Professional Documents
Culture Documents
Fixed. Laporan Bulan Mei Gtra Inhu
Fixed. Laporan Bulan Mei Gtra Inhu
PROVINSI RIAU
Melayani, Profesional,
Terpercaya
KATA PENGANTAR
Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria dilaksanakan dalam rangka menjalankan
amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria
sebagai peraturan perundang-undangan pelaksanaan Reforma Agraria. Reforma Agraria itu
sendiri merupakan penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui penataan aset dan disertai dengan penataan
akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
Reforma Agraria merupakan tugas Pemerintah yang harus dilaksanakan oleh
Kementerian/ Lembaga terkait. Kelembagaan Penyelenggaraan Reforma Agraria dibentuk di
tingkat Pusat dan Daerah yang terdiri dari Tim Reforma Agraria Nasional, Gugus Tugas
Reforma Agraria Pusat, Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi dan Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten/Kota. Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria yang ada di tiap-tiap
provinsi dan Kabupaten/Kota, dalam pelaksanaan kegiatannya tersebut memanfaatkan tenaga
pendukung berupa Konsultan Perorangan yang dilaksanakan untuk membantu dan
mendukung kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria.
Laporan ini merupakan laporan yang disusun oleh Tim Konsultan Perorangan dan
disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kantor Pertanahan Kabupaten
Indragiri Hulu setiap bulan mulai Maret – Desember tahun 2022 dengan harapan diperoleh
laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Indragiri
Hulu setiap bulannya dengan menghasilkan output dari kegiatan konsultasi seperti yang
diharapkan. Semoga apa yang menjadi tujuan dari Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri
Hulu Khususnya Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria dapat terwujud.
(Andini Putri, S.T) (Anggi Permata, S.Si) (Insani Andre Marton, S.T) (Novia Ayu Ningsih, S.T)
Disetujui Oleh,
An. Penanggung Jawab Teknis Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria
Kepala Seksi Penataan Dan Pemberdayaan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup............................................................................................. 4
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah..................................................................... 4
1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan.................................................................... 4
1.4 Keluaran / Output......................................................................................... 6
1.5 Dasar Hukum............................................................................................... 7
1.6 Pengertian..................................................................................................... 8
1.7 Sistematika Pelaporan.................................................................................. 9
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rincian Output GTRA kabupaten Indragiri Hulu tahun Anggaran 2022
Tabel 2.1 Keanggotaan Tim GTRA Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2022
Tabel 2.2 Pengangkatan Konsultan Perorangan GTRA
Tabel 2.3 Rencana Kerja Pelaksanaan GTRA Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2022
Tabel 2.4 Rencana Penyerapan Anggaran Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2022
Tabel 2.5 Desain Kebutuhan Data
Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Tim Konsultan Perorangan GTRA
Bulan April Tahun 2022
Tabel 4.1 Hasil Analisis Spasial Potensi TORA Bersumber dari Objek Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan
Tabel 4.2 Lokasi dan Luasan Potensi TORA yang Bersumber dari Perubahan Peruntukan
Kawasan Hutan Berdasarkan Kecamatan dan DesaTabel 4.3
.............................................................................................................................
Hasil Analisis Spasial Potensi TORA Bersumber dari Permukiman
Transmigrasi di Kabupaten Indragiri Hulu
Tabel 4.4 Lokasi dan Luasan Potensi TORA Bersumber dari Permukiman Transmigrasi
di Kabupaten Indragiri Hulu
Tabel 4.5 Tabulasi Data Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Perkebunan
Kabupaten Indragiri Hulu
Tabel 4.6 Hasil Analisis Spasial Potensi TORA Bersumber dari Perubahan
Kawasan Hutan
Tabel 4.7 Lokasi dan Luasan Potensi TORA Bersumber dari Perubahan Kawasan Hutan
Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu
Tabel 4.8 Estimasi Jumlah Bidang Pada Potensi Eks Transmigrasi di Tiap Desa
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kelembagaan Gugus Tugas Reforma Agraria
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota
Gambar 2.3 Keanggotaan Tim Pelaksana Harian Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2022
Gambar 2.4 Skema Reforma Agraria
Gambar 2.5 Kerangka Proses Analisa Data Spasial Potensi TORA
Gambar 2.6 Bisnis Proses dalam Kegiatan Penataan Akses
DAFTAR LAMPIRAN
1. Peta Potensi TORA Bersumber Dari Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi
Bukan Kawasan Hutan.
2. Peta Potensi TORA Bersumber Dari Permukiman Transmigrasi yang Sudah Memperoleh
Persetujuan Prinsip Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Transmigrasi.
3. Peta Sebaran Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Perkebunan di Kabupaten Indragiri Hulu.
4. Peta Potensi TORA Bersumber Dari Perubahan Kawasan Hutan.
5. Peta Potensi TORA Bersumber Dari Tanah Eks Transmigrasi.
6. Dokumentasi Pengumpulan Data Potensi TORA.
7. Data Lokasi Transmigrasi dan Eks Transmigrasi di Kabupaten Indragiri Hulu.
8. Salinan Surat Edaran Nomor 11/SE-HK.02.02/VIII/2020 Tentang Pelaksanaan
Kewajiban Perusahaan Dalam Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat.
9. Dokumentasi Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan GTRA Kabupaten Indragiri Hulu
Tahun 2022.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dijelaskan bahwa “bumi, dan air, dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Pasal tersebut mengamanatkan bahwa segala sesuatu
mengenai bumi, tanah, air, sumber daya alam, dan kekayaan alam lainnya yang berada dalam
wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dikuasai, diatur, dan dikelola
oleh Negara, Pemerintah, dan segenap lembaga pengelolanya untuk dipergunakan sebagai alat
untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyat Indonesia. Selanjutnya Pasal 2, Pasal 12,
dan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria (UUPA) menjelaskan bahwa bumi, air, dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam
yang terkandung didalamnya, pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara yang digunakan
untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat dan segala usaha bersama dalam lapangan
agraria dilaksanakan untuk meningkatkan produktivitas yang didasarkan atas kepentingan
bersama dalam rangka kepentingan nasional serta mencegah adanya usaha monopoli
oleh organisasi, usaha-usaha perseorangan, swasta, maupun usaha-usaha pemerintah yang
merugikan masyarakat.
