You are on page 1of 30
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK JL MEDAN MERDEKABARATINO.6 | TELP - (021) JAKARTA 10110 Px 2781882 ema bpldaphub.go id 1) - 22791448] homepage. waa dephub go it KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI NOMOR KP-BPTJ 321 TAHUN 2023 TENTANG RENCANA AKSI PENGEMBANGAN, PEMANFAATAN, DAN OPTIMALISASI TERMINAL TIPE A DI LINGKUNGAN BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI Menimbang Mengingat TAHUN 2023-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI, ta. bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1) huruf c Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, telah diatur strategi dan program penyelenggaraan transportasi perkotaan; bahwa dalam strategi dan program penyelenggaraan transportasi perkotaan telah diatur kebijakan pengembangan jaringan prasarana _ transportasi perkotaan, dilaksanakan dengan strategi peningkatan pembangunan dan pengembangan prasarana dan fasilitas pendukung transportasi jalan, dengan program pembangunan dan pengembangan Terminal Tipe A; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengelola ‘Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi tentang Rencana Aksi Pengembangan, Pemanfaatan, dan Optimalisasi Terminal Tipe A di Lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Tahun 2023-2025; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005- 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 142, Menetapkan : KEDUA Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6523); 5. Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 216); 6. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Tahun 2018 - 2029 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 112); 7. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 663), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri_ Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020 - 2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 635); 8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 80 Tahun 2020 tentang Rencana_Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2020 - 2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1390); 9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 815); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI TENTANG RENCANA AKSI PENGEMBANGAN, PEMANFAATAN, DAN OPTIMALISASI TERMINAL TIPE A DI LINGKUNGAN BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI TAHUN 2023 - 2025. Menetapkan Rencana Aksi sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana untuk Pengembangan, Pemanfaatan, dan Optimalisasi Terminal Tipe A di Lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Tahun 2023 - 2025 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan ini. Rencana Aksi dimaksud berupa Kerangka Cakupan Pengembangan, Pemanfaatan, dan Optimalisasi Terminal Tipe A di Lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Tahun 2023 - 2025. KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM Kerangka Cakupan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA digunakan sebagai pedoman oleh setiap unit kerja di lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dalam melakukan pendalaman dan pengayaan program-program prioritas berkelanjutan rencana aksi Pengembangan, Pemanfaatan, dan Optimalisasi Terminal Tipe A di lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Tahun 2023 - 2025. Dalam rangka pendalaman dan pengayaan program prioritas berkelanjutan dapat dibentuk Tim Kerja yang beranggotakan pejabat dan staf di lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Rencana Aksi sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA akan dievaluasi secara berkala disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis yang terjadi. Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 12 Desember 2023 Pit. KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI ttd. SUHARTO. Salinan Keputusan Kepala Badan ini disampaikan kepada: SeEnEr Menteri Perhubungan; Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; Para Pejabat Eselon Il di lingkungan BPTJ. Salinan sesuai dengan aslinya KETIGA KEEMPAT KEENAM : Kerangka cakupan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA digunakan sebagai pedoman oleh setiap unit kerja di lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dalam melakukan pendalaman dan pengayaan program-program prioritas berkelanjutan rencana aksi Pengembangan, Pemanfaatan, dan Optimalisasi Terminal Tipe A di lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Tahun 2023 - 2025. : Dalam rangka pendalaman dan pengayaan program prioritas berkelanjutan dibentuk Tim Kerja yang beranggotakan pejabat dan staf di lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. : Rencana Aksi sebagaiman dimaksud dalam Diktum KEDUA akan dievaluasi secara berkala disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis yang terjadi. : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 12 Desember 2023 Plt. KEPALA BADAN PENGELOLA. ‘TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI ttd. SUHARTO Salinan Keputusan Kepala Badan ini disampaikan kepada: seer Menteri Perhubungan; . Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; Para Pejabat Eselon II di lingkungan BPTJ. Salinan sesuai dengan aslinya LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA — BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, __ DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI NOMOR KP-BPTJ 321 TAHUN 2023 TENTANG RENCANA AKSI PENGEMBANGAN, PEMANFAATAN, DAN OPTIMALISASI TERMINAL TIPE A DI LINGKUNGAN BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, — DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI TAHUN 2023 - 2025 RENCANA AKSI PENGEMBANGAN, PEMANFAATAN, DAN OPTIMALISASI TERMINAL TIPE A DI LINGKUNGAN BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI TAHUN 2023 ~ 2025 PENDAHULUAN Pengembangan, pemanfaatan dan optimalisasi Terminal Bus Tipe A selain untuk pemenuhan kepentingan layanan transportasi, namun dapat memberikan nilai lebih sesuai dengan fungsinya sebagai salah satu titik penting di kawasan