You are on page 1of 12

KEBUTUHAN GIZI SEIMBANG

ANAK USIA DINI

DOSEN PENGAMPU : I GUSTI LANANG AGUNG WIRANATA, S.Pd., M.Pd

MAHASISWA :
1. IDA AYU PUTU PUTRI SARASWATI DEWI (2111041003)
2. NI KADEK DIAH USMADEWI (2111041021)
KELAS C (SORE) DENPASAR
SEMESTER IV
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS DHARMA ACARYA


UHN I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah dengan materi ini yang berjudul “KEBUTUHAN GIZI
SEIMBANG ANAK USIA DINI”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan dan
Gizi Anak Usia Dini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai pembahasan bagaimana cara memenuhi gizi yang seimbang kepada anak usia dini.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak I Gusti Lanang Agung Wiranata, S.Pd.,
M.Pd., selaku dosen mata kuliah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini ini, juga terimakasih
kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,
sehingga makalah ini selesai dengan baik dan tepat waktu.
Kami sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
pemberian kritik dan saran yang membangun tentu kami harapkan untuk sempurnanya
makalah ini dan untuk kami. kami sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Denpasar, 27 Maret 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN) 4
1.1. Latar Belakang 4

1.2. Rumusan masalah 4

1.3. Tujuan 4

BAB II (PEMBAHASAN) 5-9

2.1. Gizi Seimbang AUD 5

2.2. Tanda Anak Sehat Bergizi pada AUD 7

2.3. Angka Kecukupan Gizi pada AUD 7

BAB III (PENUTUP) 10


3.1. Simpulan 10

3.2. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
(PENDAHULUAN)

1.1. LATAR BELAKANG


Pangan merupakan istilah umum yang merujuk pada semua bahan-bahan yang bisa
dijadikan dan diolah sebagai makanan. Menurut Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang menyatakan
bahwa pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber ayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam
proses persiapan pengolahan dan/atau pembuatan makanan dan minuman. Sedangkan
bahan makanan merupakan makanan dengan keadaan mentah atau belum melalui proses
pengolahan, misalnya beras, sayur-sayuran, dan daging. Dan ketika sudah diolah, bahan
makanan tersebut sudah dapat dimakan.
Susunan pangan dalam keseharian yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlh
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan tetap memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik sehari-hari, perilaku hidup bersih dan sehat, serta
selalu memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal
agar mencegah permasalahan gizi.
Pola makan adalah perilaku yang sangat penting yang dapat mempengaruhi keadaan
gizi, hal tersebut disebabkan oleh jumlah dan kualitas makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan fisik
dan kecerdaan anak sejak bayi hingga seluruh kelompok usia.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Gizi Seimbang anak usia dini?
2. Apa saja tanda anak sehat bergizi pada anak usia dini?
3. Apa itu angka kecukupan gizi (AKG) untuk anak usia dini?

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami tentang Gizi Seimbang anak usia dini.
2. Mengetahui dan memahami tentang tanda anak sehat bergizi pada anak usia dini.
3. Mengetahui dan memahami tentang angka kecukupan gizi untuk anak usia dini
BAB II
(PEMBAHASAN)

