You are on page 1of 11

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM II

ALAT PELINDUNG DIRI

Nama : Meilisa Ekasinta

NIM : 20.72.023491

Kelompok :3

Mata Kuliah/Praktikum : K3 & Patient Safety

Dosen Pengampu : Nurhalina.,S.KM.,M.Epid

Asisten Praktikum : Dede Zasqia Ashaba.,Amd.A.K

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

2021
I. Judul Praktikum
Alat Pelindung Diri

II. Tujuan Praktikum


1.Praktikan diharapkan dapat mampu memahami tentang keselamatan kerja
dilaboratorium.
2.Praktikan diharapkan dapat menjaga dan mempraktekan keselamatan kerja di
laboratorium
3.Praktikan dapat mempelajari cara dan penanganan kecelakaan kerja di laboratorium

III. Dasar Teori


Laboratorium merupakan unsur penting dan salah satu syarat bagi keberadaan
suatu perguruan tinggi. Kelas praktikum membantu mahasiswa untuk menguji teori
yang dipelajari lebih terperinci sehingga dapat meningkatkan ketertarikan pada bidang
yang dipelajari. Kelas praktikum adalah bagian penting dari kurikulum. Karena kelas
praktikum menekankan aspek psikomotorik (Ketrampilan) dan kognitif (pengetahuan)
serta afektif (sikap) mahasiswa (Ayana, 2017). Laboratorium pendidikan seringkali
belum mempunyai program keselamatan yang maksimal. Program keselamatan lebih
ditekankan pada penanggulangan kebakaran yang merupakan tugas dari bagian umum
dan pemeliharaan. Sehingga keselamatan tidak begitu diperhatikan sebagaimana
seharusnya di institusi penelitian pendidikan. Adanya pemahamam yang keliru bahwa
potensi bahaya di laboratorium pendidikan relatif kecil karena cenderung
menggunakan bahan kimia relatif sedikit dibandingkan pada industri menyebabkan
kurang dipahaminya potensi bahaya yang pada akhirnya menyebabkan kerugian
finansial, kerusakan peralatan, penyakit akibat kerja dan lebih buruk lagi menyebabkan
kematian. (Tomas Olewski,2017). Potensi bahaya di laboratorium diantaranya adalah
bahaya kimia termasuk di dalamnya agen penyebab kanker (karsigonik), racun, iritan,
polusi, bahan yang mudah terbakar, asam dan basa kuat, dll. Potensi bahaya biologi
bisa berasal dari darah dan cairan tubuh, spesimen kultur, jaringan tubuh, hewan
percobaan, maupun pekerja lainnya. Potensi bahaya fisik termasuk di dalamnya radiasi
ion dan non ion, ergonomi, kebisingan, tekanan panas, pencahayaan, listrik, api (Keith
Furr,1995). Fakta mencatat, pada tanggal 16 Maret 2015 telah terjadi kecelakaan kerja
di laboratorium Kimia Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, yaitu terjadinya
ledakan labu destilasi saat praktikum sedang dilaksanakan. Tidak sedikit mahasiswa
yang harus dirawat akibat pecahan labu destilasi tersebut (Merdeka, 2015). Dari hasil
penelitian tentang frekuensi kecelakaan kerja di salah satu laboratorium kimia di
Universitas Diponegoro dengan responden berjumlah 30 responden, diperoleh
gambaran sebagai berikut. Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya
terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. APD juga merupakan kelengkapan
yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
Perlengkapan pelindung diri termasuk semua pakaian dan aksesories pekerjaan lain
yang dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya tempat kerja.
Penggunaan APD harus tetap di kontrol oleh pihak yang bersangkutan, khususnya di
sebuah tempat kerja.
IV. Alat dan Bahan

Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:


1. Masker
2. Pelindung Mata
3. Pelindung Wajah
4. Gaun Medis
5. Penutup Kepala
6. Sarung Tangan Medis
7. Peindung Kaki (Sepatu Pelindung)

