You are on page 1of 13

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III
PERENCANAAN DAN GAMBAR

3.1. Perencanaan Sepeda Listrik


Proses pembuatan sepeda listrik ini dilakukan mulai dari proses
perancangan sepeda listrik. Sepeda listrik ini dirancang untuk daerah perkotaan,
desainnya merupakan adaptasi dari sepeda mini. Terlihat seperti gambar 3.1 di
bawah ini.

5 4

3
1
2

Gambar 3.1 Desain Sepeda Listrik

Keterangan:
1. Roda depan 4. Roda belakang
2. Baterai 5. Setang
3. Rangka

19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

3.2. Float Chart


Start

Studi Literature

Perencanaan
Spesifikasi

Sketsa Desain Pemilihan


Komponen, Elektrik
Desain Komponen
Pembelian komponen
Desain detail 3D
Tidak
Tidak Uji Komponen

Diterima ?

Ya Diterima ?

Gambar 2D
Blueprint

Ya
Produksi

Perakitan

Integrasi

2 1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

2 1

Uji Coba
Prototipe

Tidak

Memenuhi

Spesifikasi

Ya

PembuatanLaporan

Prototipe, Laporan

Finish

Gambar 3.2 Pembuatan Sepeda listrik

Pengerjakan proyek akhir ini dimulai dengan melakukan studi literatur


tentang sepeda listrik, setelah melakukan studi literatur melakukan perencanaan
mekanikal, sehingga dapat dilakukan sketsa prototipe dan pemilihan komponen-
komponennya. Setelah melakukan sketsa kemudian menggambar global secara
3D, jika disetujui maka kemudian menggambar detail bagian-bagian prototipe
secara 2D. Proses pembuatan dapat dilakukan setelah desain disetujui dan
komponen terkumpul.Setelah rangka selesai dibuat maka komponen elektrikal
dapat dipasang. Uji prototipe dapat dilakukan setelah semua terpasang, jika sudah
sesuai yang diinginkan maka memulai mengerjakan laporan, jika masih terjadi
error maka harus menganalisa ulang pada perancangan mekanikal. Setelah semua
selesai maka mendapatkan hasil prototipe dan laporan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

3.3. Perancangan Sistem Kelistrikan Sepeda Listrik

Baterai
Charger

Kontaktor
Throttle

Kontroller

Motor Listrik

Gambar 3.3 Skema Alur Kelistrikan

Pada gambar 3.3 Skema alur kelistrikan dapat dijelaskan bahwa


sepeda listrik ini bergerak menggunakan motor listrik DC magnet permenen yang
terpasang pada poros roda depan. Motor listrik tersebut bergerak karena mendapat
suplai energi dari aki kering/lithium yang melewati kontroler. Kontroler berfungsi
sebagai kontrol untuk suplai energi ke motor listrik, dan mengatur komponen-
komponen lain dalam bekerja seperti throttle. Throttle berfungsi sebagai handle
gas seperti pada sepeda motor biasa.

3.3.1. Komponen-Komponen Skema Listrik


Komponen-komponen utama kelistrikan yang digunakan untuk
menggerakkan sepeda listrik diantaranya adalah; motor DC ,kontroler, thumb
throttle, baterai dan charger. Komponen-komponen tersebut seperti terlihat pada
gambar dibawah ini.
Motor listrik DC digunakan sebagai penggerak sepeda listrik yang terletak
pada poros roda depan sepeda. Motor DC terlihat seperti gambar 3.4 dibawah ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

Gambar 3.4 Motor Listrik DC

Kontroler digunakan untuk mengatur kecepatan dari motor DC. Sistem


kerja dari kontroler ini adalah dengan mengatur besarnya arus yang disuplai ke
motor. Terlihat seperti gambar 3.5 di bawah ini.

Gambar 3.5 Kontroler

Throttle merupakan pengatur kecepatan yang dapat diaplikasikan secara


langsung yang diatur dengan menggunakan variabel resistor yang terdapat
didalamnya, cara kerjanya adalah mengurangi arus yang masuk ke dalam motor
listrik sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih kecil. Throttle digunakan
untuk mengatur kecepatan oleh pengendara secara langsung seperti pada Gambar
3.6.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

Gambar 3.6 Throttle

Baterai digunakan sebagai penyimpan sumber tegangan untuk menggerakkan


motor DC. Terlihat seperti gambar 3.7 di bawah ini.

