You are on page 1of 17

KESENIAN TARI LENGGER

DARI DESA PAGILARAN


KABUPATEN BATANG

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas


Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Disusun oleh Kelompok 2


1. Umar Hasan
2. Nurul Zahratus Sita
3. Fahrazza Khalid B.S

KELAS X

SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah .. segala puji bagi allah tuhan seru sekalian alam kami ucapkan,
karna dengan segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayahnya kami masih diberi
ilham untuk menyelesaikan Karya Tulis ini dengan kemampuan berfikir yang
diberikan olehnya.
Yakni suatu karya tulis ilmiyah tentang kebudayaan yang kemudian dapat kami
ambil kesimpulan dengan judul seni tari dari pagilaran Tentang Kronologi
Dan Persepsi budaya Terkait Tradisi kesenian tari lengger
Ucapan Terima kasih yang kami tujukan terutama kepada pihak-pihak terkait
yang sangat berperan penting dalam penyelesaian karya tulis ini, yaitu kepada:
1. Bapak Ibu SMA Islam Ahmad Yani Batang, Selaku pembimbing kami
yang senantiasa memberi arahan- arahan yang tidak hanya membantu
menyelesaikan karya tulis ini, namun memberikan motivasi agar kami
lebih giat dalam bekerja.
2. Kedua Orang tua beserta deretan kerabat dan sahabat yang senantiasa
memberi dukungan dan do’a.
3. Para narasumber, yang berada di desa pagilaran. Dan sebagian kecil dari
pihak terkait yang berada di perpustakaan sekolah yang menyediakan
buku-buku refrensi untuk menunjang penguatan kevalidan Pernyataan
pustaka.
Semoga karya tulis yang telah kami susun sedemikian rupa ini dapat menjadi
tumpuan, sekaligus bahan refrerensi maupun motivasi untuk dapat berkarya. Dan
apabila telah banyak di jadikan tumpuan bagi pelajar indonesia pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, besar harapan kami juga agar karya tulis ini dapat
di ambil kalimat-kalimat positif dan memperbaiki kesalahan dalam penempatan
kalimat maupun EYD.
Terima kasih,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................6
2.1 kesenian tari lengger ............................................................................6
2.1. Persepsi Masyarakat...........................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................9
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................10
BAB V PENUTUP...........................................................................................12
5.1. Simpulan.............................................................................................12
5.2. Saran...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai ± 17.504
pulau (data departemen dalam negeri RI tahun 2004). Sebanyak ± 7.870 di
antaranya telah mempunyai nama sedangkan ± 9.634 lainya belum. Setiap
pulau di Indonesia memiliki kebudayaan perkembangan budaya yang tidak
seragam. Daerah yang berada dalam satu wilayah pulau pun kadang
mengalami perbedaan perkembangan kebudayaan. Penyebab dari adanya
perbedaan tersebut adalah (1) Perbedaan intensitas budaya asing yang
masuk ke masing-masing daerah, (2) Perbedaan periode (lama waktu)
intervensi budaya luar terhadap budaya lokal daerah. Dua faktor utama
tersebut yang turut berperan dalam membentuk budaya daerah di Indonesia,
sehingga setiap budaya daerah memiliki keunikan tersendiri.
Unsur yang ikut mewarnai perkembangan budaya di Indonesia
adalah unsur religi yang melahirkan pandangan hidup dan keyakinan dalam
masyarakat serta selalu hadir dalam bentuk apapun di setiap kebudayaan
etnik di dunia, tak terkecuali etnik di Nusantara. Bentuk religi dalam
wujudnya yang paling pertama adalah menghormati kekuatan yang mengisi
ruang alam. Kekuatan tersebut mencakup kekuatan negatif maupun positif.
Tak bisa disangkal bahwa kedua kekuatan tersebut hadir dalam kehidupan
manusia. Kekuatan tersebut tidak berbentuk dan dapat menghuni berbagai
ruang seperti bebatuan, sungai, pepohonan atau lembah (dinamisme).
Saat peradaban mulai berkembang, religi menyesuaikan bentuknya
dengan pemikiran manusia. Pemimpin kelompok dipilih oleh anggotanya
berdasarkan konsep Primus Interpares (yaitu orang yang paling unggul di
antara para unggulan). Selama menjadi pemimpin kelompok, seseorang
harus dapat menunjukkan jasanya bagi masyarakat. Sehingga dia akan
dikenang dengan pendirian sebuah monumen. Monumen tersebut biasanya
berbentuk punden berundak, dengan menhir yang menjulang tegak di
atasnya.
Jika meninggal, roh pemimpin kelompok akan mendiami puncak-
puncak gunung bersama roh leluhur. Roh pemimpin kelompok dapat
dipanggil sewaktu-waktu rakyatnya memerlukan pertolongan dengan

