Professional Documents
Culture Documents
Rika Wulandari DKK 2023
Rika Wulandari DKK 2023
Abstrak
Latar belakang: Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai
dengan gangguan fungsi otak karena adanya kerusakan atau kematian jaringan otak akibat berkurang
atau tersumbatnya aliran darah dan oksigen ke otak. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara
Pengetahuan Keluarga dan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Stroke pada Lansia. Jenis penelitian
ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada Dari hasil
analisa diperoleh bahwa ada hubungan signifikan antara penelitian ini berjumlah 36 orang dengan
menggunakan tehnik accidental sampling. Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan signifikan
antara Pengetahuan Keluarga (ρ-value=0,031), dan dukungan keluarga (ρ-value=0,040), dengan
kejadian stroke pada lansia di Ruang Rawat Inap RSUD Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir
Tahun 2021. Saran: memberikan health education bagi keluarga mengenai stroke, pengobatan,
rehabilitasi, dan perawatan pasien stroke di rumah. Perawat juga diharapkan dapat membantu pasien
dan keluarga dalam meningkatkan motivasi pasien untuk sembuh.
Abstract
Korespondensi : Ria Wulandari, Fakultas Kebidanan dan Keperawatan, Universitas Kader Bangsa
Palembang.
p-ISSN 2356-0142
e-ISSN 2776-5091
Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3
perdarahan karena pecahnya pembuluh darah tinggi risikonya, setelah berusia 55 tahun,
tersebut (Lily & Catur, 2016). Penyebab risikonya berlipat ganda setiap kurun sepuluh
stroke adalah pecahnya pembuluh darah tahun. Dua pertiga dari semua serangan
diotak atau terjadinya thrombosis dan stroke terjadi pada orang yang berusia diatas
emboli. Gumpalan darah akan masuk 65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa
kealiran darah sebagai akibat dari penyakit stroke hanya terjadi pada orang lanjut usia
lain atau karena adanya bagian otak yang karena stroke dapat menyerang semua
cedera dan menyumbat arteri otak, akibatnya kelompok umur. Faktor-faktor yang
fungsi otak berhenti dan menjadi penurunan berhubungan dengan Kejadian Penyakit
fungsi otak (Fransisca, 2011). Stroke dibagi Stroke antara lain; Pengetahuan, dampak
menjadi dua jenis yaitu penderita stroke merokok, obesitas, jenis kelamin, keturunan,
iskemik dan stroke hemoragik. Stroke dan usia (Friedman dalam Silfi et.al., 2020).
iskemik sebagian besar merupakan Berdasarkan data yang di peroleh dari
komplikasi dari beberapa penyakit vaskuler Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, jumlah
yang ditandai dengan gejala penurunan penderita stroke tahun 2016 sebanyak 267
tekanan darah yang mendadak, takikardia, orang, pada tahun 2017 sebanyak 303 orang
pucat, dan pernapasan yang tidak teratur, (Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, tahun
sementara stroke hemoragic umumnya 2018).
disebabkan oleh adanya perdarahan Pengetahuan adalah hasil penginderaan
intracranial dengan gejala peningkatan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap
tekanan darah systole >200 mmHg pada obyek melalui indera yang dimilikinya dan
hipertonik dan180 mmHg pada nonmotonik, dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
bradikardi, wajah keunguan, sianosis, dan persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo,
pernapasan mengorok (Fransisca, 2011). 2010). Pengetahuan keluarga merupakan
Pencegahan stroke dapat dilakukan sumber bantuan yang terpenting bagi anggota
dengan meminimalisir faktor risiko yang ada. keluarganya atau bagi individu yang dapat
Kejadian stroke dapat disebabkan oleh mempengaruhi gaya hidup anggotanya
beberapa faktor, faktor risiko stroke yang menjadi berorientasi pada kesehatan. Usaha
tidak dapat dikontrol terdiri atas usia, ras pencegahan serangan stroke yang dapat di
jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan faktor lakukan adalah menyingkirkan faktor resiko
resiko yang dapat dikontrol terdiri atas (konsumsi alkohol, merokok dan lain-lain).
riwayat hipertensi, riwayat diabetes mellitus, Peran keluarga menjadi penting dalam
obesitas, kolesterol (Tarwoto, 2013). pencegahan karena sebagian besar faktor
Semakin bertambah tua usia anda, semakin resiko serangan stroke dapat di modifikasi/di
ubah dengan mengubah gaya hidup menjadi menjadi keharusan, terlebih bila
gaya hidup yang lebih sehat. melihatangka penderita Stroke yang terus
Banyak teori perubahan perilaku meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia.
