You are on page 1of 21

MAKALAH

PENDEKATAN SOSIAL, PERSONAL DAN


PERILAKU DALAM PEMBELAJARAN IPS SD

TUGAS KELOMPOK

Di susun oleh:
NOVIE MEGAWATI A
AI RIFA NURFALAH

YAYASAN GRIYA WINAYA GARUT INSTITUT PENDIDIKAN


INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL BAHASA DAN
SASTRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang di berikan mulai dari
pengembangan, pendidikan IPS tidak hanya di arahkan pada pengembangan
kompetensi yang berkaitan dengan aspek intelrktual saja. IPS di SD merupakan
mata pelajaran yag di kemas secara terpadu dari bahan kajian sejarah, geografi,
ekonomi, politik, antropologi, dan ekologi. Salah satu tujuan utama
pembelajaran IPS adalah membina pengetahuan siswa tentang pengalaman
manusa dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan di masa
yang akan datang. Upaya untuk mencapai tujuan di atas dapat di tempuh melalui
pengembangan kemampuan siawa dalam praktek pembelajaran yang
menyeluruh dan terpadu. Pembelajaran yang baik harus mempunyai tujuan
membelajarkan siswa untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara
aspek kognitif, efektif dan psikomotor secara seimbang.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memiliki peran
penting dalam membentuk warga negara yang baik, melati peserta didik
berkemampuan berfikir matang untuk menghadapai dan memecahkan masalah
sosial, dan agar peserta didik dapat mewarisi dan elanjutkan budaya bangsanya.
Pada jenjang SD, pencapaian tujuan itu bukan merupakan pekerjaan yang
mudah, karena (1) saat ini mata pelajaran ips menjadi pelajaran yang di anggap
kurang penting di bandingkan dengan mata kelompok pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi lainnya seperti: Bahasa indonesia, Matematika, dan
Ipa, yang di tunjukan melalui kenyataan bahwa IPS tidak lagi menjadi mata
pelajaran yang di ujikan secara nasional. (2) IPS juga di asumsikan oleh
masyarakat dan kalangan guru sendiri sebagai pelajaran yang tidak menarik
karena hanya bersifat hafalan, kurang menantang untuk berfikir, sarat dengan
kumpulan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta yang harus di
hafal dan tidak perlu dibuktikan. (3) kesulitan yang lain ialah soal pendekatan,
apakah sejarah di pandang ilmu taukah sastra.(kuncowijoyo,2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan pada penulisan ini
adalah:
1. Apa yang di maksud dengan pendekatan?
2. Apa yang di maksud pendekatan Sosial?
3. Apa yang di maksud pendekatan Personal?
4. Apa saja yang menjadi dasar Perilaku dalam pembelajaran ips sd?

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui definisi dari pendekatan.
2. Agar dapat mengetahui pendekatan sosial
3. Agar dapat mengerti pendekatan personal
4. Untuk mengetahui Perilaku dalam pembelajaran ips SD.
5.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN PENDEKATAN IPS


