Professional Documents
Culture Documents
Al Qarib
Al Qarib
ٌ ُ َف
ور َّر ِحي ٌم َّ ٱَّللُ َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم َو
َ ُٱَّلل َ َّ َقُ ْل ِإن ُكنت ُ ْم ت ُ ِحبُّون
َّ ٱَّلل فَٱت َّ ِبعُو ِنى يُ ْح ِب ْب ُك ُم
Artinya: "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
SETIDAKNYA ADA 3 AYAT …
َ ُِإنَّه
ٌ س ِمي ٌع قَ ِر
• يب
• (Qs. Huud:61.)
ُ ان ۖ فَ ْليَ ْست َ ِجيبُوا ِلي َو ْليُْْ ِمنُوا ِبي لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر
• َشدُون ِ ع ُ يب ۖ أ ُ ِج
َ يب َدع َْوةَ الدَّاعِ إِ َذا َد َ سأَلَ َك ِعبَادِي
ٌ عنِِّي فَإِنِِّي قَ ِر َ َو ِإ َذا
ض َو َما يَ ْخ ُر ُج ِم ْن َها َو َما يَ ْن ِز ُل ِ ش يَ ْعلَ ُم َما يَ ِل ُج فِى ْاَلَ ْر ِۚ ِ علَى ْال َع ْر
َ ض فِ ْي ِست َّ ِة اَي ٍَّام ث ُ َّم ا ْستَ ٰوى
َ ت َو ْاَلَ ْر ْ ُه َو الَّذ
ِ ِي َخلَقَ السَّمٰ ٰو
ِي ٌْر س َم ۤا ِء َو َما يَ ْع ُر ُج فِ ْي َها َو ُه َو َم َع ُك ْم اَيْنَ َما ُك ْنت ُ ْم َو ه
ِ َّٰللاُ بِ َما تَ ْع َملُ ْونَ ب َّ ِمنَ ال ٤
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian, Dia
berkuasa atas ʻArasy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa
yang keluar darinya serta apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dia
bersamamu di mana saja kamu berada. Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.
• ب ِإلَ ْي ِه ِم ْن َح ْب ِل ْال َو ِري ِد ِإ ْذ ُ سهُ ۖ َون َْح ُن أ َ ْق َر ُ س ِب ِه نَ ْف ُ ان َونَ ْعلَ ُم َما ت ُ َو ْس ِو
َ س ِ ْ َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا
َ اْلن
عتِي ٌد
َ يب ٌ ُِ ِمن قَ ْو ٍل ِإ ََّل لَ َد ْي ِه َرق ُ ش َما ِل قَ ِعي ٌد َّما يَ ْل ِف
ِّ ِ ع ِن الَ ين َو ِ ع ِن ْاليَ ِم
َ انِ َيَتَلَقَّى ْال ُمتَلَ ِقِّي
• “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu)
ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah
kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf: 16-18).
• Abu Bakar pun berkata: “Demi Allah wahai Rasulullah, jika salah seorang dari mereka
melihat ke tempat berpijak mereka, pastilah mereka melihat kita,”. Mendengar hal itu,
Nabi pun berkata: “Wahai Abu Bakar, apa yang kamu kira bahwa kita ini hanya berdua?
Ketahuilah, yang ketiganya adalah Allah,”.
APA ITU DEKAT DAN BAGAIMANA CARA
MENDEKAT KEPADA ALLOH
• Alloh itu dekat hanya saja sering kali kita tidak menyadarinya.
• Kesadaran itu penting karena orang yang dekat secara fisik menjadi terasa tidak dekat Ketika
kita tidak menyadarinya.
• Suami istri yang tidur dalam satu tempat, menjadi tidak terasa dekat Ketika keduanya tertidur.
• Dua orang yang duduk berdekatan juga menjadi tidak merasa dekat Ketika keduanya tidak
saling mengenal,
• atau keduanya saling mengenal tetapi mereka melakuan aktivitas masing2 (sendiri2)
• Kata kunci paling penting untuk merasa dekat adalah saling mengenal, saling menyadari, saling
berbicara dan berinteraksi, saling mencintai.