kesehatan menunjukkan bahwa keluarga Karena penanganan Stroke yang cepat, tepat
adalah pengaruh utama baik pada status dan akurat akan meminimalkan kecacatan
kesehatan maupun pada perilaku kesehatan yang ditimbulkan. Untuk itulah penulis
anggota keluarga. Selain itu, Glanz, Lewis & menyusun makalah mengenai Stroke yang
Rimer (1997, dalam Friedman, et.,al, 2013), menunjukkan masih menjadi salah satu
menyatakan bahwa dukungan keluarga pemicu kematian tertinggi di Indonesia.
adalah unsur penting dalam keberhasilan Berdasarkan data yang di peroleh dari
individu anggota keluarga dalam melakukan catatan rekam medis RSUD Kayuagung
dan mempertahankan perilaku kesehatan jumlah penderita stroke pada tahun 2019
baru, seperti berhenti merokok atau berjumlah 164 orang, tahun 2020 berjumlah
memperbaiki pola makan. Dukungan 82 orang, dan pada tahun 2021 bulan Januari
keluarga termasuk dalam faktor penguat s.d Mei terhitung penderita stroke lansia
(enabling factors) yang dapat mempengaruhi sebanyak 72 orang (Rekam Medis RSUD
perilaku dan gaya hidup seseorang. Selain Kayuagung, 2021).
dukungan keluarga, karakteristik seseorang Berdasarkan studi pendahuluan yang
juga dapat mempengaruhi status dilakukan oleh peneliti melalui wawancara
kesehatannya karena karakteristik lansia dan observasi di Ruang Rawat Inap terdapat
termasuk dalam predisposing factor yang 10 pasien stroke, 5 diantaranya keluarga
dapat mempengaruhi perilaku dan gaya hidup pasien mengatakan sudah terbiasa menerima
sehingga berdampak pada status kesehatan keadaan pasien dan tidak merasa sedih atas
dan kualitas hidupnya. penyakitnya, dan 3 diantaranya kurang
Individu yang mempunyai dukungan informasi terkait penyakit yang diderita
keluarga yang kuat untuk mengubah perilaku keluarganya. Berdasarkan hasil penelitian
kesehatannya jauh lebih cenderung untuk yang dilakukan diperoleh bahwa ada
mengadopsi dan mempertahankan perilaku hubungan yang signifikan antara
kesehatan yang baru dari pada individu yang pengetahuan (p value= 0,031) dan dukungan
tidak memiliki dukungan keluarga untuk keluarga (p value= 0,040) dengan Kejadian
mengubah perilaku kesehatannya (Friedman, Stroke pada Lansia.
Bowden, & Jones, 2013). Berdasarkan latar belakang di atas,
Keberadaan unit Stroke di rumah sakit maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah “Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga
dan Dukungan Keluarga dengan Kejadian variabel yaitu variabel bebas (variabel
Stroke pada Lansia di Ruang Rawat Inap independen) dan variabel terikat (variabel
RSUD Kayuagung Kabupaten Ogan dependen). Uji hubungan yang digunakan
Komering Ilir Tahun 2021”. adalah Chi Square (X2) dengan pengambilan
keputusan dilakukan membandingkan P (p
Metode Penelitian value) dengan nilai α (0,05).
Jenis penelitian ini menggunakan
metode survey analitik dengan menggunakan Hasil Penelitian
pendekatan secara cross sectional, dimana Analisa Univariat
variable independen dan dependen diambil Analisa Analisis univariat yang dibuat
atau di ukur dalam waktu yang bersamaan. berdasarkan distribusi statistik deskriptif
Populasi penelitian ini adalah semua keluarga dengan sampel dengan 36 orang.
