Professional Documents
Culture Documents
Perda No 2 Penyelenggaraan Jalan Khusus Setelah Pembahasan Edit - Kum - Nomor
Perda No 2 Penyelenggaraan Jalan Khusus Setelah Pembahasan Edit - Kum - Nomor
TENTANG
PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS
dan
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
BAB II
PENGGUNAAN JALAN
Pasal 6
Pasal 7
BAB III
JALAN KHUSUS
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
Pasal 9
(1) Suatu ruas Jalan Khusus apabila digunakan untuk lalu lintas
Umum, sepanjang tidak merugikan kepentingan
Penyelenggara Jalan Khusus dibangun sesuai dengan
persyaratan Jalan Umum.
(2) Jalan Khusus dapat digunakan untuk lalu lintas Umum
sepanjang tidak merugikan kepentingan Penyelenggara Jalan
Khusus berdasarkan persetujuan dari Penyelenggara Jalan
Khusus.
Bagian Kedua
Kategori Jalan Khusus
Pasal 11
Pasal 12
BAB IV
PEMBANGUNAN JALAN KHUSUS
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 13
Bagian Kedua
Penyusunan Program dan Anggaran
Pasal 14
Bagian Ketiga
Perencanaan Teknis Jalan Khusus
Pasal 15
Bagian Keempat
Pelaksanaan Konstruksi Jalan Khusus
Pasal 16
Pasal 17
Bagian Kelima
Pengoperasional Jalan Khusus
Pasal 18
Bagian Keenam
Preservasi Jalan
Pasal 19
(1) Penyelenggara Jalan Khusus wajib melaksanakan Preservasi
Jalan Khusus.
(2) Tujuan preservasi jalan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) untuk mempertahankan kondisi Jalan Khusus;
(3) Kegiatan Preservasi Jalan Khusus melalui:
a. kegiatan penanganan Jalan, berupa pencegahan,
perawatan dan perbaikan yang diperlukan untuk
mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara
optimal melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang
ditetapkan dapat tercapai;
b. pelaksanaan Preservasi Jalan Khusus wajib
memperhatikan keselamatan pengguna Jalan dan
kelancaran lalu lintas dengan penempatan rambu lalu
lintas secara jelas, aman, dan stabil;
Pasal 20
Bagian Ketujuh
Perubahan Jalan Khusus Menjadi Jalan Umum
Pasal 21
BAB V
PERIZINAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Bagian Kedua
lzin Penggunaan Jalan Umum untuk kepentingan Jalan Khusus
dalam Keadaan Tertentu
Pasal 25
Pasal 26
Bagian Keempat
Persyaratan Permohonan Izin Penggunaan Jalan Umum untuk
kepentingan Jalan Khusus dalam Keadaan Tertentu
Pasal 27
Pasal 28
BAB VI
HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNGJAWAB
PENYELENGGARA JALAN KHUSUS
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 29
Bagian Kedua
Kewajiban dan Tanggung Jawab Penyelenggara
Jalan Khusus
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
BAB VIII
PERAN SERTA MASYARKAT DAN DUNIA USAHA
Pasal 34
BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 35
Pasal 37
Pasal 38
BAB X
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 39
BAB XI
PENYIDIKAN
Pasal 41
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 42
BAB XIII
KETENTUAN PERARILAHAN
Pasal 43
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
Pasal 46
Ditetapkan di Batulicin
pada tanggal 20 April 2022
BUPATI TANAH BUMBU,
ttd
H. M. ZAIRULLAH AZHAR
Diundangkan di Batulicin
pada tanggal 20 April 2022
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU,
ttd
H. AMBO SAKKA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2022 NOMOR 2
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU
NOMOR 2 TAHUN 2022
TENTANG
PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS
I. UMUM
Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan “asas kemanfaatan” adalah asas yang
melandasi Penyelenggaraan Jalan untuk dapat memberikan
nilai tambah sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “asas keselamatan” ada.lah asas yang
melandasi Penyelenggaraan Jalan untuk menciptakan
keselamatan pengguna Jalan dalam berlalu lintas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “asas keamanan dan kenyamanan”
adalah asas yang melandasi Penyelenggaraan Jalan untuk
memperhatikan masalah keamanan Jalan sesuai dengan
persyaratan keteknikan Jalan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “asas persatuan dan kesatuan” adalah
asas yang melandasi Penyelenggaraan Jalan untuk
mempersatukan dan menghubungkan seluruh wilayah
Indonesia.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “asas efisiensi dan efektivitas” adalah
asas yang melandasi Penyelenggaraan Jalan untuk
memperhatikan cara yang tepat, hemat energi, hemat waktu,
hemat tenaga, dan rasio dari manfaat setinggi-tingginya dengan
biaya yang dikeluarkan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah asas yang
melandasi Penyelenggaraan Jalan dapat dimanfaatkan oleh
seluruh rakyat dengan memberikan perlakuan yang sama
terhadap seliap orang secara proporsional.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “asas keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan” adalah asas yang melandasi Penyelenggaraan
Jalan untuk mewujudkan keserasian antara struktur ruang
dan pola ruang, keterpaduan antarsektor, keseimbangan
pertumbuhan dan perkembangan antardaerah, serta
memperhatikan dampak penting terhadap lingkungan.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “asas keterpaduan” adalah asas yang
melandasi Penyelenggaraan Jalan pada suatu wilayah yang
dimulai dari gagasan pembangunan tahap program,
perencanaan, pembangunan, operasi, dan preservasi harus
dilakukan secara terpadu.
