You are on page 1of 46

DIKLAT

Guru Pembina
Ekstrakurikuler Bidang IPA

Mata Diklat
SAINSPRENEURSHIP
Handout
[Sainspreneurship]

[Sainspreneurship]
Penulis:
Dr. Nenden Hasanah RA, M.Pd
Wandy Praginda, S.Pd, M.Si

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Prinsip
pengembangan dari kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
berdasarkan Permendikbud nomor 62 tahun 2014 meliputi keikutsertaan
peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing,
dan sifat program yang menyenangkan dalam suasana yang menggembirakan
bagi peserta didik. Prinsip tersebut berlaku untuk ekstrakurikuler wajib yaitu
Pramuka dan ekstrakurikuler pilihan seperti ekstrakurikuler pada bidang IPA.

Beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diberi muatan karakter


kewirausahaan, antara lain: (1) olahraga; (2) seni budaya; (3) kepramukaan,
dan (4) Sains. Kegiatan olahraga misalnya, bilamana diselenggarakan
kompetesi antar kelas dalam berbagai cabang olahraga, maka para peserta
didik di suatu kelas atau kelompok peserta didik akan melakukan persiapan,
antara lain dengan mengatur agenda antara lain latihan dengan penuh
motivasi untuk menang, pembagian tugas dan peran, berkoordinasi, dan
sejenisnya. Melalui kegiatan ini, mereka akan bekerja keras, menumbuhkan
motivasi diri dan tim, bersedia menghadapi tantangan, siap untuk kalah dan
seterusnya yang itu semuanya merupakan karakteristik kepemimpinan
kewirausahaan.

1
Handout
[Sainspreneurship]

Penyelenggaraan ektrakurikuler bidang IPA dengan muatan sainspreneurship


di jenjang SMP, diharapkan akan memperkuat literasi sains dan minat peserta
didik. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik dapat terus menekuni bidang
IPA dengan mengarahkan pada beragam kegiatan yang memanfaatkan
pemahaman sains untuk menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif,
bermanfaat dan mengembangkan kecakapan hidup (life skills) peserta didik
melalui kegiatan desain rekayasa.

Oleh karena itu, sainprenership merupakan upaya pengembangan semangat


jiwa berwirausaha berbasis sains dan juga berbasis teknologi. Dengan
semangat tersebut, peserta didik diharapkan termotivasi untuk berkompetisi
di bidang IPA, dan memiliki cita-cita untuk berkarir atau berwirausaha dengan
memanfaatkan pengetahuan IPA.

2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran ini adalah agar guru pembina ektrakurikuler bidang IPA
dapat melatihkan kemampuan sainspreneurship kepada peserta didik anggota
ektrakurikuler sehingga memiliki karakter kompetitif, kreatif, dan inovatif
dalam membuat atau berkreasi terhadap suatu produk/jasa serta memiliki
nilai jual untuk dimanfaatkan seluas-luasnya dalam kehidupan melalui bidang
IPA

a. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang hendak dicapai pada mata diklat


sainspreneurship adalah peserta dapat memahami konsep
sainspreneurship dan implikasinya dalam program ekstrakurikuler bidang
IPA

b. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi mata diklat litersi sains adalah:


1.1. Menguraikan konsep sainspreneur
1.2. Mengaitkan karakteristik sainspreneur dengan program
ekstrakurikuler bidang IPA

2
Handout
[Sainspreneurship]

B. URAIAN MATERI

1. Wirausaha, Kewirausahaan
Terdapat dua istilah kewirausahaan, yaitu “entrepreneurship” (bahasa
Inggris), “entrepreneur” (bahasa Perancis) yang berarti seorang yang
melakukan suatu usaha (baru) yang berisiko. Dalam bahasa Indonesia, istilah
entrepreneur diterjemahkan “pengusaha” atau orang yang memiliki usaha.

Pada tahun 1970-an “entrepreneur” diterjemahkan sebagai “wiraswasta” yang


berbeda dengan pengusaha yang lebih menekankan pada aspek keberanian
dalam mengambil risiko. Pada tahun 1980-an digunakan istilah “wirausaha”
sebagai padanan istilah “entrepreneur”. Wirausaha diartikan sebagai seorang
pahlawan dalam usaha atau orang yang berani melakukan suatu usaha.

Menurut Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35), wirausaha adalah orang


yang mengorganisir, mengelola, dan berani menanggung resiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian
entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola
pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi
tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga
diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai
terhadap tugas dan tanggungjawabnya.

Dari segi karakteristik perilaku, wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang


mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan
miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi
orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap
orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau
dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.

Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan
menanggapi peluang, Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan

3
Handout
[Sainspreneurship]

sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya
dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya.

Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang


dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang
baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan
hidup.

Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata
secara kreatif. Berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 1995
tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan disebutkan bahwa kewirausahaan didefinisikan sebagai
semangat, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan
cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar. Inpres tersebut mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan
bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan,
termasuk di sekolah.

Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (2000) dalam Takdir D,


dkk (2015) menyebutkan bahwa kewirausahaan adalah tindakan manusia,
kreatif yang membangun sesuatu yang bernilai, mengejar peluang terlepas
dari kelebihan atau kekurangan sumber daya. Untuk itu diperlukan visi, gairah
dan komitmen untuk memimpin orang lain dalam mengejar visi. Hal ini juga
diperlukan kemauan untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan.

Sedangkan Suryana (2004) menyebutkan bahwa kewirausahaan adalah suatu


sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif, berdaya,

4
Handout
[Sainspreneurship]

bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan


pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki
jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya,
selalu mencari peluang terus menerus untuk meningkatkan usaha dan
kehidupannya, selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan
berkreasi dan berinovasi semua peluang dapat diperolehnya.

Peserta didik yang memiliki jiwa wirausaha hendaknya mampu melahirkan


ide-ide baru untuk menumbuhkan kreativitas di sekolahnya. Sebuah ide baru
yang diwujudkan di dunia nyata adalah sebuah inovasi. Sebuah inovasi adalah
serangkaian usaha atau upaya apa saja yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperbaiki, memodifikasi, atau mengembangkan sesuatu yang sudah ada
sehingga menjadi suatu produk baru, bisa berupa barang atau jasa, yang
memiliki nilai tambah atau nilai lebih dari yang sebelumnya. Secara lebih
kontektual, bagaimana upaya guru pembina ektrakurikuler memotivasi dan
memfasilitasi peserta didik anggota ektrakurikulernya melakukan inovasi di
sekolah dan menjadi budaya di sekolah, merupakan keberhasilan dalam
menerapkan kewirausahaan melalui kegiatan ektrakurikuler.

Sainspreneurship sebagai basis pengembangan ektrakurikuler bidang IPA


diadaptasi dari enterpreneurship yang dijadikan bingkai dalam kegiatan
ektrakurikuler pilihan ini. Sainsprenership itu sendiri terdiri dari dua suku
kata yaitu sains dan preneurship.

2. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan


Pengembangan karakter kewirausahaan di sekolah bertujuan untuk
membentuk insan yang memiliki karakter kewirausahaan. Sebagai sasaran
pengembangan karakter kewirausahaan meliputi kepala sekolah, guru, tenaga
pendidikan dan non kependidikan, dan peserta didik itu sendiri.

Peserta didik adalah salah satu unsur potensi sekolah yang harus dikelola
secara baik dan benar. Melalui kegiatan ektrakurikuler, guru pembina
berkewajiban mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan
terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas, untuk mantapnya

5
Handout
[Sainspreneurship]

kepribadian peserta didik dalam mewujudkan ketahanan sekolah sebagai


lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif
dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. Disamping itu potensi yang
dimiliki peserta didik perlu diberi wadah agar peserta didik dapat
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki dalam pencapaian prestasi
unggulan sesuai bakat dan minat.

Potensi peserta didik dapat diwadahi melalui kegiatan ekstrakurikuler yang


dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar melalui bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan
dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Pembinaan peserta didik yang bersifat akademik dapat dilakukan melalui


kegiatan ko-kurikuler misalnya mengikuti bimbingan OSN atau olimpiade
sains. mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian,
menyelenggarakan kegiatan ilmiah, workshop, seminar, diskusi panel yang
bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), mengadakan pameran
karya inovatif dan hasil penelitian. Peserta didik dapat dikembangkan jiwa
kewirausahaanya melalui pembinaan maupun pembiasaan pada kegiatan
kurikuler, ko-kurikuler, intrakurikuler, maupun ekstra kurikuler.

Pembelajaran Kewirausahaan di Sekolah Pendidikan kewirausahaan bisa


efektif bilamana memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berlatih
semua komponen kepemimpinan kewirausahaan (Bagheri, A. & Pihie Z.A.L.,
2009). Pembelajaran kewirausahaan akan terjadi melalui proses mengalami
kejadian yang menantang dan berbeda, seperti mengenali peluang, mengatasi
masalah, dan melakukan peran yang berbeda-beda dari seorang pengusaha.

Berikut akan diuraikan tiga metode pembelajaran kewirausahan, yaitu:


(1) pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning);
(2) pembelajaran melalui interaksi sosial (social interaction learning); dan
(3) pembelajaran melalui pengenalan peluang (opportunity recognition).

6
Handout
[Sainspreneurship]

a) Belajar berbasis pengalaman (Experiential Learning).


