You are on page 1of 17

MODUL PERKULIAHAN

Dinamika
Struktur
Pengantar Sistem Berderajat
Kebebasan Banyak (multi-
degree of freedom, MDOF)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
Teknik Teknik Sipil - Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD

Abstrak Kompetensi
Perumusan matematika dari • Mahasiswa dapat menyusun
masalah MDOF dilakukan dalam perumusan persamaan gerak
modul ini. Untuk masalah yang MDOF
sederhana, model matematika
masalah MDOF diselesaikan • Mahasiswa memahami cara
dengan cara kekakuan. Pada penyelesaian persamaan gerak
modul ini dijelaskan dengan rinci MDOF tersebut dengan metoda
bagaimana menyelesaikan
persamaan karakteristik yang kekakuan
terjadi
1. Pendahuluan
Masalah dalam Sistem Berderajat Kebebasan Banyak (selanjutnya disebut MDOF, multi-degree of
freedom) yang paling sederhana adalah struktur dengan massa yang discretized menjadi struktur
dengan derajat kebebasan berhingga (finite). Persamaan gerak dikembangkan dari model bangunan
berlantai dua yang sederhana, sehingga dapat menggambarkan gaya-gaya elastis, gaya karena
redaman dan gaya-gaya inersia. Kemudian, perumusan persamaan gerak dikembangkan dengan
memasukkan gaya luar akibat gerakan tanah. Selanjutnya, perumusan dilakukan terhadap struktur
berlantai banyak dengan mengambil gedung yang denahnya simetris terlebih dahulu sebelum
dikembangkan ke gedung yang tidak simetris. Kemudian, perumusan untuk analisis respons gempa
diperluas ke sistem yang terkena gerakan tanah berubah-ubah dan sistem yang tidak elastis.

Tinjauan pertama terhadap MDOF paling sederhana, yaitu idealisasi rangka dua lantai yang dibebani
gaya luar 𝑝1 (𝑡) dan 𝑝2 (𝑡) (lihat Gambar 1). Pada idealisasi ini, balok dan lantai sangat kaku terhadap
lentur dengan parameter-parameter yang diabaikan: perpanjangan dan perpendekan dari balok dan
kolom serta pengaruh dari gaya aksial terhadap kekakuan kolom. Idealisasi rangka geser atau gedung
geser seperti ini, walaupun tidak realistis tapi diperlukan untuk menggambarkan perumusan
persamaan gerak pada MDOF. Selanjutnya, perumusan dapat saja dikembangkan untuk idealisasi
bangunan yang lebih realistis dengan memperhitungkan kelenturan balok, perputaran titik kumpul
dan struktur selain bangunan.

Gambar 11: (a) Rangka geser dua lantai


(b) Gaya-gaya yang bekerja pada kedua massa

1
diambil dari Chopra (2012)

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
Massa gedung sebenarnya tersebar di seluruh bangunan, namun masalah dapat disederhanakan
dengan mengasumsikan bahwa massa gedung lebih terpusat di lantai-lantainya. Asumsi ini secara
umum benar karena sebagian besar massa gedung memang benar berada pada lantainya.

Gaya-gaya yang bekerja pada setiap lantai dengan massa 𝑚𝑗 adalah seperti yang dilukiskan pada
Gambar 1(b). Gaya-gaya tersebut meliputi gaya luar 𝑝𝑗 (𝑡), gaya penahan (dari pegas, bisa elastis, bisa
juga tak-elastis) 𝑓𝑆𝑗 , dan gaya redaman 𝑓𝐷𝑗 . Gaya luar 𝑝𝑗 (𝑡) mempunyai tanda positif jika bekerja
dalam arah yang sama dengan arah sumbu-𝑥 positif. Gaya penahan 𝑓𝑆𝑗 dan gaya redaman 𝑓𝐷𝑗 seperti
tampak pada gambar, bekerja dalam arah yang berlawanan karena keduanya adalah gaya dalam yang
menahan gerakan.

