You are on page 1of 9

JSHP VOL. XX NO.

XX, 2023 p-ISSN: 2580 -5398


DOI: https://doi.org/10.32487/jshp.v7i1.1xxx e-ISSN: 2597-7342

Received: Accepted: Published:

Strategi Pengembangan Bisnis Kuliner UMKM Berbasis Digital di Balikpapan


Pascapandemi Pendekatan Analisis QSPM

Fatimah Az Zahra1*, Amdan Sukmawan2, Nurazizah Magribaini Husain3


1,2,3
Politeknik Negeri Balikpapan

*
fatimah.azzahra270920@gmail.com

Abstract

This study aims to determine and analyze the business development strategy of culinary MSMEs in Balikpapan
city. Looking at the post-pandemic dynamics and increasingly fierce market competition, this study focuses on
uncovering opportunities and answering challenges faced by MSMEs. The analytical methods used include SWOT &
QSPM analysis to identify the strengths, weaknesses, opportunities and threats of culinary MSMEs in Balikpapan.
This study involves data collection from food MSME business entities, local government and consumers to obtain
comprehensive information. The results of SWOT analysis are used as a basis to develop appropriate development
strategies for MSMEs. The results of this research include identifying strengths that can be improved, weaknesses
that need to be addressed, opportunities that can be utilized and threats that can be anticipated in business
development. Various strategies are suggested, including menu innovation, use of social media, staff training and
development, stakeholder engagement, and use of digital instruments. This research contributes to providing
strategic direction for culinary MSMEs in Balikpapan to deal with changes in the dynamic and competitive business
environment. By implementing appropriate strategies, it is expected that culinary MSMEs in Balikpapan can grow
sustainably and improve their competitiveness in an increasingly complex market.

Keywords: QSPM, SWOT UMKM Kuliner, Balikpapan

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi pengembangan usaha UMKM kuliner di
kota Balikpapan. Melihat dinamika pascapandemi dan persaingan pasar yang semakin ketat, kajian ini berfokus
untuk mengungkap peluang dan menjawab tantangan yang dihadapi UMKM. Metode analisis yang digunakan
meliputi analisis SWOT & QSPM untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada UMKM
kuliner di Balikpapan. Penelitian ini melibatkan pendataan dari badan usaha UMKM makanan, pemerintah daerah
dan konsumen untuk mendapatkan informasi yang komprehensif. Hasil analisis SWOT digunakan sebagai dasar
untuk menyusun strategi pengembangan yang tepat bagi UMKM. Hasil penelitian ini antara lain mengidentifikasi
kekuatan yang dapat ditingkatkan, kelemahan yang perlu diatasi, peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman
yang dapat diantisipasi dalam pengembangan bisnis Berbagai strategi disarankan, termasuk inovasi menu,
penggunaan media sosial, pelatihan dan pengembangan staf, keterlibatan pemangku kepentingan, dan penggunaan
instrumen digital. Penelitian ini berkontribusi dalam memberikan arahan strategis bagi UMKM kuliner di Balikpapan
untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif. Dengan menerapkan strategi yang
tepat, diharapkan UMKM sektor kuliner di Balikpapan dapat tumbuh secara berkelanjutan dan meningkatkan daya
saingnya di pasar yang semakin kompleks.

