You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terminal sebagai sarana transportasi memainkan peran integral dalam
menghubungkan orang, barang, dan informasi di seluruh dunia. Dengan
keberadaannya, terminal menyediakan pintu gerbang bagi mobilitas yang efisien,
menghubungkan berbagai moda transportasi dan memfasilitasi pertukaran ekonomi
serta budaya.

Pada lembar kerja ini, kita akan menyelidiki peran penting terminal dalam
infrastruktur transportasi modern. Mulai dari terminal kereta api, bandara, hingga
pelabuhan, setiap jenis terminal memiliki perannya sendiri dalam mendukung
konektivitas global. Mari kita telusuri bagaimana terminal menjadi simpul vital dalam
jaringan transportasi, mendukung perjalanan manusia dan distribusi barang di
berbagai tingkat.

Selain itu, akan dibahas pula teknologi dan inovasi terbaru yang diterapkan dalam
pengelolaan terminal. Dengan memahami perkembangan ini, diharapkan kita dapat
melihat bagaimana terminal terus beradaptasi untuk memenuhi tuntutan masyarakat
modern yang semakin berkembang.

Melalui pemahaman mendalam terhadap fungsi dan evolusi terminal sebagai sarana
transportasi, diharapkan pembaca dapat mengapresiasi peran pentingnya dalam
mendukung konektivitas global dan memajukan kemajuan transportasi di era yang
terus berubah ini. Selamat menyelami dunia terminal sebagai pusat vital dalam
pergerakan manusia dan barang.

Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, terminal menjadi titik sentral dalam
rantai transportasi yang kompleks. Terminal bukan hanya sebagai tempat transit
penumpang dan kargo, tetapi juga sebagai pusat konektivitas yang mendukung
mobilitas dan pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan suatu terminal tidak hanya
bergantung pada infrastruktur fisiknya, tetapi juga pada kemampuannya mengadopsi
teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan pengalaman
pengguna.
1.2 Konteks Sejarah dan Perkembangan Terminal
1. Evolusi Terminal Sejak Awal Transportasi
Meninjau sejarah terminal dan bagaimana konsep ini telah berevolusi seiring
Perkembangan moda transportasi, mulai dari terminal kereta api, pelabuhan,
Hingga terminal pesawat udara.
2. Peran Terminal dalam Menggerakkan Ekonomi dan Perdagangan
Menggali peran penting terminal dalam mendukung kegiatan ekonomi dan
Perdagangan. Memperlihatkan bagaimana terminal menjadi elemen kunci
Dalam rantai pasok global.

1.3 Permasalahan dan Tantangan Saat Ini dalam Manajemen Terminal


 Meningkatnya Beban Transportasi dan Kemacetan
Menganalisis peningkatan mobilitas dan dampaknya terhadap terminal, Khususnya
dalam konteks peningkatan beban transportasi dan kemacetan.

 Teknologi dan Inovasi sebagai Solusi Tantangan Terminal


Memperkenalkan pendekatan teknologi dan inovasi sebagai solusi untuk Mengatasi
tantangan yang dihadapi terminal, dari peningkatan efisiensi Operasional hingga
pemberdayaan pengalaman penumpang.

1.4 Tujuan dan Ruang Lingkup


 Tujuan Utama
Merumuskan tujuan utama dari penulisan ini, yaitu untuk menganalisis Konsep
perancangan terminal yang optimal dengan mengintegrasikan Teknologi,
keterhubungan, keamanan, dan keberlanjutan.
 Ruang Lingkup
Mendefinisikan batasan dan ruang lingkup penulisan, termasuk fokus pada Teknologi
terkini, implementasi kecerdasan buatan, dan upaya meningkatkan Aspek
keberlanjutan di terminal.
1.5 Rencana Struktur Penulisan
 Gambaran Struktur Makalah
Memberikan gambaran umum tentang struktur makalah, mencakup Pengembangan
konsep perancangan terminal di berbagai aspek.
 Metodologi Penelitian
Menguraikan metode penelitian yang digunakan, seperti analisis literatur, Studi kasus,
dan wawancara dengan para ahli di industri terminal dan Teknologi transportasi.