V. Prosedur Kerja
Adapun kerja yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
Pemakaian seluruh APD dilakukan di wilayah steril dan dilakukan saat sebelum masuk
ke dalam area infeksius ataupun laboratorium, kenudia saat setelah selesai penggunaan
APD juga memiliki prosedur kerja yaitu, setelah selesai digunakan, APD sekali pakai
maupun yang bisa dipakai ulang harus dimasukkan ke dalam kantong plastik khusus
dan dikemas secara terpisah.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan APD bekas
pakai:

Tidak meletakkan APD bekas pakai secara sembarangan, baik di lantai atau
permukaan benda lain, seperti meja, kursi, atau loker.

Tidak membongkar kembali APD bekas pakai yang telah dikemas dalam plastik
khusus.
Tidak mengisi kantong plastik khusus APD bekas pakai terlalu penuh.
Bersihkan diri atau mandi setelah menggunakan APD.

VI. Hasil Praktikum


Hasil Praktikum pada praktikum APD (Alat Pelindung Diri) kali ini adalah bagaimana
praktikan/mahasiswa mengetahui APD apa saja yang harus digunakan ketika berada di
area infeksius ataupun laboratorium yaitu, Berikut ini adalah jenis dan fungsi alat
pelindung diri yang digunakan pada saat dilaboratorium.
a. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi sebagian atau seluruh bagian
badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, paparan api dan
benda-benda panas, percikan bahanbahan kimia, cairan dan logam panas, uap
panas, benturan dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang,
mikroorganisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti
virus, bakteri dan jamur. Pakaian pelindung merupakan pakaian yang menutupi
sebagian atau seluruh bagian badan. Salah satu jenis APD badan yang dikenakan
selama bekerja di laboratorium adalah jas laboratorium. Jas laboratorium merupakan
pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit
pemakainya.

b. Alat pelindung mata dan muka


Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya,
paparan partikel-partikel yang melayang di udara, percikan benda-benda
kecil, panas, uap panas, dan benturan atau pukulan benda keras atau
benda tajam. Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri atas kacamata
pengaman (spectacles), goggles, tameng muka (face shield), serta tameng
muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).
1) Safety Glasses

Safety Glasses merupakan perlindungan paling minimum untuk mata ketika bekerja
di dalam laboratorium dari benda-benda yang berterbangan.

2) Safety Goggles
Safety goggles dibutuhkan ketika bekerja di laboratorium yang terdapat kemungkinan
mata terkena uap, cipratan, kabut ataupun semprotan
dari zat kimia berbahaya yang bisa mengenai mata.

b. Alat pelindung tangan


Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi tangan dan jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, bahan kimia,
benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari kulit, kain, karet,
asbes dan sarung tangan yang tahan bahan kimia. Sarung tangan berfungsi untuk
melindungi tangan dari bahaya tajam, panas, kasar, berduri, dingin, bahan-bahan kimia
dan menjaga kebersihan tangan. Alat pelindung tangan (sarung tangan) terbuat dari
bermacam-macam bahan disesuaikan kebutuhan. Beberapa sarung tangan yang sering
dijumpai adalah:
1) Sarung tangan kain

Digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya dibiasakan bila memegang benda


yang berminyak, peralatan panas atau bahan logam lainnya. Gambar berikut ini
memperlihatkan sarung tangan kain.

2) Sarung tangan karet


Sarung tangan ini menjaga tangan dari bahaya terkena asam dan lain sebagainya.

d. Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya


APD ini berfungsi melindungi bagian dalam tubuh melalui pernapasan hidung dan
mulut dari pengaruh oksigen yang terkontaminasi dengan partikel debu, gas, uap yang
dapat merusak atau setidaknya mengganggu pernapasan.

Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker dan
respirator. Ada beberapa jenis respirator bergantung jenis dan kadar
pencemarnya, yaitu respirator pemurni udara dan respirator pemasok
udara/oksigen.
1) Respirator pemurni udara
Jenis ini memakai filter yang dapat menyerap kontaminan dalam
udara. Jenis filter berbeda-beda bergantung jenis gasnya dan diberi
warna yang berbeda sesuai dengan kemampuan penyerapan gas.
Gas asam : putih
Gas asam sianida : putih dengan strip hijau
Gas klor : putih dengan strip kuling
Uap organik : hitam
Gas ammonia : hijau
Gas karbon monoksida : biru
Gas asam dan uap organik : kuning

2) Respirator pemasok udara/oksigen


Jenis ini dipakai untuk bekerja dalam ruang yang berkadar oksigen
rendah seperti ruang tertutup atau berpolusi berat, seperti adanya
gas apiksian (N2,CO2) atau apiksian kimia (NH3,CO,HCN) pada
konsentrasi tinggi.

e. Alat pelindung kaki

Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa


benda berat, keras atau berbenturan dengan benda-benda berat,
tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas,
suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik,
tergelincir.
Banyak jenis sepatu keselamatan, diantaranya adalah :
1) Sepatu latex/karet, sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan
daya tarik extra pada permukaan licin
2) Sepatu buthyl, sepatu buthyl melindungi kaki terhadap ketone,
aldehyde, alcohol, asam, garam, dan basa.
3) Sepatu vinyl, tahan terhadap pelarut,
asam, basa, garam, air, pelumas dan
darah.
4) Sepatu Nitrile, sepatu nitrile tahan
terhadap lemak hewan, oli, dan
bahan kimia.

VII. Pembahasan
Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya
di tempat kerja (Depnaker, 2006). APD adalah alat pelindung diri yang dipakai oleh
tenaga kerja secara langsung untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh
berbagai faktor yang ada atau timbul di lingkungan kerja (Soeripto, 2008).
Dari pengertian tersebut, maka Alat Pelindung Diri (APD) dibagi menjadi 2 kelompok
besar yaitu :
a. Alat pelindung diri yang digunakan untuk uapaya pencegahan terhadap kecelakaan
kerja, kelompok ini disebut Alat Pelindung Keselamatan Industri. Alat pelindung
diri yang termasuk dalam kelompok ini adalah alat yang digunakan untuk
perlindungan seluruh tubuh.
b. Alat pelindung diri yang digunakan untuk pencegahan terhadap gangguan kesehatan
(timbulnya suatu penyakit), kelompok ini disebut Alat Pelindung Kesehatan
Industri.

Kriteria Alat Pelindung Diri (APD) agar dapat dipakai dan efektif dalam penggunaan
dan pemiliharaan menurut Tarwaka (2008) yaitu :
a. Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif pada pekerja atas
potensi bahaya yang dihadapi.
b. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman dipakai dan
tidak merupakan beban bagi pemakainya.
c. Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya.
d. Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.
e. Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan serta gangguan
kesehatan lainnya pada waktu dipakai.
f. Tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tanda-tanda peringatan.
g. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia di pasaran.
h. Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.
i. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang ditetapkan.

Jenis-jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD) dalam (Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor.08/Men/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri) :
a. Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala
dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang
melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan bahan-
bahan kimia, jasad renik
(mikroorganisme) dan suhu yang ekstrim.

b. Alat Pelindung Muka dan Mata


Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya,
paparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air,
percikan benda-benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran
cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.

c. Alat Pelindung Telinga


Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan.

d. Alat Pelindung Pernafasan


Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat
pelindung yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan
cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran
bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa debu, kabut
(aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan sebagainya.

e. Alat Pelindung Tangan


Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu
panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus
listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat
patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.

f. Alat Pelindung Kaki


Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena
cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena
bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir.

g. Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau
seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang
ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan
kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan dengan mesin,
peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme
patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus,
bakteri dan jamur.