Para ahli percaya bahwa belajar kewirausahaan berbasis pengalaman
(experiential learning) sebagai metode yang paling meyakinkan. Mereka juga
menyatakan bahwa melalui experiential learning, peserta didik tidak hanya
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan memilih kewirausahaan sebagai
jalur karier masa depan mereka, melainkan juga mendapatkan kemampuan
dalam menghadapi tantangan dan mengatasi masalah seputar usaha mereka

Experiential learning membuat peserta didik "dapat menghasilkan makna


baru yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam berpikir dan
berperilaku". Selain itu, experiential learning dapat mengembangkan self-
efficacy, keyakinan yang kuat, dan keinginan untuk berhasil dalam melakukan
peran dan tugas seorang pengusaha (Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009).

Erikson (2003) menyatakan experiential learning sebagai faktor yang


berpengaruh dalam mengembangkan self-efficacy dalam kewirausahaan,
menyatakan bahwa experiential learning memungkinkan pola pikir
kewirausahaan individu terdorong untuk mencari peluang yang dapat
dikembangkan daripada melalui metode pendidikan kewirausahaan
tradisional. Experiential learning disamping menyenangkan dan
meningkatkan keinginan peserta didik, juga atas keterlibatannya dapat
mengembangkan kemampuan kewirausahaan mereka menjadi pengusaha.
(Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009) berpendapat bahwa experiential learning
secara intensif "memungkinkan peserta didik untuk menggali potensi
kewirausahaan mereka dan meningkatkan keterampilan serta meningkatkan
harapan untuk sukses“.

Sebuah hasil penelitian menunjukkan secara kuat bahwa kemampuan


kewirausahaan akan dipelajari melalui proses dimana peserta didik secara
aktif terlibat dalam lingkungan pengalaman belajar yang menantang.
Pemberian pengalaman belajar yang menantang akan menimbulkan
kesadaran diri tentang apa kekuatan dan kelemahannya, meningkatkan
kesiapan untuk mengambil risiko, dan meningkatkan kreativitas, membantu
memberdayakan potensi mereka secara optimal, menerima kesalahan sebagai

7
Handout
[Sainspreneurship]

kesempatan belajar, dan mendorong mereka untuk berpikir kritis. Kegiatan


yang menantang memberikan peserta didik berkesempatan untuk mengalami
kegagalan, belajar dari itu, dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
mengatasi tantangan yang lebih serius (Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009).

Banyak ahli percaya bahwa kreativitas, inovasi, dan pengambilan risiko


sebagai kompetensi penting kewirausahaan tidak dapat diajarkan melalui
metode konvensional kewirausahaan, melainkan melalui experiential learning.

b) Belajar melalui interaksi sosial (Social Interaction Learning)


Kompetensi kepemimpinan kewirausahaan juga dapat diperoleh melalui
belajar berinteraksi sosial. Interaksi sosial sangat penting dalam seluruh
proses pembelajaran kewirausahaan. Secara umum, pembelajaran
kewirausahaan terjadi dalam proses interaksi personal dengan lingkungannya
yang bertujuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan memanfaatkan
peluang. Pada intinya interaksi sosial dapat membentuk dan mengembangkan
persepsi, sikap, dan kemampuan kewirausahaan khususnya dalam
kepemimpinan kewirausahaan (Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009).

Interaksi sosial akan meningkatkan kesadaran peserta didik tentang


kelemahan dan kekuatan, menjadi matang dalam menjalin jaringan, dan
kemampuan berkomunikasi. Interaksi sosial membantu peserta didik untuk
berbagi pengalaman, meningkatkan penalarannya ketika menghadapi
wawasan yang berbeda, dan menemukan kelemahan penalaran diri, dan cara-
cara untuk meningkatkannya, menyesuaikan pemahaman mereka atas dasar
pemahaman orang lain, dan yang lebih penting, yaitu menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh untuk memecahkan masalah
(Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009).

Program pendidikan kewirausahaan menyediakan berbagai peluang untuk


interaksi sosial peserta didik, yang dapat mengembangkan kepemimpinan
kewirausahaan mereka (Vecchio, 2003). Pertama, mereka memberikan
kesempatan untuk interaksi sosial dengan guru dan rekan-rekan dalam
kelompok. Interaksi sosial dalam proses pembelajaran kewirausahaan sangat

8
Handout
[Sainspreneurship]

penting karena dapat meningkatkan rasa senang saat berkegiatan


kewirausahaan dan meningkatkan tingkat persepsi mereka tentang
kewirausahaan para peserta didik. Kedua, program pendidikan
kewirausahaan menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat
dengan pengusaha lain, investor, dan guru pada acara-acara, seperti pelatihan,
pertemuan kelompok, dan transaksi bisnis dimana mereka memiliki
kesempatan untuk mengamati dan belajar dari model-model orang sukses
(Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009). Akhirnya, program tersebut memberikan
pengalaman sosial bagi peserta didik sehingga mereka tertarik menjadi
wirausahawan.

c) Pengenalan peluang (opportunity recognition)


Metode pembelajaran kewirausahaan juga dapat dilakukan dengan
pengenalan terhadap peluang juga dapat dilaksanakan. Pengenalan terhadap
peluang lebih pada menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk
mengembangkan ide baru dan mengeksplorasi sesuatu yang sudah ada.
Pengenalan peluang melibatkan tidak hanya keterampilan teknis, seperti
analisis keuangan dan penelitian pangsa pasar, tetapi juga bentuk perwujudan
kreativitas yang nyata, membangun tim, pemecahan masalah, dan
kepemimpinan. Hal ini dapat melibatkan baik pengenalan peluang yang sudah
ada dengan meningkatkan operasional kegiatan yang ada dan atau penciptaan
peluang baru.

Identifikasi peluang biasanya diajarkan melalui latihan dengan teknik


pemecahan masalah, berpikir kreatif, dan inovatif daripada kegiatan di kelas
tradisional (Klein & Bullock, 2006). Beberapa hasil penelitian menemukan
bahwa pendidikan kewirausahaan hendaknya memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk mengalami secara seimbang semua komponen
kepemimpinan kewirausahaan (Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009). Mereka
melakukan penelitian dengan metode kualitatif untuk mencari jawab atas
pertanyaan bagaimana program kewirausahaan di perguruan tinggi (dapat
juga dianalogikan di sekolah) berkontribusi pada pengembangan
kepemimpinan kewirausahaan, khususnya dalam mengembangkan visi, sikap
proaktif, inovatif, dan pengambilan risiko.

9
Handout
[Sainspreneurship]

3. Ektrakurikuler IPA berbasis Sainsprenership


Alit Made dan Praginda Wandy (2012) dalam bukunya Hakikat IPA dan
Hakikat Pendidikan IPA, menyebutkan bahwa sains adalah sekumpulan
pengetahuan kealaman, dimana suatu pengetahuan dengan pengetahuan
lainnya memiliki hubungan kausal yang tumbuh sebagai hasil eksperimen dan
observasi. Dengan metode tertentu, dapat diuji kebenarannya dengan kondisi
dan syarat-syarat batas yang sama bila dilakukan di tempat lain oleh orang lain
yang ingin mengujinya. Dari makna tersebut dapat disimpulkan bahwa sains
pada hakikanya terdiri atas aspek :

1. Proses.
Proses merujuk pada aktivitas pencarian sains yang dilakukan para ahli
disebut science as the process of inquiry. Sains memiliki metode yang dikenal
denga scientific method atau metode ilmiah, yang meliputi kegiatan-
kegiatan seperti:
a. mengenal dan merumuskan masalah;
b. mengumpulkan data;
c. melakukan percobaan atau penelitian;
d. melakukan pengamatan;
e. melakukan pengukuran.
f. menyimpulkan.
g. mengkomunikasikan pegetahuan atau melaporkan hasil penemuan.

Untuk melakukan metode ilmiah diperlukan sejumlah keterampilan sains


yang sering disebut science processes skills. Proses sains meliputi
mengemati, mengklasifikasi, menginfer (menarik kesimpulan),
memprediksi, mencari hubungan, mengukur, mengkomunikasikan,
merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengontrol variabel,
menginterpretasikan data, menyimpulkan.

Karena itu IPA atau Sains dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sitematik, dirumuskan secara umum,
ditandai oleh penggunaan metode ilmiah dan munculnya sikap ilmiah.
Definisi ini lebih memandang IPA atau sains sebagai produk dan sebagai
proses.

10
Handout
[Sainspreneurship]

Langkah-langkah atau proses yang ditempuh para ilmuwan dalam


mengembangkan ilmu menjadi cara atau metode yang digunakan secara
umum, kemudian disebut metode ilmiah. Metode ini memungkinkan
berkembangnya pengetahuan dengan pesat, jelas adanya hubungan timbal
balik antara fakta dan gagasan. Fakta yang didapat melalui pengamatan diolah
dan disajikan oleh ilmuwan dan disebut data.

