You are on page 1of 12

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen

Volume 12, No 2, Agustus 2019, Hal. 77-88


ISSN 1979-0600 (print) 2580-9539 (online)

PERSEPSI NILAI DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP PERILAKU


KEWARGANEGARAAN PELANGGAN APLIKASI GO-JEK

Trevisia Meinar
trevisiameinar@gmail.com
Tatik Suryani
STIE Perbanas Surabaya

diterima: 29/6/2019; direvisi: 22/7/2019; diterbitkan: 31/8/2019

Abstract
This study aims to determine the effect of perceived value and perceived service quality by Go-
Jek application users in Surabaya. The population in this study were all Go-Jek users throughout
Indonesia. Samples were taken using a non-probability sampling method that specifically uses a
purposive sampling technique. Based on the sampling technique, 200 samples were used in this
study using Go-Jek in Surabaya. Data collection was carried out using a questionnaire that was
distributed directly to respondents. The statistical method used as data analysis is PLS followed
by WarpPLS 6.0. The results showed that customer satisfaction partially influenced mediation
in service quality with customer citizenship behavior. In addition, customer satisfaction has a
partial mediating effect on the perceived value by customer citizenship behavior.

Keywords: perceived value; service quality; customer citizenship behavior; Go-Jek

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi nilai dan kualitas layanan yang
dirasakan oleh pengguna aplikasi Go-Jek di Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pengguna Go-Jek se-Indonesia. Sampel diambil menggunakan metode non-probability
sampling yang secara spesifik menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan teknik
sampling tersebut, didapatkan sampel sebesar 200 orang yang menggunakan Go-Jek di Surabaya.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden.
Metode statistik yang digunakan sebagai analisis data adalah PLS yang diikuti oleh WarpPLS 6.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan secara parsial mempengaruhi mediasi
pada kualitas layanan dengan perilaku kewarganegaraan pelanggan. Selain itu, kepuasan pelanggan
memiliki efek mediasi parsial pada nilai yang dipersepsikan dengan perilaku kewarganegaraan
pelanggan.

Kata Kunci: persepsi nilai; kualitas layanan; perilaku kewarganegaraan pelanggan; Go-Jek
78 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Trevisia Meinar
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Tatik Suryani

PENDAHULUAN transportasi online di ponsel Android. Di antaranya Go-


Jek, Grab, dan Uber, yakni 29,6 persen dari seluruh
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah pengguna aplikasi mobile. Satu dari empat pengguna
perilaku manusia dalam kegiatan mereka. Beragamnya internet di Indonesia memiliki aplikasi transportasi
semua aktivitas manusia di perkotaan telah menyadarkan online di ponsel Androidnya, baik Go-Jek, Grab, mau
masyarakat akan pentingnya kehadiran teknologi yang pun Uber. Gambaran pengguna transportasi online
akan mendorong masyarakat untuk bertindak cepat, dapat dilihat pada Gambar 1.
praktis, efektif, serta efisien. Pada Era ini kehadiran Mayoritas pengunjung dan pengguna Go-Jek
internet tidak lagi hanya sebagai media komunikasi tetapi berusia antara 25-34 tahun. Rata-rata penggunaan
kini sudah digunakan untuk berbagai aktivitas ekonomi 69,5 menit per orang.Sedangkan, Grab paling banyak
dan sosial. Teknologi internet ini terus berkembang, dikunjungi orang berusia 35 tahun ke atas. Namun,
didukung oleh pengembangan alat komunikasi digital penggunanya didominasi usia 24-34 tahun dengan
seperti telepon genggam (smartphone) yang memiliki durasi pemakaian 64,4 menit per orang.Berbeda dengan
berbagai fungsi multimedia. lainnya, pengunjung Uber rata-rata berusia 25-34 tahun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh We Namun, penggunanya justru datang dari kalangan usia
Are Social yang bekerjasama dengan Hootsuite, 35 tahun ke atas dengan waktu pemakaian 83,8 menit
menyebutkan bahwa total populasi Indonesia adalah per orang.
sebesar 265,4 juta jiwa, pada tahun 2018 pengguna Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada
internet telah mencapai setengah dari populasi penduduk pelanggannya, Go-Jek berupaya untuk terus
di Indonesia, yakni sebesar 132,7 juta pengguna. Hal meningkatkan kualitas layanan (service quality) yang
ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan internet di mereka miliki. Kualitas layanan keberadaannya sangat
Indonesia terus meningkat secara drastis. Dari jumlah bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi, dan
itu, pengguna yang melakukan aktivitas internet sumber daya manusia. Dimensi kualitas layanan seperti
via ponsel sama banyaknya, yaitu sebesar 120 juta tangibility, kehandalan, responsiveness, assurance, dan
pengguna di seluruh dunia. empati secara signifikan mempengaruhi kepuasan yang
Salah satu aspek yang mengikuti perkembangan dirasakan oleh pelanggan (Agyapong, 2010).
teknologi informasi adalah bidang transportasi. Kualitas layanan yang diberikan oleh Go-Jek
Teknologi telah mempengaruhi aktivitas di industri dapat digambarkan dalam 4 layanan yaitu: a. Fasilitas
transportasi, seperti misalnya pelayanan transportasi atau fitur adalah alat untuk membedakan produk
berbasis media online yang merupakan salah satu wujud perusahaan dengan pesaing. Go-Jek menyediakan
dari adanya perkembangan teknologi tersebut. Aspek fasilitas yang berbeda dengan para pesaingnya. Fitur
teknologi dalam transportasi yang telah berubah yaitu dalam aplikasi Go-Jek juga memberikan informasi
ditandai dengan adanya aplikasi transportasi online yang jelas bagi pelanggan untuk memilihlayanan apa
yang dapat di akses oleh pelanggan kapanpun dan yang di inginkan oleh pelanggan. Semua langkah
dimanapun mereka berada. Beberapa tahun terakhir ini dalam layanan pemesanan melalui digitalaplikasi
sedang berkembang aplikasi ojek online yang berbasis mudah diikuti; b. Dalam hal kualitas Go-Jek selalu
aplikasi yang dapat di akses melalui telepon genggam menempatkan keselamatan konsumensebagai prioritas
atau smartphone, aplikasi ini salah satunya adalah Go- pertama. Pelanggan akan merasa aman dan nyaman
Jek. Kondisi ini merupakan salah satu perkembangan ketika mengambil layanan Transportasi menggunakan
baru bagi bidang transportasi online berbasis teknologi. Go-Jek. Selain itu, Go-Jek Global Positioning System
Go-Jek merupakan perusahaan teknologi dengan (GPS) akurat yang dapat digunakan pelanggan Untuk
misi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan dan memonitor posisi pengemudi; c. Aplikasi digital Go-Jek
mata pencaharian pekerja di berbagai sektor informal mudah digunakan. Go-Jek memberikan fitur produk
di Indonesia. Go-Jek mengedepankan 3 nilai penting, yang jelas. Ketika seorang pelanggan mengakses satu
yaitu: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. Go-Jek layanan yang diperlukan untuk memesan, tidak pernah
kini beroperasi di 50 kota di seluruh Indonesia, dan tumpang tindih dengan layanan lain;d. Merek. Logo,
berencana melakukan ekspansi pasar di lebih banyak nama, dan warna dibuat dominan di aplikasi Go-Jek
kota untuk diikuti di tahun-tahun mendatang. Sebagai sehingga mudah untuk di ingat oleh pelanggan. Selain
penyedia jasa transportasi berbasis online, Go-Jek itu, untuk membuat orang akrab dengan merek ini, kata
menyediakan layanan transportasi menggunakan strategi Go-Jek juga tersedia di jaket para driver dan helm juga.
pemasaran digital yang dapat diakses menggunakan Faktor utama yang menyebabkan pelanggan bersedia
smartphone oleh pelanggannya di manapun dan menggunakan aplikasi Go-Jek adalah karena adanya
kapanpun konsumen berada. Kini teknologi transportasi kepuasan yang dirasakan ketika mengakses aplikasi Go-
terasa semakin dekat dengan kita, dan hanya sebatas Jek tersebut. Selain itu, keputusan dari diri pengguna
di genggaman saja. dalam menggunakan aplikasi Go-Jek juga dipengaruhi
Menurut data ComScore per Desember 2017, oleh persepsi nilai yang didapatkan pelanggan atas
tercatat sebanyak 15,73 juta orang menggunakan aplikasi atas informasi, pengetahuan, dan kenyamanan yang
Persepsi Nilai dan Kualitas Layanan ...
79

