Professional Documents
Culture Documents
Air adalah molekul sederhana yang terdiri dari dua atom hidrogen kecil bermuatan positif dan satu
atom oksigen besar bermuatan negatif. Ketika hidrogen(H) berikatan dengan oksigen (O), atom-atom ini
menciptakan molekul asimetris dengan muatan positif di satu sisi dan muatan negatif di sisi lainnya
(Gbr. 1). Perbedaan muatan ini disebut polaritas1 dan menentukan bagaimana air berinteraksi dengan
molekul lain. Air adalah satu-satunya zat di alam yang hadir secara bersamaan dalam tiga bentuk
materi yang berbeda yaitu padat, cair dan gas. Air terbentuk melalui reaksi redoks2 dari dua unsur
hidrogen dan oksigen.
Gambar 1. Kimia Air, molekul air terbuat dari dua hidrogen dan satu oksigen. Atom-atom ini memiliki ukuran dan muatan
yang berbeda, sehingga menciptakan asimetri dalam struktur molekul dan menyebabkan ikatan kuat antara air dan molekul
polar lainnya, termasuk air itu sendiri.
Air adalah molekul polar, hal ini dapat dipahami bahwa air akan berinteraksi baik dengan molekul
polar lainnya, seperti yang terjadi diantara molekul-molekulnya. Hal ini disebabkan oleh fenomena di
mana muatan-muatan yang berlawanan saling tarik-menarik karena masing-masing molekul air
mempunyai bagian negatif dan bagian positif, masing-masing sisi tertarik pada molekul-molekul yang
muatannya berlawanan. Daya tarik ini memungkinkan air membentuk ikatan yang relatif kuat dengan
molekul polar lain di sekitarnya, termasuk molekul air lainnya. Dalam hal ini, hidrogen positif dari satu
molekul air akan berikatan dengan oksigen negatif dari molekul di dekatnya, yang hidrogennya tertarik
ke oksigen berikutnya, dan seterusnya (Gbr 1). Yang penting, ikatan ini membuat molekul air saling
menempel dalam suatu sifat yang disebut kohesi. Kohesi molekul air membantu tanaman mengambil
air dari akarnya. Kohesi juga berkontribusi terhadap tingginya titik didih air, yang membantu hewan
mengatur suhu tubuh.
Selain itu, karena sebagian besar molekul biologis memiliki asimetri listrik, molekul tersebut juga
bersifat polar dan molekul air dapat membentuk ikatan dengan dan mengelilingi daerah positif dan
negatifnya. Saat mengelilingi molekul polar dari zat lain, air menggeliat ke semua sudut dan celah di
antara molekul, secara efektif memecahnya dan melarutkannya. Inilah yang terjadi ketika memasukkan
kristal gula ke dalam air, baik air maupun gula bersifat polar, sehingga molekul air dapat mengelilingi
masing-masing molekul gula, memecah gula dan melarutkannya. Mirip dengan polaritas, beberapa
molekul terbuat dari ion, atau partikel bermuatan berlawanan. Air juga memecah molekul ionik ini
1
pemisahan muatan listrik
2
reduksi-oksidasi
1
dengan berinteraksi dengan partikel bermuatan positif dan negatif. Inilah yang terjadi jika kita
memasukkan garam ke dalam air karena garam tersusun dari ion natrium dan klorida.
Air memiliki banyak sifat yang tampaknya sangat diperlukan untuk fungsi sel. Air adalah pelarut
yang sangat baik untuk ion yang diperlukan untuk sinyal saraf, aktivitas enzim, mineralisasi senyawa
organik, dan sifat-sifat DNA. Air menjadi penyusun utama tubuh makhluk hidup. Diperkirakan, sekirat
60-75% massa tubuh manusia tersusun dari senyawa air. Sebagian besar air berada di dalam sel-sel
tubuh (ruang intraseluler / intracellular space). Sisanya terdapat pada ruang ekstraseluler yang terdiri
atas pembuluh darah (ruang intravaskuler / intravascular space) dan ruang antar sel (ruang interstisial /
interstitial space). Kehilangnya hanya 4% dari total air tubuh akan menjadi dehidrasi, dan kehilangan
sekitar 15% bisa berakibat fatal. Demikian pula, seseorang dapat hidup hingga tiga minggu tanpa
makanan asalkan dia memiliki air untuk diminum. Tetapi, dalam tiga hari tubuh tidak memperoleh air,
maka organ tubuh akan mengalami kekurangan air yang berlebihan yang dapat mengancam jiwa. Para
ahli menyebutkan, tubuh yang tidak memperoleh air dan makanan selama empat hari maka sistem
tubuh akan menjadi kolaps dan secara berangsung-angsur fungsi organ tubuh akan berhenti.
