Professional Documents
Culture Documents
Dialog PKN Genap
Dialog PKN Genap
Belum genap 1 jam berlangsung, sidang perdana Setya Novanto diskors untuk pemeriksaan kesehatan di pengadilan.
Selama ‘babak pertama’ sidang, ada sejumlah dialog dalam sidang antara hakim, jaksa, penasihat hukum, saksi, dan
terdakwa. Berikut ini selengkapnya seperti dilihat di Pengadilan Tipikor, JI Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu
(13/12/2017). Dialog berawal dari Ketua majelis hakim, Yanto, yang bertanya kepada Novanto soal namanya. Setelah
tiga kali hakim bertanya, namun tidak ada jawaban dari setyo novanto
Hakim ketua (sanah): sidang perkara pidana atas nama setya novanto kami buka dan terbuka untuk umum
Hakim ketua (sanah): Apakah Saudara Terdakwa bisa mendengarkan pertanyaan saya?
Novanto (doni):...
Hakim ketua (sanah): Apakah terlebih dahulu diperiksa dokter sebelum ke sini?
Penuntut umum 1(alan) : Sebelum ke persidangan ini sudah diperiksakan oleh dokter karena benar tadi pagi
terdakwa mengeluh sakit tapi setelah dicek sakit terdakwa bisa menghadiri persidangan dengan tekanan darah
110/80 dan nadi kuat. Dan kondisi kesehatannya pada pagi hari ini kami bawa dokter yang memeriksa terdakwa tadi
pagi dan 3 dokter yang eksaminasi sehari sebelumnya yang masih terkait dengan pemeriksaan hari ini.
Hakim ketua (Sanah) : penuntut umum silahkan panggilan dr yng memeriksa setyo novanto
Penuntut umum 2(eka) : baik yang mulia, silahkan dr yohanes memasuki ruang persidangan
Dr Yohanes (rifky): Betul, saya memeriksa seitar pukul 08.00 wib, sebelum pergi ke pengadilan
Hakim ketua (sanah): Waktu, itu ada komunikasi, menjawab dengan lancar?
Hakim ketua (sanah) : saudara penuntut umum, apakah ada dokter lain yang memeriksa?
Penuntut umum (andita): iya yang mulia, Kami juga sudah berkonsultasi selain dr Jo, dokter RSCM kondisi terdakwa
dalam keadaan sehat dan layak sidang. Keluhannya tadi yang bersangkutan itu diare 20 kali namun dari laporan
pengawal di rutan, sepanjang malam hanya 2x ke toilet, yaitu pukul 23.00 dan 02.30. Jadi hanya 2 kali dan tidur dari
pukul 8 malam dan sampai tadi pagi, jadi kami minta sidang tetap dilanjutkan.
Hakim ketua (sanah): Jadi Saudara Penasihat Hukum, hasil dokter sudah jelasn Tapi terdakwa tidak jawab pertanyaan
saya, apakah ini memang tidak Sebenarnya mendengarkan atau bagaimana?
pengacara Novanto ( salim): Kalau menurut kami, soal pemeriksaan dokter ini dari beberapa waktu lalu ada
perbedaan antara dokter beliau sebelum ditahan dan dokter RSCM mengatakan bisa ditahan agar tidak terus-
menerus polemik. Menurut pendapat kami, sangat patut dan layak minta diperiksa oleh RS yang lain agar diperiksa di
RSPAD. Tapi kami tidak mendapat reaksi atas permohonan kami, karena kami anggap kesehatan terdakwa
menentukan apakah dapat dilakukan persidangan.
Penuntut umum (amel): izin yang mulia, Terdakwa punya dokter pribadi dan KPK juga minta second opinion IDI dan
sudah tunjuk dokter-dokter profesional yang lakukan eksaminasi ke terdakwa 3 dokter dalam IDI dan salah satunya
berpraktik di RSCM dan hadir dan bisa mendengar mengenai kondisi kesehatan terdakwa.
Kepada dokter RMSC silahkan memasuki persidangan
Hakim ketua (sanah): Tadi pagi jam 8 terdakwa diperiksa dokter sehat, tapi kemudian sekarang jam setengah 11
terdakwa ditanya majelis hakim tentang identitas ternyata tidak ada reaksi, dalam ilmu kesehatan dimungkinkan
tidak dalam waktu 5-6 jam berubah drastis?
Dr EM Yunir dari RSCM (calvin): Kami sudah dilaporkan KPK bahwa kondisi bagus, gula darah bagus, nadi bagus, dan
bisa berkomunikasi. Kami sepakat bahwa beliau ini layak untuk bisa hadir di sini, dan pemeriksaan harus kompleks
karena bisa saja dan tidak bisa jalan, itu pertama. Ada kelemahan di sebelah kanan Kedua, kondisi psikisnya itu bisa
mempengaruhi saya dari saraf kalau dia tidak bisa berbicara bisa saja sesuatu di otaknya mestinya nggak bisa jalan,
tapi ini bisa jalan ke sini.