yang berkunjung maupun yang dirawat inap
di Ruang Rawat Inap RSUD Kayuagung Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan
Sampel penelitian ini diambil dengan distribusi frekuensi responden menurut jenis
menggunakan tehnik total sampling, sampel kelamin, terlihat pada tabel di bawah ini :
pada penelitian ini berjumlah 72 orang. Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
Berdasarkan Jenis Kelamin
tanggal 23 Agustus s.d 5 September 2021. No Jenis Kelamin N Persentase (%)
Data primer di peroleh dari wawancara dan 1. Laki−laki 15 41,7
pengisian koesioner secara langsung kepada 2. Perempuan 21 58,3
responden. Data sekunder diperoleh dari Total 36 100
arsip dan catatan tertulis dari medical rekord Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui
RSUD Kayuagung. bahwa berdasarkan jenis kelamin penderita,
Analisa data yang digunakan Analisa responden yang berjenis kelamin Laki−laki,
Univariat. Analisa ini bertujuan untuk sebanyak 15 orang (41,7%), sedangkan
megetahui distribusi frekuensi dari variabel- responden berjenis kelamin perempuan
variabel yang diteliti. Analisa univariat ini sebanyak 21 orang (58,3%).
untuk melihat karakteristik dan kualitas
variabel dengan tujuan untuk melihat Berdasarkan Karakteristik Umur
kelayakan data yang di kumpulkan. Hasil penelitian menunjukkan
Selanjutnya analisa bivariat. Analisa ini distribusi frekuensi responden menurut umur,
bertujuan untuk melihat hubungan antara dua terlihat pada tabel di bawah ini :
Pada tabel 7 di atas, dari 36 responden (43,5%) dan tidak mengalami stroke
didapatkan 21 responden mendapat sebanyak 11 orang (84,6%), sedangkan
dukungan keluarga kurang baik yang responden yang mendapat dukungan
mengalami stroke sebanyak 10 orang keluarga dengan baik yang mengalami stroke
sebanyak 13 orang (56,5%) dan yang tidak Pengetahuan/kognitif merupakan hal yang
mengalami stroke sebanyak 2 orang (15,4%). sangat penting/mendasari proses perubahan
Hasil uji statistik chi-square didapatkan untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
ρ value = 0,040 lebih kecil dari α=0,05 behaviour) (Notoatmodjo, 2012).
menunjukkan ada hubungan yang signifikan Pengetahuan merupakan faktor yang
antara dukungan keluarga dengan kejadian sangat penting dalam membentuk tindakan
stroke pada lansia. seseorang. Adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan yang
Pembahasan dimiliki seseorang meliputi faktor
Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian pendidikan, pengalaman, informasi,
Stroke pada Lansia lingkungan dan budaya serta kondisi sosial
Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui ekonomi seseorang. Tahap kedua adalah
bahwa berdasarkan pengetahuan, responden sikap yang merupakan reaksi atau respon
yang pengetahuannya kurang baik sebanyak yang masih tertutup dari seseorang terhadap
25 orang (69,4%), sedangkan responden yang suatu stimulus sehingga tidak dapat langsung
pengetahuannya baik sebanyak 11 orang dilihat (Notoatmodjo, 2012).
(30,6%). Sejalan penelitian yang dilakukan
Pada tabel 6 di atas, dari 36 responden Safitri, dkk (2020), bahwa Hasil penelitian
didapatkan 25 responden yang menunjukkan bahwa pengetahuan
pengetahuannya kurang baik mengalami berhubungan dengan motivasi sesorang
stroke sebanyak 13 orang (56,5%) dan tidak dalam melakukan pencegahan penyakit
mengalami stroke sebanyak 12 orang stroke. Seseorang yang memiliki
(33,3%), sedangkan responden dengan pengetahuan baik maka juga akan
pengetahuan baik yang mengalami stroke berkontribusi dalam kuatnya motivasi
sebanyak 10 orang (63,9%) dan yang tidak seseorang. Sesuai dengan teori Wawan &
mengalami stroke sebanyak 1 orang (36,1%). Dewi (2010), mengemukakan bahwa
Hasil uji statistik chi-square didapatkan pengetahuan diperoleh karena individu
ρ value = 0,031 lebih kecil dari α=0,05 menggunakan panca indra untuk mengamati
menunjukkan ada hubungan yang signifikan suatu objek tertentu.
antara pengetahuan dengan kejadian stroke Sejalan penelitian yang dilakukan Sari,
pada lansia. dkk (2018) bahwa ahwa semakin tinggi
Pengetahuan merupakan hasil tahu pengetahuan keluarga semakin besar peluang
yang terjadi setelah orang melakukan yaitu 3,927 kali lipat dalam mendeteksi dini
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. serangan stroke. Pengenalan cepat dan reaksi