Selanjutnya, Hukum Newton II tentang gerak memberikan persamaan keseimbangan untuk tiap massa
𝑚𝑗 ,

𝑝𝑗 − 𝑓𝑆𝑗 − 𝑓𝐷𝑗 = 𝑚𝑗 𝑢̈ 𝑗 atau 𝑚𝑗 𝑢̈ 𝑗 + 𝑓𝑆𝑗 + 𝑓𝐷𝑗 = 𝑝𝑗 (7.1)

Jika gedung tersebut dua lantai, maka nilai 𝑗 = 1 dan 2, sehingga persamaan (7.1) dapat ditulis dalam
bentuk matriks sebagai berikut:

𝑚1 0 𝑢̈ 1 𝑓 𝑓 𝑝 (𝑡)
[ ] { } + { 𝐷1 } + { 𝑆1 } = { 1 } (7.2)
0 𝑚2 𝑢̈ 2 𝑓𝐷2 𝑓𝑆2 𝑝2 (𝑡)

Atau bisa juga ditulis dengan ringkas menjadi

mü + f𝑫 + f𝑺 = p(𝑡) (7.3)

Dalam persamaan (7.3) ini,

𝑚1 0 𝑢̈ 1 𝑓 𝑓𝑆1 𝑝 (𝑡)
m=[
0 𝑚2
] ü = { } f𝑫 = { 𝐷1 } f𝑺 = { } p(𝑡) = { 1 }
𝑢̈ 2 𝑓𝐷2 𝑓𝑆2 𝑝2 (𝑡)

2. Persamaan Kekakuan untuk Gedung Geser


Dengan memberlakukan tidak ada redaman, persamaan kekakuan untuk gedung geser (shear
building) dapat dirumuskan dengan mengambil model

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
k1 k2
Keadaan / posisi
m m
berimbang

y1 y2

k1 k2 Posisi berpindah
m m sembarang ( arbitrary
displaced position )

k1 y1 k2 (y2- y1) k2(y2- y1)


m m Diagram badan bebas
( freebody diagram )

- Persamaan keseimbangan untuk massa 𝑚1 ,


m1 y1 + k1 y1 − k 2 ( y 2 − y1 ) = 0

m1 y1 + (k1 + k 2 )y1 − k 2 y 2 = 0

- Persamaan keseimbangan untuk massa 𝑚2 ,


m2 y2 + k 2 ( y 2 − y1 ) = 0

m2 y2 − k 2 y1 + k 2 y 2 = 0

Kedua persamaan di atas adalah persamaan simultan (dengan dua yang tidak diketahui, yaitu 𝑦1 dan
𝑦2 ) yang dalam notasi matriks dapat dinyatakan sebagai :

m1 0   y1  k1 + k 2 − k 2   y1   0 


0 m   y  +  − k  = 
k 2   y 2   0 
 2 2   2

atau my + k y = 0

m = 
m1 0 
m2 
= matriks massa (mass matrix)
0

matriks massa adalah matriks diagonal (elemen-elemennya hanya ada di diagonal saja
sedangkan yang lainnya sama dengan nol)

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
 y1 
y =   = vektor percepatan (acceleration vector)
 y2 

k  = 
k11 k12 
 = matriks kekakuan (stiffness matrix)
k 21 k 22 

dalam hal di atas :


k11 = k1 + k 2 k12 = −k 2 k 21 = −k 2 k 22 = k 2

Matriks kekakuan berbentuk bujur sangkar dan bersifat simetris, yang berarti 𝑘𝑖𝑗 = 𝑘𝑗𝑖 untuk 𝑖 ≠ 𝑗

 y1 
 y =   = matriks perpindahan
 y2 

Jadi, dibandingkan dengan sistem berderajat kebebasan tunggal (SDOF), sistem berderajat kebebasan
banyak (MDOF) mempunyai persamaan dengan bentuk yang serupa.

SDOF : m y + k y = 0

MDOF : my + k y = 0

Aplikasi : bangunan / gedung geser (shear building) :

- Massa terpusat pada tiap-tiap lantai


- Balok mempunyai kekakuan besar sekali sehingga tidak mempunyai rotasi (𝐸𝐼 = ~, 𝐸𝐴 = ~)
- Kolom tidak mengalami perpanjangan atau perpendekan (𝐸𝐴 = ~)

~ EI, m2 y2
M2
M2
EI2 EI2 h2
M2
M2
~ EI, m1 y1
M1 M1

EI1 EI1 h1
M1
M1

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
4m1 4m2
− + = m1 y1
h1 h2

Diagram badan bebas

2M2 /h2 2M2 /h2


M2 M2
6 EI 2 ( y 2 − y1 )
M2 =
h22
M2 M2
2M2 /h2 2M2 /h2
2M1 /h1 2M1 /h1
M1 M1
6 EI1 y1
M1 =
h12
M1
M1