Siklus proses ilmiah (metode ilmiah) dapat dimulai dari adanya (1) fokus
masalah, ditunjang dengan (2) data yang ada dan (3) teori yang ada, maka
rumusan masalah dapat dibuat. (4) Teori yang ada digunakan melalui
perumusan hipotesis, definisi operasional, dan membuat model untuk
membuat prediksi terhadap penjelasan masalah yang dirumuskan

Gambar 1. Siklus Hasil dan Proses Ilmiah (Costa, AL, etal, 1985: 167)

Penerapan teori yang proporsional membimbing pendekatan dalam


mengobservasi dan meneliti serta alat ukur yang digunakannya untuk proses
(5) pengambilan data. Data yang diperoleh dibuat klaifikasinya berdasarkan
persamaan dan perbedaannya, melalui proses (6) pengorganisasian data.
Data yang telah diorganisasikan, digunakan dengan cara membuat analogi,
generalisasi, teori, dan kaedah-kaedah (sebagai panmbahan atau revolusi
terhadap teori sebelumnya), melalui proses (7) penggunaan data. Sehingga
berulang siklus berikutnya, lihat Gambar 1.

11
Handout
[Sainspreneurship]

2. Produk
Hasil dari sains merujuk pada sekumpulan pengetahuan berupa fakta,
konsep, prinsip, teori, hukum. Pola pemecahan masalah seperti langkah-
langkah metode ilmiah akhirnya dianut secara umum. Orang yang terbiasa
menggunakan metode ilmiah, berarti telah mempunyai sikap ilmiah. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan bagan berikut:
Gejala/ Fenomena alam Kesimpulan

Sikap Kemampu
INDIVI an
Apa Intelektual
Mengap DU
Metode
Bagimana?
Gambar 2. Alur pemaknaan gejala alam

Sekarang timbul pertanyaan, apa yang diperoleh dari kesimpulan?


Bagaimana cara menarik kesimpulan tersebut. Kesimpulan yang ditarik
tentu hanya berupa gagasan. Gagasan ini tentu harus berlaku umum dan
teruji kebenarannya. Gagasan ini kemudian disebut konsep.

Dalam perkembangannya sains dapat terjadi secara akumulatif, yaitu


konsep, prinsip, hukum, dan teori sebelumnya menjadi landasan bagi
terbentuknya konsep, prinsip, hukum, dan teori berikutnya.
a. Contoh fakta: air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
b. Contoh Konsep: energi, air, tumbuhan, massa, gaya.
Ada juga konsep yang terdefinisikan seperti: Energi dapat diubah
bentuknya; Materi dapat diubah bentuk dan wujudnya.
c. Contoh prinsip: Kutub-kutub magnet yang tidak sama akan saling tarik
menarik; Ion positif dan ion negatif akan saling tarik menarik.

3. Sikap
Selain menggunakan metode ilmiah, para ilmuwan IPA perlu pula memiliki
sikap ilmiah (scientific attittudes), agar hasil yang dicapainya itu sesuai
dengan harapannya. Sikap-sikap tersebut diantaranya.
1) Obyektif terhadap fakta atau kenyataan,
Bila sebuah benda menurut kenyataan berbentuk bulat telur, maka dia
secara jujur akan melaporkan bahwa bentuk benda itu bulat telur. Dia
berusaha untuk tidak dipengaruhi oleh perasaannya.

12
Handout
[Sainspreneurship]

2) Tidak tergesa-gesa di dalam mengambil kesimpulan atau keputusan.


Bila belum cukup data yang dikumpulkan untuk menunjang kesimpulan
atau keputusan. Seorang ilmuwan IPA tidak akan tergesa-gesa menarik
kesimpulan. Ia akan mengulangi lagi pengamatan-pengamatan dan
percobaan-percobaannya, sehingga datanya cukup dan kesimpulannya
mantap, karena didukung oleh data-data yang cukup dan akurat.
3) Berhati terbuka
Bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan orang lain,
sekalipun pendapat atau penemuan orang lain itu bertentangan dengan
pendapatnya sendiri.
4) Dapat membedakan antara fakta dan pendapat.
Fakta dan pendapat adalah hal yang berbeda. Fakta adalah sesuatu yang
ada, terjadi dan dapat dilihat atau diamati. Sedangkan pendapat adalah
hasil proses berpikir yang tidak didukung fakta.
5) Bersikap tidak memihak suatu pendapat tertentu tanpa alasan yang
didasarkan atas fakta.
6) Tidak mendasarkan kesimpulan atas prasangka.
7) Tidak percaya akan takhayul.
8) Tekun dan sabar dalam memecahkan masalah.
9) Bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penemuannya
untuk diselidiki, dikritik, dan disempurnakan.
10) Dapat bekerjasama dengan orang lain (kolaborasi).
11) Selalu ingin tahu tentang apa, mengapa, dan bagaimana dari suatu
masalah atau gejala yang dijumpainya.

4. Aplikasi
Dalam hubungannya dengan batasan tentang pendidikan, sains dikemukakan
oleh beberapa ahli, baik yang diperoyeksikan dengan kurikulum sebagai
perangkat pendidikan, maupun yang dikaitkan dengan pencapaian peserta
belajar dalam mempelajari sains.

Kirkham (dalam Wellington, 1989:136) lebih banyak menekankan sains


dalam kurikulum pendidikan; hendaknya sains merupakan akumulasi dari
content, process, dan context. Content menyangkut kepada hal-hal yang

13
Handout
[Sainspreneurship]

berkaitan dengan fakta-fakta, definisi, konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori,


model, dan terminologi. Proses berkaitan dengan keterampilan untuk
memperoleh atau menemukan (atau metodologi) konsep dan prinsip. Context
meliputi tiga elemen, yaitu berkaitan dengan: (1) individual; (2) masyarakat;
dan (3) keseluruhan pengalaman sekolah (kurikulum).

Context yang berkaitan dengan individu, peserta didik terlibat di dalamnya


termasuk hal-hal yang dipelajari peserta didik dalam sains yang bernilai dan
bermanfaat dalam kehidupannya, serta proses mengkonstruksi informasi
yang diperolehnya. Context dalam kaitannya dengan masyarakat, antara lain
dalam pembelajaran sains hendaknya memperhatikan pengaruh sains dan
teknologi terhadap masyarakat umum. Sains tidak hanya diterima sebagai
aktivitas laboratorium belaka, yang tidak berhubungan dengan isu-isu di
masyarakat dan nilai kemanusiaan. Sains hendaknya memberikan solusi, di
samping penjelasan alam, terhadap masalah yang dihadapi masyarakat sehari-
hari.

Gambar 3 menggambarkan Interaksi Sains, teknologi, dan masyarakat sebagai


suatu pendekatan. Dimensi sains, teknologi, dan masyarakat dapat
digambarkan secara dinamis. Lingkaran sains, teknologi, masyarakat dapat
berhimpitan, dan dapat saling menjauh. Masyarakat dapat mempengaruhi
sains dan teknologi. Sains memberikan eksplanasi dan teknologi memberikan
solusi dalam kehidupan manusia. Tentu masyarakat juga dipengaruhi sains
dan teknologi.

Gambar 3. Keterkaitan antara Sains Teknologi Masyarakat

14
Handout
[Sainspreneurship]

Hakikat sains sebagai aplikasi merujuk pada dimensi aksiologis IPA sebagai
suatu ilmu, yaitu penerapannya pengetahuan tentang IPA dalam kehidupan.
Untuk menerapkan pengetahuan IPA dalam kehidupan diperlukan
kemampuan untuk:
a) mengidentifikasi hubungan konsep ipa dalam penggunaannya dengan
kehidupan sehari-hari;
b) mengaplikasikan pemahaman konsep ipa dan keterampilan ipa pada
masalah riil;
c) memahami prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi yang bekerja pada alat-
alat rumah tangga; dan
d) memahami dan menilai laporan-laporan perkembangan ilmiah yang ditulis
pada mass media.

Berdasarkan pemahaman terhadap hakikat sains, maka pengertian


Sainsprenership adalah sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan
produk terapan IPA (baru atau pengembangan) yang sangat bernilai dan
berguna bagi dirinya dan orang lain melalui proses ilmiah. Selain itu,
sainspreneurship dapat diartikan sebagai sikap mental dan jiwa yang selalu
aktif, kreatif, berdaya cipta bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha
dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usaha atau kiprah
memproduksi terapan IPA yang diserta sikap ilmiah dan metode ilmiah.

Orang yang memiliki sifat sainspreneurship disebut dengan sainspreneur.


Sainspreneur merupakan seorang yang mampu menambahkan perubahan nilai
suatu sumber daya dari suatu produk yang diperoleh dari sikap ilmiah, metode
ilmiah, produk ilmiah dan aplikasi atau penerapannya.

Seorang guru pembina ekstrakurikuler bidang IPA berbasis


sciencepreneurship, harus mampu memotivasi dan menggali potensi peserta
didik agar mampu membuat sebuah produk barang atau jasa yang memiliki
nilai tambah. Produk yang memiliki nilai tambah tersebut dapat dilihat dari
gagasan ataupun desain yang dihasilkan oleh peserta didik anggota
ektrakurikuler bidang IPA di sekolah bapak ibu.

15
Handout
[Sainspreneurship]

Gagasan penerapan sains yang kreatif dapat ditempuh melalui pendekatan


saintifik/inquiry base learning. Sedangkan produk yang inovatif, berupa
barang atau sekalipun masih berupa pemodelan (purwarupa/prototipe) dapat
ditempuh menggunakan pendekatan STEM.

Produk-produk terapan IPA tersebut dapat dikembangkan melalui tahapan


awal literasi sains tematik atau berdasarkan fenomena yang ditemukan
disekitar lingkungan sekolah melalui analisis kebutuhan sumber daya dan
potensi lingkungan sekolah dan masyarakat. Teknik analisis yang biasa
digunakan adalah analisis kekuatan, peluang, tantangan dan hambatan
(analisis SWOT).