Kebijakan Reforma Agraria disusun sebagai upaya untuk menata kembali hubungan
antara masyarakat dengan tanah, yaitu menata kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan permukaan bumi yang berkeadilan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) merupakan rujukan pokok bagi
kebijakan dan pelaksanaan reforma agraria. UUPA telah meletakkan dasar-dasar pengaturan,
penguasaan, pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah. Kesadaran akan pentingnya
menata kembali kehidupan bersama yang berkeadilan sosial melalui reforma agraria mencapai
puncaknya dengan dikeluarnya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR)
Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
yang mengharuskan dilakukannya reforma agraria. Secara khusus, TAP MPR ini menekankan
pentingnya penyelesaian pertentangan dan tumpang tindih pengaturan agraria dan pengelolaan
Sumber Daya Alam.
Menindaklanjuti kebijakan reforma agraria yang telah diatur didalam TAP MPR
tersebut, maka pada 24 September 2018 telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 86
Tahun 2018 tentang Reforma Agraria sebagai peraturan perundang-undangan pelaksanaan
Reforma Agraria. Pelaksanaan Reforma Agraria merupakan salah satu cita-cita pemerintah
untuk menata kembali hubungan antara masyarakat dengan tanah, yaitu menata kembali
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan permukaan bumi yang berkeadilan.
Peraturan Presiden tersebut mengamanatkan untuk melaksanakan asset reform (penataan aset)
dan access reform (penataan akses) sebagai bentuk penyelenggaraan reforma agraria. Dalam
peraturan presiden tersebut disebutkan bahwa tujuan Reforma Agraria adalah untuk:
a. Mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan;
b. Menangani Sengketa dan Konflik Agraria;
c. Menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang berbasis
agraria melalui pengaturan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah;
d. Menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan;
e. Memperbaiki akses masyarakat kepada sumber ekonomi;
f. Meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan; dan
g. Memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.
Selanjutnya program kerja pemerintah Presiden Joko Widodo yang dirumuskan sebagai
Nawacita salah satunya menyebutkan Cita ke-5 yaitu “Meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program Indonesia
Pintar serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program Indonesia Kerja dan
Indonesia Sejahtera dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas
9 juta hektar, program rumah Kampung Deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta
jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019. Adapun arah kebijakan dan strateginya dengan
melaksanakan Reforma Agraria melalui redistribusi tanah dan bantuan pemberdayaan
masyarakat. Cita ke-5 pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
tersebut dituangkan didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2020-2024 dengan target kepemilikan tanah seluas 9 juta hektar yang dilakukan
melalui Redistribusi Tanah Objek Landreform seluas 4,5 juta hektar dan melalui legalisasi
aset lainnya seluas 4,5 juta Ha.
1.2 Tujuan
f. Mencatat seluruh hasil rapat gugus tugas, baik itu rapat bulanan, rapat
koordinasi, serta rapat lainnya dalam pelaksanaan kegiatan GTRA.
e. Laporan Akhir yang disampaikan kepada Tim GTRA Provinsi pada akhir bulan
Desember 2022 dan merupakan laporan lengkap Hasil Penyelenggaraan
Reforma Agraria berupa buku yang telah di cetak dan soft file sebagai satu
kesatuan. Dalam laporan akhir setidaknya memuat output yang dihasilkan oleh
GTRA, antara lain:
Data Potensi TORA hasil Pemdataan GTRA;
Realisasi fisik dan anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir tahun
anggaran;
Data potensi penataan akses dan arahan program-program penataan akses
dan pemberdayaan dalam kerangka reforma agraria untuk tahun berikutnya;
Laporan success story pembentukan kampung reforma agraria secara
perubahan/perkembangan/capaian peningkatan kondisi subjek reforma
agraria dalam hal peningkatan pendapatan setelah adanya program reforma
agraria.
Tabel 1.1
Rincian Output GTRA Kabupaten Indragiri Hulu Tahun Anggaran 2022
No Tahapan Output (Keluaran)
1. Pembentukan GTRA a. SK GTRA Kabupaten/Kota ditandatangani oleh
Kabupaten/Kota Bupati/Walikota
b. SK Pelaksanaan Harian GTRA Kabupaten/Kota
ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota
c. SPK Tenaga Pendukung GTRA
2. Rapat Koordinasi Berita acara kesepahaman dan kesepakatan Bersama
penyelenggaraan Reforma mengenai arah kebijakan dan penanganan reforma agraria
Agraria Kabupaten/Kota serta penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria di
tingkat Kabupaten/Kota
3. Pendataan data TORA dan 1. Sebaran data dan updating dan potensi TORA pada SIG
Rencana Pengembangan TORA
Penataan Akses 2. Daftar nominative Calon Subjek pada lokasi potensi
TORA
3. Arahan Rencana Penataan Asset Potensi TORA
Secara umum, adapun dasar hukum dalam pelaksanaan Reforma Agraria di Indonesia
terdiri atas peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. TAP Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
6. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 172);
7. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 10).
1.6 Pengertian
1. Reforma Agraria adalah penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui penataan aset
dan disertai dengan penataan akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia;
2. Penataan Aset adalah penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah dalam rangka menciptakan keadilan di bidang penguasaan dan
pemilikan tanah;
3. Penataan Penggunaan Tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah
yang meliputi penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang berwujud
konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan
pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat
secara adil;
4. Penataan Akses adalah pemberian kesempatan akses permodalan maupun bantuan
lain kepada Subjek Reforma Agraria dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang
berbasis pada pemanfaatan tanah, yang disebut juga pemberdayaan masyarakat;
5. Tanah Objek Reforma Agraria yang selanjutnya disingkat TORA adalah tanah yang
dikuasai oleh negara dan/atau tanah yang telah dimiliki oleh masyarakat untuk
diredistribusi atau dilegalisasi;
6. Redistribusi Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam
rangka pembagian dan/atau pemberian tanah yang bersumber dari Objek Redistribusi
Tanah kepada Subjek Redistribusi Tanah dengan pemberian tanda bukti hak
(sertipikat).
7. Legalisasi asset adalah pendaftaran ha katas tanah yang dikuasai dan/atau dimiliki
oleh seseorang atau badan hukum untuk memberikan kepastian hukum dan
perlindungan hukum.
BAB II
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
Gambar 2.1
Kelembagaan Gugus Tugas Reforma Agraria
n. perencanaan;
o. dan penanaman modal.
