You are on page 1of 45

PEMBIAYAAN KESEHATAN

dr. Ratnawati, M.Kes


Sasaran Belajar
Mahasiswa mampu memahami tentang:
1. Pengertian pembiayaan kesehatan
2. Sumber dana pembiayaan kesehatan.
3. Alokasi (peruntukan dana) pembiayaan
kesehatan.
4. Sistem pembiayaan kesehatan (sentralisasi,
desentralisasi, dekonsentralisasi)
Pengertian
• sekumpulan dana dan penggunaan dana untuk

WHO membiayai kegiatan kesehatan yang dilakukan


secara langsung serta memiliki tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik
(2002) itu dalam lingkup Kabupaten, Provinsi maupun
Negara

Azrul • Besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk


menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai
upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
A, keluarga, kelompok, dan masyarakat
•Health provider
1996 •Health consumer
SISTEM KESEHATAN:
1. Subsistem pelayanan kesehatan.
2. Subsistem pembiayaan kesehatan.

Masalah :
1.Kualitas.
2.Efisiensi & efektivitas.
3.Pemerataan & keadilan.
4.Sustainabilitas.

KETERPADUAN 2 SISTEM  nasional & daerah?


Sistem layanan kesehatan:
1. Kualitas.
2. Komprehensif.
3. Efisien.
4. Efektif.
5. Keterjangkauan.
6. Keberlanjutan.
7. Keadilan & pemerataan.
Sistem biaya/ dana kesehatan:
1. Sumber dana.
2. Kecukupan dana.
3. Alokasi (peruntukan dana).
4. Efisiensi.
5. Sustainabilitas.
6. Akuntabilitas.
Masalah

Jumlahnya kecil
Kurang biaya program promotif dan preventif
Kurang biaya operasional
Terlambat realisasi
Tidak dikaitkan dengan kinerja
Terfragmentasi
Inefisiensi
SUB SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

• Dalam nota Keuangan Tahun 2016 tercatat


alokasi anggaran kesehatan mencapai Rp
106,1 triliun atau 5% dari RAPBN 2016.
Anggaran tersebut dialokasikan untuk
mendukung peningkatan kulitas pelayanan
kesehatan yang lebih baik dan merata di
pusat dan daerah.  WHO, 5% APBN
SUMBER BIAYA KESEHATAN
Seluruhnya dari Pemerintah Sebagian ditanggung Masyarakat
1. Pemerintah Pusat: APBN, Inpres, SSBO 1. Out of pocket
(Subsidi Bantuan Biaya Operasional)

2. Dana bersumber Departemen lain: 2. Pengeluaran Perusahaan Swasta


Depdagri, Depsos, Depnaker

3. Dana bersumber BUMN Depkes: Kimia 3. Pengeluaran kepada penyedia


Farma, Biofarma, Indofarma pelayanan kesehatan oleh pihak asuransi
kesehatan swasta

4. Dana dari APBD tingkat I

5. Dana dari APBD Tingkat II


SUMBER DANA KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN/ KOTA
• Kemkeu (APBN) yaitu dana alokasi umum
(DAU) dan dana bagi hasil (DBH),
• Kementerian Kesehatan yaitu dana alokasi
khusus (DAK Fisik dan DAK Non Fisik),
• BPJS Kesehatan berupa dana penggantian
klaim, dana kapitasi , dan dana non kapitasi,
serta dana masyarakat.
JALUR SISTEM PENDANAAN
KESEHATAN
• Jalur pertama menggunakan UU Kesehatan, UU Pemerintah
Daerah, dan UU Rumah Sakit;
• Jalur kedua menggunakan UU SJSN dan UU BPJS.
• Data keuangan kegiatan pelayanan kesehatan yang
dipergunakan oleh BPJS Kesehatan tidak dapat dianalisis di
daerah; di level provinsi, kabupaten/ kota, dan kecamatan.
Sifat manajemen data adalah sentralistik.
• Adanya sistem perencanaan, penganggaran, dan
pertanggungjawaban pembiayaan kesehatan di daerah
yang desentralistik.
• Tidak berjalannya perencanaan, monitoring dan evaluasi
secara bersama antara aparat kesehatan dengan BPJS.
Pembagian peran pun tidak jelas
MACAM BIAYA KESEHATAN
Biaya Pelayanan Kedokteran Biaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Untuk upaya kuratif dan rehabilitatif Untuk upaya promotif dan preventif