Kata kunci: QSPM, SWOT UMKM Kuliner, Balikpapan


1. Pendahuluan
Usaha mikro, kecil, dan menengah atau biasa disebut UMKM mempunyai peran sebagai
roda penggerak perekonomian nasional di indonesia, sebab UMKM adalah tonggak penting
dalam perekonomian indonesia. Sebagaimana data Kementerian Keuangan (Sasongko, 2020)
jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto
(PDB) sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah.
Salah satu produk dari UMKM adalah Wisata Kuliner sebagai identitas sebuah bangsa yang
menjadi elemen budaya yang paling mudah dikenali dan selalu menjadi daya tarik wisatawan
lokal maupun mancanegara. Sebagai salah satu unsur budaya kuliner juga menunjukkan tentang
hadirnya hubungan sosial antar manusia. Apa yang kita makan, dengan siapa dan bagaimana
penyajian makanan menunjukkan fungsi yang vital dalam memahami relasi sosial. dengan
demikian terlihat jelas bahwa setiap negara, daerah bahkan kelompok masyarakat memiliki
selera kuliner yang sangat bervariasi sesuai dengan keadaan alamnya. Oleh karenanya ketika
menyebutkan nama makanan tertentu maka secara spontan pikiran kita akan tertuju pada satu
daerah atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan keanekaragaman indonesia terhadap suku
dan budaya wisata kuliner akan selalu menjadi tombak utama dari industri pariwisata indonesia.
Menurut artikel presidenri.go.id terdapat 56 juta pelaku UMKM dan 70% diantaranya UMKM
kuliner dan industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor penting yang
menunjang kinerja industri pengolahan nonmigas. Pada triwulan I tahun 2022, industri makanan
dan minuman menyumbang lebih dari sepertiga atau sebesar 37,77% dari PDB industri
pengolahan nonmigas. Selain memberikan peranan pada kenaikan perekonomian, bisnis kuliner
juga berperan pada pengembangan wisata secara berkelanjutan dan luas, sebab dapat dilihat telah
bahwa makanan memiliki peran sebagai target utama para wisatawan melakukan perjalanan
wisata (Green & Dougherty, 2008).
Namun pascapandemi covid-19 terdapat banyak perubahan pada perilaku masyarakat yang
terbiasa dengan masa pandemi dan hal ini perlu diantisipasi oleh para pelaku UMKM pelaku
bisnis kuliner diharuskan untuk menguasai teknologi dengan cara digitalisasi. UMKM
memerlukan adaptasi dengan perubahan perilaku masyarakat yang telah berubah pascapandemi
covid-19 dengan kebiasaan penggunaan digital yang lebih sering daripada pertemuan tatap muka.
Berdasarkan literatur dari studi sebelumnya bisnis kuliner UMKM memiliki peran vital
terhadap ekonomi indonesia namun adanya pasca covid-19 terdapat banyak industri UMKM
belum terbiasa dengan digitalisasi, ada banyak literatur dan penelitian yang membahas tentang
dampak covid-19 terhadap bisnis kuliner. Namun masih terbatas penelitian yang membahas
tentang strategi pengembangan bisnis kuliner UMKM pasca covid-19. Oleh karenanya
penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis strategi pengembangan digitalisasi bisnis kuliner
UMKM dengan pendekatan analisis quantitative strategic planning matrix(QSPM)