1. Definisi pendekatan
Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara meyikapi sesuatu
dengan bertolak belakang dari asumsi tertentu. Pelajaran IPS di gunakan
sebgai istilah teknis pedagogis untuk memperoleh belajar-mengajar atau
proses pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Pendekatan dalam pelajaran
IPS di maksudkan sebagai cara pandang kita terhadap proses belajar murid
dalam mata pelajaran IPS, dan upaya penciptaan kondisi dan iklim kelasyang
memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pendekatan sangat penting bagi guru karena guru dalam mata pelajarn
IPS selain berfungsi sebagai manajer kelas dan fasilitator belajar, juga
menjadi aktor sosial. Oleh karena itu, dengan mempelajari berbagai jenis
pendekatan ini, dapat menambah percaya diri seorang guru untuk
melaksanakan tugas sebagai guru ips.
Pendekatan tergantung pada berbagai hal, seperti tingkat penddikan,
tujuan dan lingkungan pendidikan anak. Artinya seorang guru harus memilih
pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan materi ajar yang di tuangkan
dalam perencanaan pembelajaran. Untuk SD dapat di bicarakan dengan
estetis. Artinya sejarah di berikan untuk menanamkan rasa cinta kepada
perjuangan, pahlawan, tanah air dan bangsa.
Pendekatan pembelajaran dapat di artikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoritis tertentu.
2. Fungsi pendekatan bagi suatau pembelajaran
1) Sebagai pedoman umum dalam menyususn langkah-lamgkah metode
pembelajaran yang digunakan.
2) Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3) Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah di capai.
4) Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul.
5) Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah di laksanakan.
3. Macam-macam karakteristik dalam pembelajaran
Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang
dapat di idenifikasi pada siswa , berdasarkan kelas-kelas yang ada.
1) Karakteristik pada Masa Kelas Rendah (1,2dan 3)
a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan pretasi sekolah
b. Suka memuji diri sendiri
c. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal lain yang
menguntungkan dirinya.
d. Suka meremehkan orang lain.
2) Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi (4,5 dan 6)
a. Perintahnya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan relistis
c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah.
4. Tujuan
Tujuan utama pendekatan penelitian sosial adalah membangun teori
atau secara umum membangun pengetahuan. Atau teori di perlukan fakta
konsep dan generalisasi. Pendekatan penelitian sosial untuk murid SD
tentunya harus di sesuaikan tingkat perkembangan kognitif anak usia kelas 4,
5 dan 6 karena mata pelajaran IPS di ajarkan di kelas-kelas itu.
Menurut teori piaget (Bell GradYer : 1989) pada usia kelas 4, 5, 6 yakni
kira-kira usia 8- 12 tahun berada dalam tahap operasi konkret dan operasi
formal. Oleh karena itu, tujuannya memperkenalkan dan melatih anak cara
berfikir sosial dan dapat di bangun tentu saja belum sampai pada teori
pengetahuan sosial, tetapi berupa pengetahuan sosial dengan kerangka
keilmuan sederhana.
B. PENDEKATAN KOGNITIF
1. Pengertian pendekatan Kognitif
Istilah kognitif berasal dari bahasa latin cosnogcereyang arinya
mengetahui (to know). Pendekatan kogniitif adalah pendekatan yang
menekankan pada bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari
sebuah masalah dengan cara mengorganisasikan data, memformulisasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah.
Aspek-aspek yang termasuk kogitif adalah pengetahuan, pemahamam,
penerapan analisis, sintesis, dan evaluasi pendekatan kognitif ini
menekankan pada bagaimana cara individu memberi repon yang datang dari
lingkungan dengan data mengorganisasikan data, memformalisasikan
masalah, membangun konsep, dan rencana pemecahan masalah dengan
simbol-simbol verbal dan nonverbal tau pendekatan kognitif dalah sustu
pendekata yang menekankan pada kecakapan intelektual.
Kurikulum pendidikan dasar tahun 2006 , telah merumuskann bahwa
mata pelajaran ilmu kemampuan dan sikap rasional tentang gejala gejala.
Sosial serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat indonesiaa dan
masyarakat dunia di masa lampau dan masa kini. Ilmu pengetahuan sosial
mempelajari berbagai kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari
yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi, sejarah, antroplogi, sosiologi, dan
tata negara.
Dapat kita simpulan bahwa karakteristik pembelajaran ips secara umum
merupakan pendekatan kognitif sebagai dasar partisipasi sosial. Artinya,
pusat perhatian utama pembelajaran ips adalah pembangunan murid sebagai
aktor sosial yang cerdas. Untuk menjadi aktor sosial yang cerdas, tidak
berarti dan memang tidak bisa dikembangkan aspek kecerdasan
sosial nya dan rasional nya ( rasional intelegence). Tetapi juga kecerdasan
emosionalnya (emotional intelligence) (goleman:1996). Seperti ditegaskan
oleh goleman (1969) maka 2 kecerdasan itu-sama memiliki kontribusi
terhadap keberhasilan seseorang, dalam masyarakat masing-masing
diperkurakan 20% kecerdasan rasional dan 80% kecerdasan emosional.
2. Cara merancang metode pembelajaran IPS yang berlandaskan
pendekatan kognitif
salah satu metode pembelajaranyang berlandaskan pendekatan kognitif
adalah latihan Inquiry (Inquiry training). Metode pembelajaran inkuiri adalah
suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau
memecahkan masalah terhadap kenyataan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis. Penerapannya lebih
menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan
sistematis.Metode latiahan inkuiri di dasarkan atas terjadi nya konfrontasi
iuru intelektual. Guru memulainya dengan mengajukan suatu situasi teka-
teki kepada siswa ountuk di pecahkan atau di selesaikan.
Guru dalam kegiatan ini harus mampu menyajikan peristiwa – peristiwa
yang membangkitkan siswa untuk terjadinya konfrontasi intelektual.
Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri adlah berikut ini :
1. Menyajikan masalah
2. Mengumpulkan data dan verifikasi data
3. Mengumpulkan unsur baru
4. Merumuskan penjelasan
5. Menganalisis terhadap proses inkuiri
Hal hal yang harus di perhatikan guru dalam menerapka metote inkuiria
adalah sebagi berikut:
1. Rencanakan waktu yang akan di gunakan
2. Siswa dapat melakukan secara kelompok
3. Lanjutkankan latihan inkuiri dengan jalan diskusi
4. Gunakan sumber-sumber yang sesuai dengan masalah sebanyak-
banyaknya
3. Penerapan menggunakan metode pembelarajan IPS berlandaskan
pendekatan kognitif
1. Menyajikan masalah
2. Mengupulkan data dan verifikasi data
3. Mengumpulkan unsur baru
4. Merumuskan penjelasan
5. Menganalisi terhadap proses inkuiri
4. Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang
berlandaskan Pendekatan Kognitif
Sebagai contoh, ambil kurikulum SD kelas 6 Semester II:
1. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara sosial dan
negara tetangga.
2. Materi pokok Gejala alam dan sosial negara indonesia dan negara
tetangga.
3. Hasil belajaran
a. Membandingkan gejala alam negara indonesia dengan negara-
negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala sosial indonesia dan negara-negara
tetangga.
4. Indikator
a. Menunjukan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga
indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam indonesia dengan negara-
negara tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial di indonesia dengan negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di indonesia.
C. PENDEKATAN SOSIAL
1. Pengertian pendekatan sosial
Pendekatan sosial menekankan kecakapan individu berhubungan
dengan orang lain (masyarakat), dan memusatkan perhatian pada gejala
sosial-soasial yang muncul. Salah satu petode pembelajaran yang
berlandaskan pendekatan soaial yang akan di ambil sebagai contoh adalah
inkuiri sosial.
Ketika proses inkuiri soaial berlangsung guru harus berperan sebagai
pembimbing. Dalam membimbing peserta didik , guru janganlah sebagai
pemberi perintah, akan tetapi sebagai pemberi motivator dan
reflektor.Pendekatan sosial mengutamakan individu dengan masyarakat dan
memusatkan perhatiannya kepada proses soaial yang merupakan negoisasi
sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-
masalah sosial di identifikasikan atas dasar kesepkan yang di peroleh dalam
proses sosial dan menggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses
sosial yang demokrokratis perlu dikembang untuk memperbaiki masyarakat
dalam arti seluas luasnya dan terus menerus.
Dalam pelaksanaan metode pengajar inkuiri sosial siswa di atur dalam
bentuk struktur sosial. Siswa akan membant sistem sosial yang berubh dan
bergerak dari tahap yang satu ke tahap berikutnya.
Terdapat tiga ciri pokok metode inkuiri soasial sebagi berikut :
1) Adanya aspek sosial dalam kelas dan dapat menimbulkan
terciptanya suasana diskusi.
2) Adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam masalah.
3) Adanya fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis.
2. Cara merancang penggunaaan metode pembelajaran IPS berasrakan
pendekatan sosial.
Tahap – tahap penerapan metode inkuiri sosial sebagai berikut
1) Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menerapkan
masalah sosial yang di jadikan pokok pembahasan.
2) Tahap hipotesis
Hipotesis sebagai acuan dalam usaha pemecahan masalah.
Hipotesis yang baik harus memenuhi syarat berikut ini:
a. Valid ( sahih ) yaitu memuji apa yang seharusnya di puji
b. Kompatibilitas yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan
generalisasi pengalaman sisa baru atau guru yang telah di peroleh
sebelumnya.
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi dapat di
adakan pembuktian
3) Tahap definisi
Peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah
yang terdapat pada hipotesis.
4) Tahap eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika
deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-
asumsinya.
5) Tahap pembuktian hipotesis
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data yang
sesuai dengan masalah-masalah yang di bahas.
6) Tahap generalisasi
Penyimpulkan dengan kalimat yang baik.
3. Menerapkan metode pendekatan pembelajaran sosial IPS berdasarkan
pendekatan sosial
Sebagai contoh, kurikulum SD kelas 5 semester 1, sebagai berikut.
a. Kompetensi dasar
b. Pokok pembahasan
c. Hasil belajar
1) Mengidentifikasi keadaan penduduk di indonesia.
2) Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah.
d. Indikator
1) Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan,
persebaran dan kepadatan penduduk di indonesia.
2) Menginterpretasiakan berbagai grafik penduduk.
3) Menjelaskan permasalahan penduduk di indonesia.
4) Mengidentifakasi bentuk, sebab, dan akibat perpindahan penduduk yang
terjadi di indonesia.
5) Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah, dan
pemerintahan pusat.
6) Menjelaskan sistem pemerintahan demokrasi.
7) Memberi contoh tugas dan tanggung jawab pemerintah terhadap
masyarakat.
Setelah memahami hal di atas maka selanjutnya adalah