Tujuan akhir dari produk dalam bentuk gagasan inovatif dapat dituangkan
oleh peserta didik menjadi sebuah karya ilmiah bidang IPA. Adapun produk
barang ataupun desain inovatif memiliki tujuan akhir berupa pemodelan
ataupun purwarupa (prototipe). Produk-produk tersebut dirancang
sedemikian rupa sehingga memiliki nilai tambah yang pada akhirnya memiliki
nilai jual yang dapat dipasarkan atau dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh
masyarakat baik di lingkungan internal sekolah maupun lingkungan ekternal
sekolah.

Pengembangan ekstrakurikuler bidang IPA berbasis Sciencepreneurship


dalam pelaksanaanya, peserta didik dibekali dengan kecakapan abad 21.
Kecakapan tersebut antara lain mengembangkan kemampuan berkolaborasi,
berkomunikasi, kreatifitas, dan berpikir kritis. Selain itu bentuk pembinaan
sainpreneurship dalam aktivitas ektrakurikuler bidang IPA yang ada disekolah
disesuaikan dengan zaman saat ini, yaitu zaman generasi millenial yang mana
kemampuan berbasis informasi dan teknologi (ICT) menjadi alat pendukung
yang sangat penting dan sesuai dengan generasi tersebut.

Karakteristik Sainspreneur merupakan karakter yang terbentuk dari


gabungan karakter sains dan entrepreneurship. Karakteristik entepreneur
menurut johan hasan sebagai berikut:
a. memutuskan untuk memiliki visi menjadi seorang Entrepreneurship.

16
Handout
[Sainspreneurship]

b. mengembangkan ide kreatif sedemikian rupa sehingga ide tersebut


memiliki nilai tambah yang kita sebut sebagai inovasi.
c. mewujudkan ide kreatif tersebut dalam sebuah usaha atau bisnis model.
d. berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan. Resiko yang diperlu
diperhatikan antara lain resiko pengorbanan waktu, pengorbanan
finansial, dan resiko lainnya.

Karakteristik sains dalam pengembangan ektrakurikuler bidang IPA berbasis


sainspreneur diarahkan pada keterampilan proses sains. Keterampilan proses
sains merupakan keterampilan atau kemampuan yang dipelajari oleh peserta
didik saat mereka melakukan penemuan ilmiah, dimana diantaranya
mencakup pengamatan (observasi), mengklasifikasikan, menafsirkan,
meramalkan, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis,
merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan serta menerapkan
konsep.

Guru pembina ektrakurikuler bidang IPA berbasis sainspreneurship memiliki


tantangan agar dapat menjadikan peserta didiknya memiliki keterampilan
proses sains dan karakteristik seorang enterpeneurhip. Artinya peserta didik
harus mampu membangun potensi, minat dan bakatnya dengan pola berfikir
sainstis dan enterpreneur. Secara teknis, tantangan ini dapat dilalui dengan
melatihkan peserta didik untuk berfikir kreatif dan bersikap inovatif.

4. Kreativitas dan Inovasi

a. Kreatif

Kata “Kreatif” merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris To Create,
yang merupakan singkatan dari :
• Combine (menggabungkan) –penggabungan suatu hal dengan hal lain
• Reverse (membalik) –Membalikan beberapa bagian atau proses
• Eliminate (menghilangkan) –menghilangkan beberapa bagian
• Alternatif (kemungkinan) –Menggunakan cara, bahan dll dengan yang lain.
• Twist (memutar) –memutarkan sesuatu dengan ikatan

17
Handout
[Sainspreneurship]

• Elaborate (memerinci) –memerinci atau menambah sesuatu

Jadi, berpikir kreatif mengandung pengertian sebagai berikut.


1) Melepaskan diri dari pola umum yang sudah tertanam dalam ingatan.
2) Mampu mencermati sesuatu yang luput dari pengamatan orang lain

Banyak pihak yang mendefinisikan pengertian dari Kreatifitas. Menurut


Theresia Amabile, seorang ilmuwan dari Harvard Business School (Presentasi
Ciputra University, 2012) kreativitas adalah menghasilkan ide-ide baru yang
berguna dalam bidang apapun. Ada pula pendapat lain yang menyatakan
bahwa kreativitas adalah kemampuan individu untuk mempergunakan
imaginasi dan berbagai kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide
atau gagasan, orang lain dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil
yang baru serta bermakna (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Artinya
mengembangkan pemikiran alternatif atau kemungkinan dengan berbagai
cara sehingga mampu melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dalam
interaksi individu dengan lingkungan sehingga diperoleh cara-cara baru untuk
mencapai tujuan yang lebih bermakna.

Menurut Widayatun (1999), pengertian kreatif adalah kemampuan dalam


menyelesaikan suatu masalah yang memberikan kesempatan kepada setiap
personal untuk berkreasi dalam memunculkan ide-ide baru/adaptif yang
memiliki fungsi dan kegunaan secara menyeluruh untuk berkembang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘kreatif’ memiliki pengertian
memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan.
Sementara itu “kreativitas” berarti kemampuan untuk mencipta atau daya
cipta.

Apabila ditarik benang merah, dapat dirinci bahwa kreativitas adalah:


 Kemampuan menemukan ide-ide baru yang original
 Kemampuan menemukan hubungan-hubungan baru
 Kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang baru
 Kemampuan membentuk kombinasi baru

18
Handout
[Sainspreneurship]

Berikut ini adalah bentuk-bentuk kreativitas antara lain: Ide, Produk, dan
Gagasan. Misalnya sebuah barang yang tidak terpakai bisa di jadikan sebagai
barang dengan memiliki nilai jual seperti membuat Bingkai Foto dari Stick Es
krim, Membuat Mainan dari Kayu, Membuat Lampu dari botol bekas dan lain
sebagainya.

Manusia Wirausaha memiliki jiwa mandiri, hal ini didukung oleh cara-cara
berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal
yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Dengan
pemikiran yang kreatif kita bisa memecahkan berbagai macam permasalahan.
Kreativitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan ragam
masukan ke otak, terutama tentang hal yang baru, dengan memanfaatkan daya
ingat, daya khayal dan daya serap dari otak akan dapat ditumbuhkan berbagai
ide baru menuju kreativitas.

Kreativitas adalah karya yang merupakan hasil pemikiran dan gagasan.


Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan
ditingkatkan. Namun, kemampuan ini berbeda dari satu orang terhadap orang
lainnya. Kemampuan dan bakat merupakan dasarnya, tetapi pengetahuan dari
lingkungannya dapat juga mempengaruhi kreativitas seseorang.

Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang Wirausaha terletak pada sikap


dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja yang tinggi.
Sedangkan semangat atau etos kerja yang tinggi seorang Wirausaha itu
terletak pada kreativitas dan rasa percaya pada diri sendiri untuk maju dalam
berwirausaha. Seorang Wirausaha yang kreatif dapat menciptakan hal-hal
yang baru untuk mengembangkan usahanya. Kreativitas dapat menyalurkan
inspirasi dan ilham terhadap gagasangagasan baru untuk kemajuan dalam
bidang usahanya. Berpikir kreatif dengan cara melihat dengan sudut pandang
baru, menemukan hubungan baru, dan membentuk kombinasi baru.

Hambatan Kreativitas dapat dikelompokkan kedalam kategori Perceptual,


Emotional, Imagination, Cultural, Expressive, Intellectual, dan Environmental.

19
Handout
[Sainspreneurship]

Kategori ini tercermin dalam sikap sesorang. Sikap-sikap yang mendorong


seseorang untuk menjadi kreatif diantaranya adalah:
a. Perubahan sikap
b. Melanggar aturan
c. Mampu menyalurkan stress
d. Yakin kalau kreatif
e. Menggunakan imajinasi dan intuisi
f. Teknik mengambil resiko
g. Memeriksa asumsi

Sedangkan penghambat sesorang untuk menjadi kreatif diantaranya :


a. Sikap negative
b. Taat pada aturan
c. Stress yang berlebihan
d. Berkeyakinan bahwa diri sendiri tidak kreatif
e. Terlalu mengendalikan logika
f. Takut gagal
g. Membuat asumsi

b. Inovasi

Inovasi adalah merupakan suatu kreasi, pengembangan dan implementasi


suatu produk, proses ataupun layanan baru dengan tujuan meningkatkan
efisiensi, efektifitas ataupun keunggulan bersaing. Theresia Amabile dari
Harvard Business School juga memberikan pendapatnya mengenai pengertian
inovasi yang cukup singkat, yaitu sukses mengimplementasikan ide-ide
kreatif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘inovasi’ memiliki arti


penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Inovasi merupakan suatu proses
untuk menemukan dan mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam
situasi/kondisi yang belum ada dan belum dipikirkan sebelumnya.

20
Handout
[Sainspreneurship]

Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau
diamati sebagai suatu hal baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat). Sementara itu, kata ‘inovatif’ berarti bersifat memperkenalkan
sesuatu yang baru.

Perhatikan inspirasi inovasi dalam 8 th Habits of Highly Effective People


(Stephen Covey), terdiri dari :
• Menjadi proaktif adalah sesuatu yang lebih dari sekedar mengambil inisiatif.
Proaktif berarti menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihan-
pilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan
nilai, dan bukan berdasarkan suasana hati atau kondisi di sekitar kita. Orang-
orang yang proaktif adalah agen-agen perubahan, dan memilih untuk tidak
menjadi korban, untuk tidak menjadi reaktif; mereka memilih untuk tidak
menyalahkan orang lain.

