You are on page 1of 11

GAMBARAN TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SKRINING

PENYAKIT TIDAK MENULAR DESA SANGKANHURIP KABUPATEN BANDUNG


TAHUN 2023

ARTIKEL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat


Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung

Disusun oleh:

Salman Al Farisy P.H

12100121662

Dosen Pembimbing :

Dr. Titik Respati, drg., M.Sc.PH

Ira Hermina Handayani, dr., M.H

SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
PUSKESMAS SANGKANHURIP NON-DTP KABUPATEN BANDUNG
2023
GAMBARAN TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP SKRINING
PENYAKIT TIDAK MENULAR DESA SANGKANHURIP KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2023

1Salman Al Farisy P.H, 2Titik Respati, 3Ira Hermina Handayani


1
Program Pendidikan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung
3Kepala puskesmas Sangkanhurip, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung

Abstrak
Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular (PTM) di seluruh dunia
temasuk Indonesia cukup tinggi. Situasi ini belum disadari secara luas oleh masyarakat
dari segi perilaku hidup sehat, upaya deteksi dini, dan pencegahan terhadap penyakit
tidak menular (PTM) meski mereka mengetahui dampak serius penyakit ini terhadap
kehidupan. Kegiatan penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran tingkat kesadaran
masyarakat terhadap skrining penyakit tidak menular di Desa Sangkanhurip,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan kuesioner
dalam bentuk google form. Sampel diambil dengan metode rapid survey secara cluster
sampling terhadap 30 kluster dengan jumlah sampel sebanyak 210 orang. Data diolah
dan disajikan menggunakan software excel. Dilakukan metode deskriptif kuantitatif
untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
skrining penyakit tidak menular, kesadaran akan penyakit tidak menular yang dialami,
dan ketersediaan untuk mengubah kebiasaan mencegah penyakit tidak menular. Hasil
penelitian menunjukan sebanyak 94,7% masyarakat Desa Sangkanhurip menilai
penting skrining penyakit tidak menular , 70,95% masyarakat Desa Sangkanhurip sadar
mengidap penyakit tidak menular, dan mayoritas 80% masyarakat Desa Sangkanhurip
bersedia untuk mengubah kebiasaan demi mencegah penyakit tidak menular

Kata kunci: Kesadaran, Penyakit tidak menular, Skrining

Korespondensi: Salman Al Farisy P.H, S.Ked, Prodi Pendidikan Profesi Dokter, Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No.22, Kota
Bandung, Provinsi Jawa Barat. Telepon: (022) 4203368 Fax: (022) 4231213 HP:085962346716 E-
mail: Alfareese93@gmail.com
DESCRIPTION OF THE LEVEL OF COMMUNITY AWARENESS TOWARDS
SCREENING FOR NON-COMMUNICABLE DISEASES IN SANGKANHURIP
VILLAGE, BANDUNG DISTRICT 2023

1Salman Al Farisy P.H, 2Titik Respati, 3Ira Hermina Handayani


1
Professional Education Program for Doctors, Faculty of Medicine, Bandung Islamic
University2Department of Public Health Sciences, Faculty of Medicine, Bandung Islamic
University, 3Head of Puskesmas Sangkanhurip, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung

Abstract

The morbidity and mortality rates of non-communicable diseases (NCDs) throughout the
world, including Indonesia, are quite high. This situation has not been widely recognized
by the public in terms of healthy living behavior, early detection efforts and prevention
of non-communicable diseases (NCDs) even though they know the serious impact of these
diseases on life. This research activity aims to determine the level of public awareness
regarding screening for non-communicable diseases in Sangkanhurip Village, Bandung
Regency, West Java Province. This research uses a quantitative descriptive method, with
a cross sectional approach using a questionnaire in the form of a Google form. Samples
were taken using the rapid survey method using cluster sampling from 30 clusters with
a total sample of 210 people. Data is processed and presented using Excel software. A
quantitative descriptive method was used to obtain an overview of the level of public
knowledge about the importance of screening for non-communicable diseases,
awareness of non-communicable diseases experienced, and the availability to change
habits to prevent non-communicable diseases. The research results showed that 94.7%
of the people of Sangkanhurip Village considered it important to screen for non-
communicable diseases, 70.95% of the people of Sangkanhurip Village were aware of
having non-communicable diseases, and the majority 80% of the people of Sangkanhurip
Village were willing to change habits to prevent non-communicable diseases.

