You are on page 1of 7

Nama : Davin Elian Qariru

NIM : 22/494170/FA/13426
Kelas : A-2022
Golongan/kelompok : 1/5
Tanggal Praktikum : 6 Maret 2023
A. Nama Sediaan
Emulsi
B. Tinjauan Pustaka
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi
dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air.
Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau
bahan seperti minyak merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi air dalam
minyak (Anonim, 2014).
Sediaan emulsi disusun oleh banyak bahan. Emulsi dapat distabilkan dengan
penambahan bahan pengemulsi (surfaktan) yang mencegah koalesensi atau penyatuan
tetes kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang
memisah. Surfaktan akan menempati antarpermukaan antara tetesan dan fase
eksternal sehingga terbentuk batas fisik di sekeliling partikel yang akan berkoalesensi.
Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan antara fase, sehingga
meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran (Anonim, 2014). Kemudian,
diperlukan emulgator untuk menjaga supaya emulsi tidak pecah dan terpisah.
Emulgator harus dapat dicampurkan dengan bahan formulative lainnya. Salah satu
emulgator dalam pembuatan emulsi adalah golongan derivat selulosa
(Purwatiningrum, 2014). Selain itu, semua emulsi memerlukan bahan antimikroba
karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme sehingga pada emulsi
minyak dalam air kontaminasi fase eksternal mudah terjadi (Anonim, 2014).
Berdasarkan tipenya emulsi dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Oil in water (o/w)
Fase minyak terdispersi sebagai tetesan dalam keseluruhan fase luar air
(Winarno, 1997).
2. Water in oil (w/o)
Fase air terdispersi sebagai tetesan dalam fase luar minyak (Winarno, 1997).
3. Oil in water in oil (o/w/o)
Tetesan minyak yang terdispersi dalam tetesan air yang kemudian terdispersi
dalam fasa minyak kontinyu (Attama et al., 2016).
4. Water in oil in water (w/o/w)
Fase air terdispersi dalam fase air yang mengandung polimer kemudian
membentuk emulsi air dalam minyak (w/o). Emulsi yang terbentuk kemudian
ditambahkan ke fasa berair kedua (mengandung surfaktan) dan diaduk terus
menerus untuk membentuk emulsi (Attama et al., 2016).
Keuntungan dalam bentuk emulsi (Sinala, 2016), yaitu:
1. Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak
menyenangkan tapi dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila
diformulasikan menjadi emulsi.
2. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut
diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
3. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila diinginkan.
4. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran
(greasiness) dari emulsi kosmetik maupun emulsi dermal.
5. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena
akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi.
6. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emolien yang lebih besar daripada
jika dibandingkan dengan sediaan lain.
kerugian emulsi adalah memiliki waktu simpan yang pendek, kurang stabil
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, dan dapat terjadi cracking, flocculation,
dan creaming selama masa penyimpanan (Kale & Sharada, 2017).
C. Nama dan Isi Formula yang Akan Dibuat
Emulsum Olei Iecoris Aselli Compositum
R/ : Recipe (ambilah)
Gtt : Guttae (tetes)
S.t.d.d.Cth. 1 : Signa ter de die cochlear theae 1 (tandai 3x sehari 1 sendok teh)
Pro : Pro (untuk)
D. Formula Standar