Dengan merinci setiap sub-bagian di atas dengan lebih rinci, Bab 1 dapat menjadi
Sebuah pendahuluan yang lengkap, memberikan konteks yang kuat untuk penelitian
Ini dan merinci arah dan tujuan penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Perencanaan


A. Penentuan Site
Site terminal bis terpilih dekat dengan jalan Lingkar Utara, Tepatnya Di
Daerah Perencanaan, Dengan Pertimbangan :
 Mempunyai accessibilitas yang kuat.
 Ada jalan arteri yang menghubungkan terminal bis Dengan kota~kota
lainnya, maupun dengan bagianbagian kota Yogyakarta sendiri.
 Terletak di luar kota, dapat memperkuat kesan Pintu gerbang kota, dan
mengurangi beban lalu Lintas dalam kota.
 Lokasi terbuka, Tidak terlalu banyak tertutup Oleh bangunan
bertingkat.
 Tata guna tanah sesuai dengan rencana induk kota.
 Kondisi tanah relatif datar.
 Tingkat kepadatan penduduk rendah.

B. Tata Ruang Luar


Pembentukan Tata Ruang Luar. Bangunan Disesuaikan dengan
lingkungan.Secara keseluruhan Berdasarkan jaringan jalan utama yang telah
ada.
Mengingat jalan utama ini merupakan sumber Arus utama pengunjung
dalam menuju bangunan di dalam Tapak Maka, Secara Langsung Semua
Unsur-unsur Rancangan Lain dihubungkan Dengan Jaringan Utama tersebut,
dengan Pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
 Letak entrance terbuka dan mudah dicapai dengan Kejelasan pola sirkulkasi
kendaraan di dalam area Terminal bis.
 Bentuk Penampilan bangunan Harus Mempunyai Keseimbangan dengan tata
masa bangunan, Agar Dapat memberikan kemudahan sirkulasi di sekitar
Bangunan.

2. Konsep Dasar Perancangan


1) Program Dan Demensi Ruang
Berdasarkan pada :
a. Jumlah pelaku kegiatan dan Alat angkut dalam Interval waktu tertentu.
b. Jenis-jenis kegiatan dan pelaku kegiatan, baik Kegiatan utama maupun
penunjang.
c. Proses kegiatan dan sistem pelayananya.
d. Standar kebutuhan ruang dan asumsi.

2) Sisten Konfigurasi
Dipakai Ristem konfigurasi peron pararel yang Diperluas permukaannya.

3) Tata Ruang Penumpang


a) Berpola menyebar dalam berbagai kelompok trayek, Di mana titik
awal penyebaran adalah tempat Penurunan/hall, yang kemudian
menyebar ke arah Parkir Alat angkut Dan Fasilitas-fasilitas Penunjang.
b) Peron berfungsi tunggal, untuk sirkulasi menuju Alat angkut, Fasilitas
penunjang, dan Tidak Berfungsi sebagai tempat menunggu, Penurunan
Maupun pemuatan.
c) Entrance penumpang dari luar site dipisahkan Dengan sirkulasi alat
angkut dengan pembatas yang Tidak mengurangi hubungan ruang.

4) Tata Sirkulasi Bis


 Untuk bis-bis antar kota, pola sirkulasi untuk Menuju tempat parkir
dengan gerak menyudut, untuk Kemudian mengambil posisi lurus.
Area parkir Menggunakan sistem pararel.
 Untuk bis kota yang frekwensinya ke Luar masuk Tinggi, tanpa
berjalan mundur Hanya Terjadi Pembelokan arah, dengan sistem parkir
pararel, Diberi pemisah/sparter berupa peninggian lantai Dan diberi
atap penutup.
 Entrance untuk ke Luar Masuk Bis disediakan Beberapa buah. Pemisah
jalur ke Iuar masuk cukup Jelas, dengan pembatas tidak
nyata/transparan. Jalur untuk menuju dan meninggalkan area parkir
Searah.

5) Lay Out Area Parkir Bis


 Sesuai dengan kepadatan. Jauh dekatnya trayek dan Frekuensi Ke luar
bis. Semakin dekat, padat dan Tinggi frekwensi suatu trayek, Maka
pencapaian Semudah dan sedekat mungkin dengan Tempat Awal
Sirkulasi.
 Area parkir his diklompokkan Menjadi beberapa Bagian, yaitu
kelompok trayek jarak jauh, jarak Dekat, jarak dekat dan trayek dalam
kota.
 Untuk bis kota, selain dekat dengan Titik awal Sirkulasi, pencapaian
juga mudah dan dekat dari Lingkungan luar site.