Keywords: Awareness, Non Communicable Disease, Screening

Correspondent: Salman Al Farisy P.H, S.Ked, Doctors Professional Education Program,


Department of Public Health Faculty of Medicine, Bandung Islamic University. Jl. Tamansari
No.22, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Telepon: (022) 4203368 Faksimile: (022) 4231213
HP:085962346716 E-mail: Alfareese93@gmail.com
PENDAHULUAN

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis, memiliki perjalanan

penyakit yang progresif, berlangsung lama dan merupakan hasil dari faktor genetik, fisiologis,

lingkungan, dan perilaku. Penyakit tidak menular menjadi salah satu masalah utama kesehatan

masyarakat dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi secara global dan dapat

menjangkiti seluruh kelompok usia. Jenis penyakit PTM yaitu penyakit kardiovaskular, kanker,

penyakit pernafasan obstruktif kronis, asma, dan diabetes. 1,2

Penyakit tidak menular membunuh 41 juta orang setiap tahun di seluruh dunia atau 71%

dari total kematian secara global. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian PTM

terbanyak, sekitar 17,9 juta orang setiap tahunnya, diikuti oleh kanker sebanyak 9 juta

kematian, penyakit pernafasan 3,9 juta kematian, dan diabetes 1,6 juta kematian secara global.3

Perubahan faktor sosial, ekonomi, dan struktural seperti semakin banyaknya masyarakat desa

yang pindah ke kota dan gaya hidup tidak sehat telah memicu krisis PTM, sekitar 15 juta orang

meninggal secara prematur atau meninggal sebelum usia 70 tahun setiap tahunnya.4 Menurut

WHO, sebesar 73% kematian di Indonesia disebabkan oleh PTM, yaitu sekitar 1.4 juta

kematian setiap tahun meliputi penyakit kardiovaskular 25,6%, kanker 8,8%, penyakit

pernapasan kronis 4,4%, diabetes melitus 4,4%, dan PTM lainnya sebesar 29,8%.5

Penyakit tidak menular disebabkan oleh faktor resiko yang luas atau multifaktorial

mencakup globalisasi gaya hidup, urbanisasi cepat, dan penuaan populasi. Pola makan yang

tidak sehat dan kurang aktivitas fisik merupakan faktor risiko metabolik yang dapat

menyebabkan peningkatan tekanan darah, glukosa darah, kolesterol, dan obesitas. Dalam hal

kematian yang disebabkan oleh faktor risiko metabolik utama secara global adalah peningkatan

tekanan darah, diikuti oleh peningkatan glukosa darah, berat badan berlebih dan obesitas.1

Kelebihan asupan garam/natrium, konsumsi alcohol, kurangnya aktivitas fisik, dan penyakit

kanker juga berkontribusi besar dalam mortalitas PTM secara global.6


Penyakit tidak menular merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi akut,

namun menimbulkan konsekuensi kesehatan jangka panjang sehingga memerlukan

pengobatan, perawatan dan pemantauan jangka panjang.3 Untuk mengetahui seseorang

terjangkit PTM atau tidak maka dibutuhkan sebuah upaya deteksi dini berupa skrining PTM.

Skrining PTM merupakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada

upaya promotif dan preventif dalam pengendalian PTM. Skrining PTM dapat dilakukan pada

kelompok usia produktif, yaitu usia 30 tahun ke atas hingga kelompok lanjut usia (lansia).7

Skrining PTM meliputi timbang berat badan, ukur tinggi badan, lingkar perut, ukur tekanan

darah, perhitungan indeks masa tubuh (IMT), gula darah, wawancara perilaku beresiko, dan

edukasi perilaku gaya hidup sehat.8 Upaya promotif dan preventif yang dilakukan sejak dini

terbukti efektif mencegah individu dari PTM. Pemerintah telah mencanangkan upaya

pencegahan PTM melalui program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dan Pos

Pembinaan Terpadu untuk pencegahan Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) sejak tahun

2016. Meskipun program ini aktif dipromosikan dalam beberapa tahun, tetapi belum

menunjukkan hasil yang signifikan. Jumlah Posbindu di sejumlah wilayah Indonesia masih

sangat terbatas dan partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan pencegahan PTM masih

kurang.9

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran dan pemahaman warga

tentang deteksi dini PTM dan prevalensi PTM yang masih tinggi di Indonesia, khususnya di

Provinsi Jawa Barat. 9 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kesadaran

masyarakat Desa Sangkanhurip yang melakukan skrining penyakit tidak menular.


METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan desain cross-

sectional. Data diperoleh dari data primer. Penelitian ini dilakukan di salah satu wilayah kerja

Puskesmas Sangkanhurip Non-DTP Kabupaten Bandung pada bulan Desember 2023 kepada

seluruh masyarakat Desa Sangkanhurip. Teknik Pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah Cluster Sampling terhadap 30 kluster dengan jumlah sampel sebanyak 210 orang

masyarakat Desa Sangkanhurip sebagai responden. Alat pengumpulan data menggunakan

kuesioner yang terdiri dari 3 pertanyaan tetutup mengenai kesadaran akan skrining PTM.

Kuesioner disajikan dalam google form yang disebarkan kepada masyarakat Desa

Sangkanhurip. Data diolah dan disajikan menggunakan software excel. Penerapan metode

deskriptif kuantitatif dilakukan unuk mendapatkan gambaran karakteristik responden

berdasarkan tingkat pengetahuan masyarakat Desa Sangkanhurip mengenai pentingnya

skrining penyakit tidak menular, kesadaran akan penyakit tidak menular yang dialami, dan

ketersediaan masyarakat mengubah kebiasaan mencegah penyakit.

HASIL

Dari hasil pengolahan data primer didapatkan sampel sebanyak 210 responden

masyarakat Desa Sangkanhurip yang mengikuti pemeriksaan penyakit tidak menular.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden

Variabel Karakteristik n % 95% CI

Tingkat pengetahuan

masyarakat Desa Ya 199 94,7% 90% - 97%

Sangkanhurip akan

pentingnya skrining
Tidak 11 5,23% 2% – 9 %
PTM
Total 210 100%

Tingkat kesadaran
Ya 149 70,95% 60% - 76%
akan penyakit tidak

menular yang dialami


Tidak 61 29,04% 23% - 35%

Total 210 100%

ketersediaan Bersedia 168 80% 73% - 85%


masyarakat untuk
Mungkin 41 19,52% 14% - 25%
mengubah kebiasaan

mencegah penyakit Tidak


1 0,47% 0,1% - 2%
tidak menular bersedia

Total 210 100

Tabel diatas menunjukan bahwa seluruh responden mayoritas berpendapat bahwa

skrining PTM penting dilaksanakan sebanyak 199 orang dengan presentase sebesar 94,7%,

responden yang berpendapat bahwa skrining PTM tidak penting dilaksanakan sebanyak 11

orang dengan presentase sebesar 5,23%. Sebagian besar responden yang sadar mengidap

penyakit tidak menular sebanyak 149 orang dengan presentase 70,95% dan responden yang

tidak sadar mengidap penyakit tidak menular sebanyak 61 orang dengan presentase 29,04%.

Mayoritas masyarakat yang bersedia untuk mengubah kebiasaan mencegah PTM sebanyak 168

orang dengan presentase 80%, masyarakat yang mungkin bersedia untuk mengubah kebiasaan

mencegah PTM sebanyak 41 orang dengan presentase 19,52%, dan masyarakat yang tidak

bersedia untuk mengubah kebiasaan mencegah PTM sebanyak 1 orang dengan presentase

0,47%.
PEMBAHASAN

Berdasarkan karakteristik responden pada hasil penelitian menunjukan bahwa

mayoritas responden berpendapat skrining PTM penting dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan

penelitian Prezto et al. dan Herawati et al. dengan target responden yang antusias dalam

kegiatan skrining PTM dan berpendapat sama.7,9

Karaktertistik selanjutnya adalah tingkat kesadaran responden mengidap PTM. Hasil

menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang sadar mengidap penyakit tidak menular

dengan presentase 70,95%. Penelitian Prezto et al. berpendapat bahwa seluruh responden di