ALLOH ITU DEKAT
1. Semua kebaikan
2. Melalui perintah yang wajib
3. Melalui perintah yang sunnah
4. Cara khusus
1. Zikrulloh
2. Sujud-shalat
3. Doa
4. Baca al-qur’an
5. Sabar
MILIKI SIFAT QORIB
• Pernah seorang dari Najd datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam dan bertanya tentang
(amalan wajib dalam) Islam. Rasul Shallallahu ‘alaihi wa salam menjawab, “Lima shalat yang wajib
sehari semalam.” Ia berkata, “Apa ada kewajiban (shalat) atasku yang lain?” Beliau Shallallahu
‘alaihi wa salam menjawab, “Tidak, kecuali bila engkau melakukannya dengan suka rela
(tathawwu’).” Rasul Shallallahu ‘alaihi wa salam juga menyebutkan tentang kewajiban puasa, juga
zakat, dan orang tersebut pun bertanya; apakah ada kewajiban atasku yang lain; Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa salam menjawab: “Tidak, kecuali bila engkau melakukannya suka rela.”
Maka orang tersebut pun pergi dengan mengatakan: “Demi Allâh, aku tidak akan menambah
ataupun menguranginya.” Rasul Shallallahu ‘alaihi wa salam pun bersabda: “Ia akan mendapatkan
keberuntungan bila jujur.” (HR. Al-Bukhâri 46 Fathul Bârî (1/130), Muslim 12 (1/41).
MENDEKAT DENGAN YANG WAJIB DAN SUNNAH
• hadits qudsi:
• س ْمعَهُ الَّذِي َ ُ ُك ْنت، ُأحبَ ْبت ُهْ َفإ ِ َذا، ُي بِالنَّ َوافِ ِل َحتَّى أ ُ ِحبَّه
َّ َب ِإل
ُ َو َما يَزا ُل َع ْبدِي يَت َ َق َّر، ضتُ َعلَي ِه َّ َي َع ْبدِي بِشَيءٍ أ َ َحبَّ ِإل
ْ ي ِم َّما ا ْفت َ َر َّ َب ِإل
َ َو َما تَقَ َّر
ُ َولَِِن ا ْست َ َعا َذنِي ََ ُ ِعي َذنَّه، ُط ْيتُه
َ سألَنِي أ ْع َ إن ْ َو ِر ْجلَهُ الَّتِي يَ ْم ِشي بِ َها َو، ش بِ َها ُ ويَ َدهُ الَّتي يَب ِْط، ِْ ُر بِ ِه ِ ِ َرهُ الَّذِي يُب َ َ َوب، يَ ْس َم ُع بِ ِه
• Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku; yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku
fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah
hingga Aku pun mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia
gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia
gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku
pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya.
• (HR HR. Al-Bukhâri 6502 Fathul Bârî (11/348).
DUA TINGKATAN WALI
(IBNU RAJAB AL-HANBALI RAHIMAHULLAH)
• al-muqtashidûn (seperti dalam al-Qur’an surat Fâthir ayat 32) ash-hâbul yamîn (seperti
dalam al-Qur’an surat Al-Wâqi’ah ayat 27): mendekatan dengan menunaikan yang fardhu,
dengan mengerjakan yang wajib dan meninggalkan yang diharamkan.Mereka . Ucapan
Umar Bin al-Khatthab Radhiyallahu anhu : “Amalan yang paling utama adalah menunaikan
apa-apa yang Allâh wajibkan, dan menjauhi apa yang Allâh haramkan, serta mempunyai niat
yang benar dalam menggapai apa yang ada di sisi Allâh.
• Asâbiqun (al-muqarrabûn) bertaqarrub dengan yang wajib, dan sunnah dan bersikap
wara’ dengan tidak melakukan hal-hal yang dimakruhkan, walaupun kecil bentuknya.
BERDOALAH TERUS KARENA TIDAK ADA DOA YANG SIA-SIA
•
ث ِإ َّما أ َ ْن ت ُ َع َّج َل لَهُ َدع َْوتُهُ َو ِإ َّما أ َ ْن َّ س ِفي َها ِإثْ ٌم َوالَ قَ ِطي َعةُ َر ِح ٍم ِإال َّ أ َ ْع َطا ُه
ٍ َّللاُ ِب َها ِإحْ دَى ثَال َ س ِل ٍم َي ْدعُو ِب َدع َْو ٍة لَ ْي
ْ ما ِم ْن ُم
» ّللاُ أ َ ْْث َ ُرَّ « قَا َل. قَالُوا ِإذا نُ ْْثِ ُر.» وء ِمثْلَ َها ِ س ُّ ع ْنهُ ِم َن ال
َ ف َ اآلخ َر ِة َو ِإ َّما أ َ ْنُُ يَص ِْر
ِ يَد َِّخ َر َها لَهُ فِى
Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan
memutuskan silaturahim (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1]
Allah akan segera mengabulkan doanya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak,
dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal. Para sahabat berkata, “Kalau
begitu kami akan memperbanyak berdoa.” lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian. (HR Ahmad)