Walaupun proporsi air dalam tubuh sebagai mayoritas. Namun, tubuh menggunakannya dalam
jumlah besar sehingga persediaan air jauh lebih sedikit di bandingkan lemak atau zat gizi lainnya. Hal
ini menjadi alasan rasional kenapa orang bisa bertahan lebih lama jika tidak ada pemasukan makanan
namun hanya bertahan sekitar tiga hari saja jika tidak ada pemasukan air. Tubuh sering kali
menemukan cara alternatif untuk menghasilkan energi selama kelaparan untuk memperpanjang hidup.
Saat kelaparan, setiap organ tubuh akan menurun aktifitasnaya hingga 50% dan bila kelaparan terjadi 3
hingga 10 hari akan membuat metabolisme sel tubuh menurun. Namun, jika tidak ada air, tubuh akan
mengalami beberapa perubahan drastis dan dehidrasi parah terjadi yang berakhir dengan kematian.
Air merupakan penyusun utama sel, jaringan dan organ serta sangat penting bagi
kehidupan. Meskipun air sangat penting, air sering kali dilupakan dalam rekomendasi diet, dan
pentingnya hidrasi yang cukup tidak disebutkan. Akibatnya, para profesional kesehatan dan ahli
gizi terkadang bingung dan mempertanyakan perlunya air minum secara teratur, berapa banyak
yang harus di minum, dan bagaimana mengetahui apakah seseorang terhidrasi 3 dengan baik atau
tidak.
Di dalam tubuh, air bergerak melalui membran sel semipermeabel4 dan dari satu kompartemen5
tubuh ke kompartemen lain melalui proses yang disebut osmosis. Osmosis pada dasarnya adalah difusi
air dari daerah dengan konsentrasi lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi lebih rendah, sepanjang
gradien osmotik melintasi membran semipermeabel. Akibatnya, air akan berpindah masuk dan keluar
sel dan jaringan, bergantung pada konsentrasi relatif air dan zat terlarut yang terdapat di sana.
Keseimbangan zat terlarut yang tepat di dalam dan di luar sel harus dipertahankan untuk memastikan
fungsi normal.
3
kondisi dimana seseorang sudah cukup minum, atau sudah memenuhi kebutuhan hidrasi hariannya
4
lembaran bahan biologis tipis yang memungkinkan molekul tertentu melewatinya dengan lebih mudah dibandingkan yang lain
5
bagian yang terpisah
2
empedu, sekresi lambung, dan air liur) dan penyerapan air harus dijaga dalam batas tertentu
karena gangguan dalam keseimbangan ini mengakibatkan diare atau sembelit. Gerakan air
melintasi epitel usus dapat terjadi secara paraseluler melalui persimpangan ketat dan transseluler
melalui membran sel. Secara khusus, usus besar memiliki kapasitas yang lebih besar untuk
menyerap larutan hipotonik6 dibandingkan dengan jejunum atau ileum. Namun, sebagian besar air
yang masuk ke usus diserap di usus kecil. Dari total sekitar 8 L, sekitar 6,5 L diserap melalui usus
kecil, sedangkan fungsi penyerapan usus besar terbatas sekitar 1,3 L.
6
larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada cairan di dalam sel
7
bagian yang terpisah
8
sifat membran sel yang dapat dilalui semua zat, baik padat maupun cair
3
berada di dua unsur utama yaitu di komponen cairan darah (plasma) dan cairan interstisial ( interstitial
fluid / IF) yang mengelilingi semua sel di luar darah.
