You are on page 1of 11

Volume 10. Nomor 1.

Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2


DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga Dan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian


Stroke Pada Lansia

Ria Wulandari1*, Yazika Rimbawati2, Fika Winata3


*E-mail: riawulandari@gmail.com
1,2
Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kebidanan dan Keperawatan Universitas Kader Bangsa, Palembang
3
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Kader Bangsa
Palembang

Abstrak

Latar belakang: Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai
dengan gangguan fungsi otak karena adanya kerusakan atau kematian jaringan otak akibat berkurang
atau tersumbatnya aliran darah dan oksigen ke otak. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara
Pengetahuan Keluarga dan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Stroke pada Lansia. Jenis penelitian
ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada Dari hasil
analisa diperoleh bahwa ada hubungan signifikan antara penelitian ini berjumlah 36 orang dengan
menggunakan tehnik accidental sampling. Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan signifikan
antara Pengetahuan Keluarga (ρ-value=0,031), dan dukungan keluarga (ρ-value=0,040), dengan
kejadian stroke pada lansia di Ruang Rawat Inap RSUD Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir
Tahun 2021. Saran: memberikan health education bagi keluarga mengenai stroke, pengobatan,
rehabilitasi, dan perawatan pasien stroke di rumah. Perawat juga diharapkan dapat membantu pasien
dan keluarga dalam meningkatkan motivasi pasien untuk sembuh.

Kata Kunci: Stroke , Lansia , Dukungan Keluarga

Abstract

Background: Stroke is a cerebrovascular disease (brain blood vessels) which is characterized by


impaired brain function due to damage or death of brain tissue due to reduced or blocked blood flow
and oxygen to the brain. Objective: To determine the relationship between Family Knowledge and
Family Support with Stroke Incidence in the Elderly. This type of research uses an analytical survey
method with a cross sectional approach. Sample in From the analysis results obtained that there is a
significant relationship between this study amounted to 36 people using accidental sampling
technique. From the results of the analysis, it is known that there is a significant relationship between
Family Knowledge (ρ-value = 0.031), and family support (-value = 0.040), with the incidence of
stroke in the elderly in the Inpatient Room at Kayuagung Hospital, Ogan Komering Ilir Regency in
2021. Suggestions : provide health education to families about stroke, treatment, rehabilitation, and
care for stroke patients at home. Nurses are also expected to help patients and families in increasing
the patient's motivation to recover.
Keywords: Stroke, Elderly, Family Support

Korespondensi : Ria Wulandari, Fakultas Kebidanan dan Keperawatan, Universitas Kader Bangsa
Palembang.

p-ISSN 2356-0142
e-ISSN 2776-5091
Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

Pendahuluan menempati peringkat kedua sebagai penyakit


Keperawatan gerontik adalah suatu tidak menular penyebab kematian dan stroke
pelayanan professional yang berdasarkan juga menjadi peringkat ketiga penyebab
ilmu & kiat keperawatan yang berbentuk bio- utama kecacatan di seluruh dunia. Di
psiko-sosial-spiritual & cultural yang holistic Indonesia sendiri menunjukkan bahwa
ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat jumlah penderita stroke terus meningkat
maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, seiring dengan bertambahnya umur. Kasus
kelompok & masyarakat. Keberhasilan tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan
pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yaitu pada usia 75 tahun keatas (43,1) dan
yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun
Umur Harapan Hidup (UHH) atau Angka yaitu sebesar 0,2% (Kemenkes RI, 2017).
Harapan Hidup (AHH). Namun peningkatan Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan
UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya sebanyak 10,9 per 1000 penduduk Indonesia
transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan mengalami stroke, tahun 2019 angka
akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan kejadian stroke paling tinggi terjadi di
karena penyakit degeneratif. Perubahan Kalimantan Timur dengan angka 14,7 per mil
struktur demografi ini karena adanya dan terendah di Papua dengan angka 4,1 per
peningkatan populasi lanjut usia (Kemenkes mil (Kemenkes RI, 2020).
RI, 2013). Data yang di peroleh dari Dinkes
Lansia atau menua adalah suatu Sumatera Selatan prevalensi stroke tahun
keadaan yang terjadi di dalam kehidupan 2018 kejadian stroke di Sumatera Selatan
manusia. Menua merupakan proses sebanyak 22.013 kasus, tahun 2019 ada 10%
sepanjang hidup, tidak hanya di mulai dari kasus yang mengalami stroke, dan di tahun
suatu waktu tertentu, tetapi di mulai sejak 2020 mengalami peningkatan sebanyak 12%
permulaan kehidupaan (Nasrullah, 2016). sebanyak 25.215 kasus stroke (Dinkes Prov.
Masa lansia adalah masa penurunan fungsi- Sumsel, 2020).
fungsi tubuh dan semakin banyak keluhan Stroke adalah penyakit serebrovaskuler
yang dilontarkan karena tubuh tidak dapat (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan
lagi bekerja sama dengan baik seperti kala gangguan fungsi otak karena adanya
muda, sehingga akan banyak menimbulkan kerusakan atau kematian jaringan otak akibat
masalah-masalah kesehatan akibat penuaan berkurang atau tersumbatnya aliran darah dan
tersebut (Padilla, 2013). oksigen ke otak. Aliran darah ke otak dapat
Menurut WHO (World Health berkurang karena pembuluh darah otak
Organization, 2016) menunjukkan, stroke mengalami penyempitan, penyumbatan, atau