• Bermula dari ujung pemikiran Individu, keluarga, tim dan organisasi


membentuk masa depan mereka dengan terlebih dahulu menciptakan sebuah
visi mental untuk segala proyek, baik besar maupun kecil, pribadi atau
antarpribadi. Mereka tidak sekedar hidup dari hari ke hari tanpa tujuan yang
jelas dalam pikiran mereka. Mereka mengidentifikasi diri dan memberikan
komitmen terhadap prinsip, hubungan, dan tujuan yang paling berarti bagi
mereka.

• Dahulukan hal utama. Mendahulukan yang utama berarti mengatur aktivitas


dan melaksanakannya berdasarkan prioritas-prioritas yang paling penting.
Apa pun situasinya, hal itu berarti menjalani kehidupan dengan didasarkan
pada prinsip- prinsip yang dirasakan paling berharga, bukan oleh agenda dan
kekuatan sekitar yang mendesak saja.

• Berfikir menang-menang. Berpikir menang-menang adalah kerangka pikiran


dan hati yang berusaha mencari manfaat bersama dan saling menghormati di
dalam segala jenis interaksi. Berpikir menang-menang adalah berpikir
dengan dasar-dasar Mentalitas Berkelimpahan yang melihat banyak peluang,
dan bukan berpikir dengan Mentalitas Berkekurangan dan persaingan yang
saling mematikan. Karakter ini bukanlah berpikir secara egois (menang-
kalah) atau seperti martir (kalahmenang) . Karakter ini adalah berpikir
dengan mengacu kepada kepentingan “kita”, bukan “aku”.

• Memahami untuk dipahami. Effective Communication yang dimaksud adalah


berkomunikasi dengan empathy; berusaha memahami dulu, baru kemudian
berusaha dipahami. Jika kita mendengar dengan maksud untuk memahami
orang lain, dan bukan sekedar untuk mencai celah untuk menjawab, kita bisa
memulai komunikasi dan pembentukan hubungan yang sejati. Peluang-
peluang untuk berbicara secara terbuka dan untuk dipahami kemudian akan
datang secara lebih alamiah dan mudah. Berusaha untuk memahami

21
Handout
[Sainspreneurship]

memerlukan pertimbangan matang; berusaha untuk dipahami memerlukan


keberanian. Efektivitas terletak pada menyeimbangkan atau menggabungkan
keduanya.

• Sinergi adalah alternatif ketiga – bukan cara saya, cara Anda, tetapi sebuah
cara ketiga yang lebih baik daripada apa yang bisa kita capai sendiri-sendiri.
Sinergi merupakan buah dari sikap menghormati, menghargai, dan bahkan
merayakan adanya perbedaan di antara orang-orang. Sinergi bersangkut paut
dengan upaya untuk memecahkan masalah, meraih peluang dan
menyelesaikan perbedaan. Ini seperti kerja sama kreatif di mana 1 + 1 = 3, 11,
111, … atau lebih banyak lagi. Sinergi juga merupakan kunci keberhasilan dari
tim atau hubungan efektif mana pun. Sebuah tim yang bersinergi adalah
sebuah tim yang saling melengkapi, di mana tim itu diatur sedemikian rupa
sehingga kekuatan dari para anggotanya bisa saling menutupi kelemahan-
kelemahan nya. Dengan cara ini kita mengoptimalkan kekuatan, bekerja
dengan kekuatan tersebut, dan membuat kelemahan dari masing-masing
orang menjadi tidak relevan.

• Menajamkan Ketahanan, Fleksibilitas dan Kekuatan. Mengasah gergaji


berkenaan dengan upaya kita untuk memperbarui diri secara terus-menerus
pada empat bidang dasar kehidupan: fisik, sosial/emosional, mental, dan
spiritual. Ini adalah karakter yang meningkatkan kapasitas kita untuk
menjalankan semua kebiasaan lain yang akan meningkatkan efektivitas kita.

• Menemukan Keunikan dan Membantu Orang Lain Menemukannya. Dari


perilaku efektif menjadi luar biasa. Mulailah dengan menemukan atau
mengenali keunikan diri sendiri. Potensi diri, pada empat elemen utama : 1.
Pikiran (mind) 2. Tubuh 3. Hati 4. Jiwa.

Beberapa praktek inovasi yang paling sederhana dapat dimulai dari :


1) Inovasi kemasan, di mana sentuhan pembaharuan dilakukan kepada
aspek kemasan, namun isi sama, dengan tujuan untuk meningkatkan daya
tarik (attractiveness), sehingga secara visual akan cukup kompetitif, bila
dipajang berjejer dengan para pesaing. Kemasan yang atraktif juga dapat
menjadi elemen promosi yang efektif.

2) Inovasi produk, dengan melakukan pengembangan produk baru, baik


yang berbasis dari produk yang sudah ada ataupun produk yang baru. Kita
bisa melihat bagaimana produsen kacang seperti Garuda food berinovasi
tidak hanya dengan varian produk kacangnya, namun juga dengan
melahirkan jelly, permen, bahkan nasi instant. Inovasi memang bukan
hanya bertujuan untuk melahirkan sesuatu yang baru bagi pelanggan yang

22
Handout
[Sainspreneurship]

sudah ada, tetapi juga dapat dilakukan untuk melahirkan produk yang
disasarkan untuk segmen lain atau pasar yang baru (new product for new
market). Mengapa tidak membuat kopi instant yang diformulasi dan
dikemas untuk anak muda? Lahirlah Nescafe Ice, Good Day, dan
sebagainya.

3) Inovasi tempat, yakni tempat di mana kita menjual agar lebih atraktif dan
„catchy‟ (menarik pandangan), kita bisa lihat bagaimana kios ala Danone
yang tersebar dimana-mana. Bahkan, di dalam supermarket pun, semua
produsen berlomba manata rak dan cara mendisplay produknya

Hasil dari Kreativitas dengan Inovasi Dalam berwirausaha dibutuhkan duet


atau kombinasi utama dari Kreativitas dan Inovasi guna menjadi pihak yang
berbeda serta berciri khas demi bersaing dengan para kompetitor. Hasil dari
hal tersebut ialah sebuah pemikiran “One Step Ahead” atau satu langkah
didepan dari para pesaing. Hal ini tentu menjadi sebuah pedoman dan
keseharusan bagi para wirausahawan agar usaha yang dijalankan menjadi
sukses dan terbranding dimata masyarakat.

Didalam jiwa seorang sainspreneur harus ada kreatifitas, inovasi dan jiwa
enterpreneur. Jiwa saisnpreneur harus ada dengan melihat prospek kedepan,
apa yang akan menghasilkan peluang dan keuntungan dengan memikirkan
strategi-strategi pengembangan produk serta gagasan-gagasan untuk
memecahkan masalah sains.

c. Perbedaan dan persamaan antara kreativitas dan inovasi

Kreativitas dan inovasi tidaklah suatu hal yang sama, karena berdasarkan
pengertian diatas, dapat dilihat bahwa antara keduanya ada suatu tahapan
yang berbeda.
1) Kreativitas adalah proses timbulnya ide yang baru, sedangkan inovasi
adalah pengimplementasian ide itu sehingga dapat merubah dunia.
2) Kreativitas membelah batasan dan asumsi, dan membuat koneksi pada hal
hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu yang baru, dan Inovasi

23
Handout
[Sainspreneurship]

mengambil ide itu guna mejadikannya menjadi produk atau servis atau
proses yang nyata.

Tetapi diantara keduanya juga memiliki persamaan, yaitu :


1) Sama-sama dapat membawa perubahan terhadap lingkungan
2) Sama-sama berhubungan dengan sebuah gagasan baru
3) Sama-sama menghasilkan nilai tambah bagi produk.

5. Pengembangan Sainspreneurship
Semangat sainspreneurship, diharapkan berdampak terhadap peserta didik
untuk memiliki sikap ilmiah, termotivasi untuk berkompetisi di bidang IPA,
dan memiliki cita-cita untuk berkarir atau berwirausaha dengan
memanfaatkan pengetahuan IPA. Berikut adalah contoh pengembangan
sainspreneurship yang dapat diterapkan pada kegiatan ektrakurikuler IPA di
sekolah.

A. VCO Fermentasi

a) Proses Pembuatan
Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut.
I. Persiapan
Pada tahap ini alat dan bahan perlu dipersiapkan dengan baik.
Adapun alat dan bahannya adalah sebagai berikut :

No Alat dan Bahan Jumlah


1 Buah Kelapa 20 buah
2 Ragi 4 bungkus
3 Juicer/Blender 1 set
4 Kain 25 cm x 25 cm

24
Handout
[Sainspreneurship]

5 Kertas Saring 1 blok


6 Corong 10 Buah
7 Galon + keran ukuran 5 L 1 buah
8 Botol Produk 40 buah
9 Serbet/lap 5 buah
10 Celemek 5 buah

11 Sarung tangan karet 5 pasang


12 Sepatu plastic/boot 5 pasang
13 Pelindung Kepala (MOB CAP) 5 pasang
14 Masker 1 box
15 Sabun cuci tangan 2 botol

Setelah alat dan bahan disiapkan selanjutnya di tata rapi di dalam


ruangan yang akan digunakan untuk proses produksi VCO.