2. Metodologi
Penelitian ini menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh
melalui wawancara dengan pelaku bisnis kuliner UMKM Balikpapan dan para ahli untuk
menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bisnis ini. Selanjutnya, analisis
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) digunakan untuk menentukan strategi terbaik.
QSPM adalah alat untuk merumuskan strategi bisnis. Ini memungkinkan perusahaan untuk
memprioritaskan strategi yang sesuai dengan tujuannya. Terdapat tiga strategi utama dalam
QSPM:
a) Grow and Build (Tumbuh dan Bangun): Fokus pada pengembangan bisnis untuk menciptakan
nilai jangka panjang.
b) Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara): Mempertahankan bisnis yang sudah mapan.
c) Harvest and Divest (Panen atau Divestasi): Maksimalkan nilai dari bisnis yang ada atau
alokasikan sumber daya ke tempat lain. Penelitian dilakukan di Politeknik Negeri Balikpapan dari
Mei hingga Juli 2023.Populasi terdiri dari 5 responden, termasuk pejabat, manajemen marketing,
pemilik warung, akademisi, dan pemimpin pendapat kuliner Balikpapan. Penelitian ini
menggunakan analisis SWOT dan QSPM untuk merumuskan strategi bisnis. SWOT
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, sedangkan QSPM memprioritaskan strategi. Hasil
penelitian mencakup identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bisnis kuliner
UMKM di Balikpapan. Posisi strategis ditentukan melalui analisis Matriks IE, dan strategi
diutamakan dengan metode QSPM. Analisis kuantitatif digunakan dalam mengevaluasi
perumusan strategi untuk meningkatkan mutu lulusan program studi tata boga. Proses perumusan
strategi melibatkan penggunaan metode SWOT dan QSPM. Analisis SWOT digunakan sebagai
alat kualitatif untuk menciptakan berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan faktor-
faktor eksternal dan internal yang memengaruhi organisasi. Sementara itu, QSPM digunakan
untuk menilai alternatif strategi yang telah dihasilkan dalam matriks SWOT (David, David, &
David, 2009).
Tahapan analisis menggunakan SWOT dan QSPM adalah sebagai berikut (David et al., 2009;
Taslimi & Omeyr, 2014):
1. Penentuan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFEM): Tahap ini melibatkan identifikasi dan
penilaian faktor-faktor eksternal yang memengaruhi strategi.
2. Penentuan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFEM): Pada tahap ini, dilakukan identifikasi
dan penilaian faktor-faktor internal yang relevan.
3. Pembuatan Matriks SWOT: Matriks ini digunakan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman yang muncul dari evaluasi faktor-faktor tersebut, sebagai dasar untuk
menghasilkan alternatif strategi.
Penentuan Alternatif Strategi: Alternatif strategi dihasilkan dari analisis SWOT dan dievaluasi
lebih lanjut dengan menggunakan analisis QSPM. Proses penyimpulan hasil penelitian ini
melibatkan beberapa tahapan:
1. Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam bisnis UMKM kuliner di
Kota Balikpapan menggunakan analisis IFEM dan EFEM. Kedua analisis ini digunakan
untuk mengevaluasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang
dan ancaman) yang memengaruhi bisnis UMKM kuliner di Kota Balikpapan.
2. Penentuan posisi strategis bisnis UMKM kuliner di Kota Balikpapan dengan menggunakan
analisis matriks internal-eksternal (IE). Matriks ini digunakan untuk menentukan posisi
bisnis UMKM kuliner di Kota Balikpapan dalam era pascapandemi.
Setelah posisi strategis bisnis UMKM kuliner di Kota Balikpapan diketahui, dilakukan analisis
pengembangan dengan menggunakan metode QSPM. Metode QSPM digunakan untuk
menentukan prioritas strategi-strategi yang telah ditetapkan
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis kuliner UMKM di Balikpapan
pascapandemi menggunakan pendekatan analisis QSPM dilakukan dengan analisis faktor – faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis kuliner UMKM
3.1. IFEM (The Internal Factor Evaluation Matrix)
IFEM adalah adalah alat analisis strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor
internal (kekuatan dan kelemahan). Matriks IFE memberikan skor dan bobot untuk masing-
masing faktor internal utama, membantu mengidentifikasi posisi dan kinerja internal organisasi
dan mengembangkan strategi yang selaras dengan faktor internal tersebut
Tabel 1 Internal Factor Evaluation Matrix

RATING IFE

SKOR
I. KEKUATAN BOBOT RATING
BOBOT
1 Kolaborasi antar UMKM 0,077 3,8 0,291
2 Adanya program promosi yang menarik 0,077 3,400 0,261
3 Dukungan pemerintah dalam pengurusan izin usaha 0,067 3,200 0,215
4 Bantuan pengelolaan keuangan pemerintah dan Bank 0,068 2,4 0,162
Indonesia
II. KELEMAHAN
1 Kurangnya motivasi untuk berkembang 0,076 3,800 0,291
2 Kurangnya pelatihan dan pengembangan SDM 0,072 3,600 0,258
3 Rendahnya keterampilan digitalisasi 0,080 3,600 0,288
4 Kurangnya inovasi menu 0,070 3,200 0,225
5 Belum terdapat kejelasan struktur organisasi UMKM 0,076 3,800 0,290
6 Kurangnya pengetahuan manajerial 0,066 3,200 0,212
7 Sulitnya menghadapi persaingan pasar 0,068 2,600 0,177
8 Sulit membuat perencanaan strategi jangka panjang 0,062 2,800 0,174
9 Lokasi kurang strategis 0,079 3,600 0,286
10 Belum memiliki pengelolaan keuangan yang jelas 0,061 3,000 0,184
TOTAL 1

Hasil identifikasi faktor-faktor internal menunjukkan bahwa kolaborasi antar UMKM dan
adanya program promosi yang menarik menjadi kekuatan utama dalam pengembangan bisnis
kuliner. Namun, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan, seperti kurangnya
motivasi untuk berkembang, rendahnya keterampilan digitalisasi, dan sulitnya membuat
perencanaan strategi jangka panjang.
UMKM di Balikpapan memiliki sejumlah kekuatan yang potensial untuk pengembangan
bisnis kuliner. Faktor-faktor kekuatan yang menonjol termasuk adanya kolaborasi antar-
UMKM, program promosi menarik, dukungan pemerintah dalam pengurusan izin usaha, dan
bantuan pengelolaan keuangan dari pemerintah dan Bank Indonesia. Namun, UMKM juga
memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dan diatasi. Kelemahan-kelemahan
tersebut meliputi kurangnya motivasi untuk berkembang, kurangnya pelatihan dan
pengembangan SDM, rendahnya keterampilan digitalisasi, kurangnya inovasi dalam menu, dan
belum terdapat kejelasan dalam struktur organisasi UMKM
3.2 EFEM (External Factor Evaluation Matrix)
EFEM adalah alat analisis strategis yang digunakan untuk menilai faktor eksternal (peluang
dan ancaman) yang mempengaruhi bisnis. Matriks EFEM memberikan skor dan bobot untuk
masing-masing faktor eksternal utama, sehingga membantu mengidentifikasi peluang dan
ancaman yang ada di lingkungan eksternal organisasi dan mengembangkan strategi yang tepat
untuk menghadapi faktor eksternal tersebut, Tabel 2 menjabarkan hasil EFEM dari penelitian