Jurnal Kesehatan Terapan 44


Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

perdarahan karena pecahnya pembuluh darah tinggi risikonya, setelah berusia 55 tahun,
tersebut (Lily & Catur, 2016). Penyebab risikonya berlipat ganda setiap kurun sepuluh
stroke adalah pecahnya pembuluh darah tahun. Dua pertiga dari semua serangan
diotak atau terjadinya thrombosis dan stroke terjadi pada orang yang berusia diatas
emboli. Gumpalan darah akan masuk 65 tahun. Tetapi, itu tidak berarti bahwa
kealiran darah sebagai akibat dari penyakit stroke hanya terjadi pada orang lanjut usia
lain atau karena adanya bagian otak yang karena stroke dapat menyerang semua
cedera dan menyumbat arteri otak, akibatnya kelompok umur. Faktor-faktor yang
fungsi otak berhenti dan menjadi penurunan berhubungan dengan Kejadian Penyakit
fungsi otak (Fransisca, 2011). Stroke dibagi Stroke antara lain; Pengetahuan, dampak
menjadi dua jenis yaitu penderita stroke merokok, obesitas, jenis kelamin, keturunan,
iskemik dan stroke hemoragik. Stroke dan usia (Friedman dalam Silfi et.al., 2020).
iskemik sebagian besar merupakan Berdasarkan data yang di peroleh dari
komplikasi dari beberapa penyakit vaskuler Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, jumlah
yang ditandai dengan gejala penurunan penderita stroke tahun 2016 sebanyak 267
tekanan darah yang mendadak, takikardia, orang, pada tahun 2017 sebanyak 303 orang
pucat, dan pernapasan yang tidak teratur, (Dinas Kesehatan Kabupaten OKI, tahun
sementara stroke hemoragic umumnya 2018).
disebabkan oleh adanya perdarahan Pengetahuan adalah hasil penginderaan
intracranial dengan gejala peningkatan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap
tekanan darah systole >200 mmHg pada obyek melalui indera yang dimilikinya dan
hipertonik dan180 mmHg pada nonmotonik, dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
bradikardi, wajah keunguan, sianosis, dan persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo,
pernapasan mengorok (Fransisca, 2011). 2010). Pengetahuan keluarga merupakan
Pencegahan stroke dapat dilakukan sumber bantuan yang terpenting bagi anggota
dengan meminimalisir faktor risiko yang ada. keluarganya atau bagi individu yang dapat
Kejadian stroke dapat disebabkan oleh mempengaruhi gaya hidup anggotanya
beberapa faktor, faktor risiko stroke yang menjadi berorientasi pada kesehatan. Usaha
tidak dapat dikontrol terdiri atas usia, ras pencegahan serangan stroke yang dapat di
jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan faktor lakukan adalah menyingkirkan faktor resiko
resiko yang dapat dikontrol terdiri atas (konsumsi alkohol, merokok dan lain-lain).
riwayat hipertensi, riwayat diabetes mellitus, Peran keluarga menjadi penting dalam
obesitas, kolesterol (Tarwoto, 2013). pencegahan karena sebagian besar faktor
Semakin bertambah tua usia anda, semakin resiko serangan stroke dapat di modifikasi/di

