You are on page 1of 1

Nama : Lewi Lumintang

NIK : 042575964

1. Imbuhan seperti meN-, be-, dan per-an bukan merupakan akar kata karena mereka adalah
bagian dari morfologi bahasa Indonesia yang digunakan untuk mengubah makna atau peran kata
dasar (akar kata). Akar kata adalah bentuk dasar suatu kata yang memiliki makna dasar dan
biasanya tidak dapat dibagi lagi menjadi unit yang lebih kecil tanpa kehilangan makna. Imbuhan,
seperti meN-, be-, dan per-an, digunakan untuk mengubah makna atau peran kata dasar, sehingga
mereka tidak memiliki makna sendiri jika dipakai secara terpisah.

Contoh:
- Akar kata: "makan"
- Dengan imbuhan meN-: "memakan" (mengganti makna menjadi "mengkonsumsi")
- Akar kata: "ajar"
- Dengan imbuhan per-an: "ajaran" (mengganti makna menjadi "proses mengajar")

Referensi: Kridalaksana, Harimurti. (2017). Kamus Linguistik. PT Gramedia Pustaka Utama.

2. Kata-kata yang berawalan vokal /p/, /k/, /t/, dan /s/ dapat luluh atau hilang setelah diberi
awalan me- atau pe- karena dalam bahasa Indonesia terdapat aturan perubahan bunyi (fonologi)
yang mempengaruhi kata-kata tersebut. Aturan ini disebut elisio atau penghilangan bunyi. Ini
terjadi agar pengucapan kata-kata tersebut lebih nyaman dan aliran dalam percakapan.

Contoh:
- Kata dasar: "tulis"
- Dengan awalan me-: "menulis" (pengucapan lebih nyaman daripada "metulis")
- Kata dasar: "kunci"
- Dengan awalan pe-: "pencuri" (pengucapan lebih nyaman daripada "pekunci")

Referensi: Sneddon, J. N. (1996). Indonesian: A Comprehensive Grammar. Routledge.

You might also like