ICF menyumbang sekitar 65% dan ECF sekitar 35% dari total air di tubuh seseorang. Air dalam
ECF terkonsentrasi dalam plasma darah dan cairan limfa / getah bening (cairan jernih kekuning-
kuningan yang berisi sel-sel darah putih, keping darah, dan fibrinogen). Disamping itu, air juga berperan
sebagai media transportasi limbah dan nutrisi ke seluruh tubuh. Mineral seperti klorida, kalium dan
natrium berperan dalam pemeliharaan konsentrasi air di ICF dan ECF yaitu suatu proses yang diatur
oleh pesan hormonal dari otak dan ginjal. Jika suatu molekul menjadi terlalu pekat dalam satu
kompartemen fluida akan menarik air dari kompartemen lain untuk mengencerkannya. Misalnya, makan
pizza seringkali membuat seseorang haus. Hal ini karena natrium dari saus pizza dan keju (dan daging)
terakumulasi di ECF, sehingga menarik air dari ICF. Sensor sel mendeteksi perubahan ini dan memberi
sinyal pada otak bahwa sel mengalami dehidrasi. Otak (khususnya hipotalamus) mengirimkan sinyal
untuk minum lebih banyak air. Jadi, setiap kali mineral atau molekul menjadi terlalu terkonsentrasi
dalam satu kompartemen (ICF atau ECF), otak akan memberi sinyal pada tubuh untuk minum lebih
banyak air hingga kompartemen tersebut cukup encer untuk homeostasis (pemeliharaan lingkungan
internal tubuh). Jika terdapat lebih banyak cairan daripada yang diinginkan di dalam sel, ginjal
melanjutkan pembuatan urin dengan menyaring kelebihan cairan dari darah.
Tekanan di dalam > dibandingkan dari luar Tekanan di luar > dibandingkandari dalam
Gambar 2. Air mempengaruhi bentuk sel. Air menciptakan tekanan di dalam sel yang membantunya mempertahankan bentuk. Dalam sel
yang terhidrasi (kiri), air terdorong keluar dan sel mempertahankan bentuk bulat. Pada sel yang mengalami dehidrasi, air yang terdorong
keluar lebih sedikit sehingga sel menjadi keriput
4
Air juga berkontribusi pada pembentukan membran yang mengelilingi sel. Setiap sel dikelilingi oleh
membran, yang sebagian besar dibentuk oleh dua lapisan molekul yang disebut fosfolipid. Fosfolipid
memiliki dua komponen berbeda yaitu kepala yang bersifat polar dan ekor nonpolar. Oleh karena itu,
kepala kutub berinteraksi dengan air, sedangkan ekor nonpolar berusaha menghindari air dan malah
berinteraksi satu sama lain. Interaksi yang terlibat dalam pembentukan membran cukup kuat sehingga
membran terbentuk secara spontan dan tidak mudah terganggu. Tanpa air, membran sel akan
kekurangan struktur, dan tanpa struktur membran yang tepat, sel tidak akan mampu menahan molekul
penting di dalam sel dan molekul berbahaya di luar sel.
5
dikeluarkan. Disamping itu, air juga membantu dalam transportasi nutrisi, hormon, dan zat-zat
lain yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh melalui aliran darah. Nutrisi yang larut dalam air
diangkut melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Ini termasuk glukosa yang digunakan sebagai
sumber energi, asam amino untuk pembentukan protein, vitamin, dan mineral yang
dibutuhkan untuk berbagai fungsi biologis. Air dalam darah membantu mengangkut hormon
dari kelenjar endokrin (seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal dan pankreas) ke sel-sel target
yang merespons hormon tersebut.
Air sebagai komponen utama dalam sistem limfatik. Sistem limfatik adalah bagian dari sistem
kekebalan tubuh yang terdiri dari jaringan, organ, dan pembuluh limfe. Fungsi utama sistem
limfatik adalah menjaga keseimbangan cairan tubuh, melawan infeksi, dan mengangkut lemak
dan zat-zat lain dalam tubuh.