Tabel 2 Eksternal Factor Evaluation Matrix

RATING IFE
I. PELUANG BOBOT RATING SKOR
BOBOT
1 Berkembangnya gaya hidup gawai dan trend media sosial 0,098 3,600 0,354
2 Gaya hidup konsumtif masyarakat lokal 0,107 3,6 0,384
3 Dukungan kebijakan pemerintah 0,104 3 0,312
4 Tumbuh berkembangnya usaha kuliner baru 0,109 3,4 0,372
5 Kerja sama dengan industri lain 0,107 3,6 0,385
6 Jaringan dan kolaborasi dengan pelaku bisnis kuliner 0,108 3,600 0,390
7 penerapan layanan digitalisasi 0,096 3 0,287
II. ANCAMAN
1 Persaingan dengan bisnis besar harga yan ketat pada pasar domestik 0,091 2,800 0,256
2 Perubahan tren dan preferensi konsumen 0,091 3,000 0,274
3 Dinamisnya perkembangan iptek sebagai media promosi wisata kuliner 0,088 3,000 0,265
TOTAL 1

Terdapat sejumlah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM di Balikpapan. Peluang-
peluang tersebut meliputi berkembangnya gaya hidup gawai dan tren media sosial, gaya hidup
konsumtif masyarakat lokal, dukungan kebijakan pemerintah, tumbuhnya usaha kuliner baru,
kerja sama dengan industri lain, jaringan dan kolaborasi dengan pelaku bisnis kuliner, serta
penerapan layanan digitalisasi. Dari sisi eksternal, peluang terbesar terletak pada berkembangnya
gaya hidup gawai dan trend media sosial, serta gaya hidup konsumtif masyarakat lokal.
Namun, UMKM juga dihadapkan pada beberapa ancaman yang perlu diwaspadai. Ancaman-
ancaman tersebut termasuk persaingan dengan bisnis besar harga yang ketat pada pasar
domestik, perubahan tren dan preferensi konsumen, dinamisnya perkembangan iptek sebagai
media promosi bisnis kuliner, serta sulitnya menghadapi persaingan pasar dan perubahan pasar.
Anvaman terbesar adalah persaingan harga ketat dengan bisnis besar di pasar domestik dan
perubahan tren serta preferensi konsumen
3.3. Analisis Matrix IE
Dalam QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix), kuadran "Build and Grow"
mengindikasikan bahwa bisnis kuliner UMKM di Balikpapan memiliki peluang untuk
mengembangkan dan memperluas bisnisnya. Ini berarti Bisnis Kuliner UMKM di Balikpapan
memiliki kombinasi faktor internal yang kuat (kekuatan) dan faktor eksternal yang positif
(peluang) yang dapat dimanfaatkan untuk merumuskan strategi pengembangan yang efektif.
Tujuannya adalah untuk membangun dan memperkuat posisi pasar perusahaan serta berfokus
pada pertumbuhan bisnis di masa depan. Dalam konteks ini, bisnis kuliner UMKM di
Balikpapan perlu mengembangkan dalam sumber daya yang ada dengan strategi yang
memungkinkan untuk meningkatkan pangsa pasar, pendapatan, dan keberlanjutan dalam jangka
panjang