perkotaan. Terminal Bus Tipe A memiliki nilai lebih selain daripada sebagai titik akhir atau awal perjalanan. Beberapa lesson and learned pengembangan, pemanfataan dan optimalisasi terminal Bus di negara lain adalah : a. terminal bus bagian penting dari Pengembangan kawasan TOD yang berfokus pada bagaimana penduduk dapat berpindah dengan menggunakan angkutan umum. Pengembangan terminal bus dengan strategi menjadikan lokasi perpindahan moda yang menarik dan memiliki daya guna lebih. sehingga menjadi daya dorong agar penduduk dapat sedekat mungkin dengan lokasi transfer moda; b. demand angkutan terbentuk seiring dengan berjalannya waktu lewat pengembangan, pemanfataan dan optimalisasi Terminal Tipe A, schingga terjadi peningkatan penggunaan angkutan umum; ¢. perencanaan dengan mendefinisikan fungsi - fungsi yang ada di dalam Terminal Tipe A akan membangkitkan kebutuhan layanan semaksimal mungkin; dan d. Terminal Tipe A yang kompak bersatu dengan pola aktivitas lainnya berada dalam satu gedung dengan gedung retail dan mal menambah fungsi pemanfaatan Terminal Tipe A. Penyusunan konsep pengembangan, pemanfaatan dan optimalisasi Terminal Bus Tipe A dapat dilakukan dengan mereposisi peran terminal saat ini, yaitu tidak hanya menyediakan layanan utama angkutan antar kota antar provinsi (AKAP), tetapi juga dapat meningkatkan peran Terminal Bus Tipe A dalam sistem Jaringan transportasi perkotaan di Jabodetabek. Kerangka Cakupan pengembangan, pemanfaatan dan optimalisasi Terminal Bus Tipe A diarahkan sebagai berikut: a. sebagai simpul yang melayani pergerakan angkutan antar kota antar provinsi dan angkutan massal perkotaan di Kawasan Perkotaan Jabodetabek; b. sebagai simpul transfer dengan penyediaan fasilitas park and ride; c. sebagai bagian dari kawasan berbasis Transit Oriented Development (TOD) yang dapat menyediakan fasilitas sosial dan komersial bagi masyarakat; dan d. sebagai tempat yang ramah lingkungan dengan penggunaan energi yang dapat diperbarui. Beberapa Manajemen Strategis yang dapat dilakukan sesuai dengan hasil analisis SWOT diatas adalah: a. pengembangan fasilitas utama dan penunjang yang mendukung peningkatan pengguna terminal, baik orang maupun kendaraan dapat berupa pemenuhan kebutuhan perjalanan ataupun sosial dan komersial; b. penguatan kelembagaan organisasi penyelenggara terminal yang membutuhkan tugas pokok yang lebih memiliki kompleksitas; c. pengembangan jaringan trayek layanan bus perkotaan yang didukung oleh Buy the Service (BTS) dan operator bus; d. efisiensi biaya operasional dengan sumber energi ramah lingkungan untuk mengurangi beban APBN; €. penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi (BIMS/Bus Information Management system) dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi angkutan umum; dan f. kerjasama pemanfaatan fasilitas terminal dengan mitra usaha yang dapat menarik Masyarakat datang ke terminal (captive demand). Manajemen Strategis dikembangkan berdasarkan isu-isu strategis dalam rangka Pengembangan, Pemanfaatan, dan Optimalisasi Terminal Tipe A di Lingkungan Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, dan Bekasi dapat meliputi berbagai aspek antara lain regulasi, infrastruktur, organisasi dan tata Kelola, pembiayaan, pelayanan terminal, teknologi informasi, lingkungan, dan sumber daya manusia. Tabel Isu Strategis dan Penyelesaian Masalah NO ASPEK ISU STRATEGIS DAN PENYELESAIAN 1 | Regulasi Isu Strategis a. peraturan penyelenggaraan Terminal Tipe A masih diperlukan pemahaman dan implementasi yang lebih juas dalam perencanaan dan pemanfaatan tidak hanya melayani bus dan penumpang antarkota antar provinsi; b. regulasi pentarifan pelayanan Terminal Tipe A; dan c. reguasi pemanfaatan fasilitas terminal untuk kegiatan publik, sosial, dan komersial. Penyelesaian isu strategis: a. pemenuhan Kebutuhan regulasi tentang penguatan unit kerja pengelola Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ dalam bentuk UPT maupun BLU; b. pemenuhan Kebutuhan regulasi tentang penetapan tarif PNBP pelayanan Terminal Tipe A; c. pemenuhan Kebutuhan regulasi tentang lokasi pelayanan perizinan trayek pada Terminal Tipe A; dan d. pemenuhan Kebutuhan regulasi tentang tenaga teknis penyelenggaraan terminal. 2° | Infrastruktur | Isu Strategis a. saat ini fasilitas utama dan penunjang di Terminal Tipe A BPTJ belum direncanakan dan dikembangkan sebagai ekosistem layanan transportasi dan fasilitas sosial, komersial; dan b. perlunya terminal sebagai simpul _transportasi menyediakan park and ride sebagai integrasi layanan antar moda untuk mendukung shifting angkutan pribadi ke angkutan umum (smart connectivity). Penyelesaian isu strategis adalah: a. Terminal Tipe A sebagai Kawasan mixed used; b. penyediaan fasilitas Park and Ride pada Terminal Tipe AS c. kerjasama penyediaan Depo untuk Transjakarta; NO| ASPEK ISU STRATEGIS DAN PENYELESAIAN d. pemenuhan fasilitas utama dan penunjang Terminal Tipe A; dan e. layout plan pemanfaatan fasilitas Terminal Tipe A untuk kegiatan komersial, sosial, hiburan, dan rekreasi. 3 |Organisasi | Isu Strategis dan Tata saat ini bentuk organisasi dan tata Kelola Kelola penyelenggaraan terminal belum dapat mendukung pemanfaatan fasilitas pelayanan terminal secara optimal. Penyelesaian isu strategis: a.analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) penguatan unit kerja pengelola Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ dalam bentuk UPT maupun BLU; b. pelaksanaan pemanfaatan fasilitas terminal berbasis penetapan tarif layanan; c. penegakan hukum bagi bus yang melanggar, tidak menggunakan layanan di Terminal Tipe A Secara teratur dan terjadwal dan berkolaborasi dengan instansi terkait; dan d.penertiban terminal bayangan secara teratur dan terjadwal dengan kolaborasi instansi terkait. 4 |Pembiayaan | Isu Strategis keterbatasan anggaran APBN untuk penyelenggaraan terminal, sehingga membutuhkan alternatif pembiayaan (smart finance). Penyelesaian Isu strategis: a. kerjasama penyediaan fasilitas terminal untuk tenant- tenant komersial, Depo bus; dan b. penamaan terminal dengan ditambahkan brand komersial. 