didapatkan. Persepsi nilai yang didapatkan pelanggan yang mereka miliki ketika menawarkan layanan pada
merupakan hal penting yang akan menjadi pertimbangan pelanggan yang menggunakan aplikasi.
oleh pelanggan dalam menggunakan aplikasi Go-Jek. Tujuan menyediakan layanan berkualitas adalah
Pada dasarnya, pelanggan akan memilih dan menerima untuk memuaskan pelanggan. Mengukur kualitas
dengan baik sebuah layanan yang dapat memberi mereka layanan adalah cara yang lebih baik untuk menentukan
nilai serta manfaat. Semakin pengguna merasa aplikasi apakah layanan tersebut baik atau buruk, dan apakah
Go-Jek bermanfaat dan memiliki nilai, maka semakin pelanggan akan atau puas dengan layanan yang kita
sering intensitas mereka untuk mengaksesnya. berikan. Sebuah peneliti menyebutkan bahwa ada
Dalam hal ini, kualitas layanan, persepsi nilai, tiga komponen penting dari kualitas layanan yang
dan kepuasaan pelanggan, secara tidak langsung akan tercantum dalam studinya. Dalam studi tersebut, kualitas
mempengaruhi CCB dalam penggunaan aplikasi layanan digambarkan terdiri dari tiga elemen, meliputi:
Go-Jek. Cheng, Luo, Yen & Yang dalam studinya a)Fasilitas, proses dan prosedur fisik; b) Perilaku pribadi
menyatakan bahwa CCB dapat mendorong pelanggan pada bagian staf yang melayani, dan; c) Penilaian
bersedia menawarkan produk, memberikan saran profesional pada bagian staf yang melayani tetapi untuk
kepada pelanggan lain, dan memberikan umpan balik mendapatkan layanan berkualitas baik.
kepada perusahaan. CCB terbukti memberikan manfaat Lima perspektif kualitas layanan yang telah
dalam melindungi perusahaan dari permasalahan. diidentifikasi oleh Parasuraman et al. (1988) adalah
Mempertimbangkan hubungan antara kepuasan sebagai berikut: a) Tangibles - koordinasi antara sumber
pelanggan dan CCB cukup logis, mengingat bahwa daya manusia, kenyamanan dan peralatan. b) Empati
kepuasan pelanggan juga dapat berfungsi sebagai - lebih banyak perhatian terhadap hal-hal individual
mediator untuk memperkuat hubungan antara kepuasan dan perhatian tentang pelanggan. c) Responsiveness -
yang dirasakan pelanggan dengan CCB. bagaimana cara mereka untuk menyampaikan keyakinan
Jika perusahaan ingin menjangkau pelanggan, maka dan kepercayaan diri dihadapan konsumen; d)
dibutuhkan adanya layanan. Layanan ini tergantung Reliabilitas - potensi lembaga, organisasi dan karyawan
pada jenis produk yang dijual dan dapat berbeda-beda untuk melaksanakan layanan dengan cara yang benar
dari setiap perusahaan. Layanan dapat didefinisikan dan menjanjikan; e) Ketanggapan - kemauan karyawan
dalam banyak cara, tergantung pada dimana istilah untuk membantu pelanggan saat mereka membutuhkan
tersebut digunakan. Ahli mendefinisikan layanan dan memberikan layanan cepat kepada mereka.
sebagai tindakan atau kinerja yang tidak berwujudyang Nilai yang dirasakan telah mendapatkan perhatian
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain dan tidak yang cukup besar dalam literatur pemasaran jasa
menghasilkan kepemilikan apa pun (Kotler & Keller, (Boksberger & Melsen, 2011). Hal ini dianggap sebagai
2012). dasar fundamental untuk semua aktivitas pemasaran
Secara keseluruhan, layanan juga dapat didefinisikan (Holbrook, 1994: 22). Nilai yang dirasakan secara
sebagai tawaran tidak berwujud oleh satu pihak ke umum didefinisikan sebagai penilaian menyeluruh
pihak lain dengan imbalan uang atau kesenangan. konsumen terhadap kegunaan suatu produk (atau
Kualitas adalah salah satu hal yang dicari konsumen layanan) berdasarkan pada persepsi tentang apa yang
dalam suatu penawaran dan layanan (Solomon, 2009). diterima dan apa yang diberikan (Parasuraman &
Kualitas juga dapat didefinisikan sebagai totalitas Zeithaml, 1988).
fitur dan karakteristik suatu produk atau layanan yang Demikian pula, McDougall dan Levesque
memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan (2000) mendefinisikan nilai yang dirasakan sebagai
yang dinyatakan atau tersirat (Kotler & Keller, 2012). manfaat yang diterima relatif terhadap biaya. Definisi
Kualitas juga terkait dengan nilai penawaran, yang ini mewakili perspektif kegunaan dari nilai yang
dapat menimbulkan kepuasan atau ketidakpuasan pada dirasakan, yang membahas perbedaan antara manfaat
pengguna atau pelanggan. Kualitas layanan dalam yang diterima dan biaya yang diberikan. Youjae et al.
literatur manajemen dan pemasaran adalah sejauh mana (2014) mepersepsi nilai pelanggan terhadap layanan
persepsi pelanggan tentang layanan memenuhi dan atau yang diperoleh terkait dengan harga yang dibayarkan
melebihi harapan mereka sesuai dengan perkembangan terhadap layanan tertentu. Sebagian besar penelitian
yang ada. menilai bahwa nilai yang dirasakan berfokus pada
Dengan demikian kualitas layanan dapat menjadi nilai untuk uang.
cara sebuah organisasi melayani pelanggannya secara Mengikuti definisi ini, nilai yang dirasakan adalah
baik atau buruk. Parasuraman mendefinisikan kualitas perantara dari manfaat yang dirasakan dari layanan
layanan sebagai perbedaan antaraharapan pelanggan oleh pelanggan, dan berdasarkan perbedaan antara
dan persepsi layanan (Parasuraman, 1988). Mereka apa yang mereka berikan dalam hal waktu, usaha, dan
berpendapat bahwa mengukur kualitas layanan sebagai uang, serta apa yang mereka terima dari kinerja layanan
perbedaan antara layanan yang dirasakan dan yang yang diberikan kepada mereka. Nilai yang dirasakan
diharapkan adalah cara yang paling valid dan dapat adalah salah satu yang memiliki banyak faktor penting
membuat perusahaan mengidentifikasi kekurangan apa yang mempengaruhi daya saing organisasi (Ravald
80 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Trevisia Meinar
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Tatik Suryani