1. Tahap orientasi
2. Tahap hipotesis Menyusun hipotes yaitu:
a) Kondisi fisis suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit,
mempunyai hubungan dengan terjadinyakemiskinan.
b) Kualitas sumberdaya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah,
mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
3. Tahap definisi
Membahas pengertian dari istilah yang ada dalam hipotesis
a. Kondisi fisis adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan manusia, misalnya keadaan sumber daya alam suatu
daerah.
b. Kualitas SDM adalah derajat kemampuan manusia mengolah sumber
daya alam yang ada dengan teknologi yang di miliki.
c. Kemiskinan di bedakan menjadi 2 yaitu: kemiskinan alamiah dan
kemiskinan struktural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan
yang di timbulkan sebagai akibat terbatasnya sumber daya alam atau daya
dukung sumber daya alam terhadap sumber daya manusia rendah.
4. Tahap eksplorasi
5. Tahap pembuktian hipotesis
6. Tahap generalisasi
D. PENDEKATAN PERSONAL
1. Pengertian pendekatan personal
Pendekatan personal ini lebih menekankan pada proses yang membantu
individu dalam membentuk dan mengorganisasikan kenyataan –kenyataan
yang kompleks. Keberadaan siswa dalam kelompok banyak mempunyai arti
untuk mengenal dirinya sebagai pribadi sehingga dapat menghasilakan
hubungan interpersonal yang cukup tinggi.
2. Cara merancang metode pembelajaran beasarkan pendekatan personal
salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal
yaitu metode pertemuan kelas. Hal ini di karenakan 2 asumsi, pertama
kebutuhan dasar manusia yaitu cita dan harga diri, kedua hubungan antara
manusia (teori glaser).
Metode pertemuan kelas di lihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi
menurut glasser di bedakan menjadi 3 tipe:
a. Tipe pertemuan pemecahan sosial
b. Tipe pertemuan terbuka
c. Tipe pertemuan terarah dan terbuka
Langkah-langkah penerapan metode pertemuan kelas adalah sebagai
berikut:
a. Menciptakan iklim yang mengundang ketertiban Tugas guru yaitu:
b. Menyajikan masalah untuk diskusi
c. Menyeleksi pendapat siswa tanpa merendahkan dan penilaian.
d. Menyajikan masalah untuk diskusi Tugas guru yaitu:
e. Mengajukan masalah
f. Mengemukakan masalah
g. Mendeskripsikan masalah
h. Mengidentifikasi konsekuensi
i. Mengidentifikasi norma sosial
j. Mengembangkan perkembangan nilai pribadi
k. Mengidentifikasi alternatif tindakan
l. Merumuskan kesepakatan
m. Perilaku tindak lanjut
3. Menerapkan metode pembelajaran IPS pendekatan modifikasi personal
contoh ambil kurikulum SD kelas 5 semester 2.
a. Kompetesi dasar
Kemampuan mamahami perjuangan para tokoh dalam melawan
penjajah dan tokoh-tokoh pergerakan nasional.
b. Pokok bahasan (materi pokok)
Perjuangan melawan penjajah dan pergerakan nasional indonesia.
c. Hasil belajar
1) Mengidentifikasi tokoh-tokoh penting pergerakan nasional dan
tokoh-tokoh perjuang setempat.
2) Mengidentifikasi peranan sumpah pemuda 28 oktober 1928 dalam
mempersatukan indonesia.
d. Indikator
1) Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh-tokoh penting
pergerakan nasioanal (misal R.A. kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar
Dewantoro, Douwes Dekker).
2) Membuat laporan tentang tokoh pejuang yang ada di provinsinya.
3) Mencertakan peristiwa sumpah pemuda.
4) Menceritakan peranan masing- masing tokoh dalam peristiwa
sumpah pemuda 28 oktober 1928.
5) Menceritakan peranan sumpah pemuda 28 oktober 1928 dalam
mempersatukan indonesia.
E. PENDEKATAN MODIFIKASI
1. Pengertian Pendekatan Modifikasi
Perilaku Ciri Pendekatan ini adalah adanya kecenderungan memecah
tugas belajar menjadi sejumlah perilaku yang kecil (langkah-langkah kecil)
dan berurutan. Mengajar pada dasarnya adalah mengusahakan terjadinya
perubahan dalam perilaku peserta didik dan perubahan perilaku tersebut
harus dapat diamati.
a. Rumpun pendekatan perilaku:
1) Pendekatan pengelolaan kontingensi.
2) Pendekatan mawas diri
3) Pendekatan relaksasi
4) Pendekatan reduksi stress
5) Pendekatan assertive training
6) Pendekatan direct training
b. Cara Merancang Metode Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan
Pendekatan Modifikasi Perilaku Salah satu pendekatan modifikasi
perilaku adalah pendekatan mawas diri atau model mengajar
pengendalian diri.
1) Model ini ada 5 tahap:
2) Tahap pengenalan prinsip tingkah laku Peserta didik dapat memahami
kesulitan yang dihadapi.
3) Tahap menetapkan data dasar. Menetapkan rancangan, perilaku, dan
respon yang sesuai atau tidak.
4) Tahap menyiapkan program yang realistis Menyusun program realistis
dan seimbang.
5) Tahap pelaksanaan program Melaksanakan program yang disusun
6) Tahap evaluasi dan tindak lanjut Melakukan penilaian dan tindak
lanjut yang akan dilakukan.
c. Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan Pendekatan Modifikasi Perilaku. Untuk menerapkan
penggunaan metode ini diambil contoh materi dari GBPP IPS Sekolah
Dasar Kelas 5 semester II
1) Kompetensi Dasar 10 Kemampuan memahami perjuangan para
tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-tokoh Pergerakan
Nasional.
2) Materi Pokok Pendudukan Jepang di Indonesia.
3) Hasil Belajar Mendeskripsikan penduduk Jepang di Indonesia.
d. Indikator (Uraian Materi)
1) Menceritakan pendudukan Jepang di Indonesia
2) Menceritakan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh
Jepang terhadap penduduk Indonesia.
e. Pelaksanaan Pembelajaran Setelah mempelajari KD, materi pokok, hasil
belajar, dan indikator, guru dapat menjelaskan materi tersebut dengan
cara yang mudah diterima.