1
memasuki menhir yang menjadi simbolitas. Dengan demikian lahirlah religi
pemujaan terhadap arwah leluhur/ Ancestor Worship di nusantara
(Animisme).
Agama besar dunia datang ke kehidupan penduduk di kepulauan
Nusantara pada awal Masehi, yaitu ketika pedagang-pedagang asing dan
penjajah masuk ke Nusantara, pada kisaran abad ke 15 yang saat itu sudah
didatangi oleh pedagang- pedagang muslim yang kemungkinan berasal dari
Malaka, Jawa, dan Sumatra.
Pada abad ke-16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal telah
terdapat masyarakat muslimnya. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra
dan Jawa sering disinggahi pedagang asing, seperti Lamuri (Aceh), Barus
dan Palembang di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di
Jawa. Dalam bidang religi, nenek moyang kita sudah mempunyai dasar
yang baik, yaitu sudah bisa mengidentifikasikan kekuatan supranatural.
Mereka sudah mampu mengatur warganya sesuai dengan pandangan hidup
terhadap kekuatan supranatural.
Mereka juga mampu menciptakan kesenian yang ditujukan untuk
kekuatan ghaib, dan masih banyak lagi bentuk apresiasi lainnya bagi
keyakinan ghaib. Agama Hindu dan Buddha yang diterima secara luas di
Jawa, Sumatera, Bali, dan sebagian Kalimantan sebenarnya merupakan
pembungkus dari ritual pemujaan terhadap arwah leluhur. Agama Islam,
Kristen, Katholik yang datang menyusul mendapatkan sambutan yang baik
dan berkembang dengan subur di beberapa wilayah berbeda di Nusantara.
Perbedaan pendalaman agama-agama besar itu terjadi karena akulturasi
(campuran/perpaduan) dengan nilai-nilai kebudayaan yang sudah ada
sebelumnya. Hingga saat ini kehidupan religi di Indonesia berjalan dengan
baik, rasa toleransi cukup tinggi dan melanjutkan tradisi tetap hidup damai
di antara etnik-etnik besar maupun kecil.
Hubungan antara religi dan kebudayaan sangatlah erat, karena
keduanya memiliki peran masing-masing yang saling berhubungan. Dalam
suatu suku bangsa terdapat beberapa tradisi/ kebudayaan yang dalam
penyelenggaraan, manfaat, dan tujuanya merupakan satu kesatuan dalam
makna keseharian dalam bidang spiritual (keagamaan). Terjadi akulturasi
antara nilai-nilai tradisi kebudayaan dan nilai-nilai spiritual keagamaan.
Kebudayaan Indonesia merupakan kebudayaan majemuk yang
sangat unik, Kebudayaan daerah yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia
sangat dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakatnya, bahkan oleh