Membantu aktifitas sistem pencernaan. Peran air dalam sistem pencernaan sangat penting
karena itu membantu dalam pemecahan dan penyerapan nutrisi, pelumasan, dan regulasi
suhu tubuh. Tanpa air yang cukup, proses pencernaan akan terganggu, dan makanan
mungkin tidak dapat dicerna dan diserap dengan baik. Oleh karena itu, asupan air yang cukup
sangat penting untuk menjaga sistem pencernaan berfungsi dengan baik dan untuk
mendukung kesehatan secara keseluruhan.
b) Sebagai pelarut universal
Air adalah pelarut universal yang berarti banyak senyawa dapat larut dalam air yang mencakup
gula, garam, asam amino, vitamin, dan banyak senyawa lain yang diperlukan oleh tubuh. Karena sifat
pelarutnya, air membantu senyawa-senyawa ini menjadi tersedia bagi sel-sel tubuh untuk digunakan.
c) Sirkulasi Darah
Air adalah komponen utama dalam dalam sistem peredaran darah yang merupakan media
transportasi utama di dalam tubuh. Air membawa oksigen yang dihirup melalui paru-paru ke seluruh
tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari seluruh tubuh kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan. Air
juga membantu dalam transportasi nutrisi, hormon, dan zat-zat lain yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh
melalui aliran darah.
d) Saluran Pencernaan
Air juga berperan dalam sistem pencernaan. Dalam cairan pencernaan, air membantu dalam
pelarutan dan transportasi nutrisi dari makanan yang dicerna ke seluruh tubuh. Air juga membantu
dalam pengangkutan limbah yang dihasilkan selama pencernaan dari tubuh melalui urin.
e) Pengaturan suhu
Air memiliki peran yang sangat penting dalam pengaturan suhu tubuh manusia dan membantu
menjaga suhu tubuh dalam kisaran yang sesuai untuk kesehatan dan kesejahteraan. Kemampuan air
dalam menyerap, mengeluarkan, dan menghantarkan panas adalah aspek kunci dalam mekanisme
kontrol suhu tubuh yang kompleks. Pastikan untuk menjaga hidrasi tubuh yang cukup, terutama saat
beraktivitas fisik atau dalam cuaca panas, untuk membantu tubuh dalam menjaga suhu tubuh yang
optimal.
f) Menjaga keutuhan lingkungan internal
Air adalah elemen esensial yang membantu dalam menjaga keutuhan lingkungan internal tubuh
manusia. Ini mendukung keseimbangan cairan, pencernaan yang efisien, pengaturan suhu tubuh,
transportasi nutrisi dan zat, dan eliminasi produk sisa. Jaga asupan air yang cukup untuk mendukung
6
fungsi tubuh yang optimal dan menjaga keseimbangan internal yang diperlukan untuk kesehatan dan
kesejahteraan.
5. Kekurangan Air
Asupan air harus menyeimbangkan kehilangan air. Untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuh,
melindungi dari dehidrasi, menghambat pembentukan batu ginjal, dan masalah medis lainnya orang
dewasa yang sehat harus minum air sedikitnya 1500 hingga 200 ml air sehari dan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2013 tentang Anjuran Kecukupan Gizi (AKG) yang
direkomendasikan bagi penduduk Indonesia, kebutuhan air sehari-hari dikelompokkan berdasarkan
usia yaitu: usia 7-9 tahun memerlukan 1900 ml sehari, untuk usia 16-18 tahun memerlukan 2200 ml
sehari, dan untuk usia 19-29 tahun memerlukan hingga 2500 ml. Para ahli berpendapat, minum terlalu
banyak biasanya lebih baik daripada minum terlalu sedikit, karena tubuh lebih mudah mengeluarkan air
berlebih daripada menghemat air. Namun, ketika ginjal berfungsi normal, tubuh dapat menangani
variasi asupan cairan yang luas.
Tubuh kehilangan air terutama dengan mengeluarkannya melalui urin dari ginjal. Tergantung pada
kebutuhan tubuh, ginjal mengeluarkan sekitar satu liter atau lebih air perhari. Sekitar 1½ liter (kurang
dari satu liter) air hilang setiap hari ketika menguap dari kulit dan dihembuskan melalui paru-paru.
Keringat berlebihan yang mungkin disebabkan oleh olahraga berat, cuaca panas, atau suhu tubuh yang
tinggi dapat meningkatkan jumlah air yang hilang melalui penguapan secara drastis. Biasanya, sedikit
air yang hilang dari saluran pencernaan. Namun, muntah yang berkepanjangan atau diare parah dapat
menyebabkan hilangnya satu galon atau lebih dalam sehari.
