Professional Documents
Culture Documents
Penelitian Skrining PTM Uspro
Penelitian Skrining PTM Uspro
ARTIKEL PENELITIAN
Disusun oleh:
12100121662
Dosen Pembimbing :
Abstrak
Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular (PTM) di seluruh dunia
temasuk Indonesia cukup tinggi. Situasi ini belum disadari secara luas oleh masyarakat
dari segi perilaku hidup sehat, upaya deteksi dini, dan pencegahan terhadap penyakit
tidak menular (PTM) meski mereka mengetahui dampak serius penyakit ini terhadap
kehidupan. Kegiatan penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran tingkat kesadaran
masyarakat terhadap skrining penyakit tidak menular di Desa Sangkanhurip,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan kuesioner
dalam bentuk google form. Sampel diambil dengan metode rapid survey secara cluster
sampling terhadap 30 kluster dengan jumlah sampel sebanyak 210 orang. Data diolah
dan disajikan menggunakan software excel. Dilakukan metode deskriptif kuantitatif
untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
skrining penyakit tidak menular, kesadaran akan penyakit tidak menular yang dialami,
dan ketersediaan untuk mengubah kebiasaan mencegah penyakit tidak menular. Hasil
penelitian menunjukan sebanyak 94,7% masyarakat Desa Sangkanhurip menilai
penting skrining penyakit tidak menular , 70,95% masyarakat Desa Sangkanhurip sadar
mengidap penyakit tidak menular, dan mayoritas 80% masyarakat Desa Sangkanhurip
bersedia untuk mengubah kebiasaan demi mencegah penyakit tidak menular
Korespondensi: Salman Al Farisy P.H, S.Ked, Prodi Pendidikan Profesi Dokter, Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No.22, Kota
Bandung, Provinsi Jawa Barat. Telepon: (022) 4203368 Fax: (022) 4231213 HP:085962346716 E-
mail: Alfareese93@gmail.com
DESCRIPTION OF THE LEVEL OF COMMUNITY AWARENESS TOWARDS
SCREENING FOR NON-COMMUNICABLE DISEASES IN SANGKANHURIP
VILLAGE, BANDUNG DISTRICT 2023
Abstract
The morbidity and mortality rates of non-communicable diseases (NCDs) throughout the
world, including Indonesia, are quite high. This situation has not been widely recognized
by the public in terms of healthy living behavior, early detection efforts and prevention
of non-communicable diseases (NCDs) even though they know the serious impact of these
diseases on life. This research activity aims to determine the level of public awareness
regarding screening for non-communicable diseases in Sangkanhurip Village, Bandung
Regency, West Java Province. This research uses a quantitative descriptive method, with
a cross sectional approach using a questionnaire in the form of a Google form. Samples
were taken using the rapid survey method using cluster sampling from 30 clusters with
a total sample of 210 people. Data is processed and presented using Excel software. A
quantitative descriptive method was used to obtain an overview of the level of public
knowledge about the importance of screening for non-communicable diseases,
awareness of non-communicable diseases experienced, and the availability to change
habits to prevent non-communicable diseases. The research results showed that 94.7%
of the people of Sangkanhurip Village considered it important to screen for non-
communicable diseases, 70.95% of the people of Sangkanhurip Village were aware of
having non-communicable diseases, and the majority 80% of the people of Sangkanhurip
Village were willing to change habits to prevent non-communicable diseases.