F. PENDEKATAN SOSIAL, PERSONAL DAN PERILAKU DALAM


PEMBELAJARAN IPS SD

Pendekatan sosial, personal, dan perilaku pada prinsipnya merupakan


bentuk sentuhan pedagoginya terhadap dimensi sosial dan personal atau
dimensi inteligensia emosional atau emotional intelligence menurut Goleman
(1996). Apabila kita menganalisis, dimensi atau aspek sosial dan personal
atau emosional ini memiliki aspek - aspek emosi, nilai dan sikap, serta
perilaku sosial yang satu sama lain memiliki saling keterkaitan.
1. Emosi
Apabila dilihat secara harfiah, Oxford English Dictionary mengartikan
emosi (Emotion) sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan,
nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap - luap. Bertolak dari
pengertian itu Goleman (1996) mengartikan emosi sebagai suatu perasaan
dan pikiran atau suatu keadaan biologis dan Psikologis dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak.
Tercakup dalam emosi ini adalah amarah, kesehatan, rasa takut,
kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu (Goleman, 1996 : 411 - 412)
pikiran emosional cenderung bersifat cepat, namun ceroboh atau tidak teliti.
Berbeda dengan pikiran rasional yang cenderung sangat teliti, namun lambat.
Pikiran emosional merupakan dorongan hati bukan dorongan kepala. Kedua
jenis pikiran ini saling mengisi satu sama lain dan potensial ada dalam diri
kita. Hal yang sangat diperlukan adalah penyelarasan dan penyeimbangan
pikiran emosional dan pikiran rasional.
Untuk menyelaraskan dan menyeimbangkan kedua aspek pikiran itu
perlu pendidikan emosi yang harmonis dengan pendidikan rasio. Menurut W.
T. Grand Consortiums, dalam Golem (1996 : 426 - 427) keterampilan
emosional mencakup hal - hal berikut:
1. Mengidentifikasi dan memberi nama perasaan - perasaan.