Faktor yang mempengaruhi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


antara lain (Mulyanti, 2008) :
a. Pengetahuan, merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
b. Sikap, yaitu reaksi atau respon dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek.
c. Kondisi APD, yaitu berkaitan dengan fasilitas/ketersediaan APD yang
akan meningkatkan prestasi kerja dari setiap tenaga kerja.
d. Pengawasan, berupa pengamatan dan evaluasi secara kualitatif dan
kuantitatif.
e. Dukungan sosial, baik dari rekan kerja maupun dari pimpinan. Peran
rekan kerja berupa ajakan untuk menggunakan APD sedangkan peran
atasan/ pimpinan adalah berupa adanya anjuran, pemberian sanksi
maupun pemberian hadiah.
2. Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua
makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing
(Notoatmodjo, 2010). Perilaku penggunaan APD adalah tindakan atau
aktivitias dalam penggunaan seperangkat alat oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja. Penggunaan APD merupakan tahap akhir
dari pengendalian kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Pada
kenyataannya masih banyak pekerja yang tidak menggunakannya,
walaupun telah diketahui besarnya manfaat dan telah tersedianya APD. Hal
tersebut disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi perilaku
pekerja sehingga tidak menggunakan alat pelindung diri tersebut
(Yusmardian, 2005)
3. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan sesorang atau kelompok
dalam rangka melaksanakan kerja, yang etrjadi secara tiba-tiba, tidak diduga
sebelumnya, dan tidak diharapkan terjadi, yang menimbulkan kerugian
ringan sampai yang paling berat, bahkan bisa menghentikan kergiatan di
lingkungan kerja (Kurniawati, 2013).
Unsafe action adalah suatu perilaku membahayakan atau tidak aman yang
dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian cedera
hingga kematian.1,2 Sebanyak 85% kecelakaan kerja disebabkan oleh
unsafe action atau tindakan tidak aman.Kecelakaan yang diakibatkan
tindakan tidak aman (Unsafe Action) dianggap sebagai hasil dari perilaku
manusia dan pihak manajemen perusahaan (Pratiwi, 2012).
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan promosi dan pemeliharaan
tertinggi tingkat fisik, mental dan kesejahteraan sosial, dimana terdapat
pencegahan risiko mengalami kecelakaan kerja, perlindungan pekerja dari
risiko yang dapat merugikan kesehatan, menempatkan dan memelihara
pekerj a dalam lingkungan kerja yang disesuaikan dengan peralatan
fisiologis dan psikologis yang tidak membahayakan nyawa (WHO, 2010).
Definisi menurut keilmuan adalah ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja, Penyakit
Akibat Kerja (PAK), kebakaran, peledakan, dan pecemaran lingkungan
(Djatmiko, 2016).
Tujuan dari program K3 adalah untuk memperoleh derajat kesehatan baik
fisik, mental maupun sosial, dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang dapat disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja (Suma’mur,
2009). Faktor utama penyebab kecelakaan kerja di Indonesia adalah faktor
perilaku 31.776 kasus (32.06% dari total kasus) dan 57.626 kasus (58,15%
dari total kasus) karena tindakan yang tidak aman (Jamsostek, 2011).
Tindakan tidak aman (unsafe action) adalah tindakan yang dapat
membahayakan pekerja maupun orang lain dan menyebabkan terjadinya
kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti tidak memakai alat
pelindung diri (APD), tidak mengikuti prosedur kerja, tidak mengikuti
peraturan keselamatan kerja maupun bekerja tidak hati-hati (Pratiwi, 2012).
VIII. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Alat Pelindung Diri aini yaitu, APD sangat penting dan
diperlukan oleh pegawai,karyawan ,Enginering,administratif atau siapapun yang
memiliki resiko kecelakaan atauapun bahaya dalam bekerja.Oleh karena itu APD harus
benar-benar di pelajari dan di pahami baik dalam penggunaannya ataupun
pemeliharaannya agar APD bisa berfungsi dengan baik. Berikut pembahasan mengenai
Alat Pelindung diri :

1. Alat Perlindungan Diri merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi resiko
akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu sendiri.
2. Alat Perlindungan Diri dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
3. Alat Perlindungan Diri harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.
4. Alat Perlindungan Diri harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai dengan
ketentuan.

You might also like