You are on page 1of 2

COGNITIVE STRATEGIES

Strategi kognitif adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengarahkan atau
memberdayakan anak dengan label ADHD/ADD karena memiliki perhatian utama yaitu pada
gangguan perhatian. Strategi ini menurut bacaan dapat menstimulasi anak dengan gangguan
perhatian untuk berpikir seperti orang pada umumnya. Menurut Houston, 1982; Sampel 1976;
Schwartz, 1992; Tylor, 1991) di dalam strategi kognitif yang dapat dilakukan terhadap anak
dengan ADHD untuk dapat berpikir seperti pada umumnya yaitu dengan cara self talk,
visualisasi, focusing techniques dan biofeedback.
1. Self Talk
Penggunaan kata-kata membantu mengarahkan pikiran manusia menjadi memiliki tujuan
tertentu. Contohnya pada melalui pidato yang merupakan proses berbicara kepada diri
mereka sendiri maupun kepada orang lain. Pidato tersebut menjadi lebih terarah dan
dapat dimengerti karena terdapat kata-kata yang sudah dituliskan lebih dahulu diatas
kertas. Penelitian terbaru mengenai pendekatan self talk, sudah banyak anak
ADHD/ADD yang memiliki kemampuan yang relevan dengan tugas di kelas. Berk dan
Landau menyarankan kepada guru untuk memungkinkan anak-anak dengan label tersebut
untuk secara alami membunyikan pidato pribadi mereka selama tidak mengganggu orang
lain. Dengan memahami self talk ini, meningkatkan kemampuan self talk alami saat
mereka berpikir akan lebih efektif dalam pembelajaran.
2. Visualisation
Anak-anak dengan kesulitan perhatian dapat memproses informasi lebih mudah melalui
posterior yang merupakan area spasial pada otak daripada melalui wilayah lunguistik
anterior (Mulligan, 1996; Sunshine et al., 1997). Telah dicatat oleh pakar ADHD/ADD
(e.g. Moss, 1990) bahwa anak-anak dengan gangguan perhatian sering memiliki pikiran
asosiatif. Beberapa peneliti pendidikan menyelidiki penggunaan visualisasi, imajinasi,
dan alat serupa dapat membantu siswa dalam mempelajari konten lebih efektif. Misalnya,
guru dapat memimpin siswa pada kegiatan imajinatif perjalanan melalui sistem peredaran
darah untuk membantu siswa dalam mempelajari anatomi.
3. Focusing Techniques
Pada pendekatan ini, anak dengan ADHD/ADD diminta untuk fokus pada suara selama
beberapa menit setiap hari (Kratter dan Hogan, 1982). Pada contoh lain, peneliti melatih
anak-anak untuk melapor apa saja yang ia lihat kepada peneliti dan saat perhatiannya
teralihkan lagi, peneliti kembali bertanya apa yang ia lihat sekarang.
4. Biofeedback
Biofeedback berupaya membantu anak yang teridentifikasi sebagai ADHD/ADD untuk
mengatur aktifitas listrik mereka sendiri di dalam otak. Generasi otak manusia
menghasilkan arus listrik yang sangat kecil yang dapat diukur melalui alat
Troencephalogram (EEG). Arus yang dihasilkan bervariasi dalam amplitudo tergantung
pada keadaan pikiran orang yang terhubung pada alat EEG. Hasilnya menggambarkan
berbagai jenis gelombang otak, sebagai berikut:
• Untuk orang dewasa dalam keadaan tenang dan istirahat, sebagian besar rekaman
EEG akan terdiri dari gelombang alfa berulang di belakang kepala sekitar 10 hertz
(satu hertz adalah satuan frekuensi internasional sama dengan satu siklus per
detik).
• Status kewaspadaan yang lebih terfokus menghasilkan ritme yang lebih cepat di
bagian tengah dan depan otak (18-25 hertz) dan berada disebut sebagai
gelombang beta.
• Gelombang berirama lambat terjadi pada frekuensi 4–7 hertz disebut gelombang
theta dan dianggap aktivitas normal pada bayi dan anak usia dini, namun
cenderung menurun pada masa sekolah dasar bertahun-tahun. Gelombang theta
cenderung diasosiasikan dengan lamunan, kreativitas, ty, citra hypnogogic, dan
fokus perhatian yang luas.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa anak dengan ADHD/ADD menghasilkan lebih
banyak theta (fokus lebar) dan lebih sedikit beta (fokus sempit) dari pada kelompok
pembanding (Lubar 1984). Pelatihan biofeedback biasanya terdiri dari beberapa sesi di
mana seorang anak yang terhubung ke perangkat EEG diundang untuk menimbulkan
rangsangan di layar komputer untuk merespons dengan cara tertentu misalnya
mempertahankan perahu tetap mengapung (aktifitas apa saja yang membutuhkan
perhatian lebih).

You might also like