungkinan)
S = Consequences (dampak)
Agar memperoleh nilai tingkatan risiko bisa didapatkan melalui tabel matriks
risiko tersebut yang contohnya dipaparkan yaitu:
Apabila pekerjaan X tertentu mempunyai nilai likelihood yang diperoleh melalui
penilaian pada safety officer yakni 3 (Moderate) kemudian nilai consequences yakni 4
(Major) berarti dalam menilai tingkatan risiko terdapat pada posisi matriks berwarna
merah yang artinya risiko esktrem. Berikutnya apabila aktivitas kerja X diperoleh nilai
likelihood 4 dan consequences 2.
Pengidentifikasian bahaya dan penilaian risiko harus dilaksanakan perusahaan
sebagai bentuk kontrol yang bisa meminimalisir suatu risiko. Dalam menilai risiko ini
ditujukan sebagai upaya pengenalan dan penemuan bahaya yang bisa ditemukan selama
organisasi menjalankan operasionalnya dan memberikan kepastian bahwa potensi risiko
pada pekerja di perusahaan tersebut dapat dilakukan penilaian, penyusunan prioritas
juga pengendalian di tingkatan yang bisa ditoleransi (OHSAS 18002:2008).

4. Pengendalian Bahaya (Determining Control)


Menurut OHSAS 18002 (2008), sesudah dilaksanakan penilaian risiko
dah sudah diperhitungkan terkait pengendalian yang ada, perusahaan perlu
melakukan penentuan upaya dalam mengendalikan secara tepat seperti apakah
upaya pengendalian telah memadai ataupun diperlukan peningkatan lebih tinggi,
serta melaksanakan pengendalian baru apabila diperlukan. Apabila diperlukan
pengendalian baru, maka prioritas dalam pengendalian perlu ditetapkan dan
disesuaikan berdasarkan prinsip penghapusan bahaya secara praktis kemudian
diteruskan melalui upaya peminimalisiran risiko (dapat dijalankan melalui
pengurangan potensi bahaya maupun cedera) melalui pengadopsian APD yang
menjadi usaha paling akhir (hierarki kontrol). Hierarki dalam mengurangi risiko
bisa diperjelas yaitu:
1. Eliminasi (Elimination)
Hierarki paling atas yakni desain yang dirubah dalam rangka
menghapuskan risiko bahaya, seperti melakukan pengenalan pada
peralatan yang ditujukan sebagai penghilang bahaya ketika menangani
secara manual.
2. Subtitusi (Subtitution)
Metode yang bertujuan mengganti bahan ataupun alat berisiko tinggi
dalam memunculkan bahaya sehingga dapat lebih rendah. Contohnya
yaitu penurunan arus listrik, gaya, dan lainnya.
3. Rekayasa Teknik (Engineering Control)
Metode pengendalian yang dijalankan melalui pemisahan bahaya dengan
karyawan sehingga bisa melalukan pencegahan terhadap munculnya
human error. Contohnya yakni peredam suara, pemasangan pengaman,
dan lainnya.
4. Pengendalian Administratif (Administrative Control)
Pengendalian dilaksanakan untuk pekerja yang harapannya bisa
menjalankan pekerjaan sesuai keahlian dan kemampuan yang mumpuni
dalam menyelesaikan pekerjaan secara aman. Contohnya yakni memiliki
kepatuhan akan rambu yang ada, mempunyai keahlian yang mencukupi,
serta kepatuhan akan strandar operasi baku (SOP).
5. Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment)
Pemakaian ABD fungsinya yaitu meminimalisir risiko berbahaya yang
bisa terjadi pada pekerjaan tertentu. Contohnya penggunaan APD sesuai
standar dalam bekerja misalnya sarung tangan, helm, tali pengaman,
kacamata pelindung, dan masih banyak lagi.