Jurnal Kesehatan Terapan 45


Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

ubah dengan mengubah gaya hidup menjadi menjadi keharusan, terlebih bila
gaya hidup yang lebih sehat. melihatangka penderita Stroke yang terus
Banyak teori perubahan perilaku meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia.
kesehatan menunjukkan bahwa keluarga Karena penanganan Stroke yang cepat, tepat
adalah pengaruh utama baik pada status dan akurat akan meminimalkan kecacatan
kesehatan maupun pada perilaku kesehatan yang ditimbulkan. Untuk itulah penulis
anggota keluarga. Selain itu, Glanz, Lewis & menyusun makalah mengenai Stroke yang
Rimer (1997, dalam Friedman, et.,al, 2013), menunjukkan masih menjadi salah satu
menyatakan bahwa dukungan keluarga pemicu kematian tertinggi di Indonesia.
adalah unsur penting dalam keberhasilan Berdasarkan data yang di peroleh dari
individu anggota keluarga dalam melakukan catatan rekam medis RSUD Kayuagung
dan mempertahankan perilaku kesehatan jumlah penderita stroke pada tahun 2019
baru, seperti berhenti merokok atau berjumlah 164 orang, tahun 2020 berjumlah
memperbaiki pola makan. Dukungan 82 orang, dan pada tahun 2021 bulan Januari
keluarga termasuk dalam faktor penguat s.d Mei terhitung penderita stroke lansia
(enabling factors) yang dapat mempengaruhi sebanyak 72 orang (Rekam Medis RSUD
perilaku dan gaya hidup seseorang. Selain Kayuagung, 2021).
dukungan keluarga, karakteristik seseorang Berdasarkan studi pendahuluan yang
juga dapat mempengaruhi status dilakukan oleh peneliti melalui wawancara
kesehatannya karena karakteristik lansia dan observasi di Ruang Rawat Inap terdapat
termasuk dalam predisposing factor yang 10 pasien stroke, 5 diantaranya keluarga
dapat mempengaruhi perilaku dan gaya hidup pasien mengatakan sudah terbiasa menerima
sehingga berdampak pada status kesehatan keadaan pasien dan tidak merasa sedih atas
dan kualitas hidupnya. penyakitnya, dan 3 diantaranya kurang
Individu yang mempunyai dukungan informasi terkait penyakit yang diderita
keluarga yang kuat untuk mengubah perilaku keluarganya. Berdasarkan hasil penelitian
kesehatannya jauh lebih cenderung untuk yang dilakukan diperoleh bahwa ada
mengadopsi dan mempertahankan perilaku hubungan yang signifikan antara
kesehatan yang baru dari pada individu yang pengetahuan (p value= 0,031) dan dukungan
tidak memiliki dukungan keluarga untuk keluarga (p value= 0,040) dengan Kejadian
mengubah perilaku kesehatannya (Friedman, Stroke pada Lansia.
Bowden, & Jones, 2013). Berdasarkan latar belakang di atas,
Keberadaan unit Stroke di rumah sakit maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah “Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga

Jurnal Kesehatan Terapan 46


Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

dan Dukungan Keluarga dengan Kejadian variabel yaitu variabel bebas (variabel
Stroke pada Lansia di Ruang Rawat Inap independen) dan variabel terikat (variabel
RSUD Kayuagung Kabupaten Ogan dependen). Uji hubungan yang digunakan
Komering Ilir Tahun 2021”. adalah Chi Square (X2) dengan pengambilan
keputusan dilakukan membandingkan P (p
Metode Penelitian value) dengan nilai α (0,05).
Jenis penelitian ini menggunakan
metode survey analitik dengan menggunakan Hasil Penelitian
pendekatan secara cross sectional, dimana Analisa Univariat
variable independen dan dependen diambil Analisa Analisis univariat yang dibuat
atau di ukur dalam waktu yang bersamaan. berdasarkan distribusi statistik deskriptif
Populasi penelitian ini adalah semua keluarga dengan sampel dengan 36 orang.
yang berkunjung maupun yang dirawat inap
di Ruang Rawat Inap RSUD Kayuagung Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan
Sampel penelitian ini diambil dengan distribusi frekuensi responden menurut jenis
menggunakan tehnik total sampling, sampel kelamin, terlihat pada tabel di bawah ini :
pada penelitian ini berjumlah 72 orang. Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
Berdasarkan Jenis Kelamin
tanggal 23 Agustus s.d 5 September 2021. No Jenis Kelamin N Persentase (%)
Data primer di peroleh dari wawancara dan 1. Laki−laki 15 41,7
pengisian koesioner secara langsung kepada 2. Perempuan 21 58,3
responden. Data sekunder diperoleh dari Total 36 100
arsip dan catatan tertulis dari medical rekord Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui
RSUD Kayuagung. bahwa berdasarkan jenis kelamin penderita,
Analisa data yang digunakan Analisa responden yang berjenis kelamin Laki−laki,
Univariat. Analisa ini bertujuan untuk sebanyak 15 orang (41,7%), sedangkan
megetahui distribusi frekuensi dari variabel- responden berjenis kelamin perempuan
variabel yang diteliti. Analisa univariat ini sebanyak 21 orang (58,3%).
untuk melihat karakteristik dan kualitas
variabel dengan tujuan untuk melihat Berdasarkan Karakteristik Umur
kelayakan data yang di kumpulkan. Hasil penelitian menunjukkan
Selanjutnya analisa bivariat. Analisa ini distribusi frekuensi responden menurut umur,
bertujuan untuk melihat hubungan antara dua terlihat pada tabel di bawah ini :

Jurnal Kesehatan Terapan 47


Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

Tabel 2 Hasil penelitian menunjukkan


Distribusi Frekuensi Responden
distribusi frekuensi responden menurut
Berdasarkan Umur
No Umur N Persentase (%) Dukungan Keluarga, terlihat pada tabel di
1. 45−54 Tahun 10 27,8 bawah ini :
2. 55−65 Tahun 19 52,8 Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden
3. 66−74 Tahun 7 19,4 Berdasarkan Dukungan Keluarga
Total 36 100 Dukungan Persentase
No N
Keluarga (%)
Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui
1. Kurang Baik 21 58,3
bahwa berdasarkan jenis kelamin penderita, 2. Baik 15 41,7
responden yang berjenis kelamin Laki−laki Total 36 100
sebanyak 15 orang (41,7%), sedangkan Berdasarkan tabel 4 di atas, diketahui

responden berjenis kelamin perempuan bahwa berdasarkan Dukungan Keluarga,

sebanyak 21 orang (58,3%). responden yang mendapat dukungan


keluarga kurang baik sebanyak 21 orang

Berdasarkan Karakteristik Pengetahuan (58,3%), sedangkan responden yang

Hasil penelitian menunjukkan distribusi mendapatkan dukungan keluarga baik

frekuensi responden menurut pengetahuan, sebanyak 15 orang (41,7%).

terlihat pada tabel di bawah ini :


Tabel 3 Berdasarkan Karakteristik Kejadian
Distribusi Frekuensi Responden Stroke pada Lansia
Berdasarkan Pengetahuan
Persentase Hasil penelitian menunjukkan distribusi
No Pengetahuan N
(%) frekuensi responden menurut kejadian stroke
1. Kurang Baik 25 69,4 pada lansia, terlihat pada tabel di bawah ini:
2. Baik 11 30,6
Tabel 5
Total 36 100
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui Berdasarkan Kejadian Stroke
bahwa berdasarkan pengetahuan, responden Persentase
No Kejadian Stroke N
(%)
yang pengetahuannya kurang baik
1. Ya 23 63,9
sebanyak25 orang (69,4%), sedangkan 2. Tidak 13 36,1
responden yang pengetahuannya baik Total 36 100
sebanyak 11 orang (30,6%). Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui
bahwa berdasarkan kejadian stroke,