2
bangsa asing, Banyak orang asing yang sengaja tinggal dan menetap di
Indonesia hanya untuk mempelajari kebudayaannya. Fakta tersebut
menimbulkan dampak posistif dan negatif bagi budaya Indonesia sendiri.
Jika hal itu terus berlangsung maka bisa saja tradisi maupun kebudayaan
kita akan mengalami kepunahan dan banyak di akui oleh bangsa asing
sebagai kebudayaan mereka, karena pada era globalisasi ini perang yang
kita hadapi yaitu melalui pola fikir (Ideologi).
Budaya asing menyebar di Indonesia dengan cepat diserap oleh
masyarakat, karena menurut mereka itu merupakan budaya yang maju dan
modern. Semakin menyebarluasnya budaya asing ke Indonesia dapat
merusak moral, etika dan kesadaran bangsa Indonesia akan budayanya
sendiri. Rasa memiliki dan melestarikan budaya bangsa sudah semakin
menipis bahkan hilang karena pengaruh budaya asing.
Dewasa ini banyak masyarakat yang telah mengabaikan nilai-nilai
tradisi dan budaya bangsa. Banyak kaum muda yang kurang paham, tidak
mengerti bahkan mengabaikan budaya masyarakatnya/ kelompoknya.
Hanya beberapa persen saja yang masih mau mempelajari dan
mengembangkan budayanya secara berkesinambungan hingga saat ini.
Disisi lain, ada juga tokoh golongan tua yang masih peduli dan bertekad
untuk melestarikan budaya bangsa yang mereka hormati, prinsip patriotisme
tak ingin dilepaskan. Tekad mengabdi terhadap Negeri demi kelestarian
budaya bangsa sudah melekat di dalam hati hingga akhir hayat.
Salah satu budaya yang cukup unik yang ada dalam masyarakat yaitu
”Kesenian tari lengger yang ada di desa pagilaran kecamatan blado
kabupaten Batang Provinsi Jawa tengah. Lengger atau ronggeng adalah
kesenian asli paggilaran berupa tari Tradisisional yang dimainkan oleh 2
sampai 4 orang pria dan Wanita yang didandani dengan pakaian khas.
Kesenian lengger Pagilaran ini diiringi oleh musik calung, Gamelan yang
terbuat dari bambu.kesenian Indonesia ini mendapatkan penghargaan halal
internasional. Kesenian ini juga telah di nobatkan sebagai budaya terunik di
indonesia pada tahun 2013. Kesenian Tari Lengger merupakan tradisi asli
pagilaran yang ada di Blado. Pelaksanaan tradisi ini merupakan satu
rangkaian dengan tradisi lain yang dilaksanakan masyarakat mayoritas di
desa Pagilaran.
Tambah penjelasan

3
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kronologi/asal muasal terselenggaranya Kesenian Tari
Lengger di desa Panggilaran, Kecamatan Blado Kabupaten Batang
Provinsi Jawa Tengah?
2. Apa motivasi warga sehingga mempunyai antusiasme yang tinggi
terhadap kesenian tari lengger di desa pagilaran kecamatan blado
Kabupaten Batang provinsi Jawa Tengah?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis dapat memaparkan
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui asal muasal/ kronologi terjadinya kesenian tari
lengger
2. Untuk mengetahui motivasi warga yang mempunyai antusiasme tinggi
terhadap kesenian tari lengger

1.4. Manfaat penelitian


1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan referensi dan sumber pendukung
dalam pembuatan penelitian sejenis tentang kebudayaan yg mungkin
belum tercakup pada pembahasan penelitian ini.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi penulis
Penulis dapat menambah wawasan dan mendapat banyak
pengalaman dalam melaksanakan penelitian, juga dapat
memberikan penambahan rasa cinta terhadap budaya di negeri
sendiri.
b. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menyalurkan pengetahuan yang di dapatnya
melalui sanggar- sanggar budaya atau seminar kebudayaan yang
munkin dapat di lakukan di lembaga- lembaga pendidikan ataupun
instansi lain yang terdapat perkumpulan remaja, sehngga nantinya

4
remaja tersebut dapat menyalurkan kepada penerus bangsa
selanjutnya untuk mengatasi kepunahan kebudayaan tersebut.

c. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan pembaca mengenai kebudayaan/tradisi
tersembunyi di desa kemiren. Serta pembaca dapat pula
mengadopsi beberapa kalimat yg tersedia di dalam karya tulis ini
dalam pembuatan tugas-tugas sekolah (bagi pelajar SD, SMP,
SMA) dan refrensi sekripsi bagi pelajar yg akan menyelesaikan S1
dan seterusnya di dalam bidang terkait.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesenian Tari Lengger Pagilaran