Hakim ketua (sanah): Sudah jelas bisa perubahan drastis tapi diikuti tidak bisa jalan?
Hakim kembali bertanya perihal identitas kepada Novanto. Namun lagi- lagi tak ada jawaban,
Penuntut umum (alan):izin yang mulia, Kami yakin terdakwa bisa, meyakini sehat dari pernytaan disidang dokter
Yohanes dan dokter spesialis kami dan pemeriksaan akhir 08.50 Kemudian bagi kami penuntut umum, menunjukkan
kebohongan oleh setya novanto
Pengacara novanto (salim) :”yang mulia kami keberatan atas keputusan penuntut umum, saya kira ini persoalan
orang sakit, bukan kita yang bisa menentukannya, mohon yang mulia supaya diberi kesemptan untuk diperiksa
terlebih dahulu
Sidang kemudian diskors karena Novanto minta izin ke toilet. Sidang Diskors selam sekitar 10 menit.
Novanto (doni): Saya 4-5 hari ini sakit, diare. Saya minta obat tidak dikasih sama dokter, saksinya ada.
Hakim (bayu): Terdakwa sakit, tapi tidak dikasih obat sama dokter.
Penuntut umum (tiara): Keluhannya batuk dan dikasih obat sama dokter, terdakwa mengeluh dan laporan pengawal
hanya 2 kali ke toilet, jam 08.00 WIB dan 02.30 WIB pagi.
Hakim (bayu): Tempat lahir Bandung?, 62 tahun? Tanggal lahir 12 November 1955 benar?
Hakim (bayu): Tempat tinggal Jalan Wijaya VIII, Melawai, Kebayoran Baru, kanan?
Hakim (bayu): Agamanya Islam? Pekerjaan? Ketua DPR atau mantan Ketua Fraksi Partai Golkar?
Hakim (bayu): Saudara Penuntut Umum, waktu sarapan pagi tadi apakah terdakwa bisa makan ?
Penuntut umum (eka): Tadi berkomunikasi dengan dokter yang memeriksa, terdakwa makan disaksikan penasihat
hukum.
Hakim (bayu): Apakah pemeriksaan Saudara bisa dilanjutkan? Pelan-pelan nanti kalau capek, sakit, kita skors, kita
istirahat. Mendengar suara saya?
(hening)
Pengacara novanto (faiz): Yang Mulia, tadi para dokter ahli menyatakan terdakwa cukup sehat, tapi faktanya…. Kami
serahkan ke majelis, karena majelis yang berwenang menentukan jalannya persidangan.
Hakim (bayu): Bagaimana Saudara Terdakwa, apakah sepakat dengan pernyataan penasihat hukum tadi?
Hakim (bayu): Jadi Saudara Penuntut Umum, karena dokternya lengkap dan kalau dari pengacara kalau masih mau
menghubungi, bisa ini untuk diperiksa ulang, apakah terdakwa betul-betul sakit atau seperti yang disampaikan dalam
surat tadi. Kebetulan di sini ada klinik, kalau dokter- dokter bawa alat, jadi silakan periksa, sidang akan diskors sampai
selesai pemeriksaan.
Saksi yang diperiksa antara lain adalah Riswan pimpinan money changer yang diduga digunakan untuk mentransfer
dana untuk Novanto. Hakim sempat mepertanyakan keterangan Riswan yang tidak curiga dengan permintaan Irvanto
Hendra Pambudi untuk memasukan uang sebesar 2,6 juta dollar Amerika Serikat dari Mauritius.
Hakim (icha ): " Masa bapak gak pernah mengikuti pelatihan oleh BPATIK bagaimana cara mengukur transaksi yg
mencurigakan, ada gak pelatihan pelatihan itu? "
Riswan (lana): " Pelatihan gak ada, saya belum pernah ikut pelatihan pak"
Hakim (icha) : " Bapak kan dikantor tadi sebagai apa pak? "
Hakim(icha) : " Nah apalagi sekelas manager seperti ini yg mengendalikan perusahaan, gak masuk akal kalo gak ada
pelatihan seperti itu"
Hakim (icha) : " Tadi bapak juga katakan bahwasannya pada saat Irvan itu datang, katanya ada uang dari negara
Mauritius?
Riswan (lana): " Saya ga ingat dari Mauritius, seingat saya dari luar, seingat saya pak"
Riswan (lana): " Itu KPK yg ingatkan saya, saya ingat kok pak saat itu.. . .. "
bendahara umum partai Demokrat Muhammad Nazaruddin kembali bersaksi di persidangan terdakwah korupsi KTP
elektronik Setya Novanto. dalam persidangan Muhammad Nazaruddin juga memberikan informasi mengenai
keterlibatan terdakwa Setya Novanto dalam pengadaan KTP elektronik. Nazaruddin menjadi salah satu saksi kunci
kasus korupsi KTP elektronik. dalam keterangannya di persidangan Nazaruddin mengaku mengetahui banyak pihak
yang menerima aliran dana korupsi KTP elektronik.