5 |Pelayanan | Isu Strategis: Terminal a. operator bus perkotaan/Bus bandara belum optimal melayani terminal di lingkungan BPTJ; dan b. peranan bus antarkota (AKAP) akan sangat tergantung pelayanan bus perkotaan/bus bandara dan keramaian orang dalam menggunakan fasilitas sosial dan komersial. Penyelesaian Isu strategis: a.pelayanan bus terjadwal yang khusus melayani Terminal Tipe A yang diselenggarakan BPTJ; b.pelayanan bus terjadwal yang menghubungkan Terminal Tipe A dan Bandara; dan c. percepatan pelayanan bus Transjakarta yang melayani Terminal Tipe A. 6 | Teknologi | Isu strategis dan pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan bus di Informasi | terminal. Penyelesiaan isu strategis: @. pemanfaatan Bus Information Management System (BIMS); dan b. integrasi Ticketing. 7 +|Lingkungan |Isu strategis: a. perlunya peningkatan energi yang terbarukan dalam pengoperasian terminal (green energy); dan b. peningkatan fasilitas terminal yang berwawasan lingkungan (environmentally friendiy). Penyelesiaan isu strategis: a. pemanfaatan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi biaya operasional Terminal Tipe A; dan NO| ASPEK ISU STRATEGIS DAN PENYELESAIAN . penghijauan dan Taman Ecopark. 8 | Sumber Isu strategis: Daya Peningkatan kompetensi untuk —_penyelenggaraan Manusia Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ. Penyelesiaan isu strategis: Pelatihan dan pembentukan tenaga teknis dan fungsional. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perhubungan 2020-2024 Kementerian Perhubungan Tahun 2020-2024 Didasarkan pada Tema dan Agenda Pembangunan Nasional Tahun 2020- 2024, yakni untuk mewujudkan Indonesia yang berpenghasilan Menengah- ‘Tinggi yang Sejahtera, Adil dan Berkesinambungan, maka untuk mendukung Visi Presiden 2020-2024 guna menjalankan agenda pembangunan dimaksud, ditetapkan Visi Kementerian Perhubungan sebagai berikut: "Kementerian Perhubungan yang berupaya Mewnjudkan Konektivitas Nasional yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah guna mendukung terwujudnya Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong-Royong ". ‘Tujuan, Sasaran dan Indikator Kementerian Perhubungan Tahun 2020-2024 INO ‘MIST TUJUAN |INDIKATOR| SASARAN | INDIKATOR KEMENTERIAN TUJUAN | STRATEGIS| SASARAN PERHUBUNGAN STRATEGIS T Meningkatnya [Meningkatnyal Rasio _|Terwujudnya| —_Rasio jntegrasi antar | konektivitas | konektivitas | konektivitas | konektivitas moda dan masyarakat | masyarakat | nasional | transportasi sesibilitas terhadap jasa|terhadap jasa nasional syarakat layanan layanan rerhadap transportasi | transportasi elayanan jasa ansportasi untuk| endukung engembangan nektivitas antar ilayah 2 [Meni Meningkatnyalindeks kinerjelMeningkatnyalindeks kinerjal kinerja layanan kinerja | pelayanan layanan | transportasi | pelayanan |perhubungan transportasi perhubungan| 3 [Meningkatkan feningkatnyal Persenatse |MeningkatnyaRasio fatalitas) eselamatan dan | keselamatan| penurunan | kesehatan | kejadian eamanan dan tingkat dan transportasi MIST TUJUAN |INDIKATOR| SASARAN | INDIKATOR KEMENTERIAN TUJUAN | STRATEGIS| SASARAN PERHUBUNGAN STRATEGIS transportasi dalam) keamanan | kecelakaan | keamanan paya peningkatan] transportasi | pengguna_| transportasi jasa transportasi Meningkatkan| Tingkat kualitas SDM| pemenuhan transportasi] SDM yang | transportasi kompeten dan| yang berkeselamat |kompeten dan] an Berkeselamat| an Tercapainya | Nilai Indeks |Meningkatnyal Tingkat restrukturisas| Reformasi |akuntabilitas|akuntabilitas idan _|Birokrasi dari] Kementerian | Kementerian reformasi_ |KemenPANRB|Perhubungan|Perhubungan| birokrasi di = - Kementerian Men aS Perhubungan ae lola regulas} organisasi organisasi feningkatkan| Kualitas tata kualitas tata| — kelola kelola | kebijakan, pelayanan | regulasi dan publik ‘hukum iMeningkatnyal kualitas tata kelola kebijakan, regulasi, dan hukum Terwajudnya penggunaan teknologi transportasi yang tepat guna, tepat sasaran dan ramah lingkungan dalam layanan transportasi Sasaran Strategis, Arah Kebijakan dan Strategi Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2020-2024 SASARAN ‘ARAH KEBIJAKAN ‘STRATEGI STRATEGIS Terwujudnya I. Optimalisasi simpul|T. Penguatan _jaringan konektivitas transportasi eksisting; transportasi eksisting; dan 2. Pembangunan simpul |2. Perluasan transportasi; aksesibilitas transportasi baru; 3. Penguatan transportasi nasional. . Pembagian komoditi barang] antar moda dan multi ekspor impor pada pelabuhan| —_ moda; di seluruh Indonesia; 4. Pembangunan fasilitas 4. Reaktivasi jalur| moda| alih moda di simpul transportasi; transportasi; IS. Sinergitas angkutan umum|5, Penerapan Traffic dengan moda transportasi| Demand Management lokal; pada semua layanan 6. Penguatan distribusi barang| — transportasi; di seluruh wilayah Indonesia; |6. Optimalisasi rute |7. Penguatan jaringan layanan 10. 1. 12. 13. 14. moda eksisting —_terhadap simpul utama dan kawasan rawan bencana, perbatasan, terluar, dan terpencil; 7. Peningkatan —_aksesibilitas, melalui perluasan jaringan layanan moda menuju simpul utama dan Kawasan rawan |8. bencana, perbatasan, terluar, dan terpencil; Kontrol kelengkapan keselamatan dan keamanan moda angkutan; Pembatasan usia kendaraan layanan moda angkutan umum; Penyediaan fasilitas ZoSS |9. (Zona Selamat Sekolah) dan Rute Aman Selamat Sekolah (RASS) dan taman edukasi; Peningkatan —_ pemenuhan |10. kebutuhan fasilitas keselamatan dan pengujian; Pengembangan sistem informasi terkait security awareness di setiap lokasi simpul utama_transportasi; |11. dan Pemenuhan SDM Keselamatan Keamanan ‘Transportasi Darat, KA, Laut, |12. dan Udara. 