II. Proses
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
1) Kelapa dikupas
2) Kelapa diblender bersama air hangat sebanyak 10 gelas
3) Kelapa yang sudah di blender lalu disaring untuk diambil santannya
4) Santan selanjutnya dimasukkan ke dalam galon
5) Diamkan santan beberapa saat sampai terbentuk 2 lapisan yaitu air di
lapisan bawah dan santan di lapisan atas.
6) Santan dan air dipisahkan dengan cara mengalirkan air melalui keran
7) Larutkan ragi ke dalam air panas
8) Masukkan ragi ke dalam santan
9) Diamkan santan yang telah diberi ragi selama 24 jam pada suhu 32 oC.
10) Santan dipisahkan dari minyak dengan cara mengalirkan santan
melalui keran hingga tertinggal minyak saja.
11) Minyak disaring menggunakan kertas saring
12) Minyak dikemas ke dalam botol
13) Produk telah siap dipasarkan
14) Sisa santan bisa digunakan untuk starter pembuatan VCO fermentasi
selanjutnya

III. Pemasaran
Adapun tahap pemasaran dilakukan dengan tahap-tahap berikut :
1) Mempromosikan melalui media sosial dan komunitas sekolah
2) Melakukan pengepakan ke dalam karton

B. Sale Basah Pisang Ambon

25
Handout
[Sainspreneurship]

a) Proses Pembuatan

Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut.


I. Persiapan
Pada tahap ini alat dan bahan perlu dipersiapkan dengan baik.
Adapun alat dan bahannya adalah sebagai berikut :

No Alat dan Bahan Jumlah


1 Buah pisang 80 kg
2 Timbangan 1
3 Pisau 1
4 Alat penggiling 1
5 Ember 1
6 Mika kemasan 4
7 Steples 1
8 oven 1

Setelah alat dan bahan disiapkan selanjutnya di tata rapi di dalam


ruangan yang akan digunakan untuk proses produksi sale pisang
basah

II. Proses
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut.
1) Pisang didiamkan selama 4 hari
2) setelah menguning lalau dikupas dibuang kulitnya
3) pisang di kerok sedikit lalu dijemur selama 4 hari
4) lalu jemur lagi 1 hari setelah dijemur satu hari lalu dipipihkan
5) lalu di oven sampai benar benar kering
6) pisang selanjutnya dikemas dan diberikan label
7) Produk telah siap dipasarkan

b) Pemasaran

Adapun tahap pemasaran dilakukan dengan tahap-tahap berikut.


1) Mempromosikan melalui media sosial dan komunitas sekolah
2) Melakukan pengepakan ke dalam karton

26
Handout
[Sainspreneurship]

3) Menjualnya di lingkungan sekitar

C. Budidaya Tanaman Pangan Dengan Media Hidroponik

Prototipe teknik-teknik tersebut dimodelkan sebagai berikut:


1. Wick System

2. DFT dan NFT

3. Dutch Bucket

4. Drip Irrigation

27
Handout
[Sainspreneurship]

a) Proses Pembuatan
Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut.

a. Pembibitan dan pindah tanam


Benih ditanam pada media tanam yang telah di beri nutrisi, disebar di
media lalu di tutup dengan mulsa (plastik pembibitan) selama 7 hari maka benih
akan mulai berkecambah. Pemindahan bibit ke dalam media di lakukan secara
bertahap dilakukan jika ada benih yang rusak atau tidak tumbuh, dan dilakukan
sampai sekitar 7-10 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan agar jumlah
tanaman per satuan luas tetap optimum sehingga target produksi dapat tercapai.

b. Penyiangan dan Pemeliharaan


Penyiangan bertujuan untuk membersihkan media dari tanaman
pengganggu (gulma) agar pertumbuhan lebih optimal dan dilakukan dengan
cara mencabut gulma dengan tangan atau menggunakan alat. Pemeliharaan
dilakukan dengan cara untuk menutup akar yang terbuka dan membuat
pertumbuhan tanaman menjadi tegak serta kokoh.

c. Pemupukan penberian nutrisi


Dosis yang di butuhkan tergantung pada kondisi setempat tapi pupuk
yang bisa di gunakan adalah pupuk organik hidroponik yaitu Nutrisi AB Mix
yang sesuai.

d. Pengairan
Air yang diberikan sangat bervariasi dan seringkali tidak sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Untuk itu, diperlukan pengaturan pengairan dengan teknik
NFT bersamaan dengan pemberian nutrisi tanaman hidroponik.

e. Panen

28
Handout
[Sainspreneurship]

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 30-35 hari setelah tanam.


Dan tanaman memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:
o Warna daun hijau ketuaan .
o Daun lebar tumbuh bunga.
o Diameter lingkar daun 7 – 10 cm.
o Helaian daun membesar.

f. Pengemasan
Alat:
o Gunting
o Air bersih
o Alat pres
o Plastik putih
o Nampan
o Alat-tirisan

Bahan:
o Sayuran segar

Proses kerja pengepakan :


o Cici sayuran hinga besih
o Tiriskan
o Masukan ke dalam plastik berserta akarnya utuh

D. Yogurt ala DIklat Pembina Ekskul Demi Rasa yang di Kenal

a) Proses Pembuatan

Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut.

29
Handout
[Sainspreneurship]

I. Persiapan
Pada tahap ini alat dan bahan perlu dipersiapkan dengan baik.
Adapun alat dan bahannya adalah sebagai berikut :

No Alat dan Bahan Jumlah


1 Susu Murni 5L
2 Yakult (2 Pack) 10 buah
3 Gas (3 Kg) 1 buah
4 Panci 1 buah
5 Sendok Pengaduk 2 buah
6 Toples (5 L) 1 buah
7 Botol Produk (250 ml) 20 buah
8 Sabun pencuci piring 250 ml
9 Serbet/lap 3 buah
10 Kompor (1 tungku) 1 buah
11 Termometer 1 buah
12 Sabun cuci tangan 250 ml
13 Busa pencuci piring 3 buah

Setelah alat dan bahan disiapkan selanjutnya di tata rapi di dalam


ruangan yang akan digunakan untuk proses produksi Yogurt.

II. Proses
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut.

1) Siapkan semua alat-alat dan bahan,


2) Pastikan semua alat-alat dicuci bersih,
3) Tangan dicuci bersih,
4) Panaskan air di dalam panci,
5) Masukkan botol, sendok dan toples rebus hingga mendidih untuk
mensterilkan wadah,
6) Setelah mendidih, angkat alat produksi dan biarkan kering dengan
sendirinya,
7) Tuangkan susu sapi ke dalam panci dan rebus susu yang ada di dalam
panci yang sebelumnya dicuci terlebih dahulu,
8) Aduk-aduk menggunakan sendok sembari direbus,
9) Hentikan perebusan susu murni jika sudah mencapai suhu 80ºC,
angkat sebelum mendidih. Diamkan hingga suhunya turun menjadi
40oC,
10) Tuangkan susu yang sudah hangat ke dalam toples, masukkan yakult
(2 yakul untuk 1 L susu murni), diaduk sebentar dan tutup dengan
rapat,
11) Biarkan selama 24 jam,
12) Masukkan ke dalam botol produk, berilah label pada produk,
13) Masukkan yogurt dalam kulkas agar lebih segar dan nikmat saat
dinikmati.

30
Handout
[Sainspreneurship]

E. Plastisin Organik Berbahan Dasar Alami

a) Proses Pembuatan

Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut :


I. Persiapan
Pada tahap ini alat dan bahan perlu dipersiapkan dengan baik.
Adapun alat dan bahannya adalah sebagai berikut :

No Alat dan Bahan Jumlah


1 Tepung Terigu 1 kg
2 Minyak Kelapa 1L
3 Pewarna Makanan 3 buah
4 Tepung maizena 250 gr
5 garam 250 gr
6 Wadah/Baskom Pengaduk 1 Buah
7 Wadah penampungan 3 buah
8 Gelas Ukur 3 Buah
9 Pipet Tetes 3 Buah
10 Toples Produk 100 buah
11 Serbet/lap 20 buah
12 Celemek 4 buah
13 Sarung tangan karet 4 pasang
14 Masker 5 box
15 Sabun cuci tangan 10 botol

Setelah alat dan bahan disiapkan selanjutnya di tata rapi di dalam


ruangan yang akan digunakan untuk proses pembuatan plastisin
organik.

II. Proses
1) Masukkan tepung terigu, minyak dan garam dalam wadah. Aduk
hingga rata. Sisihkan.

31
Handout
[Sainspreneurship]

2) Tuang beberapa tetes pewarna makanan ke dalam air matang hingga


mendapatkan warna yang Anda inginkan. Aduk hingga rata.
3) Tuangkan air yang telah diberi pewarna sedikit demi sedikit ke dalam
wadah terigu sambil diuleni. Campurkan semuanya hingga terigu
membentuk adonan.
4) Uleni adonan hingga kalis. Setelah itu tuangkan minyak goreng dan
uleni lagi hingga seluruh permukaan adonan menjadi licin.

b) Pemasaran
Adapun tahap pemasaran dilakukan dengan tahap-tahap berikut.
1. Mempromosikan melalui media sosial dan komunitas sekolah
2. Melakukan pengepakan ke dalam karton
3. Dipromosikan di lingkungan Sekolah Dasar dan TK terdekat.

6. PENGURUSAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


Hak Kekayaan Intelektual ("HKI") adalah padanan kata yang biasa digunakan
untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah
pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk
manusia. Pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil
dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-
karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Demikian pengertian HKI yang kami dapatkan dari laman Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Masih bersumber dari laman yang sama,
secara garis besar HKI dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu:
1. Hak Cipta (copyright);
2. Hak kekayaan industri (industrial property rights), yang mencakup:
a. Paten (patent);

32
Handout
[Sainspreneurship]

b. Desain industri (industrial design);


c. Merek (trademark);
d. Penanggulangan praktek persaingan curang (repression of unfair
competition);
e. Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit);
f. Rahasia dagang (trade secret).

Berdasarkan penelusuran baik itu HKI atas Paten, Merek, Desain Industri, Hak
Cipta, dan sebagainya, alternatif pengajuan permohonan hak adalah sama.
Pemohon dapat melakukan pengajuan permohonan dengan memilih salah
satu cara berikut ini.
1) Langsung ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual di kantor
pusatnya yang beralamat di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 8-9, Jakarta Selatan
12940, Indonesia.
2) Melalui Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI di
seluruh Indonesia.
3) Melalui Kuasa Hukum Konsultan HKI terdaftar.

Agar hasil produk dapat mendapatkan HaKI sebagai bentuk penghargaan dari
hasil kerja keras berikut prosedur dan persyaratan pendaftaran HaKI :
a) Memenuhi standar Uji Lapangan, Uji Pasar dan Uji sinronisasi Industri
dengan dokumen terlampir
b) Menyiapkan sampel Produk
c) Surat pernyataan hak
d) Surat pengalihan hak
e) Surat kuasa
f) Foto copi KTP/identitas pemohon pihak sekolah
g) Fotokopi akta pendidian badan hokum yang dilegalisir
h) Fotokopi KTP ata nama pemohon badan hukum untuk ditandatangai
surat oernyatan dan surat kuasa
i) Foto Kepemilikan NPWP usaha

33
Handout
[Sainspreneurship]

Setelah dokumen telah lengkap selanjutnya mengusulkan hasil investion


(inovasi) kepada DJHKI (Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual) lalu
ikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh DJHKI yaitu mengisi formulir
pendaftaran ciptaan yang telah disediakan dalam bahasa Indonesia dan
diketik rangkap tiga. Lembar pertama dari formulir tersebut ditandatangani di
atas meterai Rp6.000,00. Adapun surat permohonan pendaftaran ciptaan
mencantumkan hal-hal berikut ini.

a) nama, kewarganegaraan dan alamat pencipta


b) nama, kewarganegaraan dan alamat pemegang Hak Cipta; nama
kewarganegaraan dan alamat kuasa; jenis dan judul ciptaan
c) tanggal dan tempat ciptaan diumumkan untuk pertama kali
d) uraian ciptaan (rangkap 3)
e) Surat permohonan pendaftaran ciptaan hanya dapat diajukan untuk satu ciptaan
f) Melampirkan bukti kewarganegaraan pencipta dan pemegang Hak Cipta berupa
fotokopi KTP atau paspor
g) Apabila permohonan badan hukum, maka pada surat permohonanya harus
dilampirkan turunan resmi akta pendirian badan hukum tersebut
h) Melampirkan surat kuasa, bilamana permohonan tersebut diajukan oleh seorang
kuasa, beserta bukti kewarganegaraan kuasa tersebut
i) Apabila pemohon tidak bertempat tinggal di dalam wiliayah RI, maka untuk
keperluan permohonan pendaftaran ciptaan ia harus memiliki tempat tinggal
dan menunjuk seorang kuasa di dalam wilayah RI
j) Apabila permohonan pendaftaran ciptaan diajukan atas nama lebih dari seorang
dan atau suatu badan hukum, maka nama-nama pemohon harus ditulis
semuanya, dengan menetapkan satu alamat pemohon
k) Apabila ciptaan tersebut telah dipindahkan, agar melampirkan bukti
pemindahan hak
l) Melampirkan contoh ciptaan yang dimohonkan pendaftarannya atau
penggantinya

Alternatif Cara Mendaftarkan Hak Cipta

1) Mendaftar di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. Datang


langsung ke kantor wilayah kemenkumham dengan membawa dokumen
persyaratan.
2) Mendaftar secara online melalui laman https://e-hakcipta.dgip.go.id.
Adapaun Langkah-langkah mengurus hak cipta secara online adalah
sebagai berikut.
1) Masuk ke situs e-hakcipta.dgip.go.id

34
Handout
[Sainspreneurship]

2) Lakukan registrasi untuk mendapatkan username dan password.


3) Login menggunakan username yang telah diberikan.
4) Mengunggah dokumen persyaratan.
5) Melakukan pembayaran setelah mendapatkan kode pembayaran
pendaftaran hak cipta.
6) Menunggu proses Pengecekan, Pengecekan dokumen persyaratan
formal, Jika masuk kategori jenis ciptaan yang dikecualikan, dilakukan
verifikasi, Mengunggah dokumen persyaratan.
7) Approval, Sertifikat dapat diunduh dan dicetak sendiri oleh pemohon.

C. PENUTUP

Bentuk ekstrakurikuler Bidang IPA dapat diarahkan pada beragam kegiatan


yang memanfaatkan pemahaman sains untuk menghasilkan karya yang
inovatif, bermanfaat dan mengembangkan kecakapan hidup (life skills) melalui
berfikir kreatif peserta didik. Oleh karena itu, program ekstrakurikuler IPA
dapat disebut sebagai upaya pengembangan jiwa wirausaha berbasis sains
(sciencepreneurship).

Berpikir kreatif adalah suatu bakat yang dibawa sejak lahir dan sekumpulan
keterampilan yang dapat dipelajari, dikembangkan dan digunakan untuk
memecahkan masalah sehari-hari. Sedangkan Inovasi adalah penerapan
praktis dari ide yang kreatif. Hasil kreativitas baru dapat dikatakan sebagai
sebuah inovasi jika telah diterima oleh pasar dan memiliki nilai guna dalam
membantu memecahkan masalah kehidupan.

35
Handout
[Sainspreneurship]

DAFTAR PUSTAKA

Alit M, Praginda W. (2012). Hakikat IPA dan Hakikat Pendidikan IPA. Bandung.
PPPPTK IPA.Kemdikbud

Adair, J. (1996). Effective Innovation: How to Stay Ahead of the Competition.


London: Pan Books Ltd.

https://www.kompasiana.com/parlin_nainggolan/5519462781331142769d
e0d2/entrepreneurship-kreatifitas-inovasi-dan-jiwa-kewirausahaan.

https://kbbi.kemdikbud.go.id

https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud%20Nomor%2062%20T
ahun%202014.pdf

https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/UU_tahun2003_nomor020.pdf

Widayatun. 1999. Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta: Sagung Seto.

36
Handout
[Sainspreneurship]

Lampiran

Desain Sainspreneur

“VCO ala smansailolof Solusi Komoditas daerah Pesisir”

DISUSUN OLEH

TIM SAINSPREUNER

SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong


Kabupaten Sorong Papua Barat
2020

37
Handout
[Sainspreneurship]

a) LATAR BELAKANG

Sailolof adalah sebuah nama kampung yang berada di Pulau Salawati Selatan.
Sebagai daerah pesisir kelimpahan akan buah kelapa sangat besar. Oleh karena
itu kami membuat sebuah perencanaan bagaimana memanfaatkan buah kelapa
agar dapat membantu perekonomian di daerah pesisir Sailolof. Melalui
pembelajaran di Sekolah kami SMA Negeri 9 Kabupaten Sorong yang biasa kami
panggil smansailolof, kami mempelajari bagaimana membuat minyak kelapa
dengan lebih efisien, bersih dan memiliki komoditas pasar yang bagus. Berbekal
dari pengetahuan pembuatan minyak kelapa dari itu kami berinovasi dalam
menggunakan cara pemisahan air dan minyak tanpa melalui pemanasan tapi
dengan menggunakan teknik fisika dalam pembelajaran kimia. Yakni pemisahan
molekul air dan minyak dengan menggunakan goncangan (gerakan bolak balik).
Minyak kelapa yang dihasilkan selanjutnya kami beri nama VCO smansailolof
karena dihasilkan dengan tanpa pemanasan dan bahan kimia.

Alasan kami memilih produksi VCO ala smansailolof didasarkan atas


pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut:
1. Bahan baku produksi yaitu buah kelapa dapat diperoleh dengan mudah
2. VCO yang dihasilkan dapat digunakan dalam berbagai fungsi baik dalam
bidang kesehatan maupun kosmetik
3. Minyak yang dihasilkan tidak kalah dengan minyak kemasan lain, lebih
jernih dan berkualitas.

b) TUJUAN

Membantu masyarakat setempat dalam memanfaatkan buah kelapa lebih baik


1. Membantu masyarakat setempat dalam memanfaatkan buah kelapa lebih
baik
2. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi pelajar
3. Memiliki usaha yang dapat dikembangkan di sekolah sendiri

c) DESAIN

Pada desain yang dibuat ada dua jenis yaitu desain Botol produk dan desain label
produk.