2.1. GIZI SEIMBANG ANAK USIA DINI


Gizi merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab yaitu ghidza yang artinya
makanan. Menurut Alristina, KM; 2021, gizi merupakan rangkaian proses makanan
secara organik ang ebrkaitan dengan kesehatan dan proses organisme menggunakan
makanan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, beroperasinya jaringan dan
anggota tubuh dengan normal, serta memproduksi tenaga beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Zat gizi atau Nutrients merupakan jalinan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk
menjalankan fungsinya yaitu mengatur energi, memelihara dan membangun sel-sel atau
jaringan serta mengatur proses kehidupan.
Gizi seimbang untuk anak usia dini diperoleh anak sejak dalam kandungan, hingga
anak terlahir. Hal tersebut berkaitan dengan gizi seimbang untuk berbagai kelompok,
(Permenkes RI No. 41 Tahun 2014)
1) Gizi Seimbang untuk ibu hamil
Selama hamil seorang ibu harus meningkatkan jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi beserta kebutuhan ibu
yang sedang hamil untuk memproduksi ASI. Karena janin tumbuh dengan
mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibunya dari simpanan
gizi yang disimpan oleh tubuh ibu.
Dikarenakan zat gizi tertentu tidak bisa dihasilkan langsung oleh tubuh manusia
maka zat tersebut dapat dikonsumsi dengan berupa asupan suplemen seperti
Vitamin C, Vitamin B yang biasanya ada pada buah-buahan. Maka seorang ibu
hamil harus memiliki status gizi yang baik sebelum hamil dan mengonsumsi
anekaragam pangan baik dari proporsi maupun jumlahnya.
2) Gizi seimbang untuk ibu menyusui
Selama menyusui ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu dan kebutuhan memproduksi
ASI. Jika makanan sehari-hari tidak cukup zat gizi, contohnya sel lemak dan zat
besi, maka kebutuhan zat tersebut dalam produksi ASI akan diambil dari tubuh
ibu. Berbeda dengan zat Vitamin C dan B yang dipenuhi melalui produksi ASI
tidak dapat diambil dari persediaan di dalam tubuh ibu, maka ibu harus memenuhi
zat tersebut dari komsumsi pangan setiap hari.
3) Gizi seimbang untuk bayi 0 – 6 bulan
Gizi Seimbang untuk bayi usia 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan
makanan yang terbaik untuk bayi karena dapat memenuhi semua zat gizi yang
dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem
pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh
ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja.
4) Gizi seimbang untuk bayi 6 – 24 bulan atau 2 tahun
Pada usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat,
mulai terpapar terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan
terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak
dan keadaan infeksi. Agar mencapai Gizi Seimbang maka perlu ditambah dengan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), sementara ASI tetap diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan
lain, mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembik dan selanjutnya beralih ke
makanan keluarga saat bayi mulai berusia 1 tahun.
5) Gizi seimbang untuk anak 2 – 5 tahun
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada
masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya semakin meningkat. Demikian juga
anak sudah mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk
makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan
perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam
memenangkan pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi seimbang.
Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah sehingga mudah terkena
penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih perlu dibiasakan
untuk mencegahnya.
6) Gizi seimbang untuk anak 6 – 9 tahun
Anak pada kelompok usia ini merupakan anak yang sudah memasuki masa
sekolah dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh kawan, tawaran makanan
jajanan, aktivitas yang tinggi dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi
menjadi tinggi. Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulai memasuki masa
pertumbuhan cepat pra-pubertas, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi mulai
meningkat secara bermakna. Oleh karena itu, pemberian makanan bergizi
seimbang untuk anak pada kelompok usia ini harus mempertimbangkan kondisi-
kondisi tersebut.

2.2. TANDA ANAK SEHAT BERGIZI BAIK


Di Indonesia memiliki kesepakatan mengenai tanda anak sehat bergizi baik, yaitu ada 7
kriteria. Yaitu :
a. Bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi. Anak dengan asupan gizi baik
akan mempunyai tulang dan otot yang sehat dan kuat karena konsumsi protein dan
kalsiumnya cukup. Jika kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi, massa tubuh pun
akan bertambah dan anak akan bertambah tinggi.
b. Postur tubuh tegap dan otot padat. Anak yang memiliki massa otot yang padat dan
tubuh tegap didapat adalah ciri anak yang tidak kekurangan protein dan kalsium.
Mengonsumsi susu dapat membantu anak mencapai postur ideal kelaknya.
c. Rambut berkilau dan kuat. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang-kacangan
dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat. Rambut yang sehat dapat
melindungi kepala si anak
d. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat. Hal tersebut menandakan asupan vitamin A,
C, E dan mineralnya terpenuhi. Makanan kaya akan mineral diperoleh dari bayam,
jambu, jeruk, mangga dan lainnya.
e. Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar. Mata yang sehat dan bening diperoleh
dari vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar diperoleh dari vitamin B,
C dan e yaitu wortel, kentang, udang, mangga dan jeruk.
f. Gigi bersih dan gusi sehat merah muda. Hal tersebut dibutuhkan untuk membantu
mencerna makanan dengan baik. Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B
diperlukan.
g. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur. Nafsu makan anak yang baik dilihat
dari intensitas makanan, idealnya 3 kali sehari. Buang air besar sebaiknya dilakukan
setiap hari agar sisa makanan dalam usus tidak menjadi toxic atau racun untuk
tubuh.