Gambar 1 Grafik Kuadran SWOT UMKM Balikpapan

Grafik kuadran SWOT ini membantu UMKM bisnis kuliner di Balikpapan mengetahui
posisi strategis sehingga dapat membuat rumusan strategi dengan menggabungkan faktor-faktor
internal dan eksternal yang relevan. Setelah mengetahui posisi dalam kuadran SWOT, langkah
selanjutnya adalah merumuskan strategi-strategi yang sesuai untuk mencapai tujuan bisnis yang
diinginkan.
3.4 Matrik SWOT
Dalam konteks analisis Matriks SWOT dan strategi yang telah diidentifikasi, berikut
adalah kombinasi dari SO, ST, WO, dan WT berdasarkan strategi yang telah dijelaskan
sebelumnya:
a. Strategi Berbasis Kekuatan (SO - Strengths Opportunities):
1) Memanfaatkan Tren Media Sosial dan Gaya Hidup Gawai untuk Mempromosikan Bisnis
Kuliner: UMKM dapat memaksimalkan potensi kekuatan mereka dalam kolaborasi antar
UMKM dan adanya program promosi yang menarik dengan memanfaatkan peluang
berkembangnya gaya hidup gawai dan trend media sosial. Hal ini dapat membantu
meningkatkan visibilitas bisnis mereka dan menarik pelanggan melalui platform online.
2) Peningkatan Kualitas dan Keberagaman Menu: Dengan kekuatan yang dimiliki, UMKM dapat
memanfaatkan peluang tumbuhnya usaha kuliner baru dengan menghadirkan inovasi menu
yang berkualitas dan beragam. Ini akan membantu memperkuat daya tarik bisnis mereka dan
menarik lebih banyak pelanggan.
b. Strategi Berbasis Kekuatan dan Ancaman (ST - Strengths Threats):
1) Pemanfaatan Program Loyalitas: UMKM dapat menggabungkan kekuatan mereka dalam
kolaborasi antar UMKM dan adanya program promosi yang menarik dengan peluang untuk
berpartisipasi dalam gaya hidup konsumtif masyarakat lokal. Menerapkan program loyalitas
akan meningkatkan daya tarik bisnis dan mempertahankan pelanggan
2) Penggunaan testimoni dan ulasan pelanggan: UMKM dapat memanfaatkan kekuatan mereka
dalam kolaborasi antar-UMKM dan adanya program promosi yang menarik untuk mengatasi
ancaman persaingan dengan bisnis besar yang memiliki harga ketat pada pasar domestik.
Testimoni positif dan ulasan pelanggan dapat membantu membedakan bisnis mereka dari
pesaing.
b. Strategi Berbasis Kelemahan dan Peluang (WO - Weaknesses Opportunities)
Penawaran Layanan Khusus Katering, UMKM dapat memanfaatkan peluang dengab
menawarkan layanan catering khusus untuk acara pesta, pertemuan bisnis ataupun yang
lainnya. Hal ini dapat membuat UMKM memperluas jangkauan pangsa pasar dalam mengatasi
kelemahan terkait lokasi yang kurang strategis
c. Strategi Berbasis Kelemahan dan Ancaman (WT - Weaknesses Threats)
Kerjasama dengan Mitra Pengiriman, UMKM Bisnis Kuliner Balikpapan dapat menjalin
kemitraan dengan layanan pengiriman makanan yang beroperasi dalam kota maupun luar
kota. Melalui kerjasama ini, UMKM dapat menawarkan layanan pengiriman kepada
pelanggan yang tidak dapat mengunjungi lokasi bisnis secara langsung. Dengan demikian
UMKM dapat mencapai pangsa pasar yang lebih luas, termasuk mereka yang tinggal di area
yang jauh dari tempat usaha. Konsumen dapat dengan mudah memesan makanan melalui
platform pengiriman makanan ataupun melalui kontak dengan pelaku bisnis dan menikmati
hidangan UMKM tanpa harus datang langsung.
Dari hasil pengumpulan data dengan beberapa informan didapatkan informasi berupa faktor
internal berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki UMKM Kota Balikpapan dan faktor
eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh UMKM Kota Balikpapan di masa
Pasca Pandemi COVID-19. Setelah data didapatkan, kemudian dilakukan analisis SWOT untuk
mendapatkan 4 set alternatif strategi seperti yang terlihat pada tabel berikut :
IFE KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
1. Kolaborasi antar UMKM 1. Kurangnya motivasi untuk berkembang
2. Adanya program promosi yang menarik 2. Kurangnya pelatihan dan pengembangan
3. Dukungan pemerintah dalam SDM
pengurusan izin usaha 3. Rendahnya keterampilan digitalisasi
4. Bantuan pengelolaan keuangan 4. Kurangnya inovasi menu
EFE 5. Belum ada kejelasan struktur organisasi
pemerintah dan Bank Indonesia.
UMKM
6. Kurangnya pengetahuan manajerial
7. Sulitnya menghadapi persaingan pasar
8. Sulit membuat perencanaan strategi
jangka panjang sebagai antisipasi
perubahan pasar
9. Lokasi kurang strategis
10. Belum memiliki pengelolaan keuangan
yang jelas.