Negeri Latuhalat, Maluku, memiliki kesadaran mengidap penyakit tidak menular.7 Menurut

penelitian Herawati et al. sebagian besar warga RW 16 dan 18 Desa Cipacing tidak menyadari

mengidap PTM dan tidak mengetahui cara deteksi dini PTM.9

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas masyarakat Desa Sangkanhurip

bersedia untuk mengubah kebiasaan mencegah PTM dengan presentase 80%. Hal ini tidak

sejalan dengan penelitian Prezto et al. berdasarkan hasil wawancara bersama responden setelah

kegiatan skrining PTM sebagian besar masyarakat telah cukup mengetahui penyakit tidak

menular, resiko, pengobatan dan pencegahannya, namun masih tetap belum ada perbaikan pola

hidup dengan mengubah kebiasaan menjadi lebih baik untuk mencegah PTM.7 Berdasarkan

penelitian Herawati et al. yang melakukan wawancara pada beberapa responden setelah acara

skrining PTM di Desa Cipacing bahwa sebagian besar warga yang mengetahui mengidap PTM

bersedia untuk mengubah kebiasaan untuk mencegah perparahan PTM.9


KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini mengambil judul mengenai gambaran tingkat kesadaran masyarakat

terhadap skrining penyakit tidak menular Desa Sangkanhurip dan data yang digunakan adalah

data primer menggunakan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan tertutup mengenai tingkat

pengetahuan masyarakat Desa Sangkanhurip mengenai pentingnya skrining penyakit tidak

menular, kesadaran akan penyakit tidak menular yang dialami, dan ketersediaan masyarakat

untuk mengubah kebiasaan mencegah penyakit dikarenakan judul yang diambil ingin melihat

tingkat kesadaran masyarakat Desa Sangkanhurip dalam memahami pengetahuan tentang PTM

dan menyadari pentingnya skrining PTM sehingga keterbatasan penelitian ini adalah

kurangnya variabel penelitian dalam pengambilan data dan keterbatasan waktu dalam

pengambilan data. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas variabel

penelitian dalam pengambilan data dan mengukur efisiensi waktu dalam pengambilan data

untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Desa Sangkanhurip

beranggapan skrining penyakit tidak menular itu penting, hampir semua masyarakat Desa

Sangkanhurip sadar akan penyakit tidak menular yang dialami, dan mayoritas masyarakat Desa

Sangkanhurip bersedia untuk mengubah kebiasaan demi mencegah penyakit tidak menular.

Oleh karena itu puskesmas perlu memperluas informasi program skringing penyakit tidak

menular dari beberapa aspek seperti media informasi yang mudah diakses masyarakat,

penyampaian informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat, dan penyuluhan tentang

penyakit tidak menular yang menarik dan efektif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat

Desa Sangkanhurip akan pentingnya skrining penyakit tidak menular sehingga bersedia secara
maksimal untuk mengubah kebiasaan yang kurang baik demi mencegah terjangkitnya penyakit

tidak menular.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kepala Puskesmas Sangkanhurip dan

seluruh karyawan Puskesmas Sangkanhurip kabupaten Bandung yang telah membantu dalam

penyusunan penelitian ini.


Daftar Pustaka

1. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases
2. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/761/penyakit-tidak-menular-ptm
3. https://www.paho.org/en/topics/noncommunicable-diseases
4. https://www.cdc.gov/globalhealth/healthprotection/ncd/global-ncd-
overview.html#:~:text=Noncommunicable%20diseases%20(NCDs)%2C%20such,an%20eme
rging%20global%20health%20threat.
5. World Health Organization. Noncommunicable diseases country profiles 2018. Geneva:
World Health Organization (WHO). 2018. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
6.Global Burden of Disease Collaborative Network, Global Burden of Disease Study 2019
(GBD 2019) Results (2020, Institute for Health Metrics and Evaluation – IHME)
https://vizhub.healthdata.org/gbd-results/
7. Prezto SAD, Glaselaria AO. Pelaksanaan Skrining Kesehatan sebagai Upaya Mencegah
Penyakit Tidak Menular pada Usia Produktif dan Lansia di Negeri Latuhalat. Sejahtera:
Jurnal Inspirasi Mengabdi Untuk Negeri. Vol.2, No.1 Januari 2023
8. Kemenkes. (2019). Buku Pedoman: Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
9. Herawati E, Sofiatin Y. Penyuluhan Penyakit Tidak Menular (PTM) untuk Menumbuhkan
Kesadaran Pencegahan pada Masyarakat di Desa Cipacing, Jawa Barat. 2021.Aksiologiya:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

You might also like