14, 13. seluruh wilayah Indonesia; Pembangunan pergudangan pada simpul utama transportasi; Peningkatan aksesibilitas —menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), dan Proyek Strategis Nasional (PSN); Mengoptimalkan sinergi angkutan umum dengan moda transportasi lokal; Penempatan —Pejabat Fungsional —_—sesuai kebutuhan pembangunan dan pengembangan simpul transportasi; Pemanfaatan teknologi keamanan dan keselamatan transportasi; Penyiapan soP perbaikan fasilitas transportasi yang mengalami gangguan; Edukasi keselamatan transportasi; . Penyusunan dan penerapan SOP; -10- 15.keamanan di setiap lokasi simpul utama transportasi; 16. Peningkatan sertifikasi sarana dan prasarana kereta api; dam 17. Perbaikan dan pengembangan SOP keselamatan untuk setiap moda. Meningkatnya |1. Perencanaan dan |i. Peningkatan _ kualitas keterpaduan | penganggaran terintegrasi;| sistem —_perencanaan, perencanaan, | dan pemrograman, dan penyusunan |2. Peningkatan _kemampuan| _ penganggaran program dan | sistem perencanaan melalui| terintegrasi; penganggaran.| pelatihan dan _—training|2. Pengembangan _modul terpadu. Pendidikan anti korupsi untuk pegawai, Kementerian Perhubungan; dan 3. Pengembangan sistem e-commerce untuk pengadaan barang. Meningkatnya | 1. Peningkatan kualitas [I. Pengendalian kualitas Kualitas formulasi kebijakan yang} formulasi —_kebijakan rumusan mampu merespons dengan| yang mampu merespons dan cepat. dinamika kondisi| dengan cepat dinamika pelaksanaan transportasi; dan kondisi transportasi; kebijakan 2.Peningkatan —_pelaksanaan |2. Jangka waktu proses serta rekomendasi kebijakan bidang| pengusulan kebijakan regulasi. transportasi yang telah| _hingga menjadi ditetapkan. Keputusan atau Peraturan Menteri Perhubungan; dan 3. Pelaksanaan kebijakan bidang —_transportasi yang telah ditetapkan dalam Keputusan atau Peraturan Menteri Perhubungan. Terwujudnya | Mengoptimalkan Kegiatan |I. Pengembangan sistem Pengawasan | pengendalian dan pengawasan| e-monev untuk dan terhadap kinerja Kementerian| _penilaian kinerja Pengendalian | Perhubungan. Kementerian Intern yang Perhubungan; memberi nilai 2. Melakukan reviu tambah. Renstra _ Kemenhub secara_berkelanjutan; dan 3. Pengembangan dan penyempumaan untuk monitor capaian kinerja seluruh pegawai Kementerian Perhubungan. Meningkatnya | 1. Peningkatan Kualitas SDM; | 1.Penyusunan Roadmap ASN 2.Pemberdayaan SDM yang| karir dan kebutuhan Kementerian konsepsional, komprehensif,| jabatan; Perhubungan | dan Perhubungan yang -ll- 2.Melaksanakan = diklat yang Kompeten dan berintegritas kompeten sinergis; dan Pendidikan SDM dan . Penerapan sekolah kedinasan| —Perhubungan; berintegritas. | yang berbasis kompetensi; —_| 3. Meningkatkan |. Penataan regulasi| —kompetensi SDM penyelenggaraan diklat SDM| Perhubungan di bidang transportasi; dan 5 .Peningkatan kualitas tenaga | 4. Peningkatan pendidik diklat transportasi,| _pemenuhan kebutuhan Peningkatan kuantitas dan| SDM ‘Aparatur kualitas saranadan prasarana| Kementerian — dalam diklat_ berbasis teknologi} rangka _ pemenuhan tinggi/mutakhir. kebutuhan sebagai regulator (teknis maupun administratif) serta peningkatan capacity deliver, 5.Peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan SDM bidang keahlian sub sektor; 6.Peningkatan —_peran lembaga/asosiasi profesi untuk berperan serta dalam pelaksanaan_sertifikasi SOM sub sektor; dan 7. Melaksanakan sertifikasi lulusan diklat transportasi. Meningkatnya | 1. Optimalisasi reformasi| 1. Penertiban paket-paket tata kelola regulasi dalam pembentukan| deregulasi perijinan di pemerintahan | ataupun pengaturan kembali| _lingkungan di tata kelembagaan —di| _Kementerian Kementerian lingkungan Kementerian | Perhubungan; Perhubungan Perhubungan; 2. Peningkatan yang baik . Pemanfaatan teknologi dalam| —pemahaman dan melakukan pengendalian dan| kesadaran _pengguna . Pembentukan . Penguatan . Penilaian pengawasan atas penegakan hukum secara konsisten; . Penyempurnaan SOP layanan transportasi; ataupun. pengaturan kembali tata kelembagaan di lingkungan Kementerian Perhubungan; kelembagaan dalam rangka peningkatan peran Balai atau UPT; .Deregulasi peraturan dan perijinan serta sinkronisasi regulasi antar Lembaga; dan atas capaian maturitas —_penyelenggaraan SPIP Kementerian. dalam penerapan SOP layanan transportasi; 3.Penggunaan —_aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk layanan __transportasi baik komersil maupun non komersil; 4.Pelaksanaan edukasi dalam —_penggunaan teknologi informasi dan komunikasi; 5. Peningkatan pengelolaan /manajemen transportasi untuk mendukung smart city pada kota besar dan metropolitan; dan -12- ©. Peraturan pemanfaatan Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian Perhubungan. Meningkatnya | 1.Kemandirian dalam |1. Pembatasan pemanfaatan | —penyediaan produk| kandungan — impor inovasi perhubungan; Komponen sarana dan terapan . Pembatasan impor; prasarana bidang .Pemberian insentif bagi] _perhubungan; perhubungan | pengembangan inovasi di|2. Penguatan industri berbagai sektor transportasi; strategis _pendukung .Ketertibatan sektor swasta| untuk — kemandirian dalam pelayanan transportasi;|__ produk dalam negeri; .Kemandirian _pengelolaan| 3. Efisiensi energi dan energi; pemanfaatan —energi . Meningkatkan fasilitas| __ramah lingkungan; penelitian dan layanan teknis| 4. Peningkatan kualitas melalui modernisasi alat-alat} —_peralatan dan dan laboratorium; perlengkapan . Meningkatkan Sinergi penelitian dan Pengembangan Bidang Transportasi; dan . Ketertibatan secara aktif. dalam = rencana—aksi transportasi —_ berkelanjutan dan ramah lingkungan. penunjang pelayanan berbasis IT; 5. Pembaruan_ teknologi terpasang pada sistem transportasi di Indonesia; 6. Perluasan pasar industri pendukung dan jasa konstruksi bidang perhubungan di luar negeri; 7. Peningkatan | kualitas penelitian dan pengembangan melalui skema insentif penelitian dan pengembangan inovasi di berbagai sektor transportasi; 8. Peningkatan {asilitas penelitian dan layanan teknis melalui modernisasi _alat-alat dan laboratorium; 9. Peningkatan EST (Environmentally Sustainable Transportation) /transportasi berkelanjutan untuk setiap kota metropolitan dan kota besar; 10. Efisiensi energi dan pemanfaatan — energi ramah _lingkungan; dan 11. Penyusunan SOP layanan _ transportasi ramah lingkungan. -13- Isu Strategis dan Perkembangan Lingkungan Strategis Transportasi Jabodetabek Tahun 2020-2024 Isu strategis dan perkembangan lingkungan strategis yang perlu diselesaikan dalam Renstra BPTJ 2020-2024 adalah sebagai