Secara tunai atau pre paid (asuransi Disediakan pemerintah dalam bentuk
kesehatan) anggaran program kesehatan
Dasar Hukum

No Dasar Hukum Tentang


1 Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah
Tahun 2014 dan
2 Undang-Undang Nomor 36 Tentang Kesehatan
Tahun 2009 pasal 171

3 Undang-Undang Nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan antara


Tahun 2004 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

4 Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah


Tahun 2014
5 Permenkes nomor 78 tahun Tentang petunjuk teknis penggunaan dana
2016 dekonsentrasi kementerian kesehatan
tahun ANGGARAN 2017
6 Lampiran PMK Nomor 71 Tahun Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
2016 Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan
Dasar Hukum
• tentang Pemerintahan Daerah
Nomor 23 Tahun • Pasal 298 ayat (7) belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat
2014 digunakan untuk kegiatan nonfisik.

• Tentang Kesehatan
• Pasal 171 ayat (2) yakni daerah harus menyediakan minimal 10 persen dari APBD nya
Undang-Undang
Nomor 36 Tahun untuk pembangunan kesehatan.
2009

• Tanggung jawab pengelolaan DAK Bidang Kesehatan berada di tangan Bupati/Walikota


yang secara teknis dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kesehatan dan atau Direktur Rumah
Sakit Daerah, maka Kementerian Kesehatan menyiapkan pilihan kegiatan yang perlu
Pelaksanaan dilakukan, agar tujuan pembangunan kesehatan secara nasional dapat tercapai
Dasar Hukum
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Undang-Undang Nomor 23
Pemerintah Daerah
Tahun 2014 tentang
mengamanatkan Dana Alokasi Khusus
Pemerintahan Daerah, pada
(DAK) sebagai salah satu sumber
Pasal 298 ayat (7) menyebutkan
pembiayaan bagi daerah dalam
belanja DAK diprioritaskan untuk
pelaksanaan desentralisasi, diantaranya
mendanai kegiatan fisik dan
untuk meningkatkan pembangunan
dapat digunakan untuk kegiatan
kesehatan, sehingga Pemerintah baik
nonfisik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah dapat menyediakan pelayanan
kesehatan yang merata, terjangkau dan
berkualitas
Riwayat Dasar Hukum DAK
• Ketetapan MPR No. XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Otonomi Daerah ; Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan
Sumberdaya Nasional yang Berkeadilan serta Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
• Kemudian dilanjutkan dengan lahirnya UU No.22/1999 tentang
Pemerintah Daerah dan UU No. 25/1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
• Yang kemudian disempurnakan melalui penerbitan UU No.32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti dari UU No.22
Tahun 1999 dan UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Keuangan Negara dan Keuangan Daerah sebagai
pengganti UU No.25 Tahun 1999.
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana perimbangan dan bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional
Dana DAK Bidang Kesehatan
Tahun 2017
Alokasi dana DAK bidang Kesehatan tahun
2017 Rp.23.220.985.381.000,-
Dibagi 2 :
- DAK Fisik sebesar Rp.16.603.785.381.000,-,
- DAK Nonfisik sebesar Rp.6.617.200.000.000,
Pengelolaan DAK
• Tanggung jawab pengelolaan DAK Bidang
Kesehatan berada di tangan Bupati/Walikota
• Pelaksana Tehnis oleh Kepala Dinas Kesehatan
dan atau Direktur Rumah Sakit Daerah
• Kementerian Kesehatan menyiapkan pilihan
kegiatan yang perlu dilakukan, agar tujuan
pembangunan kesehatan secara nasional
dapat tercapai
Pengunaan DAK Fisik
• DAK Fisik Afirmasi Bidang Kesehatan
• DAK Fisik Penugasan Bidang Kesehatan
• DAK Fisik Reguler Bidang Kesehatan
- Subbidang Pelayanan Kesehatan Dasar
- Subbidang Pelayanan Kesehatan Rujukan
-Subbidang Pelayanan Kefarmasian.
Pengunaan DAK non Fisik Bid
Kesehatan Tahun 2017
1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
2. Jaminan Persalinan (Jampersal)
3. Akreditasi Puskesmas dan Akreditasi Rumah
Sakit.
Laporan DAK
 Pelaksana :
Dinas Kesehatan Provinsi sebagai koordinator dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi DAK
Bidang Kesehatan di wilayahnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan RS di
Provinsi/Kabupaten/Kota yang mendapatkan DAK Bidang
Kesehatan wajib berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Provinsi
 Pelaporan pengunaan Dana DAK
• a. Menteri Kesehatan
• b. Menteri Dalam Negeri
• c. Menteri Keuangan
Dana Dekonsentrasi
(1) mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam
rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana
yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
(2) Dana dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah.
(3) Dana dekonsentrasi Kementerian Kesehatan bersumber r
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Bagian Anggaran Kementerian Kesehatan Tahun 2017
Gubernur melimpahkan pelaksanaan program dan kegiatan
yang bersumber dari dana dekonsentrasi Kementerian
Kesehatan kepada kepala dinas kesehatan provinsi
Prinsip pengunaan Dana APBN
1. Keterpaduan; Kegiatan dilaksanakan secara terpadu baik dari sisi dana, sumber
daya manusia, tempat, waktu, kegiatan, serta sarana untuk pencapaian target
program kesehatan, dan dapat melibatkan lintas sektor, lintas program serta
unsur lainnya.
2. Efisien; Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada secara tepat dan cermat untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin.
3. Efektif; Kegiatan yang dilaksanakan berdaya ungkit terhadap pencapaian
program kesehatan prioritas nasional.
4. Transparan; Pengelolaan keuangan menyangkut sumber dan jumlah dana, rincian
penggunaan dan pertanggungjawaban dilaksanakan secara terbuka sehingga
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
5. Akuntabel; dan Pengelolaan dan pemanfaatan dana harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku.
6. Asas Manfaat. Hasil dari kegiatan dana dekonsentrasi harus dilaksanakan
manfaat oleh masyarakat. -
7 Lingkup kegiatan Program Kementerian
Kesehatan (bersumber dana dekonsentrasi)
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan
2. Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional
3. Program Kesehatan Masyarakat
4. Program Pelayanan Kesehatan
5. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
7. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Kegiatan yang dibiayai dengan
dekonsentrasi ini, sebagian besar merupakan kegiatan
nonfisik
Sentralisasi Vs desentralisasi
• Sentralisasi adalah sebuah penyerahan kekuasaan dan
Sentralisasi juga wewenang pemerintahan secara penuh
kepada pemerintah pusat

• sebagai penyerahan kewenangan dari pusat ke daerah


• pengalihan tanggung jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya
(dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah
Desentralisasi • penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada daerah (UU Nomor 5
Tahun 1974,)

• pelimpahan wewenang administrasi dari suatu pemerintah pusat kepada


pejabat daerah. Pelimpahan wewenang hanya sebagai kewenangan
Dekonsentrasi administrasi saja, untuk kewenangan politik tetap di tangan pemerintahan
pusat. Jadi Dekonsentrasi bisa dikatakan sebagai kombinasi antara sentralisasi
dan desentralisasi
MEKANISME PEMBIAYAAN KESEHATAN

Sentralisasi Desentralisasi

• Pemerintah merencanakan • Otonomi: pemda diberi


dan menentukan semua kewenangan mengatur &
biaya kesehatan bertanggung jawab pada
• Ditanggung oleh pembiayaan kesehatan
pemerintah pusat • Semi Otonom; pemda
mempunyai tanggung
jawab sesuai peraturan
saja, Pem pusat banyak
mengatur & merencanakan
pembiayaan kesh
Sentralisasi

• 75% anggaran berasal dari pusat yang berasal dari APBN, SBBO, OPRS dan PLN/BLN

• 5 % dari APBD-I propinsi


• 20 % APBD -II

• Daerah sangat bergantung dari plafont pusat


• Prioritas program dan peruntukan anggaran ditentukan pusat
• Perencanaan Top-Down
• Penyusunan bersifat ‘Hystorical budged”
Desentrasilasi (1999/2000)
• Pusat (DAU, DAK, Pinjaman yang ditanggung oleh pusat, dana khusus
seperti Gakin, dll)
• PAD (pendapatan asli daerah)
Sumber
dana

• Membayar klaim RSUD


• Membayar klaim bidan
• Revitalisasi posyandu
Peruntukan • Rajal di puskesmas
dana Gakin • Biaya operasional puskesmas
Rincian Dana Kesehatan 2016
• DAK Fisik Reguler Bidang Kesehatan sebesar Rp. 14.665.761.000.000
• DAK Sarana Prasarana Kesehatan sebesar Rp. 1.104.147.000.000
DAK

• Subbidang Pelayanan Kesehatan Dasar sebesar Rp. 6.460.280.546.000,- untuk 460 Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
• Subbidang Pelayanan Kesehatan Rujukan sebesar Rp. 4.563.484.235.000,- untuk 28 Provinsi dan 427
Rincian DAK Fisik Kabupaten/ Kota;
Bidang Kesehatan

DAK Sarana • untuk 1 Provinsi dan 45 Kabupaten/Kota


Prasarana
Kesehatan
Konsep Pembangunan Nasional
Tujuan Program Indonesia Sehat

Meningkatkan pengetahuan,
kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang dalam Terpenuhinya kebutuhan dasar
lingkungan hidup yang sehat agar masyarakat di bidang kesehatan
terwujud derajat kesehatan dalam meningkatkan derajat
masyarakat yang optimal melalui kesehatan masyarakat setinggi-
terciptanya perilaku hidup sehat tingginya
sehingga terwujudnya bangsa
yang mandiri, maju dan sejahtera
Sistem Pembiayaan Kesehatan
(UU SJSN no 40/2004)
• Secara bertahap menuju ke Universal Health
Coverage
• Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional
-mempermudah masyarakat untuk mengakses
pelayanan kesehatan
- mendapatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu.
Peran Pemerintah

