Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN Unit GARNET
PEDOMAN Unit GARNET
TAHUN 2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan merupakan sumber daya kesehatan yang sangat
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai
jenis kegiatan dan jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam berinteraksi satu
sama lain.
Isu globalisasi mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar akan semakin didominasi oleh perusahaan
atau organisasi yang mampu memberikan pelayanan atau menghasilkan produk unggulan yang
memiliki daya saing tinggi dalam memanfaatkan peluang pasar. Kondisi tersebut berlaku pula bagi
industri jasa kesehatan khususnya rumah sakit.
Dampak globalisasi terhadap kegiatan pelayanan kesehatan di Indonesia semakin marak dan menjadi
semakin nyata dengan berdirinya rumah sakit pemodal asing. Jasa pelayanan kesehatan telah berubah
menjadi bentuk industri pelayanan kesehatan yang menimbulkan persaingan dalam memberikan jasa
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya.
Rumah Sakit Umum Avisena sebagai salah satu rumah sakit swasta yang berada di wilayah Cimahi
Selatan, memiliki pelayanan berbasis medis dan keperawatan. Sebagai fasilitas pelayanan publik,
orientasi Rumah Sakit Umum Avisena diarahkan kepada kepuasan konsumen dengan berusaha
memberikan pelayanan semaksimal mungkin bagi masyarakat.
Usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan melalui penyediaan tenaga-tenaga yang
profesional dan kompeten di bidangnya, peralatan yang memadai dan standar pelayanan yang tinggi.
Strategi pengembangan Rumah Sakit Umum Avisena diarahkan untuk dapat mengantisipasi tuntutan
kebutuhan masa kini dan tantangan masa depan yang harus dipenuhi.
Rumah Sakit Umum Avisena sebagai instansi pelayanan masyarakat diharapkan mampu
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan yang memadai.
Keuntungan baik dalam aspek sosial yang merupakan visi yang melekat dalam peran rumah sakit dan
keuntungan dalam aspek finansial agar Rumah Sakit Umum Avisena dapat terus bertahan dan
mengembangkan diri. Dalam usaha mencapai tujuan, Rumah Sakit Umum Avisena diharapkan dapat
mengaplikasikan manajemen strategis pada tahun 2018. Melaui manajemen strategis, diharapkan
Rumah Sakit Umum Avisena dapat menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
2
Manajemen strategis merupakan kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman tentang hakekat dan
implikasi dari perubahan eksternal, kemampuan untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam
menghadapi perubahan dan kemauan serta kemampuan untuk mengelola secara aktif momentum
organisasi. Adalah merupakan suatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untuk memahami
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Seorang manajer tidak hanya responsif terhadap
perubahan tetapi harus mampu menciptakan masa depan. Rumah Sakit Umum Avisena harus semakin
berusaha meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kesehatan yang diiringi dengan
pengembangan fasilitas-fasilitas pendukung. Untuk menentukan kegiatan atau program yang akan
dilakukan, diperlukan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang mencakup rencana
pengembangan serta dana yang diperlukan. Perencanaan yang sistematis merupakan langkah awal
untuk menetapkan tujuan dan sasaran yang diinginkan serta langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
Seiring dengan perubahan waktu dan pengelolaan rumah sakit awalnya dikelola oleh
Yayasan Avisena Mandiri Sejahtera dialihkan pengelolaannya kepada PT Avisena Mandiri
Sejahtera dan adanya tuntutan dari masyarakat agar rumah sakit memberikan pelayanan
kesehatan yang lebih.
Berangkat dari latar belakang tersebut PT Avisena Mandiri Sejahtera selaku pemilik Rumah
Sakit Umum Avisena berkeinginan untuk meningkatkan status menjadi Rumah Sakit Umum
Kelas D yang pengembangannya dilaksanakan secara bertahap. Dengan dikeluarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/0527/2015 mengenai Penetapan Kelas
Rumah Sakit Umum Avisena menjadi Rumah Sakit Kelas D tertanggal 2 Maret 2015 dan Surat
Izin Walikota Cimahi Nomor 503.37/002/1392/KPPT/2015 tentang Izin Operasional Tetap
Rumah Sakit Umum Kelas D tertanggal 23 Juni 2015, maka sejak tanggal dikeluarkannya izin
operasional tetap tersebut Rumah Sakit Umum Avisena dapat melayani kasus-kasus umum
dengan kapasitas 50 tempat tidur ditambah fasiltas-fasilitas pendukung pelayanan lainnya.