penyakit yang progresif, berlangsung lama dan merupakan hasil dari faktor genetik, fisiologis,
lingkungan, dan perilaku. Penyakit tidak menular menjadi salah satu masalah utama kesehatan
masyarakat dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi secara global dan dapat
menjangkiti seluruh kelompok usia. Jenis penyakit PTM yaitu penyakit kardiovaskular, kanker,
Penyakit tidak menular membunuh 41 juta orang setiap tahun di seluruh dunia atau 71%
dari total kematian secara global. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian PTM
terbanyak, sekitar 17,9 juta orang setiap tahunnya, diikuti oleh kanker sebanyak 9 juta
kematian, penyakit pernafasan 3,9 juta kematian, dan diabetes 1,6 juta kematian secara global.3
Perubahan faktor sosial, ekonomi, dan struktural seperti semakin banyaknya masyarakat desa
yang pindah ke kota dan gaya hidup tidak sehat telah memicu krisis PTM, sekitar 15 juta orang
meninggal secara prematur atau meninggal sebelum usia 70 tahun setiap tahunnya.4 Menurut
WHO, sebesar 73% kematian di Indonesia disebabkan oleh PTM, yaitu sekitar 1.4 juta
kematian setiap tahun meliputi penyakit kardiovaskular 25,6%, kanker 8,8%, penyakit
pernapasan kronis 4,4%, diabetes melitus 4,4%, dan PTM lainnya sebesar 29,8%.5
Penyakit tidak menular disebabkan oleh faktor resiko yang luas atau multifaktorial
mencakup globalisasi gaya hidup, urbanisasi cepat, dan penuaan populasi. Pola makan yang
tidak sehat dan kurang aktivitas fisik merupakan faktor risiko metabolik yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, glukosa darah, kolesterol, dan obesitas. Dalam hal
kematian yang disebabkan oleh faktor risiko metabolik utama secara global adalah peningkatan
tekanan darah, diikuti oleh peningkatan glukosa darah, berat badan berlebih dan obesitas.1
Kelebihan asupan garam/natrium, konsumsi alcohol, kurangnya aktivitas fisik, dan penyakit
terjangkit PTM atau tidak maka dibutuhkan sebuah upaya deteksi dini berupa skrining PTM.
Skrining PTM merupakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada
upaya promotif dan preventif dalam pengendalian PTM. Skrining PTM dapat dilakukan pada
kelompok usia produktif, yaitu usia 30 tahun ke atas hingga kelompok lanjut usia (lansia).7
Skrining PTM meliputi timbang berat badan, ukur tinggi badan, lingkar perut, ukur tekanan
darah, perhitungan indeks masa tubuh (IMT), gula darah, wawancara perilaku beresiko, dan
edukasi perilaku gaya hidup sehat.8 Upaya promotif dan preventif yang dilakukan sejak dini
terbukti efektif mencegah individu dari PTM. Pemerintah telah mencanangkan upaya
pencegahan PTM melalui program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dan Pos
Pembinaan Terpadu untuk pencegahan Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) sejak tahun
2016. Meskipun program ini aktif dipromosikan dalam beberapa tahun, tetapi belum
menunjukkan hasil yang signifikan. Jumlah Posbindu di sejumlah wilayah Indonesia masih
sangat terbatas dan partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan pencegahan PTM masih
kurang.9
tentang deteksi dini PTM dan prevalensi PTM yang masih tinggi di Indonesia, khususnya di
Provinsi Jawa Barat. 9 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kesadaran
sectional. Data diperoleh dari data primer. Penelitian ini dilakukan di salah satu wilayah kerja
Puskesmas Sangkanhurip Non-DTP Kabupaten Bandung pada bulan Desember 2023 kepada
seluruh masyarakat Desa Sangkanhurip. Teknik Pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah Cluster Sampling terhadap 30 kluster dengan jumlah sampel sebanyak 210 orang
kuesioner yang terdiri dari 3 pertanyaan tetutup mengenai kesadaran akan skrining PTM.
Kuesioner disajikan dalam google form yang disebarkan kepada masyarakat Desa
Sangkanhurip. Data diolah dan disajikan menggunakan software excel. Penerapan metode
skrining penyakit tidak menular, kesadaran akan penyakit tidak menular yang dialami, dan
HASIL
Dari hasil pengolahan data primer didapatkan sampel sebanyak 210 responden
Tingkat pengetahuan
Sangkanhurip akan
pentingnya skrining
Tidak 11 5,23% 2% – 9 %
PTM
Total 210 100%
Tingkat kesadaran
Ya 149 70,95% 60% - 76%
akan penyakit tidak
skrining PTM penting dilaksanakan sebanyak 199 orang dengan presentase sebesar 94,7%,
responden yang berpendapat bahwa skrining PTM tidak penting dilaksanakan sebanyak 11
orang dengan presentase sebesar 5,23%. Sebagian besar responden yang sadar mengidap
penyakit tidak menular sebanyak 149 orang dengan presentase 70,95% dan responden yang
tidak sadar mengidap penyakit tidak menular sebanyak 61 orang dengan presentase 29,04%.
Mayoritas masyarakat yang bersedia untuk mengubah kebiasaan mencegah PTM sebanyak 168
orang dengan presentase 80%, masyarakat yang mungkin bersedia untuk mengubah kebiasaan
mencegah PTM sebanyak 41 orang dengan presentase 19,52%, dan masyarakat yang tidak
bersedia untuk mengubah kebiasaan mencegah PTM sebanyak 1 orang dengan presentase
0,47%.