berikut: a. penanganan permasalahan kemacetan yang tidak cukup hanya dengan pendekatan case by case problem solving tetapi dengan pembenahan sistem transportasi yang menyeluruh, terkoordinasi, terintegrasi, sustainable, dan konsisten; b. pelayanan transportasi multimoda dan antarmoda yang terintegrasi; c. meningkatkan pelayanan transportasi umum di wilayah jabodetabek agar menjadi pilihan utama dan dapat bersaing dengan kendaraan pribadi dan transportasi daring; dan d. Pemanfaatan teknologi informasi secara terintegrasi untuk memudahkan Masyarakat melakukan integritas. Sesuai dengan isu strategis dan perkembangan Lingkungan Strategis Transportasi Jabodetabek Tahun 2020-2024, disusun rencana Induk Transportasi Jabodetabek ‘Tujuan dan Sasaran Rencana Induk Transportasi Jabodetabek TUSUAN SASARAN Sebagaiacuan pembangunan, | 1. terkelolanya kepemilikan dan pengembangan, dan pengoperasian| — penggunaan kendaraan pribadi; transportasi. —_se-JABODETABEK | 2. tersedianya prasarana dalam rangka —menciptakan| _—_transportasi tidak bermotor dan integrasi pelayanan transportasi| fasilitas pejalan kaki yang yang terpadu, tertib, lancar, efektif,| terintegrasi_ dengan layanan efisien, aman, nyaman, dan| angkutan umum perkotaan; terjangkau oleh masyarakat tanpa| 3. tersedianya moda transportasi dibatasi oleh wilayah administratif. | yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan; 4. tersedianya jaringan dan layanan angkutan umum perkotaan yang berkelanjutan; dan 5. tersedianya akses ke pelabuhan dan bandar udara yang efektif. Menguatkan integrasi tata ruang|J.terwujudnya integrasi sistem dan kebutuhan —mobilitas|_transportasi dengan tata guna penumpang dan barang yang perlu| _ lahan; difasilitasi oleh pemerintah sehingga | 2. terwujudnya manajemen tercipta. ruang perkotaan yang] _rekayasa lalu lintas sesuai dengan berkelanjutan. tingkat pelayanan yang diinginkan; dan 3.terwujudnya sistem angkutan barang perkotaan yang kompetitif. Kerangka Regulasi Regulasi untuk mendukung penyelenggaraan transportasi perkotaan di wilayah Jabodetabek memiliki 3 (tiga) dimensi fungsi, yakni: 1. fungsi perubahan, di mana regulasi yang ditetapkan dan diberlakukan diarahkan untuk membawa perubahan dalam sistem/pola penyelenggaraan transportasi eksisting menuju sistem/pola penyelenggaraan baru yang lebih baik di masa datang; 2. fungsi stabilisasi, di mana regulasi yang ditetapkan dan diberlakukan diarahkan untuk mewujudkan stabilitas (umumnya dalam konteks standarisasi teknis, prosedur, kriteria dsb.) dari sistem/penyelenggaraan transportasi yang ada, untuk menghindari ketidakpastian; dan 3. fungsi fasilitasi, di mana regulasi yang ditetapkan dan diberlakukan diarahkan untuk memberikan fasilitasi bagi golongan tertentu atau aktivitas tertentu yang belum mendapatkan layanan/peran sesuai yang diharapkan. -14- Kerangka Penguatan Regulasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi BPTJ FONGSI MANDAT YANG KEBUTUHAN PENGUATAN REGULASI DIPEGANG BPTJ REGULASI Fungsi | Penyelenggaraan T. pengembangan ‘dan Perubahan | transportasi yang| —penguatan struktur terintegrasi di wilayah| organisasi BPTJ agar Jabodetabek: mampu secara lebih efektif 1. integrasi antar wilayah,| —menjalankan tugas dari penyelenggaraan | koordinasi, _sinkronisasi, yang dilakukan secara| dan fasilitasi terpisah per wilayah| _penyelenggaraan administrasi menjadi| transportasi di kepada terintegrasi di seluruh| — seluruh wilayah wilayah Jabodetabek; | __administrasi Wilayah dan Jabodetabek; dan 2.integrasi antar moda,|2.penyerahan kewenangan dari penyelenggaraan | _penyelenggaraan transportasi yang| transportasi nasional di terpisah moda per moda| Wilayah Jabodetabek menjadi —_terintegrasi| _ pendukung implementasi. antarmoda di seluruh Wilayah Jabodetabek. Fungsi | 1. koordinasi perencanaan | 1. penetapan Rencana Induk Stabilisasi | transportasi — secara| _‘Transportasi Jabodetabek terintegrasi di wilayah| (RIT); Jabodetabek dalam | 2. penyusunan Standar dokumen RITJ; ‘Teknis dan SOP penyediaan 2.standarisasi teknis| sarana, prasarana, dan dalam penyelenggaraan | SDM bagi penyelenggaraan sarana dan prasarana| transportasi terintegrasi di transportasi terintegrasi| — wilayah Jabodetabek; dan di wilayah Jabodetabek; | 3. penyusunan —_prosedur dan pemberian _ rekomendasi, 3. pemberian perizinan dan pengawasan rekomendasi, perizinan, | (penegakan aturan) terkait penegakan aturan| — penyelenggaraan terkait dengan] — transportasi terintegrasi di kewenangan BPTJ. wilayah Jabodetabek. Fungsi | 1. fasilitasi teknis, | 7. penyusunan fasilitas | pembiayaan, dan | SOP/mekanisme manajemen dalam | — pemberian fasilitasi teknis, penyelenggaraan pembiayaan, dan transportasi —secara|_ manajemen dari BPTJ ke terintegrasi di wilayah| Pemda/Operator Jabodetabek; dan Transportasi dalam 2.fasilitasi bagi kaum| — penyelenggaraan difabel dan golongan| — transportasi terintegrasi di ekonomi lemah serta| — Jabodetabek; responsive gender dalam | 2. penetapan Standar penyelenggaraan Penyediaan Fasilitas bagi transportasi secara]| Pengguna Angkutan terintegrasi di wilayah| Umum Berkebutuhan Jabodetabek. Khusus; 3.pemberian —_ subsidi/PSO bagi pelayanan angkutan massal perkotaan di Jabodetabek. Tex (en) € TeuISsyEW WeULTeliog Tey nies wIBjep UNI] uemnysuy epoW Ueyepurdieg uesuep ueuerefieg sey (OMI) (weer Suefueg trep wasieg yng uedejoq) %08 fedeousw ueejoyieg umn UENysuy UeUeALIeg UedNyxeD (SHI) ueejoxog IseyiodsuesL, ueueteleg depeyiay (WMI) eAeTeASeW Uesenday syxapuT (T'Zd Mil) ‘Meqeiopoger yee Ip Wevjoxsog umUTN UeINDATUy ueuete] efroury eAujexsuruay (Z¥S) seqeispoger Iseyrodsues], ueuedey efioury edupnfnmey (2d) weSungnqieg wemeAvjod vhuzeysuuen (ZS) sequiepoqer tseyodsues, ueeueouareg uswMyj0q ueynueMeg oIsey (ZIM) seqeiepoqer uBE}oxJod IseyodsueL, ueeuwousleg —eAuBuesyeLaL —_ (SHS) seqeiopoqer jseyodsuexy syuyay Suefunuag ueyeBoy eAuTNUadsal (pawl) seqeiepoqer jsevodsuexy, sry. ‘guefnusg ueyeay ueynusutog edupniraoL (pd) W 00S Hep YIq97 JePLL epourreyuy ueyepurdieg yerep wesuap: (epry pu yng) epoW Yepuld IPE SeITIseY UEP PyeY uwpefeg seu[iseg UeBuap ueEloy