Biasanya, orang bisa minum cukup cairan untuk mengkompensasi kehilangan air berlebih. Namun,
orang yang mengalami muntah atau diare parah mungkin merasa terlalu sakit sehingga tidak dapat
minum cukup cairan untuk mengimbangi kehilangan air, dan dapat terjadi dehidrasi. Selain itu,
gangguan kesadaran, keterbatasan mobilitas, atau gangguan kesadaran dapat membuat orang tidak
merasakan rasa haus atau tidak dapat minum cukup cairan. Garam mineral (elektrolit), seperti natrium
dan kalium, dilarutkan dalam air di dalam tubuh. Keseimbangan air dan keseimbangan elektrolit saling
berkaitan erat. Tubuh bekerja untuk menjaga jumlah total air dan kadar elektrolit dalam darah tetap
konstan. Misalnya, ketika kadar natrium menjadi terlalu tinggi, timbul rasa haus, yang menyebabkan
peningkatan asupan cairan. Selain itu, vasopresin (disebut juga hormon antidiuretik), hormon yang
disekresi oleh kelenjar pituitari (kelenjar yang terletak di dasar otak) akan memberikan respons
terhadap dehidrasi yang menyebabkan ginjal mengeluarkan air (urine) lebih sedikit. Efek gabungannya
adalah peningkatan jumlah air dalam darah. Akibatnya, natrium menjadi encer dan keseimbangan
natrium dan air dipulihkan. Ketika kadar natrium menjadi terlalu rendah, ginjal mengeluarkan lebih
banyak air, sehingga menurunkan jumlah air dalam darah, sehingga mengembalikan keseimbangan.
6. Toksisitas
Sebagian besar nutrisi menampilkan toksisitas jika asupannya melebihi ambang kritis yang
mewakili tingkat asupan atas yang dapat ditoleransi. Untuk air, tidak ada ambang batas yang pernah
ditetapkan, dengan asumsi bahwa ginjal yang berfungsi menghilangkan kelebihan cairan. Namun,
dalam beberapa keadaan, asupan cairan besar-besaran memang dapat memicu toksisitas. Pada
penderita psikiatri, terutama mereka dengan skizofrenia, polidipsia (kelebihan asupan cairan) sering
terjadi dan dapat menyebabkan hiponatremia dilusional, suatu kondisi yang juga dikenal sebagai
7
keracunan air. Meskipun jenis hiponatremia ini biasanya dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk
mengeluarkan air karena gangguan ginjal dan / atau hormon antidiuretik, beberapa penderita dilaporkan
minum volume cairan yang begitu besar sehingga melebihi kemampuan ginjal untuk mengeluarkan air.
Hiponatremia semacam ini menyebabkan edema otak, menyebabkan gejala neurologis seperti mual,
muntah, delirium, ataksia, kejang, dan koma, yang pada gilirannya memperburuk gejala kejiwaan
pasien ini. Keracunan air dengan hiponatremia dapat muncul juga dalam banyak kondisi klinis lainnya
disertai dengan cacat primer pada ekskresi ginjal air bebas dan ekspansi cairan ekstraseluler
berikutnya, tetapi kasus-kasus ini tidak terkait dengan konsumsi cairan.
Kondisi keracunan air yang menarik adalah hiponatremia aktivitasonal yang terjadi pada beberapa
atlet selama peristiwa ultra-endurance yang (yang aktifitas olahraganya >3 jam). Jenis toksisitas air ini
dikaitkan dengan asupan cairan selama latihan yang melebihi kehilangan cairan melalui keringat, tanpa
penggantian natrium yang hilang secara bersamaan. Penurunan clearance air bebas dari ginjal, karena
redistribusi curah jantung ke otot aktif dan tempat tidur kapiler kulit, serta sekresi hormon antidiuretik
yang tidak tepat dapat berkontribusi pada toksisitas air semacam ini. Namun, tidak ada efek samping
yang dilaporkan sebagai akibat dari asupan cairan kronis yang tinggi, ketika asupan mendekati
kerugian.