Pada tahun 2020 tipe Rumah Sakit Umum Avisena berubah menjadi Rumah Sakit Tipe
Kelas C berdasarkan Surat Izin Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Cimahi Nomor 503.43/001/0507/DPMPTSP/2020 tentang Izin Operasional Rumah Sakit Tipe C.
Rumah Sakit Umum Avisena berlantai tiga, berdiri di atas tanah seluas 2.164,9 m2 dengan
bangunan seluas 1.533,1 m2. Lantai satu digunakan untuk kebutuhan IGD, Rawat Jalan,
Hemodialisa, Rekam Medik, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Gizi dan Administrasi kantor.
Lantai dua digunakan untuk kebutuhan Ruang Kebidanan, Kamar Operasi, ICU, Logistik
Farmasi, IT, Kantor Keuangan, Rekam Medik dan Binatu. Lantai tiga digunakan untuk ruang
Rawat Inap. Total tempat tidur Rumah Sakit Umum Avisena saat ini adalah 106 tempat tidur
ditambah dengan fasilitas lain yang mendukung pelayanan.
4
Dengan motto “Melayani Dengan Sepenuh Hati”, kami senantiasa bekerja dengan sopan
santun, rendah hati, dan penuh tanggung jawab untuk kebaikan dunia dan akhirat. Sesuai dengan
visi dan misinya Rumah Sakit Umum Avisena mencoba menerapkan nilai-nilai keislaman dalam
aspek pelayanan serta manajemennya dengan harapan semua pasien yang berobat ke Rumah Sakit
Umum Avisena dapat sembuh dengan baik secara jasmani maupun rahani, tanpa membedakan
ras, agama maupun sosial ekonominya.
5
BAB III
C. TUJUAN
1. TUJUAN JANGKA PANJANG
a. Mengusahakan standar kualitas pelayanan yang bermutu kepada pasien sebagai
prioritas utama dan SDM yang bekerja di Rumah Sakit Umum Avisena.
b. Mengusahakan terbentuknya SDM yang unggul sebagai tenaga profesional yang
beriman dan bertaqwa.
c. Secara bertahap meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.
d. Menjadikan total quality management sebagai jiwa Rumah Sakit Umum Avisena
dalam meningkatkan kinerja dan kualitas secara berkesinambungan.
e. Ikut serta melaksanakan program pemerintah untuk meningkatkan mutu
kesehatan masyarakat.
6
2. TUJUAN JANGKA PENDEK
1) Memantapkan kesiapan semua instalasi di Rumah Sakit Umum Avisena dalam
menghadapi akreditasi.
2) Memperbaiki dan menyempurnakan mutu kualitas pelayanan kepada pasien,
baik pasien rawat jalan maupun rawat inap dengan memperbaiki prosedur
pelayanan. Melengkapi sarana pengobatan dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia.
3) Meningkatkan produktivitas karyawan Rumah Sakit Umum Avisena dengan
pelatihan untukmenlngkatkan keterampilan, pengetahuan serta menciptakan
suasana kerja yang harmonis dengan memperbaiki/menyempurnakan peraturan
ketenagakerjaan yang sudah ada.
a. Ringkas
b. Rapi
c. Resik
d. Rawat
e. Rajin
Janji Hati Rumah Sakit Umum Avisena dalam pelaksanaan dan pengamalan budaya kerja :
7
(A) Antusias dan berkarya adalah keseharian kami.
8
BAB IV
9
10
BAB V
RSU AVISENA
A. TUGAS POKOK
Instalasi Rawat Inap Garnet berada di bawah Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan.
Instalasi ini memiliki tugas pokok membantu Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan
dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pengelolaan urusan operasional pada Instalasi Rawat
Inap Berlian RSU Avisena.