Kesenian adalah keahlian membuat karya yang bermutu seperti tari,
lukisan, Ukiran. Seni meliputi banyak Kegiatan manusia dalam menciptakan
karya visual, audio, atau pertunjukan yang mengungkapkan imajinasi
gagasan atau keprigelan. Teknik pembuatnya untuk dihargai keindahannya
atau kekuatan emosiya. dan aturan-aturan religious (keagamaan) yang
menurut generasinya atau menurut orang di sekelilingnya dapat berdampak
positif ataupun berupa hal ghaib yang juga di yakini dapat menguntungkan,
tata cara menghindari serta kejadian dan segala hal yang sudah di anggap
relative oleh sekelompok orang sehingga harus/wajib di lakukan oleh
seseorang sepeninggalnya dan penganutnya, bisa juga berupa budaya atau
kebiasaan yang harus ada dalam setiap penyelenggaraanya. Maka dalam hal
ini tradisi sebenarnya memiliki dua sumber, dua jenis dan dua macam Dari
segi sumbernya, bisa di peroleh dari Tuhan/agama yang di anutnya, kedua
dari kebiasaan ataupun anjuran dari nenek moyangnya.
Beri penjelasan terkait tari lengger
Tradisi jika dipandang dari segi jenisnya yaitu pertama Tradisi yang
berhubungan dengan dunia lain (dunia ghaib), kedua Tradisi yang memang
pernah terjadi atau bahkan ada saksi mata yang melihatnya sehingga saksi
dapat menyebarkan penglihatanya tersebut kepada orang lain dan
seterusnya. Menurut macamnya: pertama Tradisi yang berupa Mitos
(khayalan) ialah tradisi yang diyakini namun belum terbukti adanya hanya
saja merupakan imajinasi dari fikiran dan pandangan beberapa orang yang
selanjutnya memberitakan kepada orang lain tanpa ada bukti nyata.
Kedua tradisi yang bersifat absolut (tidak dapat di ubah dan nyata),
tradisi seperti inilah yang biasa berkembang di masyarakat karena dari segi
keoutentikan (kemurnian) memang benar adanya dengan berdasar pada
fakta. Sebagian orang awam bahkan belum begitu mengetahui akan fungsi
dan bagian macam dari tradisi, mereka hanya mengganggap dan mengenal
tradisi secara umum saja yakni warisan budaya masyarakat terdahulu yang
di teruskan oleh masyarakat masa kini. Menurut buku antropologi yang di
tulis oleh sosiolog ternama (Siany L., Atiek Catur b. : 2007.
Khazanah Antropologi 1. hal:153) menyebutkan ada salah satu
jenis tradisi pewarisan yakni tradisi lisan, merupakan salah satu jenis

6
warisan kebudayaan masyarakat setempat yang proses pewarisanya di
lakukan secara lisan. Menurut Jan Van Sina, pengertian tradisi lisan (oral
tradition) adalah oral testimony transimitteet verbally, from one generation
to the next one or more “(kesaksian yang di wariskan secara lisan dari
generasi ke generasi). Tradisi lisan muncul di lingkungan kebudayaan lisan
dari suatu masyarakat yang belum mengenal tulisan.
Di dalam tradisi lisan perkembangannya tergantung pada unsur-
unsur kejadian sejarah, nilai-nilai moral, nilai-nilai keagamaan, adat istiadat,
cerita-cerita khayalan, peribahasa, nyanyian serta mantra-mantra pada
masyarakat. Jenis-jenis tradisi lisan
 Cerita rakyat
 Teka-teki rakyat
 Pribahasa rakyat
 Nyanyian rakyat.
Tradisi mepe kasur yang berlangsung di desa wisata Kemiren
kecamatan Glagah kabupaten Banyuwangi provinsi Jawa Timur ini
merupakan suatu bentuk tradisi yang di laksanakan oleh warga Kemiren
setiap setahun sekali tepatnya pada bulan Dzulhizah. Tradisi ini biasanya di
laksanakan guna menyambut datangnya Idul Adha. Tradisi ini termasuk
juga dalam tradisi lisan dan merupakan tradisi unik yang mempunyai nilai-
nilai falsafah luhur yang harus dilestarikan, maka tak heran bila warga
Kemiren sangatlah antusias pada penyelenggaraan tradisi ini yang biasa di
lakukan sejak dahulu. Dalam bahasa jawa mepe kasur yang memiliki dua
buah suku kata jawi (bahasa jawa) Mepe yang berarti jemur/menjemur dan
kasor berarti kasur hanya beda satu huruf dengan bahasa Indonesia baku,
namun pada umumnya mepe kasur sering di sebut-sebut sebagai tradisi
rumahan yang sudah sepatutnya tertanam dalam pola fikir masyarakat jawa
dalam prosesi penjemuran kasur baik secara budaya maupun medis.