2M1 /h1 2M1 /h1

Untuk m1 :

 Fy = m1 y1
4𝑀1 4𝑀2
− + = 𝑚1 𝑦̈1
ℎ1 ℎ2

24 EI1 24 EI 2
− y1 + ( y 2 − y1 ) = m1 y1
h13 h23

Dengan mengambil

24𝐸𝐼1 24𝐸𝐼2
𝑘1 = dan 𝑘2 =
ℎ13 ℎ23

− k1 y1 + k 2 ( y 2 − y1 ) = m1 y1

m1 y1 + (k1 + k 2 )y1 − k 2 y 2 = 0 (1)

Untuk m2 :

 Fy = m2 y2

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
4m 2
− = m2 y2
h2

4𝑀2
− = 𝑚2 𝑦̈ 2
ℎ2

24 EI 2
− ( y 2 − y1 ) = m2 y2
h23

m2 y2 − k 2 y1 + k 2 y 2 = 0 (2)

Kumpulkan persamaan (1) dan (2), maka diperoleh :

m1 0   y1  k1 + k 2 − k 2   y1   0 


0 m   y  +  − k  = 
k 2   y 2   0 
 2 2  

my+ k y = 0


Jadi, pada matriks kekakuan :

k11 k12  k 1+ k 2 − k2 
k k  =  − k k 2 
 21 22   2

sehingga :

k11 = k1 + k 2 k12 = −k 2 k 21 = −k 2 k 22 = k 2

CARA KEKAKUAN (STIFFNESS METHOD)

Dalam analisis dinamis, salah satu kesulitan yang dijumpai adalah dalam menghitung matriks
kekakuan (stiffness matrix), [𝑘]. Sebenarnya [𝑘] dapat dihitung dengan cara statis (statika, mekanika
rekayasa) biasa tanpa melibatkan faktor dinamis.

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
k
k

P=kx

Jika diambil 𝑥 = 1, maka 𝑘 = 𝑃. Jadi, jika simpangan disamakan dengan 1, maka kekakuan pegas
sama dengan gaya yang bekerja. Dengan perkataan lain, kekakuan pegas 𝑘 dapat diperoleh dari 𝑃
jika simpangan 𝑥 disamakan dengan 1.

Jika lebih dari satu derajat kebebasan,

 P  =  k  x 

Untuk dua derajat kebebasan,

 P1  k11 k12   x1 
 =  
 P2  k 21 k 22   x 2 

atau :

𝑃1 = 𝑘11 𝑥1 + 𝑘12 𝑥2

𝑃2 = 𝑘21 𝑥1 + 𝑘22 𝑥2

Jika 𝑥1 = 1 dan 𝑥2 = 0, maka

P1 = k11 dan P2 = k 21

Jika 𝑥1 = 0 dan 𝑥2 = 1, maka

P1 = k12 dan P2 = k 22

Jadi, secara umum,

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
Elemen 𝑘𝑖𝑗 adalah gaya di i ( Pi ), jika terdapat deformasi satu satuan di titik j ( xj ), sedangkan titik-
titik lainnya tidak berdeformasi (deformasi sama dengan nol).

Ambil contoh soal berikutnya,

x1= 1 dan x2=0,

P2

M2 M2

EI EI h2
M2 M2
P1

M1 M1

EI EI h1
M1
M1

Diagram badan bebas

P2 V2 V2

M2 M2

M2 M2
P1 V2
V1 V1

M1 M1

M1
M1

V1 V1

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
h1 = 4 m
h2 = 3 m
EI = 5,58  1010 kg.cm 2

6 EI 6 EI
M1 = M2 =
h12 h22

2 M 1 12 EI
V1 = = 3
h1 h1
2 M 2 12 EI
V2 = = 3
h2 h2

Jika ditinjau keseimbangan massa 1 (balok 1)

P1 − 2V1 − 2V2 = 0
24 EI 24 EI
P1 = + 3
h13 h2

 1 1 
k11 = P1 = 24 EI  3 + 3 
 h1 h2 

Jika ditinjau keseimbangan massa 2 (balok 2)