Huruf i
Yang dimaksud dengan “asas kebersamaan dan Kemitraan”
adalah asas yang melandasi Penyelenggaraan Jalan yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dengan melibatkan peran serta pemangku kepentingan agar
memenuhi prinsip saling memerlukan, memercayai,
memperkuat, dan menguntungkan yang dilakukan, baik
langsung maupun tidak langsung.
Huruf j
Yang dimaksud dengan uasas berkelanjutan" adalah asas yang
melandasi Penyelenggaraan Jalan yang dilaksanakan secara
konsisten dan berkesinambungan dengan cara pemanfaatan
sumber daya yang menjamin peningkatan kesejahteraan
masyarakat untuk masa kini dan masa depan dengan
memperhatikan efisiensi khususnya pembangunan material
dan sumber daya alam yang tidak terbarukan, keselamatan,
dan keamanan penggu.na Jalan, mobilitas, pembatasan emisi,
dan ekosistem.
Huruf k
Yang dimaksud dengan “asas transparansi dan akuntabilitas”
adalah asas yang melandasi Penyelenggaraan Jalan yang setiap
proses dan tahapannya bisa diketahui masyarakat dan
pelaksanaannya bisa dipertanggungjawabkan.
Huruf I
Yang dimaksud dengan "asas partisipatil" adalah asas yang
melandasi Penyelenggaraan Jalan yang melibatkan partisipasi
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam setiap tahapan Penyelenggaraan Jalan, mulai dari
pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup Jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 20
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud “perkerasan jalan” adalah pekerjaan
pemeliharaan pekerasan jalan dimaksudkan untuk
mempertahankan kondisi pelayanan mantap dilakukan
sepanjang tahun;
Huruf b
Yang dimaksud “bahu jalan dan drainase” adalah
pekerjaan pemeliharaan bahu jalan bertujuan untuk
memelihara atau memperbaiki permukaan bahu jalan
eksisting sehingga kemiringannya tetap konsisten sesuai
dengan ketentuan sebagaimana yang disyaratkan.
Pekerjaan pemeliharaan drainase jalan yang bertujuan
agar sistem drainase jalan eksisting berfungsi dengan
baik dan lancar pada lokasi yang termasuk dalam
cakupan pekerjaan drainase.
Huruf c
Yang dimaksud “Perlengkapan Jalan” adalah pekerjaan
pemeliharaan perlengkapan jalan bertujuan supaya
perlengkapan jalan eksisting dapat dibaca dengan jelas
oleh pengguna jalan atau reflektifitas rambu terjaga dan
berfungsi dengan baik;
Huruf d
Yang dimaksud “Jembatan” adalah Pekerjaan
pemeliharaan jembatan untuk mempertahankan kondisi
jembatan tetap mantap dan menjamin agar penurunan
kondisi jembatan dapat dikembalikan pada kondisi
kemantapan sesuai kinerja yang disyaratkan.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Yang dimaksud dengan kebijakan daerah adalah mengenai izin
Penyelenggaraan Jalan Khusus yang telah ada tetap berlaku dan
menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.