2.3. ANGKA KECUKUPAN GIZI UNTUK ANAK USIA DINI


Kecukupan pangan dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif. Parameter
kualitatif meliputi nilai sosial, ragam jenis bahan makanan, dan cita rasa, sedangkan
parameter kuantitatif adalah komposisi zat gizi. Berbagai zat gizi makro seperti
karbohidrat, protein, dan lemak maupun kelompok zat gizi mikro seperti vitamin dan
mineral merupakan kelompok bahan makanan. Tidak kurang dari 50 jenis zat gizi
dibutuhkan manusia setiap hari meliputi 10 macam asam amino, 3 macam asam lemak,
14 macam vitamin, dan 15-19 macam mineral.
AKG merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada tingkat produksi
dan penyediaan pangan perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan lainnya dari
tingkat produksi sampai tingkat konsumsi. Rata-rata kecukupan energi dan protein bagi
penduduk Indonesia masing-masing 2150 Kkal dan 57 gram perorang perhari pada
tingkat konsumsi. AKG disusun berdasarkan rata-rata perorang perhari menurut
kelompok umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan.
Kegunaan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan antara lain sebagai berikut.
a. AKG berguna untuk perencanaan penyediaan pangan tingkat regional atau
nasional. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi rata-rata tingkat regional atau
nasional perlu diketahui juga pola makannya. Dengan demikian, dapat dirancang
penyediaan pangan yang cukup untuk penduduk. AKG merupakan kecukupan
tingkat faali. Oleh sebab itu, dalam merancang produksi pangan perlu
diperhitungkan kehilangan bahan pangan setelah pasca panen mulai dari produksi
sampai tingkat konsumsi.
b. AKG berguna untuk menilai data konsumsi makanan perorangan atau kelompok
masyarakat. Bila hasil survei menunjukkan penyimpangan berat badan dari berat
badan patokan, perlu dilakukan penyesuaian angka kecukupan. Demikian juga
untuk nilai asam amino dan nilai cerna bila berbeda dengan nilai yang digunkan
dalam penetapan AKG yang dianjurkan.
c. AKG berguna untuk perencanaan pemberian makanan bagi institusi seperti rumah
sakit, perkantoran, industri, sekolah, panti sosial, dan lembaga permasyarakatan
perlu diperhatikan berat badan rata-rata dan aktivitas. Khusus rumah sakit
diperhitungkan juga kecukupan gizi untuk penyembuhan.
d. AKG berguna untuk menetapkan standar bantuan pangan dalam keadaan darurat
seperti bencana alam, perang, kekeringan, kerusuhan, transmigran; serta untuk
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) golongan rawan (balita, anak sekolah, ibu
hamil, dan lainlain).
e. AKG berguna untuk menetapkan pedoman keperluan label gizi makanan yang
dikemas. Biasanya dicantumkan persentase dari AKG yang diajurkan untuk satu
porsi makanan tersebut.
f. AKG berguna untuk bahan penyuluhan atau pendidikan gizi yang berkaitan
dengan kebutuhan gizi menurut kelompok umur dan kegiatan maupun jenis
kelamin.