eg IseyodsuerL Indung asejuasiog (by) 12 00S PUNSTEW FereL uesuaq umuUy Ueyysuy oy Dey UETelod Sesyy eseyUAsiog (CMMI) [pa Siseqiog unuQ UeNABUY auvys ToPOW (ZHAI) uber siseqiag uu UENySUy as0ys JPOP! (IMM) | senanjouoy npedioyfuek ueejoysog seyodsuexy, exuyeysuruawW (TMS) Teuorsen meqeiepoger yexeTM yeqeiepoger Iseyodsues] | seyodsuer, = se}Jayouoy Ip _UeB}OyJeg WINWA UEyNyuy ereys [ePOW eAUyeyYSuTUEW (TAM) | SeHANYSUCY ekupninmsaL (tds) | eAuyeysureW (tss) SVLIAILHANOW UNLHAALSVAANI WVADOUA (vo) | weyesoH vfroury soyenPUT (MHI) /PLdd WesBord wfsoury 10;eHFPUT (ASHI) ‘Weyeoy wereses (as) /rida wex801g wereseg (ds) ‘qneywoney 878078.13g wereses (Ss) TZ0z UNYeL TT Hs JOWON PLadg wredoy Wesnyndoy rensog pCOT-OZOT UNYEY, Pied KLda were Boy vfsoury soyeHFPUT wep WesesES -St- xequropoger yedeTM IP TIM Weeuwouaieg / CIs IsepuswI0yy ueysesepieg UEyeUEPESOY SeITISEA TeYTINGIY, rnuedis; Suvk yeuorsen weper seny Suelued oseuasiod (TINH) sequiopoqer ween Ip Ueueureay uep UeyeUTE|Osay, seqsey eAurynuadiay, (es) uy Qo0'oT sod weer jseqodsue1y ueexejaoay uerpefoy o1sey (Edy) yequrepoqer Iseyrodsuresy, weueureay uep ueyeurepsoy eAupnfnmsay (cas) seyrodsuexy, weueuresy wep Uejyeurejesoy whuzeysuyueN (ess) yeqeiepoger Iseyodsuexy, ueeuesyejod jsenfeag uep SupoyuoW UejeISey UeyNusUIeg oIsey (LTMMI) 4eqerepoqer iseyodsues,, ueeuesyejag —ISeNTEA wep uenejueuIog eAuBUESyEIIAL (8¥S) jseyodsuex, swyaL uesuiquig ANyBueur BueX Pldg remeBog orsey (TWH!) iseyodsuex, Suepig weep flda Was seureny eduyexSurusW (9S) seqeiepoqer jseyodsuex, stujay Suefnueg ueyeBoy eduTnuedia, (ban) seqeiapoqer weuodsuex, — smmjay,-—-Suefunuag uejyeoy ueynueweg eAupnfnaol (pds) yeqerepoger yeceyiM ip (SL) weiss yodsuns, juabyjaruy eAuere8usjesza, (OTM) ureej0r194 idy wiosoy ueuvpefieg uens8uep weummuog aswqussied (6xH) seqeiepoqer yedeM Ip ueEjoyieg seyUT] nyeT umurn ue nysUy UeerepusY wyes - Bye UeyEdoooy (gy) | UeUEAe] eLioury eAu;eNBUTUEW (ENS) seqeiepoqer weEjoy19q jeyodsues, ueuedey (410) aoueunojieg au, UO (Z'Zdyil) seqeipoqer Jseyodsues], uevuepudd UB}eEUEUIEg IseSTTeaY aseyUASIod (LMI) weyeon Weyeoy wereseg ‘qnymemey ‘vfroury s0;eqIpUy (MHI) /PLda wWesSorg efrouTy 10384 ;pUT (ay) (is) /PLda wexorg uereseg (as) s180jU23g wereseg (Ss) re jseuodsuexy, BlojeBued Uepeg NSV UsuefeueW eO}ey BIEL syepul (77MM) (uedisiesy uesemeuag Suejuay G1Oc UNyeL 9 JOWION TY TeuOISeN dysry wemyerog) Yoquiepoqer jseyodsuesL BlojeSueq uepeg uedisreoy uesemeSuag syopul (1ZMHil) ‘Mequiopoger tseyiodsuesy, ejojasueg ueped seymqedey eXuyexsurueW (OTS) seqeiepoqer Jsepodsues] vfoje3ueq ueped WAN IseuLojoy syoput (OZ!) soqeiopoqer JseyodsuerL elojeBued_ueped didS sewmMeW syepurl (61%) weqeiepoger tseyodsues] Bfoja8ued uepeg dIMVS FIN (81MM) seqerepoqer jseyodsuex, vpojeSueg uepeg IseDOng eAuyeysuyUW (6S) xeqeispoger tseyoduses] BjojeBueq wepeg dIMV FIN (Sdxl) yeqeyepoger Iseyodsues, ayeg Sued vloj8ueq wepeg IP HeD[org seuLOjY | UBYEUOMEd BOTH wIEL uep Isesunpnysey eAupninmial (Sd) | seyTeny eAUze_SuyUOW (ZSS) NGWAPVNVW NVONNYNG WyADOUd (vA) SPqeIOpOGeP TEAST 1p UME weIDsUY Te OMSTeTL, uejeUrejesoy UEyEySUIUAd UEEHBay UeYNUdUIEd aseIUOSIEd (OT HHI) sesodosag e407 Sueé nseg unye], uep ‘TereN ‘ueseqgoT URNAIUY aseIUVSIeg (STII) HEqevepoqer Ip HWS ueydessuay Suef unui uesBuy Ueeyestag aseyUasied (pI WMD) ueyeurejasox, ueyexSuruag wereioy ekueuesyeiaL (LS) seqriepoqer seqeiepoger | iseyodsuex, Suefunuog jseyodsues, stuya, Suef{nueq ueyeoy eAurynuedsey (pqyl) | Weyeey Ueynusueg eAupn{nmel (pds) weyesoH quywewey vfsoury soyeAPPUL (WUT) /PLdd wesBorg vfsoury s0zeqyPU (ayT) (as) /rida wes8oig wereses (as) s¥o7e3g wereses (SS) ape seqriepoger tsevodsurexy, BlojeZueq Uepeg uBsojUEyIeg UvEIeHBuajeueg seITENy (STHMI) eqeiapoger iseiodsuwi] ejojasueg uepeg ueojexIeg ueereaSuajaduag seqeny ekuyeysuruoy (crs) mang weuedepag exeB3usokuog Wun wlioury werequsg UeWIOpod Buea 210% UNYEL LT “ON GY -- NWd wsUusteg) xoqropoqer wequrepoqer jseyrodsuex, wojeBueq = uepeg =H = HN yseyodsuey, vjojesueq uepeg ueuetelag §syapul (ZHI) | UeUeABIOY SeHTENY wAUTEHBUIUAW (TTMS) yeqerepoger iseyiodsuesy, wojesued uepeg ueSueney UevlojeBuag syepul (ezHHI) (NSV seqTeuorsajoig syepul uemyNSueg UEUESLIeg wep BIeD eye] UeUIOpag Buvqu} 610% UNYeL g JOWION TH NYG Uemyeseg) oqeropoqer weyesoy Bfroury sozeq PUT (HOH) /PLaa wesBord vfsoury s0;eqFPUT (dT) weyeoy TerEseg (as) /rida wex8o1g wereses (as) quywemey sioyeNg wereseg (ss) -8t- -19- Kerangka Cakupan Pengembangan, Pemanfaatan, dan Optimalisasi Rencana Aksi Kegiatan Terminal Tipe A Tahun 2023-2025 RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB ‘Aspek Regulasi Direktorat Prasarana 1 Kebutuhan regulasi tentang penguatan unit kerja pengelola Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ dalam bentuk UPT maupun BLU: a. kegiatan kajian kelembagaan dan tata laksana unit kerja penyelenggaraan Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ; dan b.Kegiatan penyusunan peraturan Permenhub tentang Organisasi dan Tata Kerja penyelenggaraan Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ. Sekretariat BPTJ Kebutuhan regulasi tentang penetapan tarif PNBP pelayanan Terminal Tipe A: a. kegiatan kajian pentarifan layanan terminal; dan b.kegiatan penyusunan peraturan Permenhub tentang tarif yang berlaku dalam layanan Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ. Sekretariat BPTJ Kebutuhan regulasi_ tentang lokasi _pelayanan perizinan trayek pada Terminal Tipe A: a. kegiatan kajian pelayanan publik perizinan trayek yang disclenggarakan di lokasi Terminal Tipe A; dan b.penyusunan peraturan Kepala Badan tentang pelayanan publik perizinantrayek yang diselenggarakan di Terminal Tipe A di lingkungan BPTV. Sekretariat BPTJ Kebutuhan regulasi tentang tenaga teknis dan fungsional penyelenggara terminal a. kegiatan kajian standar kompetensi tenaga teknis dan fungsional penyelenggara Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; dan b.kegiatan penyusunan peraturan Permenhub tentang standar kompetensi tenaga teknis dan fungsional penyelenggara Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ. Sekretariat BPTJ As, ic