2.2. Antusiasme Tinggi Terhadap Kesenian Tari Lengger


Persepsi (Perception) dalam arti sempit ialah pengeliatan, bagaiman
cara orang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ianlah pandangan.
Pengertian persepsi yaitu: bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2007)
persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung terhadap sesuatu.
Persepsi masyarakat adalah tanggapan langsung dari masyarakat terhadap
suatu objek tertentu di sertai argumen dari analisa tangkapan panca

7
inderanya. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya, Hubungan ini dilakukan
lewat inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan
pencium, (Menurut Slameto (2010:102). Persepsi merupakan kesan yang
diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di Analisa 17
(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna, (Menurut Robbins (2003:97).
Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan, (Menurut
Purwodarminto (1990: 759). Persepsi diartikan sebagai suatu proses
pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-
indra yang dimiliki sehingga dia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, (Kamus besar psikologi). Persepsi adalah proses di mana
kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan.
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya benda,
sifat atau hubungan melalui alat indera. walaupun isi sensorik selalu ada
dalam persepsi, apa yang di hayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang
telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi tidak hanya
sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera,
(diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna, (Menurut Robbins (2003:97).
Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan, (Menurut
Purwodarminto (1990: 759)). Persepsi diartikan sebagai suatu proses
pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-
indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, (Kamus besar psikologi). Persepsi adalah proses di mana
kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan.
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya benda,
sifat atau hubungan melalui alat indera walaupun isi sensorik selalu ada
dalam persepsi, apa yang di hayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang
telah terbentuk dan pengetahuan masa lalu, sehingga persepsi tidak hanya
sekedar perekaman pasif dari stimulus yang mengenai alat indera.
Tari Lengger merupakan tradisi adat yang berasal dari wilayah
batang, yang terletak di ujung Utara Oleh karena itu, masyarakat di Jawa
Tengah,

8
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, teknik


pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling (sampel bertujuan), yaitu
teknik pengambilan sampel dari responden yang benar-benar mengetahui dan
dapat memberikan informasi yang valid serta dapat di pertanggungjawbkan dari
permasalahan yang ingin diteliti. Penelitian ini di mulai tanggal 5 Mei 2016
sampai dengan tanggal 22 Juni 2016
Jelaskan Lokasi, waktu,
Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi yaitu melalui
wawancara. Metode ini merupakan metode sebagai proses pengumpulan data atau
informasi melalui tatap muka antara penggali informasi dengan narasumber
(Sudjana, 2000: hlm 317). Narasumber merupakan orang yang di anggap
megetahui tentang informasi yang akan digali dan diteliti. Dalam metode ini
penulis bertukar fikiran sembari menggali informasi dari narasumber yang di
datangi di desa pagilaran kecamatan Blado kabupaten Batang-Jawa Tengah.
Sasarannya adalah para tokoh desa dan tokoh agama yang benar-benar
mempunyai pengetahuan tentang tari Lengger, agar memperoleh kepastian dan
kevalidan informasi tentang traidisi ini.
Selain wawancara, peneliti melakukan studi pustaka melalui internet
media Google dan Youtube. Menurut M. Nazir Dalam bukunya Metode Penelitian
(1988:111) bahwa yang di maksud dengan study kepustakaan adalah teknik
pengumulan data dengan mengadakan study penelaahan terhadap buku-buku
terkait, catatan, literature, dan laporan yang ada hubunganya dengan msalah
terkait.
Sumber lainnya juga diperoleh melalui dokumen-dokumen sejarah.
Menurut Sugiyono (2013 : 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

9
Timur ini dan yakni deskriptif-kualitatif dengan menyajikan hasil
wawancara dalam bentuk kalimat-kalimat yang menggambarkan tradisi tersebut.