R/ : Recipe (ambilah)
E. Fungsi Setiap Bahan
a. Oleum Iecoris Aselli
• Pemerian: cairan berwarna kuning pucat, agak manis, bau dan rasa khas
• Kelarutan: larut dalam kloroform
• Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
• Kegunaan: sumber vitamin A dan D
• Stabilitas: stabil dalam suhu kamar dan kelembaban rendah
• Inkompatibilitas: dengan etanol 95 %
(Anonim, 1979)
b. Pulvis Gummi Arabicum
• Pemerian: Serbuk hablur putih, rasa tawar
• Kelarutan: larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol 95%
• Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat & baik
• Kegunaan: sebagai emulgator
• Stabilitas: stabil di udara
• Inkompatibilitas: dengan etanol, kandungan asam
(Anonim, 1979)
c. Glycerol
• Pemerian: cairan seperti sirup, jernih, tidak berbau, manis
• Kelarutan: larut dalam air, etanol 95%, lemak
• Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
• Kegunaan: sebagai zat tambahan (stabilitator), meningkatkan viskositas
• Stabilitas: stabil dalam udara
• Inkompatibilitas: dalam volatile oil
(Anonim, 1979)
d. Aquae
• Pemerian: cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
• Kelarutan: dengan semua jenis larutan
• Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
• Kegunaan: sebagai pelarut, pembentuk korpus luteum
• Stabilitas: stabil dalam suhu ruang dan kamar
• Inkompatibilitas: dalam minyak
(Anonim, 2014)
e. Oleum Cinnamoni
• Pemerian: cairan warna kuning-merah kecoklatan, bau dan rasa khas
• Kelarutan: larut dalam etanol 95%
• Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
• Kegunaan: Corrigen odoris
(Anonim, 1979)
F. Khasiat dari Bentuk Sediaan dengan Kombinasi Bahan yang Tertera dalam Formula
Emulsum Olei Iecoris Aselli Compositum dapat digunakan untuk menambah
nafsu makan.
G. Perhitungan Penimbangan Bahan-Bahan
Pembuatan korpus emulsa = PGA : aquadest : oleum iecoris
2 : 1,5 : 2 gram
7,5 : 11,25 : 15 gram
1. Oleum iecoris
Massa jenis = 0,93 gr/mL
25
mL Oleum iecoris aselli = 0,93 = 26,88 mL
2
Korpus emulsa = 3 × 26,88 = 17,92 mL

Sisa yang ditambahkan = 26,88-17,92 = 8,96 mL


2. PGA = 7,5 gram
3. Aquadest = 18,75 mL
Pembuatan korpus emulsa = 11,25 mL
Sisa aquadest = 18,75 – 11,25 = 7,5 mL
4. Gliserol
Massa jenis = 1,26 gr/mL
2,5
mL gliserol = 1,26 = 1,98 mL

5. Oleum Cinnamomi
2 tetes
H. Seluruh Peralatan yang Dibutuhkan untuk Meracik
1. Mortir dan stamper
2. Neraca lengan
3. Anak timbang
4. Serbet dan tisu
5. Corong
6. Kertas timbang
7. Pipet tetes
8. Sudip
9. Gelas ukur
10. Botol
I. Cara Kerja
Ditimbang bahan-bahan

Ditambahkan PGA dan Oleum Iecoris Aselli 2/3 bagian, diaduk homogen

Ditambahkan aqua 1,5 kali bobot PGA sedikit demi sedikit sambil diaduk kuat
dengan gerakan dari luar ke dalam hingga terbentuk korpus emulsi berwarna putih.

Ditambahkan gliserol, aduk homogen.

Ditambahkan sisa aqua dan oleum Iecoris Aselli bergantian, aduk homogen.

Dimasukkan ke dalam botol, teteskan oleum cinnamomi.

Botol ditutup dan diberi etiket.
J. Etiket
Apotek
Farsmasetika
Sekip Utara, Yogyakarta
No: 13 Tgl: 6 Maret 2023
Nama pasien: Dani
Obat: Emulsum Olei Iecoris Aselli Compositum
Aturan pakai: 3 x sehari 1 sendok teh (5 mL)
Sesudah makan
Peringatan Simpan di Kadaluarsa Apoteker
Tempat sejuk
dalam wadah
Kocok dahulu
tertutup rapat serta 20 Maret 2023
sebelum minum Davin Elian Qariru
terhindar dari
sinar matahari
K. Wadah Akhir
Sediaan emulsi dikemas dalam botol dan memiliki etiket putih yang ditutup rapat
serta disimpan pada suhu kamar, sejuk, kering, dan tidak terkena sinar matahari secara
langsung.
L. Referensi
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Repupblik Indonesia.
Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan
Repupblik Indonesia.
Attama, A.A., J, N.R.O., E, M.U. & E, B.O. 2016. Nanomedicined for the Eye:
Current Status and Future Development. 1st ed. United States: Academia Press.
Kale, S.N. & Sharada, L.D. 2017. Emulsion Micro Emulsion and Nano Emulsion. A
Review. Sys Rev Pharm, 8(1):39-47.
Purwatiningrum, H. 2014. Formulasi dan Uji Sifat Fisik Emulsi Minyak Jarak (Oleum
ricini) dengan Perbedaan Emulgator Derivat Selulosa. Parapemikir: Jurnal
Ilmiah Farmasi, 3(1):1-4.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

You might also like