Berdasarkan Karakteristik Dukungan responden yang mengalami stroke sebanyak

Keluarga 23 orang (63,9%). sedangkan responden tidak


mengalami stroke sebanyak 13 orang

Jurnal Kesehatan Terapan 48


Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

(36,1%). Stroke pada Lansia


Hubungan antara pengetahuan dengan
Analisa Bivariat kejadian stroke pada lansia dapat dilihat pada
Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian tabel dibawah ini:
Tabel 6
Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Stroke Pada Lansia
Kejadian Stroke
No Pengetahuan Lansia Jumlah ρ OR
Ya tidak value
n % n % N %
1. Kurang Baik 13 56,5 12 33,3 25 100 ,108
2. Baik 10 63,9 1 36,1 11 100 0,031 (,012−,978)
Jumlah 23 13 36 100
Pada tabel 6 di atas, dari 36 responden menunjukkan ada hubungan yang signifikan
didapatkan 25 responden yang antara pengetahuan dengan kejadian stroke
pengetahuannya kurang baik mengalami pada lansia.
stroke sebanyak 13 orang (56,5%) dan tidak
mengalami stroke sebanyak 12 orang Hubungan Dukungan Keluarga dengan
(33,3%), sedangkan responden dengan Kejadian Stroke pada Lansia
pengetahuan baik yang mengalami stroke Tabel berikut ini menjelaskan hasil
sebanyak 10 orang (63,9%) dan yang tidak analisa hubungan antara dukungan keluarga
mengalami stroke sebanyak 1 orang (36,1%). dengan kejadian stroke pada lansia dapat
Hasil uji statistik chi-square didapatkan ρ dilihat pada tabel dibawah ini:
value = 0,031 lebih kecil dari α=0,05
Tabel 7
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Stroke Pada Lansia
Kejadian Stroke
No Dukungan Lansia Jumlah ρ OR
Keluarga Ya tidak value
n % n % N %
1. Kurang Baik 10 43,5 11 84,6 21 100 ,140
2. Baik 13 56,5 2 15,4 15 100 0,040 (,025−,779)
Jumlah 23 13 36 100

Pada tabel 7 di atas, dari 36 responden (43,5%) dan tidak mengalami stroke
didapatkan 21 responden mendapat sebanyak 11 orang (84,6%), sedangkan
dukungan keluarga kurang baik yang responden yang mendapat dukungan
mengalami stroke sebanyak 10 orang keluarga dengan baik yang mengalami stroke

Jurnal Kesehatan Terapan 49


Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

sebanyak 13 orang (56,5%) dan yang tidak Pengetahuan/kognitif merupakan hal yang
mengalami stroke sebanyak 2 orang (15,4%). sangat penting/mendasari proses perubahan
Hasil uji statistik chi-square didapatkan untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
ρ value = 0,040 lebih kecil dari α=0,05 behaviour) (Notoatmodjo, 2012).
menunjukkan ada hubungan yang signifikan Pengetahuan merupakan faktor yang
antara dukungan keluarga dengan kejadian sangat penting dalam membentuk tindakan
stroke pada lansia. seseorang. Adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan yang
Pembahasan dimiliki seseorang meliputi faktor
Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian pendidikan, pengalaman, informasi,
Stroke pada Lansia lingkungan dan budaya serta kondisi sosial
Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui ekonomi seseorang. Tahap kedua adalah
bahwa berdasarkan pengetahuan, responden sikap yang merupakan reaksi atau respon
yang pengetahuannya kurang baik sebanyak yang masih tertutup dari seseorang terhadap
25 orang (69,4%), sedangkan responden yang suatu stimulus sehingga tidak dapat langsung
pengetahuannya baik sebanyak 11 orang dilihat (Notoatmodjo, 2012).
(30,6%). Sejalan penelitian yang dilakukan
Pada tabel 6 di atas, dari 36 responden Safitri, dkk (2020), bahwa Hasil penelitian
didapatkan 25 responden yang menunjukkan bahwa pengetahuan
pengetahuannya kurang baik mengalami berhubungan dengan motivasi sesorang
stroke sebanyak 13 orang (56,5%) dan tidak dalam melakukan pencegahan penyakit
mengalami stroke sebanyak 12 orang stroke. Seseorang yang memiliki
(33,3%), sedangkan responden dengan pengetahuan baik maka juga akan
pengetahuan baik yang mengalami stroke berkontribusi dalam kuatnya motivasi
sebanyak 10 orang (63,9%) dan yang tidak seseorang. Sesuai dengan teori Wawan &
mengalami stroke sebanyak 1 orang (36,1%). Dewi (2010), mengemukakan bahwa
Hasil uji statistik chi-square didapatkan pengetahuan diperoleh karena individu
ρ value = 0,031 lebih kecil dari α=0,05 menggunakan panca indra untuk mengamati
menunjukkan ada hubungan yang signifikan suatu objek tertentu.
antara pengetahuan dengan kejadian stroke Sejalan penelitian yang dilakukan Sari,
pada lansia. dkk (2018) bahwa ahwa semakin tinggi
Pengetahuan merupakan hasil tahu pengetahuan keluarga semakin besar peluang
yang terjadi setelah orang melakukan yaitu 3,927 kali lipat dalam mendeteksi dini
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. serangan stroke. Pengenalan cepat dan reaksi

