You are on page 1of 27

M8 Exposure Assessment

Suphia Rahmawati, PhD


Merupakan langkah penting pada EHRA
(Environmental Health Risk Assessment)

Berhadapan dengan situasi yang


kompleks atau spesifik
Pendahuluan
Pengambilan keputusan terkadang
sangat sulit

Sedapat mungkin bisa memberikan


informasi yang koheren, efisien dan
akurat
Tujuan ➔ alasan dilakukan dan untuk
apa

Ruang lingkup ➔ lokasi, populasi,


senyawa (zat), media

Hal-hal yang
dipertimbangkan Tingkat detail➔ akurasi , dose-respon,
risk

Pendekatan ➔ metode apa yang akan


digunakan dan apakah menggambarkan
pathway dari hazard tersebut
Terminologi
DOSE (US EPA 1992)
Bioavailability dan bioaccessibility

• Banyak zat terikat sangat kuat pada lingkungan ➔ tanah dan sedimen
• Informasi tentang bioavaibility terkadang tidak tersedia pada area yang diteliti
• Bioavailability untuk suatu zat terdiri dari 2 proses yaitu:
• Bioavailability ➔ berapa banyak zat kimia yang dapat melintasi absorption
barrier, sedangkan
• Bioaccessibility ➔ berapa banyak zat dapat terlarut pada cairan tubuh mis.
Didalam perut, mencapai dan bereasksi dengan membran, dan masuk
kedalam system sirkulasi tubuh
• Kedua proses tersebut menyatakan jumlah suatu zat yang dapat masuk
kedalam system reseptor manusia
Beberapa factor yang berpengaruh pada bioavailability

BIOVAILABILITY = BIOACCESSIBILITY X ABSORPTION

EnHealth,
• Identifikasi release dari zat kimia atau agent di lingkungan ➔ sudah dibahas
pada pertemuan sebelumnya
• Identifikasi fate dan transport dari zat kimia atau agent ➔ sungai, udara dll
Langkah-langkah • Identifikasi exposure pathways ➔ jalur dimulai dari titik release ke reseptor
(manusia)
• Identifikasi populasi yang berpotensi terpapar
Exposure Pathways (McKone 1993)
Konsep model (conceptual site model-CSM)
• Meliputi informasi berikut ini
• Kontaminan ➔ konsentrasi, distribusi, dan media dimana kontaminan
terdeteksi ( tanah, air, sedimen, dan udara)
• Karakteristik lingkungan di lokasi yang terkontaminasi
• Tipe tanah
• Porositas
• Potensi pathways (jalur)
• Vodoze zone) air tanah
• Kecepatan air,
• Saturated dll
• Karakteristik populasi yang terpapar ➔pemukiman, kantor, ekosistem dll
Contoh CSM
EnHealth-NEPM Schedule B(7) (NEPC 2010)
Kuantifikasi pajanan
(exposure)

Direct measurement of the


exposures of the (potentially)
affected population provides the
best exposure data but this is not
always available or practicable and
default exposure factor data are
often required. ((Langley 1993a p.
90)
Komponen exposure assessment
Langkah-langkah

Pengukuran Menentukan Kuantifikasi Perhitungan


pajanan pajanan pajanan pajanan
Mengetahui kelemahan dan
kekuatan metode yang digunakan
untuk pengukuran pajanan
Pengukuran
pajanan
Idealnya adalah pengukuran
langsung tapi jika tidak bisa
gunakan default exposure factors
Prinsip penentuan adalah sebagai berikut
Konsentrasi zat Fluktuasi pajanan Jalur pajanan
/agent pada media Durasi pajanan Frekuensi pajanan (continue atau (lengkap atau
yang relevan intermittent) potensial)

Menentukan Data monitoring lingkungan bisa sebagai


indikasi tingkat pajanan (berkorelasi kuat
pajanan dengan tingkat pajanan dan dosis)