Dalam melaksanakan tugasnya, Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten dibantu oleh
Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota yang bekerja dibawah pimpinan Ketua
Pelaksana Harian GTRA Kabupaten dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota. Tugas Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota adalah:
1. Menyiapkan pelaksanaan administrasi kegiatan termasuk penyiapan konsep Surat
Keputusan dan keanggotaan GTRA tingkat Kabupaten/Kota;
2. Melaksanakan Inventarisasi, Identifikasi, Pengolahan, Analisa, Updating data TORA
hasil pengumpulan data TORA;
3. Melaksanakan analisis data penggunaan tanah dengan penggunaan tanah dengan tata
ruang, aspek fisik (kemampuan tanah), penguasaan tanah (hak atas tanah), kebijakan
pembangunan, dan sosial ekonomi pada lokasi potensi TORA yang akan
ditindaklanjuti dengan kegiatan penataan aset;
4. Melaksanakan Inventarisasi dan Identifikasi (pengumpulan data) potensi pemberian
penataan akses baik oleh Pemerintah Daerah maupun pihak terkait lainnya di tingkat
kabupaten/Kota;
5. Menyusun data/rencana kerja pemberian penataan aset dan penataan akses subyek
Reforma Agraria baik oleh Pemerintah Daerah maupun pihak terkait lainnya;
6. Menyiapkan bahan penyelesaian sengketa dan konflik agraria di tingkat
kabupaten/Kota;
7. Memfasilitasi pelaksanaan integrasi penataan aset dan penataan akses di tingkat
kabupaten/Kota;
8. Melakukan penjajagan kesepakatan kepada calon subyek reforma agraria untuk
dilakukan penataan penggunaan tanah supaya tercipta Tertib Penggunaan Tanah dan
Tertib Lingkungan Hidup (produktif berkeadilan dan berkelanjutan);
9. Menyusun sket desain rencana penataan penggunaan tanah yang akan ditindaklanjuti
dengan penataan aset dan penataan akses;
10. Penyusunan data potensi penataan asset dan potensi penataan akses di tingkat
Kabupaten/Kota;
11. Menyusun, menginput dan updating data base TORA di tingkat Kabupaten/Kota
pada aplikasi SIGTORA;
Susunan Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota dan deskripsi tugasnya adalah
sebagai berikut:
1. Tim Sekretariat:
a. Melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah dalam penyusunan rencana
kerja Tim GTRA Kabupaten
b. Melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan dalam rangka mendukung
kelnacaran koordinasi dan pelaksanaan penyelenggaraan reforma agraria
ditingkat kabupaten. Sebagai coordinator Tim Sekretariat adalah Kepala Seksi
Penataan dan Pemberdayaan.
2. Satuan Tugas Penataan Aset:
a. Melaksanakan analisis penggunaan tanah dengan tata ruang, aspek fisik
(kemampuan tanah), penguasaan tanah (hak atas tanah), kebijakan
pembangunan, dan sosial ekonomi pada lokasi potensi TORA yang akan
ditindaklanjuti dengan kegiatan penataan aset.
b. Melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, Analisa,
updating data, dan pelaporan data potensi TORA, serta berkoordinasi dengan
pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan reforma agraria
di tingkat Kabupaten/Kota.
3. Satuan Tugas Penyelesaian Sengketa Konflik dan Tanah Transmigrasi:
a. Melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, Analisa, updating data,
dan pelaporan data TORA yang berasal dari data penanganan sengketa dan
konflik agraria dan potensi TORA usulan daerah/masyarakat, serta
berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam
rangka penyelenggaraan reforma agraria di tingkat Kabupaten/Kota.
b. Melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, Analisa, updating data,
dan pelaporan data TORA yang berasal dari data tanah transmigrasi, serta
berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam
rangka penyelenggaraan reforma agraria di tingkat kabupaten.
4. Satuan Tugas Penataan Akses:
Bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, dan pengembangan rencana dan
kegiatan pemberian penataan akses bagi penerima TORA, serta berkoordinasi
Susunan Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota ditetapkan oleh kepala kantor
pertanahan selaku Ketua Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota. Berikut rincian struktur
organisasi Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten Kota:
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota
GTRA adalah Keputusan Bupati tentang Tim GTRA Kabupaten dan Keputusan Kepala
Kantor Pertanahan tentang Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten. Jumlah anggota
Tim GTRA Kabupaten dan Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten dapat disesuaikan
dengan anggaran yang terdapat dalam DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten tahun berjalan
serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan sumber TORA yang menjadi
fokus penyelesaian permasalahan pertanahan Kabupaten/Kota, potensi penataan akses
yang tersedia di masing-masing Kabupaten/Kota serta kondisi wilayah terkait.
Keanggotaan Tim Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Indragiri Hulu tahun
2022 telah dibentuk dan ditetapkan melalui Keputusan Bupati Indragiri Hulu Nomor:
Kpts.232/III/2022 tanggal 7 April 2022, sedangkan Keanggotaan Tim Pelaksana Harian
Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2022 telah dibentuk dan
ditetapkan melalui Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu
Nomor: 27/SK-UP.04.01/III/2022 tanggal 9 April 2022.
Susunan keanggotaan Tim Gugus Tugas Reforma Agraria dan Tim Pelaksana
Harian GTRA Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2022 secara berturut dapat dilihat pada
Tabel 2.1 dan Gambar 2.3 berikut:
Tabel 2.1
Keanggotaan Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2022
KEDUDUKAN
No NAMA JABATAN DALAM
KEPANITIAAN
1. Rezita Meylani Yopi, S.E Bupati Indragiri Hulu Ketua
Sekretaris Daerah Kabupaten Indragiri
2. Ir. H. Hendrizal, M.Si Wakil Ketua
Hulu
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Ketua Pelaksana
3. Hermansyah Simatupang, A.Ptnh.,M.H
Indragiri Hulu Harian
Asisten Pemerintahan dan
4. Syahruddin, S.Sos., M.T Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Anggota
Indragiri Hulu
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
5. Arif Sudaryanto, S.T., M.T Penataan Ruang Kabupaten Indragiri Anggota
Hulu
Kepala Dinas Lingkungan Hidup
6. Ori Hanang Wibisono, S.E Anggota
Kabupaten Indragiri Hulu
Kepala Badan Perencanaan
7. Bobby Mauliantino, S.T., M.T Pembangunan Daerah Kabupaten Anggota
Indragiri Hulu
8. Hj. Dewi Deva Yanti, S.H., M.M Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja Anggota
KEDUDUKAN
No NAMA JABATAN DALAM
KEPANITIAAN
Kabupaten Indragiri Hulu
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan
9. Hj. Bonayus Pariza, S.Sos Anggota
Perikanan Kabupaten Indragiri Hulu
Kepala Dinas Perumahan dan
10. Hikmat Praja, S.T., M.T Kawasan Permukiman Kabupaten Anggota
Indragiri Hulu
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil
11. H. Masud, S.E dan Menegah Kabupaten Indragiri Anggota
Hulu
Kepala Dinas Pemberdayaan
12. Roma Doris, S.S., MPS., M.Eng Masyarakat dan Desa Kabupaten Anggota
Indragiri Hulu
Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan
13. Evy Irma Junita, SKM., M.Kes Perdagangan Kabupaten Indragiri Anggota
Hulu
Plt. Kepala Badan Pengelola
14. Riswidiantoro, S.E Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Anggota
Indragiri Hulu
Kepala Dinas Penanaman Modal dan
15. Endang Mulyawan, S.Hut., M.Si Pelayanan Terpadu Satu Pintu Anggota
Kabupaten Indragiri Hulu
Kepala KPH Kantor UPTD KPH
16. Wang Yurizal, S.Hut Anggota
Indragiri Dinas LHK Provinsi Riau
Kepala Sub Tata Usaha Kantor
17. Azwar Anas, S.Kom Anggota
Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu
Kepala Seksi Survei dan Pemetaan
18. Yudho Oktano Kurniadi, S.T Kantor Pertanahan Kabupaten Anggota
Indragiri Hulu
Kepala Seksi Penetapan Hak dan
19. Bara Haji, S.H Pendaftaran Kantor Pertanahan Anggota
Kabupaten Indragiri Hulu
Kepala Seksi Penataan dan
20. Robinson Sianipar, S.Si Pemberdayaan Kantor Pertanahan Anggota
Kabupaten Indragiri Hulu
Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan
21. Giarno, S.ST Pengembangan Kantor Pertanahan Anggota
Kabupaten Indragiri Hulu
Kepala Seksi Pengendalian dan
22. Wiharti Ningsih, S.H Penanganan Sengketa Kantor Anggota
Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu
23. Datuk Seri Marwan MR Tokoh Masyarakat Anggota
Gambar 2.3
Keanggotaan Tim Pelaksana Harian Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2022
Satgas Potensi TORA dari : 1. Werry Puspitasari, S.S.T. (Penata Pertanahan Pertama
Tanah HGU yang tidak pada Seksi Penetapan dan Pendafataran Kantor
Diperpanjang dan Tanah Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu sebagai
Terlantar dan TN lainnya anggota);
2. Febriana Artika Sari, S.P (Jabatan Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda pada
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Indragiri
Hulu sebagai anggota);
3. Sutrisno, S.T (Kepala Seksi Penetapan dan Penerbitan
Tabel 2.2
Pengangkatan Konsultan Perorangan GTRA
Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2022
Setelah dibentuknya Tim GTRA dan Tim Pelaksana Harian GTRA serta
penunjukan Konsultan Perorangan GTRA, maka selanjutnya dilakukan penyiapan
rencana kerja yang terdiri atas:
1. Penyusunan Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan (time schedule) yang
dibuat secara rinci selama 1 tahun anggaran. (lebih rinci dapat dilihat pada
Tabel 2.3)
2. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga diharapkan melalui
pengelolaan SDM secara tepat dapat mempercepat penyelesaian kegiatan
sesuai waktu yang telah ditetapkan dalam rencana jadwal pelaksanaan (time
schedule). Sesuai dengan penjabaran sebelumnya mengenai keanggotaan Tim
GTRA dan Tim Pelaksana Harian GTRA, maka manajemen SDM
pelaksanaan kegiatan GTRA Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2022 terdiri atas
23 orang yang termasuk kedalam keanggotaan Tim GTRA Kabupaten yang
ditetapkan oleh Bupati Indragiri Hulu dan terdiri atas 25 orang yang termasuk
kedalam keanggotaan Tim Pelaksana Harian GTRA yang ditetapkan oleh
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu.
3. Rencana Penyerapan Anggaran (RPA), yang bertujuan untuk mendorong
percepatan penyerapan anggaran dan meningkatkan efektifitas dalam
pelaksanaan kegiatan. RPA dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi
pemangku kepentingan yang terlibat dalam GTRA terhadap target dan
capaian penyerapan anggaran; dapat dijadikan sebagai alat monitoring dan
BULAN
TAHAPAN KETERANGAN
No MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. PERSIAPAN
Kontrak Kerja R
1.
Konsultan Perorangan
Kajian Literatur
2. R R
Pelaksanaan kegiatan
Penyusunan Rencana
3. Kerja Kegiatan (Time R
Schedule)
Penyusunan Rencana
4. Penyerapan Anggaran R
(RPA)
Penyusunan draft
5. kebutuhan data dalam R R
pelaksanaan kegiatan
Koordinasi awal
bersama Tim Pelaksana
6. Harian dalam kerangka R R R R R
proses pelaksanaan
kegiatan GTRA
Rapat Persiapan
7. Pembentukan Tim R R R
GTRA
Koordinasi bersama
Tim Pelaksana Harian
dalam proses penerbitan
SK GTRA dari Bupati
8. R R
dan SK Tim Pelaksana
Harian dari Kantor
Pertanahan Kabupaten
Indragiri Hulu
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Rapat Koordinasi
Pelaksanaan Reforma
Agraria
BULAN
TAHAPAN KETERANGAN
No MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
HPL maupun yang
belum ada SK HPL
dengan format berupa
data tabulasi dan/atau
data spasial.
b. Pengumpulan data
potensi TORA dari
objek HGU/HGB
habis masa berlaku
R
dan/atau tidak
perpanjangan berupa
data tabulasi dan/atau
data spasial.
c. Pengumpulan data
potensi TORA dari
Objek legalisasi aset
dan/atau hasil
kegiatan PTSL
kategori 3
d. Pengumpulan data
potensi TORA dari
objek Tanah
Terlantar dan Tanah
Negara Lainnya
berupa data tabulasi
dan/atau data spasial.
e. Pengumpulan data
potensi TORA dari
objek pelepasan
R R R
Kawasan Hutan
berupa data tabulasi
dan/atau data spasial.
f. Tanah Negara
Lainnya,
Tanah hasil
penyelesaian
konflik
Tanah bekas
tambang yang telah
direklamasi di luar
kawasan hutan;
BULAN
TAHAPAN KETERANGAN
No MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tanah timbul;
Tanah negara yang
belum digarap
dan/atau telah
digarap;
Tanah yang
dihibahkan oleh
perusahaan dalam
bentuk tanggung
jawab sosial
dan/atau
lingkungan
Tanah hasil
konsolidasi yang
subjeknya
memenuhi kriteria
reforma agraria
yaitu berupa
Sumbangan Tanah
Untuk
Pembangunan
(STUP) dan Tanah
Pengganti Biaya
Pelaksanaan
Konsolidasi Tanah
yang disepakati
untuk diberikan
pada pemerintah
sebagai TORA
g. Pengumpulan data
spasial penunjang
dengan format dalam
rangka proses analisa
data TORA berupa:
● Peta Pola Ruang
● Peta kawasan
lindung gambut
dan/atau PIPPIB
● Peta Kelerengan
● Peta Topografi
BULAN
TAHAPAN KETERANGAN
No MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
● Peta Tutupan
Lahan
● Peta Jenis Tanah
● Peta Kawasan
Hutan
● Citra Satelit
h. Analisa spasial
Potensi TORA R R R R
(Teknik Overlay)
i. Membuat Peta Kerja
hasil analisa data R R R
TORA
j. Verifikasi potensi
TORA dari hasil
analisa spasial
(Peninjauan Lapang)
k. Analisa Spasial
Lokasi Prioritas
Potensi TORA
l. Koordinasi bersama
Tim Pelaksana
Harian dalam proses R R R
pengumpulan data
potensi TORA
m. Koordinasi
Bersama anggota
GTRA dalam
proses
pengumpulan data
potensi TORA
n. Koordinasi bersama R R
Konsultan
Perorangan dari
Kanwil Provinsi
dalam proses
inventarisasi dan
identifikasi data
potensi TORA
BULAN
TAHAPAN KETERANGAN
No MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3. Integrasi Penataan
Aset dan Penataan
Akses
4. Pengumpulan data
potensi Penataan
Akses (Access Reform)
C. PELAPORAN
1. Laporan Pelaksanaan
Kegiatan (Laporan
R R R
Bulanan Tim Konsultan
Perorangan)
2. Laporan Triwulan I R
3. Laporan Triwulan II
4. Laporan Triwulan III
5. Laporan Akhir
Sumber : Hasil Identifikasi Tim Konsultan Perorangan Kegiatan GTRA, 2022
Tabel 2.4
Rencana Penyerapan Anggaran Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2022
TAHAPAN
NO JENIS BELANJA VOLUME SATUAN JUMLAH REALISASI KETERANGAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
I. PERSIAPAN
A. Pembentukan Telah Rapat dilaksanakan sebanyak
1. Belanja Bahan 1 paket 6.290.000 6.290.000
Gugus Tugas terealisasi tiga kali
Reforma Agraria 2. Belanja Honor Output Kegiatan
Honorarium Gugus Tugas Reforma
Agraria
1 orang x 10 bulan 650.000 6.500.000
Ketua
1 orang x 10 bulan 500.000 5.000.000
Sekretaris
1 orang x 10 bulan 650.000 6.500.000 Terealisasi s.d
Ketua Pelaksana Harian Maret s.d Desember 2022
20 orang x 10 bulan 500.000 100.000.000 April 2022
Anggota
Honorarium Tim Pelaksana Harian
GTRA
Anggota 25 orang x 10 bulan 300.000 75.000.000
TOTAL BELANJA 193.000.000
3. Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
ATK dan Bahan Penunjang Komputer Telah
1 paket 4.000.000 4.000.000
Terealisasi
TOTAL BELANJA 4. 000.000
4. Belanja Jasa Konsultan (Tenaga Terealisasi s.d
3 orang x 10 bulan 49.500.000 148.500.000 Maret s.d Desember 2022
Pendukung GTRA) April
5. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Belum
120 orang/transport 150.000 18.000.000
Kota (Transport Dalam Kota) Terealisasi
TAHAPAN
NO JENIS BELANJA VOLUME SATUAN JUMLAH REALISASI KETERANGAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
TAHAPAN
NO JENIS BELANJA VOLUME SATUAN JUMLAH REALISASI KETERANGAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
D. Integrasi 1. Belanja Bahan 4.610.000 4.610.000
Pelaksanaan 1 paket
Penataan Aset dan 2. Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Kota (Transport lokal dalam kota) 60 orang/transport 150.000 9.000.000
Penataan Akses
TOTAL BELANJA UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
13.610.000 Belum Teralisasi dan Belum Dilaksanakan
INTEGRASI PENATAANASET DAN PENATAAN AKSES
E. Koordinasi 1. Belanja Bahan 1 paket 3.200.000 3.200.000
Pengembangan
Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Akses Reform
Transport Petugas (6 org x 2 kali x 6
72 orang/Transport 150.000 10.800.000 Telah teralisasi Total : Rp. 13.400.000,-
bulan)
sejumlah 20 a. Transport P/P : Rp. 300.000,-
Uang Harian Petugas (6 org x 2 hari Orang/Transport b.Uang Harian : Rp. 370.000,-
72 orang/transport 150.000 10.800.000
x 6 bulan)
TOTAL BELANJA 21.600.000
TOTAL BELANJA UNTUK PELAKSANAAN KOORDINASI PENGEMBANGAN AKSES REFORM 24.800.000 Belum Teralisasi dan Belum Dilaksanakan
Peserta dalam rapat koordinasi ini adalah anggota Tim GTRA Kabupaten
Indragiri Hulu, anggota Tim Pelaksana Harian GTRA, serta para narasumber yang
diundang untuk dapat memberikan materi yang berkaitan dengan fokus atau prioritas
pelaksanaan Reforma Agraria di Kabupaten Indragiri Hulu. Hasil yang ingin dicapai dari
kegiatan rapat koordinasi adalah kesepahaman dan kesepakatan bersama arah kebijakan
dan penanganan Reforma Agraria serta penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma
Agraria di tingkat kabupaten yang dituangkan dalam berita acara kesepahaman dan
kesepakatan bersama mengenai arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria.
Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) adalah tanah yang dikuasai oleh
negara dan/atau tanah yang telah dimiliki oleh masyarakat untuk diredistribusi atau
dilegalisasi kepada Subjek Reforma Agraria yang merupakan penerima TORA yang
memenuhi persyaratan dan ditetapkan untuk menerima TORA. Pendataan TORA
adalah pengumpulan data/informasi lokasi-lokasi bidang tanah yang berpotensi untuk
dijadikan sebagai TORA yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai objek Redistribusi
Tanah dan/atau Legalisasi Aset yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2023.
Data TORA berasal dari berbagai sumber baik yang berasal dari
internal Kementerian ATR/BPN, dan sumber eksternal dari Kementerian/Lembaga
lain (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Desa dan
PDTT), Pemerintah Daerah, maupun usulan dari masyarakat (kelompok masyarakat
dan LSM). Data TORA yang dikumpulkan adalah data spasial dan data tabular
(atribut).
Tanah yang
Redistribusi Tanah
Tersedia
(4,5 juta Ha)
(4,5 juta Ha)
PTSL
LEGALISASI ASET
B A Keterangan:
A : Skema Akses Mengikuti Aset
B : Skema Aset Mengikuti Akses
PENATAAN AKSES
*) Sebelum legalisasi aset, jika diperlukan
dilakukan kegiatan Konsolidasi Tanah
**) Sebelum diredistribusi, jika diperlukan
dilakukan kegiatan Konsolidasi Tanah
Gambar 2.4
Skema Reforma Agraria
1. Peta Administrasi
2. Peta Pola Ruang
3. Peta Kawasan Lindung Gambut dan/atau PIPPIB
DATA 1. Pete Kelerengan
PENDUKUNG 2. Peta Topografi
ANALISIS 3. Peta Tutupan Lahan
POTENSI TORA 4. Peta Jenis Tanah
TERIDENTIFIKASINYA
5. Peta Kawasan Hutan
DATA PENUNJANG
6. Citra Satelit
ANALISIS SPASIAL
Output POTENSI TORA
Teridentifikasinya :
Pola Ruang (Perda 10/2018 tentang RTRW Provinsi Riau)
TAHAP 2
Teridentifikasinya :
Pola Ruang (Perda 10/2018 tentang RTRW Provinsi Riau) Potensi TORA dari Objek
Alokasi 20% Kewajiban
Alokasi 20% Kewajiban PIPPIB (SK. 5446/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/ 8/2021 Perusahaan yang berada di
Perusahaan Penguasaan dan Pemilikan Hak Atas Tanah (HM, HGU, dan HGB) Output luar kawasan lindung,
Overlay diluar kawasan PIPPIB dan
belum terdapat penguasaan
tanah lainnya.
INPUT UNTUK VERIFIKASI LAPANGAN DAN LOKASI PRIORITAS POTENSI TORA
3
VERIFIKASI LOKASI
POTENSI TORA
LOKASI PRIORITAS
TORA
PETA PENGGUNAAN LAHAN
TAHAP 3
Gambar 2.6
Bisnis Proses Dalam Kegiatan Penataan Akses
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN GUGUS
TUGAS REFORMA AGRARIA BULAN MEI
2022
Mengacu pada Petunjuk Teknis, tahap awal pelaksanaan kegiatan Gugus Tugas
Reforma Agraria dilakukan kegiatan Persiapan dan perencanaan berupa pembentukan tim
harian GTRA dan Penunjukan Tenaga Pendukung GTRA serta Penyiapan Rencana Kerja
Pelaksanaan GTRA. Penyiapan Rencana Kerja mencakup pembuatan jadwal rencana kegiatan
(time schedule), Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), Rencana Penyerapan Anggaran
(RPA), dan Penyiapan Data. Setelah tahap persiapan dilaksanakan, maka selanjutnya
dilaksanakan pendataan potensi TORA dan dilanjutkan dengan analisa spasial serta
pembuatan peta kerja kemudian akan dilakukan verifikasi lapangan untuk mengidentifikasi
ketersediaan potensi pada lokasi yang terdapat indikasi TORA.
Tabel 3.1
Pelaksanaan Kegiatan Tim Konsultan Perorangan
Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Bulan Mei Tahun 2022
INSTANSI/ KETERANGAN
NO KEGIATAN OUTPUT
PERSONAL TEMPAT
1. Koordinasi terkait data 1. PT Indriplant Konsultan Perorangan Kantor
permohonan lokasi HGU di Desa Pauh Koordinator Seksi Pertanahan
perpanjangan HGU Ranap Kecamatan Batang Penataan dan Kabupaten
yang sudah habis masa Peranap, berahir sejak 24 Juli Pendaftaran Kantor Indragiri Hulu
berlakunya. 2021. Luas HGU 2000 Ha Pertanahan Kabupaten
dengan luas alokasi 400 Ha. Indragiri Hulu
Nomor Surat Permohonan
Perpanjangan:
127/IP/PKU/VI/2021, Tanggal
29 Juni 2022
2. PT Indriplant
lokasi HGU di Desa Pauh
Ranap Kecamatan Batang
Peranap, berkahir sejak 24 Juli
2021. Luas HGU 3.500 Ha
dengan luas alokasi 700 Ha.
Nomor Surat Permohonan
Perpanjangan:
128/IP/PKU/VI/2021, Tanggal
29 Juni 2022
2. Koordinasi terkait rapat Rapat persiapan Gugus Tugas Konsultan Perorangan Pematang Reba,
persiapan GTRA Reforma Agraria (GTRA) pada hari Dinas Perumahan dan Rengat Barat,
Kamis, 12 Mei 2022 di Aula Kantor Kawasan Permukiman Kabupaten
Pertanahan Kabupaten Indragiri Dinas Koperasi UKM Indragiri Hulu
Hulu Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Ruang
Dinas Lingkungan
Hidup
3. Rapat Persiapan Gugus Rapat ini berisi penjabaran dan Tim Pelaksana Harian Aula Kantor
Tugas Reforma Agraria penjelasan umum mengenai Gugus Tugas Reforma Pertanahan
(GTRA) gambaran umum Kegiatan Gugus Agraria Kabupaten
Tugas Reforma Agraria, tujuan Indragiri Hulu
kegiatan Gugus Tugas Reforma
Agraria, sumber tanah objek
reforma agraria dan kegiatan
pemberdayaan tanah masyarakat.
Pada Rapat Ini berlangsung diskusi
mengenai tugas dan tanggung
jawab Satuan Tugas.
4. Koordinasi terkait rapat Rapat persiapan lanjutan Gugus Konsultan Perorangan Pematang
persiapan lanjutan Tugas Reforma Agraria (GTRA) Dinas Perindustrian Reba, Rengat
GTRA pada hari Kamis, 19 Mei 2022 di dan Perdagangan Barat,
Aula Kantor Pertanahan Kabupaten Badan Pengelolaan Kabupaten
Indragiri Hulu Keuangan dan Aset Indragiri Hulu
BAB IV
KOMPILASI DATA HASIL PENGUMPULAN
DATA POTENSI TORA HINGGA BULAN MEI
Pelaksanaan Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Indragiri Hulu Tahun
2022 terdiri atas 2 (dua) kegiatan, yakni pengumpulan data potensi Tanah Objek Reforma
Agraria (TORA) serta pengumpulan data dan/atau informasi potensi pengembangan penataan
akses (access reform) pada lokasi pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah dan/atau kegiatan
Legalisasi Aset yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka secara rinci hasil pengumpulan data potensi
TORA yang telah diidentifikasi hingga Bulan April tahun 2022 dapat di kompilasikan dan di
jabarkan sebagai berikut.
Mengacu Pada tabel 4.1 diatas, identifikasi luasan potensi berdasarkan desa dan
kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Luasan Potensi TORA bersumber dari Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan
Berdasarkan Kecamatan dan Desa
No Kecamatan Desa Luas (Ha)
1. Batang Cenaku Anak Talang 5,59
Bukit Lingkar 0,34
Cinaku Kecil 9,24
Kepayang Sari 44,76
Kerubung Jaya 3,76
Lahai Kemuning 37,97
Sipang 8,55
Talang Bersemi 1,11
Total 111,31
2. Batang Gansal Belimbing 8,59
Danau Rambai 8,99
Penyaguan 21,00
Ringin 0,01
Seberida 3,78
Siambul 0,37
Sungai Akar 10,99
Talang Lakat 2,18
Ukui 0,03
Total 55,94
3. Kelayang Binio I 0,29
Bukit Selanjut 26,45
Dusun Tua Pelang 0,00
Kota Medan 3,48
Berdasarkan data hasil analisis spasial, maka selanjutnya dilakukan pemilihan desa
prioritas berdasarkan luasan potensi dengan luasan diatas 100 Ha. Melalui pertimbangan
tersebut, maka dapat diidentifikasi sebanyak 9 (sembilan) desa prioritas yang terdiri atas:
1. Desa Pulau Gelang Kecamatan Kuala Cinaku dengan luas potensi 110,70 Ha;
2. Desa Tambak Kecamatan Kuala Cinaku dengan luas potensi 213,48 Ha;
3. Desa Tanjung Sari Kecamatan Cinaku dengan luas potensi 194,92 Ha;
4. Desa Bukit Petaling Kecamatan Rengat Barat dengan luas potensi 124,78 Ha;
5. Desa Pematang Jaya I Kecamatan Rengat Barat dengan luas potensi 121,78 Ha;
6. Desa Sungai Baung Kecamatan Rengat Barat dengan luas potensi 140,07 Ha;
7. Desa Tanah Datar Kecamatan Rengat Barat dengan luas potensi 153,40 Ha;
(Peta potensi TORA bersumber dari perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi bukan
kawasan hutan terhadap 9 (sembilan) desa prioritas Terlampir)
N
Desa Luas Potensi (Ha)
o
1. Alim 318,89
2. Lahai Kemuning 572,05
3. Sipang 869,32
Total 1.760,26
Sumber: Hasil Analisa Spasial, 2022
Berdasarkan hasil analisis terhadap 3 (tiga) desa diatas, dapat dilihat bahwa indikasi
potensi permukiman transmigrasi terbesar ada pada Desa Sipang dengan luas 869 Ha, dan
potensi terkecil terdapat pada Desa alim dengan luas 318 Ha.
(Peta potensi TORA bersumber dari permukiman transmigrasi Terlampir)
4.1.3 Potensi TORA Bersumber Dari Alokasi 20% Atas Pelepasan Kawasan Hutan
Untuk Perkebunan
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : 698/MENLHK/SETJEN/PLA.2/9/2021 Tanggal 10 September 2021
Tentang Peta Indikatif Penyelesaian Penguasaan Tanah Dalam Rangka Penataan Kawasan
Hutan, dapat diidentifikasi sumber potensi TORA yang terletak di Kabupaten Indragiri Hulu
bersumber dari alokasi 20% untuk kebun masyarakat dari Pelepasan kawasan Hutan Untuk
Perkebunan. Potensi tersebut bersumber dari alokasi 20% kewajiban perusahaan perkebunan
untuk membangun kebun masyarakat atas Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang dapat
dikonversi (HPK) yang telah diberikan Negara terhadap perusahaan untuk dikuasai sebagai
lahan perkebunan.
Kebijakan untuk alokasi 20% untuk kebun masyarakat yang bersumber dari
Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Perkebunan tersebut diatur didalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.96/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2018 Tentang
Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi pada Pasal 5, Ayat 1
dan 2 yang berbunyi :
1. Pasal 5 Ayat 1 : Kawasan HPK yang akan dilepaskan untuk kepentingan
pembangunan perkebunan, diatur pelepasannya dengan komposisi 80% (delapan
puluh persen) untuk perusahaan perkebunan, dan 20% (dua puluh persen) untuk
kebun masyarakat dari total luas Kawasan HPK yang dilepaskan dan dapat
diusahakan oleh perusahaan perkebunan.
2. Pasal 5 Ayat 2 : Perusahaan perkebunan yang menerima 80% (delapan puluh persen)
dari Kawasan HPK yang dilepaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwajibkan
melakukan kemitraan pembangunan kebun masyarakat dan disetujui oleh bupati/wali
kota atau gubernur.
Alokasi 20%
Luas
Kewajiban
No Perusahaan Lokasi Pelepasan Pelepasan Keterangan
Perusahaan
(Ha)
(Ha)
1. PT. Mekar Jaya Desa Pasir Sialang Jaya,
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Lestari Abadi Kecamatan Lirik; dan
san Kehutanan Nomor :
Desa Pematang Jaya I, 185,768 37,15
1018/MENLHK/SETJEN/PLA.2/12/201
Kecamatan Rengat
9, tanggal 2 Desember 2019
Barat.
2. PT. Sawit Inti Desa Belimbing Keputusan Menlhk Nomor :
Raya Kecamatan Batang 607,41 121,48 3186/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/4/2
Gangsal. 019, tanggal 4 April 2019
3. PT. Seko Indah Desa Petalongan dan Keputusan Kepala Badan Koordinasi
Desa Lembah Dusun Penanaman Modal No :
899,06 179,81
Gading, Kecamatan 235/1/KLHK/2020 tanggal 7 September
Pasir Penyu. 2020
4. PT. Sinar Desa Pasir Keranji, Desa
Widita Pamarta Lembah Dusun Gading,
dan Desa Air Molek, Keputusan Menlhk Nomor :
Kecamatan Pasir Penyu; 1.003 200,60 692/MENLHK/SETJEN/PLA.2/9/2019,
dan tanggal 12 September 2019
Desa Pasir Batumandi,
Kecamatan Sungai Lala.
5. PT. Teso Indah Desa Pasir Ringgit,
Kecamatan Lirik;
Desa Alang Kepayang,
Desa Danau Baru, Desa
Redang, Desa Rantau Keputusan Kepala Badan Koordinasi
Bakung, Desa Sialang Penanaman Modal Nomor :
4.629,40 925,88
Dua Dahan, Kecamatan 3/1/PKH/PMDN/2016, tanggal 5
Rengat Barat; dan Februari 2016
Desa Sei Guntung
Tengah dan Desa Sei
Guntung Hilir,
Kecamatan Rengat.
Sumber : Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XIX Pekanbaru, 2022
Mengacu pada tabel 4.6 diatas, identifikasi luasan potensi berdasarkan desa dan
kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Lokasi dan Luasan Potensi TORA Bersumber Dari Perubahan Kawasan Hutan
Berdasarkan Kecamatan dan Desa
Luas Potensi
No Kecamatan Desa
(Ha)
1. Batang Cenaku Desa Alim 48,55
Desa Anak Talang 728,05
Desa Bukit LIngkar 74,90
Desa Bukit Lipai 89,58
Desa Cinaku Kecil 391,86
Desa Kepayang Sari 1.162,97
Desa Kerubung Jaya 16,91
Desa Lahai Kemuning 95,32
Desa Pematang Manggis 62,02
Desa Sipang 686,08
Desa Talang Bersemi 274,59
Desa Talang Mulya 397,38
Batang Cenaku Total 4.028,43
2. Batang Gansal Desa Danau Rambai 119,72
Desa Penyaguan 2,36
Desa Rantau Langsat 2,45
Desa Sungai Akar 40,17
Desa Talang Lakat 12,70
Batang Gansal Total 177,41
3. Batang Peranap Desa Baturijal Hilir 4,83
Desa Pauh Ranap 86,30
Desa Peladangan 66,75
Desa Pesajian 456,58
Desa Punti Kayu 300,77
Batang Peranap Total 915,30
4. Kelayang Desa Bukit Selanjut 57,25
Desa Lubuk Batu Tinggal II 1.083,16
Desa Pelangko 175,87
Desa SImpang Kota Medan 5,22
Kelayang Total 1.322,48
5. Lirik Desa Alang Kepayang 102,45
6. Lubuk Batu Jaya Desa Pontianan Mekar 7,42
Desa Sei Beras Beras 133,61
Desa Tasik Juang 66,22
Lubuk Batu Jaya Total 207,24
7. Peranap Desa Baturijal Hulu 3,88
Desa Semelinang Tebing 161,83
Desa Serai 113,48
Berdasarkan data hasil analisis spasial, maka selanjutnya dilakukan pemilihan desa
prioritas berdasarkan luasan potensi terbesar. Desa prioritas terdiri dari 8 (delapan) desa,
yaitu:
1. Desa Anak Talang Kecamatan Batang Cenaku
2. Desa Bukit Indah Kecamatan Rakit Kulim
3. Desa Lubuk Batu Tinggal II Kecamatan Kelayang
4. Desa Punti Kayu Kecamatan Batang Peranap
5. Desa Sipang Kecamatan Batang Cenaku
6. Desa Talang Durian Cacar Kecamatan Rakit Kulim
7. Desa Talang Perigi Kecamatan Rakit Kulim
8. Desa Kepayang Sari Kecamatan Batang Cenaku
Selanjutnya, dari 5 (lima) desa potensi diatas telah dilakukan observasi atau cross-
check lapangan pada Desa Talang Mulya. Tujuan dilakukannya observasi lapangan di desa
ini karena adanya masalah yang ditemukan diantaranya:
a. Sertifikat transmigrasi telah diterbitkan pada tahun 1991, namun subjek
penguasaan bidang saat ini telah berbeda, disebabkan karna adanya jual beli
dengan pemilik sertipikat pertama, bidang yang dipecah menjadi beberapa
penguasaan, serta ditemukan bidang yang tumpang tindih dengan Hak Milik
lainnya yang telah terdaftar di data Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu.
b. Mayoritas bidang yang memiliki masalah tersebut merupakan lahan pekarangan
transmigrasi dengan luasan 2.500 m2
c. SK HPL Transmigrasi terkait penempatan transmigrasi di Desa Talang Mulya
belum dapat diidentifikasi.
4.1.6. Potensi TORA Bersumber dari Alokasi 20% Kewajiban Perusahaan atas
Perpanjangan HGU
Di Kabupaten Indragiri hulu terdapat dua Perusahaan yang sudah habis masa berlaku
Hak Guna Usaha yakni Perusahan Indriplant dan Perusahaan PT Perkebunan Nusantara V.
PT Indriplant memiliki dua Hak Guna Usaha yang berakhir di tahun 2022. Sedangkan PT
Perkebunan Nusantara V memiliki empat Hak guna usaha yang berakhir di Tahun 2019.
Adapun PT Indriplant telah mengajukan Surat permohonan Perpanjangan dan masih perlu
dilakukan verifikasi lapangan untuk dilihat ketersediaan potensi dari kebun plasma
kemitraan perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
BAB V
RENCANA KERJA BERIKUTNYA
Berdasarkan rencana kerja (time schedule) yang telah disusun, maka adapun Target
dan/atau agenda pelaksanaan Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria di Kabupaten Indragiri
Hulu untuk Bulan Juni 2022 yang merupakan bulan Keempat dalam pelaksanaan kegiatan
Gugus Tugas Reforma Agraria Tahun Anggaran 2022 terdiri atas:
1. Melanjutkan koordinasi dengan satuan tugas dalam Tim Pelaksana Harian GTRA
Kabupaten Indragiri Hulu di Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu dalam
proses pengumpulan data potensi TORA.
2. Melanjutkan pengumpulan data Spasial dan data Penunjang Potensi TORA untuk
keperluan analisa data potensi TORA.
3. Melakukan koordinasi dengan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XIX
Pekanbaru terkait permintaan data PIPPIB Tahun 2022 Periode 1.
4. Melanjutkan Analisis Spasial dan/atau updating analisis spasial Potensi TORA yang
ada di Kabupaten Indragiri Hulu dengan sumber potensi lainnya.
5. Melakukan cross-check dan verifikasi lapangan terhadap daerah indikasi potensi
TORA.
6. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Reforma Agraria Kabupaten
Indragiri Hulu
7. Penyusunan Laporan Bulan Juni 2022.