Secara Tidak Langsung


Secara Langsung • pemerintah mempunyai peran sentral
dalam hal regulasi, termasuk pembuat
• pemerintah telah mengurangi perannya kebijakan dan penyedia informasi
sebagai pemberi dana, namun tetap harus
memperhatikan kelompok yang rentan dan • Misal :
public goods - mengendalikan harga pelayanan kesehatan,
• peran pemerintah dibidang penyediaan - mengendalikan kuantitas dan distribusi
pelayanan berkurang, akibat meningkatnya pelayanan kesehatan
privatisasi
- meningkatkan lisensi dan akreditasi untuk
menjamin kualitas pelayanan kesehatan
Mengapa perlu Undang-undang SJSN
1. Ada kebutuhan meningkatkan jumlah peserta
2. Ada kebutuhan untuk memperluas jenis program jaminan jaminan sosial
3. Ada kebutuhan untuk menyamakan persepsi/ konsep/sistem jaminan sosial
4. Untuk mewujudkan sistem jaminan sosial yang lebih berkeadilan sosial
5. UU yang ada perlu disempurnakan untuk mendukung terwujudnya sebuah
sistem nasional
6. Pendekatan kelompok, jenis jaminan dan atau integrasi
7. Program Pemerintah/masyarakat (negara) untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat dengan pendekatan sistem
8. Menanggulangi resiko ekonomi karena sakit, PHK, pensiun, usia lanjut dan resiko
lainnya ( Bismarck (1883), Roosevelt (1935)
9. Merupakan cara (means), sekaligus tujuan (ends) mewujudkan kesejahteraan
10. Welfare state, non welfare state dan “Participatory Welfare State”
11. Kebutuhan dasar yang layak
Sentralisasi
• upaya integrasi kebijakan jamkesda ke dalam
JKN yang dilakukan dengan mengalihkan
tanggung jawab daerah ke pemerintah pusat
Perencanaan
 Pembiayaan
Manajemen kesehatan publik
konsep sentralisasi dinamis
• semua kegiatan pengelolaan, pengendalian, dan
pembiayaan dilakuan terpusat,
• indikator ke tiga hal tersebut telah disepakati
sebelumnya dengan daerah yang terintegrasi.
Selain itu paket manfaat bisa disesuaikan dengan
kebutuhan daerah dan mengoptimalkan manfaat
promotif pereventif. Sementara dalam penentuan
penerima bantuan iuran (PBI) dan tarif dilakukan
secara dinamis dengan melibatkan daerah.
Namun penentuan tetap mengacu pada standar
nasional dan regulasi lain yang ada.
Sistem Pembiayaan Kesehatan
Amerika Serikat
• satu-satunya negara yang menerapkan asuransi kesehatan komersial bagi
rakyatnya, di mana mereka bebas menentukan pilihan, termasuk bebas tidak
berasuransi.
- jumlah perusahaan asuransi kesehatan menjamur
- biaya operasional sangat besar (12% GNP)
- premi menukik tajam setiap tahun
- tingginya unnecessary utilization karena system pembiayaan fee for services
maupun mutu pelayanan kesehatan yang meragukan meski penggunaan teknologi
canggih
- Tahun 1973 Pemerintah federal AS menerbitkan Health Maintenance Organization
(HMO-ACT), sebuah undang-undang yang bermaksud mengerem pertumbuhan
conventional health insurance.
- Tahun 1984 Ronald Reagan menetapkan pembayaran berdasarkan DRG’s
(Diagnostic Related Group’s) untuk program medicare dan medicaid. Kemudian
tahun 1992, Presiden Clinton melancarkan “Health Care Reform”dalam upaya
memenuhi janji kampanyenya, karena di Amerika isu kesehatan memang paling
laku dijual.
Pembiayaan kesehatan di Belanda
• seluruh warganya memperoleh jaminan untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup minimumnyaprogram asuransi kesehatan sosial
• kelompokkan asuransi :
- national scheme) dan
- kelompok tenaga kerja, yang kemudian membuka peluang jaminan
sosial sesuai kebutuhan atau kemampuan tenaga kerja.
- Terdapat 20 lembaga atau yayasan non-profit penyelenggara
program asuransi kesehatan sosial
- Terdapat undang-undang yang mengatur pengaturan tarif rumah
sakit yaitu “The Health Care Rates Act”. Tarif rumah sakit ditetapkan
berdasarkan negosiasi rumah sakit dan lembaga asuransi kesehatan
serta musti mendapat persetujuan “The Central Health Care Rates
Boards”
Pembiayaan Kesehatan di India
• Anggaran 5,2% dari GDP.
• Terdapat lima bentuk pembiayaan kesehatan yaitu
- private insurance
- social insurance
- employer-provider cover
- community insurance schemes
- government healthcare spend.
o Namun pada kenyataannya, lebih dari 60% masyarakat
India yang masih tergolong miskin menerapkan sistem
out of pocket spending

You might also like