dan GroÈnroos, 1996; Parasuraman, 1998). Oleh pelanggan adalah indikator apakah pelanggan akan
karena itu tidak mengherankan untuk bahwa sejumlah kembali ke tempat tersebut atau kepuasan pelanggan
penelitian mengungkapkan adanya hubungan positif adalah merupakan sebuah kriteria yang utama untuk
antara nilai yang dirasakan dan kepuasan pelanggan di menentukan kualitas yang sebenarnya dikirimkan ke
berbagai bidang konteks layanan. Bukti empiris juga pelanggan melalui produk/jasa dan dengan layanan
menunjukkan bahwa nilai yang dirasakan dari sebuah yang menyertainya.
layanan dapat dipengaruhi oleh variabel seperti kualitas Pelanggan terbiasa membeli produk atau layanan
layanan dan emosi konsumen (Deng et al., 2013; Yoon dengan berdasarkan harapan dari pengalaman
et al., 2010). sebelumnya. Dengan kata lain, sebelum mereka membeli
Nilai yang dirasakan sering kali dengan mudah produk atau layanan, pelanggan sudah memiliki tingkat
disamakan dengan kepuasan, namun kedua hal ini harapan tertentu. Kemudian, begitu mereka membeli
sebenarnya berbeda. Nilai yang dirasakan terjadi pada produk atau layanan, mereka membandingkan produk
berbagai tahap proses pembelian, termasuk tahap yang baru dengan produk atau layanan sebelumnya.
prapembelian (Woodruff,1997), sedangkan kepuasan Pada saat ini, konfirmasi atau diskonfirmasi terjadi.
secara universal disepakati sebagai evaluasi pasca Jika pelanggan dapat menerima hasil dibandingkan
pembelian dan pascabayar. Sebagai konsekuensinya, dengan harapannya, konfirmasi akan terjadi. Di sisi
persepsi nilai dapat dihasilkan tanpa produk atau lain, jika pelanggan tidak dapat menerima hasil,
layanan yang dibeli atau digunakan, sementara kepuasan diskonfirmasi akan terjadi. Ada dua jenis diskonfirmasi,
tergantung pada pengalaman memiliki menggunakan yaitu diskonfirmasi positif dan negatif diskonfirmasi.
produk atau layanan. Ketika hasil dari produk atau layanan kurang daripada
Sebagian besar definisi menyatakan nilai yang yang diharapkan pelanggan, diskonfirmasi negatif akan
dirasakan pelanggan sebagai trade-off antara manfaat terjadi. Di sisi lain tangan, ketika pelanggan merasa lebih
dan pengorbanan yang dirasakan oleh pelanggan baik tentang hasilnya daripada harapan, disconfirmation
terhadap layanan perusahaan (Parasuraman, 1988). positif akan terjadi. Singkatnya, kepuasan pelanggan
Manfaat yang dirasakan adalah kombinasi atribut fisik, terjadi dengan konfirmasi atau diskonfirmasi positif
atribut layanan, dan dukungan teknis yang tersedia dari harapan konsumen, dan dari ketidakpuasan terjadi
dalam kaitannya dengan situasi penggunaan tertentu. oleh diskonfirmasi negatif dari harapan konsumen (Van
Persepsi nilai yang dirasakan adalah konstruk yang Tonder et, al. 2018).
dirasakan secara subyektif, misalnya segmen pelanggan Membangun kepuasan telah mendapatkan peran
yang berbeda merasakan nilai yang berbeda di dalam penting dalam literatur pemasaran dan diterima secara
produk yang sama. Selain itu, berbagai anggota dalam luas oleh peneliti sebagai prediktor untuk memperkuat
organisasi pelanggan terlibat dalam proses pembelian variabel perilaku seperti niat pembelian kembali
yang sama namun juga dapat memiliki persepsi yang (repurchase intention), dari mulut ke mulut (WOM),
berbeda. Persepsi nilai yang bersifat relatif terhadap atau kesetiaan (loyalty) (Ravald dan GroÈnroos, 1996;
persaingan dapat memberikan trade-off yang lebih baik Liljander dan Strandvik, 1995). Penelitian kepuasan
antara manfaat dan pengorbanan dalam suatu produk pelanggan terutama dipengaruhi oleh diskonfirmasi
atau layanan. Penawaran yang lebih baik nilainya paradigma (Parasuraman et al., 1988). Paradigma ini
lebih unggul daripada sekedar kompetisi, hal ini akan menyatakan bahwa perasaan kepuasan pelanggan adalah
membantu perusahaan untuk menciptakan keunggulan hasil dari proses perbandingan antara kinerja yang
kompetitif yang berkelanjutan. dirasakan dan satu atau lebih standar perbandingan,
Tujuan utama organisasi adalah untuk seperti harapan. Pelanggan puas ketika dia merasa bahwa
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan produk itu kinerjanya sama dengan apa yang diharapkan
biaya. Maksimalisasi keuntungan bisa dicapai melalui (mengkonfirmasikan). Jika produk tersebut kinerjanya
peningkatan penjualan dengan biaya yang lebih rendah. melebihi harapan, pelanggan sangat puas (positive
Salah satu faktor yang dapat membantu meningkatkan disconfirming), jika tetap di bawah harapan, pelanggan
penjualan adalah kepuasan pelanggan. Kepuasan akan merasa tidak puas (negative disconfirming)
akan selalu mengarah pada rekomendasi, kesetiaan Sebagian besar peneliti sepakat pada paradigma
pelanggan, dan pembelian ulang (repurchase). diskonfirmasi, sifat kepuasan tetap tidak jelas. Di
Secara garis besar Kepuasan konsumen satu sisi, kepuasan jelas muncul dari proses kognitif
dikonseptualisasikan sebagai emosional atau membandingkan kinerja yang dirasakan terhadap
respon kognitif manusia (Joan & Joseph, 2000). beberapa standar perbandingan. Di sisi lain, perasaan
Kepuasan pelanggan adalah faktor paling penting puas dasarnya mewakili keadaan pikiran yang afektif.
yang mempengaruhi manajemen layanan. Kepuasan Akibatnya, beberapa skala kepuasan menyentuh dimensi
pelanggan dapat berupa pembelian berulang (repurchase) kognitif dari kepuasan, sementara yang lain menangkap
dan rekomendasi dari mulut ke mulut (WOM), sifat afektifnya. Sejauh mana skala kepuasan berfokus
maka kepuasan pelanggan dianggap penting untuk pada dimensi kognitif atau afektif, bagaimanapun,
semua bisnis. Menurut Dube et al. (1994), kepuasan harus memiliki dampak baik dari pendahulunya yang
Persepsi Nilai dan Kualitas Layanan ...
81

mempengaruhi kepuasan dan konsekuensinya dipupuk dengan teman dan keluarga di mana konsumen
oleh kepuasan. Keputusan yang jelas tentang sifat dasar mendukung perusahaan jasa dan mungkin termasuk
konstruk kepuasan dibutuhkan (Eggert & Ulaga 2002). memberikan komentar positif tentang perusahaan, serta
Eugene (1994) menyebutkan beberapa manfaat memberikan rekomendasi layanan dan dorongan untuk
utama dari kepuasan pelanggan yang tinggi bagi menggunakannya. Perilaku sukarela yang ditampilkan
perusahaan. Secara umum, kepuasan pelanggan yang melalui kata-dari-mulut positif dapat menghasilkan
tinggi harus menunjukkan peningkatan loyalitas untuk sejumlah manfaat bagi perusahaan, termasuk citra
pelanggan saat ini, dan reputasi yang ditingkatkan untuk positif dan basis pelanggan yang diperluas.
perusahaan. Meningkatnya loyalitas pelanggan saat ini Perilaku membantu konsumen adalah hal yang
berarti lebih banyak pelanggan yang akan melakukan sebagian besar telah diabaikan dalam riset pemasaran.
pembelian kembali di masa depan. Tampaknya beberapa konsumen berpendapat bahwa
Konsep Customer Citizenship Behavior (CCB) itu adalah tanggung jawab mereka untuk membantu
didasarkan pada teori pertukaran sosial. Menurut teori konsumen lain (Chelminski & Coulter 2011). Ada
ini, orang-orang berpartisipasi dalam serangkaian juga persepsi bahwa konsumen membantu satu
interaksi interdependen yang mengarah pada kewajiban sama lain karena itu bermanfaat. Dengan demikian,
di antara para pihak pertukaran. Orang-orang yang beberapa konsumen menikmati terlibat aktif dalam
telah merasakan manfaat dari pihak tertentu mungkin membantu konsumen dan berbagi informasi belanja
merasa berkewajiban untuk membalas budi pada pihak mereka sendiri dengan konsumen lain. Konsumen
tersebut (Cropanzano, 2012). dapat membantu konsumen lain agar memungkinkan
Menerapkan teori pada lingkungan bisnis jasa mereka memiliki pengalaman positif yang sama di pasar
dapat berarti bahwa pelanggan yang mengalami konsumen (Chelminski & Coulter 2011). Umumnya,
pengalaman positif akan membalas budi, tanpa biaya konsumen dapat menerima bantuan dari sesama
tambahan, dengan menampilkan CCB. Menurut Bove konsumen dalam mencari produk, memperbaikinya,
et al. (2009), CCB termasuk tindakan seperti perilaku atau menggunakannya dengan benar.
positif dari mulut ke mulut (komunikasi informal yang Teori pertukaran sosial menunjukkan bahwa
menguntungkan tentang aspek organisasi), hubungan pengalaman pelanggan yang positif kemungkinan besar
afiliasi (menggunakan tampilan yang nyata atau barang- akan memotivasi pelanggan untuk membalas budi
barang pribadi untuk mengkomunikasikan hubungan dengan terlibat dalam perilaku sukarela (Bettencourt,
dengan organisasi), saran untuk layanan perbaikan (tidak 1997). Selain itu, individu cenderung untuk terlibat
terkait dengan contoh konsumsi spesifik), pemolisian dalam CCB (Lawler, 2001) ketika terjadi pertukaran
pelanggan (memastikan perilaku yang sesuai), perilaku sosial yang sukses. Seseorang yang mempersepsikan
menyuarakan (mengkomunikasikan kegagalan layanan pengalaman merasakan kualitas tinggi terhadap suatu
kepada organisasi untuk perbaikan), bersikap fleksibel jasa, dalam suatu hubungan pelanggan kemungkinan
(kesediaan untuk beradaptasi dengan situasi), tindakan akan membalas dan bertindak secara kooperatif
pelayanan yang baik (amal), fasilitasi dan mengambil Bettencourt (1997).
bagian dalam kegiatan organisasi (seperti penelitian Tingkat pengalaman pelanggan tehadap kualitas
atau kegiatan bersponsor lainnya). layanan yang lebih tinggi atau lebih rendah diharapkan
Dalam studi komprehensif lainnya tentang subjek, dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan CCB.
kemudian mengembangkan dan memvalidasi hal- Menurut literatur sebelumnya, menunjukkan bahwa
hal berikut sebagai dimensi-dimensi penting CCB, kualitas layanan dari pengalaman pelanggan memiliki
seperti: umpan balik kepada perusahaan, menganjurkan pengaruh positif pada CCB.
manfaat layanan kepada pelanggan lain, membantu Beberapa studi empiris telah meneliti fakta yang
pelanggan lain dengan layanan dan toleran dengan mempengaruhi CCB. Menurut Youjae (2014), nilai
tingkat pemberian layanan. Dari berbagai dimensi yang yang dirasakan pelanggan dianggap sebagai salah satu
diidentifikasi, jelas bahwa CCB terkait dengan perilaku fakta yang berpengaruh paling signifikan terhadap CCB.
pelanggan dan peran-positif yang akan berkontribusi Nilai yang dirasakan oleh pelanggan menangkap nilai
pada organisasi menjadi lebih berhasil (Gilde et al. keseluruhan atau manfaat yang diterima pelanggan
2011). dari terlibat dalam proses pemberian layanan. Semakin
Menurut Van Tonder et, al. (2018), ada dua dimensi banyak pelanggan yang terlibat dalam CCB, semakin
CCB yang dianggap dapat mewakili bentuk CCB yang banyak nilai yang akan mereka terima dan rasakan (Yi
relevan dalam lingkungan internet dan dapat membantu & Gong, 2013).
mengatasi masalah adopsi lambat yang dialami dalam Sementara pelanggan yang menunjukkan CCB
industri elektronik. melibatkan lebih banyak interaksi antara pelanggan ke
Advokasi konsumen terkait dengan perilaku pelanggan, hal itu diharapkan dapat berkontribusi untuk
pembelaan konsumen tetapi masih merupakan bagian menciptakan nilai yang lebih baik dalam lingkungan
dari dalam dirinya sendiri (Chelminski & Coulter 2011: layanan. Oleh karena itu, pelanggan akan mengalami
362). Permasalahan advokasi meliputi percakapan nilai yang dirasakan lebih besar sejauh perilaku tersebut
82 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Trevisia Meinar
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Tatik Suryani