P2 + 2V2 = 0
24 EI
P2 = −
h23

24 EI
k 21 = P2 = −
h23

 1 1 
k11 = 24  5,58  1010   +  = 70500 kg/cm
 400 3
300 3 
 1 
k 21 = −24  5,58  1010    = −49600 kg/cm
 300 3 

x1= 0 dan x2=1,

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
P2
M2 M2

h2

P1 M2 M2

h1

Diagram badan bebas

P2
2M2 /h2 2M2 /h2
M2 M2

M2 M2
2M2 /h2 2M2 /h2
P1

6𝐸𝐼 2𝑀2 12𝐸𝐼


𝑀2 = 2 → 𝑉2 = ℎ = 3
ℎ2 2 ℎ2

P1 + 2V2 = 0

24 EI
P1 = −
h23

P2 − 2V2 = 0

24 EI
P2 = +
h23

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
1
k12 = P1 = −24  5,58  1010  = −49600 kg/cm
300 3
1
k 22 = P2 = +24  5,58  1010  = +49600 kg/cm
300 3

Jadi, matriks kekakuannya menjadi :

− 49600 
k  = 
k11 k12  70500
=
k 21 k 22  − 49600 49600 

Persamaan gerak:

my+ k y = 0


Untuk memperoleh jawaban dari persamaan matriks yang simultan seperti di atas, diambil

𝑦 = 𝐴 cos 𝜔𝑡 + 𝐵 sin 𝜔𝑡

ingat kembali trigonometri :

cos ( A  B ) = cos A cos B  sin A sin B

jika B konstan, maka

cos ( A  B ) = C cos A  D sin A

Dalam hal ini,

C = cos B, D = sin B

Jadi jawabannya seperti :

y = A cos t + B sin  t

kita bisa mengubah bentuknya menjadi :

y = C cos ( t −  )

C = amplitudo

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
 = sudut fasa

Anggap jawaban persamaan differensial simultan adalah :

y1 (t ) = A1 cos ( t −  )

y 2 (t ) = A2 cos ( t −  )

dalam hal ini, perpindahan 𝑦1 (𝑡) dan 𝑦2 (𝑡) bersifat :

- mempunyai amplitudo berbeda (𝐴1 ≠ 𝐴2 )


- Keduanya bergetar harmonik dengan frekuensi (dan waktu getar) yang sama ( sama)
- Keduanya mempunyai sudut fasa yang sama ( sama)
Dengan demikian,

Y1 (t ) = − A1  2 cos ( t −  )

Y2 (t ) = − A2  2 cos ( t −  )

Substitusikan ke persamaan gerak

m1Y1 + k11 Y1 + k12 Y2 = 0

 
m1 − A1  2 cos ( t −  ) + k11 A1 cos ( t −  ) + k12 A2 cos ( t −  ) = 0

m2Y2 + k 21 Y1 + k 22 Y2 = 0

 
m2 − A2  2 cos ( t −  ) + k 21 A1 cos ( t −  ) + k 22 A2 cos ( t −  ) = 0

Kumpulkan :


cos ( t −  ) − m1 A1 2 + k11 A1 + k12 A2 = 0 

cos ( t −  ) − m2 A2 2 + k 21 A1 + k 22 A2 = 0 
Karena cos(𝜔𝑡 − 𝛾) dapat mempunyai nilai nol, maka agar keadaan batas selalu sama dengan nol
untuk harga t berapa pun, berlaku

− m1 A1 2 + k11 A1 + k12 A2 = 0

− m2 A2 2 + k 21 A1 + k 22 A2 = 0

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
Persamaan di atas adalah persamaan simultan dalam amplitudo ( A1 dan A2 ).

− m1 2 + k11 k12   A1   0 


   =  
 k 21 − m2 2 + k 22   A2   0 

Masalah di atas adalah masalah nilai eigen (eigenvalue problem). Jawabannya hanya ada jika
determinan matriks bujur sangkar di sebelah kiri sama dengan nol.

− m1 2 + k11 k12


=0
k 21 − m2 2 + k 22

(− m 1
2
)( )
+ k11 − m2 2 + k 22 − k12 k 21 = 0

m1m2 4 + (− m1 k 22 − m2 k11 ) 2 + (k11 k 22 − k12 k 21 ) = 0

 persamaan kuadrat dalam 


2

12  1  nilai eigen pertama ( first eigen value )

22  2  nilai eigen kedua ( second eigen value )

Untuk jelasnya, gunakan angka

Struktur terbuat dari beton dengan fc = 300 kg/cm2, penampang kolom 40/40, m1 = m2 = 5 ton, h1 = 4
m, h2 = 3 m