PEMBAHASAN
mayoritas responden berpendapat skrining PTM penting dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan
penelitian Prezto et al. dan Herawati et al. dengan target responden yang antusias dalam
menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang sadar mengidap penyakit tidak menular
dengan presentase 70,95%. Penelitian Prezto et al. berpendapat bahwa seluruh responden di
Negeri Latuhalat, Maluku, memiliki kesadaran mengidap penyakit tidak menular.7 Menurut
penelitian Herawati et al. sebagian besar warga RW 16 dan 18 Desa Cipacing tidak menyadari
bersedia untuk mengubah kebiasaan mencegah PTM dengan presentase 80%. Hal ini tidak
sejalan dengan penelitian Prezto et al. berdasarkan hasil wawancara bersama responden setelah
kegiatan skrining PTM sebagian besar masyarakat telah cukup mengetahui penyakit tidak
menular, resiko, pengobatan dan pencegahannya, namun masih tetap belum ada perbaikan pola
hidup dengan mengubah kebiasaan menjadi lebih baik untuk mencegah PTM.7 Berdasarkan
penelitian Herawati et al. yang melakukan wawancara pada beberapa responden setelah acara
skrining PTM di Desa Cipacing bahwa sebagian besar warga yang mengetahui mengidap PTM
terhadap skrining penyakit tidak menular Desa Sangkanhurip dan data yang digunakan adalah
data primer menggunakan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan tertutup mengenai tingkat
menular, kesadaran akan penyakit tidak menular yang dialami, dan ketersediaan masyarakat
untuk mengubah kebiasaan mencegah penyakit dikarenakan judul yang diambil ingin melihat
tingkat kesadaran masyarakat Desa Sangkanhurip dalam memahami pengetahuan tentang PTM
dan menyadari pentingnya skrining PTM sehingga keterbatasan penelitian ini adalah
kurangnya variabel penelitian dalam pengambilan data dan keterbatasan waktu dalam
penelitian dalam pengambilan data dan mengukur efisiensi waktu dalam pengambilan data
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Desa Sangkanhurip
beranggapan skrining penyakit tidak menular itu penting, hampir semua masyarakat Desa
Sangkanhurip sadar akan penyakit tidak menular yang dialami, dan mayoritas masyarakat Desa
Sangkanhurip bersedia untuk mengubah kebiasaan demi mencegah penyakit tidak menular.
Oleh karena itu puskesmas perlu memperluas informasi program skringing penyakit tidak
menular dari beberapa aspek seperti media informasi yang mudah diakses masyarakat,
penyampaian informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat, dan penyuluhan tentang
penyakit tidak menular yang menarik dan efektif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat
Desa Sangkanhurip akan pentingnya skrining penyakit tidak menular sehingga bersedia secara
maksimal untuk mengubah kebiasaan yang kurang baik demi mencegah terjangkitnya penyakit
tidak menular.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kepala Puskesmas Sangkanhurip dan
seluruh karyawan Puskesmas Sangkanhurip kabupaten Bandung yang telah membantu dalam
1. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases
2. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/761/penyakit-tidak-menular-ptm
3. https://www.paho.org/en/topics/noncommunicable-diseases
4. https://www.cdc.gov/globalhealth/healthprotection/ncd/global-ncd-
overview.html#:~:text=Noncommunicable%20diseases%20(NCDs)%2C%20such,an%20eme
rging%20global%20health%20threat.
5. World Health Organization. Noncommunicable diseases country profiles 2018. Geneva:
World Health Organization (WHO). 2018. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
6.Global Burden of Disease Collaborative Network, Global Burden of Disease Study 2019
(GBD 2019) Results (2020, Institute for Health Metrics and Evaluation – IHME)
https://vizhub.healthdata.org/gbd-results/
7. Prezto SAD, Glaselaria AO. Pelaksanaan Skrining Kesehatan sebagai Upaya Mencegah
Penyakit Tidak Menular pada Usia Produktif dan Lansia di Negeri Latuhalat. Sejahtera:
Jurnal Inspirasi Mengabdi Untuk Negeri. Vol.2, No.1 Januari 2023
8. Kemenkes. (2019). Buku Pedoman: Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
9. Herawati E, Sofiatin Y. Penyuluhan Penyakit Tidak Menular (PTM) untuk Menumbuhkan
Kesadaran Pencegahan pada Masyarakat di Desa Cipacing, Jawa Barat. 2021.Aksiologiya:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat