diacuhkan, sehingga kebiasaan menggunakan bahasa empati (language of empathy) tidak selalu tertanam secara alami dalam diri kita. Namun demikian, untuk dapat memupuk hubungan yang baik dengan anak-anak kita dan membantu mereka menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, kita harus mempelajari bahasa penerimaan (language of acceptance) dan mempraktekkan metodenya.
Tidak ada teknik mengasuh anak (parenting
technique) yang lebih efektif dalam berhubungan dengan anak-anak dari sikap penuh kasih. Ketika perilaku Anda terhadap anak-anak Anda membuat mereka merasa mampu dan dicintai, mereka termotivasi untuk mendengarkan Anda dan menerapkan kebiasaan positif.
Saat Anda lanjut membaca ringkasan ini, Anda
akan belajar bagaimana memahami anak-anak Anda dan mendorong mereka untuk memupuk perilaku yang baik dengan mendengarkan mereka dan berbagi perasaan Anda dengan mereka. BELAJARLAH UNTUK MENDENGARKAN ANAK- ANAK ANDA DENGAN PENUH PERHATIAN Mencoba membangun hubungan dengan seseorang yang mengklaim bahwa mereka mendengarkan, tetapi sebenarnya tidak, dapat menimbulkan rasa takut dan kecewa.
Jadi, setiap kali anak-anak Anda mencoba
memberitahu Anda sesuatu, beri mereka perhatian penuh. Jangan berpura-pura mendengarkan. Hentikanlah apa pun yang Anda lakukan dan fokus kepada anak-anak. Anda bahkan tidak perlu mengatakan apa-apa. Seringkali, seorang anak hanya butuh untuk merasakan simpati dalam keheningan.
Kedua, dibandingkan dengan bertanya dan
menasehati, hargai perasaan mereka dengan kata-kata. Sulit bagi anak-anak untuk berpikir jernih atau konstruktif ketika seseorang bertanya, menyalahkan, atau menasehati mereka. Namun, anak-anak mendapat lebih banyak manfaat dari ucapan sederhana seperti “Oh…” atau "aku mengerti kamu”
Misalnya, jika anak Anda memberitahu Anda
sepulang sekolah bahwa mereka lelah, Anda bisa berkata, "Oh, maaf sayang. Kulihat kamu lelah.“
Terakhir, daripada menyangkal perasaan anak
Anda, beri nama kepada perasaan itu. Dengan menamai perasaan anak Anda, Anda menunjukkan kepada mereka bahwa Anda mengerti pengalaman batin mereka. Namun, Anda harus spesifik, karena seorang anak akan lebih merasa dihargai ketika mendengar pengalaman mereka dideskripsikan dengan kata-kata yang jelas. Misalnya, jika anak Anda mengatakan "Sopir bus memarahi saya dan semua orang tertawa." Anda dapat menamai perasaan ini "Malu." Jadi, dibanding hanya mengatakan "Saya tahu bagaimana perasaan Anda," Anda dapat menjawab dengan sesuatu seperti "itu pasti sangat memalukan," atau "itu terdengar memalukan."
KONFLIK KEBUTUHAN ANTARA ORANG TUA
DAN ANAK-ANAK Hampir semua orang tua akan setuju bahwa salah satu rasa frustasi saat menjadi orang tua adalah ketika berusaha keras (strive) dan berjuang (struggle) setiap hari untuk membuat anak-anak berperilaku dengan cara yang dapat diterima baik oleh orang tua maupun masyarakat pada umumnya. Ini bisa menjadi pekerjaan yang sangat berat dan menjengkelkan. Masalah tersebut antara lain karena adanya konflik kebutuhan antara orang tua dan anak. Untuk rata-rata orang dewasa, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, contohnya kerapian, ketertiban, kesopanan, dan rutinitas. Di sisi lain, anak-anak tidak peduli tentang semua ini.
Memang sulit untuk membangun kerja sama
dengan anak-anak. Tetapi sebagai orang tua, jangan pernah menggunakan nama panggilan, tuduhan, menyalahkan, ancaman, atau pendekatan tradisional lainnya yang menakutkan dan mengintimidasi untuk membuat anak Anda melakukan sesuatu. Masalah dengan pendekatan ini adalah bahwa mereka sangat tidak efektif dan memiliki efek negatif pada harga diri anak-anak. Jadi, adakah cara Anda dapat melibatkan kerja sama anak- anak Anda tanpa merusak harga diri mereka atau menimbulkan perasaan buruk? Nah, jawabannya adalah ya. Sebenarnya, ada banyak cara untuk melakukannya, Kita akan mengetahuinya di bab berikutnya.
JELASKAN DENGAN CARA OBSERVASIONAL
Pendekatan pertama untuk membuat anak- anak Anda mau bekerja sama adalah dengan menggambarkan situasinya kepada mereka secara observasional. Misalnya, dibanding mengomel, “Anda belum mengajak anjing jalan- jalan seharian. Anda tidak pantas mendapatkan hewan peliharaan," Anda cukup memberi tahu anak itu, "Saya melihat Jasper mondar-mandir di dekat pintu." Dan Anda akan terkejut melihat anak itu mengajak anjing jalan-jalan dengan segera atau tidak lama kemudian.
Kedua, kapan pun Anda ingin mengingatkan
anak-anak tentang sesuatu, katakan dengan satu kata atau buatlah sesingkat mungkin. Anak-anak benci mendengar ceramah, pidato, dan penjelasan yang bertele-tele. Semakin pendek pengingat itu, semakin baik bagi mereka. Jadi, dibanding bergumul dengan anak-anak Anda tentang bagaimana Anda harus selalu mengingatkan mereka untuk mengenakan piyama, Anda bisa mengatakan: “Anak-anak, PIYAMA!”
Cobalah sebanyak mungkin untuk
membicarakan perasaan Anda. Dengan membiarkan anak-anak Anda tahu apa yang Anda rasakan, Anda bisa berterus terang tanpa menyakiti. Faktanya, dengan menyimpan apa yang Anda rasakan untuk diri sendiri, itu bisa menumpuk dan keluar sebagai luapan emosi yang mengerikan nantinya.
Dan terakhir, ada kalanya dimana kata-kata
tertulis merupakan cara komunikasi paling efektif. Jadi, Anda selalu dapat meninggalkan catatan sebagai pengingat untuk anak-anak Anda atau memberikan catatan tersebut secara langsung kepada mereka.
HUKUMAN SANGAT TIDAK EFEKTIF
Coba pikirkan: kapan Anda pernah dihukum karena sesuatu dalam hidup Anda dan Anda mulai melakukan apa yang diharapkan dari Anda dengan gembira? Hukuman itu bukan hanya sangat tidak efisien, tetapi dapat memiliki efek sebaliknya. Dibanding anak merasa menyesal atas apa yang telah dia lakukan dan berpikir tentang bagaimana dia bisa memperbaiki keadaan, dia malah disibukkan dengan fantasi balas dendam.
Jadi, bagaimana Anda bisa membuat anak-anak
Anda berperilaku baik tanpa menghukum mereka? Nah, salah satu cara paling efektif adalah dengan meminta mereka untuk membantu. Misalnya, katakanlah Anda pergi ke supermarket dengan anak Anda dan dia mulai berlari naik turun lorong, membuat kekacauan dari semua yang dia temui. Secara alami, Anda akan kesal dan mencoba segala cara untuk membuat anak tetap berperilaku baik.
Daripada menggunakan ancaman keras seperti
“Oh! Anda akan mendapatkannya ketika ayahmu pulang!" Anda cukup mengatakan, “Akan sangat membantu jika Anda memilihkan tiga jeruk besar untuk kita.” Di sini, Anda akan membantu anak untuk menunjukkan perilaku terbaiknya hanya dengan melibatkannya di aktivitas yang positif.
Anda dapat mengungkapkan ketidaksetujuan
yang kuat atas apa yang dilakukan anak Anda, tetapi tanpa menyerang karakternya. Jadi, dibanding mengatakan, “Anda bertingkah seperti binatang buas! Tidak ada TV untukmu selama sisa minggu ini!” katakan saja pada anak itu, “Saya tidak suka dengan apa yang terjadi. Pembeli lain akan terganggu ketika kalian berlarian di lorong.”
BANTU MEREKA MENJADI INDIVIDU YANG
MANDIRI Sebagai orang tua, Anda harus berhenti melihat anak-anak Anda sebagai versi mini dari diri Anda atau salinan kecil Anda.
Meski terdengar kejam, salah satu tugas utama
Anda sebagai orang tua adalah mempersiapkan anak-anak Anda untuk berpisah dari Anda di kemudian hari, membantu mereka menjadi individu yang mandiri, seseorang yang suatu hari nanti dapat berfungsi sendiri tanpa Anda.
Anak-anak Anda dapat belajar untuk menjadi
mandiri jika Anda membiarkan mereka: • Melakukan hal-hal untuk diri mereka sendiri. • Bergulat dengan masalah mereka sendiri. • Belajar dari kesalahan mereka sendiri.
Anda perlu mendorong otonomi pada anak-
anak Anda dengan membiarkan mereka melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri, dengan membiarkan mereka bergulat dengan masalah mereka sendiri, dan biarkan mereka belajar dari kesalahan mereka sendiri. Anda mungkin berpikir, “Apa salahnya membantu anak-anak saya mengikat tali sepatu mereka atau mencegah mereka melakukan kesalahan? Lagi pula, anak-anak memang kurang berpengalaman dan mereka sangat bergantung pada orang dewasa.”
Masalahnya di sini adalah: ketika anak-anak
Anda terus-menerus bergantung pada Anda, perasaan tertentu dapat berkembang menjadi masalah besar di masa depan. Umumnya, ketika orang dibuat bergantung pada orang lain, mereka mungkin merasa bersyukur untuk beberapa waktu, tetapi dalam jangka panjang, mereka mulai merasa tidak berharga, tidak berdaya, frustasi, dendam, dan kemarahan yang sangat besar.
Untungnya, banyak kesempatan untuk
mendorong otonomi yang muncul setiap hari pada anak-anak Anda. Berikut adalah beberapa cara spesifik untuk Anda dapat membantu anak-anak Anda mengambil alih kehidupan mereka sendiri dan tidak mengandalkan Anda dalam segala hal.
Cara pertama adalah dengan membiarkan
anak-anak memilih. Setiap pilihan kecil memberi mereka kesempatan untuk mengambil kendali, dalam batasan tertentu, atas hidup mereka sendiri.
Kedua, tunjukkan rasa hormat atas perjuangan
mereka. Ketika Anda menghargai perjuangan anak Anda, mereka akan mulai memiliki kepercayaan diri untuk memecahkan masalah- masalah secara mandiri.
Harga diri anak-anak Anda terlalu berharga
untuk diacuhkan atau dipercayakan kepada orang asing. Harga diri sangat penting untuk kesuksesan—anak-anak Anda lebih mungkin untuk berhasil secara akademis dan mencapai impian mereka ketika mereka merasa percaya diri dan terlindungi.
Meskipun semua keterampilan yang telah kita
bahas sejauh ini dapat membantu anak-anak Anda melihat diri mereka sebagai orang yang berharga, Anda juga dapat membantu mereka membangun citra diri yang positif dan realistis dengan memuji mereka. Apapun yang Anda katakan kepada anak-anak Anda akan membekas dan dapat menjadi dorongan moral yang bisa mereka gunakan saat merasa ragu atau putus asa di masa depan. Pujian yang baik adalah pujian yang Adele Faber dan Elaine Mazlish sebut sebagai pujian deskriptif (descriptive praise). Pujian Anda harus menggambarkan apa yang Anda lihat dan rasakan. Jadi daripada memberikan pujian evaluatif seperti "Anda membersihkan kamar Anda. Betapa baiknya Anda," Anda dapat menggambarkan secara rinci apa yang Anda lihat atau rasakan dengan mengatakan, "Saya melihat banyak pekerjaan telah terjadi di sini. Semuanya di sini terorganisir dengan baik. Senang rasanya bisa masuk ke ruangan ini. Saya terkesan."
Memuji anak-anak Anda seperti ini memberi
mereka kesempatan untuk memuji diri mereka sendiri. Ini juga membantu mereka menjadi lebih sadar dan menghargai kekuatan dan karakter mereka sendiri. KESIMPULAN Sebagai manusia, baik anak-anak maupun orang dewasa, kita merasa lebih nyaman untuk membuka diri dan membicarakan masalah kita ketika kita memiliki seseorang yang mendengarkan kita dan mengapresiasi pengalaman kita. Dan dengan membuka diri tentang masalah kita, kita lebih mampu mengatasi perasaan kita dan fokus pada solusi.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, tanggung
jawab Anda adalah untuk membantu anak-anak Anda mengatasi perasaan mereka dengan menerapkan bahasa empati (language of empathy). Anda juga memiliki kewajiban untuk mendorong otonomi pada anak-anak Anda, membantu mereka mengembangkan citra diri yang baik dan sehat, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Dengarkan anak-anak Anda dengan penuh perhatian! Kapan pun anak-anak Anda mencoba memberi tahu Anda sesuatu, berilah mereka perhatian penuh. Jangan berpura-pura mendengarkan—hentikan apa pun yang Anda lakukan dan fokuslah. Anda bahkan tidak perlu mengatakan apa-apa. Sering kali, seorang anak hanya butuh merasakan simpati dalam keheningan.
Selain itu, anak-anak menginternalisasi apapun
yang dikatakan orang tua mereka tentang mereka. Ketika anak-anak diberikan label negatif, ada kecenderungan bahwa label ini menjadi bagian dari karakter mereka di kemudian hari. Misalnya, jika Anda memberi label seorang anak sebagai pembelajar yang lambat, dia akan mulai melihat dirinya sebagai pembelajar yang lambat. Jadi untuk membantu anak-anak Anda meningkatkan citra diri mereka, hindari kata- kata negatif dan pastikan Anda memberi mereka pujian deskriptif dari waktu ke waktu. Gunakanlah kata-kata Anda untuk memperkuat pola perilaku positif pada anak-anak Anda.
Terakhir, cobalah sebisa mungkin untuk tidak
berperan sebagai orang tua yang otoriter, orang tua yang baik, orang tua yang buruk, orang tua yang permisif, dan lain sebagainya. Ingatlah, proses hidup atau bekerja dengan anak-anak itu sulit dan melelahkan—membutuhkan kekuatan, hati, dan kecerdasan.
Jadi mulailah memikirkan diri sendiri sebagai
manusia terlebih dahulu, dengan potensi besar untuk pertumbuhan dan pengembangan diri. Ketika Anda tidak memenuhi harapan Anda sendiri—dan tentu ini terkadang terjadi— berusahalah untuk berempati kepada diri sendiri, seperti Anda kepada anak-anak Anda.
LATIHAN UNTUK JUNIOR BUKU:
Selama dua minggu berikutnya, daripada memarahi anak-anak Anda, cobalah untuk menjelaskan masalahnya kepada mereka secara observasional. Lihatlah bagaimana hal itu meningkatkan hubungan Anda dengan mereka.