Pengukuran secara langsung (biomarker)


sebagai bagian dari monitoring secara biologis
• Pajanan bisa diukur pada titik kontak, atau bisa
diukur melalui konsentrasi pajanan dan waktu
kontak (digabungkan)
Kuantifikasi • Bisa diestimasi menggunakan konsentrasi pajanan
dan waktu pajanan secara terpisah, kemudian
pajanan dapat digabungkan

dilakukan • Bisa diestimasi melalui dosis misalnya menggunakan


biomarker, body burden, excretion levels setelah
melalui tiga terjadi exposure (pajanan)
Setiap metode bisa memberikan informasi berbeda
cara dan dapat digunakan untuk verifikasi data
Biasanya untuk zat kimia diukur pada titik release
Pemahaman tentang transport dan fate dari pajanan
Transport dan fate pajanan akan dipengaruhi
oleh :
• Media lingkungan terpajan (udara, air permukaan, air tanah dalam, biota)
• Skala geografi (global, nasional, regional atau local)
• Karakteristik sumber polutan ( continue, intermiten, industry, residensial,
komersial )
• Karakteristik alami agent (single atau grup)
• Populasi reseptor (manusia, hewan, tanaman, m.o, dan populasi yang
beresiko tinggi)
• Rute eksposure (oral, dermal, inhalasi)
• Kondisi lingkungan (pH,organic matter, clay, temperature, meteorology)
• Time frame (retrospektif atau prospektif)
• I = intake of chemical (mg/kg bw/day)
Perhitungan pajanan • C = average chemical concentration in
media over the exposure period (e.g.
mg/L, mg/kg or mg/m3)
• CR = contact rate the amount of
contaminated media contacted per
unit time or event (e.g. L/day)
• EFD = exposure frequency and
duration (how long and how often
exposure occurs) ➔ EF exposure
frequency (e.g. days/ year) and ED
exposure duration (e.g. years)
• BW = body weight, usually averaged
over the exposure period (e.g. kg)
• AT = averaging time period over which
the exposure is averaged (e.g. hours,
days, months, years)
• CF = conversion factor, if units in
above parameters don’t match
Oral ingestion

• AoF : oral absorption factor atau bioavailability estimate (unitless)


• IGR : ingestion rate pada media (makanan, tanah, air) ➔
menggantikan CR
• Untuk intake air : C dan IGR dinyatakan dalam mg/L and L/d
respectively.
Inhalasi (volatiles)

• IR = inhalation rate • Persamaan ini berdasarkan US Pendekatan EPA


• LR is a lung retention factor RAGS-A (US EPA 1989)
(unitless) • Rekomendasi EPA RAGS-F tidak perlu
• ET = exposure time memperhitungkan konsentrasi, IR dan LR langsung
saja modifikasi exposure concentration (EC) dengan
RfC (toxicology test)
Inhalasi (debu)

• PEF = particle emission factor


dermal kontak dengan tanah

• AH = soil adherence;
• SA = surface areas of skin exposed; keseluruhan atau sebagian
• AF = skin absorption factor
Dermal Kontak dengan air

• DAevent = dose absorbed per event➔ kondisi saat konsentrasi pada


steady state, dipengaruhi oleh ET,
• EV = event frequency (events/d);
• EF = exposure frequency (d/yr)
Pada zat organic maka persamaan ini akan mempertimbangkan factor
bioavailability (skin absorption)
Averaging Time (AT)
• Bergantung pada adverse effect (akut atau kronis) skenario baik jangka pendek maupun jangka Panjang
• Untuk zat yang tidak ada ambang batas (non-threshold adverse effects) mis. genotoxic carcinogenesis dan
efek ambang batas dimana pajanan akan berlasung selama hidup (via makanan atau air minum) maka AT
yang biasa digunakan adalah 70 thn. Perhitungan ini bisa dibawah estimasi risk sebenarnya jika efek tidak
bergantung pada AT
• Untuk efek yang terjadi melebihi nilai ambang maka AT terganung kepada data toksisitas dan asumsi periode
pajanan. Waktu pajanan yang pendek akan merefleksikan pajanan yang diharapkan sehingga AT yang pendek
digunakan. Misalkanpada pengeboran local, pajanan akan berasal dari tanah yang terkontaminasi, uap dari
air tanah yang terkontaminasi atau emisi dari industry, maka AT 30 tahun akan lebih sesuai (rata2 waktu
tinggal di daerah tersebut)
• Sementara AT untuk pajanan di lingkungan kerja akan lebih spesifik karena akan bergantung pada waktu,
frekuensi terpapar, dan asumsi masa kerja pada industry tertentu
• AT disesuaikan dengan tahap umur tertentu misalnya anak-anak, maka dimulai dari dia lahir sampai berumur
6 tahun

You might also like