Gambar 3.7 Baterai Lithium Cobalt dan Lead-Acid

3.4 Motor Listrik


Motor listrik yang digunakan dalam perancangan ini adalah motor DC
brushless yang menggunakan permanen magnet. Alasan pemilihan motor DC tipe
ini adalah torsi yang besar, tidak menyebabkan kebisingan dan area
pengaplikasian dapat diperluas. Medan stator motor jenis ini dihasilkan oleh
magnet permanen bukan elektromagnet. Penggunaan magnet permanen tidak
membutuhkan daya listrik untuk menghasilkan medan stator, sehingga daya dan
pendinginan yang diperlukan lebih rendah dibandingkan motor yang
menggunakan elektromagnet. Perubahan kecepatan motor dapat dengan mudah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

diatur dengan cara mengubah ubah besarnya tegangan DC yang diberikan pada
motor. Motor yang digunakan adalah dengan besar daya 250 watt atau 0.3 HP.
Data pada sepeda listrik sebagai berikut:

Tabel 3.1 Spesifikasi Motor Listrik

Parameter Besar
Daya 250 watt
Tegangan 36 v
Putaran 320 rpm
Massa 5 kg

Dari data di atas dapat dihitung kecepatan sepeda motor listrik ini. Disini
tidak ada alat penghitung kecepatan sepeda motor listrik karena kesulitan
dalam tempat maupun dana. Oleh karena itu kecepatan sepeda motor listrik ini
dihitung secara manual.

a. Kecepatan maksimal tanpa beban


Dengan diketahui kecepatan putar motor yaitu 320 rpm
• Menghitung kecepatan dalam rotasipermenit
Kec. = rotasi/menit : 60
Kec. = 320 : 60
= 5,3 rotasi/detik

Jadi kecepatan putar roda adalah 5,3 rotasi/detik. Dengan diketahuinya


kecepatan putar roda maka dapat menghitung kecepatan sepeda listrik saat melaju
dijalan dengan mengetahui keliling roda.

• Menghitung keliling roda


Karena roda berbentuk bulat/lingkaran maka dapat menggunakan
rumus lingkaran untuk menghitung keliling roda.

K = 2πr atau K = πd
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

Keterangan
K = keliling lingkaran
r = jari jari lingkaran
d = diameter lingkaran
Maka, K = 3.14 . 51
= 160 cm
= 1.6 m
Jadi keliling roda sepeda listrik tersebit adalah 1.6 m.

• Menghitung kecepatan motor listrik saat melaju

V sepeda = V roda . K

Keterangan
V sepeda = kecepatan laju sepeda listrik
V roda = kecepatan putar roda
K = keliling roda

Maka, V sepeda = 5,3 rotasi/detik . 1,6 m


= 8,48 meter/detik
= 30,5 km/jam
Jadi kecepatan maksimum tanpa beban sepeda listrik adalah 30,5
km/jam.

b. Menghitung momen inersia


Ir = ½ . m . ( R² + r² )
Ir = ½ . 5 . [ (0,25)² + (0,21)² ]
Ir = 2,5 [ 0.0625 + 0.0441 ]
Ir = 0,267 Kg.m²

c. Torsi
.
τ=
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

. .
τ=

τ=

τ = 4,74 lb ft
τ = 6.12 Nm

d. Percepatan sudut roda

ω=
,
ω=
,

ω = 22,9 rad/s²

e. Percepatan maksimal
=ω.r
= 22,9 rad/s² . 0,25 m
= 5,73 m/s²

f. Waktu untuk mencapai kecepatan maksimal

tmaks =

,
tmaks =
,
tmaks = 1,5 detik
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan maksimum tanpa
beban sepeda listrik adalah 1,5 detik

3.5 Baterai
3.5.1 Baterai Lithium
Baterai yang digunakan pada perancangan ini adalah baterai Lithium
Cobalt 10Ah dan 36V. Sehingga total daya yang dikeluarkan oleh baterai adalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

10Ah x 36V = 360 Watt.h. Alasan penggunaan baterai Lithium Cobalt adalah
karena lebih ringan dan lebih awet.
Keadaan baterai terisi penuh memiliki kapasitas 10 Ah, yang artinya
baterai memiliki cadangan energi listrik 10 ampere dalam satu jam. Padahal rata-
rata arus yang digunakan pada motor listrik sebesar 7 ampere. Jadi
perhitungannya adalah sebagai berikut.
• Menghitung waktu habis baterai bila digunakan terus menerus tanpa
beban.