II.2.iii Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja berdasarkan OHSAS 18991:2007 yakni peristiwa yang
berhubungan pada pekerjaa dimana bisa mengakibatkan timbulnya cedera maupun
kesakitan dan bisa berakhir kematian. Ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja
yakni (Ramli, 2010) :
1) Unsafe Act (tindakan membahayakan), yakni kesalahan ataupun perilaku
dengan tingkat yang berbahaya dan tidak aman sehingga bisa berisiko
tinggi terjadinya kecelakaan kerja dan berakibat kerugian cedera sampai
kematian.
2) Unsafe Condition (kondisi berbahaya), yaitu kondisi lingkungan fisik
dimana dapat menjadi pemicu kecelakaan.
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang lokasinya berada di
tempat seseorang bekerja dan terjadi ketika pekerja melakukan pekerjaannya.
Kecelakaan kerja yakni kejadian tertentu yang tidak diharapkan dan tak terduga
dimana bisa mengakbatkan korban berupa harta benda bahkan manusia itu
sendiri. Sementara tempat kerja yakni ruang maupun lapangan terbuka maupun
tertutup, tetap maupun bergerak yang menjadi tempat pekerja melakukan
pekerjaannya ataupun tempat dimana tenaga kerja memasuki wilayah tersebut
cukup sering demi kepentingan usaha dimana didalamnya memuat sumber
bahaya (Permenaker, 1998). Definisi kecelakaan kerja berdasarkan Frank Bird Jr
yakni terjadinya peristiwa diluar keinginan yang menimbulkan kerugian pada
harta benda maupun manusia. Terdapat tiga macam tingkatan kecelakaan
menurut dampak yang muncul yakni (Ahmad Reza Ramdani, 2013: 13) :
1. Accident : merupakan kejadian tidak diharapkan dan mengakibatkan
kerugian untuk harga benda ataupun manusianya
2. Incident : merupakan kejadian tidak diharapkan dan belum
mengakibatkan kerugian.
3. Near Miss : merupakan kejadian yang hampir berupa kecelakaan atau
diartikan sebagai kejadian yang hampir saja mengarah pada insiden
maupun accident
Kecelakaan bisa terjadi begitu saja tanpa diduga dimana kejadian
berdasarkan Benneth dan Silalahi, ada empat faktor bergerak pada satu kesatuan
yakni bahaya, lingkungan, peralatan, juga manusia (Ahmad Reza Ramdani,
2013: 14). Penyebab kecelakaan kerja yakni tindakan berbahaya yang bisa
dilatarbelakangi akibat pengetahuan dan keterampilan yang minim, kelelahan,
kelesuan ataupun keletihan, kecacatan tubuh, maupun sikap juga tindakan yang
kurang menunjang keamanan. Kecelakan kerja paling tinggi yakni jatuhnya
tenaga kerja yang memiliki Risk Level L (Low) besarnya 52% kemudian sub
kriteria kecelakaan kerja paling tinggi yakni tenaga kerja yang mempunyai Risk
Level L (Low) besarnya 52% (Willyam Sepang, 2013: 282).
Faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja yaitu faktor manusia seperti
tindakan manusia yang unsafe, contohnya yaitu tindakan manusia yang tidak
memperhatikan keselamatan seperti tidak menggunakan APD, melakukan
pekerjaan tanpa mematuhi prosedur bekerja, meletakkan perlatan dan barang
tidak semestinya, melakukan pekerjaan sembari bergurau, kebosanan dan
kelelahan dalam bekerja juga lainnya. Untuk faktor lain diluar faktor manusia
yaitu faktor lingkungan atau kondisi yang unsafe berarti situasi lingkungan yang
tidak menunjang keamanan, misalnya mesin yang tidak dilengkapi pengaman,
alat bekerja yang kurang baik namun masih digunakan, pengaruh cuaca dan
lainnya. Pengendalian risiko yang bisa dijalankan pada risiko kemungkinan
terjadi kecelakaan kerjayakni dilakukan inspeksi K3 setiap hari terkait
penggunaan APD secara lengkap dan memonitoring tenaga kerja yang tidak
patuh menggunakan APD (Saloni dan Ferida, 2016).
Kecelakaan dapat muncul sebagai akibat kombinasi sejumlah faktor.
Tiga faktor utama yang menyebabkan kecelakaan yakni lingkungan bekerja, alat
teknis, juga tenaga kerja tersebut (ILO, 1989: 15). Kecelakaan kerja secara
umum terjadi akibat sejumlah faktor dan bisa terjadi karena beberapa penyebab
(AM. Sugeng Budiono, 2003: 237). Teori mengenai timbulnya kecelakaan
sering disebutkan, misalnya (1) Teori Kebetulan Murni (Pure Chance Theory).
Yaitu teori yang menyebutkan apabila kecelakaan merupakan “Kehendak
Tuhan” dengan demikian tidak terdapat pola secara jelas pada serangkaian
kejadian. Hal ini artinya kecelakaan dapat terjadi dengan kebetulan, (2) Teori
Kecenderungan Kecelakaan (Accident Prone Theory). Untuk suatu pekerjaan
memiliki risiko tinggi terjadinya kecelakaan akibat sifat pribadi yang memiliki
kecenderungan untuk mendapatkan celaka (3) Teori Tiga Faktor Utama (Three
Main Factor Theory) disebutkan bahwasanya kecelakaan disebabkan oleh
lingkungan, peralatan, juga manusia sebagai tenaga kerja tersebut, (4) Teori Dua
faktor (Two Factor Theory) menyebutkan jika penyebab kecelakaan yakni
kondisi mengandung bahaya (Unsafe Condition) juga tindakan yang berbahaya
(Unsafe Act), (5) Teori faktor Manusia (Human Factor Theory) menyebutkan
jika seluruh kecelakaan kerja akhirnya baik langsung ataupun tidak terjadi akibat
manusia yang melakukan kesalahan (AM. Sugeng Budiono, 1992: 224).