1) Prototipe

38
Handout
[Sainspreneurship]

Tutup
Botol

Botol
Kaca/Plastik

Label

Gambar 1 prototipe

Gambar 2 Desain Label

2) Sfesifikasi :
• Volume : 250 ml
• Bahan Botol : Kaca/plastik
• Bahan Tutup botol : Plastik/ Besi/almunium
• Ukuran Label : 2 x 3 cm
• Bahan Label : Stiker Vinyl

d) PROSES PRODUKSI

Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut :


I. Persiapan
Pada tahap ini alat dan bahan perlu dipersiapkan dengan baik. Adapun alat
dan bahannya adalah sebagai berikut.

No Alat dan Bahan Jumlah


1 Buah Kelapa 500 buah
2 Mesin Parut (bersama dengan mesin diesel) 1 set
3 Bensin 5L

39
Handout
[Sainspreneurship]

4 Kertas Saring 2 blok


5 Pipet Tetes 30 buah
6 Corong 15.000 buah
7 Wadah penampungan 10 buah
8 Botol Produk 100 buah
9 Serbet/lap 20 buah
10 Celemek 10 buah
11 Sarung tangan karet 10 pasang
12 Sepatu plastic/boot 10 pasang
13 Pelindung Kepala (MOB CAP) 10 pasang
14 Masker 5 box
15 Sabun cuci tangan 10 botol

Setelah alat dan bahan disiapkan selanjutnya di tata rapi di dalam ruangan
yang akan digunakan untuk proses produksi VCO.

II. Proses
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
1) Kelapa dikupas
2) Kelapa diparut
3) Diperas lalu diambil santannya
4) Santan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol
5) Botol yang berisi santan diberikan gerakan bolak balik (goncangan)
sebanyak 100 kali
6) Santan disimpan 1 hari satu malam
7) Santan diambil minyaknya menggunakan pipet tetes lalu disaring
menggunakan kertas saring dan corong
8) Hasil minyak dimasukkan ke dalam botol yang telah berlabel
9) Produk telah siap dipasarkan

e) PENGEMASAN

Berikut bentuk produk yang telah selesai dikemas dan siap dipasarkan

40
Handout
[Sainspreneurship]

f) ANALISIS PEMBIAYAAN

Pembiayaan untuk skala usaha lebih besar dibandingkan pembiayaan untuk skala
laboratorium di sekolah berikut rinciannya :
No Alat dan Bahan Jumlah Harga satuan Harga Total
(RP) (RP)
1 Buah Kelapa 500 buah 500.000 250.000
2 Mesin Parut (bersama 1 set 5.000.000 5.000.000
dengan mesin diesel)
3 Bensin 5L 12.000 60.000
4 Kertas Saring 2 blok 75.000 150.000
5 Pipet Tetes 30 buah 5.000 150.000
6 Corong 15.000 30.000 450.000
7 Wadah penampungan 10 buah 50.000 500.000
8 Botol Produk 100 buah 5.000 500.000
9 Biaya Pembuatan Label 100 buah 1.000 100.000
10 Serbet/lap 20 buah 5.000 100.000
11 Celemek 10 buah 10.000 100.000
12 Sarung tangan karet 10 pasang 15.000 150.000
13 Sepatu plastic/boot 10 pasang 67.000 675.000
14 Pelindung Kepala (MOB 2 box 100.000 200.000
CAP)
15 Masker 5 box 50.000 250.000
16 Sabun Cuci Tangan 10 botol 20.000 200.000
17 Biaya lain-lain 2.000.000
Jumlah 10.835.000

Prakiraan Hasil Penjualan


a) Hasil produksi dari 500 buah kelapa = 25 liter
b) Jumlah botol perkemasan 250 ml = 100 buah
c) Penjualan perbotol Rp. 150.000
d) Untuk 100 botol = Rp. 15.000.000
e) Jadi keuntungan bersih Rp. 15.000.000 – Rp. 10.835.000 = Rp.
4.165.000

g) UJI COBA LAPANGAN

Uji lapangan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kebermanfaatan dan


ketangguhan/ketahanan produk terhadap produk dengan indikator berikut :
1. Uji Kebermanfaatan

Kebermanfaatan diperuntukkan bagi penyembuhan Luka pada penderita


diabetes selama kurun waktu 2 minggu dengan mengisi persen kesembuhan
dapat juga ditambahkan gambar.
No Hari 1 Hari 3 Hari 5 Hari 7 Hari 10 Hari 14
Testi 0% Mulai Luka Luka Luka mengering Kulit baru
1 mengering mengering mengering 70 % sudah perlahan-
lukanya sekitar 30 % 50 % mulai tumbuh lahan
kulit baru menutup

41
Handout
[Sainspreneurship]

2. Uji Ketangguhan

Uji ketangguhan dilakukan dengan menyimpan produk selama 1


tahundengan melihat perubahan secara berkala tiap minggu, bulan dan
mencatat perubahan-perubaha dari produk dengan indikator berikut:
No Minggu Warna Aroma Tekstur Keterangan
1 1 Jernih Khas Minyak Kelapa Licin (soft) Tidak terjadi
perubahan
2 10 Jernih Khas Minyak Kelapa Licin (soft) Tidak terjadi
perubahan
3 30 Jernih Khas minyak kelapa Licin (soft) Tidak terjadi
perubahan
4 40 Jernih Khas Minyak Kelapa Licin (soft) Tidak terjadi
perubahan
5 50 Jernih Khas minyak kelapa Licin (soft) Tidak terjadi
perubahan

Setelah diadakan uji setahun ketahanan VCO yang dihasilkan diperoleh tidak
terjadi perubahan yang berarti dari VCO yang dihasilkan selama kurun waktu
setahun. Itu artinya produksi besar-besaran dapat dilakukan untuk skala
lebih besar.

h) UJI COBA PASAR

Sebelum melakukan penjualan secara massiv terlebih dahulu melakukan uji pasar
terhadap daya beli masyarakat mengenai produk yang dilakukan berikut
indikator pengujian pasar
No Pengguna Tampilan Rekomend Aroma Rasa Keterangan
(Costumer) Produk asi Harga
(Rp)
1 Guru Cantik, 150.000 Khas Tidak Harga yang
bagus minyak ada direkomendasikan
kelapa rasa karena mengetahui
kebermanfaatan VCO
2 Guru Isi terlalu 100.000 Khas Tidak Harga yang
banyak minyak ada direkomendasikan
kelapa rasa karena mengetahui
kebermanfaatan VCO
3 Guru Sudah 150.000 Khas Tidak Harga yang
bagus minyak ada direkomendasikan
kelapa rasa karena mengetahui
kebermanfaatan VCO
4 Siswa Sudah 100.000 Khas Tidak Agar produk dapat
bagus, minyak ada laku banyak sekolah
keren kelapa rasa pun dapat
menambah
keuntungan
5 Masyarakat Bagus, Rp. 150.000 Khas Tidak Harga yang
kota cantik minyak ada direkomendasikan
kelapa rasa karena mengetahui
kebermanfaatan VCO

42
Handout
[Sainspreneurship]

6 Masyarakat Cantik, Rp. 50.000 Khas Tidak Membandingkan


Kampung jernih minyak ada dengan minyak
sekali kelapa rasa kelapa yang biasa
minyaknya dibuat dengan cara
tradisional.
Disamakan dengan
harga minyak kelapa
yang biasa
digunakan di
kampung

i) UJI COBA SINKRONISASI INDUSTRI

Setelah melakukan uji lapangan, uji pasar maka selanjutnya dilakukan uji coba
sinkronisasi industri dengan menggunakan indikator berikut :
No Indikator Ada Tidak Keterangan
1 Bahan Baku ✓ Merupakan komoditas masyarakat setempat
2 Tenaga Kerja ✓ Siswa dalamtergabung dalam sainspreuneur
(siap kerja)
3 Sasaran ✓ Masyarakat kota, guru dan siswa
Konsumen
4 Modal Usaha ✓ Berasal dari sponsor dan modal pinjaman dari
sekolah pengembangan kewirausahaan
5 Tempat Produksi ✓ Untuk skala besar akan menggunakan ruang
kelas yang tidak digunakan
6 Sirkulasi Udara ✓ Karena menggunakan ruang kelas yang kosong
tempat produksi maka sirkulasi udara sangat baik
7 Sanitasi (wastafel, ✓ Lengkap
air mengalir dan
selokan)
8 Pembuangan ✓ Baik, karena limbah yang dihasil adalah limbah
Limbah organik jadi aman untuk lingkungan
9 Sumber Air ✓ Sumber air berasal dari sumur yang dilindungi
yang telah dilakukan uji pH dan uji microskopis
dan dinyatakan aman untuk konsumsi
10 Perlengkapan ✓ Lengkap
pekerja (mob cap,
sepatu boot,
masker, celemek)
11 Izin produksi ✓ Pengusulan dilakukan oleh pihak sekolah
bersama dengan badan UKM Kabupaten
12 Alat dan bahan ✓ Lengkap

j) Pemasaran

Adapun tahap pemasaran dilakukan dengan tahap-tahap berikut :


1. Mempromosikan melalui media sosial dan komunitas sekolah
2. Melakukan pengepakan ke dalam karton
3. Dikirimkan ke Kota Sorong sebagai Sasaran Pasar

43
Handout
[Sainspreneurship]

k) Jadwal Kegiatan

Kegiatan ……………… dilaksanakan awal tahun semester genap dengan rincian


kegiatan sebagai berikut:

No. Kegiatan Jan Feb Mar April Mei Juni


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

44

You might also like