6) Area Sirkulasi Penunjang / Umum dan Pengelola


 Area Parkir penunjang (pengantar, Penjemput Maupun Kendaraan
umum), diletako.n dekat dengan Jalan umum yang merupakan Access,
tempat parkir sepeda motor diberi atap sedang untuk mobil Diberi
pohon perindang.
 Area parkir penglola diletakan dekat Dengan Ruang-ruang kegiatan.
Tempat parkir sepeda motor Di beri atap, sedang untuk mobil dengan
pohon Perindang.

7) Lay Out Penunjang / Umum dan Pengelola


 Ruang-ruang Yang dapat mengurangi Kepadatan Penumpang/calon
Penumpang, Berhubungan Erat Dengan Kegiatan Pergantian
Angkutan, Atau Merupakan memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti
Lobby, Kantin, Telpon box, Lavatory diletakan Tersebar pada semua
trayek dengan jumlah maupun Demensi yang sesuai dengan kepadatan
penumpang.
 Ruang-ruang yang. Memungkinkan dikujungi Oleh Penumpang semua
treyek, tetapi tidak berhubungan Dengan kegiatan utama, seperti kios
suovenir, Informasi, Musholla diletakkan dekat pusat/awal Sirkulasi
yang dekat dengan semua trayek.
 Ruang-ruang yang kemungkinan di kunjungi oleh Penumpang semua
trayek, tetapi berhubungan dengan Kegiatan utama atau berkaitan
dengan Proses Pergantian alat angkut misalnya, kios-kios agen
Perjalanan, urusan bagasi diletakan Diantara Titik pusat/awal sirkulasi
dengan area parkir Bis/area pengangkutan. Sebagaian diletakan pada
Tempat-tempat Yang Dapat Dijangkau Oleh Masyarakat luar site
mauapun calon penumpang yang masuk melalui entrance misalnya,
pada hall. Area Parkir bis kota.
 Ruang-ruang Pengelola yang bersifat Melayani Publik/berhubungan
Erat Dengan Penumpang, Pengantar/penjemput Tetapi Mempunyai
Kecenderungan dikunjungi masayarakat luar site Misalnya, warpostel,
Kantor pas kecil diletakan Dengan titik pusat sirkulasi, dan mudah
dicapai Dari luar site oleh masyarakat umum.

8) Tata Ruang Dalam


 Layout “ruang berpola dinamis, Bervariasi dan Mengikuti polo.
Konfigurasi peron pararel secara Tidak kaku.
 Organisasi ruang sesuai dengan rangkian proses Kegiatan didalam
terminal.
 Berorentasi keluar/kelingkungan, terutama untuk Ruang-ruang istirahat
penumpang.

9) Bentuk Ruang
Dipakai bentuk-bentuk yang berkarakter dinamis, yang diperoleh
dari bentuk yang berkembang,penggabungan Bentuk geometris.
Dinding-dinding Pembentuk Sebanyak mungkin Terbuka/transparan,
Terutama untuk ruang-ruang publik.

10) Penampilan Bangunan


 Berkarakter terbuka/menyambut ke lingkungan.
 Berkarakter dinamis, rekreatif dan non formal.
 Penyelesaian interior bangunan yang rekreatif, Dicapai dengan dengan
detail arsitektur maupun Finishing elemen-elemen bangunan.

11) Zoning Site


 Akibat adanya jalan raya sebagai access utama, Maka site dibagi
menjadi: Zone publik, Semi Publik dan privat.
 Akibat adanya bermjacam-macam kegiatan, Pelaku Kegiatan didalam
bangunan maka, zoning site dalam Bangunan dibagi menjadi : Zone
publik (ruangruang untuk penumpang/ealon penumpang), Zone Privat
(ruang-ruang penglola dan karyawan), Semi Privat (ruang-ruang
penglola Yang Melayani Publik, Ruang awak bis, Agen-agen
perjalanan,
Kios-kios), zoning kegiatan penunjang, zone alat Angkut dan zone
service.

12) Sistem Struktur


 Dipakai Sistem Struktur yang Luwes Dalam Mengikuti bentuk
horizontal maupun vertikal.
 Dapat dipakai untuk bentang lebar maupun keeil.
 Dapat digabungkan dengan sistem struktur lainnya.
 Dapat/mudah dilakukan finishing pada struktur, sehingga bernilai
arsitektural.