II.2.iv Metode Survei


Metode penelitian survey dipakai agar mendapatkan dan melakukan
pengumpulan data mengenai populasi secara besar melalui penggunaan sampel
berjumlah kecil. Berdasarkan etimologi, kata survey didapatkan dari Bahasa Latin
yang tersusun atas dua suku kata yaitu sur dari super artinya diatas/melampaui.
Sementara kata vey didapatkan dari videre artinya melihat. Sehingga survei
artinya melihat diatas/melampaui (Leedy,1980, dalam Irawan Soeharto, 2000:53).
Merujuk pada Lumsden (Asmadi Alsa 2004:20) menyebutkan jika
perancangan survey menjadi prosedur ketika peneliti menjalankan survey melalui
pemberian angket maupun skala di sampel tertentu agar bisa memberikan
deskripsi mengenai opini, sikap, perilaku maupun karakteristik dari responden.
Sehingga berdasarkan hasil survey yang dilakukan, peneliti mengklaim mengenai
kecenderungan yang terdapat di populasi.
Berdasarkan Widodo (2008:43) metode penelitian survey terbagi atas dua
jenis yakni:
1. Cross Sectional Survey, dipakai dalam mengetahui isu yang sifatnya
sementara dimana data dikumpulkan hanya satu kali saja.
2. Longitudinal Survey, dipakai dalam mendapatkan pemahaman isu yang
berkelanjutan namun populasinya lebih kecil dan data dikumpulkan secara
periodic. Survei jenis ini terbagi atas trend study, cohort study, dan panel
study.
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Tempat dan Waktu Penelitian


III.1.i Tempat
Penelitian dan pengambilan data studi kasus kecelakaan kerja dilakukan
di proyek pembangunan Luxury Residence Savyavasa . Lokasi proyek letaknya
di Jl. Wijaya II No.37A, RT.4/RW.2, Pulo, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12160.

Gambar 3. 1 Tampak Atas Lokasi Proyek Luxury Residence Savyava


(sumber : Google Maps)

III.1.ii Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan diadakannya kerja magang
yaitu pada tanggal 6 Februari 2023 sampai dengan 6 Mei 2023. Penelitian
diawali dengan tahap persiapan pada tanggal 7 – 28 Februari 2023 yang terdiri
dari proses identifikasi masalah, penentuan tujuan dan manfaat, serta studi
literatur yang digunakan sebagai referensi serta landasan penulisan laporan
penelitian. Tahap selanjutnya yaitu pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal
1 Maret – 6 April 2023.
III.2 Desain Penelitian
Definisi desain penelitian yaitu rangkaian dari strategi dan metode yang
digunakan oleh penulis dalam mencari dan menganalisis data agar penelitian
dapat dilakukan secara terstruktur serta meminimalkan terjadinya kekurangan
data. Penelitian ini termasuk jenis metode penelitian deskriptif dimana tahapan
penelitian sebagai berikut :

Mulai

Persiapan :
1. Pengidentifikasian Masalah
2. Penentuan tujuan dan manfaat
3. Studi Literaturi

Metode Penelitian

Pengumpulan Data Pengumpulan Data Pengumpulan Data


Tahap 1 Tahap 1 Tahap 1
Validasi Pakar Plot Survey Kuesioner

Analisa Data Analisa Data Analisa Data


tahap 1 tahap 2 tahap 3

RQ 1

A
A

Respon Terpilih

RQ 2 Wawancara
Pakar

Respon
Pengendalian Risiko

\
Wawancara
Pakar

RQ 3

Respon Penanggulangan
Risiko

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. 2 flow Chart Penelitian

Berdasarkan diagram alir penelitian tersebut, dipaparkan penjelasan untuk


masing-masing pekerjaan yaitu :
1. Identifikasi Masalah
Tahapan pertama yakni penentuan rumusan permasalahan pada masalah yang
ditetapkan. Dengan menentukan variabel risiko dan penggunaan teknik
brainstorming serta studi literatur pada berbagai jurnal ilmiah maupun skripsi
yang memiliki relevansi terhadap pembahasan dalam penelitian.
2. Studi Litelatur
Studi Litelatur dilaksanakan melalui kegiatan membaca dan memahami landasan
teori yang didapatkan melalui sumber kepustakaan misalnya buku, artikel
ilmiah, jurnal penelitian, ataupun skripsi agar dapat melakukan penyelesaian
masalah pada penelitian.
3. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui survey langsung ke lapangan dan melakukan
peninjauan terhadap keadaan lapangan yang akan dipelajari.