Waktu habis baterai = kapasitas baterai : arus rata-rata


= 10 Ah : 7 A
= 1,43 jam
= 1 jam 28 menit
3.5.2 Baterai Lead-Acid

Baterai ini adalah baterai lead-acid 3,5 Ah dan 36V. Sehingga total daya
yang dikeluarkan oleh baterai adalah 3,5Ah x 36V = 126 Watt.h. Alasan
penggunaan baterai lead-acid adalah karena lebih mudah didapat dan murah.
Keadaan baterai terisi penuh memiliki kapasitas 3,5 Ah. Padahal rata-rata
arus yang digunakan pada motor listrik sebesar 7 ampere. Jadi perhitungannya
adalah sebagai berikut.

• Menghitung waktu habis baterai bila digunakan terus menerus tanpa


beban.

Waktu habis baterai = kapasitas baterai : arus rata-rata


= 3,5 Ah : 7 A
= 0,5 jam
= 30 menit
Jadi perbandingan waktu habis baterai bila digunakan terus menerus jika
menggunakan lithium 10Ah adalah 1 jam 28 menit dan jika menggunakan lead-
acid 3,5 Ah adalah 30 menit.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

3.6 Beban Maksimal

Beban total kendaraan dapat diperoleh dari daya motor


pada ban kendaraan (Nb) dalam bentuk HP di kalikan dengan
75 kemudian dibagi kecepatan dalam ( m/s) kemudian didapatkan
tahanan gelinding roda. Kemudian dari tahanan gelinding dapat
dicari beban total kendaraan dari pembagian dengan koefisien
tahanan gelinding yang didapatkan dari gambar 3.8 dengan
pengaruh kecepatan pada hambatan rolling.

Gambar 3.8 Tabel Koefisien Tahanan Gelinding


( Fuad, 2012 )

.
b= .P

Keterangan :

b = daya motor ( Hp )
k = koefisien tahanan gelinding
P = beban ( Kg )

Sehingga :
.
P=
.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

. .
P=
. . , /

.
P=
.

P = 176,8 Kg

Sehingga berat total yang bisa digerakan dengan daya motor 250 watt (0,3 Hp)
adalah 176,8 Kg.

3.7 Perencanaan Tata Letak Baterai Pada Sepeda


Listrik
Komponen-komponen utama pada sepeda motor listrik selain rangka
sebagai penopang komponen pendukung kelistrikan diantaranya motor listrik
sebagai penggerak, tempat penyimpanan energi listrik yaitu berupa baterai, serta
alat pengisi energi listrik yang biasa disebut charger. Dalam perencanaan layout
penempatan dan casing baterai dapat dilihat pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Tata Letak Penyimpanan Baterai

3.7.1 Perancanaan Chasing Penyimpanan Baterai dan Penempatannya

Chasing untuk tempat penyimpanan baterai terbuat dari bahan plat


galvalum dengan ketebalan 1,2 mm. Rumah baterai harus disesuaikan
dengan komponen yang ada di dalam rumah tersebut. Tempat penyimpanan
ini harus tertutup dengan rapat supaya air dan kotoran tidak dapat masuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

kedalam chasing. Gambar rancangan\penyimpanan baterai dapat dilihat di


bawah ini.

Gambar 3.10 Rangka Penyimpanan Baterai

Dengan rancangan demikian maka komponen-komponen dapat


ditempatkan pada posisi yang tepat. Selain itu baterai akan tetap terjaga
dari air dan kotoran yang berasal dari luar.
Penempatan alat ini berada di dalam unit sepeda listrik dan harus
terhindar serta air untuk mencegah terjadinya arus hubungan pendek akibat
adanya air pada alat ini. Selain itu juga harus dihindarkan dari terkena
rantai agar tidak mengganggu pergerakan rantai. Pembuatan dudukan
harus kuat karena untuk menahan beban dan juga mencegah alat bergeser
dari posisinya saat kendaraan berjalan.

You might also like