2. Mengungkapkan perasaan.

3. Menilai intensitas perasaan.

4. Mengelola perasaan.

5. Menunda pemuasan.

6. Mengendalikan dorongan hati.

7. Mengurangi stres.

8. Mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan.

2. Nilai Dan Sikap


a. Nilai
Menurut Doley dan Copaldi (1965 : 32) kata Value yang
diterjemahkan menjadi nilai memiliki dua sisi, yaitu sebagai kata benda
dan kata kerja. Sebagai kata benda nilai mempunyai dua pengertian.
Pertama, sebagai objek sesuatu dianggap suatu nilai, apabila memiliki
kualitas kebaikan atau harga (Goodness and worth). Misalnya, gula
manis, gadis-cantik, orang alim, udara - sejuk. Manis, cantik, alim, dan
sejuk itulah nilai. Kedua, sebagai pengamatan suatu hal dianggap bernilai
atau memiliki nilai apabila dilihat dari pikiran seseorang sebagai
memiliki, kualitas atau harga. Contohnya, gadis itu dianggap cantik
apabila dilihat dari pandangan orang lain.
Dengan kata lain, sesuatu dapat dinilai memiliki value atau harga
apabila memang hal itu memiliki kualitas kebaikan dan dilihat oleh
pengamat sebagai hal yang baik. Dilain pihak, sebagai kata kerja menilai
diartikan sebagai perilaku mental untuk memberi atau mengatakan
sesuatu sebagai memiliki kualitas kebaikan. Misalnya, menilai barang
yang artinya melihat apakah barang itu berguna atau tidak, baik atau
tidak.
Dalam pengertian teknis, seperti Milton Rokeach dalam Banks
(1977: 407 - 408) nilai adalah suatu jenis kepercayaan yang ada dalam
keseluruhan sistem kepercayaan seseorang, mengenai bagaimana
seseorang seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak
sesuatu dicapai Nilai juga merupakan ukuran untuk menetapkan baik dan
buruk. Nilai dapat dibangun dalam satu tatanan atau sistem yang bisa
merupakan sistem nilai perseorangan atau kelornpok.
Contohnya, setiap orang rnemiliki sistem nilai religi yang terbentuk
dari pengetahuan pemahaman pelaksanaan dan komitmen seseorang pada
agama yang dipeluknya dengan baik. Negara RI memiliki sistem nilai
Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan tatanan nilai yang dipahami
dan dihayati dalam rangka berkehidupan dan berbangsa serta bernegara
Indonesia. Sistem nilai ini dapat juga sebagai tatanan kebaikan yang
diyakini dan dilaksanakan
b. Sikap

Menurut Adport (1935) dalam winataputra (1989 : 148) sikap


adalah suatu kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui
pengalaman yang memancarkan arah atau pengarah yang dinamis
terhadap respons atau tanggapan individu terhadap objek atau situasi
yang dihadapinya. Dengan rumusan sederhana sikap dapat dipahami
sebagai kecenderungan seseorang untuh berbuat berkenaan dengan objek
atau situasi. Contohnya, apabila tiba - tiba kita berhadapan dengan seekor
anjing galak maka seketika kita kaget dan siap untuk berteriak atau lari
sambil berteriak. Berteriak dan lari bukanlah sikap, tetapi perilaku yang
merupakan sikap adalah kesiapan kita untuk berteriak atau lari.
c. Perilaku Sosial

