Professional Documents
Culture Documents
Penentuan Kalor Reaksi
Penentuan Kalor Reaksi
Kelas :A
Kelompok : VIII
Telah diperiksa dengan seksama oleh asaisten dan koordinator asisten dan dinyaakan
di terima.
Makassar, April
2010
Lukman Herawati
Dan untuk reksi yang berkaitan dengan perubahan jumlah mol gas dengan
asumsi gas ideal persamaan menjadi :
∆H = ∆µ + ∆ΩRT
1. Massa zat
2. Jenis zat (kalor jenis)
3. Perubahan suhu
Sehingga secara metamatis dapat di rumuskan :
Q = m . c (t2 – t1)
Dimana
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
M adalah massa benda (kg)
C adalah kalo jenis (j/kgOC)
(t1-t2) adalah perubahan suhu (OC)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 OC sedangkan kalor jenis adalah banyaknya
kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 OC (Anonim,
2008)
Selain kalor reaksi, penyerapan atau pelepasan kalor dapat terjadi pada
proses-proses fisik. Diantaranya adalah pada proses pelarutan suatu zat di dalam
pelarutnya, atau penambahan zat terlarut ke dalam zat pelarut (Tim Dosen
Kimia Fisik, 2010; 1)
Ada dua panas pelarutan yaitu panas pelarutan integral dan panas
pelarutan deferensial. Panas pelarutan integral didefenisikan sebagai perubahan
entalpi jika suatu mol zat dilakukan dalam n mol pelarut. Panas pelarutan
diferensial didefenisikan sebagai perubahan antalpi jika suatu mol zat terlarut
dilarutkan dalam jumlah larutan tak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak
berubah dalam penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematik didefenisikan
m∆ H
sebagaimnd , yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol zat
dm
terlarut dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendapatkan
kemiringan tergantung pada konsenterasi larutan (Dogra, 1984; 336-337)
VIII. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kalor
pelarutan integral cuSO4. 5H2O dengan menggunakan kalorimeter
sederhana.sebelum menggunakan kalorimeter terlebih dahulu dihitung
tetapannya. Hal ini disebabkan karena setiap kalorimeter memiliki tetapan yang
berbeda-beda karena adanya komponen-komponen kalorimeter yang terdiri dari
wadah logam ,pengaduk, dan termometer yang dapat menyerap kalor sehingga
tidak semua kalor yang dihasilkan dapat diukur dengan pasti. Untuk
menghitung besarnya tetapan kalorimeter digunakan air dengan cara
mencampur air panas dan air dingin kemudian mengamati perubahan suhu. Dari
analisis data, diperoleh tetapan kalorimeter sebesar 0,07 KJ/K.
Pada penentuan kalor pelarut integral cuSO4. 5H2Okeristal yang
digunakan terlebih dahulu dihancurkan dengan tujuan agar memperluas bidang
sentuh Kristal cuSO4. 5H2O, sehingga mempermudah Kristal kirut dalam air.
Kristal kemudian dimasukkan kedalam kalorimeter. Adapun suhu air sebelum
dimasukkan Kristal adalah 28 OC atau 301 K. setelah pencampuran, diperoleh
suhu campuran konstan sebesar 28 OC atau 301 K. dari hasil analisa data
diperoleh kalor yang diterima oleh kalorimeter dan air yaitu 0 kj sehingga
diperoleh kalor pelarut integral cuSO4.5H2O yaitu o kj/mol yang berarti tidak
ada kalor yang dilepas ataupun diterima ketika 1 mol cuSO4.5H2O dilarutkan
dalam 5,56 mol H2O.
Pada penentuan kalor pelarut integral cuSO4 anhidrat, digunakan
Kristal cuSO4 yang berwarna putih. Ktistal cuSO4 yang digunakan diperoleh
dari pemanasan Kristal cuSO4.5H2O hingga berubah warna kemudian dalam
eksikator agar Kristal tidak mengikat air kembali. Setelah itu Kristal
dimasukkan kedalam kalorimeter. Suhu air dingin yaitu 28 OC (301 K) dan
suhu setelah pencampuran yaitu 28 OC (301,5 K). dari hasil analisa data
diperoleh kalor pelarutan cuSO4 sebesar 8,17 kj/mol yang berarti ada 8,17 kj
kalor yang diterima ketika 1 mol cuSO4 dilarutkan dalam 5,56 mol H2O.
Dari hasil diatas, dapat dapat diperoleh kalor reaksi cuSO4 menjadi
cuSO4.5H2O, yaitu sebesar 8,17 kj/mol yang berarti ada 8,17 kj kalor yang
diterima ketika 1 mol cuSO4 bereaksi dengan 5 mol H2O membentuk
cuSO4.5H2O.