Jurnal Kesehatan Terapan 50


Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

terhadap tanda-tanda stroke dan TIA. lingkungan keluarga. Anggota keluarga


Peneliti berasumsi bahwa Seseorang memandang bahwa orang yang bersifat
yang memiliki pengetahuan baik maka juga mendukung selalu siap memberikan
akan berkontribusi dalam kuatnya motivasi pertolongan dan bantuan jika diperlukan
seseorang. (Friedman, 2010).
Dukungan ini berupa pemberian saran
Hubungan Dukungan Keluarga dengan percakapan atau umpan balik tentang
Kejadian Stroke pada Lansia bagaimana seseorang melakukan sesuatu,
Berdasarkan tabel 5.4 di atas, diketahui misalnya ketika seseorang mengalami
bahwa berdasarkan Dukungan Keluarga, kesulitan dalam pengambilan keputusan, dia
responden yang mendapat dukungan akan menerima saran dan umpan balik
keluarga kurang baik sebanyak 21 orang tentang ide-ide dari keluarganya. Dimensi ini
(58,3%), sedangkan responden yang menyatakan dukungan keluarga yang
mendapatkan dukungan keluarga baik diberikan bisa membantu pasien dalam
sebanyak 15 orang (41,7%). mengambil keputusan dan menolong pasien
Pada tabel 5.7 di atas, dari 36 dari hari ke hari dalam manajemen
responden didapatkan 21 responden penyakitnya (Junaidi, 2011).
mendapat dukungan keluarga kurang baik Sejalan penelitian yang dilakukan
yang mengalami stroke sebanyak 10 orang Hanum, dkk (2018), diperoleh nilai p<0,05
(43,5%) dan tidak mengalami stroke dan RP>1 artinya ada hubungan antara
sebanyak 11 orang (84,6%), sedangkan dukungan emosional dengan kejadian stroke
responden yang mendapat dukungan pada lansia hipertensi dan merupakan faktor
keluarga dengan baik yang mengalami stroke risiko untuk terjadinya stroke pada lansia
sebanyak 13 orang (56,5%) dan yang tidak hipertensi.
mengalami stroke sebanyak 2 orang (15,4%). Peneliti berasumsi dukungan keluarga
Hasil uji statistik chi-square didapatkan berupa dukungan instrumental,
ρ value = 0,040 lebih kecil dari α=0,05 informasional, penghargaan, dan emosional.
menunjukkan ada hubungan yang signifikan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
antara dukungan keluarga dengan kejadian dengan adanya dukungan keluarga yang
stroke pada lansia. efektif diharapkan akan sangat membantu
Dukungan keluarga adalah sikap, lansia untuk melakukan perawatan stroke
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap secara optimal sehingga dapat menurunkan
anggotanya. Anggota keluarga dipandang resiko untuk terjadinya stroke berulang.
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam Lansia biasanya dihadapkan dengan

Jurnal Kesehatan Terapan 51


Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

penurunan fungsi tubuh dan meningkatnya Aksara Publisher.