III.3 Metode Pengumpulan Data


Metode yang dipakai pada tugas akhir ini yaitu metode penelitian kualitatif.
Metode kualitatif yang dipakai agar mempeorleh data yaitu dengan pengamatan juga
wawancara dengan pihak K3 untuk mengetahui besarnya potensi bahaya dan risiko
kecelakaan kerja di bidang konstruksi. Tahapan untuk mengumpulkan dalam penelitian
ini yaitu :

III.3.i Pengumpulan Data tahap 1 – Validasi Pakar


Dalam tahap 1 dilakukan identifikasi variable-variabel penelitian yang
kemudian dituliskan dalam kuesioner untuk mendapatkan jawaban dan penilaian
dari para pakar. Persyaratan pakar dari parktisi yang dapat menjadi tim penilai
diantaranya adalah pengalaman di bidang Teknik sipil minimal 10 tahun. Jumlah
pakar yang diperlukan dalam pengumpulan data tahap 1 ini adalah minimal 5
pakar.
Tabel 3. 1 contoh format validasi pakar

Peristiwa Risiko Penilaian


No Kegiatan Keterangan
variabel Y T
(activity)
1 Pekerjaan : Tanah
X1 Galian tanah Pekerjaan tertabrak alat
dengan excavator excavator
Tanah longsor / runtuhnya
dinding samping
Pekerja/kendaraan terjatuh
ke lubang galian
Excavator menabrak
fasilitas sekitar
Sumber : Olahan sendiri

III.3.ii Pengumpulan Data Tahap 2


Pengumpulan data tahap II dengan menyebar instrumen kuesioner tahap
II. Kuesioner diberikan pada responden untuk memilih tingkat pengaruh dan
frekuensi terhadap variabel- variabel. Kuesioner tahap II diberikan kepada
responden yang merupakan pihak - pihak pelaksana pekerjaan yang terlibat
langsung secara teknis dalam pekerjaan proyek pembangunan fasilitas
perkeretaapian. Berikut adalah contoh kuesioner tahap II.

Tabel 3.2 Contoh format kuesioner responden


Peristiwa Risiko Penilaian
No Kegiatan
variabel frekuensi Dampak
(activity)
1 Pekerjaan : Tanah 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A Galian tanah X1) Pekerjaan tertabrak
dengan excavator alat excavator
B Lifting material X5) Pekerja/fasilitas
dengan service tertimpa material
crane X6) Tower crane
menabrak
pekerja/fasilitas
Sumber : Olahan sendiri

III.3.iii Pengumpulan Data Tahap 3 – Validasi Pakar Tahap Akhir


Setelah hasil dari pengumpulan data tahap II, yaitu prioritas faktor- faktor risiko yang
dominan, dilakukan pengumpulan data tahap III kepada pakar untuk validasi dan
mengetahui setuju atau tidaknya pakar terhadap hasil peringkat faktor-faktor risiko
tersebut. Selain itu, pakar juga diminta untuk memberikan rekomendasi tindakan
preventif dan korektif untuk mengatasi faktor-faktor risiko tersebut di kemudian hari.
Pakar yang menjadi responden pada pengumpulan data tahap III ini yaitu pakar yang
sama dengan pakar yang dijadikan responden di pengumpulan data tahap I. Pada tahap
ini pakar diwawancara sebagai upaya mendapatkan penjelasan agar dapat mencapai
tujuan penelitian melalui kegiatan wawancara.

Tabel 3.3 Contoh format validasi pakar akhir Tindakan penanggulangan

Apakah
Peristiwa Risiko anda setuju
No Rangking Level dengan Tindakan
Risiko risiko pernyataan Penangg
ini? ulangan
Kegiatan Ya Tidak
variabel
(activity)
1 Pekerjaan Tanah
B Lifting X6) Tower crane Tinggi
material menabrak
dengan pekerja/fasilitas 3
service
crane

Sumber : Olahan sendiri

Tabel 3.4 Contoh format validasi akhir Tindakan pengendalian


Apakah
Peristiwa Risiko anda setuju
No Rangking Level dengan Tindakan
Risiko risiko pernyataan Pengend
ini? alian
Kegiatan Ya Tidak
variabel
(activity)
1 Pekerjaan Tanah
B Lifting X6) Tower crane 3 Tinggi
material menabrak
dengan pekerja/fasilitas
service
crane
Sumber : Olahan sendiri
III.4 Metode Analisis Data
Metode yang dipakai dalam penganalisisan factor-faktor risiko terjadinya
kecelakaan kerja yaitu melalui pengumpulan data primer juga data sekunder.
Dimana data ini nantinya setelah didapat, kemudian akan dilakukan beberapa tahap
metode analisis data, diantarnya dengan membagikan kuesioner kepada pakar dan
responden. Hasil tabulasi dari kuesioner tersebut diolah menggunakan bantuan
Microsoft Excel.

You might also like