1. Governansi digital dimaknai sebagai layanan pemerintah berbasis digital.
Pemerintahan digital merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan
ekosistem digital. Sudah saatnya seluruh elemen pemerintahan baik di pusat maupun daerah saling berkolaborasi mewujudkan sistem pemerintahan yang terpadu secara nasional. Tujuannya tidak lain ialah mewujudkan layanan pemerintahan yang dapat dengan mudah diakses serta digunakan oleh Masyarakat. Presiden Joko Widodo berujar bahwa pelayanan publik adalah wajah konkret kehadiran negara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Ke depannya pemerintah perlu selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk mampu memberikan layanan digital yang prima. Transformasi tata kelola pemerintahan menuju era digital yang disebut sebagai Governance 4.0 diwujudkan melalui perancangan dan pengelolaan arsitektur Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang tepat dengan menekankan prinsip data-driven government.
2. Dengan adanya governansi digital dapat memudahkan Masyarakat dalam
mengakses fasilitas pemerintah, dapat menyingkat jarak dan waktu. Selain itu, Pemberian layanan yang lebih baik pada masyarakat; informasi dari pemerintah dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu tanpa harus menunggu dibukanya kantor pemerintah. Informasi dari pemerintah dapat dicari dan diperoleh dari kantor, rumah tanpa secara fisik harus datang ke kantor pemerintah. Hubungan antara pemerintah, masyarakat dan pelaku bisnis. Terjadi peningkatan hubungan antara pemerintah dengan masyarakat dan pelaku bisnis. Adanya keterbukaan diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik; keterbukaan akan menghilangkan rasa ketidak percayaan dari semua pihak kepada pemerintah. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi. Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui informasi yang mudah diperoleh. Adanya informasi yang mencukupi, maka masyarakat akan belajar untuk menentukan pilihannya di dalam mendapatkan suatu informasi yang diperlukan. Pelaksanaan pemerintahan lebih efisien. Adanya e- Government diharapkan pelaksanaan pemerintahan akan berjalan lebih efisien karena koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi informasi. Koordinasi dan diskusi antara pemerintah pusat dengan pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa harus berada pada lokasi fisik yang sama.
3. Profesor Mokhamad Anwar dari Universitas Padjadjaran menjelaskan
bahwa perkembangan teknologi digital semakin memengaruhi dunia perbankan. Dia menyatakan bahwa saat ini, kita dapat melakukan semua transaksi perbankan secara digital melalui perangkat seperti ponsel atau komputer. Selama beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan besar dalam sektor perbankan, terutama dalam hal penurunan jumlah karyawan dan kantor cabang. Dana yang sebelumnya dialokasikan untuk membuka kantor cabang kini lebih banyak diarahkan untuk investasi dan perawatan teknologi digital. Namun, Prof. Anwar juga menyoroti risiko yang muncul seiring dengan transformasi digital ini, terutama dalam bentuk serangan siber oleh para peretas. Oleh karena itu, dia menekankan perlunya langkah-langkah perlindungan dan peningkatan kesadaran nasabah terhadap potensi risiko keamanan online. Pentingnya digitalisasi perbankan juga ditekankan oleh Prof. Anwar dalam konteks dukungan terhadap kinerja pemerintah. Dia menyatakan bahwa dengan adanya teknologi digital, masyarakat dapat lebih mudah melakukan transaksi yang melibatkan pemerintah, seperti pembayaran pajak dan tagihan. Oleh karena itu, Prof. Anwar menyarankan agar pemerintah memberikan dukungan dalam menghadapi transformasi digital perbankan melalui pembuatan regulasi yang mendukung dan perlindungan terhadap risiko ciber.
4. Karena digitalisasi dapat berjalan dengan baik membutuhkan SDM yang
memadai dan menguasai akses digital dan tidak semua Perusahaan mempunyai SDM yang memadai untuk menjalankan kemajuan teknologi tersebut. Digitalisasi di instansi dengan SDM yang belum maju menghadapi beberapa tantangan utama. Keterbatasan keterampilan digital di antara pegawai menjadi hambatan, sehingga diperlukan pelatihan intensif untuk memastikan adaptasi yang lancar terhadap teknologi modern. Selain itu, kurangnya kesadaran dan penerimaan terhadap perubahan juga menjadi tantangan serius yang perlu diatasi melalui komunikasi efektif dan program penyuluhan. Infrastruktur yang tidak memadai, terutama dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, dan koneksi internet, merupakan hambatan lain yang perlu diatasi melalui investasi yang signifikan. Keamanan dan privasi data juga menjadi perhatian, dan diperlukan implementasi langkah-langkah keamanan yang cermat serta edukasi terkait privasi data. Resistensi terhadap perubahan dari pihak karyawan menjadi faktor krusial lainnya. Membangun dukungan dari tim, memfasilitasi partisipasi aktif, dan merancang strategi perubahan yang inklusif dapat membantu mengatasi hambatan ini. Namun, biaya implementasi yang tinggi dan kurangnya integrasi sistem antara solusi digital baru dan infrastruktur yang sudah ada juga menjadi faktor- faktor penting yang perlu diperhatikan. Dengan perencanaan yang matang, pelatihan yang adekuat, dan dukungan penuh dari pimpinan, instansi dapat mengatasi tantangan ini dan berhasil menerapkan perubahan menuju lingkungan kerja yang lebih modern dan efisien.
5. Indonesia aktif mengembangkan ekonomi digital di desa melalui inisiatif
seperti program "Desa Digital" dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tujuan program ini adalah memperluas akses internet, menjadikan desa sebagai pusat kewirausahaan digital, dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Inisiatif dari perusahaan startup juga membantu, seperti platform marketplace untuk petani menjual produk secara online, mengurangi ketergantungan pada perantara. Meskipun digitalisasi di desa memiliki potensi mengubah paradigma ekonomi, keberhasilannya memerlukan kerjasama antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat desa. Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan mendukung, meningkatkan infrastruktur digital, dan menyediakan pelatihan teknologi untuk mewujudkan ekonomi digital yang memberdayakan masyarakat desa.