Professional Documents
Culture Documents
Lapsus Mukokel
Lapsus Mukokel
MUCOCELE
Oleh:
Pembimbing:
DR. Risya Cilmiaty, AR., drg., Msi., Sp.KG
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Mukokel (oral) adalah lesi kelenjar ludah yang paling umum, disebabkan
karena trauma mekanis pada saluran kelenjar ekskretoris.1 Mukokel sering
dianggap remeh karena gejala yang muncul hanya sebagai benjolan yang
mengganggu saat berbicara maupun saat makan, sedangkan benjolan itu sendiri
tidak nyeri. Secara klinis mukokel ditandai dengan nodul berfluktuasi tunggal atau
multipel, lunak, berfluktuasi, mulai dari warna normal mukosa mulut sampai biru
tua. Mukokel dapat terjadi pada semua kalangan baik laki-laki maupun
perempuan dengan prevalensi tertinggi pada usia decade kedua.2 Secara umum
mukokel digolongkan menjadi 2, mukokel tipe ekstravasasi atau mukokel tipe
1
retensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
B. EPIDEMIOLOGI
Dalam Studi Prevalensi Oral Minnesota di Amerika Serikat yang
melibatkan 23.616 orang dewasa kulit putih yang berusia lebih dari 35 tahun,
mukokel mewakili lesi mukosa oral menduduki peringkat 17 besar dengan
prevalensi 2,4 kasus per 1000 orang. Data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan
dan Gizi Nasional Ketiga (NHANES III) yang mencakup 17.235 orang
dewasa berusia 17 tahun atau lebih mendokumentasikan mukokel menduduki
peringkat 44 besar dengan prevalensi 0,02%. Pada penelitian yang sama, yang
terdiri dari 10.030 anak usia 2-17 tahun, prevalensi mukokel sebesar 0,04%.
Mukokel congenital pada bayi baru lahir jarang terjadi, dengan laporan kasus
sporadic dan rangkaian kasus kecil muncul dalam literature.4
Mukokel pada kelenjar saliva anterior (kelenjar Blandin dan Nuhn)
relative jarang terjadi. Dalam Studi Prevalensi Penyakit Oral Minnesota
(masih dalam penelitian yang sama), mukokel Blandin dan Nuhn memiliki
prevalensi yang lebih rendah daripada mukokel di lokasi lain, atau 0,1 kasus
per 1000 orang. Jenis mukokel ini mewakili sekitar 2-10% dari semua jenis
mukokel. Sedangkan dalam penelitian terhadap 30.000 orang di Swedia
prevalensi mukokel adalah 0,11% pada usia 15 tahun keatas.3
C. ETIOLOGI
yang tersumbat dan melebar, tipe ini disebut mukus retensi. Genangan mukus
dalam duktus ekskresi yang tersumbat dan melebar dapat disebabkan karena
plug mukus dari sialolith atau inflamasi pada mukosa yang menekan duktus
glandula saliva minor lalu mengakibatkan terjadinya penyumbatan pada
duktus glandula saliva minor tersebut, terjadi dilatasi akibat cairan mukus
yang menggenang dan menumpuk pada duktus glandula saliva, dan pada
akhirnya ruptur, kemudian lapisan subepitel digenangi oleh cairan mukus dan
menimbulkan pembengkakan pada mukosa mulut yang disebut mukokel.
D. PATOFISIOLOGI
1). Sedangkan tipe retensi menunjukkan adanya epithelial lining (Gambar 2).
MRI T2 MRI T1
Pemeriksaan Sialografi
eksisi. Pada saat di eksisi, dokter gigi sebaiknya mengangkat semua kelenjar
liur minor yang berdekatan, dan dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk
menegaskan diagnosa dan menentukan apakah ada kemungkinan tumor
kelenjar liur. Selain dengan pembedahan, mucocele juga dapat diangkat
dengan laser.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Banyak penyakit yang dapat terjadi di glandula saliva kita. Tentu saja
untuk mengatasinya perlu bantuan dan supervisi langsung dari dokter
spesialis bedah mulut atau minimal dokter gigi umum. Pada umumnya
pasien
berkunjung ke dokter gigi dan meminta perawatan, memiliki ukuran mukokel
yang relatif besar. Untuk itu perawatan yang dilakukan meliputi
penanggulangan faktor penyebab dan pembedahan massa. Penanggulangan
faktor penyebab yang di maksudkan untuk menghindari terjadinta rekurensi.
Hal tersebut perlu diedukasikan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
16. Bradley PJ. 2006. Head and Neck : Pathology and Treatment of Salivary
Gland Conditions. Elsevier Ltd :304.
17. Darby H, Leonardi M. 2006. Comprehensive Riview of Dental Hygiene :
Head and Neck Anatomy and Phisiology. 6th ed. Mosby’s Elsevier :163-4.
18. Rosen FS. 2001. Anatomy and Phisiology of The Salivary Glands.
<http://www.otohns.net/default.asp?id=14646>
mm ad%20(060911)/f26-4a_salivary_glands_c.jpg
24. Yuca K, Bayram I, Cankaya H et al. 2005. Pediatric Intra Oral Ranula : An
Analysys of Nine Case. Tohoku J Exp Med ; 205:151-5.
25. Angelica MS. Mucous cyst.
2003http://www.emedicine.com/derm/topic274.htm
26. Menta MSN, Hee JP, Vanessa SL. 2008. Mucocele in Pediatric Patients :
Analysis of 36 Children. Pediatric Dermatology. Vol 25. Blackwell
Publishing In:308- 11.
27. Cecconi DR, Achilli A, Tarozzi M, Lodi G, Demarosi F, Sardella A,
Carrassi A. Mucocele of The Oral Cavity : A Large Case Series (1994-2008)
and Literature Riview. Med Oral Patol Oral Cir Bucal.
28. Anonymous. PDQ Oral Disease : Salivary Gland Disease. 206-9;212-13.
29. Anonymous.Mucocele.http://www.simplestepsddental.com/ss/ihtSSPrint/r.
WSI H000/st.3221.
30. Anonymous .Mucocele.<http://www.domainhelp.search.com/reference/Muc
ocele
31. Anonymous. Mucous cyst : Medical
Encyclopedia.http://www.nlm.nih.goh/medlineplus/print/ency/article/00163
9.htm
32. Regezi JA, Sciubba JJ. 1989. Oral Pathology : Salivary Gland Diseases.
WB Saunders Co, :225-311.
33. Langlais RP, Miller CS. 1994. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut
533 -01.jpg
40. Anonymous.http://www.rad-pb.de/e1543/e1546/e1546/e2109/ranula.jpg