Kecukupan gizi adalah persentase asupan zat gizi terhadap total kebutuhan zat
gizi dalam 24 jam. Saat asupan zat gizi sama dengan kebutuhan, maka
kecukupannya adalah 100%. Capaian kecukupan gizi 100% sangat sulit dipenuhi
secara faktual sehingga digunakan kisaran 80-120% sebagai wilayah kecukupan
gizi yang ideal. Kecukupan gizi individu didasarkan pada dua puluh dua
komponen, yaitu energi (Kkal), protein (g), vitamin A (RE), vitamin D (µg),
vitamin E (mg), vitamin K (µg), tiamin (mg), riboflavin (mg), niasin (mg), asam
folat (µg), piridoksin (mg), vitamin B12 (µg), vitamin C (mg), kalsium (mg), fosfor
(mg), magnesium (mg), iodin (µg), zink (mg), selenium (µg), mangan (mg), dan
fluor (mg).
BAB III
(PENUTUP)

3.1. SIMPULAN
Pangan merupakan istilah umum yang merujuk pada semua bahan-bahan yang bisa
dijadikan dan diolah sebagai makanan. Susunan pangan dalam keseharian yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan
tetap memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik sehari-hari, perilaku
hidup bersih dan sehat, serta selalu memantau berat badan secara teratur.
Zat gizi atau Nutrients merupakan jalinan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk
menjalankan fungsinya yaitu mengatur energi, memelihara dan membangun sel-sel atau
jaringan serta mengatur proses kehidupan.
1) Gizi Seimbang untuk ibu hamil
2) Gizi seimbang untuk ibu menyusui
3) Gizi seimbang untuk bayi 0 – 6 bulan
4) Gizi seimbang untuk bayi 6 – 24 bulan atau 2 tahun
5) Gizi seimbang untuk anak 2 – 5 tahun
6) Gizi seimbang untuk anak 6 – 9 tahun

Di Indonesia memiliki kesepakatan mengenai tanda anak sehat bergizi baik, yaitu
ada 7 kriteria. Yaitu :
a. Bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi
b. Postur tubuh tegap dan otot padat
c. Rambut berkilau dan kuat
d. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat
e. Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
f. Gigi bersih dan gusi sehat merah muda
g. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur

AKG merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada tingkat


produksi dan penyediaan pangan perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan
lainnya dari tingkat produksi sampai tingkat konsumsi. Kegunaan Angka Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan antara lain sebagai berikut.
a. AKG berguna untuk perencanaan penyediaan pangan tingkat regional atau
nasional.
b. AKG berguna untuk menilai data konsumsi makanan perorangan atau kelompok
masyarakat.
c. AKG berguna untuk perencanaan pemberian makanan bagi institusi
d. AKG berguna untuk menetapkan standar bantuan pangan dalam keadaan darurat
e. AKG berguna untuk menetapkan pedoman keperluan label gizi makanan yang
dikemas.
f. AKG berguna untuk bahan penyuluhan atau pendidikan gizi yang berkaitan
dengan kebutuhan gizi

3.2. SARAN
Dalam menentukan gizi seimbang untuk anak usia dini sanagt perlu diperhatikan
asupan makanan terhadap anak sejak anak di dalam kandungan ibu, akrena hal tersebut
dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak ketika sudah menjadi janin
hingga anak sudah lahir, menyusui hingga anak berusia dini. Orang tua terutama ibu perlu
memperhatikan pola asupan untuk diri ibu dan juga anak dengan mengonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Komala. Kecukupan Gizi Untuk anak usia Dini. Prodi PGPAUD IKIP Siliwangi
Mayangsari, R., Efrizal, W., Waluyo, D., dkk. (2022). Gizi Seimbang. Widina Bhakti Persada
Bandung. Bandung
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014. Tentang Pedoman
Gizi Seimbang
Yosepphin, Betty, Dr. (2018). Tuntunan Praktis Menghitung Kebutuhan Gizi. Andi Offset.
Yogyakarta

You might also like