A. Tujuan
a. Tujuan umum
1. Memberikan jasa pelayanan rawat inap yang optimal dan berkualitas
2. Terwujudnya suatu pelayanan yang sistematis, akurat efisian dan efktif
3. Meningkatkat mutu pelayanan dan sarana dan prasarana
b. Tujuan Khusus
1. Memudahkan di dalam pendelegasian tugas
2. Memudahkan pengontrolan kinerja di Instalasi Rawat Inap Garnet
3. Menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab di Instalasi Rawat Inap Garnet
4. Landasan hukum
Pedoman pengorganisasian di Instalasi Rawat Inap Garnet dibuat dengan merujuk
kepada peraturan perundang – undangan yang berlaku seperti :
1) Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
129/MENKES/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit ‘
2) Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1295/MENKES/PER/XII/2007 tentang organisasi dan tata kerja departemen
kesehatan RI.
3) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/
Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit dibedakan sesuai Dengan
Jenis Penyelenggaraan Pelayanan
11
B. FUNGSI
b. Pengorganisasin Sumber Daya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Instalasi Rawat
Inap Garnet
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam lingkup tugasnya.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Untuk mengetahui lebih detail struktur organisasi Instalasi Rawat Inap Garnet, berikut
dijabarkan dalam gambar di bawah ini.
12
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI RAWAT INAP GARNET
RSU AVISENA
DIREKTUR
Manager Ranap
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Prisinta A.Md.Kep. M. Ardian A.Md.Kep. Yudha A.Md.Kep. Rahma A.Md.Kep. Silva A.Md.Kep.
13
URAIAN JABATAN INSTALASI RAWAT INAP GARNET
RSU AVISENA
A. Nama Jabatan
Uraian Tugas
15
18. Mengumpulkan dan menganalisa data tantang pelaksanaan asuhan keperawatan,
ketenagaan dan peralatan untuk bahan informasi bagi pengembangan pelayanan
keperawatan
19. Mementau dan memberi rekomendasi pelaksanaan cuti tenaga perawatan yang ada di
instalasi
20. Menyusun tata tertib palayanan / asuhan keperawatan sesuai dengan peraturan dan tata
tertib rumah sakit RSU Avisena
21. Berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program lain yang diselenggarakan di RSU
Avisena.
22. Membuat laporan berkala dan laporan khusus bidang keperawatan dengan
menganalisa data pelaksanaan informasi, dokumen/laporan yang dibuat oleh Kasie/Ka
Instalasi untuk disampaikan kepada Wakil Direktur RSU Avisena.
23. Memberikan saran dan bantuan pertimbangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pelayanan keperawatan kepada Pelayanan Medik/Direktur RSU Avisena.
24. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Medik /Direktur rumah
sakit dalam rangka kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan
25. Membimbing tenaga keperawatan dalam hal pendayagunaan dan pemeliharaan alat.
1. Mengawasi mengendalikan dan menilai penerapan kebijakan pelayanan tata tertib dan
etika profesi keperawatan koordinasi dengan Kepala seksi perawatan, koordinator
ruangan.
16
d. Syarat Jabatan
Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung Jawab dan wewenang
dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di
ruang rawat.
Persyaratan Jabatan
Tanggung jawab
17
4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
5. Kebenaran & ketetapanlaporan berkala pelaksanaan pelayanan keperawatan
6. Kebenaran & ketetapan SAK/SPO pelayanan keperawatan
7. Kebenaran & ketetapan kebutuhan & Penggunaan alat
8. Kebenaran & ketepatan pelaksanaan program bimbingan siswa/mahasiswa institusi
pendidikan keperawatan Wewenang
9. Meminta informasi dan penghargaan kepada atasan
10. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan
11. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan
dan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat
12. Menanda tangani surat & dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala Ruangan
13. Menghadiri rapat berkala dengan kepala bidang Keperawatan/Kepala seksi/direktur
rumah untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan
Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanan meliputi :
a. Menyusun rencana kerja Koordinator Ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang
rawat bersangkutan
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
d. maupun kualifikasi untuk di ruang rawat,koordinasi dengan supervisor
keperawatan
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
a. Mengatur & mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawatnya.
18
g. Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti Kegiatan
ilmiah/penatarandengan koordinasi kepala instalasi/kepala bidang keperawatan.
h. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan
j. Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada
perubahan program pengobatan pasien.
k. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatanya di ruang rawat
19
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi:
a. Mengendalikan & menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan Tim Pengendalian Mutu Asuhan
Keperawatan
A. Perawat Pelaksana
Pengertian
20
2. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangannya.