Nazaruddin (ocha): ya waktu itu apa yang diminta sama adiknya medakri belum diserahkan
Hakim(adhi): oh, lah penyerahannya berapa yang diserahkan kepada adiknya medakri
Nazaruddin (ocha): ada beberapa kali bertahap ada yang dalam bentuk lewat (mulai) dana
Penuntut Umum (alan) :Dalam sidang sebelumnya, mantan ketua DPR Setya Novanto mengaku dilapori pengusaha
Andi Agustinus alias Andi Narogong bahwa wakil ketua Komisi II saat itu, Ganjar Pranowo, sudah mendapatkan jatah
US$500.000 terkait proyek e-KTP. Waktu Andi ke rumah Setya Novanto itu, menyampaikan telah memberikan
bantuan dana untuk teman-teman ke Komisi II dan Banggar [Badan Anggaran DPR], dan untuk Pak Ganjar sekitar
bulan September US$500.000. Itu disampaikan kepada ganjar.
Ganjar ( dela): Tidak pak, saya sama sekali tidak menerima dana apapun
Hakim (fida): Aoakah benar Pada tahun Hal itu 2011-2012 , saksi pernah bertemu dengan terdakwah di Bandara
Ngurah Rai Bali ?
Ganjar (dela): dalam pertemuan itu, ia menyampaikan, "Jangan galak-galak" dan "Apakah sudah selesai?" kepada
Ganjar Pranowo. Pernyataannya itu terkait dengan proyek e-KTP yang anggarannya sedang dibahas di Komisi II.
Hakim (fida): Saya tanyakan sekali lagi, dalam keterangan Ibu Haryani mengatakan bahwa saksi telah menerima dana
dari Andi untuk dibagikan ke Komisi II dan Banggar DPR?
Ganjar (dela): Saya harus klarifikasi karena ini sudah di ujung dan perlu untuk komunikasi ke publik. Pertama pernah
menjanjikan kepada saya mau memberikan langsung dan saya tolak, sehingga publik mesti tahu sikap menolak saya"
Ganjar (dela): Ketika Bu Yani [anggota Komisi II dari Fraksi Partai Hanura Miryam S. Haryani] pun mengatakan mau
memberikan ke saya, di depan Pak Novel, dia menolak, tidak pernah memberikan ke saya,"
pada saat kesaksiannya ke saya mengatakan tidak pernah memberikan ke saya, bahkan penasihat hukum Irman saat
menanyakan ke saya katanya Andi Narogong yang memberikan di tempat Bu Mustoko Weni, Bu Mustoko Weni sudah
meninggal, saya menyampaikan apa yang disampaikan Pak Nov dari cerita itu tidak benar, jika saya menerima dana.
SIDANG VONIS
Hakim ketua (sanah): Keputusan nomor 130/PID.SUS/TPK/2017/PN .jakarta pusat
meyakini Novanto melanggar Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP
1. Menyatakan Terdakwa Setya Novanto telah terbukti secara sah dan berjanji bersalah melakukan tindak pidana ?
Korupsi yang dilakukan secara bersama-sama ? sebagaimana dalam Dakwaan Kedua;
2. Menjatuhkan pidana karena itu terhadap Terdakwa Setya Novanto dengan pidana penjara selama 15 ( lima belas )
tahun dan pidana denda sebesar Rp500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah), dengan ketentuan apabila pidana denda
tersebut tidak dibayar, maka dikenakan pidana kurungan selama 3 (tiga ) bulan;
3. Menetapkan masa tersingkir yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang
dijatuhkan.
5. Menghukum agar Terdakwa untuk membayar uang pengganti sebesar USD7.300.000 (tujuh juta tiga ratus ribu
Dolar Amerika) dikurangi sebesar Rp5.000.000. 000,00 (lima miliar rupiah) yang telah dititipkan oleh Terdakwa
kepada Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, dengan ketentuan apabila tidak membayar dalam waktu 1 (satu)
bulan sesudah putusan Pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta benda Terdakwa Setya Novanto
akan disita dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terdakwa tidak mempunyai harta benda
yang cukup untuk membayar uang pengganti tersebut, maka Terdakwa dipidana dengan pidana penjara selama 2
( dua ) tahun.
6. Menjatuhkan pidana tambahan berupa pencabutan hak Terdakwa untuk menduduki dalam jabatan publik selama
5 tahun terhitung sejak terpidana selesai menjalani masa pemidanaan.