dilakukan. Misalnya, pelanggan yang telah dibantu persepsi nilai pelanggan memiliki dampak langsung
oleh pelanggan lain dapat mengambil manfaat dari pada seberapa puas pelanggan dengan perusahaan jasa.
perilaku membantu tersebut dan menerima nilai layanan Dalam penelitian Jamshidi et, al. (2018), ditemukan
yang lebih besar. Dalam penelitian Lengnick-Hall et bahwa konstruk persepsi nilai secara signifikan dan
al. (2000) juga menemukan pengaruh yang signifikan positif mempengaruhi kepuasan pelanggan, dan hal ini
dan positif dari CCB terhadap manfaat yang diterima dapat memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan. dari pelanggan. Selain itu, persepsi nilai memainkan
Menurut Tam (2000), ada hubungan erat antara peran penting dalam menentukan kepuasan pelanggan.
kualitas layanan dan kepuasan pelanggan. Kualitas Dengan menetapkan peran dari nilai yang dirasakan,
layanan dianggap sebagai faktor penting dalam keputusan yang dirancang untuk meningkatkan kepuasan
meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan, pelanggan akan dianggap lebih efektif (McDougall, et
pentingnya kualitas layanan telah dipelajari oleh al. 2000).
akademisi dan praktisi. Beberapa peneliti berpendapat bahwa kepuasan
Kualitas layanan telah diakui berperan penting dalam pelanggan dapat mempengaruhi CCB (Anaza & Zhao
meningkatkan laba perusahaan karena terkait langsung 2013). Hubungan antara kepuasan pelanggan dan CCB
untuk kepuasan pelanggan, dan kesetiaan pelanggan yang dihasilkan dapat dijelaskan oleh teori pertukaran
(Baker & Crompton, 2000; Leal & Pereira, 2003; sosial. Pelanggan yang puas dengan perusahaan
Zeithaml & Bitner, 2000). Bahkan, banyak peneliti telah cenderung percaya bahwa perusahaan telah memenuhi
mempelajari bagaimana cara melakukan pengukuran kewajiban kontraktualnya untuk memberikan layanan
kualitas layanan. Yang paling terkenal instrumen untuk prima terhadap pelanggan. Dengan demikian, pelanggan
mengukur kualitas layanan adalah SERVQUAL, yang mungkin ingin membalas budi dengan terlibat dalam
diperkenalkan oleh Parasuraman et al. (1988). Sejak perilaku CCB (Anaza & Zhao, 2013). Hubungan
diperkenalkan, SERVQUAL telah banyak diterapkan positif antara kepuasan pelanggan dan CCB biasanya
di banyak industri untuk mengukur persepsi pelanggan melibatkan rekomendasi pelanggan dan perilaku
terhadap kualitas layanan (Parasuraman, Berry, & membantu, juga telah dicatat dalam literatur akademik.
Zeithaml, 1991). Parasuraman et al. (1988) menyarankan Secara khusus, efek dari komitmen afektif pada
bahwa persepsi pelanggan tentang kualitas layanan perilaku CCB dapat dijelaskan oleh ikatan emosional
dapat diukur dengan kesenjangan antara harapan dan yang dirasakan oleh konsumen yang berkomitmen
persepsi pelanggan tingkat kinerja. SERVQUAL terdiri tinggi terhadap perusahaan, dan sejauh mana mereka
dari lima dimensi berbeda dengan 29 pernyataan operasi mengidentifikasi tujuan dan nilai-nilai perusahaan.
spesifik. Dimensinya adalah: assurance (pengetahuan) Pelanggan yang memiliki perasaan keterikatan secara
dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka emosional cenderung khawatir tentang kesejahteraan
untuk menginspirasi kepercayaan dan keyakinan), perusahaan dan akan bersedia membalas usahanya
empati (perhatian yang peduli dan individual yang dengan menampilkan perilaku CCB (Yi & Gong 2013).
diberikan perusahaan kepada pelanggannya), keandalan Penjelasan dari teori diatas ditemukan sejalan
(kemampuan untuk melakukan layanan yang dijanjikan dengan penelitian dari Van Tonder et, al. (2018) bahwa
dengan andal dan akurat), tanggap (keinginan untuk ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara
membantu pelanggan dan memberikan umpan balik). kepuasan pelanggan dengan CCB (Advocacy dan
Teori tersebut sejalan dengan penelitian Helena et Helping). Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa
al (2014) yang menyatakan bahwa terdapat interaksi perilaku sukarela (CCB) mungkin tidak hanya terikat
yang saling berhubungan antara kualitas layanan dengan pada kepuasan saja namun juga dapat dipengaruhi oleh
CCB. Kualitas layanan yang baik akan cenderung untuk keterikatan emosional dan komitmen dari pelanggan.
memunculkan intention to return dan provide feedback. Dari beberapa tinjauan literatur, kepuasan pelanggan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelanggan dipercaya dapat memediasi hubungan antara kualitas
yang menganggap bahwa mereka menerima value layanan dan CCB. Komunikasi WOM positif di
for money akan lebih puas daripada pelanggan yang antara pelanggan adalah perilaku yang menunjukkan
tidak merasa bahwa mereka menerima value for ketertarikan dan loyalitas konsumen kepada perusahaan
money (Parasuraman, 1988). Persepsi nilai juga dapat dan dapat meningkatkan citra perusahaan dan
digunakan oleh konsumen untuk berbagai aspek layanan meningkatkan harapan dan evaluasi kualitas layanan
yang relatif terhadap penawaran kompetitif. Nilai pelanggan. Sehingga semakin puas pelanggan terhadap
yang dirasakan akan didefinisikan sebagai penilaian layanan perusahaan, maka semakin tinggi pula perilaku
keseluruhan konsumen tentang apa yang diterima CCB yang akan ditimbulkan.
terhadap apa yang diberikan. Perilaku CCB pelanggan menekankan efek positif
Hubungan antara persepsi nilai dan kepuasan dari WOM, kerjasama, partisipasi, dan perilaku altruisme
pelanggan atau niat pembelian di masa depan telah lainnya. Dalam melakukannya, ini menggarisbawahi
diperdebatkan dalam berbagai literatur service bagaimana beragam jenis perilaku kewarganegaraan
marketing. Sementara itu, para ahli berpendapat bahwa pelanggan meningkatkan kinerja perusahaan dan
Persepsi Nilai dan Kualitas Layanan ...
83