Perilaku sosial juga sering disebut keterampilan sosial (Social


Skills) atau keterampilan studi sosial (Social Studies Skills) (Marsh dan
Print, 1975, Jarolime, 1971). Keterampilan, seperti ditegaskan oleh
Jarolimek (1971 : 65) mengandung unsur profiency atau kemahiran dan
the capability of doing something well atau kemampuan melakukan
sesuatu dengan baik. Keterampilan ini memiliki dua
karakteristik, yakni developmental atau bertahap dan practice atau
latihan. Artinya, keterampilan memerlukan latihan secara bertahap.
Termasuk kedalam keterampilan sosial, antara lain berkomunikasi
(Krech dkk, 1962), membaca, menulis, menggunakan kepustakaan,
menganalisis, menggunakan peta (Pellison : 1989), Keterampilan sosial
pada dasarnya mencakup semua kemampuan operasional yang
memungkinkan individu dapat berhubungan dan hidup bersama secara
tertib dan teratur dengan orang lain Dengan demikian, dapat memerankan
dirinya sebagai aktor sosial yang cerdas secara rasional, emosional, dan
sosial. Semua itu mencerminkan pola perilaku sosial seseorang.
Setelah membahas apa dan mengapa emosi, nilai dan sikap, serta
perilaku sosial, berikut pembahasan mengenai bagaimana pengembangan
aspek – aspek tersebut dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Disekolah dasar aspek emosi, sosial dan keterampilan sosial dapat
dikembalikan melalui berbagai kegiatan, antara lain yang ditawarkan
oleh Jarolimek (1971: 67) sebagai berikut.
Kehidupan kelas sahari – hari yang menitik beratkan pada
kepedulian pada orang lain, kebebasan dan persamaan, kemerdekaan
berpikir, tanggung jawab,dan penghormatan terhadap harga diri manusia.
1. Mempelajari sejarah dan perkembangan kehidupan negara terutama
mengenai cita - cita dan ideologinya yang memerlukan usaha untuk
terus
mewujudkannya.
2. Mernpelajari riwayat hidup toko - toko penting yang menceminkan
nilai - nilaidari bangsa dan negara.
3. Mempelajari hukum beserta sistem hukum dan sistem peradilan.
4. Merayakan hari - hari besar yang mempekenalkan nilai dan sikap.
5. Menganalisis makna kata - kata dalam proklamasi, pembukaan
UUD'45 batang tubuh, UUD’45 dan peraturan perundangan lainya.
pendekatan sosial, personal, dan perilaku pada dasarnya merupakan
sarana pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru dalam upaya
mengembangkan dimensi sosial, personal, dan perilaku dalam pembelajaran
IPS di SD. Pendekatan ini secara utuh saling melengkapi dengan pendekatan
kognitif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara menyikapi sesuatu
dengan bertolak belakang dari asusi tertentu. Pendekatan dalam pembelajaran
IPS di maksudkan sebagai cara pandang kita terhadap proses belajar murid
dalam mata pelajaran IPS, dan upaya menciptakan kondisi dan iklim kelas yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Pendekatan sangat penting bagi guru
karena guru menjadi teladan actor sosial.
Pendekatan sosial, personal, dan perilaku pada prinsipnya merupakan
bentuk sentuhan pedagoginya terhadap dimensi sosial dan personal atau dimensi
inteligensia emosional atau emotional intelligence menurut Goleman (1996).
Apabila kita menganalisis, dimensi atau aspek sosial dan personal atau
emosional ini memiliki aspek - aspek emosi, nilai dan sikap, serta perilaku sosial
yang satu sama lain memiliki saling keterkaitan.
pendekatn sosial, personal, dan peilaku pada dasarnya merupakan sarana
pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru dalam upaya mengembangkan
dimensi sosial, personal, dan perilaku dalam pembelajaran IPS di SD.
Pendekatan ini secara utuh saling melengkapi dengan pendekatan kognitif.
B. SARAN
Di perlukan adanya pendekatan dan strategi dalam pembelajaran supaya
terciptanya peningkatan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Christina, Maylani. Pedagogi Strategi dan Teknik Mengajar Dengan Berkesan.


bandung: PT setra purna inves, 2009.
Susanto, Ahmad. Pengembangan Pembelajaran Ips di Sd. Pranada: Ciputat, 2004.
Sufemi dan Nurhasanah. “Penggunaan Metode Demontrasi dan Media Audio Visual dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Ips.” Jurnal Pendidikan Dasar
vol.3, no.2 2018.
Suefemi, Wahyu Bogja.model pembelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaran. Bogor: STKIP Muhamadiyah Bogor, 2009.
Suefemi, Wahyu Bogja. “Modal Pembelajaran Kooperatif Mind Mopping Berbantu Audio
Visual dalam Meningkatkan Minat, Manusia Dan Hasil Belajar”. Jurnal Pendidikan Ips
Indonesia vol.4.no.1 2019.
Suefemi, Wahyu Bogja dan Setianingsih. “Penggunaan Tames Game Tournament Dengan
Media Kartu dalam Meningkatkan Hasil Belajar.” Jurnal Of Komodo Science Education
vol.1. no.1 2018.
Oktavia, Dina. “Metode Pembelajaran kspositori iscovery dan Inquairy.” Dalam
http.wordpres.com diunduh pada 16 maret 2020.

You might also like