Uraian Tugas
1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
3. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
4. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnose keperawatan, sesuai batas
kewenangannya.
5. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
6. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas
kemampuannya antara lain:
- Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
- Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyakitnya.
7. Melatih/ membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
8. Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain panas tinggi, kolaps, pendarahan,
keracunan, nafas & henti jantung) sesuai protap yang berlaku selanjutnya segera
melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/ dokter jaga.
9. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuan.
10. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan
hasil observasi tersebut, sesuai bats kemampuannya.
11. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dalam upayah
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
12. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal dinas
13. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat.
14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan antara lain melaui
pertemuan ilmiah dan penataran atas izin / persetujuan atasan
15. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan
benar sesuai standar asuhan keperawatan
16. Melaksnakan serah terima tugas kepada petugas pengganti kepada lisan maupun tertulis
pada saat pergantian dinas.
17. Memberikan penyuluhan keehatan kepada kepada paien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
a. Program diet
b. Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya.
c. Pentingnya pemeriksaan ulang di Rumah sakit, Puskesmas atau Institusi kesehatan
lainnya.
d. Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi atau bahan
pengganti sesuai dengan keadaan social ekonomi
21
e. Melatih pasien menggunakan alat abntu yang dibutuhkan seperti :
- Rollstoel
- Tongkat penyangga
- Protesa
18. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah misalnya.
- Merawat luka
- Melatih anggota gerak.
19. Menyiapkan pasien yang akan pulang.
20. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrasi, seperti :
- Surat ijin pulang
- Surat keterangan istirahat sakit.
- Petunjuk diet
- Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
(Kontrol)
22
BAB VI
Tata kerja Manager Rawat inap di dasarkan kepada Organisasi dan Tata Kerja Manager
Rawat Inap serta Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Avisena yang menjalankan
fungsi penyediaan, pemeliharaan, pengendalian, pemantauan dan penilaian terhadap SDM
Keperawatan dan standar pelayanan keperawatan
Secara operasional hubungan kerja dengan kepala unit. dan instalasi lain dalam
melaksanakan kegiatan di lingkungan keperawatan, dapat diselesaikan secara struktural atau
fungsional yang melibatkan seluruh unsur yang terkait.Untuk hal-hal yang berhubungan dengan
lintas sektor yang melibatkan bidang dan instalasi yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum
Avisena dapat diselesaikan melalui jalur koordinasi sesuai dengan kewenangannya
23
BAB VII
POLA KETENAGAAN
Salah satu perspektif dalam Balance Score Card adalah Sumber daya manusia yang
memegang peranan penting dalam pergerakan organisasi. SDM di RSU Avisena dikelola secara
terstruktur oleh Sub. Bagian Kepegawaian, Tim HC dan Komite Keperawatan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi manajemen SDM rekrutmen dan seleksi, penempatan, pengembangan
karir, penggajian dan pemberhentian pegawai.
A . Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM
Pasien yang berada di Garnet adalah pasien rawat inap dengan status ekonomi menengah ke
bawah. Pelayanan yang diberikan sama baik nya dengan ruangan rawat inap lainnya. Tenaga-
tenaga yang ada Garnet adalah tenaga yang dipilih dapat memberikan pelayanan dengan baik dan
memberikan kenyamanan bagi pasien.