menguntungkan pelanggan lainnya, hal ini juga diskriminan untuk konstruk reflektif, yaitu (1) loading
menawarkan contoh mengapa dan bagaimana pelanggan factor atau muatan faktor harus di atas 0,7 dan (2)
dapat menjadi sumber kompetensi yang penting bagi nilai p signifikan (p < 0,005). Sementara itu, menurut
perusahaan.Kerja sama pelanggan, partisipasi, dan Solimun, dkk. (2017:115), muatan faktor lebih besar
perilaku altruisme juga dapat membantu mengurangi atau sama dengan 0,5 hingga 0,6 dianggap cukup
biaya perusahaan, mempertahankan atau meningkatkan sebagai kriteria terpenuhinya validitas konvergen.
kualitas layanannya, dan meningkatkan kepuasan Semua variabel tersebut didukung indikator-indikator
pelanggannya (Fowler, 2013). Kerangka pemikiran yang memiliki loading factor > 0,5 dan dengan masing-
ditunjukkan pada Gambar 2. masing dukungan signifikansi (p) < 0,05 sehingga telah
memenuhi syarat validitas konvergen yang baik.
METODE Berdasarkan hasil perhitungan untuk uji validitas
konvergen, didapatkan nilai variabel Kualitas layanan
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pengguna memiliki loading factor antara 0,726 sampai dengan
aplikasi Go-Jek Indonesia sebanyak lima puluh juta 0,814 dengan masing-masing dukungan signifikansi (p)
orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh < 0,001 sehingga kualitas layanan memiliki validitas
pengguna aplikasi Go-Jek di Surabaya, sedangkan teknik yang baik. Variabel Persepsi nilai memiliki loading
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan factor antara 0,736 sampai dengan 0,786 dengan
non probabilitas (non-probability sampling method/ masing-masing dukungan signifikansi (p) < 0,001
non-randomly sampling). Dalam penelitian ini untuk sehingga persepsi nilai memiliki validitas yang baik.
kebutuhan penelitian ditetapkan sampel sebesar 200 Variabel Kepuasan pelanggan memiliki loading factor
sampel. Adapun penarikan sampel non probabilitas antara 0,680 sampai dengan 0,802 dengan masing-
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara judgment masing dukungan signifikansi (p) < 0,001 sehingga
sampling yaitu peneliti menggunakan pertimbangan kepuasan pelanggan memiliki validitas yang baik.
berdasarkan kriteria tertentu agar telah benar-benar Variabel Customer Citizenship Behavior (CCB)
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh memiliki loading factor antara 0,734 sampai dengan
peneliti. Anggota populasi dipilih oleh peneliti sendiri 0,832 dengan masing-masing dukungan signifikansi
sehingga tidak ada populasi lain untuk menjadi sampel (p) < 0,001 sehingga Customer Citizenship Behavior
diluar pertimbangan peneliti. Calon responden harus (CCB) memiliki validitas yang baik.
memiliki kriteria tertentu sesuai keinginan peneliti, Kriteria validitas diskriminan yaitu nilai loading
adapun sampel dalam penelitian ini harus berusia factor indikator terhadap konstruk harus lebih besar
minima 18 tahun,telah menggunakan aplikasi Go-Jek dibandingkan nilai loading factor indikator kepada
minimal 1 bulan lamanya, dan bertempat tinggal di konstruk lainnya (Solimun, 2017:115). Berdasarkan
Surabaya. hasil perhitungan program Warp-PLS, diketahui bahwa
elemen indikator KL-1 sampai dengan KL-5 memiliki
HASIL loading factor terbesar pada konstruk laten Kualitas
layanan. Elemen indikator PV-1 sampai dengan PV-5
Analisis data yang digunakan adalah Warp-PLS memiliki loading factor terbesar pada konstruk laten
versi 6.0. Analisis data dengan PLS dilakukan dengan persepsi nilai. Elemen indikator KP-1 sampai dengan
menilai outer model dan inner model. Outer model KP-5 memiliki loading factor terbesar pada konstruk
dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas model. laten Kepuasan pelanggan. Terakhir, elemen indikator
Sedangkan inner model bertujuan untuk memprediksi CCB1 sampai dengan CCB8 memiliki loading factor
hubungan antar variabel laten, dan melihat uji pengaruh terbesar pada konstruk laten Customer Citizenship
dengan melihat nilai T-statistic. Behavior (CCB). Dengan demikian, maka setiap
Langkah pertama analisis data dengan program konstruk serta variabel laten yang digunakan pada
Warp-PLS adalah evaluasi outer model, yaitu spesifikasi penelitian ini telah didukung oleh indikator-indikator
atau persyaratan hubungan antara variabel laten dengan yang telah memenuhi kriteria validitas diskriminan
indikatornya yang bersifat reflektif. secara baik.
Uji validitas ini dilakukan untuk menguji suatu Parameter lain yang digunakan untuk melihat
konstruk mempunyai unidimensionalitas atau validitas konvergen adalah dengan melihat nilai Average
apakah indikator-indikator yang digunakan dapat Variance Extracted (AVE). Disarankan nilai AVE harus
mengkonfirmasi sebuah konstruk atau variabel. > 0,50. Nilai AVE yang didapat dari output model
Output dari program WarpPLS yaitu loading factors adalah sebagai berikut:
dan cross loadings digunakan untuk menunjukkan Berdasarkan Tabel 1, AVE pada variabel laten
hasil pengujian validitas konvergen dari instrumen kualitas layanan sebesar 0,613 (> 0,5), Persepsi nilai
pengukuran. Menurut Boksberger, et, al. (2011) sebesar 0,588 (> 0,5), Kepuasan pelanggan sebesar
terdapat dua kriteria untuk menilai apakah outer model 0,563 (> 0,5), dan CCB sebesar 0,635 (> 0,5). Hasil
memenuhi syarat validitas konvergen dan validitas tersebut memperlihatkan bahwa nilai AVE masing-
84 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Trevisia Meinar
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Tatik Suryani