300
f c' = 300 kg/cm 2 = = 4260 psi
0,0704

Ec = 57000 f c' = 57000 4260 = 3720000 psi = 262000 kg/cm 2

I= 1  40  40 3
12 = 213000 cm 4

EI = 5,58  1010 kg. cm 2

− 49600 
k  = 
k11 k12  70500
=
k 21 k 22  − 49600 49600 

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
Persamaan kuadrat:

m1m2 4 + (− m1 k 22 − m2 k11 ) 2 + (k11 k 22 − k12 k 21 ) = 0

w1 5000 kg
m1 = m2 = = = 510 kg det 2 /m = 5,10 kg det 2 /cm
g 9,81

m1  m2 = (5,10) = 26,0 kg 2 det 4 /cm 2


2

− m1 k 22 − m2 k11 = −5,10  49600 − 5,10  70500


= −613000 kg det 2 /cm . kg/cm
= −613000 kg 2 det 2 /cm 2

k11 k 22 − k12 k 21 = 70500  49600 − 49600 2 = 1,04  10 9 kg 2 /cm 2

Persamaan kuadrat dalam 2

26  4 − 613000  2 + 1,04  10 9 = 0

1 1
12 = 21700  1 = 147
det det
1 1
 22 = 1840,0   2 = 43
det det

Umumnya, harga  diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar jadi 1= 43 rad/det dan 2 = 147
rad/det.

Harga 1 disebut nilai eigen pertama (first eigenvalue), demikian juga 2 disebut nilai eigen yang
kedua (second eigenvalue).

Ingat kembali bahwa :

− m1 2 + k11 k12   A1   0 


   =  
 k 21 − m2 2 + k 22   A2   0 

 22 = 21700  −m1  2 + k11 = −5,10  21700 + 70500 = −40200


− m2  2 + k 22 = −5,10  21700 + 49600 = −61100

12 = 1840,0  −m1  2 + k11 = −5,10  1840,0 + 70500 = 61100


− m2  2 + k 22 = −5,10  1840,0 + 49600 = 40200

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
k12 = k 21 = −49600

Jadi, untuk 1= 43 rad/det

61100 − 49600   A1   0 
 − 49600  = 
 40200   A2   0 

61100 A1 − 49600 A2 = 0  A2 / A1 = 1,23


− 49600 A1 + 40200 A2 = 0  A2 / A1 = 1,23

Jadi kedua persamaan menghasilkan perbandingan amplitudo (amplitude ratio) yang sama.

Ambil A1 = 1 dan A2 = 1,23 atau :

 A1   1 
 = 
 A2  1,23

𝐴
Dalam matematika { 1 } disebut vektor eigen (eigenvector) yang berkaitan dengan nilai eigen 1=
𝐴2
43,0 rad/det.

Dalam dinamika struktur 1= 43,0 rad/det disebut nilai eigen pertama, sedangkan

 A1   1 
 = 
 A2  1,23 disebut ragam pertama (first mode)

Jadi, untuk 2 = 147 rad/det

− 40200 − 49600   A1   0 
 − 49600  = 
 − 61100   A2   0 

− 40200 A1 − 49600 A2 = 0  A2 / A1 = −0,810


− 49600 A1 − 61100 A2 = 0  A2 / A1 = −0,812

Ambil A1 = 1 maka A2 = -0,810

 1 
Jadi   disebut ragam kedua yang diberikan dengan nilai eigen kedua 2 = 147 rad/det.
− 0,810 

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id
-1,23 1,23 -1,23 1,23 Nilai eigen pertama

1= 43,0 rad/det

ragam pertama
-1,0 1,0 -1,0 1,0
 A1   1 
 = 
 A2  1,23

2
T1 = = 0,146 det
1

-0,812 0,812 -0,812 0,812 Nilai eigen kedua

inflection 2= 147 rad/det


point
ragam kedua
-1,0 1,0 -1,0 1,0
 A1   1 
 = 
 A2  − 0,812 

2
T2 = = 0,0427 det
2

Rujukan
Chopra, A.K., “Dynamics of Structures, Theory and Application to Earthquake Engineering”,
4th edition, Prentice Hall, 2012
Paz, M., Leigh, W., “Structural Dynamics, Theory and Computation – Updated with SAP2000”,
5th edition, Kluwer Academic Publishers, 2004

2020 Dinamika Struktur Lanjut Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD http://www.mercubuana.ac.id

You might also like