PELUANG (O) 1. Memanfaatkan tren media sosial dan 1. Penawaran Layanan Khusus Untuk
1. Berkembangnya gaya hidup gaya hidup Katering
gawai dan trend media 2. Peningkatan Kualitas dan Keberagaman
sosial Menu.
2. Gaya hidup konsumtif
masyarakat lokal
3. Kemitraan dengan sektor
pariwisata
4. Dukungan kebijakan
pemerintah
5. Tumbuh berkembangnya
usaha kuliner baru
6. Kerja sama dengan industri
lain
7. Jaringan dan kolaborasi
dengan pelaku bisnis
kuliner
8. Penerapan layanan
digitalisasi

ANCAMAN (T) 1. Penggunaan Testimoni dan Ulasan 1. Kerjasama dengan Mitra Pengiriman
1. Persaingan dengan bisnis Pelanggan
besar harga yang ketat pada 2. Pemanfaatan program loyalitas
pasar domestik
2. Perubahan tren dan
preferensi konsumen
3. Dinamisnya perkembangan
iptek sebagai media
promosi wisata kuliner
3.5 Analisa QSPM
Tahap akhir dari analisis strategi merupakan pemilihan strategi yang sesuai dan dapat
dijalankan oleh perusahaan. Pemilihan strategi yang cocok dilakukan adalah dengan
menggunakan alat analisis QSPM. Alternatif strategi didapatkan dari matriks SWOT di mana
matriks tersebut menghasilkan beberapa alternatif strategi melalui faktor internal dan eksternal
yang ada. Beberapa alternatif strategi yang dianalisis dengan menggunakan QSPM adalah
sebagai berikut:
1. Penggunaan Testimoni dan Ulasan Pelanggan
UMKM dapat menggunakan testimoni dan ulasan positif dari pelanggan untuk
memperkuat citra merek dan menarik perhatian calon pelanggan. Testimoni positif akan
meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan
2. Kerjasama dengan Mitra Pengiriman
Strategi ini berada dalam prioritas kedua. Dalam kuadran Grow and Build, UMKM dapat
menjalin kerjasama dengan mitra pengiriman di mulai dari jasa pengeiriman makanan dalam
kota maupun luar kota. Bisnis kuliner makanan dapat memperluas jangkauan pasar dan
mencapai lebih banyak pelanggan di luar area bisnis. Layanan pengiriman yang efisien dapat
meningkatkan kenyamanan pelanggan.
3. Penawaran Layanan Khusus untuk Katering
UMKM dapat menawarkan layanan khusus untuk acara-acara seperti pesta atau
pertemuan bisnis. Menyediakan paket katering khusus akan menarik pasar korporat dan
meningkatkan pendapatan.
4. Pemanfaatan Program Loyalitas
UMKM dapat memanfaatkan peluang untuk memberlakukan program loyalitas bagi
pelanggan setia. Program, seperti diskon, poin reward, atau hadiah khusus akan
meningkatkan kepuasan pelanggan dan mempertahankan loyalitas mereka.
5. Peningkatan Kualitas dan Keberagaman Menu
UMKM dapat meningkatkan kualitas menu dan menawarkan variasi yang lebih beragam
untuk menarik minat pelanggan. Menghadirkan hidangan baru dan mengutamakan bahan-
bahan berkualitas akan meningkatkan reputasi bisnis dan menggaet pelanggan setia
6. Memanfaatkan Tren Media Sosial dan Gaya Hidup Gawai untuk Mempromosikan Bisnis
Kuliner.
UMKM dapat memanfaatkan tren media sosial dan gaya hidup gawai untuk dapat
meningkatkan promosi bisnis kuliner dengan aktif di platform media sosial dan mebagikan
konten menarik serta berinteraksi dengan pelanggan secara online, hal ini dapat membantu para
pelaku bisnis kuliner UMKM di Balikpapan menjangkau lebih banyak konsumen potensial.
Dengan mengimplementasikan solusi strategi yang tepat berdasarkan posisi strategis UMKM
di kuadran Grow and Build, Bisnis Kuliner Balikpapan memiliki peluang untuk berkembang dan
menghadapi tantangan pascapandemi Covid-19 dengan lebih baik. Keputusan strategis yang tepat
dan adaptasi yang efektif akan membantu UMKM dalam meraih kesuksesan di industri kuliner
yang kompetitif.
4. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis kuliner UMKM di
Balikpapan pascapandemi COVID-19 menggunakan pendekatan Analisis QSPM dengan data
dari matriks IFE dan EFE. Hasil analisis deskriptif matriks IFE mengungkapkan bahwa UMKM
Bisnis Kuliner Balikpapan memiliki sejumlah kekuatan yang dapat diandalkan untuk menghadapi
peluang di lingkungan eksternal, meskipun terdapat beberapa kelemahan yang perlu diatasi. Di
sisi lain, analisis matriks EFE menunjukkan terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan oleh
UMKM, namun juga ancaman yang harus dapat diatasi dalam menghadapi perubahan pasar
Berdasarkan posisi strategis yang dihasilkan dari kuadran SWOT, UMKM berada pada
kuadran Build and Grow yang mengindikasikan kombinasi kekuatan yang cukup baik dan
peluang yang tinggi. Oleh karena itu, beberapa solusi strategi direkomendasikan untuk
diterapkan, antara lain memanfaatkan tren media sosial, meningkatkan kualitas dan variasi menu,
pemanfaatan program loyalitas, penggunaan testimoni pelanggan, kerjasama dengan mitra
pengiriman, dan penawaran layanan khusus catering. Secara keseluruhan, penelitian ini
memberikan wawasan penting bagi UMKM Bisnis Kuliner Balikpapan dalam menghadapi
tantangan pascapandemi COVID-19. Namun, diperlukan pendekatan yang holistik dan
pemahaman mendalam tentang konteks bisnis yang lebih luas untuk mengambil keputusan
strategis yang lebih baik dan adaptif dalam lingkungan yang terus berubah
5. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang penulis ajukan terhadap pihak
praktisi dan pihak akademisi. epada praktisi untuk fokus pada layanan digital dan inovasi produk
kuliner, termasuk program loyalitas. Bagi akademisi, penelitian ini bisa menjadi dasar untuk studi
lebih lanjut tentang faktor-faktor pengaruh dalam bisnis kuliner UMKM. Kolaborasi antara
praktisi dan akademisi melalui seminar dan lokakarya juga disarankan. Penelitian ini
menggunakan analisis QSPM, namun, metode lain seperti SWOT atau PESTEL bisa digunakan
sesuai konteks penelitian.
6. Daftar Pustaka
BPS. (2020). data jumlah kuliner. https://kemenperin.go.id/artikel/23393/Kontribusi-Industri-
Makanan-dan-Minuman
David, M. E., David, F. R., & David, F. R. (2009). the Quantitative Strategic Planning Matrix
(Qspm) Applied To a Retail Computer Store. The Coastal Business Journal, 8(1), 42–52.
Retrieved from http://strategyclub.com/CBJ Article.pdf
Sasongko, D. (2020, Agustuts Senin). Retrieved from Kementrian Keuangan Republik Indonesia:
https://ww w.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13317/UMKM-Bangkit-Ekonomi-Indone sia-
Terungkit.html
Green, G. P., & Dougherty, M. L. (2008). Localizing Linkages for Food and Tourism: Culinary
Tourism as a Community Development Strategy. Community Development, 39(3), 148–
158. https://doi.org/10.1080/155753308 09489674
Taslimi, M. S., & Omeyr, A. K. (2014). Formulating a strategy through quantitative strategic
planning matrix ( QSPM ) based on SWOT framework ( Case study : industrial group of
Barez Tires ). International Journal of Economy, Management and Social Sciences, 3(8),
451–457. Retrieved from http://waprogramming.com/download.php?do
wnload=53bd4f034d5b38.5439444 8.pdf
Mahfud, T., Mulyani, Y., Setyawati, R., & Balikpapan, P. N. (2017). Pengembangan Pariwisata
Berbasis Komunitas : Strategi Komunitas Foodies Dalam Pengembangan Wisata Kuliner Di
Balikpapan Development of Community-Based Tourism : Foodies Community Strategy for
Culinary Tourism Development. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Terapan, 105–117.

You might also like