masing indikator sudah memenuhi kriteria dengan syarat nilai R-Square > 0. (Ghozali dan Hengky,
nilai AVE sebesar > 0.5 bedasarkan hasil perhitungan 2012:82). Kepuasan pelanggan memiliki Q-Square
statistk yang telah dilakukan. sebesar 0,345 dan CCB sebesar 0,238 yang berarti
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji reliabilitas semua variabel telah memenuhi syarat nilai Q-Square
suatu konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk > 0 sehingga telah memenuhi Goodness of Fit yang
membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan baik. Nilai 0,345 pada Q2 menunjukkan bahwa model
instrument dalam mengukur konstruk (Ghozali, kuat, sedangkan nilai 0,238 menunjukkan bahwa model
2012:79). moderate (Ghozali dan Hengky, 2012:84).
Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Berdasarkan hasil klasifikasi koefisien jalur pada
composite reliability dan Cronbach’s Alpha. Nilai Tabel 5, tampak bahwa jalur-jalur yang membentuk
composite reliability dianggap baik jika nilainya > hipotesis penelitian ini telah terlihat besaran dan tingkat
0,70 dan Cronbach’s Alpha disarankan di atas 0,60. signifikansinya. Pengaruh antar variabel berdasarkan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 2, tampak analisis SEM dengan Warp-PLS tersebut bila dirinci
bahwa kualitas layanan memiliki reliabilitas sebesar sebagai berikut: (1) Kualitas layanan berpengaruh
0,888, persepsi nilai memiliki reliabilitas sebesar 0,877, langsung sebesar 0,404 terhadap CCB. Pengaruh
kepuasan pelanggan memiliki reliabilitas sebesar 0,865, langsung yang positif ini signifikan karena dukungan
serta Customer Citizenship Behavior (CCB) memiliki p value sebesar 0,022 nilainya lebih kecil daripada
reliabilitas sebesar 0,933. Berdasarkan nilai Composite 0,05. (2) Persepsi nilai berpengaruh langsung sebesar
Reliability, masing-masing variabel telah memenuhi 0,074 terhadap CCB. Pengaruh langsung yang positif ini
kriteria reliability yang baik. (> 0,7). Selanjutnya, tidak signifikan karena p value sebesar 0,145 nilainya
besarnya hasil perhitungan Cronbach Alpha (CA) lebih besar dari 0,05. (3) Kualitas layanan berpengaruh
dimana α pada Kualitas layanan sebesar 0,842, α pada langsung sebesar 0,404 terhadap kepuasan pelanggan.
Persepsi nilai sebesar 0,804, α pada Kepuasan pelanggan Pengaruh langsung yang positif ini signifikan karena
sebesar 0,918, α pada Customer Citizenship Behavior dukungan. (4) p value sebesar <0,001 nilainya lebih
(CCB) sebesar 0,914 menurut hasil perhitungan statistik kecil dari 0,05. (5) Persepsi nilai berpengaruh langsung
pada penelitian ini. sebesar 0,346 terhadap kepuasan pelanggan. Pengaruh
Sebelum dilakukan interpretasi terhadap positif ini signifikan karena p value sebesar <0,001
hasil pengujian hipotesis, maka model seharusnya nilainya lebih kecil dari 0,05. (6) Kepuasan pelanggan
memiliki Goodness of Fit yang baik. Setelah evaluasi berpengaruh langsung sebesar 0,371 terhadap CCB.
ini memenuhi persyaratan yang baik, maka langkah Pengaruh positif ini signifikan karena p value sebesar
analisis data dilakukan dengan melakukan evaluasi <0,001 yang nilainya lebih kecil dari 0,05.
atas pembuktian hipotesis penelitian. Pengaruh tidak langsung dapat dimunculkan
Output umum dari program WarpPLS memberikan dengan melakukan evaluasi pada hasil perhitungan
hasil model fit indices dan P values menampilkan hasil WarpPLS dan menghitungnya ke dalam perhitungan
tiga indikator fit yaitu average path coefficient (PC), VAF (Variance Accounted For). VAF merupakan ukuran
Average R-Squared (ARS), dan Average variance seberapa besar variabel pemediasi mampu menyerap
inflation factor (AVIF). pengaruh langsung dari model tanpa pemediasi.
Hasil output pada Tabel 3 menunjukkan bahwa Hasil perhitungan VAF pada model mediasi ke-1
kriteria Goodness Of Fit pada model persamaan sebesar 35,61% (VAF berada pada rentang (20% <
struktural telah memenuhi kriteria. Nilai P value untuk VAF < 80%), artinya kepuasan konsumen memiliki
Average Path Coefficient (APC) adalah 0,005 (< 0,05) peran mediasi secara parsial dalam pengaruh kualitas
yang berarti terdapat perbedaan pada tanda koefisien layanan terhadap CCB. Hasil perhitungan VAF pada
jalur. ARS dan AARS didukung dengan nilai signifikan model mediasi ke-2 sebesar 38,16% (VAF berada pada
(< 0,05) yang artinya kontribusi variabel-variabel laten rentang (20% < VAF < 80%), artinya kualitas layanan
yang satu bernilai signifikan dalam perubahan variabel memiliki peran mediasi secara parsial dalam pengaruh
laten lainnya. Sementara itu, AVIF sebesar 1,200 (< persepsi nilai terhadap CCB (Tabel 6).
3,3) yang menunjukkan bahwa model telah bebas dari
gejala multikolinieritas. PEMBAHASAN
Tabel 4 menunjukkan variabel laten kepuasan
pelanggan memiliki R-Square sebesar 0344 yang artinya Hasil analisis data memperlihatkan bahwa kualitas
bahwa pengaruh kualitas layanan dan persepsi nilai dapat layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
memprediksi 34,4% dari kepuasan pelanggan. Nilai Customer Citizenship Behavior (CCB). Artinya,
R-Square dari variabel CCB sebesar 0,235 berdasarkan peningkatan Kualitas Layanan akan memberi pengaruh
hasil perhitungan. Nilai ini juga menunjukkan bahwa positif dan signifikan terhadap peningkatan Customer
pengaruh kualitas layanan, persepsi nilai, dan kepuasan Citizenship Behavior (CCB). Hasil penelitian ini
pelanggan dapat memprediksi 23,5% dari CCB. Besaran sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
yang didapat pada nilai R-Square ini telah memenuhi oleh Helena et, al. (2014) dan Anaza & Zhao (2013).
Persepsi Nilai dan Kualitas Layanan ...
85

Parasuraman mendefinisikan kualitas layanan biaya, maka pertimbangan mahal atau murah suatu
sebagai perbedaan antara harapan pelanggan dan layanan adalah hal yang menimbulkan Persepsi Nilai
persepsi layanan (Parasuraman, 1988). Kualitas di mata pelanggan. Pelanggan bersedia menggunakan
layanan yang baik menandakan bahwa harapan-harapan kembali bilamana layanan dipersepsikan murah, dan
pelanggan telah terpenuhi satu per satu. Harapan-harapan demikian pula sebaliknya. Persepsi Nilai berkaitan
yang terpenuhi menjadikan pelanggan berperilaku hanya dengan uang dan tidak berkaitan dengan perilaku
sebagaimana yang seharusnya, yaitu pelanggan merasa yang dihasilkan yaitu CCB kepada perusahaan Go-Jek.
mendapatkan sesuatu yang berharga dari layanan Hasil analisis data memperlihatkan bahwa kualitas
perusahaan. layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Menurut teori pertukaran sosial, para pelanggan akan kepuasan pelanggan. Artinya, peningkatan kualitas
berpartisipasi dalam serangkaian interaksi interdependen layanan akan memberi pengaruh positif dan signifikan
yang mengarah pada kewajiban di antara para pihak terhadap peningkatan kepuasan pelanggan. Hasil
pertukaran. Orang-orang yang telah merasakan manfaat penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah
dari pihak tertentu mungkin merasa berkewajiban untuk dilakukan oleh Ishmael Mensah, Rebecca Dei Mensah
membalas budi pada pihak tersebut (Cropanzano, 2012). (2018); Robin Nunkoo, Viraiyan Teeroovengadum,
Dengan kata lain, pelanggan yang telah merasakan Peta Thomas, Llewellyn Leonar (2017); dan Mohamad
pelayanan yang baik dan terus meningkat dari layanan Dimyati (2015).
Go-Jek akan menunjukkan perilaku dengan tanda-tanda Kualitas layanan menggambarkan suatu upaya yang
positif. Pelanggan akan membela kepentingan atau nama dilakukan oleh perusahaan Go-Jek dalam melayani
baik Go-Jek bilamana terdapat ancaman negatif yang konsumennya. Kualitas adalah salah satu hal yang
mengganggu citra Go-Jek. Pelanggan juga akan secara dicari konsumen dalam suatu penawaran dan layanan
sukarela, tanpa imbalan apa pun dari perusahaan, akan (Solomon, 2009). Dengan demikian kualitas layanan
merekomendasikan layanan Go-Jek kepada saudara, dapat menjadi cara sebuah organisasi melayani
teman, ataupun kenalannya. Artinya, peningkatan pelanggannya secara baik atau buruk. Parasuraman
kualitas layanan akan mendorong peningkatan pula mendefinisikan kualitas layanan sebagai perbedaan antara
di Customer Citizenship Behavior (CCB). harapan pelanggan dan persepsi layanan (Parasuraman,
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa Persepsi 1988). Peningkatan kualitas layanan artinya peningkatan
Nilai berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap terpenuhinya harapan pelanggan terhadap layanan yang
Customer Citizenship Behavior (CCB). Artinya, diberikan oleh Go-Jek dan hal tersebut merujuk kepada
perubahan Persepsi Nilai relatif tidak akan memberi pencapaian kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan
pengaruh terhadap peningkatan atau penurunan adalah faktor paling penting yang mempengaruhi
Customer Citizenship Behavior (CCB). Hasil penelitian manajemen layanan. Kepuasan pelanggan dapat berupa
ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan pembelian berulang (repurchase) dan rekomendasi dari
oleh Helena Nguyen, Markus Groth, Gianfranco Walsh, mulut ke mulut (WOM), maka kepuasan pelanggan
Thorsten Hennig-Thurau (2014). Pengaruh ini bahkan dianggap penting untuk semua bisnis. Menurut Dube
berbalik arah dengan hasil penelitian Chiu et, al. (2017) et, al. (1994), kepuasan pelanggan adalah indikator
karena pada penelitian tersebut Customer Citizenship apakah pelanggan akan kembali ke tempat tersebut
Behavior (CCB) yang memberi pengaruh kepada atau kepuasan pelanggan adalah merupakan sebuah
Persepsi Nilai. kriteria yang utama untuk menentukan kualitas yang
Persepsi Nilai didefinisikan sebagai penilaian sebenarnya dikirimkan ke pelanggan melalui produk/
menyeluruh konsumen terhadap kegunaan suatu produk jasa dan dengan layanan yang menyertainya. Dengan
(atau layanan) berdasarkan pada persepsi tentang apa kata lain, peningkatan kualitas layanan memberi dampak
yang diterima dan apa yang diberikan (Parasuraman pada peningkatan kepuasan pelanggan.
& Zeithaml, 1988). Pelanggan akan menghitung dan Hasil analisis data memperlihatkan bahwa persepsi
membandingkan antara apa yang dibayarkan dengan nilai berpengaruh positif dan signifikan terhadap
apa yang dirasakan dari pelayanan Go-Jek. Evaluasi kepuasan pelanggan. Artinya, peningkatan persepsi nilai
baik akan menyebabkan peningkatan Persepsi Nilai, akan memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap
dan sebaliknya evaluasi kurang baik akan menurunkan peningkatan kepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini
Persepsi Nilai. Nilai yang dirasakan adalah perantara sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
dari manfaat yang dirasakan dari layanan oleh oleh Robin et, al. (2017) dan Chiu et, al. (2017).
pelanggan, dan berdasarkan perbedaan antara apa yang Persepsi nilai secara umum didefinisikan sebagai
mereka berikan dalam hal waktu, usaha, dan uang, penilaian menyeluruh konsumen terhadap kegunaan
serta apa yang mereka terima dari kinerja layanan suatu produk (atau layanan) berdasarkan pada persepsi
yang diberikan kepada pelanggan. Demikian pula, tentang apa yang diterima dan apa yang diberikan
McDougall dan Levesque (2000) mendefinisikan nilai (Parasuraman & Zeithaml, 1988). Persepsi nilai adalah
yang dirasakan sebagai manfaat yang diterima relatif perantara dari manfaat yang dirasakan dari layanan
terhadap biaya. Karena fokusnya semata-mata kepada oleh pelanggan, dan berdasarkan perbedaan antara
86 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Trevisia Meinar
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Tatik Suryani