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan
adalah sebagai berikut :
24
Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :
48 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,07 Jam/klien/hari
17 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,07 x 17 x 365 = 25254,35 = 12,52 orang ( 12 orang )
(365 – 77) x 7 2016
Untuk cadangan 20% menjadi 12 x 20% = 2 orang Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan
secara keseluruhan 12 + 2 = 14 orang /hari
A. Kualifikasi Staf
25
2. Kepala Unit Ruang Rawat Inap Dewasa
26
Shift III : 21.00-07.00
2. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap Garnet berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit
Rawat Inap saat ini berjumlah yang memegang tanggung jawab sebagai :
1. Kepala Unit Rawat Inap : 1 orang
2. Perawat PJ Ruangan : 4 orang
3. Perawat pelaksana : 5 orang
Tenaga kerja di unit Rawat Inap ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :
1. Kepala Unit : Senin s.d. Jumat dimulai pukul 08.00 – 16.00
Sabtu dimulai pukul 08.00 – 12.00
2. Perawat PJ Ruangan : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan
3. Perawat pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan
27
BAB VIII
STANDAR FASILITAS
28
Pelaporan dan pencatatan kematian pasien
>48 jam setelah masuk rawat inap
1 Tempat tidur 22
29
21 Suction 1
22 Emergency kit 1
23 Cool box 1
24 Troli alat 1
25 EKG 1
26 Alat Tulis Kantor
27 Accu chek 1
28 Komputer 1
29 Print label 1
30 Meja nurse station 3
31 Monitor set
BAB XI
TATA LAKSANA PELAYANAN
30
A. Penerimaan Pasien Rawat Inap
1. Pasien datang bersama perawat pengantar baik dari unit IGD maupun unit Poli
2. Operan pasien dilakukan di kamar pasien
3. Perawat rawat inap cuci tangan, sambut pasien, ucapkan salam, perkenalan diri,
antar dan bantu hingga pasien menempati tempat tidurnya dengan nyaman
4. Lakukan Identifikasi pasien dan cocokkan dengan gelang identitas pasien dan
nomor tempat tidur dengan tempat tidur/ kamar yang dipesan
5. Perhatikan kondisi pasien secara keseluruhan
6. Bila pasien menggunakan infus, letakkan infus pada tiang infus atur tetesannya
sesuai program dokter yang merawat.
7. Pastikan pasien sudah merasa nyaman dan beritahu saat perawat akan
meninggalkan pasien untuk melakukan serah terima
8. Lakukan serah terima dengan teliti antara perawat yang mengantar dengan perawat
yang menerima pasien
9. Baca dengan teliti dan jelas program dokter yang ditulis pada catatan dokter ,
tanyakan ke perawat pengantar tindakan atau pemeriksaan yang sudah dilakukan
sebelumnya dan yang direncanakan.
10. Tulis terapi yang sudah diberikan di UGD/ Poli pada daftar obat pasien rawat inap
dan diparaf oleh perawat yang memberikan/ mengantar
11. Setelah serah terima selesai, tuliskan terapi obat pada daftar obat sesuai dengan
instruksi dokter.
12. Hubungi bagian gizi untuk memesan makan pasien sesuai dengan dietnya dan
buatkan form pemesanan diet, berikan ke petugas gizi
13. Lakukan pengkajian rawat inap, observasi tanda-tanda vital dan orientasi pasien
baru
14. Beri kesempatan kepada pasien atau keluarganya untuk bertanya sebelum perawat
meninggalkan pasien.
15. Apabila semua sudah selesai tinggalkan ruangan dengan mengucap salam kepada
pasien
16. Perawat cuci tangan, hubungi dokter jaga ruangan memberitahu ada pasien baru
bila perlu
17. Lakukan pengisian BRM secara lengkap
31
Pengontrolan rutin pasien oleh perawat dilakukan minimal 3 kali dalam satu shift
diluar pengontrolan infus dan pemberian obat
Kunjungan DPJP satu kali sehari. Apabila DPJP tidak dapat visit, akan digantikan
sementara oleh dokter dengan kompetensi yang sama atau dokter jaga Rawat inap
Pada hari ke tiga perawatan pasien sudah harus ditegakkan diagnosa pasti. Pada
hari kelima perawatan sudah harus ada perkembangan dan tindak lanjut apakah
pasien sudah layak dipulangkan/ rujuk/ tetap dirawat. apabila target yang
diharapkan tidak sesuai, maka pj shift koordinasi dengan kepala Unit Rawat Inap
untuk berkomunikasi denga DPJP