Infrastruktur Terminal Tipe A sebagai Kawasan mixed used: a. penyusunan Detail Engineering Design (DED) tenant komersil pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; dan b.pembangunan tenant komersil pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ Direktorat Prasarana Penyediaan fasilitas Park and Ride pada Terminal Tipe A: a. penyusunan Detail Engineering Design (DED) Park and ride pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; dan b. pembangunan Park and Ride pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ. Direktorat Prasarana Kerjasama penyediaan Depo untuk Transjakarta: a, kajian penyediaan Depo di Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; dan b. pelaksanaan Kerjasama penyediaan Depo di Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ. Direktorat Prasarana -20- RENCANA AKST PENANGGUNG JAWAB 4) Pemenuhan fasilitas utama dan penunjang Terminal | Direktorat Tipe A: Prasarana a. pembangunan lanjutan fasilitas utama dan penunjang terminal; dan b. pembuatan tenant-tenant komersial pada fasilitas penunjang terminal. | Layout plan pemanfaatan fasilitas Terminal Tipe A| Direktorat untuk kegiatan komersial, sosial, hiburan, dan| Prasarana rekreasi: a. lomba design pembuatan layout plan tenant komersial; dan b. pemberian penghargaan bagi Terminal Tipe A yang sudah menkerjasamakan layout plan tenant komersial. ‘Aspek Organisasi dan Tata Kelola 1] Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG)| Sekretariat penguatan unit kerja pengelola Terminal Tipe A di BPTJ lingkungan BPTJ dalam bentuk UPT maupun BLU: a, melaksanakan FGD penguatan unit kerja pengelola Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ dalam bentuk UPT maupun BLU; dan b. melakukan studi banding dalam beberapa terminal di dalam dan luar negeri. 2/Pelaksanaan pemanfaatan fasilitas terminal berbasis| Sekretariat penetapan tarif layanan. BPTJ 3) Penertiban terminal bayangan secara teratur dan| Direktorat terjadwal dengan kolaborasi instansi terkait: Angkutan a, menyusun tim gabungan dari stakeholder terkait untuk penertiban terminal bayangan; b. menyusun rencana aksi untuk penertiban terminal bayangan; dan c._pelaksanaan penertiban terminal bayangan. 4|Penegakan hukum bagi bus yang melanggar, tidak | Direktorat menggunakan layanan di Terminal Tipe A Secara] Angkutan teratur dan terjadwal dan berkolaborasi dengan instansi terkait: a. menyusun rencana aksi penegakan hukum; dan b. pelaksanaan penegakan hukum. ‘Aspek Pembiayaan 1 | Kerjasama penyediaan fasilitas terminal untuk tenant-|~ Direktorat tenant komersial, Depo bu Prasarana a. penjajakan dengan calon mitra untuk mengisi tenant; dan b. promosi dan pameran fasilitas terminal yang dapat diisi tenant komersial. 2]Penamaan Terminal dengan ditambahkan brand| Direktorat komersial: Prasarana a. kajian kerjasama pemanfaatan terminal dalam hal penamaan terminal; dan b. membuka tender untuk calon mitra. ‘Aspek Pelayanan 1]Pelayanan bus terjadwal yang khusus melayani| Direktorat ‘Terminal Tipe A yang diselenggarakan BPTJ: Angkutan. a. kajian penambahan rute yang melayani Terminal Tipe A BPT; b. penyediaan layanan angkutan perkotaan berbasis bus yang melayani terminal BPTJ; dan -21- RENCANA AKSI JAWAB ‘c._menyusun time schedule keberangkatan bus. 2[Pelayanan bus terjadwal yang menghubungkan Terminal Tipe A dan Bandara: a. penyediaan layanan bus yang menghubungkan terminal dengan bandara; dan b. menyusun time schedule keberangkatan bus. Direktorat Angkutan 3 | Percepatan pelayanan bus Transjakarta yang melayani Terminal Tipe A: a, kajian kerjasama dengan operator bus untuk penyediaan layanan angkutan perkotaan yang melayani terminal jabodetabek; dan b. kerjasama dengan PT Transjakarta untuk penyediaan layanan angkutan. Direktorat Angkutan ‘Aspek Teknologi Informasi 1]Pemanfaatan BIMS (Bus Information Management System): a, Penyusunan kebutuhan system informasi pada perangkat BIMS pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; dan b. Pemasangan perangkat BIMS pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ. Direktorat Lalu Lintas 2 | Integrasi Ticketing: a. Kajian tentang skema dan konsep integrasi b. Pembuatan sistem integrasi ticketing; dan c. Pembuatan aplikasi integrasi ticketing. Direktorat Lalu Lintas ‘Aspek Lingkungan 1] Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi biaya operasional Terminal Tipe A: a, Pemasangan PLTS di Terminal BPTJ; dan b. Pemasangan charging station di terminal BPTJ. Direktorat Prasarana 2 | Penghijauan dan Taman Ecopark: a, menstrerilkan/menyediakan lahan untuk taman ecopark; dan b. penanaman pohon dan tanaman. Direktorat Prasarana ‘Aspek Sumber Daya Manusia 1] Pelatihan dan pembentukan tenaga teknis dan fungsional: a. pembentukan tenaga teknis dan fungsional penyelenggara terminal; dan b. menyelenggarakan diklat tenaga teknis dan fungsional penyelenggara terminal. Sekretariat BPTJD ‘Tabel Kerangka Cakupan Pengembangan, Pemanfaatan, dan Rencana Aksi Kegiatan Terminal Tipe A Tahun 2023-2025 NO SASARAN INDKATOR KINERJA ENCANA AKSI PROGRAM PROGRAM 1 |SP1]|Terwujudnya |IKP1 | Indeks ‘Aspek Infrastruktur Konektivitas Konektivitas a. Terminal Tipe A Transportasi di ‘Transportasi sebagai Kawasan Jabodetabek Perkotaan di mixed used: Jabodetabek 1. penyusunan Detail Engineering Design (DED) tenant komersil pada -22- NO INDKATOR KINERJA PROGRAM RENCANA AKSI Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; 2. pembangunan tenant komersil pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; b. Penyediaan _ fasilitas Park and Ride pada Terminal Tipe A: 1. penyusunan Detail Engineering Design (DED) Park and ride pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; 2. pembangunan Park and Ride pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; c. Pemenuhan fasilitas utama dan penunjang ‘Terminal Tipe A; d. Layout plan pemanfaatan fasilitas Terminal Tipe A untuk kegiatan komersial, _sosial, hiburan, dan rekreasi 1. lomba design pembuatan layout plan tenant komersial; 2. pemberian penghargaan bagi Terminal Tipe A yang sudah menkerjasamakan layout plan tenant