apa yang mereka berikan dalam hal waktu, usaha, kepuasan pelanggan memediasi secara parsial pada
dan uang, serta apa yang mereka terima dari kinerja hubungan persepsi nilai dengan CCB. Hal ini didukung
layanan yang diberikan kepada mereka. Persepsi nilai dengan temuan sebelumnya dimana secara langsung
adalah salah satu yang memiliki banyak faktor penting persepsi nilai tidak berpengaruh signifikan terhadap
yang mempengaruhi daya saing organisasi (Ravald CCB, tetapi pengaruh tersebut kemudian ditambahkan
dan GroÈnroos, 1996; Parasuraman, 1997). Menurut oleh pengaruh kualitas layanan yang secara langsung
Woodruff (1997), Persepsi Nilai sering kali dengan memberi pengaruh signifikan terhadap CCB.
mudah disamakan dengan kepuasan, namun kedua hal
ini sebenarnya berbeda. Nilai yang dirasakan terjadi KESIMPULAN
pada berbagai tahap proses pembelian, termasuk tahap
prapembelian, sedangkan kepuasan secara universal Kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan
disepakati sebagai evaluasi pasca pembelian dan terhadap Customer Citizenship Behavior (CCB).
pascabayar. Ketika persepsi nilai meningkat pada tahap Artinya, peningkatan kualitas layanan akan memberi
pra-pembelian, maka pelanggan merasakan bahwa pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan
harapan-harapan yang ditanamnya kepada produk Go- CCB. Persepsi nilai berpengaruh positif tetapi tidak
Jek meningkat. Oleh karena itu, peningkatan persepsi signifikan terhadap CCB. Artinya, perubahan persepsi
nilai akan menyebabkan kepuasan pelanggan layanan nilai relatif tidak akan memberi pengaruh terhadap
Go-Jek. peningkatan atau penurunan CCB. Kualitas layanan
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelanggan. Artinya, peningkatan kualitas layanan akan
CCB. Artinya, peningkatan kepuasan pelanggan akan memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap
memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kepuasan pelanggan.
peningkatan CCB. Hasil penelitian ini sejalan dengan Persepsi nilai berpengaruh positif dan signifikan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Van Tonder terhadap kepuasan pelanggan. Artinya, peningkatan
et, al. (2018) dan Anaza & Zhao (2013). persepsi nilai akan memberi pengaruh positif dan
Kepuasan pelanggan adalah faktor paling penting signifikan terhadap peningkatan kepuasan pelanggan.
yang mempengaruhi manajemen layanan. Kepuasan Kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan
pelanggan dapat berupa pembelian berulang (repurchase) terhadap CCB. Artinya, peningkatan kepuasan pelanggan
dan rekomendasi dari mulut ke mulut (WOM), akan memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap
maka kepuasan pelanggan dianggap penting untuk peningkatan CCB. Kepuasan pelanggan memiliki
semua bisnis. Menurut Dube et al. (1994), kepuasan peran mediasi sebesar 35,61% pada hubungan kualitas
pelanggan adalah indikator apakah pelanggan akan layanan dengan CCB. Dengan kata lain, kepuasan
kembali ke tempat tersebut atau kepuasan pelanggan pelanggan memediasi secara parsial pada hubungan
adalah merupakan sebuah kriteria yang utama untuk kualitas layanan dengan CCB. Kepuasan pelanggan
menentukan kualitas yang sebenarnya dikirimkan ke memiliki peran mediasi sebesar 38,16% pada hubungan
pelanggan melalui produk/jasa dan dengan layanan yang persepsi nilai dengan CCB. Dengan kata lain, kepuasan
menyertainya. Peningkatan dalam kepuasan pelanggan pelanggan memediasi secara parsial pada hubungan
akan menyebabkan secara sukarela berperilaku positif persepsi nilai dengan CCB.
untuk kepentingan perusahaan Go-Jek. Pelanggan
akan secara sukarela membela kepentingan Go- DAFTAR PUSTAKA
Jek, mempromosikan Go-Jek dan membicarakan
hal-hal positif mengenai Go-Jek. Dengan kata lain, Agyapong, D., 2010. Micro, small and medium
meningkatnya kepuasan pelanggan akan secara otomatis enterprises’ activities, income level and poverty
meningkatkan CCB. reduction in ghana-A synthesis of related literature.
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa kepuasan International Journal of Business and Management,
pelanggan memiliki peran mediasi sebesar 35,61% pada 5(12), p.196.
hubungan kualitas layanan dengan CCB. Dengan kata Anaza, N. and Zhao, J., 2013. Encounter-based
lain, kepuasan pelanggan memediasi secara parsial antecedents of e-customer citizenship behaviors.
pada hubungan kualitas layanan dengan CCB. Hal ini Journal of Services Marketing, 27(2), pp.130-140.
didukung dengan temuan sebelumnya dimana secara Baker, D.A. and Crompton, J.L., 2000. Quality,
langsung kualitas layanan berpengaruh signifikan satisfaction and behavioral intentions. Annals of
terhadap CCB. Pengaruh tersebut kemudian diperkuat tourism research, 27(3), pp.785-804.
oleh pengaruh kualitas layanan yang secara langsung Bettencourt, L.A., 1997. Customer voluntary
memberi pengaruh signifikan terhadap CCB. performance: Customers as partners in service
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa kepuasan delivery. Journal of retailing, 73(3), pp.383-406.
pelanggan memiliki peran mediasi sebesar 38,16% pada Boksberger, Philipp E., and Lisa Melsen. 2011. Perceived
hubungan persepsi nilai dengan CCB. Dengan kata lain, Value: A Critical Examination of Definitions,
Persepsi Nilai dan Kualitas Layanan ...
87