Apabila ada keluhan pasien di luar visit DPJP, akan ditangani oleh dokter jaga
ruangan
Jam kunjung pasien pukul :
12.00 – 13.00
17.00 – 18.00
Pengunjung Anak dibawah 12 tahun tidak diperkenankan masuk ruang perawatan
Pasien baru di wajibkan untuk Ro torax terlebih dahulu sblm masuk ruan rawat
inap
Pasien dengan hasil Ro thorax Pneumonia akan di lakukan pemeriksaan swab PCR
C. Pemulangan Pasien Rawat Inap
1. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang oleh DPJP perawat meminta DPJP untuk :
membuat resume medis, resep pulang obat, pengisian assuransi bila ada, dan
tanyakan waktu kontrol pasien kembali
2. Bila pasien minta pulang sebelum DPJP mengijinkan , pasien / keluarga pasien
menandatangani surat pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri
3. Beritahukan dokter spesialis lain / konsulen bila pasien dirawat oleh lebih dari satu
dokter
4. Pastikan memberikan edukasi ke pasien atau keluarga tentang perawatan dirumah
5. Bila pasien / keluarga sudah menyatakan siap, perawat melakukan persiapan :
resep pulang, obat/cairan infus yang di retur, laporan pemakaian alkes, sisa obat
pasien, penisian biling tindakan dan surat ijin pulang dari DPJP atau dokter jaga
yang memberikan wewenang ,lalu antarkan berkas tersebut ke unit yang
bersangkutan yaitu unit Biling
6. Untuk pasien yang masih membutuhkan perawatan lanjutan di rumah , pastikan
juga keluarga sudah mempersiapkan yang baik seperti peralatan dan berikan
edukasi sesuai kebutuhan
7. Lakukan skreening transportasi untuk pulang apakah bisa melakukan kendaraan
pribadi atau harus menggunakan ambulance
32
8. Setelah persiapan pasien selesai, tanyakan ke unit biling apakah pasien sudah bisa
menyelesaikan administrasi
9. Tuliskan semua persiapan pulang pada surat control pulang dengan lengkap dan
jelas : obat yang dilanjutkan, diet perawatan dirumah , hasil, pemeriksaan bila ada
dan lain - lain
10. Bila dari unit biling sudah siap anjurkan kelurga pasien untuk menyelesaikan
administrasi unit biling
11. Setelah ada bukti pelunasan, lakukan identifikasi pasien kemudian serah terima
obat pulang dll sesuai dengan persiapan yang sudah dituliskan di formulir
persiapan pulang.
12. Lakukan tanda tangan dan tulisakan nama jelas perawat yang melakukan serah
terima dengan pasien / keluarga yang menerima
13. Berikan survey kepuasan kepada pasien / kelurga untuk di isi
14. Lakukan penguntingan gelang identitas pasien sebelum pasien pulang
15. Tanyakan apakah pasien ada keluhan, kemudian antar pasien sampai ke kendaraan
yang di gunakan bila diperlukan
16. Beritahu ke bagian pendaftaran kapan pasien kontrol kembali untuk di daftarkan
17. Lakukan dokumentasi
18. Lapor unit gizi terkait kepulangan pasien
19. Dan lapor petugas kebersihan untuk kebersihan ruangan
D. Rujukan Pasien Rawat Inap
1. Setelah pasien dilakukan pemeriksaan dan evaluasi, rencana tindakan yang akan
dilakukan maka dokter jaga berhak untuk menentukan apakah pasien tersebut perlu
dirujuk atau terlebih dahulu konsultasi ke dokter DPJP
2. Membuat surat rujukan dengan melengkapi keterangan terapi yang telah dilakukan
3. Perawat memberitahukan ke keluarga pasien rumah sakit yang fasilitasnya sesuai
dengan kebutuhan pasien
4. Hubungi RS yang akan dituju melalui sisrute/Telp/WA RS yg dituju beritahukan
diagnosa medis pasien, keadaanumum, kesadaran, ruangan / alat yang dibutuhkan
5. Sampaikan ke keluarga pasien tentang prosedur rumah sakit rujukan
6. Perawat segera memberi tahu petugas transportasi untuk menyiapkan ambulance
7. Perhatikan kondisi pasien selama menunggu proses administrasi
8. Laporkan perubahan / perkembangan kondisi selama pasien menunggu proses
rujukan
9. kepala ruangan menunjukan minimal satu orang perawat sebagai pendamping
pasien : dalam keadaan tertentu pendamping pasien
10. Perawat yang bersangkutan mempersiapkan peralatan dan obat - obatan yang
diperlukan selama dalam perjalanan atas seijin dokter yang merujuk atau dokter
jaga
33
11. Hubungi RS rujukan apakah kamar dan dokter yang di butuhkan pasien sudah ada,
dan apakah keluarga pasien sudah melakukan persetujuan di Rumah Sakit rujukan
12. Bila sudah, tanyakan apakah pasien sudah bisa diantar dan diberitahukan kondisi
terakhir saat pasien akan berangkat
13. Perawat memastikan penanggung jawab pasien telah menyelesaikan administrasi di
rumah sakit umum avisena
14. Setelah proses administrasi selesai pasien boleh diantar rujuk
15. Apabila pasien menolak untuk dirujuk dibuatkan surat pernyataan menolak untuk
dirujuk
16. Membuat laporan berkala pasien yang dirujuk setiap bulan dan dievaluasi
E. Transportasi pasien rawat Inap
Pasien yang dirujuk ke RS lain harus sesuai dengan SPO pasien rujuk
Pasien yang akan dirujuk untuk pemeriksaan penunjang karena fasilitas
pemeriksaan yang tidak ada
Pemindahan pasien antar ruangan sesuai SPO pemindahan pasien
Pasien yang diantar dari UGD ke rawat inap harus sudah dapat dipastikan bahwa
kondisi pasien/ hemodinamik sudah stabil
34
BAB X
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien ( pastient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakiot terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dlam pelayanan Instalasi Rawat
Inap
2. Terdapat petugas Instalasi Rawat Inapyang memahami mengenai keselamatan
pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidka diharapkan (KTD).
4. Setiap pasien yang masuk melalui Instalasi Rawat Inapharus mendapat penilaian
langsung oleh dokter jaga, untuk menyatakan kondisi kedaruratannya.
5. Pasien yang mengalami kondisi yang darurat, yaitu mengancam keselamatan
pasien, harus ditatalaksana dengan lengkap di Instalasi Rawat Inap.
6. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas
7. Segala bentuk pemindahan pasien, baik ke ruang perawatan atau kamar operasi
harus sudah teridentifikasi dengan baik, dan diketahui oleh kepala perawat jaga
saat itu.
8. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
9. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
35
10. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
36
BAB XI
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas
karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU Avisena
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
37
Kewaspadaan standar karyawan / petugas Instalasi Rawat Inap dalam
menghadapi penderita dengan dugaan Pnemonia/covid19 adalah :
Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama + 5
menit, yaitu dengan menyikat seluruh telapak tangan maupun punggung tangan.
Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memriksa penderita.
Memakai masker N95 atau minimal masker medis
Menggunkan pelindung wajah / kacamata goggle
Menggunakan apron
Menggunakan sarung tangan
Menggunakan pelindung kaki.
Hepatitis B/ C( sesuai prinsip pencegahan infeksi)
TBC
38
BAB XII
PENGENDALIAN MUTU
A. PENGERTIAN
1. Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu
proses tertentu
2. Mutu
Philip B. Crosby berpendapat bahwa :
1.1 Mutu adalah derajat dipenuhinya persyaratan yang ditentukan
1.2 Mutu adalah kesesuaian terhadap kebutuhan, bila mutu rendah merupakan
hasil dari ketidaksesuaian.
1.3 Suatu sistem yang berorientasi pada pada peningkatan mutu akan dapat
mencegah kesalahan dalam penilaian.
1.4 Kata kunci mutu: kerjakan sesuatu dengan benarsejak awal dan kerjakan
tugasyang benar dengan baik.
1.5 Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan
( american society for quqlity control ) .
3. Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi.
4. Indikator mutu pelayanan kesehatan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien
atau keluaran dari layanan kesehatan. Indikator dibuat untuk memantau bagian
kritis dari layanan kesehatan.
B. TUJUAN
1. Terukurnya mutu pelayanan di unit Garnet
2. Meningkatnya pelayanan yang dilaksanakan di unit Garnet
3. Mempertahankan capaian yang telah mencapai target
4. Meningkatkan capaian yang belum mencapai target.
39
C. PELAKSANAAN INDIKATOR MUTU
Indikator Mutu yang dilaksanakan di unit Garnet adalah :
Indicator Mutu
40