komersial. Terwujudnya Kinerja Layanan ‘Transportasi Jabodetabek IKP2.1 | Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Pelayanan ‘Transportasi Perkotaan Jabodetabek ‘Aspek Infrastruktur a. Kerjasama penyediaan Depo untuk Transjakarta: l.kajian penyediaan Depo di Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; 2. pelaksanaan Kerjasama penyediaan Depo di ‘Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ. Aspek Pembiayaan a. Kerjasama penyediaan fasilitas terminal untuk -23- INDKATOR KINERJA PROGRAM RENCANA AKSI tenant-tenant komersial, Depo bus: 1. penjajakan dengan calon mitra untuk mengisi tenant; 2. promosi dan pameran _fasilitas terminal yang dapat diisi tenant komersial; b.Penamaan Terminal dengan ditambahkan brand komersial: 1.kajian kerjasama pemanfaatan terminal dalam hal penamaan, terminal; 2. membuka tender untuk calon mitra. Aspek Pelayanan a, Pelayanan bus terjadwal yang khusus __ melayani ‘Terminal Tipe A yang diselenggarakan BPTU: 1. kajian penambahan rute yang —_melayani Terminal Tipe A BPTJ; 2. penyediaan layanan angkutan perkotaan berbasis bus yang melayani terminal BPTJ; 3.menyusun _ time schedule keberangkatan bus; b. Pelayanan bus terjadwal yang menghubungkan Terminal Tipe A dan Bandara: 1. penyediaan layanan bus yang menghubungkan terminal dengan bandara; 2. Menyusun time schedule keberangkatan bus; c. Percepatan. pelayanan bus Transjakarta yang Pass INDKATOR KINERJA RENCANA AKSI melayani Terminal Tipe A: 1.kajian kerjasama dengan operator bus untuk penyediaan layanan angkutan perkotaan yang melayani terminal jabodetabek; 2. kerjasama dengan PT —‘Transjakarta untuk penyediaan layanan angkutan. Aspek Lingkungan a, Pemanfaatan teknologi — ramah lingkungan untuk mengurangi _biaya operasional Terminal Tipe A: 1.pemasangan PLTS di Terminal BPTJ; 2. pemasangan charging station di terminal BPTJ; b. Penghijauan dan ‘Taman Ecopark 1, menstrerilkan/ menyediakan lahan untuk taman ecopark; 2. penanaman pohon dan tanaman. Aspek Organisasi dan Tata Kelola a. Pelaksanaan pemanfaatan fasilitas terminal _berbasis penetapan tarif layanan; b. Penertiban terminal bayangan _—secara teratur dan terjadwal dengan —_kolaborasi instansi terkait: 1.menyusun tim gabungan. dari stakeholder terkait untuk penertiban terminal bayangan; 2. menyusun rencana aksi untuk penertiban terminal bayangan; 3. pelaksanaan penertiban terminal bayangan; -25- NO ‘SASARAN INDKATOR KINERJA RENCANA AKSI PROGRAM PROGRAM ©. penegakan — hukum bagi bus yang melanggar, _tidak menggunakan layanan di Terminal Tipe A Secara teratur dan terjadwal dan berkolaborasi dengan instansi terkait: 1. menyusun rencana aksi _ penegakan hukum; 2. Pelaksanaan penegakan hukum. TKP2.2| OTP Layanan | Aspek Teknologi dan Transportasi | Informasi Perkotaan a.Pemanfaatan BIMS Jabodetabek (Bus Information Management System)j 1. penyusunan kebutuhan system informasi pada perangkat BIMS pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; 2. pemasangan perangkat BIMS pada Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; b. Integrasi Ticketing: 1. Kajian tentang skema dan konsep integrasi ticketing; 2. Pembuatan sistem integrasi ticketing, 3. Pembuatan aplikasi integrasi ticketing. 3 | SP3|Terwujudnya |IKP3 | Persentase Keselamatan Perjalanan dan Keamanan Angkutan ‘Transportasi Umum — yang Jabodetabek Bebas Kecelakaan Lalu —_Lintas dalam 10,000 Keberangkatan 4 [SP5|Terwujudnya [1KPS | Indeks Regulasi Restrukturisasi Reformasi a. Kebutuhan —regulasi dan Reformasi Birokrasi BPTJ| tentang —_ penguatan Birokrasi di unit kerja_pengelola Badan Terminal Tipe A di Pengelola lingkungan BPTJ ‘Transportasi dalam bentuk UPT Jabodetabele maupun BLU: -26 - INDKATOR KINERJA PROGRAM RENCANA AKSI T.kegiatan _kajian kelembagaan dan tata laksana unit kerja penyelenggaraan Terminal Tipe A di penyusunan peraturan Permenhub tentang Organisasi dan Tata Kerja penyelenggaraan Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ; b. Kebutuhan regulasi tentang penetapan tarif PNBP pelayanan Terminal Tipe A 1.kegiatan —kajian pentarifan layanan terminal; 2. kegiatan penyusunan peraturan Permenhub tentang tarif yang berlaku dalam layanan Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ; c. Kebutuhan regulasi tentang lokasi pelayanan perizinan trayek pada Terminal Tipe A: L.kegiatan —_kajian pelayanan publik perizinan _trayek yang diselenggarakan di lokasi_ ‘Terminal Tipe A; 2. penyusunan peraturan Kepala Badan tentang pelayanan _ publik perizinan _trayek yang diselenggarakan di Terminal Tipe A di lingkungan BPTJ; d.Kebutuhan regulasi tentang tenaga teknis dan fungsional penyelenggara -27- NO INDKATOR KINERJA PROGRAM RENCANA AKSI T.kegiatan —_kajian standar kompetensi tenaga teknis dan fungsional penyelenggara Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; 2. kegiatan penyusunan peraturan Permenhub tentang —_standar kompetensi tenaga teknis dan fungsional penyelenggara Terminal Tipe A di Lingkungan BPTJ; Aspek Organisasi dan Tata Kelola a.Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) penguatan unit kerja pengelola Terminal Tipe A di lingkungan —_ BPTJ dalam bentuk UPT maupun BLU: 1, melaksanakan FGD penguatan unit kerja pengelola Terminal Tipe Adi lingkungan BPTJ dalam bentuk UPT maupun BLU; 2. melakukan studi banding dalam beberapa terminal di dalam dan luar negeri. -28 - NO ‘SASARAN INDKATOR KINERJA RENCANA AKSI PROGRAM PROGRAM ‘Aspek Sumber Daya Manusia a. Pelatihan tenaga teknis dan fungsional 1. pembentukan tenaga teknis dan fungsional penyelenggara terminal; 2. menyelenggarakan diklat tenaga teknis dan —_fungsional penyelenggara terminal. Plt. KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI ttd. SUHARTO Salinan sesuai dengan aslinya <7 |KEPALA BAGIAN HUKUM, ee RS -28- NO ‘SASARAN INDKATOR KINERJA RENCANA AKSI ‘Aspek Sumber Daya Manusia a. Pelatihan tenaga teknis dan fungsional 1. pembentukan tenaga teknis dan fungsional penyelenggara terminal; 2. menyelenggarakan diklat tenaga teknis dan fungsional penyelenggara terminal. Plt. KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI ttd. SUHARTO

You might also like