Concepts and Measures for The Service Industry. Mohammadian, M., 2018. Mobile banking behavior
Journal of Services Marketing, Vol 25, No. 3, pp: and flow experience: An integration of utilitarian
229-240 features, hedonic features and trust. International
Bove, L. L., Pervan, S. J., Beatty, S. E & Shiu, E. 2009. Journal of Social Economics, 45(1), pp.57-81.
Service Worker Role in Encouraging Customer Joan, Giese, L & Joseph, A, Cote. 2000. Defining
Organizational Citizenship Behaviors. Journal of Customer Satisfaction. Vol 2000.
Business Research. Vol. 62, No. 7, pp: 698–705. Kotler, Philip,Kevin Lane Keller. 2012. Manajemen
Chelminski, P. and Coulter, R.A., 2011. An examination Pemasaran. Alih bahasa: Bob Sabran. Jakarta: PT
of consumer advocacy and complaining behavior Indeks.
in the context of service failure. Journal of services Lawler, E.J., 2001. An affect theory of social exchange.
marketing, 25(5), pp.361-370. American Journal of Sociology, 107(2), pp.321-352.
Chiu, W., Shin, S. and Lee, H.W., 2017. Value Leal, R.P.C. and Saito, R., 2003. Finanças corporativas
Co-Creation in Fitness Centers: The Role of no Brasil. RAE eletrônica, 2(2), pp.1-15.
Customer Citizenship Behavior on Perceived Lengnick‐Hall, C.A., Claycomb, V.C. and Inks, L.W.,
Value, Satisfaction, and Repurchase Intention. In 2000. From recipient to contributor: examining
Handbook of Research on Strategic Alliances and customer roles and experienced outcomes. European
Value Co-Creation in the Service Industry (pp. journal of marketing.
415-430). IGI Global. Liljander, V. and Strandvik, T., 1995. The relation
Cropanzano, R., Becker, W.J. and Feldman, J., 2012. The between service quality, satisfaction and intentions.
effect of moods and discrete emotions on negotiator Managing service quality, 1, pp.45-61.
behavior. In The psychology of negotiations in the McDougall, G. H. G., dan Levesque, T. J. 2000.
21st century workplace (pp. 177-216). Routledge. Customer Satisfaction With Services : Putting
Deng, W.J., Yeh, M.L. and Sung, M.L., 2013. A Perceived Value Into The Equation. Journal of
customer satisfaction index model for international Service Marketing. Vol. 14, No. 5.
tourist hotels: Integrating consumption emotions Mensah, I. and Dei Mensah, R., 2018. Effects of Service
into the American Customer Satisfaction Index. Quality and Customer Satisfaction on Repurchase
International Journal of Hospitality Management, Intention in Restaurants on University of Cape
35, pp.133-140. Coast Campus.
Dimyati, M., 2015. The role of customer satisfaction Nguyen, H., Groth, M., Walsh, G. and Hennig‐Thurau,
in mediating marketing communication effect on T., 2014. The impact of service scripts on customer
customer loyalty. Researchers World, 6(4), p.75. citizenship behavior and the moderating role of
Dube, L. & Morgan, M.S. 1994. Trend Effect and employee customer orientation. Psychology &
Gender Differences In Retrospective Judgments Marketing, 31(12), pp.1096-1109.
of Consumtion Emotions. Journal of Consumer Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, and Leonard L.
Research. Pp: 156-162. Berry. 1988. SERVQUAL: A Multiple-Item Scale
Eggert, A., & Ulaga, W. 2002. Customer perceived for Measuring Consumer Perceptions of Service
value: a substitute for satisfaction in business Quality. Journal of Retailing. Vol 64, pp: 12-37
market. Journal of Business & Industrial Marketing, Ravald, A. and Grönroos, C. 1996. The value concept
Vol 17. Iss 2/3, pp: 107–118 and relationship marketing, European Journal of
Eugene, W. Anderson, Claes Fornell, Donald R. Marketing, Vol. 30 No. 2, pp. 19-30.
Lehmann. 1994. Journal of Marketing. Vol. 58, Robin, Nunkoo. Viraiyan, Teeroovengadum. Peta,
No. 3, pp. 53-66. Thomas. Llewellyn, Leonard. 2017. Integrating
Fowler, J.G., 2013. Customer citizenship behavior: an Service Quality As A Second-Order Factor In A
expanded theoretical understanding. International Customer Satisfaction And Loyalty Model. South
Journal of Business and Social Science, 4(5). Africa: International Journal of Contemporary
Ghozali dan Fuad. 2011. Structural Equation Modelling. Hospitality Management.
Semarang : BP UNDIP Solomon, R. Michael. 2009. Customer Behaviour:
Gilde, C., Pace, S., Pervan, S.J. and Strong, C., 2011. A European Perspective. New Jersey: Financial
Examining the boundary conditions of customer Times Prentice Hall.
citizenship behaviour: a focus on consumption Tam, J.L.M. 2000. The effects of service quality,
ritual. Journal of strategic Marketing, 19(7), perceived value and customer satisfaction on
pp.619-631. behavioral intentions, Journal of Hospitality and
Holbrook, M. B. 1994. The nature of customer value: Leisure Marketing, Vol. 6 No. 4, pp. 31-43.
an anthology of services in the consumption Van Tonder, E., Petzer, D.J., Van Vuuren, N. and De
experience. Service Quality: New Directions in Beer, L.T., 2018. Perceived value, relationship
Theory and Practice. Pp: 21-71. quality and positive WOM intention in banking.
Jamshidi, D., Keshavarz, Y., Kazemi, F. and International Journal of Bank Marketing, 36(7),
88 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Trevisia Meinar
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Tatik Suryani

pp.1347-1366. satisfaction and loyalty using a structural approach.


Woodruff, R.B., 1997. Customer value: the next source International Journal of Hospitality Management,
for competitive advantage. Journal of the academy 29(2), pp.335-342.
of marketing science, 25(2), p.139. Youjae, Yi. 2014. Customer Value Creation Behavior.
Yi, Y. and Gong, T. 2013. Customer value co-creation Routledge of Taylor & Francis Group, an informa
behavior: scale development and validation, Journal business.
of Business Research, Vol. 66 No. 9, pp. 1279-1284 Zeithaml, V. A. and Bitner, M.J. 2000. Services
Yoon, Y.S., Lee, J.S. and Lee, C.K., 2010. Measuring Marketing: Integrating Customer Focus Across
festival quality and value affecting visitors’ Firm, 2nd ed. New York: McGraw-Hill

Tabel 1. Uji Validitas Diskriminan Tabel 6. Perhitungan Pengaruh Mediasi


Variabel AVE Nilai Kritis Keterangan Pengaruh antar Mediasi dari Serv_ Mediasi dari
Kualitas layanan 0,613 0,5 Valid Variabel Qual Perc_Val
P13 0,271 0,208
Persepsi nilai 0,588 0,5 Valid
P12 0,404 0,346
Kepuasan pelanggan 0,563 0,5 Valid
P23 0,371 0,371
Customer Citizenship Behavior 0,635 0,5 Valid
P12 P23 0,14988 0,128366
VAF 35,61% 38,16%
Tabel 2. Uji Reliabilitas Pada Variabel Laten
Composite
Cronbach
No Variabel Reliability Keterangan
Alpha
Coefficient
1. Kualitas layanan 0,888 0,842 Reliabel
2. Persepsi nilai 0,877 0,824 Reliabel
3. Kepuasan pelanggan 0,865 0,804 Reliabel
4. Customer Citizenship Behavior 0,933 0,918 Reliabel

Tabel 3. Evaluasi Goodness Of Fit Pada Model Persamaan Struktural


Parameter Koefisien
Average path coefficient = 0,267; P < 0,001
Average R-squared = 0,290; P < 0,001
Average adjusted R-squared = 0,281; P <0,001 (Sumber: ComScore, IlmuOne Data)
Average block VIF = 1,200; acceptable if < = 5; ideally < = 3,3
Gambar 1. Gambaran Pengguna Transportasi Online Hingga
Desember 2017
Tabel 4. Goodness Of Fit Antar Variabel Laten
Nilai R- N i l a i
Variabel Keterangan Kualitas
Square Q-Square
Kualitas layanan Layanan
Kepuasan Customer
Persepsi nilai Citizenship
Kepuasan pelanggan 0,344 0,345 Baik Pelanggan
Behavior
Persepsi
Customer Citizenship Behavior 0,235 0,238 Baik
Nilai

Tabel 5. Pengaruh Persamaan Struktural Gambar 2. Kerangka Pemikiran


Hubungan Loading P Value
SQ => CCB 0,140 0,022
PV => CCB 0,074 0,145
SQ => SATF 0,404 <0,001
PV => SATF 0,346 <0,001
SATF =>CCB 0,371 <0,001

You might also like