sensitivitas emosional, seperti rasa sedih, Dinkes OKI. (2018). Profil Kesehatan Dinas
putus asa, kecewa, harga diri rendan, cemas Kesehatan Ogan Komering Ilir.
adan perasaan tidak berguna. Perubahan ini Fransisca, B. (2011). Asuhan keperawatan
akan mempengaruhi perilaku lansia dalam pada klien gangguan Sistem
upaya untuk meningkatkan status peryarafan, Jakarta : Salemba
kesehatannya. Berdasarkan hal ini dapat Medika. Friedman. (2013).
dikatakan bila lansia mendapatkan dukungan Keperawatan
dari keluarga berupa perhatian, kasih sayang Keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing.
dan empati akan dapat meningkatkan Friedman M, Bowden V, Jones E.
motivasi lansia dalam berperilaku ke arah 2013. Buku ajar
yang lebih baik. keperawatan keluarga: Riset, teori &
praktik. 5th ed. Tiar E, editor.
Kesimpulan Jakarta: EGC.
Berdasarkan hasil dan pembahasan Guyton A.C, dan Hall, J.E. (2014). Buku
penelitian di atas, maka dapat ditarik Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
kesimpulan: Penterjemah: Ermita I, Ibrahim I.
1. Ada hubungan antara pengetahuan Singapura: Elsevier.
keluarga secara parsial dengan kejadian Hastono. SP. (2011). Statistik kesehatan.
Stroke pada lansia dengan p value= 0,031. Jakarta : Rajawali Pers. Hidayat
2. Ada Hubungan antara dukungan keluarga Indrawati, L., Sari, W., & Dewi, C. S.
secara parsial dengan kejadian Stroke (2016). Care Yourself Stroke cegah
pada lansia dengan p value. dan obati sendiri. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Irfan, Muhammad, (2010). Fisioterapi Bagi
Daftar Pustaka
Insan Stroke. Edisi Pertama.
AHA. (2015). Heart Disease And Stroke
Yogyakarta: Penerbit. Graha Ilmu.
Statistics. American Heart Asociation
Junaidi, I. (2011). Stroke, Waspadai
Journal.
Ancamannya. Yogyakarta : ANDI.
Bustan. (2017). Epidemiologi penyakit tidak
Lili, I& Catur. 2016. Care Your Self,
menular. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Stroke. Jakarta: Penebar Plus.
Constanzo,
Kaakinen, J.R., et al (2010). Family Health
Linda S. (2012). Fisiologi Kedokteran. Edisi
Care Nursing. (4th). Philadelphia:
Lima. Tangerang Selatan:Binarupa
Davis Company.

Jurnal Kesehatan Terapan 52


Volume 10. Nomor 1. Januari 2023 Ria Wulandari 1, Yazika Rimbawati2
DOI: https://doi.org/10.54816/jk.v10i1.578 Fika Winata3

Kemenkes RI. (2013). Gambaran Kesehatan RSUD Kayuagung. 2021.


Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018).
Buletin Jendela Data dan Informasi Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Kesehatan Kementrian RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sarwono. (2015). Lanjut Usia dan
(2017). Analisis Lansia di Indonesia. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
Maramis. (2016). Buku Ajar Keperawaan Nuha. Medika.
Gerotik. Jakarta: EGC. Silfi, F., Retnowati, L., & Hidayah, N.
Nasrullah, Dede. (2016). Buku Ajar (2020). Dukungan Keluarga Pada
Keperawatan Gerontik Jilid I Lansia Pasca Stroke Di Desa
Dengan. Pendekatan Asuhan Karangsono Kecamatan Sukorejo
Keperawatan NANDA, NIC-NOC. Kabupaten Pasuruan. Hospital
Jakarta Timur: TIM. Majapahit (Jurnal Ilmiah Kesehatan
Notoatmodjo, (2012). Ilmu Perilaku Politeknik Kesehatan Majapahit
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Mojokerto), 12(2), 104-115.
Nugroho. 2014. Asuhan Keperawatan Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar
Gerontik. Bogor: In Media. Keperawtan Medikal Bedah Bruner
Tarwoto. (2013). Keperawatan Medikal &. Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC.
Bedah. Jakarta : CV Sagung Seto. Titik, Lestari. (2016). Asuhan Keperawatan
Padila. 2013. Keperawatan gerontik Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.
edisi 1. Yogyakarta: Nuha Medika. Valente et al. (2015). Ischemic Stroke Due to
Pandji D. (2011). Stroke bukan akhir Middle Cerebral Artery M1
segalanya. Jakarta: Kompas Segment Occlusion: Latvian
Gramedia.
Pinto, S & Caple, C. (2010). Stroke: Risk and
Protective Factors. Glendale,
Calofornia: Cinahl Information
System.
Pudjiastuti, S.S & Utomo, B.(2016).
Fisioterapi pada lansia. Jakarta:
EGC.
Ratnawati, E. (2017). Asuhan keperawatan
gerontik. Yogyakarta: Pustaka Baru.
RUSD Kayu Agung, (2021). Rekam Medis

Jurnal Kesehatan Terapan 53

You might also like