Professional Documents
Culture Documents
Analisis Jurnal Bulan Maret
Analisis Jurnal Bulan Maret
2. Kata kunci
Perilaku, HAIs, Pengetahuan, Perawat, Keterampilan dan Pelatihan
Dalam perawatan pasien di rumah sakit terpasang berbagai macam alat dan tindakan
invasif yang bertujuan dalam pemulihan pasien. Infeksi dapat terjadi karena pemasangan
berbagai macam alat dan prosedur seperti kateter dan ventilator. Mutu pelayanan
keperawatan di rumah sakit dinilai berdasarkan berbagai indikator. Satu salah satunya adalah
pengendalian infeksi nosokomial yang juga menjadi standar rumah sakit dalam penilaian
akreditasi. Infeksi nosokomial atau yang saat ini dikenal dengan istilah Healthcare
Associated Infections (HAIs) adalah infeksi yang terjadi saat pasien menerima perawatan, di
rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya yang muncul setelah 48 jam menerima
perawatan.
HAIs adalah masalah serius bagi rumah sakit karena tidak hanya menyebabkan kerugian
sosial-ekonomi, tetapi juga dapat memperpanjang rawat inap pasien, yang bahkan dapat
mengakibatkan kematian. Ada beberapa hal yang masuk dalam kategori HAIs seperti infeksi
aliran darah, infeksi saluran kencing karena pemakaian kateter, dan pneumonia akibat
pemasangan ventilator. Infeksi juga bisa terjadi di ruang operasi, yang sering disebut infeksi
luka operasi. Risiko terjadinya HAIs pada pasien tertinggi terjadi di Ruang ICU. Hampir 30
% pasien setidaknya terjadi satu kali episode HAIs dengan risiko morbiditas dan mortalitas
yang tinggi.
Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, frekuensi HAIs di ICU setidaknya 2-3
kali lebih tinggi daripada di negara berpenghasilan tinggi, Meskipun perkiraan global data
kolektif HAIs belum tersedia WHO menyimpulkan bahwa ratusan juta pasien mengalami
HAIs setiap tahun di seluruh dunia, dengan kecenderungan lebih banyak terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah.
HAIs harus menjadi prioritas masalah dalam keselamatan pasien dan diperlukan
pendekatan secara komprehensif untuk ditangani secara efektif termasuk dengan
meningkatkan kualitas pelaporan dan mekanisme pembelajaran untuk meningkatkan
pencegahan terjadinya HAIs.
Pasien dan tenaga kesehatan merupakan reservoir infeksi, oleh karena itu diperlukan
ketegasan dalam melaksanakan kontrol infeksi dalam rangka meningkatkan keselamatan
pasien. Pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan hal yang penting
dan menjadi tanggung jawab dari seluruh tenaga kesehatan. Dari berbagai komponen
program pengendalian infeksi, pendidikan dan pelatihan petugas kesehatan tentang
pencegahan infeksi memiliki peran vital. Bagaimanapun pengetahuan tentang pencegahan
infeksi hanya dari panduan tidak akan efektif merubah perilaku, sehingga perlu metode
pembelajaran yang tidak hanya dari panduan saja. Ada sembilan komponen utama untuk
mencegah HAIs. Komponen utama meliputi pendidikan dan pelatihan serta mengubah
kebiasaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pencegahan HAIs.
Semua penyedia layanan kesehatan memiliki tanggung jawab yang sama untuk mencegah
HAIs (Singh, Chaturvedi, Garg, Datta, & Kumar, 2013). Namun, perawat adalah penyedia
perawatan yang paling sering kontak dengan pasien yang membuatnya menjadi komponen
penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi. Untuk memastikan ini, penting bagi
perawat untuk tetap up-to-date pengetahuan tentang pencegahan infeksi dan kontrol
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelatihan terhadap
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku pencegahan HAIs pada perawat di rumah sakit.
5. Metodelogi penelitian
Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen design dengan pre-test and post-test
design dengan desain kelompok kontrol. Penelitian ini melibatkan 80 perawat di Rumah Sakit
Umum Prima Medika yang ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling. Para perawat
kemudian dibagi menjadi dua kelompok dengan menggunakan metode simple random sampling
sehingga didapatkan 40 perawa untuk kelompok kontrol dan 40 perawat sebagai kelompok
intervensi. Variabel dependen di Kajian ini berupa pengetahuan tentang HAIs, keterampilan, dan
perilaku untuk mencegah HAIs. Sementara itu variabel independen adalah pelatihan tentang
HAIs. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan
realibilitas (nilai r 0,412-0,716 > r tabel 0,294; Cronbach Alpha 0,753) untuk pengetahuan dan
lembar observasi untuk keterampilan dan perilaku. Uji Wilcoxon digunakan untuk menganalisis
perbedaan rata-rata antar kelompok karena data tidak berdistribusi normal. Perbedaan rata-rata
antara kelompok kontrol dan intervensi dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.
6. Hasil penelitian
Penelitian ini sangat penting dan bisa diimplementasikan oleh pihak PPI rumah sakit
sehingga diperlukan brainstorming ulang tentang pencegahan infeksi nosocomial dengan metode
yang lebih interaktif sehingga bisa merubah pengetahuan, keterampilan dan perilaku perawat
khususnya di ruang ICU karna angka HAIs di ruang ICU cukup tinggi khususnya ruang ICU
RSUD Bali Mandara