10
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Asal Usul Tari Lengger

4.2. Antusias Masyarakat Terhadap Tari Lengger

Tari lengger yang berlangsung di desa wisata Pagilaran kecamatan Blado


kabupaten Batang ini merupakan suatu bentuk tradisi yang di laksanakan oleh
warga kemiren setiap setahun sekali tepatnya pada bulan dzulhizah/biasa di
laksanakan guna menyambut datangnya idul adha. Tradisi ini merupakan tradisi
yang unik dan mempunyai nilai-nilai falsafah luhur yang harus dilestarikan, maka
tak heran bila warga kemiren sangatlah antusias pada penyelenggaraan tradisi ini
yang biasa di lakukan dari dahulu. Pengertian/deskripsi tari lengger menurut
beberapa tokoh masyarakat
a. Menurut kepala desa pagilaran
Tari Lengger adalah suatu bentuk ritual rohaniyah dan di implementasikan
scara jasmaniyah sebagai bentuk tolak balak (menghindarkan diri dari hal-hal
yang tidak di inginkan). Ujar ibuk Lilik yuliati umur 38 TH selaku kepala desa
kemiren.
b. Menurut Sekertaris Desa, Desa Pagilaran.
Tradisi mepe kasur yakni tradisi yang umum mulanya di lakukan oleh setiap
orang dengan dasar agar kasur tak mudah kotor,terjangkit virus serta bakteri
dan secara medis agar penggunanya tak terserang penyakit yang di akibatkan
oleh bakteri yang menumpuk di kasur tersebut, di tinjau dari segi religious
agama islam menganjurkan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan
pernyataan ini di kuatkan kan oleh hadis nabi yang bunyinya: “Annadzofatu
Minal Iman” (Kebersihan itu sebagian dari pada iman). Juga di jelaskan
dalam al-Qur‟an:''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya
yang beriman'' (QS:Yunus 57).
Berikut adalah dampak dan upaya mengatasi pemudaran kebudayaan
daerah. Dampak memudarnya tradisi daerah Upaya mengatasi pudarnya tradisi
daerah Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan daerah yang merupakan
ciri khas bangsa tersebut. Apabila kebudayaan daerahnya memudar maka akan
berkurang ciri khas yang membentuk bangsa Indonesia dan jika dibiarkan terus

11
menerus, lama kelamaan ciri khas tersebut akan hilang. Selain itu, memudarnya
tradisi daerah juga berdampak bagi generasi penerus karena jika tradisi daerah
telah memudar, dan dibiarkan terus menerus maka kebudayaan tersebut akan
hilang. Sehingga tidak ada yang dapat dibanggakan oleh generasi penerus bangsa
Indonesia dan banyak lagi dampak yang ditimbulkan apabila kesenian daerah
telah pudar.
1. Menumbuhkan rasa bangga terhadap adanya tradisi wilayah sendiri
2. Sosialisasi macam – macam hasil tradisi daerah
3. Sosialisasikan kepada masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan
tradisi daerah.
4. Mengadakan hari baku di mana tradisi itu akan tetap terlaksana tiap tahunnya
agar masyarakat lebih mengenal tradisi daerah di indonesia.
5. harus adanya pelajaran ilmu budaya dasar di tiap sekolah agar penerus bangsa
tahu akan penting-nya tradisi daerah .
Begitulah beberapa anjuran akan dampak positif dan negative akan
pudarnya atau terkikisnya tradisi oleh pengaruh budaya asing pada era globalisasi,
Semoga kita sebagai remaja Indonesia tidak lupa akan perjuangan sesepuh kita
yang telah berusaha keras melestarikan kebudayaan serta tradisi-tradisi lokal yang
nyatanya kini telah memudar termakan zaman.

12
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Asal usul dan antusias masyarakat
Kesenian tari lengger yang berasal dari pagilaran merupakan di ambil dari
kisah kerajaan dengan seorang putri, beberapa dayang dan praajuritnya yang
berjumlah 4 atau lebih yang menarikan tarian yang di sebut tari lengger

5.2. Saran
Agar dapat menyerap dan menjalankan tradisi/budaya setempat scara
berkesinambungan, menjaga keaslian dari nila-nilai moral budaya tersebut.
Dan tidak serta merta meneruskan tradisi yang tak masuk akal
manusia/dalam islam agar tidak mengikuti tradisi yang banyak mengarah
pada hal-hal musyrik serta membawa banyak kurugian bagi yang
menjalankan. Teruskan dan jalankan tradisi secara baik dan
berkesinambungan agar tetap terjaga keaslian dan keberadaanya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https;//www batang com.jateng.ruhani,Siti,dian Permana dan bambang

14

You might also like