13) Sistem Utilitas


 Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dengan Sistem hindrant dan
tabung penadamjprtable.
 Sistem penangkal petirdengan nenggunakan sistem Frangklin Yang
Disesuaikan Junlahnya~Dan Menenuhi persyaratan teknis.
 Kebutuhan Energi listrik dengan Menggunakan Jaringan Listrik PLN
dan Generator Untuk Cadangan. Jaringan dilewatkan dibawah tanah.
 Kebutuhan Air Bersih Dengan Menggunakan Pengeboran Sumber air
tanah Yang Kemudian Dinaikkan dengan peralatan otonatis~ kemudian
Disimpan pada tangki jmenara air pada ketinggian Yang cukup.
 Kebutuhan Komunikasi menggunakan Jasa Dari Perumtel, dan
dilengkapi dengan sistem radio.
 Sisten sanitasi dengan menggunakan bak-bak sampah Yang kemudian
dibuang keluar site dengan angkutan Sampah, untuk sampah cair,
kotoran dari alat-alat Sanitair dengan sistem penghancuran pada septic
Tank yang kemudian diresapkan atau dibuang ke Riol kota.
 Sistem drainase dengan menggunakan selokan untuk Penyaluran air
hujan dari atap, yang kemudian Diresapkan didalam site. Air hujan
yang jatuh Di ruang luar diresapkan langsung ke pernukaan tanah yang
terbuka atau tertutup conblock.
 Sistem pencahayaan memanfaatkan pencahayaan alam Semaksimal
mungkin pada siang hari. Pengendalian Sistem sinar matahari dengan
tirai, overstek yang Cukup. Dan pohon-pohon perlindungan. Pada
malam Hari digunakan pencahayaan buatan dengan kekuatan Cahaya
150 lux untuk penerangan Umum Dan Ruang-ruang administrasi. Dan
15 lux untuk ruangruang Service, Ruang istirahat. Jalur-jalur
Sirkulasi/coridor.
 Sistem Penghawaandigunakan penghawaan Alam Dengan Sistem
Ventilasi Horizontal Yang Menggunakan bukaan serta ketinggian
plafond yang Cukup. Pohon-pohon peneduh dan semak-semak/perdu
Digunakan Sebagai Penyaring, Penurun Suhu/penyejuk Dan
Mempertinggi Kualitas. Penghawaan buatan digunakan sesedikit
mungkin dan Digunakan Pada Ruang-ruang Administrasi/pcnglolaan
apabila sulit mendapatkan Sirkulasi udara yang cukup.

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Perencanaan dan perancangan terminal merupakan langkah krusial
dalam membangun infrastruktur yang mendukung konektivitas dan
mobilitas. Dalam eksplorasi konsep ini, kita dapat menyimpulkan bahwa
kesuksesan sebuah terminal tidak hanya tergantung pada keberadaan
fisiknya, tetapi juga pada perencanaan yang cermat dan perancangan yang
mempertimbangkan berbagai aspek.
Pentingnya memahami kebutuhan pengguna dan memprediksi
pertumbuhan masa depan masyarakat menjadi landasan utama dalam
perencanaan terminal. Selain itu, faktor keamanan, keberlanjutan, dan
keterjangkauan juga menjadi pertimbangan kunci. Dengan merangkum
aspek-aspek ini, perencana dapat mengembangkan terminal yang tidak
hanya efisien secara operasional tetapi juga ramah pengguna dan
berkelanjutan.
Dalam perancangan terminal, integrasi teknologi modern menjadi unsur
penting. Penggunaan sistem informasi terkini, pemantauan real-time, dan
pembaruan infrastruktur dapat meningkatkan efisiensi operasional serta
memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna terminal.
Keberlanjutan juga dapat diwujudkan melalui penerapan solusi ramah
lingkungan dalam desain dan pengoperasian terminal.
Dengan demikian, konsep perencanaan dan perancangan terminal
bukan hanya tentang menciptakan bangunan fisik, tetapi juga melibatkan
pemikiran holistik untuk menciptakan pusat konektivitas yang berdaya
tahan dan mendukung perkembangan masyarakat dan ekonomi. Dengan
merangkai ide dan inovasi, kita dapat membentuk terminal yang bukan
hanya menjadi tempat transit tetapi juga pusat kegiatan yang membentuk
dinamika kehidupan di sekitarnya.

You might also like